ISSN 2302-6308
Bacillus
sp. DAN
Pseudomonas
sp. ASAL ENDOFIT AKAR
JAGUNG (
Zea mays
L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI
PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN
(
Bacillus sp. and Pseudomonas sp. from Endophytic Roots of Corn as
Plant Growth Promoting
)
Andree Saylendra
1*, Dewi Firnia
1 1Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Jakarta Km 4 Serang Banten, Telp. 0254 280330 ext 126,
Fax. 0254-281254
*
Korespondensi: andree20s@yahoo.com
Diterima: 01 Maret 2013 / Disetujui: 28 Mei 2013
ABSTRAK
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bakteri kelompok Bacillus sp. dan
Pseudomonas sp. dapat dimanfaatkan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman
sekaligus berperan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Beberapa bakteri endofit pernah diisolasi dari tanaman padi, tebu, sorgum, rumput dan jagung dan menunjukkan bahwa bakteri endofit tersebut dapat memacu pertumbuhan tanaman mentimun dan pisang. Hasil penelitian Tarabily (2003) juga menyebutkan bakteri endofit yang diisolasi dari akar jagung dapat dimanipulasi untuk meningkatkan produktifitas tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengeksplorasi dan isolasi bakteri endofit dari perakaran jagung dan mendapatkan isolat-isolat bakteri endofit akar Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. yang berpotensi sebagai agen pemacu pertumbuhan tanaman jagung. Sampel akar tanaman jagung diambil dari desa Cipete, kecamatan Curug, kota Serang, yang merupakan salah satu pusat pertanaman jagung di wilayah Banten. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan 70 isolat bakteri endofit, yaitu 46 dari kelompok Bacillus sp. dan 24 dari kelompok Pseudomonas sp. Ada 20 bakteri yang diduga sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, 8 isolat bakteri dari kelompok Pseudomonas sp. dan 12 isolat bakteri dari kelompok Bacillus sp. Setelah dilakukan skrining akhir, didapat 9 isolat yang berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan dan satu isolat yang potensial sebagai bakteri pemacu pertumbuhan tanaman yaitu Pseudomonas sp. (kode isolat CUP18).
Kata kunci: bakteri endofit, pemacu pertumbuhan
ABSTRACT
The various studies have shown that the Bacillus sp. and Pseudomonas sp. can be used as a plant growth promoting and againts plant of diseases. The endophytic bacteria have been isolated from rice, sugarcane, sorghum, grass and corn and showed that the endophytic bacteria can promote plant growth of cucumber and banana. The results Tarabily (2003) also mentions endophytic bacteria isolated from roots of corn can be manipulated to increase the productivity of maize. This research was conducted to explore and isolate endophytic bacteria
from roots of corn and colect Bacillus sp and Pseudomonas sp. that potential as plant growth promoting of maize.The roots of corn were collected from the district of Cipete, the sub-district of Curug, the city of Serang, which is one of the central area of maize in Banten. The research of results 70 isolates endophytic bacteria, 46 of Bacillus sp. and 24 of Pseudomonas sp. There were 20 bacteria that potential as plant growth promoting, 8 isolates of Pseudomonas sp. and 12 isolates of Bacillus sp. The final screening that result 9 isolates that potential as plant growth promoting of maize and one isolate of Pseudomonas sp. have the best potential as plant growth promoting of maize.
Keywords: endophytic bacteria, plant growth promoting
PENDAHULUAN
Perakaran tanaman (rhizosfer) merupakan bagian tanaman yang paling kaya akan mikroorganisme. Banyaknya jumlah mikroorganisme yang ada di rizosfer disebabkan pada daerah tersebut merupakan bagian yang sangat kaya akan nutrisi di antaranya asam amino dan gula. Kedua senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai sumber nitrogen dan karbon untuk pertumbuhan mikroorganisme (Bruehl 1987).
Daerah rhizosper tanaman banyak dihuni oleh bakteri yang bermanfaat, salah satunya berperan sebagai agen pemacu pertumbuhan tanaman karena memproduksi hormon, vitamin dan bahan organik lainnya yang berguna untuk pertumbuhan tanaman (Thakuria
et al. 2004). Selain memacu pertumbuhan tanaman, bakteri ini juga dapat menurunkan serangan patogen penyakit pada tanaman (Zinniel et al.
