• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. PUDJIADI PRESTIGE "Tbk" DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. PUDJIADI PRESTIGE "Tbk" DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasian

30 September 2013 (Tidak diaudit) dan

31 Desember 2012 (Diaudit) dan

Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal

30 September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(2)
(3)

Halaman

i

ii

iii

iv

1-36

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir

pada 30 September 2013 dan 30 September 2012 (Tidak Diaudit)

Laporan Arus Kas Konsolidasian enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30

September 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT PUDJIADI PRESTIGE, Tbk.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanggal 30 September 2013 ( Tidak Diaudit),

dan 31 Desember 2012 ( Diaudit).

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Sembilan Bulan yang Berakhir Pada

Tanggal-Tanggal 30 September 2013 dan 2012 ( Tidak Diaudit )

(4)

( Tidak Diaudit ) ( Diaudit)

ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas 2.p,4 38,379,418,435 55,193,328,525

Surat Berharga 2.c,5 143,475,000 420,600,000

Piutang Usaha Pihak Ketiga

(Setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp.449.674.057,- 30 September 2013,

Rp. 449.674.057, - 31 Desember 2012 ) 2.d,6 5,529,367,652 5,409,774,256

Pihak Berelasi 2.u,34.a 10,611,608,021 10,291,789,006

Piutang Lain-lain 7 2,167,803,945 1,926,796,025

Persediaan 2,f,8 62,259,949,839 58,939,329,567

Biaya dibayar dimuka 9 2,265,598,935 2,896,910,884

Pajak Dibayar Dimuka 2.m,17 2,042,035,664 734,234,149

JUMLAH ASET LANCAR 123,399,257,491 135,812,762,412

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pajak Tangguhan 10,830,327,316 10,830,327,315

Investasi Pada Entitas Asosiasi 2.y,11 84,350,661,815 79,861,639,616 Aset Tetap

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 82,353,180,624-, 30 September 2013 dan

Rp. 83,934,652,739 -, 31 Desember 2012) 2.h, 12 107,053,595,294 111,020,522,721 Tanah yang Belum Dikembangkan 2.g, 10 12,557,966,630 12,557,966,630

Aset lain-lain 2.1,13 10,673,592,770 11,095,621,253

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 225,466,143,825 225,366,077,535

JUMLAH ASET 348,865,401,316 361,178,839,947

CATATAN :

- Laporan keuangan PT Pudjiadi Prestige Tbk dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Doli,Bambang,Sulistyanto , Dadang & Ali dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian sesuai dengan laporan No. R.1. 4/121 /03/ 13 tanggal 18 Maret 2013 .Sedangkan laporan Keuangan untuk 9 bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012 tidak diaudit.

(5)

( Tidak Diaudit ) ( Diaudit) LIABILITAS

LIABILITAS JANG KA PENDEK

Hutang Usaha - Pihak Ketiga 2.v,15 3,885,042,867 2,138,578,550 Penyisihan penggantian Perabotan dan Peralatan Hotel 2.k 20 482,082,470 219,292,172 Uang Muka Pelanggan 2,j 19 1,345,720,498 1,619,990,025 Pendapatan Diterima Dimuka. 2.v,21 27,149,977,293 49,237,013,011 Uang Jaminan Diterima 2.v,22 756,407,136 748,038,666 Hutang Pajak 2.m,17 716,337,809 774,514,682 Hutang Bank

Bagian Jangka Pendek Atas Jangka Panjang 2.v,14 1,250,000,000 7,812,500,000 Biaya yang Masih Harus Dibayar 2.v,18 2,299,141,398 1,905,917,975 Hutang Lain-lain 2.v,16 3,500,900,109 4,185,530,544 TOTAL LIABILITAS JANG KA PENDEK 41,385,609,580 68,641,375,625 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang Bank

Setelah dikurangi Bagian Liabilitas Jangka Pendek 2.v,14 25,000,000,000 25,000,000,000 Hutang kepada Pihak Berelasi 2.u,34.b 7,486,393,159 8,810,736,360 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 2.s,23 3,811,755,018 4,296,465,522 TOTAL LIABILITAS JANG KA PANJANG 36,298,148,177 38,107,201,882

JUMLAH LIABILITAS 77,683,757,757 106,748,577,507

EKUITAS

Modal dasar sebesar 560,000,000 saham seri A dengan nilai nominal Rp.500 persaham dan 412,500,000 saham seri B dengan nilai nominal Rp. 200 persaham

