• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa SWARA PRIORITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa SWARA PRIORITAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

05

Agust - Nov 2013

Edisi

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Sebanyak 1.719 pendidik yang terdiri atas unsur guru, kepala

sekolah, pengawas dan komite sekolah telah mengikuti pelatihan

yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS di lima kabupaten

mitra.

Pelatihan tingkat sekolah telah dilaksanakan oleh USAID PRIORITAS Jatim sejak awal September dan berlangsung hingga akhir Oktober 2013 di lima kabupaten kota. Ke-lima kabupaten tersebut adalah Kab. Madiun, Kab. Pameka-san, Kab. Situbondo, Kab. Blitar dan Kab. Mojokerto. Materi pelatihan yang dilatihkan meliputi Pelatihan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) untuk SD/MI, Pelatihan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk SMP/MTs dan Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk Kepala, dan komite SD/MI dan SMP/MTs. Dari pelatihan tersebut, USAID PRIORITAS Jatim telah melatih 1.719 pendidik. Menurut Silvana Erlina selaku Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jatim, pelatihan tingkat sekolah ini sebagai implementasi dari Training of Trainer (ToT) yang sudah dilakukan kepada para District Facilitator (DF) dari lima kabupaten tersebut. “Jenjang kegiatan kita adalah melatih para DF dari lima kabupaten. Nantinya DF tersebut akan melatih pendidik di wilayahnya melalui pelatihan tingkat sekolah yang saat ini berlangsung,” ungkapnya.

Ditegaskan juga oleh SIlvana bahwa pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat sejalan dan mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. Pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS ini akan sangat membantu pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 di sekolahnya

masing-masing. (Bersambung hal 2)

www.prioritaspendidikan.org

SWARA PRIORITAS

Media Informasi Pendidikan Jawa Timur

Halaman 4

Halaman 5

Provinsi Papua Barat magang di SMP dan MTs mitra USAID PRIORITAS di Sidoarjo. Mereka terkesan dengan model pembelajaran CTL yang diterapkan.

Papua Barat Terkesan Sidoarjo

USAID PRIORITAS Jatim Telah Melatih 1.719 Pendidik

Bagi Ilmu via Supervisi

Subroto berhasil menerapkan model supervisi dan pendampingan antar guru atau rekan sejawat sehingga ilmu yang sudah didapat-kan selama pelatihan CTL, dapat ditularkan pada guru lain yang be-lum dilatih.

Foto: Ahmad Fathoni/DC Kab & Kota Mojokerto

Atas: Pelatihan PAKEM untuk guru SD/MI di Kabupaten Mojokerto. Bawah: Seorang peserta sedang melakukan prak-tik mengajar saat pelatihan PAKEM di Kabupaten Blitar.

(2)

USAID PRIORITAS Jatim Latih 1.719 Pendidik

(Sambungan dari hal 1)

Keterangan foto:

1. Peserta melakukan praktik mengajar di SMP saat pelatihan CTL di Kabupaten Situbondo.

2. Diskusi kelompok dalam Pelatihan CTL untuk SMP/MTs di Kabupaten Madiun.

3. Diskusi kelompok dalam Pelatihan MBS untuk SMP/MTs di Kabupaten Situbondo.

4. Diskusi kelompok dalam Pelatihan PAKEM untuk SD/MI di Kabupaten Madiun.

5. Hasil kerja kelompok Pelatihan CTL untuk SMP/MTs di Kabu-paten Pamekasan.

Sebelum dilatih, para peserta pelatihan juga diajak studi banding ke sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasi Program USAID sejak 2005 lalu. Sehingga tidak hanya mendapatkan pelatihan, namun mereka juga dapat menimba ilmu secara langsung melalui sekolah-sekolah yang sudah berhasil melaksanakan Program USAID.

Dalam 3 hari pelatihan, peserta pelatihan tidak hanya mengi-kuti materi pelatihan saja namun mereka juga harus berpraktik mengajar di sekolah.

“Meskipun saya sudah menjadi guru selama bertahun-tahun namun tugas praktik mengajar ini membuat saya grogi. Karena di da-lam praktik mengajar ini saya dituntut untuk tampil sesuai dengan standar, misalnya harus membuat perencanaan pembelajaran, media pembelajaran dan mempersiapkan lembar kerja untuk siswa,” terang Mintastutik, S. Pd Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Mlandingan Situ-bondo yang telah mengikuti Pelatihan CTL.

