• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PT SKYBEE Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Konsolidasian (tidak diaudit)

30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan

untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal–tanggal

30 September 2014 dan 2013

(2)

30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013

DAFTAR ISI

Pernyataan Direksi

Exhiibit

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian B

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian C

Laporan Arus Kas Konsolidasian D

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian E

(3)
(4)

30 SEPTEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

A S E T Catatan 2 0 1 4 2 0 1 3

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 5,30,31 18.777.555.361 25.496.495.477

Piutang usaha

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai sejumlah Rp 6.891.039.036

pada tahun 2014 dan 2013 6,30,31 149.541.300.100 192.253.018.645

Pihak berelasi 6,26,30,31 87.520.035.852 253.376.912.198

Aset keuangan lancar lainnya 7,30,31 74.587.158.681 56.740.635.182 Persediaan, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai

sejumlah Rp 1.600.267.161 pada 2014 dan 2013 8 1.872.021.372 4.498.902.724

Pajak dibayar di muka 15a 17.257.741.032 13.143.950.851

Beban dibayar di muka dan uang muka 9 159.236.425.191 199.979.184.915

Aset lancar lainnya 4.996.857.983 15.393.473.815

Total Aset Lancar 513.789.095.572 760.882.573.807

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sejumlah Rp 7.416.469.341 pada tahun 2014,

Rp 6.735.854.711 pada tahun 2013 10 2.382.181.929 3.958.642.068

Aset pajak tangguhan 15e 5.256.619.592 5.450.059.349

Aset tidak lancar lainnya 11 616.698.207 88.704.107.340

Total Aset Tidak Lancar 8.255.499.728 98.112.808.757

T O T A L A S E T 522.044.595.300 858.995.382.564

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(5)

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2 0 1 4 2 0 1 3

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 12,30,31 - 14.819.416.907

Utang usaha

Pihak ketiga 13,30,31 289.072.473.849 491.753.752.216

Beban yang masih harus dibayar 13.794.093.272 11.391.247.560

Uang muka penjualan 23.655.319.577 1.730.788.307

Utang pajak 15b 459.982.042 8.460.464.706

Liabilitas keuangan lancar lainnya 14,26,30,31 26.481.547.871 19.800.964.535 Bagian pinjaman bank jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahun 12,30,31 - 73.134.000.000

Liabilitas lancar lainnya 1.295.060.833 866.100.925

Total Liabilitas Jangka Pendek 354.758.477.444 621.956.735.156

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas diestimasi imbalan kerja karyawan 16 3.558.580.094 4.050.921.867

Liabilitas tidak lancar lainnya 15e - 19.446.412.687

Total Liabilitas Jangka Panjang 3.558.580.094 23.497.334.554

Total Liabilitas 358.317.057.538 645.454.069.710

E K U I T A S

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk

Modal saham – nilai nominal Rp 100 per saham

Modal dasar – 1.400.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh – 585.000.000 saham 17 58.500.000.000 58.500.000.000

Agio saham, neto 18 61.046.441.861 61.046.441.861

Saldo laba - belum ditentukan penggunaanya 19.132.477.524 46.417.375.408

Total ekuitas yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk 138.678.919.385 165.963.817.269

Kepentingan non-pengendali 19 25.048.618.377 47.577.495.585

Total Ekuitas 163.727.537.762 213.541.312.854

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 522.044.595.300 858.995.382.564

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(6)

UNTUK SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2 0 1 4 2 0 1 3

PENDAPATAN 20,27 542.248.710.110 1.083.487.457.646

BEBAN POKOK PENJUALAN 21,27 ( 532.006.393.793 ) ( 1.068.281.252.779 )

LABA BRUTO 10.242.316.317 15.206.204.867

Beban umum dan administrasi 22 ( 24.302.769.819 ) ( 30.312.294.312)

Beban penjualan dan pemasaran 22 ( 475.655.802 ) ( 1.132.330.070)

Beban keuangan ( 969.525.660 ) ( 4.124.975.658 )

Pendapatan keuangan 509.367.787 522.748.026

Pendapatan operasi lain 23 7.399.353.476 26.947.468.675

Beban operasi lain 24 ( 19.132.885.329 ) ( 133.437.678)

