• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM) TAHUN 2012 PENGUATAN KUBE BERBASIS OLAHAN MAKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM) TAHUN 2012 PENGUATAN KUBE BERBASIS OLAHAN MAKANAN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM)

TAHUN 2012

PENGUATAN KUBE BERBASIS OLAHAN MAKANAN

GUNA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK LOKAL DI DESA PUCUNGREJO

Oleh :

Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes Oesman Raliby, ST, M.Eng

Mulato Santoso, SE, M.Sc Arif Fajar Wibisono, SE, M.Sc

Didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendiknas

untuk dilaksanakan sebagai Program KKN-PPM

LEMBAGA PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (LP3M)

(2)
(3)
(4)

RINGKASAN/SUMMARY

KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat atau lebih dikenal dengan nama KKN PPM ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Magelang untuk kedua kalinya dan merupakan kelanjutan dari program KKN PPM sebelumnya (yang diselenggarakan pada bulan Oktober 2011) di Desa Pucungrejo Muntilan Kabupaten Magelang. Judul yang diangkat pada KKN PPM tahun kedua adalah “Penguatan KUBE Berbasis Olahan Makanan Guna Peningkatan Daya Saing Produk Lokal di Desa Pucungrejo”. KKN PPM ini diikuti 36 orang mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Universitas Muhammadiyah Magelang dengan melalui proses seleksi. Selanjutnya ketigapuluh enam mahasiswa tersebut dibagi menjadi 7 kelompok dengan jumlah anggota kelompok masing-masing 5 orang. Sebelum diterjunkan ke lokasi KKN, para mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan secara teoritis dan praktis dari berbagai narasumber baik internal maupun eksternal (Disperinkop dan UMKM, Dinas Kesehatan, PT. Bank BNI Persero, dan IKM Kedai Pizza) dengan materi pengertian dan tatacara pelaksanaan KKN PPM, Cara Produksi yang Baik, kemasan, legalitas, produksi bersih, manajemen pemasaran, pemodalan, pembukuan sederhana, motivasi kewirausahaan, kelompok usaha bersama, dan perkoperasian. Setelah dibekali selanjutnya para mahasiswa diterjunkan ke lokasi KKN dan berdomisili di tempat tersebut selama 35 hari. Pada awal kegiatan, para mahasiswa bersilaturahmi dengan kepala dan warga dusun, ditindaklanjuti dengan identifikasi keanggotaan KUBE industri kecil olahan pangan yang sudah dibentuk oleh mahasiswa KKN PPM tahun sebelumnya dan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut selanjutnya disusun program kerja KKN PPM baik secara individual maupun kelompok dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi KUBE olahan pangan. Permasalahan yang dihadapi KUBE Olahan Pangan utamanya adalah belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Setiap anggota KUBE masih berjalan sendiri-sendiri, motivasi untuk bergabung dan terlibat secara aktif dalam KUBE masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan lokasi antar anggota KUBE saling berjauhan, sehingga menyulitkan untuk saling berkoordinasi. Oleh karena itu, program kerja yang disusun para mahasiswa bertujuan untuk menguatkan KUBE, agar dapat berjalan dengan optimal yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Program kerja yang dilaksanakan adalah merevitalisasi KUBE yang sudah ada menjadi KUBE yang sesuai dengan keinginan para anggota. KUBE baru yang dibentuk berdasarkan lokasi para anggotanya, sehingga pembentukannya berdasarkan dusun yang saling berdekatan. KUBE yang terbentuk tersebut berjumlah 7 unit. Selanjutnya setelah KUBE terbentuk dilakukan pendampingan. Aspek-aspek yang didampingi meliputi penyusunan AD/ART, penentuan struktur organisasi, cara proses produksi yang baik, cara pengemasan, cara pemasaran, pengajuan legalitas, pemodalan, dan pembentukan pra koperasi. Para pelaku industri kecil juga diberikan pelatihan-pelatihan dengan narasumber dari LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang dan instansi-instansi terkait seperti Disperinkop dan UMKM, Dinas Kesehatan, BP2KT, dan PT. Bank BNI Persero.Hasil kegiatan KKN PPM ini adalah 1) terbentuknya KUBE baru berdasarkan lokasi para anggotanya, 2) pengajuan P-IRT oleh para anggta KUBE, 3) pembuatan Katalog Industri Kecil Olahan Pangan yang baru, 5) pembuatan papan nama KUBE yang baru, dan 6) pelaksanaan pelaksanaan bazar produk olahan pangan di Desa Pucungrejo.

Kata kunci : KKN PPM, industri olahan pangan, Desa Pucungrejo

(5)

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas berkat nikmat, rahmat, dan karunia-Nya kegiatan KKN PPM oleh Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2012 ini sudah selesai. KKN PPM yang berjudul Penguatan KUBE Berbasis Olahan Makanan Guna Peningkatan Daya Saing Produk Lokal di Desa Pucungrejo tersebut dilaksanakan oleh 36 orang mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di Universitas Muhammadiyah Magelang selama 35 hari.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh para mahasiswa peserta KKN PPM dalam mendampingi masyarakat terutama para pelaku industri kecil berbasis olahan pangan. Seperti kegiatan sosialisasi dan pelatihan tentang Cara Proses Produksi yang Baik (CPPB), cara pengajuan P-IRT, cara pembukuan sederhana, cara pengemasan produk, strategi pemasaran, dan revitalisasi KUBE.

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, para mahasiswa peserta KKN PPM juga menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak terkait. Sehubungan dengan hal itu, maka diucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang. 2. Ketua LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang.

3. Kepala Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. 4. Ketua BKM Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. 5. Ketua PKK Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

6. Kepala dusun di lingkungan Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. 7. Kepala Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. 9. Kepala BP2T Kabupaten Magelang.

10. PT Bank BNI Persero Kota Magelang dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

(6)

Demikian pengantar yang dapat disampaikan, kritik dan saran sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan ini.

Magelang, 28 Desember 2012 Ketua Pelaksana

Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes NIDN. 0015026901

(7)

DAFTAR ISI Halaman Judul ...………... i Halaman Pengesahan ………... ii Ringkasan ………... iv Prakata ………... v Daftar Isi ………... vi

Daftar Tabel ………... vii

BAB I Pendahuluan ……….. 1 BAB II Tujuan, Target Luaran, dan

Indikator Keberhasilan Kegiatan A. Tujuan Kegiatan

B. Target Luaran

C. Indikator Keberhasilan Kegi-atan ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. 5 5 6 7 8 BAB III Pelaksanaan Kegiatan

A. Analisis Situasi Mahasiswa Peserta KKN PPM Tahun 2011

B. Analisis situasi masyarakat sasaran KKN PPM Tahun 2011

C. Pelaksanaan kegiatan KKN PPM dan pola evaluasi proses pelaksanaan kegiatan

D. Jadwal pelaksanaan kegiatan KKN PPM tahun 2011 ……….. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 8 8 9 16 19

BAB IV Evaluasi dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan

A. Evaluasi dan Pembahasan Manfaat dan Ketercapaian

……….. ……….. ……….. ……….. 20 20

(8)

Tujuan Kegiatan

B. Evaluasi dan Pembahasan

Penerapan Metode

Penyelesaian Masalah IKM C. Pembahasan Luaran Kegiatan

dan Perwujudan Indikator Pencapaian Tujuan Kegiatan D. Pembahasan Penyerapan

Biaya Pelaksanaan Kegiatan

……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. 22 23 24 Lampiran ...………...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi Penduduk Desa Pucungrejo Menurut Mata Pencaharian

... ... ...

11

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM UMM Tahun 2012

... ...

22

Tabel 3 Rincian Penggunaan Dana Tahap I

... ...

(10)

BAB I PENDAHULUAN

Desa Pucungrejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis merupakan wilayah datar yang sebagian besar terdiri dari wilayah perkotaan (Kota Kecamatan Muntilan). Jaraknya 0,5 km dari kantor Kecamatan Muntilan dan 8 km dari kota Kabupaten Magelang. Luas wilayah 145,19 ha yang terdiri dari 11 dusun, 15 Rukun Warga (RW), dan 39 Rukun Tetangga (RT). Kesebelas dusun tersebut adalah Dusun Gatak Lamat, Karangwatu, Kendalgrowong, Gatak Gamol, Pandansari, Karangpucung, Karangrejo, Semali, Kenatan, Growong dan Semaken.

Wilayah Desa Pucungrejo di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sedayu, Tamanagung, dan Kelurahan Muntilan; di sebelah timur berbatasan dengan Desa Gunungpring, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Keji; dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tamanagung. Wilayahnya sangat strategis karena :

1. Secara geografis, Desa Pucungrejo terletak di sebelah barat dari jalan Pemuda (jalur utama) yang membelah Kota Kecamatan Muntilan dan mempunyai jarak kurang dari 1 km dari pusat ibukota Kota Kecamatan Muntilan.

2. Berada pada titik pertemuan jalur ekonomi Yogyakarta–Magelang–Semarang, sehingga secara tidak langsung mempunyai tanggungjawab yang besar untuk memelihara kelancaran proses arus pergerakan regional dan perdagangan yang melintasi wilayah Kota Kecamatan Muntilan.

