• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN. Melloukey Ardan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN. Melloukey Ardan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Medan Area"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISA KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI

DI KOTA MEDAN

Melloukey Ardan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Medan Area

ABSTRAK

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam suatu proyek konstruksi, karena proyek konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks melibatkan tenaga kerja, alat, dan bahan jumlah besar, baik secara sendiri atau bersama-sama sehingga tingkat kecelakaan kerja pada bidang pekerjaan ini lebih besar dibandingkan bidang pekerjaan lain. Untuk mendapatkan faktor – faktor dominan penyebab kecelakaan kerja proyek konstruksi di kota Medan, data kecelakaan penulis peroleh dari kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan. Selanjutnya dianalisa berdasarkan Cedera Fisik, Waktu Kejadian Kecelakaan, Usia dan Keahlian. Dalam menganalisa Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi di Kota Medan ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dari sumber arsip dokumentasi instansi lembaga hukum penyelenggara program BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek) Cabang Medan. Data yang diambil dari tahun 2013 s/d 2015, dan diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciencies) lalu hasilnya disajikan dalam bentuk Tabel dan Grafik Dari hasil penelitian ini, maka didapatkan kecelakaan kerja proyek konstruksi yang paling dominan berdasarkan cedera fisik pada tahun 2013 adalah tangan (A.14) = 26,3%, tahun 2014 kaki (A.17) = 40,3% dan pada tahun 2015 mata (A.10) = 40%, berdasarkan waktu kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2013 adalah waktu shift I ( Pukul 06.00 wib – 12.00 wib) = 36,8 %, pada tahun 2014 waktu shift II (Pukul 12.00 wib – 18.00 wib) = 35,5 % dan pada tahun 2015 waktu shift II (Pukul 12.00 wib – 18.00 wib) = 50%, berdasarkan usia pekerja pada tahun 2013 adalah usia 21 s/d 30 tahun (A3.1) = 39,5 %, tahun 2014 pada usia 21 s/d 30 tahun (A3.1) = 43,5% dan tahun 2015 pada usia 21 s/d 30 tahun = 30% dan usia 41 s/d 50 tahun = 30%, berdasarkan keahlian pekerja pada tahun 2013 s/d 2015, lebih banyak terdapat pada buruh (Br) = 78,85 %.

Kata Kunci : Faktor Dominan Kecelakaan Kerja, Kecelakaan Tenaga Kerja , K3 , Analisa Deskriptif, Proyek Konstruksi.

ABSTRACT

Health and Safety (K3) is an important thing to consider in a construction project, because the project construction is a complex activity involving labor, tools and materials large amount, either alone or together so that the rate of workplace accidents in the field of employment is larger than other occupations. To gain factor - dominant factors causes of accidents construction projects in the city of Medan, accident data the authors obtained from the office of the Department of Social and Labor Medan. Further analyzed by Physical Injury, Genesis Time Accident, age and expertise. In analyzing Accidents Construction Project in Medan This is done by collecting data from source documentation archival institutions organizing legal institutions BPJS Employment program (Jamsostek) Branch Medan. The data taken from the 2013 s / d in 2015, and processed using SPSS (Statistical Package for Social Sciencies) and the results are presented in Tables and Graphs. From these results, it obtained work accidents dominant construction project based on physical injury are in the hand (A.14) = 26.3%, foot (A.17) = 40.3% and eye (A.10) = 40%, based on the time the incidents occurred on the second shift (At 12:00 am - 18:00 pm) = 42.75%, based on age occurs at the age of 21 s / d 30 years (A3.1) = 36.75%, and based on There expertise in labor (Br) = 78.85%.

Keywords: Dominant Factor Accidents, Accidents of Labor, K3, Descriptive Analysis, Project Construction.

(2)

2 PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkembang, banyak proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan atau direncanakan. Perkembangan yang pesat ini menuntut tiap pelaku bisnis jasa konstruksi untuk semakin mengedepankan kualitas dan efisiensi kerja pada proyek-proyek konstruksi yang dikerjakan, sehingga pekerjaan proyek konstruksi dapat dilaksanakan sesuai dengan biaya, kualitas dan waktu yang telah direncanakan serta diselesaikan dengan cara yang baik dan memperhatikan aspek keselamatan.

Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks melibatkan tenaga kerja, alat, dan bahan dalam jumlah besar, baik secara sendiri atau bersama-sama sehingga tingkat kecelakaan kerja pada bidang pekerjaan ini lebih besar dibandingkan bidang pekerjaan lain.