(RUGI) LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN ( 26.729.799.030 ) 6.973.383.850 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN - NETO 15c - 1.386.140

(RUGI) LABA NETO TAHUN BERJALAN ( 26.729.799.030 ) 6.974.769.990

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN ( 26.729.799.030 ) 6.974.769.990

(Rugi) laba neto/total (rugi) pendapatan komprehensif yang

dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk ( 27.284.897.884 ) 918.318.737

Kepentingan non-pengendali 555.098.854 6.056.451.253

T o t a l ( 26.729.799.030 ) 6.974.769.990

LABA NETO PER SAHAM DASAR 25 ( 47 ) 2

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(7)

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Modal saham Saldo laba -

Ditempatkan Agio saham, belum Kepentingan

dan disetor bersih ditentukan non-pengendali Total ekuitas

penuh Penggunaannya

Saldo 1 Januari 2013 / 31 Desember 2012 58.500.000.000 61.046.441.861 56.998.702.801 52.413.349.859 228.958.494.521

Total pendapatan komprehensif tahun berjalan - - 918.318.737 6.056.451.253 6.974.769.990

Saldo 30 September 2013 58.500.000.000 61.046.441.861 57.917.021.538 58.469.801.112 235.933.264.511

Saldo 1 Januari 2014 / 31 Desember 2013 58.500.000.000 61.046.441.861 46.417.375.408 47.577.495.585 213.541.312.854

Kepentingan non-pengendali penjualan entitas anak - - - ( 23.083.976.062 ) ( 23.083.976.062 )

Total pendapatan komprehensif tahun berjalan - - ( 27.284.897.884 ) 555.098.854 ( 26.729.799.030 )

Saldo 30 September 2014 58.500.000.000 61.046.441.861 19.132.477.524 25.048.618.377 163.727.537.762

Catatan 17 Catatan 18 Catatan 19

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(8)

UNTUK SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2014 DAN 2013

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2 0 1 4 2 0 1 3 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 772.741.836.271 1.077.514.665.441

Pembayaran kepada pemasok dan

karyawan ( 505.437.842.292 ) ( 1.072.235.260.977)

Pembayaran kas untuk operasi lainnya ( 187.930.966.036 ) 37.038.690.883

Pembayaran pajak ( 3.249.079.732 ) 1.496.989.170

Arus kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 76.123.948.211 43.815.084.517

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penjualan entitas anak 5.140.485.800 -

Perolehan aset tetap ( 29.957.220 ) ( 214.864.423)

Arus kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi 5.110.528.580 ( 214.864.423)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pelunasan utang bank ( 87.953.416.907 ) ( 71.260.633.969)

Penurunan dana yang dibatasi penggunaannya - ( 777.200.000)

Penerimaan pinjaman bank dan hutang lain-lain jangka panjang - 71.994.942.266

Arus kas neto digunakan untuk (diperoleh dari) aktivitas pendanaan ( 87.953.416.907 ) ( 42.891.703)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS ( 6.718.940.116 ) 43.557.328.391

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 25.496.495.477 23.909.488.793

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 18.777.555.361 67.466.817.184

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

(9)

1. U M U M

a. Pendirian Perusahaan

PT Skybee Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada tanggal 10 Juni 1995 berdasarkan akta Notaris Liliana I. Tanuwidjaja, S.H., No. 12. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2 5662.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 2 Agustus 1996, Tambahan No. 6819. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 03 tanggal 12 Maret 2010 tentang perubahan status Perusahaan dari perseroaan tertutup menjadi perseroan terbuka dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-14338.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 19 Maret 2010. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 67 tanggal 20 Juni 2014, tentang perubahan susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-20777.40.22.2014 Tahun 2014 tanggal 18 Juli 2014. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan telpon selular dan produk penunjang operator selular. Perusahaan terletak di Jl. Kebon Sirih No. 63, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

c. Struktur Entitas Anak

Entitas beserta entitas-entitas anak selanjutnya disebut sebagai “Kelompok Usaha”.