2002).
Selain rhizosper, jaringan internal tanaman diketahui mengandung mengandung bakteri atau yang lebih dikenal dengan sebutan bakteri endofit. Bakteri endofit adalah bakteri yang berada di jaringan internal tanaman, yang keberadaanya tidak menimbulkan gangguan pada tanaman tersebut (Hallman 1997). Hallman (1997) melaporkan bahwa jaringan internal bagian perakaran memiliki kerapatan populasi bakteri paling tinggi diban-dingkan dengan bagian tanaman lain. Bakteri endofit dapat diisolasi mulai dari
bagian akar, batang, daun dan biji (Tarabily et al. 2003).
Peranan dari bakteri endofit ini juga bermacam-macam. Salah satu indikator untuk mengetahui kegunaan dari bakteri endofit adalah melihat karakter fisiolo-gisnya. Beberapa karakter fisiologis yang dapat digunakan adalah hasilkan hormon pertumbuhan, meng-hasilkan enzim ekstraseluler, produksi sianida, pelarut pospat dan aktifitas fluoresensi (Munif 2001).
Beberapa bakteri endofit pernah diisolasi dari tanaman padi, tebu, sorgum, rumput dan jagung. Eliza (2004) melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari akar tanaman jagung dapat memacu pertumbuhan tanaman mentimun dan pisang. Hasil penelitian Tarabily (2003) juga menye-butkan bakteri endofit yang diisolasi dari akar jagung dapat dimanipulasi untuk meningkatkan produktifitas tanaman jagung.
Karena masih sedikitnya informasi mengenai kemampuan meningkatkan pertumbuhan tanaman dari bakteri endofit perakaran tanaman jagung, maka penelitian ini perlu dilakukan.
Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 tahapan. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pertama adalah eksplorasi, isolasi bakteri (Bacillus sp. dan Pseudomonas
sp.) endofit akar jagung. Pada tahap kedua akan dilakukan penapisan isolat bakteri endofit akar jagung hingga diperoleh isolat yang potensial dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan antara lain sampel akar tanaman jagung asal Cipete yang disolasi bakterinya dan diuji potensinya sebagai pemacu pertum-buhan tanaman, media TSA (Triptic Soy agar), PDA (Potato Dextrose Agar), Media Kings B, benih jagung (varietas SHS-4), etanol, deterjen dan air. Alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, vortex, mikropipet, mikro tip, timbangan, rotari shaker, penangas air dan alat tulis.
Isolasi Bakteri Endofit
Bakteri diisolasi dari akar tanaman jagung yang diambil dari desa Cipete, Kecamatan Curug, Kota Serang. Tana-man jagung tersebut diambil dari lahan yang sering ditanami jagung dan tampak sehat. Isolasi bakteri dilakukan dengan metode pengenceran berseri pada media triptic soy agar (TSA) dengan kekuatan 1/10 (Widodo, 2000) yang terdiri dari 3 g triptic soy broth, 17 g agar, 1000 ml aquades. Bakteri yang diisolasi adalah bakteri tahan panas (800C) yaitu Bacillus sp. Untuk isolasi bakteri Pseudomonas sp. menggunakan media Kings B yang terdiri dari 20 g protease pepton, 15 ml glyserol, 1,5 g MgSO4.7H2O , 1,5 g K2HPO4, 15 g agar dan 1 liter air destilasi.
Bakteri yang berasal dari dalam jaringan akar diperoleh dari akar yang disterilkan permukaanya. Akar jagung dicuci dengan deterjen hingga bersih, lalu direndam dalam etanol 95% (v/v) selama 15 detik, selanjutnya direndam dalam natrium hipoklorit 1% (v/v) selama 30 menit lalu dibilas dengan aquades steril sampai tiga kali. Sebanyak 10 g contoh akar dihancurkan selama empat menit di dalam blender yang berisi 100 ml aquades steril. Suspensi dipindahkan ke dalam labu
Erlenmeyer steril dan dikocok dengan pengocok putar selama 45 menit dengan kecepatan 150 rpm.