Pada pelaksanaan proyek konstruksi sering terhambat oleh hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja. Kecelakaan adalah suatu kejadian peristiwa yang tidak diharapkan yang namun kerap menjadi penghalang atau mengganggu jalannya kegiatan. Untuk itu setiap karyawan diwajibkan memelihara keselamatan dan kesehataan kerja secara maksimal melalui perilaku yang aman agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Secara umum industri konstruksi adalah industri yang menduduki tempat tertinggi ditinjau dari tingkat terjadinya kecelakaan kerja Dipohusodo, (1996). H. W. Heinrich dalam bukunya The Accident Prevention mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman (unsafe action) dan 20% disebabkan oleh kondisi yang tidak aman (unsafe condition).

Kecelakaan kerja sering menjadi perdebatan antara kontraktor dengan tenaga kerjanya. Kecelakaan kerja pada setiap pekerjaan konstruksi akan menyebabkan berbagai macam kerugian, baik itu kerugian bagi perusahaan maupun kerugian terhadap tenaga kerjanya sendiri. Bagi perusahaan

akan membayar uang ganti rugi yang besar kepada tenaga kerjanya apabila akibat dari kecelakaan kerja itu parah, dan bagi pekerja dapat menyebabkan luka dan cacat pada bagian anggota tubuh, bahkan sampai kehilangan nyawa.

Kecelakaan nihil (Zero accident) dan kerugian nihil (Zero losses) merupakan hal yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan untuk menjamin keberlangsungnya kegiatan bisnisnya. Hingga saat ini masih sering kita lihat dan kita dengar dari berbagai media, bahwa masih banyak terjadi kecelakaan kerja diseluruh negara, khususnya di Indonesia yang masih memiliki tingkat kecelakaan kerja yang masih tergolong tinggi di dunia.

Di Indonesia, kewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja telah diatur dalam undang-undang dan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yang menjamin perlindungan pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perilaku yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Undang-Undang dan Peraturan K3 mengatur dengan jelas tentang hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban pekerja, syarat-syarat keselamatan kerja dan sistem manajemen K3.

Kota Medan berbenah diri dengan pengembangan infrastruktur khususnya bangunan perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan, apartemen, permukiman, serta pusat-pusat hiburan. Beberapa pembangunan yang sedang dilakukan di Kota Medan adalah Podomoro City Deli Medan, Manhattan mall, Hotel Adi Mulya, CBD Polonia, dsb.

Tujuan dari dibuatnya K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja juga untuk memberikan rasa aman kepada para pekerja karena diperhatikan keselamatan dan kesehatannya. K3 seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun tidak semua perusahaan memahami akan pentingnya arti K3 dan mengetahui bagaimana cara menerapkannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan.

(3)

3

Berdasarkan PERMENAKER

05/MEN/1996, perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari pelaksanaan penelitian kecelakaan kerja adalah untuk melakukan analisa data-data angka kecelakaan kerja pekerja pada proyek konstruksi di kota Medan, sedangkan tujuan dari pelaksanaan penelitian kecelakaan kerja adalah untuk mendapatkan faktor-faktor dominan penyebab kecelakaan kerja proyek konstruksi di kota Medan.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Kecelakaan Kerja menurut Frank E. Bird (Bird, 1989) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat mengakibatkan cedera pada manusia atau kerusakan pada harta. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3 tahun 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe condition dan unsafe action. Unsafe condition merupakan kondisi tempat kerja yang tidak aman seperti terlalu gelap, panas dan gangguan-gangguan faktor fisik lingkungan kerja lainnya sedangkan Unsafe action merupakan perilaku dan kebiasaan yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja seperti tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan penggunaan peralatan yang tidak standard.

Dalam teori domino Heinrich kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan, yaitu :

1. Kondisi kerja 2. Kelalaian manusia 3. Tindakan tidak aman 4. Kecelakaan

5. Cedera (Injury)

Salah satu kerugian dari penggunaan teori Heinrich adalah model ini masih terlalu luas dan dapat diartikan dalam banyak cara. Model ini tidak menyediakan gambaran umum atau klasifikasi yang dapat dijadikan dasar penelitian ilmiah. Model ini juga melibatkan faktor perilaku manusia, dan faktor mekanik dalam suatu domino yang sama.