Persentase kepemilikan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan total aset entitas anak adalah sebagai berikut:

Nama entitas anak Domisili Jenis usaha

Mulai beroperasi

secara komersial

Persentase

kepemilikan (%) Total aset (dalam jutaan Rupiah)

2014 2013 2014 2013 Kepemilikan langsung: PT Sinergitama Komindo (STK) Jakarta Perdagangan dan jasa 2000 55,00 55,00 99.898 117.518 PT Intouch Innovate

Indonesia (INO) Jakarta Perdagangan dan jasa 2008 70,00 70,00 8.702 2.265 PT Kaswall Dinamika

Indonesia (KDI)

Jakarta Manajemen periklanan

2009 60,00 60,00 384.651 139.413

PT Skye Sab Indonesia (SSI)

Jakarta Keuangan non bank sebagai penyedia jasa e-money

(10)

Berdasarkan akta Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. No. 11 tanggal 6 Mei 2011, KDI meningkatkan kepemilikan saham di MOI sebesar Rp 24.000.000 sehingga pemilikan saham di MOI sebesar 99%.

Berdasarkan akta Notaris No. 9 dari Notaris Nana Zaenah, S.H., tanggal 25 Pebruari 2011, KDI mendirikan PT Iklania (IKL) dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 500.000.000. Jumlah penyertaan modal KDI pada IKL adalah sebesar Rp 250.000.000 yang mewakili 50% kepemilikan.

Berdasarkan akta Notaris No. 26 dari Notaris Edwar S.H., tanggal 27 November 2011, KDI mendirikan PT Optima Kaswall (OK) dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 300.000.000. Jumlah penyertaan modal KDI pada OK adalah sebesar Rp 153.000.000 yang mewakili 51% kepemilikan.

c. Struktur Entitas Anak (Lanjutan)

Nama entitas anak Domisili Jenis usaha

Mulai beroperasi secara komersial Persentase kepemilikan (%)

Total aset (dalam jutaan Rupiah)

2014 2013 2014 2013

Kepemilikan tidak langsung:

Melalui KDI:

PT Media World

Indonesia (MWI) Jakarta Perdagangan dan jasa 2007 59,40 59,40 60.230 102.364

PT Media One

Indonesia (MOI) Jakarta Perdagangan dan jasa 2010 59,40 59,40 20.020 37.975

PT Iklania (IKL) Jakarta Jasa periklanan

dan lain-lain 2012 30,00 30,00 1.350 1.449

PT Optima Kaswall

(OK) Jakarta Perdagangan dan jasa 2012 30,60 30,60 296.533 447.962

Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan menjual sebagian penyertaan sahamnya kepada PT Sinergitama Mandiri (pihak ketiga), sejumlah 18.244 saham atau sebesar Rp 4.556.000.000. Dengan demikian pemilikan saham Perusahaan pada PT Sinergitama Komindo (STK) menjadi sebesar 55%.

Berdasarkan akta Notaris No. 07 dari Notaris Leolin Jayayanti, S.H., tanggal 27 Januari 2010, Perusahaan mengakuisisi 700 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 70% kepemilikan di PT Intouch Innovate Indonesia (INO) dengan biaya perolehan sebesar Rp 350.000.000.

Berdasarkan akta Notaris No. 55 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H., tanggal 17 Juni 2011, Perusahaan mengakuisisi 3.000 saham (dengan nilai nominal Rp 100.000 per saham), yang mewakili 60% kepemilikan di PT Kaswall Dinamika Indonesia (KDI) dari PT Mazeltov Putra Kaswall (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 7.000.000.000.

Berdasarkan akta Notaris No. 170 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn tanggal 22 Oktober 2012, Perusahaan mengakuisisi 1.071 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 51% kepemilikan di PT Skye Sab Indonesia (SSI) dari PT Prima Andalan Mulia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 12.000.000.000. Perusahaan mencatat transaksi tersebut menggunakan metode akuisisi (Catatan 4). Berdasarkan akta No. 14 dari Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., tanggal 6 Mei 2011, KDI mengakuisisi 99 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham) yang mewakili 99% kepemilikan PT Media World Indonesia (MWI) dari Apink Widyasmoko dan Nadia Natalia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 99.000.000. Berdasarkan akta Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. No. 1 tanggal 1 Desember 2010, KDI mendirikan PT Media One Indonesia (MOI) dengan jumlah 75 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham) atau sejumlah Rp 75.000.000, yang mewakili 75% kepemilikan.

