• Tidak ada hasil yang ditemukan

IVA test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IVA test"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1.1.

1.1. IVA TESTIVA TEST 1.1.1.

1.1.1. DefinisiDefinisi

IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata telanjang). 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan informasi hasilnya Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan informasi hasilnya langsung.

langsung.

Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-92%. Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih disebut

kelainan di serviks akan timbul plak putih disebut aceto white epitheliumaceto white epithelium  (WE )yang bisa  (WE )yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker. IVA positif jika terdapat WE dan negatif jika tidak terjadi dicurigai sebagai lesi kanker. IVA positif jika terdapat WE dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna.

perubahan warna.

Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi sasaran wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Penderita kanker servik berumur antara 30

pemeriksaan IVA. Penderita kanker servik berumur antara 30 – – 60 tahun, terbanyak antara 60 tahun, terbanyak antara 45

45 – – 50 tahun, frekwensinya masih meningkat sampai kira 50 tahun, frekwensinya masih meningkat sampai kira – –  kira golongan umur 60 tahun  kira golongan umur 60 tahun dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun kembali. Hal

dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun kembali. Hal tersebut menjadikan alasan WUStersebut menjadikan alasan WUS menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks.

menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks. 

 Keunggulan Test IVAKeunggulan Test IVA a.

a. Hasil segera diketahui saat itu jugaHasil segera diketahui saat itu juga b.

b. Efektif karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karenaEfektif karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis c.

c. Teknik pemeriksaan sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yangTeknik pemeriksaan sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja

sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja d.

d. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murahButuh bahan dan alat yang sederhana dan murah e.

e. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggiSensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi f.

f. Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatihDapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih Porsio sebelum dipulas

Porsio sebelum dipulas dengan asam asetat dengan asam asetat

Gambaran bercak putih Gambaran bercak putih

pada lesi pra-kanker pada lesi pra-kanker

(2)

1.1.2.

1.1.2. Persiapan alat.Persiapan alat. Alat dan Bahan Alat dan Bahan a.

a. Sarung tangan / HandscoenSarung tangan / Handscoen b.

b. Spekulum vaginaSpekulum vagina c.

c. Tampon tangTampon tang d.

d. Kom kecilKom kecil e.

e. Swab- Lidi kapasSwab- Lidi kapas f.

f. Asam asetat 3-5% dalam botolAsam asetat 3-5% dalam botol g.

g. Kapas DTT dalam komKapas DTT dalam kom h.

h. Waskom berisi larutan klorin 0,5%Waskom berisi larutan klorin 0,5% i.

i. SelimutSelimut  j.

 j. Lampu sorotLampu sorot k.

k. Tempat sampah medis dan non medisTempat sampah medis dan non medis

1.1.3.

1.1.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan

Metode IVA tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan asam Metode IVA tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan asam cuka (asam asetat) pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi, prakanker cuka (asam asetat) pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi, prakanker dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain prosedurnya tidak dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain prosedurnya tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan metode ini yakni dapat menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja,

dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus.dan tidak memerlukan sarana khusus.

Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5 % akan berwarna putih Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5 % akan berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih.

sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih.

Prosedur IVA Prosedur IVA

1)

1) Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang akan dilakukan.akan dilakukan. 2)

2) Menjaga privasi pasienMenjaga privasi pasien 3)

3) Menyiapkan alat yang diperlukanMenyiapkan alat yang diperlukan 4)

4) Menyiapkan ibu dengan posisi lithotomi pada tempat tidur ginekologiMenyiapkan ibu dengan posisi lithotomi pada tempat tidur ginekologi 5)

5) Mengatur lampu sorot ke arah vagina ibuMengatur lampu sorot ke arah vagina ibu 6)

(3)

7)

7) Menggunakan sarung tangan sterilMenggunakan sarung tangan steril 8)

8) Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTTMelakukan vulva hygiene dengan kapas DTT 9)

9) Memasukkan spekulum ke dalam vaginaMemasukkan spekulum ke dalam vagina

a. Tangan kiri membuka labia minora, spekulum dipegang dengan tangan kanan, a. Tangan kiri membuka labia minora, spekulum dipegang dengan tangan kanan, dalam keadaan tertutup kemudian masukkan ujungnya ke

dalam keadaan tertutup kemudian masukkan ujungnya ke dalam introitusdalam introitus

b. Putar kembali spekulum 45º ke bawah sehingga menjadi melintang dalam vagina b. Putar kembali spekulum 45º ke bawah sehingga menjadi melintang dalam vagina kemudian didorong masuk lebih dalam ke arah forniks posterior sampai puncak kemudian didorong masuk lebih dalam ke arah forniks posterior sampai puncak vagina

vagina

c. Buka spekulum pada tangkainya secara perlahan-lahan dan atur sampai porsio c. Buka spekulum pada tangkainya secara perlahan-lahan dan atur sampai porsio terlihat dengan jelas

terlihat dengan jelas

d. Kunci spekulum dengan mengencangkan bautnya kemudian ganti dengan tangan d. Kunci spekulum dengan mengencangkan bautnya kemudian ganti dengan tangan kiri yang mmemegang spekulum

kiri yang mmemegang spekulum 10)

10) Memasukkan lidi kapas yang telah diberi asam asetat 3-5% ke dalam vagina sampaiMemasukkan lidi kapas yang telah diberi asam asetat 3-5% ke dalam vagina sampai menyentuh porsio.

menyentuh porsio. 11)

11) Mengoleskan lidi kapas ke seluruh permukaan porsio, Mengoleskan lidi kapas ke seluruh permukaan porsio, lihat hasilnya.lihat hasilnya. 12)

12) Membersihkan porsio dengan kasa steril menggunakan tampon tang.Membersihkan porsio dengan kasa steril menggunakan tampon tang. 13)

13) Mengeluarkan spekulum dari vagina.Mengeluarkan spekulum dari vagina. 14)

14) Merapikan ibu dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5%Merapikan ibu dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5% 15)

15) Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalirMencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir 16)

16) Beritahu hasilnya dan beritahu rencana Beritahu hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap.selanjutnya dengan jelas dan lengkap.

Kategori Pemeriksaan IVA Kategori Pemeriksaan IVA

Terdapat empat kategori yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan dengan metode IVA Terdapat empat kategori yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan dengan metode IVA yaitu :

yaitu : a.

a. Pertama, IVA negatifPertama, IVA negatif

artinya tidak ada tanda atau gejala kanker mulut rahim atau serviks normal berbentuk artinya tidak ada tanda atau gejala kanker mulut rahim atau serviks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.

licin, merah muda, bentuk porsio normal. b.

b. Kedua, IVA radangKedua, IVA radang

artinya serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti polip artinya serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti polip serviks.

serviks. c.

c. Ketiga, IVA positifKetiga, IVA positif

yaitu ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi yaitu ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan screening kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini sasaran temuan screening kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks prakanker.

(4)

d.

d. Keempat, IVA kanker serviks, pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudahKeempat, IVA kanker serviks, pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah berdarah. Ini pun masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada berdarah. Ini pun masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada stadium invasive dini.

stadium invasive dini.

1.1.4.

1.1.4. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingPeran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenaiSebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.

pemeriksaan ini.

-- Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkanMempersiapkan peralatan yang dibutuhkan -- Inform consentInform consent

B.

B. IntraIntra

-- Membantu memposisikan ibu dengan posisi lithotomi pada tempat tidur.Membantu memposisikan ibu dengan posisi lithotomi pada tempat tidur. -- Mengatur lampu sorot ke arah vagina ibuMengatur lampu sorot ke arah vagina ibu

C.