Selesai pelatihan, para pendidik harus mengimplementasikan langsung ilmu yang didapatnya untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing. Yang membedakan kegiatan Program USAID PRIORITAS dengan program pendidikan lainnya, para pendidik juga akan mendapatkan pendampingan saat di sekolah. Bentuk pendampingan dapat berupa pendampingan di kelas saat mengajar maupun di forum Kelompok Kerja Guru (KKG) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Harapannya dengan pendampingan di KKG maupun MGMP, para guru yang memiliki permasalahan dan hambatan dalam mengajar dapat segera menemukan solusi pemecahan. (Dkd)

Foto: Vita Novianti/DC Kab Situbondo

1

2

3

Foto: Cahyadi Wahono/DC Kab Madiun

Foto: Vita Novianti/DC Kab Situbondo

Foto: Cahyadi Wahono/DC Kab Madiun

4

5

Foto: Ali ImronDC Pameksan

(3)

Swara Prioritas Edisi 5, Agustus - November 2013

3

Studi banding adalah salah satu rangkaian kegiatan yang wajib diikuti oleh para peserta pelatihan dan fasilitator daerah di lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS. Kelima kabupaten tersebut (Madiun, Blitar, Situbondo, Pamekasan dan Kabupaten Mojokerto) mengunjungi sekolah-sekolah yang sudah ber-mitra dengan USAID melalui program Decen-tralized Basic Education (DBE) sejak 2005 lalu.

Tujuan kegiatan studi banding ini ada-lah menimba ilmu dan praktik-praktik yang baik yang sudah dilakukan oleh sekolah-sekolah sasaran, baik itu pembelajaran, mana-jemen sekolah, maupun partisipasi aktif dari masyarakat.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dispendik Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi, sa-ngat mendukung kegiatan studi banding ini apalagi Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu sasarn studi banding.

“Melalui studi banding, antar sekolah

dapat saling bertukar ilmu dan pengalaman sehingga masing-masing sekolah dapat mem-perbaiki diri pasca studi banding. Tentunya yang ditiru adalah hal-hal positif yang ditemukan,” terangnya saat menerima peserta studi banding dari Kabupaten Situbondo dan Pamekasan.

Salah satu peserta kunjungan, Ali Hasan Kepala SDN Kilensari 5 Panarukan Situbondo yang berkunjung ke Sidoarjo mengungkapkan kekagumannya saat mengunjungi SDN Sedatigede 2 Sidoarjo. “Proses pembelajarannya cukup me-nyenangkan siswa. Di dalam kelas juga sema-rak dengan pajangan-pajangan siswa. Mudah-mudahan saya bisa meniru keberhasilan sekolah ini,” ungkapnya sambil sibuk melihat-lihat kelas VI.

Usai studi banding, para peserta kemudian melakukan kegiatan pelatihan ting-kat sekolah yang diadakan di kabupaten mere-ka masing-masing. (Dkd)

Menimba Ilmu dari Sekolah Lain Melalui Studi Banding

Tirto Adi Kabid Dikmenum

Dispendik Kab. Sidoarjo

“Melalui studi banding ini antar sekolah bisa saling bertukar ilmu dan pengalaman positif untuk diterapkan di

sekolah masing-masing.”

Foto-foto: Dian KD/Communication Specialist

(Atas): Seorang peserta studibanding sedang mengamati pembelaja-ran di SDN Sedatigede 2 Sidoarjo.

(Bawah): Peserta studi banding saat dialog dengan pihak sekolah dan komite di SMPN 2 Sedati Sidoarjo.

(Atas): Diskusi peserta studi banding dari Madiun dengan komite sekolah di SDN Pulorejo 2 Kota Mojokerto.

(Bawah): Peserta studi banding dari Pamekasan saat melihat-lihat kelas di MTs Nurul Huda Kalanganyar Sidoarjo.

(4)

Magang di Sidoarjo, Papua Barat Terkesan Pembelajaran Aktif

Sebanyak 65 peserta terdiri atas unsur guru, pengawas dan kepala sekolah dari 11 Kabupaten di Provinsi

Papua Barat melakukan magang selama 5 hari di SMP/MTs di Sidoarjo. Mereka terkesan dengan penerapan

pem-belajaran CTL yang sudah diterapkan di SMP dan MTs mitra USAID PRIORITAS di Sidoarjo.