Teori domino baru dari Bird dan Germain lebih dikenal dengan sebutan The ILCI Loss Causation Model, teori mengemukakan pengembangan dari teori Domino Heinrich. Teori ini terdiri dari 5 Domino dimana susunannya sebagai berikut :

1. Kurangnya pengawasan manajemen (Lack of control management)

2. Penyebab dasar (basic cause)

3. Penyebab langsung (immediate cause) 4. Kecelakaan (incident)

5. Kerugian (Loss)

Menurut Gordon, kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari faktor-faktor yang terlibat.

Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962 adalah sebagai berikut : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan

a. Terjatuh

b. Tertimpa benda jatuh

c. Tertumbuk atau terkena benda-benda d. Terjepit oleh benda

e. Terpeleset / Tergelincir f. Iritasi

(4)

4 h. Tersengat

i. Terbentur j. Terpapar k. Terhisap

l. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan m.Pengaruh suhu tinggi

n. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi

2. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin

b. Alat angkut dan angkat c. Peralatan lain

d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi e. Lingkungan kerja

3. Klasifikasi kecelakaan berdasarkan jenis luka-luka :

a. Fraktur / retak b. Dislokasi c. Terkilir

d. Gegar otak dan luka dalam lainnya e. Amputasi dan enukleasi

f. Luka-luka luar g. Memar dan remuk h. Cedera lainnya i. Terbakar j. Keracunan akut k. Pengaruh cuaca l. Sesak nafas m.Akibat arus listrik n. Akibat radiasi

o. Luka majemuk berlainan p. Luka-luka lainnya

4. Klasifikasi menurut letak kecelakaan / luka tubuh

Kepala, leher, anggota atas, anggota bawah, banyak tempat, kelainan tubuh. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan dan penyebab berguna untuk membantu dalam usaha pencegahan kecelakaan. Penggolongan menurut sifat dan letak luka / kelainan tubuh berguna untuk penelaahan tentang kecelakaan lebih lanjut dan terperinci.

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Mencegah terjadinya kecelakaan kerja merupakan upaya yang paling baik, bila dibandingkan dengan upaya lainnya. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan (ILO,1989), yaitu:

a. Peraturan perundangan, ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal seperti kondisi kerja umum, perancangan, pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama dan pemeriksaan kesehatan.

b. Standardisasi, menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi maupun tidak resmi.

c. Pengawasan, usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi.

d. Riset medis, penyelidikan dampak fungsiologis dan patologis dari faktor-faktor lingkungan dan teknologi serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya kecelakaan.

e. Penelitian psikologis, penyelidikan pola psikologis yang dapat menyebabkan kecelakaan.

f. Penelitian secara statistik, untuk mengetahui jenis kecelakaan yang terjadi, seberapa banyak, dan apa yang menjadi penyebab.

g. Pendidikan meliputi kegiatan pengajaran keselamatan didalam sekolah maupun kursus.

h. Penelitian bersifat teknik i. Pelatihan

j. Pengarahan k. Asuransi

l. Upaya lain ditingkat perusahaan Dampak Kecelakaan Kerja

Berikut ini merupakan penggolongan dampak dari kecelakaan kerja, yaitu :

a. Meninggal dunia b. Cacat permanen total c. Cacat permanen sebagian

d. Tidak mampu bekerja sementara Perlindungan Kesehatan

Berikut ini merupakan perlindungan kesehatan antara lain :

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

(5)

5 Landasan Hukum Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Berikut ini merupakan landasan hukum keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : 1. Undang-undang nomor 18 Tahun 1999,

tentang Jasa Konstruksi

2. Undang-undang nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai tenaga kerja dalam perlindungan atas K3

3. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) 5. Undang-undang No. 23 Tahun 1992,

tentang Kesehatan

6. Undangt-undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan

7. Peraturan yang terkait K3 setingkat Keputusan Presiden

8. Peraturan terkait K3 juga dikeluarkan Direktur Badan Tenaga Atomn Nasional yakni ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Peraturan yang mengatur tentang sistem manajemen K3 di Indonesia adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analisa deskriptif, menggunakan data sekunder untuk melihat kecelakaan kerja selama 3 tahun terakhir (2013-2015).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini semua data kecelakaan kerja pada perusahaan di ambil dari Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang arsip dokumentasinya didapat dari PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Medan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, dalam penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel. Dengan kata lain, penelitian ini bersifat cacah, artinya seluruh data PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang

Medan dalam kurun waktu tersebut (2013-2015) dijadikan sebagai unit analisis.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data kecelakaan kerja pada Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang arsip dokumentasinya didapat dari PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Medan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan juni 2015 sampai dengan bulan juli 2015.