(11)

d. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

2014 2013

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Hindrata Lengkey Hendra Kendro

Komisaris Independen : Novica Mulia Komala Novica Mulia Komala

Direksi

Direktur Utama : Sugiono Wiyono Sugialam Pontus Sonnerstedt

Direktur : Juliana Julianti Samudro Meiliana Widjaja

Direktur Independen : Meiliana Widjaja Januarius Gunawan

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Ketua : Novica Mulia Komala

Anggota : Silvyanna Nagasastra

Anggota : Dody Setiabudi

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 65/SB/ DIR/VII/11 tentang pengangkatan sekretaris Perusahaan tanggal 6 Juli 2011, Perusahaan menetapkan Saudari Meiliana Widjaja sebagai Sekretaris Perusahaan terhitung sejak tanggal tersebut.

Jumlah beban kompensasi bruto bagi manajemen kunci (termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi) Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sejumlah Rp 2.258.025.000 dan Rp 3.649.850.000.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha mempunyai pegawai tetap masing-masing sejumlah 105 dan 125 orang (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas

konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis (historical cost concept), dengan pengecualian seperti

yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.

c. Struktur Entitas Anak (Lanjutan)

Pada tanggal 21 Mei 2014, Perusahaan menjual 1.071 lembar saham, yang mewakili 51% kepemilikan di SSI

kepada PTSaberro Skye Mandiri (pihak ketiga) dengan harga jual sebesar Rp 5.140.485.800. Dengan demikian

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diterapkan konsisten dengan tahun keuangan sebelumnya, kecuali untuk penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013. Perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat sesuai kebutuhan, sesuai dengan ketentuan transisi yang relevan dalam PSAK dan ISAK masing-masing.

Berikut ini adalah PSAK revisi dan baru yang berlaku efektif pada tahun 2013 yang tidak relevan dengan Kelompok Usaha:

• PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.

Kelompok Usaha belum mengadopsi PSAK revisian berikut yang telah diterbitkan namun dan akan berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai 1 Januari 2014 ataupun periode setelahnya, yang terdiri dari:

 ISAK No. 27 “Pengalihan Aset dari Pelanggan”;

 ISAK No. 28 “Pengakhiran Liabilias Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.

Kelompok Usaha sedang dalam proses penentuan dampak PSAK revisian ini yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif terhadap laporan keuangan konsolidasian.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.

Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan non-pengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan:

 menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;

 menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

 menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;

 mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

 mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

 mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan

 mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke

laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

PSAK-PSAK Revisian dan PSAK-PSAK Baru dan ISAK-ISAK baru yang Telah Diterbitkan namum Belum Berlaku Efektif

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi (acquisition method). Biaya perolehan dari sebuah

akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.

Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasi sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

d. Aset dan Liabilitas Keuangan

1. Aset dan Liabilitas Keuangan

a. Aset Keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK

No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif.

Aset keuangan Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya dan aset tidak lancar lainnya.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

1. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

a. Aset Keuangan (Lanjutan)

Pengakuan awal (Lanjutan)

Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan diukur melalui laporan laba rugi.

i. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Kelompok Usaha pinjaman dan piutang terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain.

ii. Dimiliki hingga Jatuh Tempo

Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) adalah aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

iii. Tersedia untuk Dijual Aset Keuangan

Kategori tersedia untuk dijual (available-for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang

ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual aset keuangan

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

1. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

b. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Kelompok Usaha terdiri atas utang usaha, liabilitas keuangan lancar lainnya, beban masih harus dibayar dan utang bank

i. Liabilitas keuangan diukur melalui laporan laba rugi

Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari liabilitas keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan diukur melalui laporan laba rugi.

ii. Pinjaman dan utang

Pinjaman adalah liabilitas keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

c. Pengakuan

Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan liabilitas keuangan tersebut.