C. PostPost

-- Merapikan peralatan yang sudah digunakanMerapikan peralatan yang sudah digunakan

-- Memberikan informasi hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelasMemberikan informasi hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap.

dan lengkap.

-- Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan (respon klien, jenis sampel, hasilDokumentasi tindakan yang telah dilakukan (respon klien, jenis sampel, hasil dari pemeriksaan)

(5)

1.2.

1.2. PAP SMEARPAP SMEAR 1.2.1.

1.2.1. DefinisiDefinisi

Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker.

awal keganasan serviks atau prakanker.

Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim

yang terjadi pada sel-sel leher rahim

Tingkat Keberhasilan Papsmear dalam mendeteksi dini kanker rahim yaitu 65-95 %. Tingkat Keberhasilan Papsmear dalam mendeteksi dini kanker rahim yaitu 65-95 %. Pap Smear hanya bisa dilakukan oleh ahli patologi atau si-toteknisi yang mampu melihat Pap Smear hanya bisa dilakukan oleh ahli patologi atau si-toteknisi yang mampu melihat sel-sel kanker lewat mikroskop setelah objek glass berisi sel-sel- sel-sel epitel leher rahim dikirim ke sel kanker lewat mikroskop setelah objek glass berisi sel- sel epitel leher rahim dikirim ke laboratorium oleh yang memeriksa baik

laboratorium oleh yang memeriksa baik dokter, bidan maupun tenaga yang sudah terlatih.dokter, bidan maupun tenaga yang sudah terlatih.

Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005): Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005): a.

a. Diagnosis dini keganasanDiagnosis dini keganasan

Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin

keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.keganasan ovarium. b.

b. Perawatan ikutan dari keganasanPerawatan ikutan dari keganasan

Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai.

kemoterapi dan radiasai. c.

c. Interpretasi hormonal wanitaInterpretasi hormonal wanita

Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda.

pada hamil muda. d.

d. Menentukan proses peradanganMenentukan proses peradangan

Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur.

dan jamur.

American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita sebaiknya American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap Smear dilakukan memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap Smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun.

(6)

Selain itu wanita yang telah mendapat histerektomi total tidak dianjurkan Selain itu wanita yang telah mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes Pap Smear lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa melakukan tes Pap Smear lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya sesuai pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya sesuai rekomendasi di atas.

rekomendasi di atas.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001), merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 yahun atau (2001), merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 yahun atau setelah aktif secara seksual. Bila tiga hasil Pap Smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik setelah aktif secara seksual. Bila tiga hasil Pap Smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang memiliki partner normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang memiliki partner seksual lebih dari satu.

seksual lebih dari satu.

Pap Smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat Pap Smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat melakukan Pap Smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien melakukan Pap Smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear .

Pap Smear .

1.2.2.

1.2.2. Persiapan alatPersiapan alat

Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan Pap test yaitu: Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan Pap test yaitu: a.

a. Formulir konsultasi sitologiFormulir konsultasi sitologi b.

b. Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrushSpatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush c.

c. Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/labelKaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label d.

d. Spekulum cocor bebek (gravels) keringSpekulum cocor bebek (gravels) kering e.

e. Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95%Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95% f.

f. Sarung tangan. (Rahayu, 2010)Sarung tangan. (Rahayu, 2010)

1.2.3.

1.2.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan Cara pengambilan sediaan Cara pengambilan sediaan

1.

1. Sebelum memuali prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikanSebelum memuali prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita.

wanita. 2.

(7)

3.

3. Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untukInsersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/mengganggu studi sitologi.

materi yang menghalangi visualisasi serviks/mengganggu studi sitologi. 4.

4. Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan Pap dapatSalah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan Pap dapat digunakan:

digunakan: a.

a. Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikitTempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/pengerik plastik mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks runcing/pengerik plastik mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh.

lingkaran penuh. b.

b. Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersiUjung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saliran serviks 2 cm dan putar 360

aplikator tersebut ke dalam saliran serviks 2 cm dan putar 36000 c.

c. Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-180Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-18000.. d.

d. Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatulaGunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula 5.

5. Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkanSebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preaparat dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preaparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.

dan usap satu kali sampai ujung preparat. 6.

6. Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/masukkan bahan tersebut didalamSegera semprot preparat dengan bahan fiksasi/masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.

tabung berisi larutan fiksasi. 7.

7. Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkanBila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Rahayu, 2010)

(8)

Klasifikasi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas , yaitu: Klasifikasi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas , yaitu: I.

I. Kelas I : tidak ada sel abnormal.Kelas I : tidak ada sel abnormal. II.

II. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasiKelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.

adanya keganasan. III.

III. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampaiKelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.

sedang. IV.

IV. Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat.Kelas IV : gambaran sitologi dijumpai displasia berat. V.

V. Kelas V : keganasan.Kelas V : keganasan. 1.2.4.

1.2.4. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingPeran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Edukasi pasien: :Edukasi pasien: : 1.

1. Hindari berhubungan seksual atau menggunakan obat vaginal atauHindari berhubungan seksual atau menggunakan obat vaginal atau busa/krim/gel spermisid selama 2 hari sebelum melakukan Pap smear busa/krim/gel spermisid selama 2 hari sebelum melakukan Pap smear karena ini dapat menyembunyikan sel abnormal.

karena ini dapat menyembunyikan sel abnormal. 2.

2. coba untuk tidak menjadwalkan Pap smear selama periode haid anda,coba untuk tidak menjadwalkan Pap smear selama periode haid anda, walaupun tes dapat dilakukan lebih baik untuk menghindari waktu tertentu walaupun tes dapat dilakukan lebih baik untuk menghindari waktu tertentu dari siklus anda.

dari siklus anda.

-- Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkanMempersiapkan peralatan yang dibutuhkan B.

B. IntraIntra

C.

C. PostPost

-- Dokumentasi (respon klien, jenis sampel, hasil dari Dokumentasi (respon klien, jenis sampel, hasil dari pemeriksaan)pemeriksaan) -- Merapikan alat yang telah digunakanMerapikan alat yang telah digunakan

-- Memberikan informasi hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelasMemberikan informasi hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap. dan lengkap. 1.3. 1.3. HCgHCg 1.3.1. 1.3.1. DefinisiDefinisi

Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi

Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi chorionic gonadotropinchorionic gonadotropin  (hCG) oleh  (hCG) oleh sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi hamil dan diekskresikan melalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 usia kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70

(9)

hari dan kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah hari dan kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari.

usia kehamilan 100-130 hari.

Pemeriksaan kuantitatif hCG cukup bermakna bagi kehamilan. Kadar hCG yang Pemeriksaan kuantitatif hCG cukup bermakna bagi kehamilan. Kadar hCG yang rendah, ditemui pada kehamilan ektopik dan abortus iminens. Kadar yang tinggi dapat rendah, ditemui pada kehamilan ektopik dan abortus iminens. Kadar yang tinggi dapat dijumpai pada kehamilan majemuk, mola hidatidosa atau korio karsinoma. Nilai kuantitatif dijumpai pada kehamilan majemuk, mola hidatidosa atau korio karsinoma. Nilai kuantitatif dengan pemeriksaan radio immunoassay dapat membantu untuk menentukan usia dengan pemeriksaan radio immunoassay dapat membantu untuk menentukan usia kehamilan.

kehamilan.