Kesebelas kabupaten tersebut yaitu Fak-fak, Kaimana, Sorong, Sorong Selatan, Kota Sorong, Maybrat, Manokwari, Tambraw, Raja Ampat, Bintuni, dan Wondama. Sedangkan kelima SMP/MTS tersebut yang digunakan sebagai tempat ma-gang yang merupakan sekolah mitra USAID PRIORITAS Jatim adalah SMPN 4 Sidoarjo, SMPN 3 Sidoarjo, SMPN 5 Sidoarjo, SMPN 2 Sedati dan MTs Nurul Huda Kalanganyar.

Kegiatan yang berlangsung pada 11-15 November 2013 ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Sudjanti Kamat. Menurutnya tujuan kegiatan ini agar para peserta magang dapat menimba ilmu ten-tang pembelajaran aktif Contextual Teaching and Learning (CTL), dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah-sekolah yang dijadikan tempat magang. “Saya banyak mendengar ten-tang keberhasilan sekolah-sekolah di Sidoarjo dalam menerap-kan pembelajaran yang berkualitas, khususnya di pendidimenerap-kan menengah. Untuk itu saya memilih Sidoarjo dengan harapan pendidik dari Papua Barat yang magang nantinya dapat mem-peroleh banyak ilmu dan bisa mengimplementasikan di sekolahnya masing-masing,” terangnya.

Hari pertama kegiatan, rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dinas Pendididikan Kabupaten Sidoarjo Mus-tain dan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Si-doarjo Tirto Adi. Selanjutnya pada hari kedua hingga keempat,

rombongan magang di sekolah sesuai bidang yang digeluti didampingi oleh sepuluh Fasda USAID PRIORITAS Jatim dari Kabupaten Sidoarjo. Untuk kepala sekolah dan pengawas magang dengan para kepala sekolah di Sidoarjo

terkait penerapan MBS. Sedangkan untuk guru magang langsung praktik di kelas dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran (RPP) hingga praktik mengajar.

Di hari terakhir kegiatan, seluruh peserta magang berkumpul dan membuat rencana tindak lanjut. Kegiatan ini dipandu oleh Fasda Kab. Sidoarjo sebagai nara sumber. Andi Aropi, Kasie Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat berharap kedepan akan ada kerjasama lanjutan an-tara Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Sidoarjo. “Kami ber-harap Kabupaten Sidoarjo akan tetap membuka peluang kepada Provinsi Papua Barat untuk menimba ilmu karena masih banyak yang perlu kami pelajari dari Sidoarjo,” terangnya. (Dkd)

Julita Kinho, Guru IPS dari SMPN 1 Sausapor Kabupaten Tambraw Papua Barat sangat terkesan dengan kegiatan magang yang dil-akukannya di SMPN 4 Sidoarjo.

“Dalam mengajar sebelumnya saya tidak banyak melakukan persiapan mengajar. Namun saat magang di Sidoarjo saya dituntut untuk melakukan pembelajaran aktif, membuat RPP, mempersiapkan perangkat pembelajarannya dan ternyata saya bisa. Ada kepuasan tersendiri ketika saya berhasil mengajar di SMPN 4 Sidoarjo. Anak-anak mengikuti setiap sesi pembelajaran dari awal hingga akhir. Tentunya ilmu ini tidak akan saya sia-siakan dan akan saya implementasikan di sekolah saya sendiri,” terangnya. Memang, alam Papua menjadi tantangan terbesar buat Julita. Namun ia bertekad akan membuat perubahan dalam mengajar dengan men-gaplikasikannya sesuai kultur budaya Papua Barat.

Dwi Indah Sri Astutik, Fasda USAID PRIORITAS Jatim yang mendampingi Julita Kinho di SMPN 4 Sidoarjo mengungkap-kan bahwa sebenarnya motivasi para pendidik dari Papua Barat untuk maju cukup tinggi. “Mereka memiliki kemauan yang tinggi untuk maju. Namun tantangan terberat mereka adalah kultur bu-daya dan kondisi medan di Papua Barat yang berat sehingga mere-ka harus pandai-pandai mengaplimere-kasimere-kan ilmu yang sudah meremere-ka peroleh dan menyesuaikannya dengan budaya serta kondisi wila-yah Papua Barat,” terangnya. (Dkd)

Julita Kinho, Guru IPS dari SMPN 1 Sausapor Kabupaten Tambraw Papua Barat

Aplikasikan Sesuai Kultur Budaya Papua Barat

Foto-foto: Dwi Indah/Fasda Kab. Sidoarjo

(Atas): Julita Kinho saat praktik mengajar di SMPN 4 Sidoarjo. (Bawah): Kesan para siswa VIII-H setelah diajar oleh Julita.