2. Pengukuran Nilai Wajar

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara

pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction)

pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

2. Pengukuran Nilai Wajar (Lanjutan)

Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Kelompok Usaha menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan

model penetapan harga opsi (option pricing model).

Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

3. Hirarki Nilai Wajar

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:

Tingkat 1: Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang dapat diidentifikasi.

Tingkat 2: Input selain kuotasi pasar yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivatif harga).

Tingkat 3: Input bagi aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

4. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan

amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate method) yang

dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

Kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

d. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)

Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.

6. Penghentian Pengakuan

Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Kelompok Usaha mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Kelompok Usaha diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.

Kelompok Usaha menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Kelompok Usaha tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

7. Saling hapus

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus (set-off) dan nilai neto yang dilaporkan dalam laporan posisi

keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha ada hak hukum saat ini dilaksanakan untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

f. Dana yang dibatasi Pengunaannya

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) g. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Berelasi

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Kelompok Usaha jika:

a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau

dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,dengan Kelompok Usaha; atau (ii) memiliki kepentingan dalam Kelompok Usaha yang memberikan pengaruh signifikan atas Kelompok Usaha; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Kelompok Usaha;

b. suatu pihak yang berelasi dengan Kelompok Usaha;

c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Kelompok Usaha sebagai ventura;

d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Kelompok Usaha atau induk;

e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);

f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau

untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Kelompok Usaha atau

entitas yang terkait dengan Kelompok Usaha.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

h. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower

of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan untuk persediaan usang, jika diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.

i. Beban Dibayar Di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode

garis lurus (straight-line method).

j. Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud terdiri dari hak operasional yang berasal dari akuisisi entitas anak dan pembelian program komputer dan biaya penerapannya dan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian. Aset tak berwujud diakui jika Kelompok Usaha kemungkinan besar akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tak berwujud tersebut dan biaya aset tersebut dapat diukur dengan andal.

Hak operasional berasal dari kombinasi bisnis dicatat pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Hak operasional mempunyai umur manfaat yang tidak terbatas dan dicatat pada nilai perolehan dikurangi dengan cadangan penurunan nilai, jika ada. Program komputer dicatat pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan penurunan nilai, jika ada. Program komputer diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaat. Kelompok Usaha harus mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tak berwujud. Apabila nilai tercatat aset tak berwujud melebihi estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aset tersebut diturunkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

k. Aset Tetap

Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.

Kelompok Usaha menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap. Aset tetap selain tanah, diakui sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, jika ada.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) k. Aset Tetap (Lanjutan)

Kecuali disebutkan pada paragraf di bawah, penyusutan pada umumnya dihitung dengan menggunakan metode

garis lurus (straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan,

dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Kendaraan 8

Peralatan dan perabotan kantor 4

Sarana dan prasarana 4

Beban perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun berjalan.

Berdasarkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan pada

nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa dan/atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.

Pada saat akhir tahun buku, nilai sisa aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan disesuaikan secara prospektif, jika diperlukan, sesuai dengan keadaan.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika aset tetap tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan

penerimaannya.

Penjualan Jasa

Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan sesuai kontrak dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal.

Pendapatan Bunga

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

(20)

m. S e w a

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Kelompok Usaha mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Kelompok Usaha sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Kelompok Usaha diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi pada bulan dan periode tersebut, laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, nilai tukar kurs yang digunakan masing-masing adalah Rp 12.212 dan Rp 12.189 per USD 1.

o. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan

Pajak Kini

Aset dan atau liabilitas pajak kini terdiri dari liabilitas kepada, atau klaim dari Kantor Pelayanan Pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pajak Tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai ulang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diakui sejauh yang telah menjadi kemungkinan penghasilan kena pajak di masa depan bahwa akan memungkinkan aset pajak tangguhan untuk dipulihkan.

Jumlah aset atau liabilitas yang ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas pajak tangguhan/ (aset) yang telah diselesaikan/ (dipulihkan).