Modal ditempatkan dan disetor penuh 329,560,000 lembar pada 30 September

2013 dan 308,000,000 lembar pada 31 Desember 2013 saham seri A. 24 164,780,000,000 154,000,000,000

Tambahan Modal Disetor 25,36 (39,929,207,275) (38,235,207,275)

Saldo Laba

Telah Ditentukan Penggunaannya 6,656,655,098 5,599,756,298

Belum Ditentukan Penggunaannya 139,488,464,107 132,899,967,453 Jumlah Ekuitas yang dapat di atribusikan

kepada pemilik Entitas Induk 270,995,911,931 254,264,516,476

Kepentingan Non Pengendali 185,731,629 165,745,964

JUMLAH EKUITAS 271,181,643,560 254,430,262,440

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 348,865,401,316 361,178,839,947

CATATAN :

- Laporan keuangan PT Pudjiadi Prestige Tbk dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Doli,Bambang,Sulistyanto , Dadang & Ali dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian sesuai dengan laporan No. R.1. 4/121 /03/ 13 tanggal 18 Maret 2013 .Sedangkan laporan Keuangan untuk 9 bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 30 September 2012 tidak diaudit.

(6)

PENDAPATAN USAHA 2.q, 26

Penjualan 28,734,866,077 28,356,736,085 Sewa dan Pemeliharaan Property 13,391,272,601 11,438,311,111

Hotel 32,240,467,750 27,218,215,163

74,366,606,429

67,013,262,359

BEBAN POKOK 27

Penjualan 16,314,140,645 18,625,294,108 Sewa dan Pemeliharaan Property 1,917,744,157 1,118,333,395

Hotel 11,099,808,064 9,111,281,420

29,331,692,866

28,854,908,923

LABA KOTOR 45,034,913,563 38,158,353,436

BEBAN USAHA

Penjualan Real Estat, Sewa dan Pemeliharaan Properti 2.o,28

Penjualan 425,720,918 509,161,226

Umum dan Administrasi 7,490,345,451 7,986,764,922 Penyusutan dan Amortisasi 2,401,959,165 2,355,184,496

10,318,025,533

10,851,110,643

Hotel 2.o,29

Penjualan 1,927,368,687 1,443,206,767

Umum dan Administrasi 16,874,157,685 13,169,859,665

Penyusutan 2,805,009,859 2,694,135,368

21,606,536,231

17,307,201,800

Jumlah 31,924,561,764 28,158,312,443

LABA USAHA 13,110,351,799 10,000,040,992

PENDAPATAN (BEBAN) DI LUAR USAHA 30 5,197,073,084 3,630,858,872 LABA SEBELUM BAGIAN LABA ENTITAS ASOSIASI 18,307,424,883 13,630,899,864 BAGIAN LABA ENTITAS ASOSIASI 31 4,896,217,613 5,778,811,807 LABA SEBELUM PAJAK 23,203,642,496 19,409,711,671 MANFAAT (BEBAN) PAJAK

(Beban) Pajak Penghasilan Kini (2,775,870,564) (763,025,111) LABA BERSIH BERJALAN 20,427,771,932 18,646,686,560

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN -

-JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 20,427,771,932 18,646,686,560 LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 20,428,145,410 18,647,012,287 Kepentingan Non Pengendali (373,478) (325,727) JUMLAH 20,427,771,932 18,646,686,560

LABA PER SAHAM DASAR 32 64.89 64.38

(7)

Penggunaannya Penggunaannya

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Saldo 31 Desember 2011 140,000,000,000 (3,566,562,730) (41,388,644,545) 4,548,716,503 140,955,364,758 154,635,572 240,703,509,558 Deviden Saham 14,000,000,000 - - - (14,000,000,000) - -Agio Saham - 6,720,000,000 - - (6,720,000,000) - -Penambahan Dana Cadangan - - - 1,051,039,792 (1,051,039,792) - -Kepentingan Non Pengendali - - - - - (20,390,253) (20,390,253) Deviden - - - - (5,600,000,000) - (5,600,000,000) Laba Bersih 18,646,686,560 - 18,646,686,560 Saldo 30 September 2012 154,000,000,000 3,153,437,270 (41,388,644,545) 5,599,756,295 132,231,011,526 134,245,319 253,729,805,865 Saldo 31 Desember 2012 154,000,000,000 3,153,437,270 (41,388,644,545) 5,599,756,298 132,933,275,682 132,437,735 254,430,262,440 Deviden Saham Bonus 7,700,000,000 - - - (7,700,000,000) - -Kapitalisasi Agio Saham sebagai Saham Bonus 3,080,000,000 (3,080,000,000) - - - - -Agio Saham - 1,386,000,000 - - (1,386,000,000) - -Penambahan dana Cadangan - - - 1,056,898,800 (1,056,898,800) - -Kepentingan Non Pengendali - - - - - 19,609,187 19,609,187 Deviden - - - - (3,696,000,000) - (3,696,000,000) Laba Bersih - - - - 20,427,771,932 - 20,427,771,932 Saldo 30 September 2013 164,780,000,000 1,459,437,270 (41,388,644,545) 6,656,655,098 139,522,148,814 152,046,922 271,181,643,560