3. Desa Pucungrejo memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu simpul node area tangkapan arus perjalanan wisatawan dari Yogyakarta ke arah Candi Borobudur, karena dapat dikembangkan sebagai tempat persinggahan sementara bagi para wisatawan.

4. Sebagian wilayah Desa Pucungrejo menempati sebagian pusat Kota Kecamatan dengan fungsi ruang untuk perdagangan dan jasa. Ditunjang dengan fasilitas pasar Kota Muntilan sebagai pusat ekonomi serta terminal sebagai sarana arus pergerakan ekonomi, menyebabkan sektor perdagangan mendominasi dan memberikan kontribusi yang besar dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Di samping itu wilayah pinggiran desa yang didominasi oleh fungsi ruang sebagai kawasan pertanian, perikanan, dan peternakan menjadikan kawasan tersebut sebagai penyangga kawasan perkotaan. Oleh karena itu antara sektor perdagangan,

(11)

jasa pada kawasan perkotaan dan pertanian, perikanan, peternakan di kawasan perdesaan menjadi saling melengkapi untuk dikembangkan guna peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Sektor unggulan perekonomian Desa Pucungrejo adalah kegiatan home industry pangan. Kegiatan ini dilakukan hampir di seluruh wilayah desa yang terdiri dari 11 dusun. Produk-produk olahan pangan yang dihasilkan tidak hanya dikenal di wilayah Kecamatan Muntilan saja, tetapi juga di seluruh wilayah Kabupaten Magelang. Berbagai produk olahan pangan tersebut adalah :

1. Di Dusun Pandansari terdapat industri pengolahan pangan bakpia, untir-untir, tahu isi, bakpao, putu ayu, martabak, kacang bawang, ceriping pisang, tahu cokol, tahu kering, gorengan, dan minas.

2. Di Dusun Karangwatu terdapat industri pengolahan pangan peyek paru, peyek kacang, ceriping gethuk, intip goreng, brownies, bolu zebra, roti semir, roti pisang, arem-arem, pisang rebus, nagasari, bakpao, donat, jenang dodol, krasikan, aneka kue kering, tape ketan, agar-agar, klepon, lemper, bolu kukus, bestik, dan slondhok gethuk.

3. Di Dusun Karangpucung terdapat industri kecil makanan ikan, peyek kacang, kering tempe, intip goreng, peyek paru, martabak, tahu goreng, agar-agar, bolu kukus, risoles, dan sosis. 4. Di Dusun Semaken terdapat industri kecil aneka makanan basah, kue apem, ceriping

singkong rasa gadung, manisan buah, dan kacang bawang.

5. Di Dusun Karangrejo terdapat industri slondok, misoa, cemplon, jadah goreng, peyek teri, kue lapis, kue apem, kacang bawang, dan kacang telor.

6. Di Dusun Gatakgamol terdapat industri kecil pengolah martabak, lumpia, risoles, dadar gulung, ayam goreng, peyek teri, tape ketan, telor asin, sosis, ayam kentucky, tahu kentucky, martabak telor besar, galundeng, kering kentang, dan kacang telor.

7. Di Dusun Growong terdapat industri kecil peyek belut, kentucky usus, ceriping ketela, bawang goreng, kue pelog, kue sledri, intip goreng, dan peyek belut.

8. Di Dusun Kendalgrowong terdapat industri kecil olahan pastel, lumpia, risoles, sosis solo, makanan basah, brownies, kleci, kacang bawang, peyek kedelai, peyek paru, widaran, keripik usus, keripik tempe, peyek kacang, bolu kukus, sus fla, martabak telor, stick keju, gorengan, bakwan, sate usus, rengginang, kacang bawang, kacang telor, ceriping gethuk, kue kering, dan tape ketan.

(12)

9. Di Dusun Gataklamat terdapat industri kecil roti pia, slondok, kue pukis, kue sledri, getuk lindri, kue bilkies, gula kacang, kue yangko, es gembira, roti sari rasa, minuman roso eco, tape ketan, kue kocor, tahu goreng, risoles, sate ayam dan sate kambing.

10. Di Dusun Kenatan terdapat industri peyek kacang, keripik tempe, martabak, slondok, peyek paru, peyek kedelai, ceriping pisang, intip goreng, ceriping gethuk, rengginang, lumpia, dadar gulung, kacang telor, dan kue sodo.

11. Di Dusun Semali terdapat industri kecil bolu emprit, makanan basah, mie ayam, martabak, roti kelinci, rengginang, wingko babat, peyek kacang, tempe keripik, minuman herbal, brownies, kue lapis, kue kukus, dan kue apem.

Kegiatan home industry ini dilakukan oleh 47,77 persen masyarakat, sehingga dapat dikatakan sektor industri kecil merupakan sektor basis dalam aktivitas ekonomi di Desa Pucungrejo. Namun demikian perkembangan home industry tersebut belum optimal. Berbagai permasalahan dihadapi dalam pengembangan usahanya, di antaranya adalah terbatasnya permodalan, terbatasnya tenaga kerja, semakin meningkatnya harga bahan baku, proses produksi yang belum menerapkan Good Manufacturing Product (GMP), kemasan produk yang belum memadai, terbatasnya wilayah pemasaran, belum adanya legalitas resmi (SIUP, PIRT, TDI/TDP, dan halal), dan kurangnya teknologi tepat guna dalam proses produksi. Hal tersebut terjadi karena rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kurangnya informasi yang diperoleh para pelaku industri dan rendahnya keterlibatan Pemerintah Daerah maupun desa serta pihak-pihak terkait dalam membantu para pelaku usaha tersebut dalam mengembangkan usahanya.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu upaya yaitu mensinergikan pihak-pihak terkait dalam rangka pengembangan usaha kecil pengolahan pangan di Desa Pucungrejo. Pihak-pihak tersebut adalah masyarakat sebagai pelaku industri, pemerintah daerah maupun desa, lembaga pendidikan tinggi, lembaga-lembaga yang dapat berperan sebagai CSR, dan lembaga swadaya masyarakat.

Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan dalam bentuk pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik PPM tahun lalu (2011) yang melibatkan 40 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang dari berbagai bidang ilmu sebagai pelaksananya. KKN PPM tersebut bertujuan mengidentifikasi IKM olahan pangan di Desa Pucungrejo, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi IKM-IKM tersebut, memberikan pelatihan dan pendampingan

(13)

kepada IKM untuk mengembangkan usahanya, dan mengelompokkan IKM-IKM tersebut dalam satu KUBE berdasarkan jenis produknya.

Namun demikian, KUBE yang telah dibentuk itu sampai saat ini belum dapat berjalan karena beberapa hal seperti jarak antar anggota KUBE berjauhan sehingga menyulitkan koordinasi, dan masing-masing anggota masih bersifat individualistis atau sulit berbagai dengan yang lain. Oleh karena itu guna memperkuat KUBE yang sudah terbentuk, maka dilaksanakan KKN PPM kembali yang bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan KUBE agar dapat berjalan secara optimal dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

KKN PPM tahap kedua ini diikuti oleh 36 orang mahasiswa dari program studi Ekonomi Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Bimbingan Konseling, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Teknik Informatika, dan Teknik Industri. Keberagaman latar belakang ilmu para mahasiswa tersebut dimaksudkan agar setiap mahasiswa yang menempuh ilmu di Universitas Muhammadiyah Magelang mempunyai bekal terutama jiwa kewirausahaan, agar selepas kuliah dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping itu, meskipun tema yang diangkat dalam kegiatan KKN PPM ini masalah KUBE, namun tidak menutup kemungkinan bagi para mahasiswa untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahannya pada berbagai bidang seperti masalah pendidikan, keberagamaan, hukum, dan lingkungan hidup. Ketigapuluhenam mahasiswa tersebut akan berdomisili di Desa Pucungrejo kurang lebih selama 35 hari dan berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi para pelaku home industry dalam rangka mengembangkan kegiatan usahanya dalam bentuk KUBE.

(14)

BAB II

TUJUAN, TARGET LUARAN, DAN INDIKATOR KEBERHASILAN KEGIATAN

A. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan KKN PPM Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2012 ini adalah :

1. Meningkatkan kepedulian dan empati mahasiswa kepada permasalahan masyarakat ekonomi lemah terutama masalah penguatan KUBE di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, sehingga terjadi :

a. Perubahan perilaku mahasiswa

Mahasiswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan berusaha untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut sesuai dengan bekal ilmu yang telah diperoleh dari bangku kuliah dan juga pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya.

b. Institusi

Bagi institusi dalam hal ini Perguruan Tinggi, program KKN PPM tersebut bertujuan untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat terutama dalam membantu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.

c. Kelompok sasaran yang dituju

Bagi kelompok sasaran yang dituju yaitu masyarakat Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, diharapkan mampu memperbaiki dan mengubah perilakunya terutama dalam melakukan kegiatan usaha ekonomi dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup serta berperan aktif dalam KUBE.