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disaling hapus apabila Kelompok Usaha memiliki hak legal yang dapat dipaksakan untuk men-saling hapus aset dan liabilitas pajak kini.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

o. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Perpajakan Lainnya

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

p. Provisi

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya besar penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

q. Imbalan Kerja Karyawan

Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan metode akrual, sedangkan imbalan pasca-kerja dan pesangon

pemutusan hubungan kerja dihitung dengan menggunakan metode actuarial, berdasarkan jasa yang diberikan

oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-Undang-Undang-Undang Tenaga Kerja) dan telah sesuai dengan standar tersebut di atas. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan pasca-kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca-kerja menggunakan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan beban jasa lalu yang belum diakui

Kelompok Usaha mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuan-ketentuan program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah). Laba atau rugi dari kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset dana pensiun, perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan beban jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.

r. Laba Bersih Per Saham Dasar

Laba per saham dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun setelah mempertimbangkan efek pemecahan saham.

Laba per saham dilusi dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode/tahun setelah mempertimbangkan efek pemecahan saham ditambah jumlah saham rata-rata tertimbang yang akan dikeluarkan pada saat obligasi konversi dikonversi menjadi saham biasa.

(22)

s. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

t. Kontinjensi

Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil.

Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.

u. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasian.

Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian bila material.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2d.

Alokasi Harga Beli dan Penurunan Goodwill

Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ektensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh

perusahaan menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), ”Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak

diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya.

Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk

penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

3. PERTIMBANGAN ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(23)

Pertimbangan (Lanjutan)

Penentuan mata uang fungsional

Kelompok Usaha mengukur transaksi mata uang asing di dalam mata uang fungsional masing-masing Entitas dan Entitas Anak. Di dalam menentukan mata uang fungsional Entitas Kelompok Usaha, pertimbangan diperlukan untuk menentukan mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa dan negara di mana kekuatan persaingan dan regulasi paling menentukan harga jual barang dan jasa. Mata uang fungsional entitas di dalam Kelompok Usaha ditentukan berdasarkan penilaian manajemen terhadap lingkungan ekonomi di mana Entitas

beroperasi dan proses entitas di dalam menentukan harga jual.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang

Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu.

Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Nilai tercatat dari piutang usaha dan piutang lain-lain Kelompok Usaha sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 30 September 2014

adalah sebesar Rp 243.952.374.988 dan Rp 69.928.890.449 (31 Desember 2013 adalah Rp 452.520.969.879 dan Rp 51.865.035.182). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Pensiun dan Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas liabilitas diestimasi imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 3.558.580.094 dan Rp 4.050.921.867. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16.

(24)

Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap Kelompok Usaha

pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 adalah masing-masing sebesar Rp 2.382.181.929 dan Rp 3.958.642.068. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.

Instrumen Keuangan

Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi komprehensif Kelompok Usaha.

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diisyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat laba kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkannya kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

(25)

4. AKUISISI

Berdasarkan akta Notaris No. 170 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn pada tanggal 22 Oktober 2012, Perusahaan mengakuisisi 1.071 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 51% kepemilikan di SSI dari PT Prima Andalan Mulia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 12.000.000.000

(Catatan 1c). Perusahaan mengakui goodwill negatif yang termasuk dalam perhitungan laporan laba rugi

komprehensif konsolidasian seperti yang dirinci dibawah ini:

Biaya perolehan 12.000.000.000

Alokasi harga perolehan:

Aset lancar 488.456.000

Aset tetap 1.143.658.000

Aset tidak lancar lainnya 77.830.000

Aset tidak berwujud 78.067.068.000

Liabilitas jangka pendek ( 2.147.519.000 )

Liabilitas jangka panjang ( 252.336.000 )

Kewajiban pajak tangguhan ( 19.516.767.000 )

Kepentingan non-pengendali ( 28.351.590.000 )

Sub-total 29.508.800.000

Negative goodwill ( 17.508.800.000 )

5. KAS DAN SETARA KAS

September 2014 Desember 2013

K a s 65.420.376 69.098.511

Bank, Pihak ketiga

Dalam Rupiah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 8.549.091.557 18.094.574.989