(8)

30 September 2013 30 September 2012 ( Tidak Diaudit ) ( Tidak Diaudit ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari Pelanggan 71,881,790,404 72,293,405,095 Pembayaran Kepada Pemasok dan Pihak Ketiga (45,976,161,566) (44,050,248,741) Pembayaran Kepada Karyawan (12,920,257,418) (11,283,867,900) Penerimaan Bunga 1,025,061,453 1,467,364,149 Pembayaran Bunga (1,219,516,435) (310,911,460) Pembayaran Pajak (8,477,542,730) (8,913,773,236)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk )

Aktivitas Operasi 4,313,373,708 9,201,967,907

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aset (10,126,320,708) (41,230,073,077)

Penjualan Aset Tetap 33,726,550 106,500,000

Penerimaan Deviden 3,565,992,900 618,750,136

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi (6,526,601,258) (40,504,822,941)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Pinjaman Bank (6,562,500,000) (2,812,500,000) Penerimaan (Pembayaran) dari/kepada

Pihak Berelasi (5,109,050,430) (275,099,076) Pembayaran Deviden (3,643,692,051) (5,592,092,570.00)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan (15,315,242,481) (8,679,691,646)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (17,528,470,031) (39,982,546,680)

Kas dan setara Kas Awal Tahun 55,193,328,525 65,212,842,354

Dampak Perubahan Selisih Kurs

Kas dan Setara Kas 714,559,941 648,878,104

KAS DAN SETARA KAS

(9)

1. U m u m

A. Pendirian Perusahaan

PT Pudjiadi Prestige Tbk ("Perusahaan") didirikan berdasarkan Akta Notaris Miryam Magdalena Indriani Wiardi. SH. No. 21 tanggal 11 September 1980 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/156/12 tanggal 22 Januari 1983. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. terakhir dengan Akta Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham No. 13 tanggal 30 September 2002 yang dibuat dihadapan Weliana Salim. SH. Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.C-19179.HT.01.04.TH.2002. tanggal 3 Oktober 2002. Perubahan anggaran dasar ini dilakukan dalam rangka rencana Penawaran Umum Saham seri B melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada masyarakat

Sesuai dengan Pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan. lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang pembangunan perumahan, perkantoran, dan apartemen. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil sejak tahun 1981. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam bidang real estat, kontraktor dan penyewaan ruangan / apartemen.

Perusahaan berkantor di Hotel Jayakarta, Jl. Hayam Wuruk 126 Jakarta. Perusahaan menyewakan Apartemen Jayakarta Plaza, Senopati Apartment, Kemang Apartment, Prapanca Apartment dan penjualan Kuta Palace Residence serta Green Palace Apartment..

Perusahaan, melalui entitas anak memiliki Hotel Marbella yang berlokasi di Anyer, Banten. Melalui entitas anak, Perusahaan juga memiliki proyek real estat di Highland Park.

Perusahaan beralamat di Hotel Jayakarta Jakarta lantai 21, Jl. Hayam Wuruk No. 126, Jakarta. Website: www.pudjiadiprestige.co.id dan e-mail: prestige@cbn.net.id.

PT Istana Kuta Ratu Prestige adalah entitas induk terakhir dari Perusahaan dan Entitas Anak.

B. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Perusahaan telah melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat dan telah dinyatakan efektif melalui Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Nomor: S-168/PM/1994 tanggal 28 September 1994. Saham yang ditawarkan sejumlah 26.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Penjatahan saham dilakukan tanggal 7 Nopember 1994. Sampai saat ini, saham-saham perusahaan masih tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

C. Struktur Entitas Anak dan Entias Asosiasi.

(10)

2

30-Sep 31-Dec Tahun Operasi Tahun 30-Sep 31-Dec

2013 2012 Komersial Penyertaan 2013 2012

Entitas Anak PT. Graha Pudji Bahana & Anak PT. Pujiadi Gapura Vila Marbella PT. Graha Pudji Propertindo PT. Kota Serang Baru Permai PT. Hotel Marbella Pengembang Intr. PT. Jakarta Int Property Management 403,029,786 99.96% 16,429,214,553 1,996 16,128,803,343 99.96% 64.70% 5,744,964,600 8,389,041,332 401,424,417 11,029,677 3,731,829,915 64.70% 99,92% 99.92% PT. Marbella Properti 99,90% 99,90% 90.00% 90.00% 10,114,486,986 250,691,430 1,997 99.00% 99.00% 2,001 842,659,261 842,659,261 246,906,383 98,536,177,923 97,795,439,548

PT. Ubud Bali Asri 99.99% 99,90%

99,90% 99,90% 10,383,262,626 1,994 1,997 1,998 1,995 1,996 2,004 2,000 2,008

D. Investasi pada Entitas Asosiasi

Entitas Asosiasi Kegiatan Usaha

Utama

30/09/13 31/12/12

PT. Pudjipapan Kreasindo Real Estat 37,89% 37,89%

PT. Pasar Gambir Kemayoran Pusat Niaga 50,00% 50,00%

PT. Konrat Marbella Pengembang 45,00% 45,00%

PT. Adhigraha Pratama Megah Kontraktor 33,33% 33,33%

PT. Konrat Marbella Balikpapan Pengembang 30,00% 30,00%

PT. Juwara Warga Hotel Perhotelan 27,50% 27,50%

PT. Unggul Graha Persada Real Estat 4,20% 4,20%

PT. Spinindo Mitra Daya Pengembang Kawasan 2,00% 2,00%

Yayasan REI Sosial 3,00% 3,00%

Persentase Kepemilikan

E. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 06 tanggal 06 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Weliana Salim .S.H, notaris di Jakarta, susunan Direksi dan Komisaris per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

(11)

Komisaris :

Komisaris Utama : Kosmian Pudjiadi, BSISE., MBA

Komisaris : Soekardjo Hardjosoewirjo, SH

(Merangkap Komisaris Independen)

Komisaris : Ir. H KRMH Daryanto M. Yosodiningrat

Direktur

Direktur Utama : Damian Pudjiadi, MBA

Direktur : Toto Sasetyo Dwi Budi Listyanto

Susunan Komite audit dan Sekretaris Perusahaan per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut

Ketua : Soekardjo Hardjosoewirjo, SH

Anggota : Dadang Suwarsa,SE

Anggota : Taufik Mansur, SE,Ak

Sekretaris Perusahaan : Adwien Dhanu Suhendro

Remunerasi untuk Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 masing –masing sebesar Rp. 128 .500.000 dan Rp 877.500.000 serta pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp.257.000.000 dan Rp 1.755.000.000.

Jumlah karyawan per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 adalah 438 orang. Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2013.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) serta Peraturan No. VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012."

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan konsolidasian telah disusun berdasarkan konsep akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan di bawah ini

(12)

4

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional perusahaan.

b.Prinsip-prinsip Konsolidasian

Perusahaan telah menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Entitas Anak yang dimiliki oleh Perusahaan dengan persentase pemilikan lebih dari 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Entitas Anak lainnya.

Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak lainnya, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran

dasar atau perjanjian;

c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris

atau organ pengatur dan mengendalikan entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut; atau

d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas dalam rapat dewan direksi dan dewan komisaris

atau organ pengatur dan mengendalikan entitas melalui dewan direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut.

Kepentingan nonpengendali (KNP) mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika kerugian ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan:

a) menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak;

b) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

c) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran yang dicatat di ekuitas, bila ada

d) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

(13)

f) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan

g) mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan

komprehensif lainnya ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, serta deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya. d.Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Cadangan penurunan nilai ditentukan berdasarkan kebijakan yang disajikan pada catatan 2v. e.Investasi

Investasi Efek Tertentu

Penempatan pada efek yang nilainya wajar tersedia berupa efek hutang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities) yang diklasifikasikan atas tiga kelompok sebagai berikut :

Diperdagangkan

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang memenuhi klasifikasi ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba rugi yang belum direalisasi pada tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan atau dibebankan pada

periode berjalan.