Analisa Spesifik Data Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi

Dari populasi data yang terkumpul berdasarkan indentitas masing-masing data, maka secara global dan pada umumnya dilakukan analisa spesifik data kecelakaan kerja, khususnya yang bergerak dibidang proyek konstruksi yang berdomisili diwilayah kota Medan pada umumnya mencakup :

1. Bulan terjadinya peristiwa kecelakaan 2. Jumlah korban kecelakaan kerja yang

terjadi baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.

3. Identitas korban kecelakaan kerja : a. Nama tenaga kerja

b. Usia

c. Jenis kelamin d. Alamat

e. Jenis pekerjaan dan jabatan 4. Waktu kejadian kecelakaan kerja 5. Lokasi kejadian kecelakaan kerja 6. Keterangan cedera fisik

7. Sumber-sumber kecelakaan : a. Sumber cedera b. Corak kecelakaan 8. Akibat kecelakaan : a. Sembuh b. Cacat :

- Cacat tubuh total - Cacat tubuh sebahagian - Cacat fungsi organ tubuh c. Meninggal / mati

Identifikasi dan Statistik Data Kecelakaan Kerja

(6)

6 Pengelompokkan / kode statistik

penyesuaian standar ILO untuk melakukan identifikasi masalah kecelakaan kerja di Indonesia, yaitu : 1. Cedera Fisik A.09 = Kepala A.10 = Mata A.11 = Telinga A.12 = Badan A.13 = Lengan A.14 = Tangan A.15 = Jari Tangan A.16 = Paha A.17 = Kaki A.18 = Jari Kaki

A.19 = Organ tubuh bagian dalam 2. Waktu / Jam Kecelakaan

[I] : 06.00 – 12.00 wib; [II] : 12.00 – 18.00 wib; [III] : 18.00 – 24.00 wib; [IV] : 24.00 – 06.00 wib. 3. Usia Tenaga Kerja

A3.1 = 21 s/d 30 Tahun A3.2 = 31 s/d 40 Tahun A3.3 = 41 s/d 50 Tahun A3.4 = diatas 50 Tahun 4. Keahlian Tenaga Kerja

Br : Buruh / Kernet Tk : Tukang M/P : Mandor/Pengawas KK : Keahlian Khusus LL : Lain-Lain (Sopir/Satpam/dll) Pengolahan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh perusahaan berupa laporan kecelakaan kerja dan laporan investigasi kecelakaan kerja. Selanjutnya analisis data untuk melihat identifikasi masalah kecelakaan kerja dilakukan dengan menggunakan Program bantuan SPSS (Statistical Package for Social Sciencies).

.HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Kecelakaan Kerja

Berikut hasil penelitian yang didapat setelah dilakukan penelitian khususnya mengenai

kecelakaan kerja pada proyek konstruksi yang mengajukan klaim kepada PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Medan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. 1. Data kecelakaan kerja pekerja proyek

konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan waktu kejadian pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Waktu Kejadian pada Tahun 2013

2. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan usia pekerja pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Usia Pekerja pada Tahun 2013

(7)

7 3. Data kecelakaan kerja pekerja proyek

konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan keahlian pekerja pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Keahlian Pekerja pada Tahun 2013

4. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan waktu kejadian pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Waktu Kejadian pada Tahun 2014

5. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan usia pekerja pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Usia Pekerja pada Tahun 2014

6. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan keahlian pekerja pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Keahlian Pekerja pada Tahun 2014

(8)

8 7. Data kecelakaan kerja pekerja proyek

konstruksi menurut cedera fisik

berdasarkan waktu kejadian pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Waktu Kejadian pada Tahun 2015

8. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik berdasarkan usia pekerja pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini : Tabel 4.8 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Usia Pekerja pada Tahun 2015

9. Data kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi menurut cedera fisik

berdasarkan keahlian pekerja pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Deskripsi Data Kecelakaan Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut Cedera Fisik berdasarkan Keahlian Pekerja pada Tahun 2015

Berikut pembahasan penelitian yang didapat dari hasil penelitian diatas, khususnya mengenai kecelakaan kerja pada proyek konstruksi yang mengajukan klaim kepada PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Medan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

Kecelakaan Kerja Berdasarkan Bagian Tubuh yang Cedera (Cedera Fisik)

Tingkat kecelakaan berdasarkan bagian tubuh yang cedera banyak terjadi pada bagian tangan, kaki dan mata pekerja, hal ini dikarenakan pengamanan yang tidak sempurna atau minimnya sarana pengamanan, tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada waktu bekerja, seperti kacamata pelindung (goggles), sarung tangan pelindung, helm keras / safety helm, sepatu pengaman dan lain-lain.