2. Membantu mengatasi permasalahan masyarakat Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang dalam rangka KUBE.

3. Menyusun rencana kerja KKN-PPM dengan judul Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang guna memenuhi tujuan pada poin a dan b di atas.

4. Mendapatkan mitra penyandang dana guna mendukung keberlanjutan KUBE tersebut, baik dengan pihak pemerintah maupun dengan pihak swasta.

(15)

B. Target Luaran Kegiatan

Target luaran kegiatan KKN PPM ini adalah : 1. Tahap pemberdayaan KUBE

Produk yang diharapkan pada tahap pertama adalah :

a. Bertahan dan berkembangnya jiwa kewirausahaan di kalangan para pelaku home industry yang tergabung dalam KUBE.

b. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman para pelaku home industry terhadap arti pentingnya KUBE dalam rangka mendukung dan mengembangkan kegiatan usahanya.

c. Meningkatnya motivasi para pelaku home industry untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya untuk menjalankan kegiatan usahanya dalam bentuk KUBE.

d. Terbentuknya struktur organisasi KUBE, AD/ART, dan program kerja di setiap KUBE dan dilegalkannya KUBE oleh Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang.

2. Tahap pembinaan KUBE

Produk yang diharapkan pada tahap kedua adalah :

a. Meningkatkan kekompakan anggota-anggota KUBE dalam menjalankan kegiatan usaha bersama dalam berbagai aspek.

b. Good Manufacturing Product (GMP) diterapkan dengan baik pada proses produksi di setiap KUBE.

c. Teknologi tepat guna pada proses produksi digunakan di setiap KUBE guna meningkatkan produktivitas kerja dan kapasitas produksi.

d. Produksi bersih selalu diterapkan dalam proses produksi di setiap KUBE.

e. Pengemasan yang sesuai dengan peraturan pengolahan pangan selalu diterapkan di setiap KUBE.

f. Produk yang dihasilkan masing-masing KUBE semakin bervariasi. g. Seluruh KUBE memperoleh legalitas PIRT dari Dinas Kesehatan.

h. Manajemen kegiatan usaha terutama masalah pembukuan di setiap KUBE semakin tertata.

(16)

i. Semakin luasnya jaringan pemasaran produk-produk KUBEterutama pada tingkat regional dan nasional.

3. Tahap pengembangan KUBE

a. Terbentuknya koperasi di setiap KUBE guna memperlancar kegiatan usaha seperti kemudahan dalam memperoleh pinjaman modal usaha dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya dan memasarkan produk yang dihasilkan.

b. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia para anggota KUBE dalam mengembangkan dan memajukan kegiatan usahanya.

c. Terjalinnya kerjasama yang baik antara KUBE dengan pihak-pihak terkait yang mampu membantu pengembangan KUBE seperti pihak-pihak distributor, instansi pemerintah, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, dan Perguruan Tinggi.

C. Indikator Keberhasilan Kegiatan

Indikator keberhasilan kegiatan KKN PPM ini adalah : 1. Terbentuknya KUBE-KUBE baru di tiap dusun.

2. Terbentuknya kerjasama antar KUBE yang sudah ada.

3. Terbentuknya koperasi khususnya simpan pinjam di setiap KUBE. 4. Terbentuknya klaster yang beranggotakan KUBE yang sudah terbentuk. 5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

(17)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Analisis Situasi Mahasiswa Peserta KKN PPM Tahun 2012

1. Latar belakang secara umum

Mahasiswa peserta KKN PPM Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2012 ini berjumlah 36 orang melalui proses seleksi. Mereka berasal dari berbagai macam program studi (S1) yang ada di Universitas Muhammadiyah Magelang yaitu ekonomi manajemen, ekonomi, akuntansi, ilmu hukum, bimbingan konseling, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Agama Islam, ekonomi syariah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, teknik industri, dan teknik informatika.

Proses seleksi dilakukan melalui metode wawancara kepada setiap calon peserta. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi pengetahuan umum tentang KKN, KKN PPM, dan tema yang diangkat (daftar pertanyaan dapat dilihat pada lampiran). Di samping itu, kepada setiap calon ditanyakan juga alasan dan motivasinya mengikuti kegiatan KKN PPM.

Berdasarkan hasil wawancara selanjutnya ditentukan peserta KKN PPM. Kriteria yang digunakan untuk menentukan adalah jumlah nilai hasil wawancara. Apabila calon peserta mempunyai nilai ≥ 70, maka menjadi peserta KKN PPM. IPK tidak menjamin bahwa calon peserta bisa lolos, karena penilaian tergantung pada hasil wawancara (hasil penilaian dapat dilihat pada lampiran).

2. Pengalaman sesuai dengan tema

Pada proses seleksi melalui wawancara, pada umumnya mahasiswa belum memahami KKN PPM, juga dengan istilah-istilah UMKM dan KUBE. Mereka hanya berpinsip bahwa dengan KKN PPM, mereka dapat belajar dari masyarakat bagaimana melakukan kegiatan wirausaha yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan selama dan atau setelah mengikuti perkuliahan. Namun demikian, ada beberapa di antara calon peserta yang telah menjadi pelaku wirausaha, sehingga dengan adanya program KKN PPM ini mereka ingin belajar lebih mendalam tentang kewirausahaan dari masyarakat secara langsung.

(18)

3. Motivasi keikutsertaan

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa motivasi mengikuti program KKN PPM ini adalah ingin mencoba sesuatu yang baru, apalagi tema atau judul yang diangkat cukup familiar yaitu tentang permasalahan yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Program KKN PPM tersebut di Universitas Muhammadiyah Magelang baru dilaksanakan kedua kali ini, sehingga para mahasiswa penasaran untuk mencobanya. Di samping itu alasan yang lain adalah lokasi KKN PPM mudah dijangkau karena masih berada di wilayah perkotaan, dibandingkan dengan program KKN lain yang ditawarkan oleh LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang, di mana lokasi berada di perdesaan yang cukup jauh dari wilayah perkotaaan.

B. Analisis situasi masyarakat sasaran KKN PPM Tahun 2012

1. Kondisi masyarakat sasaran

Lokasi KKN PPM Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2012 ini adalah di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang yang berjarak kurang lebih 10 km dari kampus 2 Universitas Muhammadiyah Magelang.

Kondisi masyarakat di Desa Pucungrejo dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Desa Pucungrejo keseluruhan pada tahun 2009 adalah 8.894 orang dengan 4.250 orang berkelamin laki-laki dan 4.644 orang berkelamin perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 2.414 yang tersebar si 11 dusun. Dengan perbandingan proporsi yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan, serta tingkat pertambahan penduduk, maka komposisi penduduk Desa Pucungrejo sudah sesuai dengan arahan RUTRK IKK Muntilan yaitu sebesar -1,45%.

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Jika dilihat dari data tingkat pendidikan masyarakatnya, maka penduduk di lingkungan Desa Pucungrejo sebagian besar merupakan penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, sejumlah 2.457 orang (34,1 %) mereka lulus SLTA, ahli madya (D1,D2 dan D3) dan sarjana/pasca sarjana (S1, S2, dan S3), dan hanya 2,8% (sejumlah 202 orang) yang sama sekali tidak pernah menikmati jenjang pendidikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia Desa Pucungrejo

(19)

sebagian besar merupakan sumber daya terdidik dan menjadi sumber daya manusia angkatan kerja yang potensial.

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Desa Pucungrejo menurut mata pencahariannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Pucungrejo Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1. Petani 127 2. Buruh Tani 119 3. Buruh/Swasta 751 4. Pegawai Negeri 118 5. Pengrajin 11 6. Pedagang 1.198 7. Montir 33 8. Tukang Kayu 53 9. Tukang Batu 73 10. Guru Swasta 25

Sumber : Data Monografi Desa Pucungrejo th.2009

Pada tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Desa Pucungrejo utamanya adalah di bidang perdagangan yang didominasi perdagangan kecil terutama industri olahan makanan. Industri yang jumlahnya ratusan ini tersebar ke 11 dusun yang ada di Desa Pucungrejo. Di samping itu juga terdapat sejumlah kecil industri kerajinan seperti pahat batu, kerudung/jilbab sulam pita, dan aneka tas mote. Industri-industri inilah yang menjadi sumber penghidupan sebagian besar masyarakat di Desa Pucungrejo. Para pelaku industri kecil tersebut umumnya berasal dari golongan menengah ke bawah yang tingkat pendidikan maupun kualitas sumberdayanya masih terbatas.

(20)

Pada KKN PPM tahap pertama (tahun 2011), industri olahan makanan di Desa Pucungrejo sudah dikelompok-kelompokkan menjadi 8 KUBE berdasarkan jenis produknya.