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto hingga jatuh tempo. Tersedia untuk Dijual

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi klasifikasi "diperdagangkan" dan "dimiliki hingga jatuh tempo" dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan pada tanggal laporan posisi keuangan dan disajikan pada akun "Laba (Rugi) Belum Direalisasi dari Efek Tersedia untuk Dijual" sebagai komponen ekuitas di laporan posisi keuangan konsolidasian. Penempatan efek yang nilai wajarnya tidak tersedia disajikan sebesar biaya perolehan.

Investasi Saham

Investasi dalam bentuk saham dengan kepemilikan secara langsung atau tidak langsung kurang dari 20% dicatat sebesar biaya perolehan.

Investasi dalam bentuk saham dengan kepemilikan secara langsung atau tidak langsung sebesar 20% sampai 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, yaitu biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih entitas asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.

f.Persediaan

Perusahaan dan entitas anak yang bergerak dalam bidang real estat:

(14)

6

dan biaya proyek tidak langsung yang berhubungan dengan beberapa proyek real estat dialokasi dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata - rata (average).

Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi) tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan.

Entitas Anak yang bergerak dalam bidang perhotelan :

Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan yang perputarannya lambat ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.

g. Tanah yang Belum Dikembangkan

Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan. yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian.

h. Aset Tetap

Aset Tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian aset tetap sebagai berikut :

Jenis Aset Masa Manfaat Keekonomian

Bangunan dan Prasarana 20 Tahun

Mesin dan Peralatan Listrik 2-10 Tahun

Kendaraan 3-5 Tahun

Perabot dan Peralatan Kantor 2-8 Tahun

Hak atas Tanah (HGB) 20 Tahun

Sesuai masa manfaat hak atas tanah

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, perbaikan atau renovasi yang menambah nilai guna aset dikapitalisasi. Bahan keramik, linen, sendok-garpu dan pecah belah yang diperoleh pada saat hotel mulai beroperasi dan pada saat hotel direnovasi dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap dan setiap penggantian yang terjadi selama beroperasinya hotel, dibebankan pada "Penyisihan atas Penggantian Peralatan Hotel".

(15)

Aset Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna usaha dicatat dengan metode capital lease apabila memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan No.30. Apabila tidak, akan dicatat dengan metode operating lease. Aset sewa guna usaha yang dicatat dengan metode capital lease disajikan berdasarkan nilai tunai aset sewa guna usaha pada saat pembayaran sewa guna usaha pada awal angsuran ditambah nilai sisa (nilai opsi) yang akan dibayar pada akhir periode sewa guna usaha. Amortisasi dihitung dengan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan masa manfaat aset sewa guna usaha.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

i. Aset Dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua beban, termasuk biaya pinjaman dalam masa pembangunan, yang terjadi sehubungan dengan penyelesaian pembangunan tersebut dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset dalam penyelesaian. Aset dalam penyelesaian akan disusutkan pada saat manfaat atas aset tersebut telah digunakan oleh perusahaan.

j. Angsuran Penjualan yang Diterima

Angsuran penjualan yang diterima dari pembeli dicatat dengan 'deposit method'. Selisih lebih jumlah yang diterima atas jumlah yang diakui sebagai pendapatan disajikan dalam laporan posisi keuangan dalam kelompok liabilitas. Selisih lebih jumlah yang diakui sebagai pendapatan atas angsuran yang diterima disajikan dalam laporan posisi keuangan pada akun piutang usaha.

k. Penyisihan Penggantian Peralatan Hotel

Penyisihan penggantian peralatan hotel ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan dan jasa pelayanan (service charge) yang belum didistribusikan. Biaya penggantian barang keramik, linen, sendok garpu dan pecah belah yang rusak atau hilang dibebankan pada penyisihan ini.

l. Biaya Pinjaman

Bunga dan beban keuangan lainnya atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai pembelian, pengembangan dan pembangunan tanah dan bangunan diklasifikasi sebagai bagian dan biaya perolehan persediaan atau aset dalam tahap pengembangan. Beban keuangan ini mencakup beban bunga, selisih kurs, amortisasi premi swap dan biaya pinjaman lainnya. Kapitalisasi biaya pinjaman ini dihentikan pada saat pembangunan persediaan dan aset tetap telah selesai dan siap digunakan.

m. Pajak Penghasilan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan estimasi laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan

(16)

8

pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ekuitas.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau disajikan dalam total neto untuk masingmasing perusahaan tersebut.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima, atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. n. Selisih Nilai Transaksi Entitas Sepengendali

Pengallihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan yang lain antar perusahaan sepengendali disajikan dengan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 mengenai "Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali".