Salah seorang peserta dari Papua Barat saat menceritakan pengalamannya praktik mengajar.

(5)

5

Tanya Perkembangan Siswa, Orangtua Cukup SMS

Berbagi Ilmu via Supervisi Sejawat antar Guru

Keterbatasan bukanlah kendala, keterbatasan berbuah pahala bagi Subroto, Kepala SMPN 3 Geger Kab. Madiun. Meski hanya lima guru di sekolahnya yang mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS, Subroto tak hilang akal. Beliau menerapkan model supervisi dan pendampingan antar guru atau rekan se-jawat sehingga ilmu yang sudah didapatkan selama pelatihan dapat ditularkan pada guru lain yang belum dilatih.

“Setiap guru yang sudah dilatih oleh USAID PRIORITAS wajib menularkan ilmunya ke beberapa guru lainnya melalui supervisi dan pendampingan di kelas,” terangnya.

Satu guru yang dilatih, akan melakukan pendampingan dan supervisi bergilir kepada lima guru lainnya secara langsung di

dalam kelas. Proses menularkan ilmu juga dilakukan pada kegiatan MGMP yang dilakukan di sekolah ini setiap bulan. “Hasilnya sangat efektif”, tutur Subroto. Kepala sekolah yang juga Fasilitator Daerah Kab. Madiun ini menjelaskan, kurang dari sebulan seluruh guru di SMPN 3 Geger Kab. Madiun telah menerapkan pembelajaran CTL di kelasnya masing-masing.

Meskipun masih banyak kekurangan, hasil nyata su-dah mulai terlihat. Kelas-kelas susu-dah mulai dipenuhi dengan hasil karya siswa yang dipajang pada dinding kelas. Untuk meningkatkan minat membaca dan menulis, Subroto juga memberlakukan ‘Hari Menulis’ setiap Hari Sabtu. “Setiap siswa wajib menulis apapun yang ada di benaknya pada secarik kertas. Nanti di akhir semester akan saya kumpulkan dan dibukukan. Ada buku khusus puisi, cerpen, maupun karya tulis yang lain. Semua itu adalah hasil karya siswa sendiri,” ungkapnya.

Sejak diberlakukan dua bulan lalu, minat siswa untuk menulis cukup tinggi dan hal ini berimbas pada kebutuhan membaca siswa yang ikut naik. Untuk itu Subroto berencana merenovasi perpustakaan sekolah yang dinilainya sudah tak layak lagi dan tak mampu menampung seluruh siswa yang ada. “Saat ini kami sedang merenovasi perpustakaan kelas. Hara-pannya gedung baru nanti akan lebih nyaman dan mampu menampung kebutuhan dan kecintaan siswa terhadap buku,” pungkasnya. (Dkd)

Subroto menunjukkan karya siswa Kelas VII kepada COP USAID PRI-ORITAS Stuart Weston saat berkunjung ke SMPN 3 Geger Madiun.

Foto: Dian KD/Communication Specialist

Jangan kaget bila setelah berkenalan dengan Kepala SMPN 4 Kabupaten Lumajang kita kemudian akan sering mendapat SMS dinihari dari beliau. Ini adalah salah satu strategi Dra. Ghoniyul Khusnah, M. Si untuk menjadikan sekolah dan ling-kungannya lebih religius.

SMPN 4 Lumajang merupakan sekolah mitra USAID PRIORITAS Jatim. Sejak dua tahun lalu, Ghoni-yul rajin berkirim SMS kepa-da orangtua murid khu-susnya Kelas IX yang be-ragama muslim dan teman sejawatnya. Isinya adalah siraman rohani, memotivasi siswa dan himbauan untuk mengingatkan anak-anak mereka melaksanakan

sho-lat malam, terutama saat mendekati ujian akhir.

“Alhamdulillah, dengan SMS ini, karakter religius siswa terbentuk sejak di rumah dan terbawa hingga ke sekolah,” ungkapnya. Kegiatan rutin mengirimkan SMS ini ternyata sangat didukung oleh orangtua meskipun Ghoniyul harus mengeluarkan dana pribadi untuk membeli pulsa. Melalui SMS komunikasi kepala sekolah, guru dan orangtua murid juga semakin terbuka.