Kecelakaan Kerja Berdasarkan Jam Kerja (Shift Kerja)

Banyaknya kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada shift II (12:00-18:00 wib), hal ini disebabkan pekerja sudah mulai lelah dan mulai hilang konsentrasi dalam bekerja, sehingga pada waktu ini pekerja sangat rentan terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Usia Pekerja

(9)

9 Terlihat bahwa tingkat kecelakaan yang

banyak terjadi dialami usia 21-30 tahun, dikarenakan pekerja pada usia ini pekerja pada usia ini bekerja dengan semangat, tergesa-gesa dan kurang berpengalaman. Menurut ILO, dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa pekerja yang berusia muda lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja usia muda biasanya kurang berpengalaman dalam pekerjaannya.

Kecelakaan Kerja Berdasarkan Keahlian Pekerja

Hasil penelitian kecelakaan kerja pekerja proyek konstruksi ditinjau menurut keahlian yang banyak terjadi pada buruh/kernet (br). Dikarenakan kurang berpengalaman dan kurang keahlian dalam pekerjaan yang dikerjakan sehingga mereka melakukannya secara terburu-buru dan kurang hati-hati.

V.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kecelakaan kerja dominan di kota Medan, menurut identifikasi masalah dari penyesuaian standar ILO, berturut – turut sebagai berikut :

a. Menurut cedera fisik, dominan pada tahun 2013 adalah tangan (A.14) = 26,3 %, pada tahun 2014 kaki (A.17) = 40,3 % dan pada tahun 2105 mata (A.10) = 40%.

b. Menurut waktu kejadian kecelakaan kerja, dominan pada tahun 2013 adalah waktu shift I ( Pukul 06.00 – 12.00 wib) = 36,8%, pada tahun 2014 waktu shift II (Pukul 12.00 – 18.00 wib) = 35,5 % dan pada tahun 2015 waktu shift II (Pukul 12.00 – 18.00 wib) = 50%

c. Menurut Usia Pekerja, dominan pada tahun 2013 adalah pada usia 21 s/d 30 tahun = 39,5 %, tahun 2014 pada usia 21 s/d 30 tahun = 43,5% dan tahun 2015 pada usia 21 s/d 30 tahun = 30% dan usia 41 s/d 50 tahun = 30%

d. Menurut Keahlian Pekerja pada tahun 2013 s/d 2015, dominan terdapat pada buruh (Br) = 78,85%

Saran

Solusi untuk menanggulangi kejadian kecelakaan kerja para pekerja proyek konstruksi agar kejadian serupa / sejenis tidak terulang lagi dimasa yang akan datang :

.

a. Untuk perusahaan yang bergerak dibidang proyek konstruksi agar membentuk P2K3 ( Panitia Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam upaya menjaga pekerjanya dari kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kecelakaan kerja.

b. Untuk perusahaan yang bergerak dibidang proyek konstruksi dalam mendisposisikan tenaga kerja, harus diperhatikan faktor pengalaman kerja bila hendak ditempatkan dibagian pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi.

c. Sebelum dimulainya melaksanakan pekerjaan yang mengandung resiko bahaya kecelakaan yang tinggi harap dikontrol kembali alat pengaman yang telah dipasang.

DAFTAR PUSTAKA Buntarto, Drs. 2002. Panduan Praktis

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Industri. Yogyakarta: PustakaBarupress

Katman, TH. 2010. Modul Menerapkan Prosedur K3 dan Lingkungan Tempat Kerja. Jakarta : Erlangga

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : PER.05/MEN/1996 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

(10)

10 Pertolongan Pertama pada

Kecelakaan di Tempat Kerja Ridley, Jhon. 2003. Kesehatan dan

Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga

Sucipto, Dani Cecep. 2014 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Suma’mur, DR. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta : Sagung Seto

Triwibowo dan Pusphandani. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta : Nuha Medika Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992

tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Gambar

Tabel  4.3  Deskripsi  Data  Kecelakaan  Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut  Cedera  Fisik  berdasarkan  Keahlian  Pekerja pada Tahun 2013
Tabel  4.7  Deskripsi  Data  Kecelakaan  Kerja Pekerja Proyek Konstruksi Menurut  Cedera Fisik berdasarkan Waktu Kejadian  pada Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi sangatlah penting dan wajib digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya

Maksud penelitian untuk menganalisa pengaruh penambahan Semen terhadap tanah lempung.Kemudian Tujuan dari penulisan pada penelituan ini adalah mendapatkan