Selisih antara biaya pengalihan dengan nilai buku aset dibukukan dalam akun "selisih nilai transaksi entitas sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pengakuan pendapatan / penjualan bidang usaha real estat dilakukan dengan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan No. 44 sebagai berikut:

i Pendapatan penjualan bangunan rumah. ruko. bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :

(1) Proses penjualan telah selesai;

(2) Harga jual akan tertagih;

(3) Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi dimasa yang akan datang terhadap

pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan

(4) Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada

pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan laba dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode uang muka (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

ii Pendapatan penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan

dan bangunan sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara time sharing diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi :

(1) Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan

semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi;

(17)

disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

(3) Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.

Apabila satu atau lebih kriteria yang tersebut tidak terpenuhi, maka jumlah uang yang telah diterima dari pembeli diakui sebagai uang muka (deposit) dengan metode deposit sampai seluruh kriteria tersebut terpenuhi.

Beban yang tidak jelas hubungannya dengan suatu proyek real estat, seperti beban umum dan administrasi diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan.

Penghasilan dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun “Pendapatan Ditangguhkan”.

Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen dan kondominium meliputi biaya aktual pembangunan yang terjadi dan taksiran biaya untuk menyelesaikan pembangungan. Beban pokok tanah yang dijual ditentukan berdasarkan biaya perolehan tanah ditambah taksiran biaya lain untuk pengembangan dan pematangannya.

p.Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya, jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya. Penerapan PSAK revisi ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah menggunakan kurs terakhir yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan

pada operasi tahun berjalan.

Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan sebagai berikut

Mata Uang Asing Sep 2013 Des 2012

Rp Rp

1 USD 11.613.00 9.670,00

1 SGD 9.234,00 7.907.12

1 CNY 1.888.00 1.537.46

Laba atau rugi kurs dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. q. Kombinasi Bisnis

Perusahaan telah menerapkan PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, yang menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi

(18)

10 bisnis dan dampaknya.

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi, dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.

Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi.

Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atau pendapatan komprehensif lainnya sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali sampai penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada harga perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

r. Laba per Saham

Laba usaha dan laba bersih per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham perusahaan adalah sebanyak 308.000.000 lembar dan 308.000.000 lembar untuk tahun yang berakhir tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012

s. Program Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan mengestimasi liabilitas manfaat karyawan untuk seluruh karyawan tetapnya sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

(19)

Biaya manfaat tersebut dihitung berdasarkan Metode Projected Unit Credit dengan asumsi aktuarial jangka panjang.

Liabilitas transisional dan keuntungan (kerugian) aktuarial yang terjadi diamortisasi selama rata-rata sisa masa kerja karyawan.

t. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi.

Efektif 1 Januari 2011. PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional ”dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis) menggunakan pendekatan risiko dan

pengembalian.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk

membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk dimana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di tahun sebelumnya.

u. Transaksi Dengan Pihak Berelasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010). “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

1.Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: a) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

c) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas.

2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(20)

12

entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi

atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Perusahaan. yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas

asosiasi dari entitas ketiga.

e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu

entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas program tersebut. maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifkasi dalam huruf

(a).

g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau

personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga ataupun tidak diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

V. Instrumen Keuangan Aset Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010) (“PSAK 50R”), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011) (“PSAK 55R”), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK 50R berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK 55R mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari resiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka. Pengakuan Awal

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55R diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh

(21)

tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir periode keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 , aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, aset lancar lain-lain dan aset tidak lancar lain-lain - uang jaminan.

Perusahaan telah menetapkan bahwa seluruh aset keuangan dikategorikan sebagai pinjaman dan piutang. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual dan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Liabilitas keuangan Pengakuan Awal

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55R diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, utang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan, liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang jangka pendek, utang usaha kepada pihak ketiga, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang jangka panjang.

Perusahaan telah menetapkan bahwa seluruh liabilitas keuangan dikategorikan sebagai utang dan pinjaman. Pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012, perusahaan tidak mempunyai liabilitas keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, atau derivatif yang dibentuk sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(22)

14

Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.

Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuanganyang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Penyesuaian Risiko Kredit

Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit perusahaan terkait dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan. Biaya Perolehan yang Diamortisasi Dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, total kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk

(23)

keuangan. Manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka:

i Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nila individual atas aset keuangan yang signifikan secara indivudual. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual. maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif.

ii Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan. kerugian penuruna nilai diukur

berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

iii Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual. kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui

secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif tersebut adalah selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini. dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan keuangan laba rugi konsolidasi.

x. Sewa

Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa dasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Perusahaan dan Entitas Anak sebagai lessee

i. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat sebagai laba rugi. ii. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Entitas Anak akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Iii Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

(24)

17 y. Investasi Pada Entitas Asosiasi

Efektif tanggal 1 January 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada EntitasAsosiasi”, yang menggantikan PSAK No. 15 (Revisi 1994), ""Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi"". PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Investasi dimana Perusahaan dan Entitas Anak memiliki kepemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan dan Entitas Anak atas laba atau rugi neto, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.

Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika ada, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum terealisasi sebagai hasil dari transaksitransaksi antara Perusahaan dan Entitas Anak dengan entitas asosiasi dieliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Perusahaan dan Entitas Anak dalam entitas asosiasi.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dan Entitas Anak dalam entitas asosiasi. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan dan Entitas Anak menghitung total penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya sebagai laba rugi. Jika bagian Perusahaan dan Entitas Anak atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka Perusahaan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Kepentingan pada entitas asosiasi adalah jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi dengan metode ekuitas ditambah dengan setiap kepentingan jangka panjang yang secara substansi, membentuk bagian investasi neto investor pada entitas asosiasi.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian :

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2.

Penyisihan Piutang

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan

(25)

dan status piutang dari pelanggan berdasarkan catatan piutang dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui. untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih jauh diungkapkan dalam Catatan 6.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya. diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Jumlah pemulihan atas aset tetap dan aset tidak berwujud

Jumlah pemulihan atas aset tidak berwujud dan aset tetap didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai biaya masa depan untuk menghasilkan cadangan terbukti dan terestimasi harga komoditas masa depan dan tingkat diskonto. Setiap perubahan dalam asumsi asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

Penyusutan aset tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih jauh diungkapkan dalam Catatan 12.

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia termasuk namun tidak terbatas kepada kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih jauh diungkapkan dalam Catatan 8.

Pensiun dan imbalan kerja

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain. tingkat diskonto. tingkat kenaikan gaji tahunan. tingkat pengunduran diri karyawan tahunan. tingkat kecacatan. umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti. ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai. perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Penjelasan lebih jauh diungkapkan dalam Catatan 23.

Instrumen Keuangan

Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar. yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi. jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila

(26)

19

Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langung laba atau rugi Perusahaan.

Pajak penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17.

4. Kas Dan Setara Kas

30/09/2013 31/12/2012 Rp. Rp. Kas Rupiah 153,607,500 150,607,500 USG 8,653,500 7,303,500 CNY 2,652,400 2,652,400 SGD 2,770,121 2,374,548 Sub Jumlah 167,683,521 162,937,948 Bank Dalam Rupiah : Bank Mandiri 3,227,585,673 2,261,447,063 Bank Negara Indonesia '46 1,616,191,016 3,648,380,637 Bank CIMB Niaga 2,929,133,742 32,244,452,441 Bank Internasional Indonesia 537,740,240 454,957,545 Bank Central Asia 2,394,630,555 794,804,584 Bank BRI 9,739,096 -Bank Permata 103,711,525 224,256,103 10,818,731,847 39,628,298,373 Danareksa - 671,279,000 Dalam US Dolar :

Bank Standard Chartered 624,805,235 965,050,625 Bank CIMB Niaga 1,218,197,832 4,575,762,579

1,843,003,067

5,540,813,204 Deposito Berjangka

Bank CIMB Niaga 23,750,000,000 7,190,000,000 Bank Danamon 800,000,000 1,000,000,000 Bank Mandiri - -Bank Artha Graha - 200,000,000 Bank Permata - -Bank BTN 1,000,000,000 800,000,000 25,550,000,000 9,190,000,000 Jumlah 38,379,418,435 55,193,328,525 Deposito

Jangka Waktu 1 hari – 1 bulan 1 hari – 1 bulan

Tingkat Suku Bunga Rupiah 5% - 6,50% 4 % - 5.5 %

USD 1% - 2% 1% - 2 %

(27)

5. Surat Berharga

Berikut ini adalah daftar rincian portofolio saham yang di perdagangkan dan dimiliki oleh perusahaan per

30 September 2013

Nama Harga Pasar Rp

ELTY 37,500,000

SIPD 34,725,000

UNSP 71,250,000

Jumlah 143,475,000

31 Desember 2012

Nama Harga Pasar Rp

BTEK 212,850,000

ELTY 40,500,000

SIPD 34,725,000

UNSP 132,525,000

Jumlah 420,600,000

Surat –surat berharga yang dimiliki perusahaan bertujuan untuk di perdagangkan atau dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat,yang biasanya ditunjukan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi.