Semua tes kehamilan bekerja dengan mendeteksi suatu hormon tertentu dalam Semua tes kehamilan bekerja dengan mendeteksi suatu hormon tertentu dalam urin atau darah yang hanya ada ketika seorang wanita sedang hamil. Hormon ini

urin atau darah yang hanya ada ketika seorang wanita sedang hamil. Hormon ini disebut human chorionic gonadotropin atau hCG. Hal ini juga disebut hormon disebut human chorionic gonadotropin atau hCG. Hal ini juga disebut hormon kehamilan. hCG dibuat ketika sebuah implan telur dibuahi di dalam rahim. Hal ini kehamilan. hCG dibuat ketika sebuah implan telur dibuahi di dalam rahim. Hal ini biasanya terjadi sekitar enam hari setelah telur

biasanya terjadi sekitar enam hari setelah telur dan sperma bergabung. Tetapidan sperma bergabung. Tetapi studi menunjukkan bahwa pada sampai dengan 10

studi menunjukkan bahwa pada sampai dengan 10 persen wanita, implantasi tidakpersen wanita, implantasi tidak terjadi.

terjadi.

Ada dua jenis tes kehamilan. Satu

Ada dua jenis tes kehamilan. Satu tes darah untuk hormon kehamilan, hCG,tes darah untuk hormon kehamilan, hCG, yang lain memeriksa urine untuk hormon hCG. (Desmiwarti, & Ermawati; 2012) yang lain memeriksa urine untuk hormon hCG. (Desmiwarti, & Ermawati; 2012) A.

A. Tes UrinTes Urin

Pemeriksaan dengan tes urin adalah untuk mengukur kadar HCG (Human Chorionic Pemeriksaan dengan tes urin adalah untuk mengukur kadar HCG (Human Chorionic gonadotropin) yaitu hormon yang dihasilkan oleh plasenta pada saat kehamilan, yang gonadotropin) yaitu hormon yang dihasilkan oleh plasenta pada saat kehamilan, yang akan meningkat dalam urin dan darah selama minggu pertama setelah akan meningkat dalam urin dan darah selama minggu pertama setelah konsepsi/pembuahan.

konsepsi/pembuahan. B.

B. Tes DarahTes Darah

Pemeriksaan HCG dalam darah akan terdeteksi beberapa hari lebih awal dari HCG dalam Pemeriksaan HCG dalam darah akan terdeteksi beberapa hari lebih awal dari HCG dalam urin. Pemeriksaan HCG dalam darah adalah mengukur secara kuantitatif nilai dengan urin. Pemeriksaan HCG dalam darah adalah mengukur secara kuantitatif nilai dengan angka mlU/ML (mili international Units per mililiter). Pemeriksaan HCG dalam darah angka mlU/ML (mili international Units per mililiter). Pemeriksaan HCG dalam darah hanya dapat dilakukan di laboratorium atau atas permintaan dokter. Dokter akan hanya dapat dilakukan di laboratorium atau atas permintaan dokter. Dokter akan menyarankan pemeriksaan HCG dalam darah bila tidak cukup data untuk memastikan menyarankan pemeriksaan HCG dalam darah bila tidak cukup data untuk memastikan kehamilan atau tidak. (suririnah, 2008)

kehamilan atau tidak. (suririnah, 2008) 1.3.2.

1.3.2. Persiapan alatPersiapan alat A.

A. VenaVena 1.

1. Sarung tanganSarung tangan 2.

2. TornikuetTornikuet 3.

3. Spuit 3 ccSpuit 3 cc 4.

(10)

5.

5. Tabung bertutup merahTabung bertutup merah B.

B. UrinUrin 1.

1. KIT pemeriksaan kehamilan, botol urinKIT pemeriksaan kehamilan, botol urin 2.

2. Kertas, pensil, dan pena.Kertas, pensil, dan pena.

(Desmiwarti, & Ermawati; 2012) (Desmiwarti, & Ermawati; 2012) 1.3.3.

1.3.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan A.

A. VenaVena 1.

1. Lakukan uji kehamilan tidak lebih cepat dari 5 hari setelah pertama kali terlambatLakukan uji kehamilan tidak lebih cepat dari 5 hari setelah pertama kali terlambat menstruasi

menstruasi 2.

2. Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. CegahKumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis

terjadinya hemolisis B.

B. UrinUrin 1.

1. Ucapkan salam dengan sopan dan tanyakan identitas Ucapkan salam dengan sopan dan tanyakan identitas ibuibu 2.

2. Terangkan mengenai prinsip pemeriksaan tes kehamilan kepada ibuTerangkan mengenai prinsip pemeriksaan tes kehamilan kepada ibu 3.

3. Terangkan indikasi dan kegunaan pemeriksaan tes kehamilanTerangkan indikasi dan kegunaan pemeriksaan tes kehamilan 4.

4. Minta ibu untuk mengambil contoh urinnya Minta ibu untuk mengambil contoh urinnya dengan memasukan kedalam botol urindengan memasukan kedalam botol urin 5.

5. Buka KIT pemeriksaan tes kehamilan dan terangkan Buka KIT pemeriksaan tes kehamilan dan terangkan cara penggunaannya.cara penggunaannya. 6.

6. Celupkan KIT pemeriksaan kedalam urin ibu sesuai dengan petunjuk Celupkan KIT pemeriksaan kedalam urin ibu sesuai dengan petunjuk penggunaan KITpenggunaan KIT 7.

7. Menginterpretasikan Hasil pemeriksaan KIT tes kehamilan.Menginterpretasikan Hasil pemeriksaan KIT tes kehamilan. (Desmiwarti, & Ermawati; 2012)

(Desmiwarti, & Ermawati; 2012)

Penilaian Hasil pemeriksaan HCG dalam darah Penilaian Hasil pemeriksaan HCG dalam darah

 Hasil pemeriksaan HCG dalam darah di bawah 5 mlU/ml artinya tidak hamilHasil pemeriksaan HCG dalam darah di bawah 5 mlU/ml artinya tidak hamil 

 Hasil pemeriksaan antara 5-25 mlU/ML ada kemungkinan hamil dan tidak dan harusHasil pemeriksaan antara 5-25 mlU/ML ada kemungkinan hamil dan tidak dan harus mengulang pemeriksaan beberapa hari kemudian

mengulang pemeriksaan beberapa hari kemudian

(11)

1.3.4.

1.3.4. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingPeran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Anamnesa : tanyakan pada klien kapan haid terakhirnya. Uji harys dilakukan 5 hariAnamnesa : tanyakan pada klien kapan haid terakhirnya. Uji harys dilakukan 5 hari atau lebih setelah klien terlambat haid untuk menghindari temuan negatif palsu. atau lebih setelah klien terlambat haid untuk menghindari temuan negatif palsu. Darah dalam urine dapat menyebabkan temuan uji

Darah dalam urine dapat menyebabkan temuan uji positif palsupositif palsu

-- Edukasi : beri tahu klien yang ingin menggunakan alat penentu kehamilan yangEdukasi : beri tahu klien yang ingin menggunakan alat penentu kehamilan yang banyak dijual bebas untuk mengikuti petunjuk yang cermat. Beri tahu klien bahwa ia banyak dijual bebas untuk mengikuti petunjuk yang cermat. Beri tahu klien bahwa ia akan menerima hasil temuan uji dalam beberapa menit. Beberapa uji, seperti kadar akan menerima hasil temuan uji dalam beberapa menit. Beberapa uji, seperti kadar serum, mungkin memerlukan waktu 1 sampai 2 jam. Menginstruksikan bahwa serum, mungkin memerlukan waktu 1 sampai 2 jam. Menginstruksikan bahwa pasien harus puasa cairan selama 8-12 jam; tidak ada pembatasan asupan makanan pasien harus puasa cairan selama 8-12 jam; tidak ada pembatasan asupan makanan untuk sampel urin.

untuk sampel urin.

-- Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkanMempersiapkan peralatan yang dibutuhkan -- Inform ConsentInform Consent

B.