2. Masalah yang dibantu diselesaikan

KUBE olahan makanan di Desa Pucungrejo yang sudah dibentuk para mahasiswa tersebut belum berjalan dengan baik. Hanya sekedar nama, karena para pelaku usaha atau anggota KUBE tetap berjalan sendiri-sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak adanya pendampingan yang kontinyu dari Pemerintah Desa setempat dan lokasi masing-masing anggota KUBE saling berjauhan sehingga menyulitkan koordinasi. Permasalahan yang lain adalah terbatasnya permodalan, terbatasnya tenaga kerja, semakin meningkatnya harga bahan baku, proses produksi yang belum menerapkan Good Manufacturing Product (GMP), kemasan produk yang belum memadai, terbatasnya wilayah pemasaran, belum adanya legalitas resmi (SIUP, PIRT, TDI/TDP, dan halal), dan kurangnya teknologi tepat guna dalam proses produksi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Universitas Muhammadiyah Magelang untuk kedua kalinya melalui kegiatan KKN PPM bermaksud membantu masyarakat Desa Pucungrejo khususnya para pelaku industri kecil untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi agar kegiatan usaha yang telah dilakukan dapat berkembang secara optimal.

Pendampingan oleh para mahasiswa KKN PPM kepada KUBE industri kecil olahan pangan di Desa Pucungrejo meliputi berbagai aspek dimulai dari penguatan organisasi KUBE, pemilihan bahan baku, proses produksi, pengemasan, pemasaran, pembukuan sederhana, legalitas usaha, dan permodalan. Dalam melakukan pendampingan juga diupayakan untuk bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perinkop dan UMKM, BP2KT, BLH, PT. Bank BNI Persero, dan sejumlah pelaku usaha di industri olahan pangan yang sudah sukses.

3. Potensi masyarakat sasaran

Di Desa Pucungrejo telah dibentuk 8 KUBE olahan makanan sebagai berikut : a. KUBE Madani memproduksi aneka rengginang

(21)

Anggotanya adalah IKM Rengganis Kembar, Bu Min, Mekar, Maulana, Berkah, Bu Ana, Bapak Andi, Bu Bariyah, Bu Tarminarti, Intip Bu Nuriyah, dan Bu Wahyu Sukarto, yang diketuai oleh Bapak Istarto dan sekretariat di Dussun Semali.

b. KUBE Cerah memproduksi telur asin

Anggotanya adalah IKM Telur Asin N4, Bu Puji, dan Bu Mudrikah, yang diketuai Bapak Nardi dan sekretariat di Dusun Gataklamat.

c. KUBE Berkah memproduksi aneka peyek

Anggotanya adalah IKM peyek paru Bapak Muhnazim, Bu Lastri, peyek kacang Bu Ngadirah, Bu Maryati, peyek bayam Bu Nur, peyek kedelai Surya, peyek teri dan kacang Bu Anis Yulia, dan peyek belut Bapak Sugiyanto, yang diketuai Bapak Muhnazim dan sekretariat di Dusun Karangwatu.

d. KUBE Bina Kelola memproduksi aneka keripik atau ceriping

Anggotanya adalah IKM ceriping gadung Tela, keripik ikan asin Bu Ekowati, kerupuk rambak dan gethuk Bu Wanti, ceriping gethuk Bu Budiyarti, Bapak Nuryanto, Eco, Bu Marsiti, keripik tempe Bu Warti, kerupuk gendar Bu Siti, dan ceriping pisang Bu Wahyu Sukarto, yang diketuai Bapak Nuryanto dan sekretariat di Dusun Growong.

e. KUBE Lentera memproduksi makanan ringan berbahan baku kacang

Anggotanya adalah IKM kacang bawang Bu Bagiyo, gula kacang Bapak Didik, kacang telur Bu Ekowati, dan kacang sangrai bu Chery, yang diketuai bu Ekowati dan sekretariat di Dusun Semaken.

f. KUBE Asah Asih Asuh memproduksi aneka makanan basah

Anggotanya adalah IKM apem Bapak Suryo, Bapak Heri, ager-ager dan risoles Bu Etik, Ndog Gludug Bu Trisiyah, caranggesing Bu Ipah, tahu cetak bu Siti, cake karamel Bu Rosmiyati, kue bolu Bapak Kusman, Mirasa, manisan Bapak Nurhasan, lapis legit Bu Sri Enah, jenang dodol Bu Titik, wingko dan moci Citra, tahu kuning Bu Siti Umrotun, yangko Bu Ali, gula kacang Bapak Didik, jenang pati Bu Eni, klepon Bu Urip, Bu Mudrikah, Bu Nanik, tahu segar Bu Tutik, sate kolang-kaling Bu Sri Umiyati, ketan Bu Sri Suratni, Bu Daryati, tape ketan bu Anis Yulia, dan Bu Ngalim, yang diketuai Bu Sri Enah dan sekretariat di Dusun Semali.

(22)

g. KUBE Karya Mandiri memproduksi aneka gorengan

Anggotanya adalah IKM gorengan Bu Nanik, Bu Supiyati, Bu Ipik Jono, Bu Dariyah Bu Suprapti, Bu Walyati, Bu Partinah, Bu Lestari, Bapak Ruli, Bu Suprihatin, Bu Wahyu, Bu Leni, Bu Heni, Bu Siti Hardi, Bu Tarwiyah, Bu Triwardiyati, Bu Ida, Bu Darto, Bu Nunik, Bu Viki, Bapak Gun, Bapak Wiwit, Bu Sri Hardini, dan Bapak Wahidin, yang diketuai Bu Tri Widaryati dan sekretariat di Dusun Gatak Gamol. h. KUBE Sinar Produksi memproduksi makanan berbahan baku kedelai

Anggotanya adalah IKM tempe Pak Juki, Bu Supiah, susu kedelai, tahu bu Muntanah, Surya, dan kecap Bu Helena, yang diketuai Bu Muntanah dan sekretariat di Dusun Karangrejo.

4. Metode penyelesaian masalah mitra

Metode penyelesaian masalah yang akan dilakukan dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu :

a. Tahap pemberdayaan KUBE b. Tahap pembinaan KUBE c. Tahap pengembangan KUBE

Ketiga metode penyelesaian masalah tersebut, selanjutnya dirinci menjadi 7 konsep sebagai berikut :

a. Tahap I

Tahap I merupakan sosialisasi kegiatan KKN PPM kepada lembaga mitra, pemerintahan daerah, pemerintah desa, dan anggota masyarakat Desa Pucungrejo.

b. Tahap II

Tahap II merupakan tahap identifikasi dan klarifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Pucungrejo khususnya yang berhubungan dengan KUBE dengan menggunakan metoda Rapid Rural Appraisal (RRA). Langkah-langkah tahap identifikasi dan klarifikasi ini adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan data yang telah diperoleh sebelumnya terutama yang berasal dari para mahasiswa KKN PPM tahun 2011, fasilitator PNPM, dan desa tentang kegiatan home industry di Desa Pucungrejo dilakukan identifikasi dan klarifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama pada KUBE yang sudah terbentuk.

(23)

2) Identifikasi dan klarifikasi dilakukan secara indepth interview kepada sejumlah narasumber yang meliputi anggota masyarakat terutama para anggota KUBE, pemerintah daerah dan desa, serta pihak-pihak yang terkait.

3) Pendokumentasian data hasil identifikasi dan klarifikasi.

4) Menganalisis data hasil identifikasi dan klarifikasi secara kritis yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun kegiatan selanjutnya.

c. Tahap III

Tahap III merupakan tahap diskusi kelompok terarah/FGD I yang langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Memetakan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama para anggota KUBE.

2) Menentukan skala prioritas terhadap potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka menentukan solusinya.

3) Menentukan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

d. Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap diskusi kelompok terarah/FGD II/Participatory Rural Appraisal (PRA) yang langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Mendiskusikan solusi yang telah ditetapkan sebagai pemecahan permasalahan yang dihadapi dengan pemerintah daerah, desa, maupun lembaga mitra.

2) Melakukan kerjasama dengan lembaga mitra dalam melaksanakan solusi yang telah ditetapkan.

3) Melakukan penyusunan program kerja dan pembagian tugas dengan lembaga mitra dalam rangka melaksanakan solusi yang telah ditetapkan

4) Menyusun rencana tindak lanjut dengan lembaga mitra setelah pelaksanaan KKN PPM selesai.

e. Tahap V

Tahap V merupakan tahap pemberian motivasi melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Bekerjasama dengan lembaga mitra menentukan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dalam rangka memotivasi para anggota KUBEuntuk mengembangkan usahanya.

(24)

2) Melaksanakan pelatihan-pelatihan secara rutin kepada para anggota KUBE dan lembaga mitra desa dalam rangka penumbuhan, pengembangan, dan penguatan kegiatan usaha.

f. Tahap VI

Tahap VI merupakan tahap pendampingan dan pembinaan kepada para anggota KUBE dalam menerapkan hasil-hasil pelatihan yang telah diperoleh. Tahap ini dilakukan oleh peserta KKN PPM yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan. Dalam pelaksanaannya juga melibatkan peran aktif dari lembaga-lembaga yang dijadikan sebagai mitra.

g. Tahap VII

Tahap VII merupakan tahap monitoring dan evaluasi. Program kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan erat. Hal tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pengukuran terhadap pencapaian target program dan kegiatan bersama dengan masing-masing pihak yang terkait secara periodik sesuai dengan kesepakatan pada rencana awal. Di samping itu juga memantau kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam proses kegiatan. Dengan demikian diharapkan kendala dan permasalahan segera diatasi dan dicarikan solusi yang tepat.