6. Piutang Usaha .

Piutang usaha merupakan piutang atas penjualan ,sewa kontrak dan pemeliharaan property kepada pihak ke tiga pada tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut :

30/09/2013 31/12/2012 Rp. Rp. Property 1,106,178,814 1,777,229,932 Perhotelan 4,236,798,989 4,069,479,381 Real Estate 636,063,906 12,739,000 5,979,041,709 5,859,448,313 Dikurangi :

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (449,674,057) (449,674,057)

Jumlah 5,529,367,652 5,409,774,256

Mutasi penyisihan piutang tak tertagih selama tahun berjalan adalah sebagai berikut :

30/09/2013 31/12/2012 Rp. Rp. Saldo Awal 449,674,057 449,674,057 Penyisihan - -Jumlah 449,674,057 449,674,057 Keterangan Keterangan

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih adalah cukup untuk menutup kerugian karena piutang tidak tertagih.

(28)

21 7. Piutang Lain-lain

30/09/2013 31/12/2012

Rp. Rp.

Pemilik Kondominium 967,673,011 827,857,555 Piutang Kebutuhan Kantor 104,800,000 70,588,492 Lain- lain 1,095,330,934 1,028,349,978

Jumlah 2,167,803,945 1,926,796,025

Keterangan

8. Persediaan

Akun ini terdiri dari :

09/30/13 12/31/12 Rp Rp Properti 44,418,681,966 40,778,550,384 Real Estate 15,810,311,212 15,799,194,026 Perhotelan 2,030,956,661 2,361,585,157 Jumlah 62,259,949,839 58,939,329,567 Persediaan terdiri dari :

30/09/2013 31/12/2012

Property Rp. Rp.

Bangunan selesai dan tanah untuk dijual - Bali

Tanah 965,330,879 8,556,037,440 Bangunan 8,903,274,749 12,160,647,110

- Cikarang 30,703,576,478 19,511,805,304

- Jayakarta Plaza 225,246,424 225,246,424 - Sunter Pratama III 203,024,763 203,024,763 - Peninsula Garden 126,844,544 121,789,343 - Prapanca 3,291,384,129 Sub Jumlah 44,418,681,966 40,778,550,384 Real Estate Sedang Dibangun

- Kota Serang Baru 15,810,311,212 15,799,194,026 Perhotelan

- Persediaan Makanan dan Minuman 731,034,399 767,017,842 - Persediaan Perlengkapan 1,299,922,262 1,594,567,315 Sub Jumlah 2,030,956,661 2,361,585,157

Jumlah 62,259,949,839 58,939,329,567

9. Biaya Dibayar Dimuka

30/09/2013 31/12/2012 Rp. Rp. Pemeliharaan 318,033,365 857,310,998 Perijinan 726,952,537 997,400,302 Asuransi 576,863,943 470,301,535 Deposit Suplier 125,004,423 71,764,532 Sewa 123,094,237 65,149,675

Iklan dan Promosi 38,000,000 42,888,145

Lain-lain 357,650,430 392,095,697

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan hutan sangat penting dalam kehidupan dan pelestarian lingkungan sehingga perlu ditingkatkan pengelolaannya dalam rangka mewujudkan peran dan fungsinya secara

Selain itu, penggunaan LKS berbasis local wisdom di kelas eksperimen juga terbukti lebih dapat meningkatan karakter kerja sama siswa dalam beberapa aspek seperti

Sekarang ini sudah tidak mengalami kesulitan dengan komunikasi, karena sudah bergaul dan punya banyak teman yang dari luar papua, jadi sudah mulai bisa dengan logat dan bahasa yang

Dan sebelum lebih jauh kita membahas,saya ingin membagi apa yg di maksud dengan paragmatis yg cemderung menjadi logika dan ciri khas sebagian besar orang bima pada saat ini,yg

Dimana laba merupakan tujuan utama dalam melakukan usaha di bidang apapun, termasuk juga pada perusahaan perbankan dalam kegiatannya menyalurkan kreditnya juga

3.1 Beasiswa adalah dana bantuan belajar dari pihak ketiga (Yayasan Cendekia Karya Utama, Orang Tua Asuh, Perusahaan, ataupun pihak lain) yang

Pihak pertama tahun 2020 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka

 Heuristik yang bagus dapat secara dramatis mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dengan cara. mengeliminir