“Orangtua tidak segan-segan berkirim SMS dan menanyakan perkembangan belajar anaknya,” ungkapnya. Hal ini tentu saja menggembirakan Ghoniyul dan para guru karena antara sekolah dan orangtua seperti tidak ada batas dan terjalin komunikasi yang baik.

Menciptakan suasana religius bagi Ghoniyul ter-nyata berdampak positif pada pembelajaran. Siswa jadi lebih rajin belajar, agamis, mengikuti pembelajaran dengan baik, berakhlak terpuji, menghormati guru dan saling menghargai teman. Selain berkirim SMS, setiap pagi sebelum pelajaran mulai juga dilakukan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh para siswa secara bergiliran. Ada juga kegiatan membaca Surat Yasin dan Istighosah yang dilakukan oleh seluruh war-ga sekolah, baik siswa dan guru, setiap hari Jumat. (Dkd)

“Orangtua tidak segan-segan berkirim SMS dan menanyakan perkembangan belajar anaknya,”

Dra. Ghoniyul Khusnah, M. Si Kepala SMPN 4 Lumajang

Suasana pembelajaran Biologi di Kelas VII SMPN 4 Lumajang. Siswa aktif bekerja kelompok.

Foto-foto: Dian KD/Communication Specialist

(6)

Diseminasi CTL di Bojonegoro Melatih 1.233 Guru

Komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Bo-jonegoro untuk peningkatan mutu guru cukup tinggi. Hal ini dibuktikan pada tahun 2013 ini telah menga-lokasikan dana APBD untuk diseminasi pelatihan CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada 1.233 guru SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Bojonegoro. Hal ini disampaikan oleh Rasmadji, M.Pd, M.Si selaku Kabid Pendidikan SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.

“Saya merasakan peran program yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat membantu guru meningkatkan kualitas, khususnya dalam pembelajaran di Kabupaten Bojonegoro. Untuk itu kami tidak segan-segan mengalokasikan dana untuk diseminasi. Fokus kegiatan di tahun 2013 ini adalah peningkatan kualitas guru SMP melalui pelatihan CTL,” ungkap Rasmadji.

Diseminasi pelatihan CTL diselenggarakan dalam 4 gelombang, yakni gelombang I dilaksanakan pada 9-11 Novem-ber 2013, gelombang II pada 12–14 NovemNovem-ber 2013, gelom-bang III pada 15–17 November 2013, dan gelomgelom-bang IV dil-aksanakan pada 19-21 November 2013. Sebanyak 1.233 guru dari 49 SMP negeri dan 52 SMP swasta telah mengikuti kegiatan ini. Para guru yang dilatih meliputi guru mata pelajaran Ma-tematika, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

Tindak lanjut kegiatan ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro juga telah mengalokasikan dana untuk pendam-pingan. “Kami memanfaatkan potensi daerah yakni para fasda yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk melatih dan mendampingi sekolah-sekolah tersebut,” tambahnya.

Untuk tahun anggaran 2014 Dinas Pendidikan Kabu-paten Bojonegoro telah mengalokasikan dana Rp 2 Milyar untuk

diseminasi. Pendanaan tersebut untuk kegiatan ToT Tim Pengembang dan pelatihan pembelaja-ran aktif implementasi kurikulum 2013 untuk SMP, SMA dan SMK. Menurut Rasmadji, model pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat layak dilaksanakan tidak hanya untuk pendidikan dasar SD dan SMP, namun juga dapat diimplementasikan

un-tuk pembelajaran di tingkat SMA dan SMK. “Kami akan menguatkan Tim Pengembang melalui ToT, dimana Tim Pengembang terdiri atas para fasda USAID PRIORITAS dari Kabupaten Bojonegoro dan pemangku pendidikan lainnya yang terpilih. Selanjutnya pada tahun 2014 Tim Pengembang akan memfasilitasi diseminasi untuk SMP yang belum ikut pelatihan di tahun 2013, SMA dan SMK se-Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya. (Hrd)

Salah satu diseminasi Pelatihan CTL yang diselenggarakan di Bojo-negoro dengan dana APBD.