Proses monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara transparan dan bersama-sama oleh stakeholders yang terlibat secara berkala dan khusus.

(25)

C. Pelaksanaan kegiatan kkn ppm dan pola evaluasi proses pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini dilakukan melalui sejumlah tahapan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan seleksi peserta KKN PPM dan diberikan pembekalan, ketigapuluhenam mahasiswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok. Jumlah anggota masing-masing kelompok antara 5-6 mahasiswa dan diupayakan berasal dari bidang ilmu yang berbeda. Juga ditentukan Koordinator Mahasiswa tingkat Desa (Kormades), dan Koordinator Mahasiswa sesuai Bidang (Kormabid).

2. Selanjutnya ketigapuluhenam mahasiswa tersebut dilepas ke lokasi KKN PPM melalui acara serah terima antara LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang dengan Kepala Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

3. Di lokasi KKN, ketigapuluhenam mahasiswa ditempatkan dalam 1 posko yaitu di Balai Kesehatan Desa yang selama ini memang belum dimanfaatkan. Di bawah pengawasan Kepala Dusun Growong (dusun lokasi Balai Kesehatan Desa), para mahasiswa berdomisili di tempat tersebut selama 35 hari dan melakukan segala aktivitas dalam rangka membantu masyarakat setempat menyelesaikan permasalahannya terutama dalam hal penguatan KUBE olahan pangan.

4. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan para mahasiswa peserta KKN PPM meliputi : a. Silaturahmi ke masing-masing dusun, baik kepada perangkat dusun maupun

masyarakat setempat.

b. Melakukan identifikasi atau klarifikasi tentang jumlah dan jenis industri kecil olahan pangan yang berada pada masing-masing dusun.

c. Mengamati dan mengidentifikasi segala permasalahan yang dihadapi industri kecil olahan pangan dalam rangka pengembangan usahanya.

d. Berdasarkan hasil pengamatan, identifikasi, dan klarifikasi tersebut, setiap mahasiswa dalam 1 kelompok diwajibkan untuk membuat Laporan Rencana Kegiatan (LRK). Penyusunan LRK berdasarkan pada Buku Panduan KKN PPM yang telah diberikan kepada masing-masing mahasiswa.

Di dalam LRK ini disampaikan rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan selama KKN, yang meliputi :

(26)

a. Program monodispliner, yaitu program kegiatan KKN PPM yang dilaksanakan berdasarkan 1 bidang program kegiatan.

b. Interdispliner, yaitu program kegiatan KKN PPM yang dilaksanakan berdasarkan minimal 2 bidang program kegiatan.

Selanjutnya kedua program tersebut dijabarkan sebagai berikut : a. Program Pokok (sesuai dengan tema dan atau bidang ilmunya).

Program Pokok adalah program yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa KKN PPM. Mahasiswa yang bersangkutan bertanggungjawab penuh atas program tersebut baik secara ilmiah maupun operasional. Jumlah program pokok minimal 5 yang terdiri dari 3 program sesuai tema dan 2 program bersifat interdisipliner.

b. Program Pokok Tambahan (di luar bidang ilmu dan tema).

Program Pokok Tambahan adalah program yang menjadi tanggungjawab seorang mahasiswa KKN PPM, di luar bidang ilmu dan temanya. Hal ini karena ada mahasiswa yang mempunyai ilmu dan ketrampilan tambahan di luar bidang ilmu dan tema KKN PPM. Setiap mahasiswa tidak harus melaksanakan program pokok tambahan. Program Pokok Tambahan maksimal adalah 1 program dan 5% dari total jam efektif.

c. Program Bantu (disebut Nondisipliner)

Program Bantu adalah program yang bersifat hanya membantu peserta KKN PPM lain dalam 1 unit/subunit secara operasional, tetapi secara ilmiah tidak terkait dalam pola kerja interdisipliner.

Catatan :

Total waktu yang digunakan untuk melaksanakan Program Pokok (Pokok dan Pokok Tambahan) dan Program bantu bagi setiap mahasiswa adalah minimal 288 jam, 80% untuk program pokok dan 20% untuk program bantu. Alokasi waktu program pokok adalah 70% untuk tema dan 30% untuk non tema sesuai dengan bidang program masing-masing.

Secara umum program-program yang disusun para mahasiswa peserta KKN PPM tersebut meliputi :

1) Sosialisasi, pelatihan, dan penerapan GMP dalam proses produksi pengolahan pangan.

(27)

2) Sosialisasi, pelatihan, dan pembuatan kemasan produk yang aman dan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

3) Sosialisasi, pelatihan, dan pengajuan legalitas kegiatan usaha terutama ijin dari Dinas Kesehatan yang berupa SP-IRT.

4) Sosialisasi dan penerapan strategi pemasaran yang handal untuk memasarkan produk-produk yang telah dihasilkan.

5) Sosialisasi dan pengajuan modal usaha ke lembaga-lembaga keuangan untuk pengembangan usaha.

6) Sosialisasi, pelatihan, dan penerapan pembukuan sederhana untuk mengatur keuangan kegiatan usaha.

7) Revitalisasi KUBE yang sudah terbentuk berdasarkan lokasi atau domisili anggota KUBE.

8) Mengajukan legalitas ulang kepada kepala desa terhadap keberadaan KUBE dan pengubahan papan nama untuk masing-masing KUBE yang telah direvitalisasi. 9) Revisi katalog industri kecil olahan pangan di Desa Pucungrejo guna

memperkenalkan secara lebih luas potensi desa kepada pihak-pihak terkait yang nantinya dapat memberikan bantuan dalam pengembangan potensi tersebut. Setelah LRK disetujui kepala dusun, kepala desa, dan DPL, selanjutnya adalah pelaksanaan program-program yang sudah direncanakan. Program-program yang telah disusun tersebut dilaksanakan para mahasiswa melalui pendampingan secara langsung kepada KUBE olahan pangan. Dalam melakukan pendampingan juga melibatkan pihak-pihak luar yang terkait dengan tema KKN PPM ini. Pihak-pihak-pihak tersebut di antaranya adalah Disperinkop dan UMKM, Dinas Kesehatan, BP2KT, BLH, dan PT. Bank BNI Persero, serta sejumlah pelaku industri olahan pangan yang sudah eksis.

(28)

D. Jadwal pelaksanaan kegiatan KKN PPM.

Keseluruhan kegiatan KKN PPM ini disusun dalam jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM UMM Tahun 2011

No Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Rekrutmen peserta meliputi pendaftaran, pengambilan formulir, dan registrasi

: 3 September s/d 29 September 2012

2. Seleksi peserta : 2-3 Oktober 2012

3. Koordinasi internal : 4 Oktober 2012 4. Koordinasi eksternal : 5 Oktober 2012 5. Pembagian kelompok : 6 Oktober 2012

6. Pembekalan : 11-13 Oktober 2012

7. Pembagian atribut peserta KKN PPM : 15 Oktober 2012 7. Penerjunan peserta KKN PPM ke lokasi : 22 Oktober 2012 8. Pelaksanaan program-program kegiatan di lapangan : 22 Oktober-26 November 2012

9. Bimbingan dan monitoring : 22 Oktober-26 November 2012 10. Penarikan peserta KKN PPM dari

lokasi KKN

: 26 November 2012

11. Pembuatan laporan : 26 November-7 Desember 2012 12. Pengumpulan laporan : 8 Desember 2012

(29)

BAB IV

EVALUASI DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Evaluasi dan pembahasan manfaat dan ketercapaian tujuan kegiatan

1. Masyarakat sasaran

Bagi sebagian besar masyarakat sasaran terutama para anggota KUBE olahan pangan di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, kegiatan KKN PPM yang dilaksanakan oleh Universitas Muhammadiyah Magelang ini sangat bermanfaat bagi mereka terutama dalam rangka pengembangan kegiatan usahanya. Hal tersebut terlihat dari :

a. Sambutan dan sikap mereka yang positif setiap para mahasiswa datang berkunjung untuk melaksanakan penyuluhan dan pendampingan terhadap kegiatan usahanya. b. Kehadiran mereka dalam setiap kegiatan seperti pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan oleh para mahasiswa di tingkat desa.

c. Keaktifan mereka untuk bertanya dalam setiap kegiatan seperti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh para mahasiswa di tingkat desa.

d. Motivasi mereka yang cukup tinggi untuk mengajukan legalitas usaha terutama P-IRT ke Dinas Kesehatan.

e. Semangat mereka untuk segera memperkuat dan mengembangkan KUBE yang baru sesuai dengan lokasi tempat domisilinya.

f. Kekhawatiran mereka pada saat para mahasiswa hendak ditarik dari lokasi KKN PPM, karena takut tidak ada yang mendampingi.