Khusus untuk mengisolasi bakteri tahan panas, sebelum dilakukan penye-baran suspensi ke dalam media, tabung-tabung berisi suspensi pada pengenceran 10-9 dan 10-10 dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 800 C dalam penangas air selama 30 menit (Kim et al. 1997).
Pengujian Bakteri Endofit Akar Jagung yang Dapat Memacu
Pertumbuhan Tanaman
Pengujian mengikuti metode yang dilakukan Khairani (2009) dan Eliza (2004) yaitu menggunakan tanaman jagung. Bakteri hasil isolasi yang telah didapatkan diperbanyak dalam media Nutrient Agar (NA) dan diinkubasi selama 48 jam. Bakteri yang tumbuh dipanen dengan kuas dan disuspen-sikan dalam aquades steril dengan kerapatan 109 cfu/ml. Biji jagung yang digunakan varietas SHS-4. Sebelum digunakan, biji jagung dicuci dengan air mengalir selama 1 jam untuk mem-bersihkan permukaannya dari fungisida, kemudian disterilisasi dengan meng-gunakan natrium hipoklorit 1% selama 60 menit, lalu dibilas dengan air steril sebanyak tiga kali. Biji yang telah steril kemudian direndam dengan suspensi bakteri selama 24 jam (5 biji untuk tiap suspensi bakteri), ditiriskan dan dikecambahkan dengan kertas merang/ kertas hisap lembab selama tujuh hari dalam ruang gelap pada suhu ruang. Sebagai pembanding digunakan sus-pensi tanpa bakteri.
Setelah seminggu dilakukan peng-amatan dan pengukuran untuk melihat ada tidaknya kemampuan bakteri dalam memacu pertumbuhan tanaman dengan kategori: tinggi kecambah, panjang akar, jumlah akar, (Dey et al., 2004). Setelah itu akan dipilih sembilan bakteri yang menunjukkan pertumbuhan tanaman terbaik dibandingkan kontrol. Isolat bakteri terpilih disimpan pada
media Nutrient Agar (NA) miring untuk pengujian selanjutnya.
Pengujian Bakteri Pemacu Pertumbuhan Pada Kecambah
Tanaman Jagung
Kecambah tanaman jagung (varie-tas SHS-4) yang berumur tiga hari disterilkan dengan natrium hipoklorit 5,3% selama 1 menit, kemudian dibilas air aquades steril, lalu direndam dalam alkohol 70 % selama 15 detik, selanjutnya dibilas aquades steril dua kali dan dikering anginkan (Eliza, 2004).
Kecambah jagung dicelupkan ke dalam suspensi bakteri (kerapatan 109 cfu/ml) selama 2 jam. Kecambah ditanam dalam tanah steril, kecambah yang direndam dengan air tanpa suspensi sebagai kontrol. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan 10 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pengamatan dilakukan selama dua minggu dengan mengukur tinggi kecambah, panjang akar kecambah, berat basah akar, jumlah daun dan berat basah kecambah (Dey et al.,
2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN Isolat Bakteri yang Berpotensi sebagai Pemacu Pertumbuhan
Tanaman
Sampel akar tanaman jagung diambil dari desa Cipete, kecamatan Curug, kota Serang, yang merupakan salah satu pusat pertanaman jagung di wilayah Banten. Berdasarkan hasil isolasi awal yang dilakukan, didapatkan 70 isolat bakteri endofit yang berasal dari perakaran jagung.
Gambar 1 Bakteri endofit asal per-akaran jagung dari
kelom-pok Bacillus sp. pada
medium TSA.
Gambar 2 Bakteri endofit asal per-akaran jagung dari ke-lompok Pseudomonas sp. pada medium Kings B.
Identitas Isolat Bakteri yang Berpotensi Sebagai Pemacu
Pertumbuhan
Hasil identifikasi dan potensi pemacu pertumbuhan disajikan pada tabel 1. Isolat bakteri yang diidentifikasi adalah kelompok Bacillus sp. dan kelompok Pseudomonas sp. Berdas-arkan metode yang dilakukan Kim et al.