B. IntraIntra

Perawat membantu klien untuk mengambil sampel urin pada pagi hari (sebanyak 60 ml) Perawat membantu klien untuk mengambil sampel urin pada pagi hari (sebanyak 60 ml) dengan berat jenis >1,010 dan m

dengan berat jenis >1,010 dan membawa sampel ke laboratorium dengan segera.embawa sampel ke laboratorium dengan segera. C.

C. PostPost

-- Merapikan alatMerapikan alat -- DokumentasiDokumentasi

 Keluhan pasien selama prosedur dilakukanKeluhan pasien selama prosedur dilakukan 

 Jenis sampel yang digunakanJenis sampel yang digunakan 

 Mencatat nama klien, ruangan, dan sampelnya untuk pemeriksaan apaMencatat nama klien, ruangan, dan sampelnya untuk pemeriksaan apa

1.4.

1.4. TORCHTORCH 1.4.1.

1.4.1. DefinisiDefinisi

Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi TORCH, yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) TORCH, yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan virus Herpes simpleks. Uji ini merupakan suatu uji skrining untuk mendeteksi organisme dan virus Herpes simpleks. Uji ini merupakan suatu uji skrining untuk mendeteksi organisme tersebut pada ibu dan bayi. Selama kehamilan, infeksi TORCH dapat menembus sawar tersebut pada ibu dan bayi. Selama kehamilan, infeksi TORCH dapat menembus sawar plasenta dan dapat menyebabkan malformasi kongenital ringan atau berat,

plasenta dan dapat menyebabkan malformasi kongenital ringan atau berat, aborsi, atau lahiraborsi, atau lahir mati. Efek berbahaya dari organisme tersebut terjadi selama kehamilan trimester mati. Efek berbahaya dari organisme tersebut terjadi selama kehamilan trimester pertama.m pada masa prenatal, uji skrining TORCH hanya dilakukan jika dicurigai terjadi pertama.m pada masa prenatal, uji skrining TORCH hanya dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi TORCH, seperti adanya infeksi rubela.

(12)

Uji skrining TORCH lebih sering dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi kongenital pada Uji skrining TORCH lebih sering dilakukan jika dicurigai terjadi infeksi kongenital pada bayi. Titer igG dibandingkan antara serum ibu dan bayi. Jika kadar titer igG lebih tinggi pada bayi. Titer igG dibandingkan antara serum ibu dan bayi. Jika kadar titer igG lebih tinggi pada bayi daripada yang didapati pada ibu, dan titer IgM terdapat pada bayi, infeksi TORCH bayi daripada yang didapati pada ibu, dan titer IgM terdapat pada bayi, infeksi TORCH kongenital cenderung

kongenital cenderung terjadi. Uji terjadi. Uji ini dapat ini dapat diulang dalam diulang dalam beberapa beberapa minggu. Uji minggu. Uji iniini diperlukan beserta data mengenai informasi klinis lainnya untuk mengidentifikasi infeksi diperlukan beserta data mengenai informasi klinis lainnya untuk mengidentifikasi infeksi TORCH , infeksi rubela dan CMV adalah yang terumum.

TORCH , infeksi rubela dan CMV adalah yang terumum. 1.4.2.

1.4.2. Persiapan alatPersiapan alat 1.

1. Tabung darah bertutup merahTabung darah bertutup merah 2.

2. Spuit 3 ccSpuit 3 cc 3.

3. TornikuetTornikuet 4.

4. Alkohol swabAlkohol swab 5.

5. Sarung tanganSarung tangan 1.4.3.

1.4.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan

Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi adanya antibodi dalam darah pasien, yaitu dengan pemeriksaan :

pasien, yaitu dengan pemeriksaan :

-- Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG ( untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma) -- Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)

-- Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)(untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus) -- Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah infeksi primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester infeksi primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester pertama). Jadi, bila hasil pemeriksaan (yang dilakukan saat hamil) positif maka perlu dilihat pertama). Jadi, bila hasil pemeriksaan (yang dilakukan saat hamil) positif maka perlu dilihat lebih lanjut apakah infeksi baru terjadi atau telah lama berlangsung. Untuk itu perlu lebih lanjut apakah infeksi baru terjadi atau telah lama berlangsung. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan :

dilakukan pemeriksaan :

-- Aviditas Anti-Toxoplasma IgGAviditas Anti-Toxoplasma IgG -- Aviditas Anti-CMV IgGAviditas Anti-CMV IgG

Prosedur Prosedur

1.

1. Kumpulkan 7 ml darah vena dalam tabung bertutup merahKumpulkan 7 ml darah vena dalam tabung bertutup merah 2.

2. Tidak terdapat pembatasan asupan makanan atau cairanTidak terdapat pembatasan asupan makanan atau cairan 3.

3. Perangkat TORCH : Ikuti petunjuk yang ada pada perangkat tersebut.Perangkat TORCH : Ikuti petunjuk yang ada pada perangkat tersebut. Nilai Rujukan

Nilai Rujukan

Ibu : Antibodi Titer IgG : Negatif. Antibodi Titer IgM : Negatif Ibu : Antibodi Titer IgG : Negatif. Antibodi Titer IgM : Negatif

(13)

1.4.4.

1.4.4. peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingperan perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Anamnesa : kaji riwayat kAnamnesa : kaji riwayat klien tentang infeksi sebelumnyalien tentang infeksi sebelumnya

-- Edukasi : beri tahu klien bahwa jika hasil uji positif, uji yang lain Edukasi : beri tahu klien bahwa jika hasil uji positif, uji yang lain akan dilakukan.akan dilakukan. -- Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkanMempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

-- Inform ConsentInform Consent B.

B. IntraIntra

-- Perawat mengambil sampel darah venaPerawat mengambil sampel darah vena -- Membawa sampel ke laboratoriumMembawa sampel ke laboratorium C.

C. PostPost

-- Kaji respon klienKaji respon klien -- Merapikan alatMerapikan alat

-- Dokumentasi tindakanDokumentasi tindakan

1.5.

1.5. Tes hormoneTes hormone 1.5.1.

1.5.1. DefinisiDefinisi

Pemeriksaan hormon reproduksi diperlukan sekali dalam menilai kelainan semenjak Pemeriksaan hormon reproduksi diperlukan sekali dalam menilai kelainan semenjak lahir, prepubertas, pubertas, dewasa sampai menopause, dan dari saat tidak mempunyai lahir, prepubertas, pubertas, dewasa sampai menopause, dan dari saat tidak mempunyai keturunan sampai telah hamil, serta setelah melahirkan pun perlu pemeriksaan hormonal keturunan sampai telah hamil, serta setelah melahirkan pun perlu pemeriksaan hormonal ini. Pemeriksaan hormon reproduksi ini bertujuan untuk membuat dan menkonfirmasi ini. Pemeriksaan hormon reproduksi ini bertujuan untuk membuat dan menkonfirmasi diagnosis pada kelainan organ reproduksi, keadaan fertilitas dan memantau selama masa diagnosis pada kelainan organ reproduksi, keadaan fertilitas dan memantau selama masa terapi . (Anwar, 2005)

terapi . (Anwar, 2005)

Pemeriksaan hormon dapat menggunakan sampel serum, plasma, saliva, dan urine. Pemeriksaan hormon dapat menggunakan sampel serum, plasma, saliva, dan urine. Sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan untuk puasa dan tidak boleh mengkonsumsi Sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan untuk puasa dan tidak boleh mengkonsumsi preparat hormon seperti kortikosterold, estrogen, progesteron, anti prolaktin, dan preparat hormon seperti kortikosterold, estrogen, progesteron, anti prolaktin, dan gonadotropin. Hormon FSH dan LH dikeluarkan secara episodik sehingga dianjurkan gonadotropin. Hormon FSH dan LH dikeluarkan secara episodik sehingga dianjurkan pengambilan BP dilakukan sebanyak 3x selang waktu 1

pengambilan BP dilakukan sebanyak 3x selang waktu 1 5-20 menit kemudian ketiga spesimen5-20 menit kemudian ketiga spesimen dicampur, tetapi dapat juga sarnpel diambil hanya satu kali saja . Hormon akan stabil selama dicampur, tetapi dapat juga sarnpel diambil hanya satu kali saja . Hormon akan stabil selama 8 jam pada suhu ruangan, 40C

8 jam pada suhu ruangan, 40C selama dua minggu, dan -20'C dalam jangka selama dua minggu, dan -20'C dalam jangka waktu yang lama.waktu yang lama. Sampel serum harus dalam keadaan baik, tidak terjadi hemolisis atau ikterik. Untuk sampel Sampel serum harus dalam keadaan baik, tidak terjadi hemolisis atau ikterik. Untuk sampel urine pemberian pengawet dan penyimpanan pada suhu -20'C harus dihindari. (Anwar, urine pemberian pengawet dan penyimpanan pada suhu -20'C harus dihindari. (Anwar, 2005)

(14)

A.

A. Tes Hormon EstrogenTes Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El), estradiol (E2), dan estriol (E3). Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El), estradiol (E2), dan estriol (E3). Pemeriksaan estadiol dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamus-hipofise-gonad Pemeriksaan estadiol dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamus-hipofise-gonad (ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi, menopause dan monitoring pengobatan (ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi, menopause dan monitoring pengobatan fertilitas. Waktu pengambilan sampel untuk pemeriksaan estradiol adalah pada fase fertilitas. Waktu pengambilan sampel untuk pemeriksaan estradiol adalah pada fase folikular (preovulasi) dan fase luteal.

folikular (preovulasi) dan fase luteal.

Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas prekoks, Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas prekoks, ginekomastia, atropi testis, tumor ovarium., dan

ginekomastia, atropi testis, tumor ovarium., dan tumor adrenal. Kadarnya akan menuruntumor adrenal. Kadarnya akan menurun pada keadaan menopause, disfungsi ovarium, infertilitas, sindroma turner, amenorea pada keadaan menopause, disfungsi ovarium, infertilitas, sindroma turner, amenorea akibat hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stres, dan sindroma testikular akibat hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stres, dan sindroma testikular ferninisasi pada wanita. Faktor

ferninisasi pada wanita. Faktor interfeernsi yang meningkatkan estrogen adalah preparatinterfeernsi yang meningkatkan estrogen adalah preparat estrogen, kontrasepsi oral, dan kehamilan. Serta yang menurunkan kadarnya yaitu obat estrogen, kontrasepsi oral, dan kehamilan. Serta yang menurunkan kadarnya yaitu obat clomiphene. (Anwar, 2005)

clomiphene. (Anwar, 2005) B.

B. Tes Hormon ProgesteronTes Hormon Progesteron

Pada umumnya pemeriksaan kadar progesteron dilakukan untuk pemeriksaan fungsi Pada umumnya pemeriksaan kadar progesteron dilakukan untuk pemeriksaan fungsi plasenta selama kehamilan, fungsi ovarium pada fase luteal, dan monitoring proses plasenta selama kehamilan, fungsi ovarium pada fase luteal, dan monitoring proses ovulasi. Pada pemeriksaaan ini sampel diambil satu sampai dua kali pada fase luteal. ovulasi. Pada pemeriksaaan ini sampel diambil satu sampai dua kali pada fase luteal. Kadarnya meningkat pada kehamilan, ovulasi, kista ovarium, tumor adrenal, tumor Kadarnya meningkat pada kehamilan, ovulasi, kista ovarium, tumor adrenal, tumor ovarium, mola hidatidosa. Dan menurun pada keadaan amonorea, aborsi mengancarn, ovarium, mola hidatidosa. Dan menurun pada keadaan amonorea, aborsi mengancarn, dan kematian janin. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hormon progesteron dan kematian janin. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hormon progesteron adalah penggunaan steroid, progesteron, dan kontrasepsi oral. (Anwar, 2005)

adalah penggunaan steroid, progesteron, dan kontrasepsi oral. (Anwar, 2005) C.

C. Tes Hormon TestosteronTes Hormon Testosteron

Testosteron merupakan hormon seks pria, yang dihasilkan oleh testis dan kelenjar Testosteron merupakan hormon seks pria, yang dihasilkan oleh testis dan kelenjar aderenal pada pria serta dihasilkan oleh ovarium dan kelenjar adrenal pada wanita. Uji aderenal pada pria serta dihasilkan oleh ovarium dan kelenjar adrenal pada wanita. Uji ini berguna untukmenentukanprekoksitas seksual pada pria yang berusia bi bawah 10 ini berguna untukmenentukanprekoksitas seksual pada pria yang berusia bi bawah 10 tahun, dan mendapatkan infertilitas pria.

tahun, dan mendapatkan infertilitas pria.

Pada pria kadar testosteron serum tertinggi ditemukan di pagi hari. Kadar testosteron Pada pria kadar testosteron serum tertinggi ditemukan di pagi hari. Kadar testosteron serum rendah ditemukan pada kasus hipogonadisme primer dan

serum rendah ditemukan pada kasus hipogonadisme primer dan sekunder.sekunder. D.

D. Tes Hormon ProlaktinTes Hormon Prolaktin

Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan 3-4 jam setelah pasien bangun tidur. Faktor Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan 3-4 jam setelah pasien bangun tidur. Faktor interferensi yang mempengaruhi pemeriksaan prolaktin adalah penggunaan steroid, interferensi yang mempengaruhi pemeriksaan prolaktin adalah penggunaan steroid, kontrasepsi oral, progesteron, metil dopa, fenotoazid, antidepresan, morfin, haloperidol, kontrasepsi oral, progesteron, metil dopa, fenotoazid, antidepresan, morfin, haloperidol, levodopa, dan ergot alkaloid. (Anwar, 2005)

(15)

1.

1. Sarung tanganSarung tangan 2.

2. Spuit 3 ccSpuit 3 cc 3.

3. TornikuetTornikuet 4.

4. Tabung bertutup merahTabung bertutup merah 5.

5. Alkohol swabAlkohol swab 1.5.3.

1.5.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan A.

A. Tes EstrogenTes Estrogen 1.

1. Lakukan pungsi vena dan kumpulkan sampel pada Lakukan pungsi vena dan kumpulkan sampel pada tabung aktivator-bekuan 10 mltabung aktivator-bekuan 10 ml 2.

2. Bila pasien dalam fase pramenopause, catat fase daur haidnya pada lembar formulirBila pasien dalam fase pramenopause, catat fase daur haidnya pada lembar formulir laboratorium

laboratorium 3.

3. Tekan tempat pungsi vena sampai perdarahan berhentiTekan tempat pungsi vena sampai perdarahan berhenti 4.

4. Bila timbul hematoma pada tempat pungsi vBila timbul hematoma pada tempat pungsi v ena, berikan kompres hangatena, berikan kompres hangat 5.

5. Bertahukan kepada pasien bahwa ia dapat minum kembali obat-obatan yangBertahukan kepada pasien bahwa ia dapat minum kembali obat-obatan yang sebelumnya dihentikan sebelum uji

sebelumnya dihentikan sebelum uji

B.

B. Tes Hormon ProgesteronTes Hormon Progesteron 1.

(16)

2.

2. Penuhi tabung pengumpul. Lalu balikkan perlahan-lahan paling sedikit 10 kali untukPenuhi tabung pengumpul. Lalu balikkan perlahan-lahan paling sedikit 10 kali untuk mencampur sampel dan anikoagulan dengan benar

mencampur sampel dan anikoagulan dengan benar 3.

3. Tuliskan tanggal daur haid terakhir dan fase daur haidnya pada lembar formulirTuliskan tanggal daur haid terakhir dan fase daur haidnya pada lembar formulir laboratorium. Bila pasien sedang hamil, tuliskan juga bulan kehamilannya

laboratorium. Bila pasien sedang hamil, tuliskan juga bulan kehamilannya 4.

4. Kirimkan sampel segera ke laboratoriumKirimkan sampel segera ke laboratorium

C.

C. Tes Hormon TestosteronTes Hormon Testosteron

 Kumpulkan 5 sampai 7 mil darah vena dalam tabung bertutup merah atau hijau.Kumpulkan 5 sampai 7 mil darah vena dalam tabung bertutup merah atau hijau. Cegah terjadinya hemolisis

Cegah terjadinya hemolisis

 Bila akan mengumpulkan plasma gBila akan mengumpulkan plasma gunakan tabung berheparinunakan tabung berheparin

 Catat usia, jenis kelamin pasien, dan riwayat terapi hormon pada formulirCatat usia, jenis kelamin pasien, dan riwayat terapi hormon pada formulir laboratorium

laboratorium

 Tekan tempat pungsi vena sampai perdarahan berhentiTekan tempat pungsi vena sampai perdarahan berhenti

 Bila timbul hematom pada tempat pungsi Bila timbul hematom pada tempat pungsi vena berikan kompres hangatvena berikan kompres hangat

D.

D. Tes ProlaktinTes Prolaktin 1.

1. Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah atauKumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah atau lembayung. Cegah terjadinya hemolisis. Klien harus dibangunkan 1 sampai 2 jam lembayung. Cegah terjadinya hemolisis. Klien harus dibangunkan 1 sampai 2 jam sebelum uji pengambilan sampel darah. Tidur dapat meningktkan kadar prolaktin sebelum uji pengambilan sampel darah. Tidur dapat meningktkan kadar prolaktin serum

serum 2.

2. Tahan pemberian makanan, cairan, dan obat selama 12 jam sebelum uji dilakukan.Tahan pemberian makanan, cairan, dan obat selama 12 jam sebelum uji dilakukan. Jika klien tetep memerlukan konsumsi obat tertentu yang diberikan dalam waktu 12 Jika klien tetep memerlukan konsumsi obat tertentu yang diberikan dalam waktu 12  jam,

(17)

1.5.4.

1.5.4. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingPeran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Persiapan Pasien tes Hormon EstrogenPersiapan Pasien tes Hormon Estrogen o

o Jelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresiJelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresi hormon

hormon seks perempuannseks perempuannya normal dan uji inya normal dan uji ini dapat diulang selama berbagai i dapat diulang selama berbagai fasefase daur haid

daur haid o

o Beritahukan bahwa ia tidak perlu Beritahukan bahwa ia tidak perlu membatasi makanan atau minumanmembatasi makanan atau minuman o

o Beritahukan bahwa uji ini memerlukan sampel darah. Jelaskan kapan dan siapaBeritahukan bahwa uji ini memerlukan sampel darah. Jelaskan kapan dan siapa yang akan melakukan pungsi vena

yang akan melakukan pungsi vena o

o Jelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarumJelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarum dan turniket

dan turniket o

o Hentikan semua steroid dan hormon-hormon yang berdasarkan steroid,Hentikan semua steroid dan hormon-hormon yang berdasarkan steroid, sebagaimana diminta. Bila obat-obat ini harus diteruskan, catat pada lembar sebagaimana diminta. Bila obat-obat ini harus diteruskan, catat pada lembar formulir laboratorium.

formulir laboratorium.

-- Persiapan Pasien pada tes Hormon ProgesteronPersiapan Pasien pada tes Hormon Progesteron o

o Jelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresiJelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresi hormon

hormon seks seks perempuannya perempuannya normalnormal o

o Beritahukan bahwa ia tidak perlu Beritahukan bahwa ia tidak perlu membatasi makanan atau minumanmembatasi makanan atau minuman o

o Beritahukan bahwa uji ini memerlukan sampel darah. Jelaskan kapan dan siapaBeritahukan bahwa uji ini memerlukan sampel darah. Jelaskan kapan dan siapa yang akan melakukan pungsi vena

yang akan melakukan pungsi vena o

o Jelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarumJelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarum dan turniket

dan turniket o

o Beritahu bahwa uji ini dapat diulangi pada waktu tertentu yang bertepatan denganBeritahu bahwa uji ini dapat diulangi pada waktu tertentu yang bertepatan dengan fase daur haidnya atau dengan setiap kunjungan pranatal

fase daur haidnya atau dengan setiap kunjungan pranatal o

o Periksa riwayat pasien apakah ia sedang minum obat yang dapat mengganggu hasilPeriksa riwayat pasien apakah ia sedang minum obat yang dapat mengganggu hasil uji, termasuk progesteron dan estrogen. Catat temuan ini pada lembar hasil uji uji, termasuk progesteron dan estrogen. Catat temuan ini pada lembar hasil uji laboratorium

(18)

o

o Jelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresiJelaskan kepada pasien bahwa uji ini membantu menentukan apakah sekresi hormon laki-lakinya mencukupi

hormon laki-lakinya mencukupi o

o Beritahu bahwa ia tidak pperlu membatasi makanan atau cairanBeritahu bahwa ia tidak pperlu membatasi makanan atau cairan o

o Beritahukan kepada pasien bahwa uji ini memerlukan sampel darah. JelaskanBeritahukan kepada pasien bahwa uji ini memerlukan sampel darah. Jelaskan kapan dan siapa yang akan melakukan pungsi vena

kapan dan siapa yang akan melakukan pungsi vena o

o Jelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarumJelaskan kepada pasien bahwa ia dapat merasa tidak nyaman akibat tusukan jarum dan turniket, tetapi pengumpulan sampel hanya membutuhkan waktu beberapa dan turniket, tetapi pengumpulan sampel hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

menit.

-- Persiapan pasien pada tes hormon prolaktinPersiapan pasien pada tes hormon prolaktin o

o Menanyakan kepada pemberi layanan kesehatab untuk memastikan obat yangMenanyakan kepada pemberi layanan kesehatab untuk memastikan obat yang dapat mempengaruhi temuan uji, dan harus ditunda pemberiannya selam 12 jam dapat mempengaruhi temuan uji, dan harus ditunda pemberiannya selam 12 jam sebelum uji dilakukan. Obat uyang harus diminum sebelum uji dilakukan, harus sebelum uji dilakukan. Obat uyang harus diminum sebelum uji dilakukan, harus tercatat pada formulir laboratorium.

tercatat pada formulir laboratorium. o

o Beri tahu klien bahwa sampel darah akan diambil setelah klien terbangunBeri tahu klien bahwa sampel darah akan diambil setelah klien terbangun sekurangnya 1 jam, akan lebih baik jika dilakukan setelah 2 jam. Tidur dapat sekurangnya 1 jam, akan lebih baik jika dilakukan setelah 2 jam. Tidur dapat meningkatkan temuan positif palsu

meningkatkan temuan positif palsu o

o Beri tahu klien bahwa temuan uji tersebut tidak dapat diketahui sampai beberapaBeri tahu klien bahwa temuan uji tersebut tidak dapat diketahui sampai beberapa hari.

hari.

-- Inform ConsentInform Consent

-- Mempersiapkan peralatan yang akan digunakanMempersiapkan peralatan yang akan digunakan B.

B. IntraIntra

-- Mengambil sampel darah venaMengambil sampel darah vena -- Membawa sampel ke laboratoriumMembawa sampel ke laboratorium C.

C. PostPost o

o Jelaskan kepada klien untuk menghindari stres dan latihan fisik sebelum ujiJelaskan kepada klien untuk menghindari stres dan latihan fisik sebelum uji dilakukan. Jika klien mengalami stres atau nyeri, laporkan keadaan tersebut kepada dilakukan. Jika klien mengalami stres atau nyeri, laporkan keadaan tersebut kepada pemberi layanan kesehatan dan catat dalam formulir laboratorium karena dapat pemberi layanan kesehatan dan catat dalam formulir laboratorium karena dapat terjadi temuan uji positif palsu

terjadi temuan uji positif palsu o

o Dengarkan semua kekhawatiran klien.Dengarkan semua kekhawatiran klien.

1.6.

1.6. Tes spermaTes sperma 1.6.1.

1.6.1. DefinisiDefinisi

Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang

(19)

semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan 'makhluk' kecil yang dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan 'makhluk' kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut sperma.

berenang-renang di dalam semen disebut sperma. 1.6.2.

1.6.2. Persiapan alatPersiapan alat 1.

1. Wadah/pot dengan Wadah/pot dengan penutuppenutup 2.

2. Kertas LabelKertas Label 3.

3. Gelas ukur Gelas ukur 5 5 atau atau 10 10 mlml 4.

4. Kertas indikatorKertas indikator 5.

5. Mikroskop binokulerMikroskop binokuler 6.

6. Kamar Hitung Kamar Hitung Improved Improved NeubauerNeubauer 7.

7. Pipet LeukositPipet Leukosit 8. Aquadestilata 8. Aquadestilata 9.

9. Minyak ImersiMinyak Imersi 10.

10. Objective Objective dan dan Cover Cover GlassGlass 11.

11. Gelas Gelas BejanaBejana REAGEN REAGEN 1. 1. Eosin 0,5%Eosin 0,5% 2. Giemsa 2. Giemsa 3. Wright 3. Wright 4.

4. Metil alkohol/ Metil alkohol/ methanolmethanol

1.6.3.

1.6.3. Prosedur pelaksanaanProsedur pelaksanaan

Ada dua tahap penting pada pemeriksaan sperma, yaitu tahap pengambilan sampel Ada dua tahap penting pada pemeriksaan sperma, yaitu tahap pengambilan sampel dan tahap pemeriksaan sperma. Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus dan tahap pemeriksaan sperma. Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

diperhatikan adalah : 1)

1) Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. TidakPria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar.

dalam keadaan letih atau lapar. 2)

2) Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukanTiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan merekomendasikan 2

merekomendasikan 2  – –  7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas  7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun.

hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun. 3)

3) Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanyaSemen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari gelas.

(20)

4)

4) Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak, dll.sabun, minyak, dll.

Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan sampel semen di laboratorium. Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan sampel semen di laboratorium. Beberapa hal yang diperiksa antara lain : Hitung Sperma (Sperma Count) Semen normal Beberapa hal yang diperiksa antara lain : Hitung Sperma (Sperma Count) Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita).

fallopi, bagian dari kandungan wanita). Memperoleh Sampel:

Memperoleh Sampel: 1)

1) Pasien diminta selama 3Pasien diminta selama 3 – – 5 hari tidak melakukan kegiatan sexual 5 hari tidak melakukan kegiatan sexual 2)

2) Pengeluaran ejakulat sebaiknya pagi hariPengeluaran ejakulat sebaiknya pagi hari 3)

3) Jarak dengan laboratorium sedekat mungkinJarak dengan laboratorium sedekat mungkin 4)

4) Air mani ditampung di dalam gelas atau plastik bermulut lebar (sebelumnya dibersihkanAir mani ditampung di dalam gelas atau plastik bermulut lebar (sebelumnya dibersihkan dan dikringkan terlebih dahulu) dan diberi label yang tertulis: Nama, Waktu (Jam) dan dikringkan terlebih dahulu) dan diberi label yang tertulis: Nama, Waktu (Jam) pengeluaran air mani dicatat serta segera diantar ke laboratorium

pengeluaran air mani dicatat serta segera diantar ke laboratorium

Pemeriksaan Makroskopis: Pemeriksaan Makroskopis: 1.

1. Terhadap volume, warna, pH, kekeruhan dan kentalnya air Terhadap volume, warna, pH, kekeruhan dan kentalnya air manimani 2.

2. Hitung (ukur) volume air mani Hitung (ukur) volume air mani dengan memindahkan ejakulat ke dengan memindahkan ejakulat ke dalam gelas ukur dalam gelas ukur 5 5 atauatau 10m dan volume baru dapat diukur setelah mani mencair

10m dan volume baru dapat diukur setelah mani mencair 3.

3. Catat warna dan kekeruhan air maniCatat warna dan kekeruhan air mani 4.

4. Celupkan kertas indikator ke dalam wadah yang berisi air mani dan cocokkan de nganCelupkan kertas indikator ke dalam wadah yang berisi air mani dan cocokkan de ngan skala war pH kemudian catat pH nya.

skala war pH kemudian catat pH nya.

Pemeriksaan Mikroskopis: Pemeriksaan Mikroskopis:

Uji Motilitas : Uji Motilitas :

1)

1) Teteskan air mani sebanyak 1 tetes Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair di atas yang sudah mencair di atas objective glass dan tutupobjective glass dan tutup dengan cover glass

dengan cover glass 2)

2) Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 XPemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 X 3)

3) Perhatikan berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung pula waktu yang sudahPerhatikan berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung pula waktu yang sudah berlalu sejak saat

berlalu sejak saat ejakulasi, karena ejakulasi, karena semakin banyasemakin banyak waktu lewat k waktu lewat semakin semakin berkurangberkurang motilitas spermatozoa Berkurangnya motolitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan motilitas spermatozoa Berkurangnya motolitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel

(21)

4)

4) Campurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air, untuk membeda-kanCampurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air, untuk membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang mati. Untuk spermatozoa yang mati spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang mati. Untuk spermatozoa yang mati akan memberi warna kemerah-merahan dan yang non-aktif saja tidak berwarna

akan memberi warna kemerah-merahan dan yang non-aktif saja tidak berwarna  Jumlah Spermatozoa:

 Jumlah Spermatozoa: 1.

1. Menghitung spermatozoa dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer danMenghitung spermatozoa dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan teteskanlah air mani dengan pipet leukosit

teteskanlah air mani dengan pipet leukosit 2.

2. Untuk mUntuk mengencerkan engencerkan dapat dapat digunakan digunakan aquadestilata, aquadestilata, isilah pisilah pipet leuipet leukosit dkosit dengan engan airair mani yang sudah mencair dengan aquadest sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian mani yang sudah mencair dengan aquadest sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian aquadest sampai garis bertanda 11

aquadest sampai garis bertanda 11 3.

3. Hitunglah spermatozHitunglah spermatozoa dalam oa dalam kamar hitung kamar hitung Improved Improved Neubauer Neubauer pada ppada permukaanermukaan seluas 1

seluas 1 mm2 mm2 Jumlah yang Jumlah yang dihitung dikalikan dihitung dikalikan 200.000 untuk mend200.000 untuk mendapatkan jumlahapatkan jumlah spermatozoa dalam1 ml mani

spermatozoa dalam1 ml mani 4.

4. Pemeriksaan jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk dilakukan hitung ulang padaPemeriksaan jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk dilakukan hitung ulang pada lain waktu karena kualitas air mani seseorang akan berbeda-beda dari satu waktu ke lain waktu karena kualitas air mani seseorang akan berbeda-beda dari satu waktu ke waktu yang lain

waktu yang lain Morfologi: Morfologi: 1.

1. Buatlah apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi biarkan mengering padaBuatlah apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi biarkan mengering pada hawa udara

hawa udara 2.

2. Kemudian lakukan fiksasi dKemudian lakukan fiksasi dengan metilalkohol engan metilalkohol (methanol) selama 5 (methanol) selama 5 menitmenit 3.

3. Selanjutnya diwarnai dengan Reagen Giemsa/Wright atau Selanjutnya diwarnai dengan Reagen Giemsa/Wright atau lainnyalainnya 4.

4. Periksalah morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X menggunakan minyak ImersiPeriksalah morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X menggunakan minyak Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)

(kepala dan ekor spermatozoa) 5.

5. Hitung % kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar, terlalu kecil, terlaluHitung % kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar, terlalu kecil, terlalu memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor amat memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor amat pendek dsb)

pendek dsb)  Jumlah Leukosit:  Jumlah Leukosit: 1)

1) Hitunglah Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung Improved Neubauer sepertiHitunglah Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung Improved Neubauer seperti hitung sel leukosit pada sediaan darah dan

hitung sel leukosit pada sediaan darah dan 2)

(22)

HASIL

HASIL NILAI NORMALNILAI NORMAL SATUANSATUAN MAKROSKOPIS MAKROSKOPIS 1. 1. Volume Volume 2,5 2,5 ml ml 2-5 2-5 mlml 2. 2. pH pH 8 8 7,2 7,2 - - 7,87,8 3.

3. Warna Warna PutihPutih

kekuningan kekuningan Putih kekuning-Putih kekuning-kuningan kuningan 4.

4. Kekentalan Kekentalan Kental Kental KentalKental 5.

5. Bau Bau KhasKhas (Chlor) (Chlor)

Khas (Chlor) Khas (Chlor)

6.

6. Pencairan Pencairan 20 20 menit menit 1010 – –20 20 menitmenit MIKROSKOPIS

MIKROSKOPIS 1.Uji Motilitas 1.Uji Motilitas Pergerakan

Pergerakan Aktif Aktif 70 70 > > 50 50 %% Pergerakan

Pergerakan Lemah Lemah 20 20 < < 30 30 %% Tak

Tak Bergerak Bergerak 10 10 < < 20 20 %% 2.

2. Jumlah Jumlah Sperma Sperma 65.650.000 65.650.000 60 60 - - 150 150 Juta Juta mlml

3. Morfologi 3. Morfologi Spermatozoa Spermatozoa a. Normal a. Normal - - Kepala Kepala 70 70 > > 60 60 %% - - Ekor Ekor 6565 b. Abnormal: b. Abnormal: - - Kepala Kepala 30 30 < < 40 40 %% - - Ekor Ekor 3535 4.

4. Jumlah Jumlah Lekosit Lekosit 85 85 100 100 ulul 5.

5. Aglutinasi Aglutinasi Negatif Negatif NEGATIF NEGATIF +/-

+/-Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut : Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut : • Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi

• Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi • Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml • Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml • Hypospermia : Volume semen < 1,5 ml

• Hypospermia : Volume semen < 1,5 ml • Hyperspermia : Volume semen > 5,5 • Hyperspermia : Volume semen > 5,5 mlml

(23)

• Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen • Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen • Hematospermia : Ada sel darah

• Hematospermia : Ada sel darah merah pada semenmerah pada semen

• Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 40%. • Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 40%. • Teratozoospermia : > 40%

• Teratozoospermia : > 40% sperma mempunyai bentuk yang tidak normalsperma mempunyai bentuk yang tidak normal • Necozoospermia : sperma yang t

• Necozoospermia : sperma yang tidak hidupidak hidup

• Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 8 juta/ml • Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak < 8 juta/ml

1.6.4.

1.6.4. Peran perawat di tahap pre, intra dan post dari masingPeran perawat di tahap pre, intra dan post dari masing – – masing prosedur tindakan masing prosedur tindakan A.

A. PrePre

-- Persiapan PasiemPersiapan Pasiem

Tidak boleh mengalami ejakulasi baik melalui aktivitas seksual, masturbasi ataupun Tidak boleh mengalami ejakulasi baik melalui aktivitas seksual, masturbasi ataupun pengeluaran sperma pada saat mimpi dalam waktu 5 hari sebelum pemeriksaan pengeluaran sperma pada saat mimpi dalam waktu 5 hari sebelum pemeriksaan karena akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas

karena akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas sperma.sperma. -- Inform konsentInform konsent

-- Mempersiapkan peralatan yang akan digunakanMempersiapkan peralatan yang akan digunakan B.

B. IntraIntra

-- Memberikan privasi pada klienMemberikan privasi pada klien

-- Segera membawa sampel ke laboratoriumSegera membawa sampel ke laboratorium C.

C. PostPost

-- Kaji respon klienKaji respon klien -- Merapikan alatMerapikan alat

-- Dokumentasi tindakanDokumentasi tindakan

1.7.

1.7. AmniocentesisAmniocentesis

1.7.1.

1.7.1. DefinisiDefinisi

Amniocentesis adalah suatu prosedur diagnosa prenatal di mana jarum panjang Amniocentesis adalah suatu prosedur diagnosa prenatal di mana jarum panjang digunakan untuk mendapatkan cairan amniotik dari dalam kandungan. Cairan ini dapat digunakan untuk mendapatkan cairan amniotik dari dalam kandungan. Cairan ini dapat digunakan untuk uji genetik atau diagnosa yang lain. Amniocentesis dilakukan pada fetus digunakan untuk uji genetik atau diagnosa yang lain. Amniocentesis dilakukan pada fetus yang berumur enam belas sampai dua puluh mi

yang berumur enam belas sampai dua puluh mi nggu.nggu.

Amniocentesis bertujuan untuk diagnosa genetik fetus yang dikandung. Diagnosa ini Amniocentesis bertujuan untuk diagnosa genetik fetus yang dikandung. Diagnosa ini mendeteksi keabnormalan kromosom yang biasa disebut Downs Syndrome, atau ratusan mendeteksi keabnormalan kromosom yang biasa disebut Downs Syndrome, atau ratusan penyakit genetik yang lain semacam sicle-cell anemia, penyakit Tay Sachs, atau kelainan penyakit genetik yang lain semacam sicle-cell anemia, penyakit Tay Sachs, atau kelainan syaraf semacam hydrochepalus dan spina bifida. (Wing, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL TESIS Penyuntikkan Kombinasi Ekstrak Hipofisis Ikan Mas, Human Chorionic Gonadotropin dan 17u- Hidroksi Progesteron: Keberhasilan Ovulasi lkan Kepiat (Barbodes

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Paritas Terhadap Karakteristik Estrus Kerbau Setelah Penyuntikan PGF2α (Prostaglandin F2α ) dan HCG (Human Chorionic

Mual dan muntah disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan progesteron, walaupun belum diketahui secara pasti dan hormon human chorionic gonadotropin juga

Differentiating tuball abortion from viable ectopic pregnancy with serum.. CA125 and beta human chorionic gonadotropin

Kadar gonadotropin pada plasma dan urin, rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar pada kehamilan tunggal, tetapi tidak terlalu tinggi untuk dapat

Terdapat variasi kadar hormon testosteron basal, kadar hormon pasca tes hCG, dan respon terhadap tes hCG pada pasien yang diklasifikasikan dengan sindrom yang sama, sehingga dapat

[mjosht.usim.edu.my] Article Assessment of Disulfide-linked Gold Nanoparticles as Colorimetric Sensor for Human Chorionic Gonadotropin Detection Muhammad Anas Yuzairi Mohd Yusri

IVA Test Pemeriksaan untuk melihat perubahan pada sel leher rahim yang mengarah ke kanker serviks Pemeriksaan yang mudah & cepat HANYA 1 MENIT!!!. Keuntungan IVA