Foto: Dian KD/Communication Specialist “Kami memanfaatkan potensi daerah

yakni para fasda yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk

mel-atih dan mendampingi sekolah-sekolah tersebut,” Rasmadji, M. Pd, M.Si Kabid Pendidikan SMP/SMA/SMK

Dispendik Kab. Bojonegoro

Sebanyak 150 orang dari unsur guru, kepala sekolah dan pengawas yang berasal dari Kab Magetan, Ponorogo dan Pacitan mengikuti Diseminasi TOT Fasilitator Daerah (Fasda) PAKEM, CTL dan MBS untuk Kab Magetan, Ponorogo dan Pacitan yang didanai oleh Dispendik Provinsi Jatim. Kegiatan berlangsung selama tiga hari yakni mulai 21-23 Oktober 2013 dan difasilitasi oleh tiga belas Fasda USAID PRIORITAS Jatim.

Menurut Sucipto, SH, M. Si Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, kegiatan ToT ini dilakukan untuk menyiapkan para Fasda yang ada di 3 kabupaten tersebut. “Harapannya para Fasda tersebut nantinya menjadi aset daerah dan mau membagikan ilmunya kepada para guru-guru di wilayahnya,” ungkapnya. (Dkd)

Diseminasi ToT Fasda oleh Dispendik Provinsi Jatim

Fasda USAID PRIORITAS sedang mendampingi peserta ToT Fasda dari Kab Magetan dari unsur guru SD.

(7)

7

Sekolah Lab UNESA Mendapatkan Pelatihan dari USAID PRIORITAS

USAID PRIORITAS Jatim menggadeng sekolah lab dan mitra UNESA, SD dan SMP, untuk dilatih Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) untuk SD, Pembelajaran Kontekstual (CTL) untuk SMP, dan Ma-najemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk kepala dan komite sekolah SD dan SMP. Sebanyak 5 SD dan 4 SMP di wilayah Surabaya Barat yang menjadi sekolah lab UNESA

mendapatkan pelatihan masing-masing selama 3 hari yang berlangsung sejak 28 November hingga 12 Desember 2013.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor UNESA, Prof. Dr. H. Muchlas Samani. Dalam sambutannya, Muchlas mengungkapkan bahwa pelatihan ini nantinya akan sangat bermanfaat untuk guru dalam rangka menghadapi kuriku-lum 2013.

“Guru itu pekerjaan yang mulia dan berbeda dengan pekerjaan lainnya. Guru dituntut untuk setiap saat dapat berek-spresi dalam pembelajaran setiap hari. Untuk itu guru diharapkan dapat berimprovisasi dalam pembelajaran mengikuti kondisi dan situasi yang paling relevan di sekolah. Apalagi saat ini guru tengah dihadapkan pada implementasi kurikulum 2013,” ungkapnya. (Dkd)

Salah satu kelompok guru SD

mendiskusikan rencana tindak lanjut di sekolah pasca pelatihan.

Foto: Dian KD/ Communication Specialist

Swara Prioritas Edisi 5, Agustus - November 2013

Salam Pendidikan!

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan motivasi Bapak/Ibu pemangku pendidi-kan, sehingga program USAID PRIORITAS dapat berjalan dengan baik. Banyak kegiatan yang sudah kami laksanakan sampai akhir tahun ke-2 di tingkat kabupaten antara lain PPGP, Pelatihan PAKEM/CTL dan MBS, pelatihan sekolah lab oleh LPTK, pendampingan di tingkat sekolah dan kelas. Banyak perubahan nyata yang sudah terlihat, misalnya ten-tang manajemen kepala sekolah yang lebih partisipatif, transparan dan akuntabel untuk mengembangkan kualitas lembaganya. Guru juga lebih siap membelajarkan peserta didiknya dengan strategi PAKEM/CTL, sehingga peserta didik lebih aktif, kreatif dan menyenangkan dalam suasana

Silvana Erlina

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jatim

pengelolaan kelas yang kondusif. Hasil yang baik ideal-nya diperoleh melalui proses yang baik pula. Besar harapan para guru dan kepala sekolah mendapatkan umpan balik atas kinerja mereka agar bisa berbuat lebih baik lagi untuk mempersiapkan generasi mendatang menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan berkarak-ter. Terima kasih kami sampaikan kepada semua fasilita-tor di tingkat kabupaten dan provinsi yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu, tenaga, serta waktu da-lam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen melalui program USAID PRIORITAS. Peru-bahan ini merupakan kebanggaan bagi kita semua dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebanyak 18 sekolah lab mitra LPTK dari 2 universitas yakni IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Negeri Suraba-ya melakukan studi banding ke sekolah-sekolah mitra USAID PRI-ORITAS Jatim di Sidoarjo. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2-3 Oktober 2013 mengunjungi 3 SD, 1 SMP, dan 1 MTs di Sidoarjo.