(1997) dan Fahy & Hayward (1983). Terdapat 70 isolat yang diisolasi, pada skrining pertama didapat 20 bakteri yang diduga sebagai pemacu pertum-buhan tanaman, 8 isolat bakteri dari kelompok Pseudomonas sp. dan 12 isolat bakteri dari kelompok Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan bakteri yang tahan panas karena dapat membentuk endospora. Untuk menda-patkan bakteri yang tahan panas dilakukan dengan pemanasan 800C selama 30 menit, dimana pada suhu
tersebut, bakteri lain akan mati kecuali
Bacillus sp. (Kim et al. 1997). Isolat bakteri yang termasuk dalam kelompok
Pseudomonas sp menunjukkan ciri-ciri koloni berwarna kuning pada medium Kings B dan berpendar di bawah sinar ultra violet (Fahy & Hayward, 1983). Jumlah isolat kelompok Bacillus sp. lebih banyak dari kelompok
Pseudomonas sp, selain itu bakteri
Bacillus sp. lebih banyak menunjukkan potensi sebagai pemacu pertumbuhan. Hasil penelitian Eliza (2004) dan Sutariati (2006) juga membuktikan bahwa sebagian besar bakteri endofit dari perakaran jagung dan cabe adalah dari kelompok Bacilllus sp yang mengeluarkan hormon IAA.
Jumlah isolat kelompok Bacillus
sp. lebih banyak dari kelompok
Pseudomonas sp., akan tetapi kelom-pok Pseudomonas sp. lebih sedikit menunjukkan potensi pemacu pertum-buhan. Diduga masih ada mekanisme tertentu selain pemacu pertumbuhan. Hal ini mungkin saja terjadi karena belum dilakukan uji karakter fisiologis yang lain. Menurut Eliza (2004) dan Sutariati (2006), bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. yang berhasil diisolasi dari perakaran jagung dan cabe mempunyai kemampuan sebagai antagonis, penghasil hormon pertum-buhan, pelarut phospat, penambat nitrogen, sekresi enzim (kitinase, protease, selulose), memproduksi hidro-gen sianida (HCN).
Pengujian Bakteri Pemacu Pertumbuhan pada Kecambah
Tanaman Jagung
Dari hasil skrining awal kemudian dipilih sembilan isolat terpilih untuk pengujian pemacu pertumbuhan tana-man jagung (Tabel 1) dan satu kontrol tanpa bakteri. Kemudian dilakukan pengujian pada kecambah jagung varietas SHS-4 yang ditanam dalam polibag selama seminggu pengamatan (Gambar 3).
Tabel 1 Sembilan isolat terpilih yang diuji sebagai pemacu pertum-buhan tanaman jagung
No Bakteri Kode Isolat
1 Pseudomonas sp CUP 9 2 Pseudomonas sp CUP 13 3 Pseudomonas sp CUP 15 4 Pseudomonas sp CUP 18 5 Bacillus sp CUP 23 6 Bacillus sp CUB 12 7 Bacillus sp CUB 35 8 Bacillus sp CUP 39 9 Bacillus sp CUP 40
Rekapitulasi Sidik ragam
Hasil rekapitulasi sidik ragam pada berbagai peubah yang diamati, disajikan pada Tabel 2. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan bakteri endofit dari akar jagung mempunyai pengaruh yang nyata terhadap panjang akar, bobot basah akar dan bobot basah tanaman jagung. Sedangkan perlakuan bakteri endofit dari akar jagung tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun jagung.
Gambar 3 Plot pengujian bakteri pemacu pertumbuhan umur 5 hst.
Tabel 2 Rekapitulasi sidik ragam pada berbagai peubah yang diamati
No Parameter pengamatan Bakteri
1 Panjang akar *
2 Bobot akar basah *
3 Tinggi tanaman ns
4 Bobot basah tanaman *
5 Jumlah daun ns
Keterangan: * = Berbeda nyata pada taraf 5%
ns = Berbeda tidaknyata
Gambar 4 Perbandingan tanaman jagung antara Kontrol dan CUP 18 (P18) setelah 7 hari.
Panjang Akar Jagung
Rerata panjang akar jagung dan hasil uji Tukey disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, perlakuan bakteri endofit dari akar jagung memberikan pengaruh yang nyata terhadap rerata panjang akar jagung dibandingkan dengan kontrol (tanpa bakteri). Perlakuan CUP18 (Pseudomonas sp. CUP18) memberikan pengaruh terbesar
terhadap panjang akar jagung, dan perlakuan CUP23 (Pseudomonas sp. CUP23) memberikan pengaruh terkecil terhadap rerata panjang akar jagung.