Namun demikian, hambatan atau kendala banyak juga dijumpai para mahasiswa KKN PPM dalam rangka mendampingi para anggota KUBE olahan pangan di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Hambatan atau kendala tersebut terutama adalah mengubah sikap dan persepsi para anggota KUBE tersebut untuk memperbaiki diri guna pengembangan usahanya. Seperti : 1) Keengganan untuk melakukan Cara Proses Produksi yang Baik (CPPB), karena mereka beranggapan konsumen tidak akan pernah mengetahui bagaimana produk yang dihasilkannya itu diolah. Di samping itu keterbatasan penalaran dan rendahnya modal usaha juga merupakan penyebabnya. 2) Kengganan untuk memperbaiki kemasan produk menjadi

(30)

lebih menarik dan mempunyai nilai jual lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh pasar mereka yang cenderung ke kalangan menengah ke bawah, sehingga dengan kemasan yang lebih baik menyebabkan harga produk tinggi, yang akhirnya tidak akan laku di pasaran. 3) Keengganan untuk menggunakan teknologi karena keterbatasan modal usaha dan beranggapan produk yang diolah dengan menggunakan teknologi tepat guna hasilnya sering tidak memuaskan. 4) Keengganan untuk menambah modal usaha melalui lembaga-lembaga keuangan terutama perbankan karena tidak mempunyai jaminan yang digunakan sebagai agunan. 5) Masih adanya sifat individual di antara para pelaku industri kecil, sehingga mereka enggan untuk disatukan dalam KUBE karena merasa produknya lebih baik daripada yang lain. 6) Lokasi antar anggota KUBE berjauhan, sehingga enggan untuk saling berkomunikasi.

2. Mahasiswa peserta KKN PPM

Pada tahap awal berada di lokasi KKN, sebagian besar mahasiswa peserta KKN PPM merasa berat dengan tugas yang dibebankan yaitu mendampingi para anggota KUBE olahan pangan di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Mereka beranggapan apakah tugas berat tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu yang cukup singkat yatu selama 35 hari. Apalagi para mahasiswa tersebut berasal dari bidang ilmu yang bervariasi dan hanya sebagian kecil yang sesuai dengan tema yang diangkat dalam kegiatan KKN PPM ini. Namun dengan motivasi dari penanggungjawab, DPL, dan perangkat desa, akhirnya para mahasiswa tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh :

a. Rendahnya ketidakhadiran para mahasiswa di lokasi KKN PPM. Ijin meninggalkan lokasi hanya dilakukan pada saat kuliah, atau mengikuti kegiatan lain di kampus, tetapi tidak pernah melebihi 24 jam.

b. Sebagian besar mahasiswa menginap di lokasi KKN PPM agar memudahkan komunikasi dengan masyarakat sasaran.

c. Mahasiswa aktif untuk melakukan pendampingan terhadap KUBE yang menjadi tanggungjawabnya (dilihat dari presensi kehadiran dan aktivitas yang dituliskan pada buku kerja). Kegiatan-kegiatan pendampingan yang dilakukan antara lain Cara Proses Produksi yang Baik, penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi, cara

(31)

pengemasan yang aman dan menarik konsumen, pengajuan legalitas usaha (misalnya P-IRT), pembukuan sederhana, dan strategi pemasaran.

d. Mahasiswa juga aktif untuk selalu berkonsultasi dengan DPL maupun penanggungjawab KKN PPM tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya. e. Mahasiswa berusaha pula untuk berkonsultasi dengan instansi-instansi maupun

pihak-pihak terkait yang telah memberikan pembekalan sebelumnya kepada mahasiswa, seperti Disperinkop dan UMKM, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, BP2KT, PT. Bank BNI Persero, dan industri-industri kecil olahan makanan yang sudah berkembang dengan baik.

3. Perguruan Tinggi Pelaksana

Pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini bagi pihak Perguruan Tinggi pelaksana sangat menguntungkan karena selain dalam pelaksanaannya mendapatkan bantuan pendanaan dari Pemerintah, juga semakin menambah kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan lembaga. Apalagi dalam KKN PPM ini difokuskan pada satu masalah yang dihadapi masyarakat, sehingga dampaknya lebih terasa bila dibandingkan jenis-jenis KKN yang lain. Meskipun pada awal pelaksanaan kehadiran KKN PPM tersebut sempat mendapatkan resistensi dari beberapa individu penggiat program pemberdayaan sebelumnya atau seolah-olah menjadi kompetitor bagi program pemberdayaan yang lain, namun setelah disosialisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi ternyata program kegiatan ini memiliki kekhasan tersendiri yaitu pada sustainabilitasnya. Program tersebut memberikan konsepsi kecakapan hidup yang bermaksud melakukan pendampingan kepada individu atau kelompok dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan fungsional berupa kecakapan pribadi, sosial, akademik dan vokasional secara praktis, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan serta nilai professional.

B. Evaluasi dan pembahasan penerapan metode penyelesaian masalah IKM

Metode penyelesaian masalah yang telah dirancang dalam kegiatan KKN PPM ini belum semuanya dapat direalisasikan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Di dalam penguatan KUBE olahan panganmasih banyak dijumpai kendala, di antaranya adalah mengubah perilaku para pelaku usaha untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Mereka umumnya sudah cukup puas dengan kondisinya saat ini, yang penting produk

(32)

yang dihasilkan laku di pasaran meskipun wilayah pemasarannya masih lokal. Jadi pengubahan perilaku seperti Cara Proses Produksi yang Baik, cara pengemasan, legalitas usaha, dan manajemen sederhana bukanlah merupakan hal yang penting dan cenderung merepotkan. Namun dengan berjalannya waktu dan ketelatenan para mahasiswa dalam melakukan pendekatan kepada para anggota KUBE, sikap tersebut mulai mencair dan mereka dapat diajak kerjasama untuk mengembangkan usahanya. Kegiatan para mahasiswa tidak hanya terfokus pada masalah penguatan KUBE saja, tetapi juga bidang-bidang lain di luar tema dengan tujuan agar semakin dekat dengan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah mendampingi Kegiatan-kegiatan belajar mengajar di pos-pos PAUD, bersama-sama dengan masyarakat melakukan kerja bakti, dan memberikan tambahan belajar kepada anak-anak di sekitar lokasi KKN.

2. Di dalam penguatan KUBE kendala juga ditemui para mahasiswa, meskipun akhirnya kendala tersebut dapat teratasi dan para anggota KUBE semakin merasakan kegiatan pendampingan dan pembinaan yang dilakukan para mahasiswa. Para mahasiswa tidak hanya sekedar melakukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan saja, melainkan terlibat langsung dengan kegiatan usaha para anggota KUBE tersebut. Misalnya membantu para anggota KUBE melakukan cara proses produksi yang baik, membuatkan kemasan dengan disain yang lebih aman dan menarik, membuatkan pembukuan sederhana dan mengisikan setiap kegiatan usaha yang dilakukan para anggota KUB, dan membantu menguruskan pengajuan legalitas P-IRT ke dinas kesehatan setempat.

C. Pembahasan luaran kegiatan dan perwujudan indikator pencapaian tujuan kegiatan

Pada tahap awal pelaksanaan KKN PPM, capaian belum sepenuhnya dapat terukur secara kuantitatif. Hal ini dapat dipahami bahwa pada tahap pertama masih merupakan tahap orientasi dan review program secara keseluruhan, sehingga program-program yang dilaksanakan oleh para mahasiswa masih merupakan kegiatan artefack atau kulit luarnya saja dan belum masuk ke dalam inti tujuan yang sesungguhnya. Namun demikian, dengan berjalannya waktu semua rencana program dapat dilakukan oleh setiap kelompok mahasiswa sesuai dengan tujuan dilakukannya kegiatan KKN PPM.

Respon para anggota KUBE terhadap program KKN PPM cukup baik, meskipun pada awalnya tidak semua welcome dengan kehadiran mahasiswa. Hal ini disebabkan budaya

(33)

masyarakat yang masih protektif terhadap orang lain. Sebagian masih ada yang muncul sebersit kekhawatiran terhadap rahasia produksi mereka untuk ditiru orang lain. Namun dengan kegigihan mahasiswa kekhawatiran tersebut semakin hilang dan berubah menjadi harapan. Hal itu diindikasikan dengan tingginya semangat masyarakat dalam mengikuti program kegiatan yang telah dirancang oleh para mahasiswa.

Dampak pendampingan yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini dapat ditunjukkan dengan perubahan sikap para anggota KUBE dalam melakukan proses produksi, kemauan mereka untuk mulai melakukan pembukuan sederhana, kemauan untuk mengajukan P-IRT, kemauan untuk mengubah disain kemasan menjadi lebih menarik, dan kesediaan mereka untuk membentuk KUBE.

Kepuasan para mitra terhadap hasil pelaksanaan tema KKN PPM di Desa Pucungrejo cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh konstribusi yang diberikan para mitra dalam pelaksanaan program seperti :

1. Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang yang telah memberikan dukungan kegiatan pelatihan bagi para pelaku industri kecil berupa bantuan narasumber, konsumsi dan uang saku bagi para peserta.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yang bekerjasama dengan Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang memberikan pelatihan kepada sejumlah anggota KUBE dari Desa Pucungrejo dalam rangka pengajuan P-IRT gratis.

3. PT. Bank BNI Persero Kota Magelang menyatakan kesediaannya untuk memfasilitasi akes dana dengan bunga rendah 0,6 % melalui Kelompok-kelompok Usaha Bersama yang telah dirintis.

7. Pemerintah desa dan masyarakat sangat akomodatif dan apresiatif terhadap para mahasiswa dan lembaga perguruan tinggi, serta berharap agar kegiatan KKN PPM ini dapat berkelanjutan, sehingga indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Desa Pucungrejo yang Mandiri, Indah, dan Berbasis Industri dapat terwujud.

D. Pembahasan penyerapan biaya pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan KKN PPM ini sepenuhnya mendapatkan bantuan pendanaan dari Dikti sebesar Rp. 80.000.000,-. Dana tersebut baru dicairkan sebesar 70%

(34)

atau Rp. 56.000.000,-. Dana ini selanjutnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Tabel 3. Rincian Penggunaan Dana Tahap I

A Pemasukan dari Dikti (70%) Rp 56.000.000,-

B Pengeluaran 1. Akomodasi mahasiswa 35 hr x 36 mhs x Rp. 15.000,- Rp. 18.900.000,- 2. Bantuan program 7 klmpk x Rp. 500.000,- Rp. 3.500.000,- 3. Pelatihan Narasumber : 3 x Rp. 250.000,- Snack peserta : 50 org x Rp. 5.000,- Uang saku peserta : 40 org x Rp. 20.000,- Banner/backdrop : 1 x Rp. 125.000 Rp. 750.000,- Rp. 250.000,- Rp. 800.000,- Rp. 125.000

4. Bantuan transport mahasiswa saat pelepasan KKN dan selama di lokasi KKN

35 hr x 36 mhs x Rp. 10.000,-

Rp. 2.600.000,-

5. Monitoring & evaluasi internal Konsumsi :

6 x 4 org x Rp. 25.000,- Bensin dan sopir

6 x Rp. 100.000,-

Rp. 600.000,-

Rp. 600.000,-

6. Monitoring & evaluasi eksternal

Konsumsi :

2 x 13 org x Rp. 25.000,- Bensin dan sopir

2 x Rp. 100.000,-

Rp. 650.000,-

Rp. 200.000,-

JUMLAH Rp. 49.775.000,-

(35)

Penggunaan dana tahap kedua sebesar 30% (Rp. 24.000.000,-) rinciannya sebagai berikut :

Tabel 4. Rincian Penggunaan Dana Tahap II A Saldo tahap 1

Pemasukan dari Dikti (30%)

Rp. 6.225.000,- Rp 24.000.000,- JUMLAH Rp. 30.225.000,- B Pengeluaran 1. Penarikan peserta KKN a. Bantuan snack b. Bantuan transport mhs c. Transport pengelola d. Transport DPL

e. Konsumsi pengelola & DPL 2. Pengecatan ulang papan nama 3. Pembuatan katalog 4. Bantuan penyelenggaraan bazar ke desa 5. Honorarium a. Honorarium panitia b. Honoraium ketua c. Honorarium DPL 6. Transport a. Transport panitia b. Transport ketua c. Transport DPL 7. Pembelian suvenir : a. Dusun b. Desa c. Kecamatan

6. Institusional fee bagi lembaga

65 dus x Rp. 5.000,- 36 org x Rp. 10.000,- 2 org x Rp. 50.000,- 3 org x Rp. 50.000,- 6 org x Rp. 25.000,- 7 bh x Rp. 100.000,- 15 bh x Rp. 50.000,- 1 org x Rp. 800.000,- 3 org x Rp. 600.000,- 13 org x 3 x Rp. 50.000,- 1 org x 10 x Rp. 50.000,- 3 org x 10 x Rp. 50.000,- 11 dusun x Rp. 75.000,- 1 desa x Rp. 75.000,- 1 kec x Rp. 75.000,- 5% x Rp. 80.000.000,- 11% x Rp. 80.000.000,- Rp. 325.000,- Rp. 360.000,- Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- Rp. 700.000,- Rp. 750.000,- Rp. 4.765.000,- Rp. 2.400.000,- Rp. 800.000,- Rp. 1.800.000,- Rp. 1.950.000,- Rp. 500.000,- Rp. 1.500.000,- Rp. 825.000,- Rp. 75.000,- Rp. 75.000- Rp. 4.000.000,- Rp. 8.800.000,-

(36)

7. Pajak

7. Pembuatan laporan kemajuan a. Kertas b. Tinta c. Fotokopi d. Penjilidan e. Pengiriman laporan 1 rim x Rp. 40.000,- 1 btl x Rp. 40.000,- 250 lbr x Rp. 150,- 5 eks x Rp. 12.500,- Rp. 40.000,- Rp. 40.000,- Rp. 37.500,- Rp. 62.500,- Rp. 20.000,- JUMLAH Rp. 30.225.000,-

(37)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan KKN PPM yang dilaksanakan di Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang tahun 2012 ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan KKN PPM di lokasi yang sama tahun 2011 yang lalu.

Hasil dari kegiatan KKN PPM tersebut adalah :

1. Terbentuknya kembali 7 KUBE berbasis wilayah (home industry yang letaknya berdekatan, dikelompokkan menjadi 1 KUBE).

2. Katalog yang berisi profil 7 buah KUBE yang sudah diperbarui. 3. Tersusunnya AD/ART di setiap KUBE yang terbentuk.

4. Tersusunnya struktur organisasi baru di setiap KUBE yang terbentuk.

5. Bertambahnya home industry yang mengajukan P-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

6. Kemasan produk olahan makanan sudah banyak yang sesuai dengan syarat-syarat kemasan yang ditetapkan dalam Cara Produksi yang Baik (CPPB-IRT).

7. Swalayan yang berada di wilayah lokasi KKN telah bersedia menampung produk-produk olahan makanan ringan yang dihasilkan KUBE untuk dipasarkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan KKN PPM tahun kedua di Desa Pucungrejo tersebut disarankan bahwa :

1. Koordinasi antar mahasiswa dalam kelompok kecil maupun kelompok besar lebih ditingkatkan agar semua permasalahan yang dihadapi terutama yang berhubungan dengan masyarakat dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dukungan perangkat desa dan lembaga-lembaga sosial yang berada di lokasi KKN sangat diharapkan untuk mendukung keberhasilan kegiatan KKN PPM ini. Karena selama pelaksanaan KKN PPM sering terjadi mis komunikasi antara kedua pihak tersebut, yang akhirnya berimbas kepada para mahasiswa.

(38)

3. Dukungan dari perangkat desa, lembaga-lembaga sosial, dan masyarakat Desa Pucungrejo sangat diharapkan untuk menindaklanjuti kegiatan yang telah dirintis para mahasiswa KKN tersebut. Jangan sampai terjadi, KUBE baru beraktivitas pada saat dilaksanakan KKN.

4. Keaktifan perangkat desa dan lembaga-lembaga sosial dalam menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun swasta lebih ditingkatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5. Dukungan dari pimpinan Perguruan Tinggi juga lebih ditingkatkan terhadap keberlansungan pelaksanaan KKN PPM ini. Karena kegiatan tersebut juga merupakan salah satu ajang promosi bagi Perguruan Tinggi ke masyarakat.

(39)

Lampiran 1. Data Penanggungjawab, Dosen Pembimbing, Mahasiswa Peserta KKN PPM, dan Industri Kecil Dampingan

a. Data penanggungjawab

1) Nama : Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes

2) NIDN : 0015026901

3) Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 15 Februari 1969 4) Program studi : Teknik Industri

Fakultas : Teknik

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Magelang 5) Alamat kantor : Jalan Mayjend Bambang Soegeng

Mertoyudan KM 5 Magelang Alamat rumah : Tegakarum RT 02 RW 15 No : 60

Banjarnegoro Mertoyudan Magelang

6) Pendidikan :

No Nama Perguruan Tinggi dan Lokasinya

Gelar Tahun selesai

Bidang studi

a) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Dra 1991 Biologi Lingkungan

b) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

M.Kes 2005 Kesehatan Kerja

7) Pengalaman penelitian yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Tembakau di Kabupaten Temanggung

2010 Ketua

b) Sikap dan Persepsi Petani Tembakau di Kabupaten Temanggung terhadap Budidaya Tanaman Stevia dan Jabon Sebagai Komoditas Alternatif Pengganti Tembakau

2011 Anggota

c) Strategi Peningkatan Daya Saing Bisnis Melalui Pemanfaatan

(40)

commerce pada Klaster Makanan Ringan “Karya Boga” Kota Magelang (Riset Unggulan Daerah didanai Balitbang Provinsi Jawa Tengah).

8) Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) Pelatihan pemanfaatan sampah menjadi kompos dan kerajinan serta teknologi pasca panen di Dusun Bangsal Ketundan Kabupaten Magelang

2010 Ketua

b) Pelatihan sanitasi dan higiene lingkungan di Desa Ngadipuro Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

2011 Anggota

c) KKN PPM dengan judul Pengembangan dan Penguatan Home Industry Berbasis KUBE di Desa Pucungrejo Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Menuju Desa yang Madani, dana dari Dikti.

2011 Ketua

d) Ipteks bagi Masyarakat Jurangombo Kota Magelang didanai Dikti

2012 Ketua

e) Pemberdayaan Wanita Perdesaan Melalui

Pengembangan Agribisnis Jamur Guna Meningkatkan Penghasilan Keluarga di Desa Wanurejo Borobudur

Kabupaten Magelang

2012 Ketua

9) Pengalaman profesional serta kedudukan saat ini

No Institusi Jabatan Periode Kerja

a) Kementrian Perindustrian Tenaga Ahli 2010-2012 b) Majalah Ilmiah Refleksi UMM Pimpinan

Redaksi

(41)

e) Kelompok Kerja Penalaran Mahasiswa

Anggota 2010-2012

f) Pusat Penelitian LP3M UMM Ketua 2010-2012

10) Publikasi ilmiah yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Publikasi Nama Jurnal Tahun Terbit

a) Perancangan Alat Pengering

Kerupuk dengan

Memanfaatkan Gas Buang Proses Produksi

Prosiding Seminar Nasional Unwahas

2010

b) Antara Tepung Tapioka, Tepung Cassava, dan Tepung Mocaf Sebagai Bahan Pangan Pokok Alternatif Prosiding Seminar Nasional 2010 dengan tema Pengembangan Industri Pengolahan Singkong Terpadu diselenggarakan oleh Tim Klaster Industri Makanan Berbasis Ketela Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah 2010

c) Analisis Postur Kerja Pemotong Batu Guna Mengurangi Resiko MSDs di Perusahaan Pemotongan Batu Alam Rizki Citra

Prosiding Seminar Nasional dengan tema

Supply Chain Practices and Performance Indicators yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik kerjasama dengan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. 2011

(42)

d) Sikap dan Persepsi Petani Tembakau di Kabupaten Temanggung terhadap Budidaya Tanaman Stevia dan Jabon Sebagai Alternatif Selain Tembakau

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah ISSN 1412-9833 Vol. 9 No. 2 Desember 2012

2012

Magelang, 18 November 2012

Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes NIDN. 0015026901

b. Data dosen pembimbing 1

1) Nama : Oesman Raliby, ST, M.Eng

2) NIDN : 0603046801

3) Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 3 April 1968

4) Program studi : Teknik Industri

5) Fakultas : Teknik

6) Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah

Magelang

7) Alamat kantor : Jalan Mayjend Bambang Soegeng

Mertoyudan KM 5 Magelang

8) Alamat rumah : Wates Tengah 116 Magelang

9) Pendidikan :

No Nama

Perguruan Tinggi dan Lokasinya

Gelar Tahun selesai Bidang studi

a) Universitas Muhammadiyah

(43)

Magelang b) Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta

M.Eng 2008 Mesin Industri

4) Pengalaman penelitian yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) Pengembangan Teknologi Tepat Guna (Mesin Pengering Kerupuk dan Alat Pembelah Tahu) pada IKM Makanan Ringan Kota Magelang Guna Meningkatkan Kasitas da Produktivitas Kerja, kerjasama dengan Balitbang Provinsi Jawa Tengah.

2011 Anggota

5) Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) Diversifikasi Pangan Olahan Berbasis Komoditas Lokal Guna Mengatasi Kerawanan Pangan di Desa Jambewangi Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

2009 Anggota

b) Peningkatan Kelancaran Proses Produksi Melalui Perancangan Alat Pengering Kettle Boiler pada Industri Pembuatan Kerupuk Ampas Tahu

2009 Ketua

c) Pelatihan pemanfaatan sampah menjadi kompos dan kerajinan serta teknologi pasca panen di Dusun Bangsal Ketundan Kabupaten Magelang

2010 Anggota

d) Pelatihan penumbuhan jiwa kewirausahaan di Desa

Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

2011 Anggota

e) Pelatihan sanitasi dan higiene lingkungan di Desa Ngadipuro Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

(44)

f) KKN PPM dengan judul Pengembangan dan Penguatan Home Industry Berbasis KUBE di Desa Pucungrejo Guna

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Menuju Desa yang Madani, dana dari Dikti.

2011 Dosen Pembimbing Lapangan

g) Ipteks bagi Masyarakat

Jurangombo Utara Kota Magelang

2012 Anggota

6) Pengalaman profesional serta kedudukan saat ini

No Institusi Jabatan Periode Kerja

a) BKM Sumber Asih – Urban Poverty Project/Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.

Pimpinan 2007-2008

b) Kementrian Perindustrian Tenaga Ahli 2008

c) Forum Komunikasi dan Konsultasi Universitas Muhammadiyah Magelang

Ketua 2009-2010

d) Unimma, Radio Universitas Muhammadiyah Magelang

Direktur 2001-sekarang

e) Kelompok Kerja Penalaran Mahasiswa

Anggota 2010-sekarang

f) Program studi Teknik Industri Ketua 2010-sekarang

7) Publikasi ilmiah yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Publikasi Nama Jurnal Tahun Terbit

a) Perancangan Alat Perajang Plastik Guna Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Berbagai Produk Ketrampilan Prosiding Seminar Nasional RAPI UMS 2008

b) Perancangan Alat Pengering Kerupuk dengan Memanfaatkan Gas Buang Proses Produksi

Prosiding Seminar Nasional Unwahas

2010

c) Analisis Postur Kerja Pemotong Batu Guna Mengurangi Resiko MSDs di Perusahaan Pemotongan Batu Alam Rizki Citra

Prosiding Seminar Nasional dengan tema Supply Chain Practices and 2011

(45)

Performance Indicators yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik kerjasama dengan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Magelang, 18 November 2012

Oesman Raliby, ST, M.Eng NIDN. 0015026001

c. Data dosen pembimbing 2

1) Nama : Mulato Santoso, SE, M.Sc

2) NIDN : 0630037601

3) Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 30 Maret 1976 4) Program studi : Ekonomi Manajemen

5) Fakultas : Ekonomi

6) Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Magelang

7) Alamat kantor : Jalan Tidar 21 Magelang

8) Alamat rumah : Brontokan RT 03 RW 06 Danurejo Mertoyudan Magelang

9) Pendidikan :

No Nama Perguruan Tinggi dan Lokasinya Gel ar Tahun selesai Bidang studi

(46)

Surakarta (UNS) 2004

b) Univ. Gadjah Mada Yogyakarta

S2 2011 Ekonomi manajemen

10) Pengalaman penelitian yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) Pengaruh Pemediasian Keunggulan Bersaing terhadap Hubungan Orientasi Kewirausahaan dengan Kinerja Perusahaan: Studi pada UMKM

2011 Ketua

11) Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait (3 tahun terakhir)

No Judul Tahun Kedudukan

a) KKN PPM dengan judul Pengembangan dan Penguatan Home Industry Berbasis KUBE di Desa Pucungrejo Guna

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Menuju Desa yang Madani, dana dari Dikti.

2011 Dosen Pembimbing Lapangan

b) Ipteks bagi Masyarakat

Jurangombo Utara Kota Magelang

Gambar

Tabel 1  Komposisi  Penduduk  Desa  Pucungrejo  Menurut  Mata  Pencaharian
Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Pucungrejo Menurut Mata Pencaharian
Gambar 1. Kerangka Berpikir untuk Penyelesaian Permasalahan Mitra
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM UMM Tahun 2011
+3

Referensi

Dokumen terkait

Intrusion Detection mode, pada mode ini snort akan berfungsi untuk mendeteksi serangan yang dilakukan melalui jaringan komputer.. Untuk menggunakan mode IDS ini di perlukan setup

Koefisien korelasi bivariate: Yaitu statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.- Koefisien korelasi multi-variat:

Pusat Pengajian Kesenian dan Kaligrafi Islam Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (PPKKI- YSHHB) sebagai sebuah institusi pengajian yang menawarkan program pengajian

Alasan pergeseran preferensi konsumen tersebut antara lain karena konsumen merasa lebih nyaman untuk berbelanja di minimarket karena tidak becek, bau dan kotor; selisih

Pada Laporan Akhir ini, penulis membangun suatu sistem informasi geografis yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk memberikan informasi

Vegetasi berdiameter ≥ 4,5 cm yang diperoleh dengan menggunakan allometrik memberikan sumbangan biomassa yang besar terhadap total biomassa yang terdapat dalam

Berdasarkan perhitungan statistik pada Stasiun I didapatkan nilai a > E(a), X²hit < X²tab pada spesies jenis lamun Enhalus acoroides dengan siput gonggong jenis

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlangsung, diperoleh beberapa hasil yang positif yaitu para santri menunjukkan perhatian yang sangat