Selain mengamati proses pembelajaran di SD/MI dan SMP/MTs, peserta juga berdiskusi dengan kepala sekolah, komite sekolah dan paguyuban kelas. “Saya terkesan dengan pembelajaran di SD Hangtuah X Sidoarjo, terutama di Kelas I. pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan siswa tampak aktif mengerjakan tugas sekolah melalui diskusi kelompok,” terang Arnelia Dwi Yasa, S. Pd Guru SDN Jeruk II Surabaya. (Dkd)

Studi Banding Sekolah Lab LPTK

Foto: Dian KD/Communication Specialist

Peserta studi banding dari sekolah lab UNESA saat mengamati pembelajaran di Kelas 1 SD Hangtuah X Sidoarjo.

Seuntai Kata

Kegiatan Utama USAID PRIORITAS Jatim Bulan Desember 2013 - Februari 2014

 Konsultasi publik di 4 kabupaten mitra

 Pendampingan sekolah Cohort 1

 Pelatihan sekolah lab mitra UIN Sunan Ampel

 TOT Cohort 2 untuk SD/MI dan SMP/MTs

 Studi banding Cohort 2

 Pelatihan sekolah Cohort 2 di Kab Lumajang dan Ngawi

 Pelatihan PPGP Tingkat Kecamatan

(8)

Daerah Mitra PRIORITAS Daerah Mitra DBE yang Dikembangkan PRIORITAS

Wilayah Mitra & LPTK USAID PRIORITAS Jatim:

Newsletter ini diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak dan diskusi online forum sekolah. Untuk pengiriman artikel, kritik dan saran silakan kirim ke:

Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur. Telp. (031) 8921000, Fax. (031) 8078525, Email: ddewi@prioritas.or.id

Perubahan yang Terjadi Setelah Pelatihan

Pendapat Mereka

tentang Pelatihan

Pelatihan USAID PRIORITAS sangat memberi manfaat pada sekolah saya. Saat ini saya sudah melakukan banyak

perubahan di sekolah dan senang mendapatkan pendampingan

lang-sung dari Fasda.

Watiyah, S. Pd

Kepala SDN Mojokarang Kab. Mojokerto

Pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS sangat

membantu saya dalam penera-pan kurikulum 2013.

Galuh Vivi Indrawati, S. Pd

Guru SDN Babatan 1/456 Surabaya

Berkat pelatihan USAID PRIORITAS saya makin diperjelas tentang peran komite di sekolah.

Sodikin

Komite SDN Kalen Dlanggu, Kab. Mojokerto

14. Kab. Lumajang 15. Kab. Ngawi 14 15 SEBELUM SESUDAH SEBELUM SESUDAH

(Kiri): Sebelum pelatihan, tatanan kelas sudah berkelompok namun karya siswa belum dipajang. (Kanan): Sesudah pelatihan, karya siswa telah dipajang di kelas

SMPN 3 Panarukan Kab. Situbondo

MIN Konang Kab. Pamekasan

(Kiri): Sebelum pelatihan, pembelajaran masih klasikal dan siswa sedang mengerjakan LKS. (Kanan): Sesudah pelatihan, siswa aktif bekerja kelompok dipandu guru.

SEBELUM

SESUDAH

(Atas): Sebelum pelatihan, dinding kelas minim pajangan. (Bawah): Sesudah pelatihan, karya siswa memenuhi dinding kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian pembaca mengenai sampul dan ilustrasi yang terdapat pada buku #88 Love Life memiliki kategori baik, karena responden yang menjawab tampilan sampul, bahan sampul

Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Secara lebih khusus, mengenai pembatasan ekspor energy dan raw materials oleh Indonesia dianggap berdampak negative terhadap pasar raw material dan energy domestik

Peserta mampu membuat Rencana Usaha yang realistis dengan mengukur Kemampuan Diri dan Kemampuan Usaha.. Peserta memahami Visi, Misi, & Goal

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pada remaja yang pada dasarnya

banyak permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter di Indonesia. Permasalahan tersebut tidak akan terjadi jika setiap guru mampu menghayati kompetensi