PT Bank Central Asia Tbk 8.043.043.833 1.883.876.266

PT Bank Mega Tbk 803.583.605 481.416.907

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 156.467.704 453.335.071

PT Bank Muamalat Tbk 162.898.938 162.898.938

PT Bank Rakyat Indonesia Syariah 124.353.349 2.815.341.766

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2.355.194 8.425.507

PT Bank Mutiara Tbk 748.831 35.448.187

PT Bank Negara Indonesia Syariah 860.860 1.094.325

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 13.865.165

The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. - 489.699.102

Dalam Dolar AS

PT Bank Central Asia Tbk 66.312.650 31.311.371

PT Bank Mutiara Tbk 2.418.464 104.317.851

PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 36.791.521

Sub-total 17.912.134.985 24.612.396.966

Deposito berjangka, Pihak ketiga

Dalam Rupiah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 800.000.000 800.000.000

PT Bank Central Asia Tbk - 15.000.000

800.000.000 815.000.000

(26)

5. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun adalah sebagai berikut:

September 2014 Desember 2013

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4,25% 5,75%

PT Bank Central Asia Tbk - 7,5%

Kelompok usaha tidak mempunyai saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013. 6. PIUTANG USAHA September 2014 Desember 2013 Pihak ketiga Dalam Rupiah

PT Media Planning Kaiser 42.715.413.533 -

PT Adriwara Krida 16.727.789.114 16.727.789.114

PT Lenovo Indonesia 13.007.497.669 6.350.949.198

PT MPG Indonesia 11.952.839.103 10.651.146.794

PT Hartono Istana Teknologi 10.516.350.663 -

PT Kompas Media Nusantara 7.693.613.272 6.719.481.823

PT Pertamina Indonesia 5.510.032.065 14.708.413.166

PT Bakrie Telecom Tbk 5.277.430.908 7.060.197.014

PT Trigema Bangun Insani 4.204.823.927 749.525.104

PT Triwara Natatirta Satu 2.562.475.405 2.562.475.405

PT Bumi Sumber Sentosa 2.280.586.771 5.014.006.076

PT Torabika Eka Semesta 1.351.637.845 8.697.748.565

PT Perusahaan Dagang dan Industri Tresno

-

39.642.365.805

PT Pertamina Lubricants

-

18.932.755.101

PT Holcim Indonesia Tbk

-

6.419.774.327

PT Tirta Fresindo Jaya

-

5.940.935.357

PT Nojorono Tobacco International

-

708.536.991

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5 miliar) 32.631.848.861 48.257.957.841

Total 156.432.339.136 199.144.057.681

Cadangan kerugian penurunan nilai ( 6.891.039.036 ) ( 6.891.039.036 )

Pihak ketiga - Neto 149.541.300.100 192.253.018.645

Pihak berelasi (Catatan 26) 87.520.035.852 253.376.912.198

T o t a l 237.061.335.952 445.629.930.843

Analisa umur piutang adalah sebagai berikut:

September 2014 Desember 2013

Belum jatuh tempo 36.713.582.982 162.563.441.025

Lewat jatuh tempo

1 – 30 hari 23.034.866.973 51.902.913.224

31 – 60 hari 13.813.449.592 32.736.852.433

61 – 90 hari 16.587.405.223 47.502.979.726

Lebih dari 90 hari 146.912.031.182 150.923.744.435

Gambar

Tabel dibawah ini menunjukan sensitivitas yang memiliki kemungkinan terjadi perubahan di dalam mata  uang  dolar  Amerika  Serikat  terhadap  Rupiah  Indonesia  dengan  asumsi  semua  variabel  adalah  tetap,  terhadap laba (rugi) sebelum pajak dan ekuitas
Tabel berikut ini merupakan ringkasan atas liabilitas keuangan berdasarkan Kelompok Usaha pada akhir  periode pelaporan berdasarkan pembayaran kontraktual sebelum didiskontokan:

Referensi

Dokumen terkait

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh

Kepentingan non-pengendali (“KNP”) mencerminkan bagian atas laba rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Kelompok

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang

Kepentingan nonpengendali (KNP) mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung

Kepentingan non-pengendali (“KNP”) mencerminkan bagian atas laba rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Perusahaan,

Kepentingan nonpengendali (KNP) mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung