• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

Nama : : Sarah Sarah FitriFitri

NIM

NIM : : 230 230 919 919 059059

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.-PENGERTIAN A.-PENGERTIAN

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembengan kurikulum.

atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembengan kurikulum.

Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut sukmadinata (2000 : 1), Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunsn kurikulum yang sama sekali baru (curriculum pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunsn kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Selajutnya beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh Selajutnya beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (macro curriculum). Pada besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (macro curriculum). Pada sisi lainnya berkenaan dengan penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana sisi lainnya berkenaan dengan penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana dan persiapan-persiapan mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru-guru di sekolah, seperti dan persiapan-persiapan mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru-guru di sekolah, seperti penyusunan rencana tahunan, caturwulan/semester, satuan pelajaran, dan

penyusunan rencana tahunan, caturwulan/semester, satuan pelajaran, dan lain-lain (micro curriculum).lain-lain (micro curriculum).

Yang dimaksud pengembangan kurikulum dalam bahasan ini mencakup keduanya, tergantung pada Yang dimaksud pengembangan kurikulum dalam bahasan ini mencakup keduanya, tergantung pada konteks pendekatan dan model pengembangan kurikulum itu sendiri.

konteks pendekatan dan model pengembangan kurikulum itu sendiri.

Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curriculum construction atau curriculum Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curriculum construction atau curriculum improvement, ada dua pendekatan yang yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. improvement, ada dua pendekatan yang yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. Pertama, pendekatan top down atau pendeketan administrative, yaitu pendekatan dengan system Pertama, pendekatan top down atau pendeketan administrative, yaitu pendekatan dengan system komando dari atas kebawah; dan kedua adalah pendekatan grass root, atau pengembangan kurikulum komando dari atas kebawah; dan kedua adalah pendekatan grass root, atau pengembangan kurikulum yang diawali

yang diawali oleh inisiatif dari bawah lalu diseboleh inisiatif dari bawah lalu disebarluaskan pada tingkat atau skala yang lebih luarluaskan pada tingkat atau skala yang lebih luas, denganas, dengan istilah singkat sering dinamakan pengembangan kurikulum dari bawah ke atas.

(2)

Seringkali kita bicara bahwa pendekatannya kurang tepat untuk masalah ini sehingga hasilnya pun kurang mencapai sasaran dan kurang memuaskan, dan sebagainya. Pendekatan, lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh-hasil-kerja-yang-lebih-baik.

Kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan-dan-evaluasi-kurikulum. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengerjakan bahan, menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dam metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.

1. The administrative model;

Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling banyak digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, membentuk suatu Komisi atau Tim Pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih sekuens materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.

Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas, maka model ini

(3)

disebut juga model Top  – Down. Dalam pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.

2. The grass root model;

Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila kondisinya telah memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guru-guru, fasilitas biaya maupun bahan-bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass root tampaknya akan lebih baik.

Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.

Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots, mungkin hanya berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin pula dapat digunakan untuk seluruh bidang studi pada sekolah atau daerah lain. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik dengan model grass rootsnya, memungkinkan terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung dilakukan dengan menggunakan pendekatan the grass-root model. Kendati demikian, agar pengembangan kurikulum dapat berjalan efektif tentunya harus ditopang oleh kesiapan sumber daya, terutama sumber daya manusia yang tersedia di sekolah.

Pengembangan kurikulum seyogyanya dilaksanakan secara sistemik berdasarkan prinsip terpadu yaitu memberikan petunjuk bahwa keseluruhan komponen harus harus tepat sekali dan menyambung secara integratif, tidak terlepas-lepas, tetapi menyeluruh. Penyusunan satu komponen harus dinilai

(4)

konsistensinya dan berkaitan dengan komponen-komponen lainnya sehingga kurikulum benar-benar terpadu secara bulat dan utuh. Ada berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum, diantaranya adalah:

1.-Pendekatan-berorientasi-pada-bahan-pelajaran

Pendekatan ini di Indonesia dalam kurikulum sebelum kurikulum 1975. bagaimana dengan kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi bahan adalah bahwa bahan pengajaran lebih fleksibel dan bebas dalam menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Kelemahannya adalah karena tujuan pengajaran kurang   jelas, maka sukar ditentukan pedoman dalam menentukan metode yang sesuai untuk pengajaran.

Demikian pula untuk kebutuhan penilaian. Jadi pertanyaan pertama yang muncul dalam kaitannya dengan pendekatan yang berorientasi pada bahan adalah bahan apa yang akan diberikan / diajarkan kepada peserta didik?

2.-Pendekatan-berorientasi-pada-tujuan

Pendekatan yang berorientasi pada tujuan ini, menempatkan rumusan atau penetapan tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan yang berorientasi pada tujuan? Kelebihan dari pendekatan pengembangan k urikulum yang berorientasi pada tujuan adalah:

a..Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusunan kurikulum

b. Tujuan yang jelas pula didalam meneptapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

c. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam mengadakan penilaian-terhadap-hasil-yang-di-capai.

d. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusun kurikulum dalam mengadakan-perbaikan-perbaikan-yang-di-perlukan

Sedangkan kelemahan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang berorientasi pada tujuan yaitu kesulitan dalam merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru). Pertanyaan yang pertama kali muncul pada pendekatan yang berorientasi pada tujuan adalah ”tujuan apa yang ingin dicapai, atau

(5)

pengetahuan, keterampilan, dan sikap apakah yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikam kurikulum?”

3.-Pendekatan-dengan-Organisasi-Bahan a.-Pendekatan-Pola-Subjec-Matter-Curriculum

Pendekatan ini penekanannya pada mata pelajaran-mata pelajaran secara terpisah-pisah, misalnya: Sejarah, Ilmu Bumi, Biologi, Berhitung. Mata pelajaran ini tidak ber hubungan-satu-sama-lain.

b.-Pendekatan-dengan-Pola-Correlated-Curriculum

Pendekatan dengan pola ini adalah pendekatan dengan pola mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bisa secara dekat berhubungan. Pendekatan-ini-dapat-ditinjau-dari-berbagai-aspek,-yaitu:

1.-Pendekatan-Struktural

Sebagai contoh adalah IPS. Bidang ini terdiri atas Ilmu Bumi, Sejarah, dan Ekonomi. Maka didalam suatu pokok (topik) dari Ilmu Bumi, kemudian dipelajari pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu bidang studi.

2.-Pendekatan-Fungsional

Pendekatan ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu bidang-studi-yang-dipandang-ada-hubungannya.

3.-Pendekatan-Tempat/Daerah

Atas dasar pembicaraan suatu tempat tertentu sebagai pokok pembicaraannya. Misalnya tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan mengenai; segi wisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.

c.-Pendekatan-Pola-Integrated-Curriculum

Pendekatan ini didasarkan pada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak sekedar merupakan kumpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Negara kita, yang mengarah pada pembentukan pribadi manusia

(6)

seutuhnya, maka di dalam pemberian bahan pendekatan ini menekankan pada keutuhan kebutuhan, yang dalam hal ini tidak hanya melalui mata pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batasan tertentu dari masing-masing bahan pelajaran.

Menurut Blaney, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang sangat kompleks karena mencakup pembicaraan penyusunan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap komponen kurikulum. Usaha melaksanakan tiga hal tersebut berarti harus melaksanakan keseluruhan proses pengintegrasian komponen kurikulum, diantaranya adalah komponen tujuan. Dalam kaitannya dengan komponen tujuan ini, perlu di mengerti pula tentang kedudukan otoritas yang mengambil keputusan kurikulum.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah pun sebagai penguasa mengubah wajah marketing dalam satu program di TVRI dengan news berita pun merupakan berita pemerintah yang positif, sedangkan informasi

Arti dari register itu adalah pemberitahuan dan perintah dari Sintel pada PPKA bahwa tingkapan sepur tunggal dengan semboyan 5 untuk kereta Prameks yang akan masuk

diharapkan agar memiliki kesadaran untuk mulai mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi, meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan pembelajaran, mampu memberikan

Adapun simpulan dalam pengabdian ini adalah : (1) Mahasiswa sudah mengetahui cara penyusunan laporan keuangan; (2) Keterampilan dalam menyusun laporan keuangan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan

Modern linguistics assumes that when a speaker combines words to form sentences according to the grammatical rules of his language, the word definitions are combined to form

Dalam penelitian, dilakukan pendekatan variasi C/N rasio dengan komposisi bahan berupa sayuran sawi, daun singkong, dan kotoran kambing dengan bantuan cacing