Bobot Basah Akar Jagung Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan CUP18 (Pseudomonas sp. CUP18) memberikan pengaruh tertinggi terhadap rerata bobot basah akar jagung dan CUP23 ((Pseudomonas sp. CUP23) memberikan pengaruh terkecil terhadap rerata bobot akar jagung. Secara keselurahan semua perlakuan bakteri memberikan pengaruh nyata terhadap rerata bobot basah akar jagung, jika dibandingkan dengan kontrol, meskipun pengaruhnya kecil.
Bobot Basah Tanaman Jagung Rerata bobot basah tanaman jagung dan hasil uji Tukey disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa CUP 18 (Pseudomonas sp. CUP18) memberikan pengaruh yang tertinggi terhadap rerata bobot basah tanaman, sedangkan CUP23 (
Pseudo-monas sp. CUP23) memberikan
pengaruh terkecil terhadap rerata bobot basah tanaman. Secara keseluru-han,hampir semua perlakuan bakteri memberikan pengaruh nyata terhadap rerata bobot basah tanaman jagung jika dibandingkan kontrol.
Tabel 3 Uji Tukey α 5% untuk panjang akar jagung
Perlakuan Rerata (cm) Notasi
CUP18 22,7 a CUP13 22,3 ab CUP15 19,3 ab CUB39 17,3 ab CUB12 16,3 abc CUB40 16,3 abc CUP9 16,3 abc CUB35 16,0 abc CUP23 14,7 bc KONTROL 9 c
Keterangan: Angka-angka yang terletak pada kolom diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji Tukey 5%
Tabel 4 Uji Tukey α 5% untuk bobot basah akar jagung
Perlakuan Rerata (g) Notasi
CUP18 1,7 a CUB39 1,7 ab CUB40 1,6 ab CUB12 1,6 ab CUB35 1,6 ab CUP9 1,5 ab CUP15 1,5 ab CUP13 1,4 ab KONTROL 1,1 ab CUP23 1,1 b
Keterangan: Angka-angka yang terletak pada kolom diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji Tukey 5%
Tabel 5 Uji Tukey α 5% untuk bobot basah tanaman jagung
Perlakuan Rerata (g) Notasi
CUP18 2,2 a CUB29 2 ab CUB40 2 ab CUB35 1,8 ab CUB12 1,7 ab CUP15 1,6 ab CUB13 1,5 ab CUP9 2 ab CUP23 0,9 b KONTROL 0,9 b
Keterangan: Angka-angka yang terletak pada kolom diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji Tukey 5%
Pembahasan
Berdasarkan hasil dari sidik ragam, diketahui bahwa bakteri endofit mempunyai pengaruh yang nyata terhadap panjang akar, bobot akar basah, dan bobot basah tanaman. Hasil uji lanjutpun menunjukkan bahwa semua perlakuan bakteri terhadap panjang akar, bobot akar basah, dan bobot basah tanaman mempunyai pengaruh yang nyata, meskipun beberapa mempunyai pengaruh yang kecil. Hasil penelitian Thakuria et.al
(2004) dan Eliza (2004) juga membuktikan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari perakaran jagung dapat merangsang pertumbuhan akar lateral, akar adventif, akar primer dan menghasilkan hormon pertumbuhan sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik. Diduga bakteri endofit yang diaplikasikan mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berpengaruh terhadap akar dan pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Eliza (2004) dan Khairani (2009) yang menyebutkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari akar tanaman jagung dapat menghasilkan hormon IAA (indole-3-acetic acid).
Bakteri yang berhasil diisolasi dari akar tanaman jagung pada penelitian ini adalah dari kelompok Bacillus dan Pseudomonas berflourescen, karena untuk mengisolasi bakteri ini cukup mudah. Selain itu kedua bakteri tersebut diketahui juga bersifat pemacu pertumbuhan tanaman yang menghasilkan hormon pertumbuhan seperti indole-3-acetic acid (IAA) (Vasudevan et al. 2002; Thakuria et al.
2004; Eliza, 2004; Sutariati, 2006). Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa bakteri dari kelompok
Pseudomonas sp (kode isolat CUP18) mempunyai kemampuan tertinggi terhadap akar, bobot akar dan bobot tanaman. Akan tetapi beberapa peneliti seperti Thakuria et al.,(2004) justru
melaporkan bahwa bakteri dari kelompok Bacillus paling banyak menghasilkan hormon pertumbuhan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bakteri endofit yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal yang sama juga dilaporkan Wiyono (2004) bahwa bakteri pemacu pertumbuhan tanaman tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman bit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan 70 isolat bakteri endofit, yaitu 46 dari kelompok Bacillus sp. dan 24 dari kelompok Pseudomonas sp. Ada 20 bakteri yang diduga sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, 8 isolat bakteri dari kelompok Pseudomonas sp. dan 12 isolat bakteri dari kelompok
Bacillus sp. Setelah dilakukan skrining akhir, didapat 9 isolat yang berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan dan satu isolat yang potensial sebagai bakteri pemacu pertumbuhan tanaman yaitu
Pseudomonas sp (kode isolat CUP18).
DAFTAR PUSTAKA
Bruehl GW. 1987. Soilborne Plant Pathogen. New York. Macmillan Publishing Company.
Dey R, Pal KK, Bhatt DM, Chauhan SM. 2004. Growth promotion and yield enhancement of peanut by (Arachis hipogea L) application of growth promotion rhizobacteria. Miicro-biolres 159: 371-394
Eliza. 2004. Pengendalian layu fusarium pada pisang dengan bakteri perakaran graminae. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Hallman J, Quadt-Hallman A, Mahafee WF, Kloepper JW. 1997. Bacterial endophytic in agricultural crops.
Khairani G. 2009. Isolasi dan uji kemampuan bakteri penghasil hormon IAA (Indole Acetic Acid ) dari akar tanaman jagung (Zea mays) [Skripsi]. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Kim DS, Cook RJ, Weller DM. 1997.
Bacillus sp. L324-92 for biological control of three root disease of wheat of grown with reduce tillage.
Phytopathology 87: 551-558. Munif A. 2001. Study on the importance
of endophytic bacteria for the biological control of the root-knot nematode Meloidogyne incognita
on tomato [dissertation]. Bonn: Doktor der Agrarwissenschaften. Rheinischen Freidrich- Wilhelms-Universitat.
Radji, M. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan obat herbal. Maja-lah Ilmu Kefarmasian. 2(3): 113-126.
Rosales AM, Thomashow L, Cook RJ, New TW. 1995. Isolation and identification of antifungal metabolites produced by rice-associated antagonistic Pseudomo-nasspp. Phytopathology 85: 1028-1032.
Stoltzfus JR, So R, Malarvithi PP, Ladha JK, de Bruijn FJ. 1997. Isolation of endophythic bacteria from rice and assessment of their potential for supplying rice with.
Strobel G.A., & B. Daisy. 2003. Bioprospecting for Microbial En-dophytes an Their Natural Product. Microbiol. and Mol. Biology Rev. 67(4): 63-68.
Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan
Tanaman secara In Vitro.
Yogyakarta. Kanisius.
Sutariati GAK. 2006. Perlakuan benih dengan agens biokontrol untuk pengendalian penyakit antraknosa, peningkatan hasil dan mutu benih cabe. Disertasi. Bogor. Institut Pertanian.
Tarabily, K., A. H. Nassar., K. Sivasithamparam. 2003. Promotion Of Plant Growth By An Auxin- Producing Isolate Of The Yeast Williopsis Saturnus Endophytic In Maize Roots. The Sixth U. A. E
University Reasearch Conference. 60-69.
Vasudevan P, Reddy MS, Kavitha S, Velusamy P, Paulraj RSD, et al.
2002. Role of biological prepa-rations in enhancement of rice seedling growth and grain yield.
Current Science 83: 1140-1143. Wiyono, S. 2004. Optimation of
biological control of damping-off of sugar beet (Beta vulgaris L. ssp.
Vulgaris var. altissima Doell) caused by Pythium ultimum Trow by using Pseudomonas flourescens
B5. [dissertation]. Gottingen. Degree of Doctor. Georg-August University Gottingen.