• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan ICU RSW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan ICU RSW"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PELAYANAN

INTENSIVE CARE

UNIT

Edisi 1 - 2013

RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH WONOSARI

(2)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – RSW 2013 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi 3 1.2 Latar Belakang 3 1.3 Tujuan 3 1.4 Sasaran Pedoman 4

1.4 Ruang Lingkup Pelayanan 4

1.5 Batasan Operasional 4

1.6 Landasan Hukum 6

BAB II STANDAR KETENAGAAN 7

2.1 Struktur Ketenagaan 7

2.2 Kualifikasi SDM 7

2.3 Penghitungan Jumlah Ketenagaan 11

BAB III STANDAR FASILITAS 13

3.1 Kebutuhan Ruangan 13

3.2 Hubungan Antar Ruang 18

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 26

4.1 Tata Laksana Layanan 26

4.2 Kebijakan / SOP dan Formulir 27

BAB V RESIKO, INSIDEN DAN KESELAMATAN KERJA 28

BAB VI MUTU 30

6.1 Standar / Sasaran Mutu 30

8.2 Laporan di Ruang ICU RSUD Wonosari 30

(3)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 3

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang terlatih dan berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan.

ICU Siloam Sriwijaya dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh staff yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan -keadaan tersebut.

Latar Belakang

Sesuai dengan visi Siloam Sriwijaya untuk menjangkau pelayanan ke seluruh masyarakat Indonesia, termasuk didalamnya adalah pelayanan ICU yang sama di setiap rumah sakit di seluruh Indonesia, maka dipandang perlu untuk adanya suatu Pedoman Standar Pelayanan ICU yang meliputi ruang, struktur, SOP, peralatan, sarana dan prasarana sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan ICU di RSUD Wonosari

Tujuan

Tujuan Umum:

Standarisasi pelayanan ICU RSUD Wonosari Tujuan Khusus:

(4)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 4

a. Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana ruangan ICU.

b. Standarisasi ketenagaan struktur, kebutuhan dan kualifikasi sumber daya manusia yang meliputi penghitungan kebutuhan, kualifikasi, kompetensi dan lain-lain.

c. Standarisasi standar mutu pelayanan, pemantauan dan pelaporan. d. Standarisasi sistem meliputi Kebijakan / SOP, UT dan lain-lain.

Sasaran Pedoman Pelayanan ICU RSUD Wonosari

 Direktur SHI Tbk

 Direktur Unit RSUD Wonosari  CEO Unit Hospitals

 Instalasi rawat intensif / ICU  Tenaga medis dan Perawat  Tenaga penunjang lainnya

Ruang lingkup Pelayanan ICU RSUD Wonosari

a. Pelayanan ICU Sekunder

Memberikan pelayanan keperawatan pada pasien dengan standar ICU umum yang tinggi, bantuan ventilasi mekanik, dukungan atau bantuan hidup lain, tetapi tidak terlalu kompleks.

b. Pelayanan Keperawatan ICU Tersier

Memberikan pelayanan keperawatan ICU rujukan tertinggi termasuk dukungan / bantuan yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas, memberikan bantuan ventilasi mekanis, bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardioinvasif dalam jangka waktu yang terbatas.

Batasan Operasional

Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit kritis:

1. Pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan penangaan dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan berkelanjutan, serta pemantauan dan penanganan segera, terapi titrasi dan dukungan alat.

(5)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 5

2. Keadaan pasien dalam bahaya dan mengalami dekompensasi fisiologis sehingga memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta intervensi segera dan dukungan peralatan canggih untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan.

Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas atau sarana dan prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas sesuai indikasi. Prioritas tersebut adalah:

1. Pasien prioritas 1 (satu)

Kelompok ini dengan kondisi sakit kritis, tidak stabil, memerlukan bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat kontinyu, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan karena sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensive dan pemantauan segera.

3. Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

4. Pengecualian

Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain: 1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan

hidup yang agresif / “DNR (Do Not Resuscitate)”. 2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.

(6)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 6

3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ.

Kriteria keluar

Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat pasien.

Landasan hukum

a. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan b. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

c. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional d. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat

f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.161 tahun 2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013 tentang perubahan 148 ijin praktek keperawatan

j. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 971 Tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan

l. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia No

1778/MENKES/SK/XII/2010

m. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Ruang Lingkup Dokter Anastesi

(7)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 7

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Struktur Ketenagaan

Struktur internal tanya ke ICU

Kualifikasi SDM

Untuk mendukung penanganan pasien di ruang intensive care dibutuhkan pendidikan dan pelatihan khusus. Spesifikasi Pendidikan dan Pelatihan yang terkait dengan layanan dan kompetensi adalah seperti pada table berikut:

No Jenis Tenaga

Strata/Klasifikasi Pelayanan Sekunder Tersier

1 Kepala Dokter intensives Dokter Anestesi Intensivis

D i v i s i o n H e a d N u r s i n g D i v i s i o n H e a d A M A I C U C o o r d i n a t o r D o c t o r s H e a d N u r s e C l i n i c a l N u r s e E d u c a t o r W a r d C l a r k N u r s e s H e a l t h C a r e A s s i s t a n c e

(8)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 8

ICU Dokter spesialis anestesiologi (jika belum ada dokter intensivis)

2 Tim Medis Dokter spesialis (yang dapat memberikan pelayanan setiap diperlukan)

Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan ALS/ACLS, dan FCCS

 Dokter spesialis (yang dapat memberikan pelayanan setiap diperlukan).

 Dokter jaga 24 jam dengan. Kemampuan ALS/ACLS, dan FCCS

3 Perawat Minimal 40% dari jumlah seluruh perawat di ICU

merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU

Minimal 60% dari jumlah seluruh perawat di ICU

merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU

4 Tenaga non kesehatan

Tenaga administrasi di ICU (Ward clerk)

HCA

Housekeeping

Tenaga administrasi di ICU (Ward clerk)

Tenaga kefarmasian HCA, Housekeeping Tenaga rekam medik Tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian.

Tabel 1. Spesifikasi Ketenagaan ICU

Dokter Anestesi Intensivis

Dokter Anestesi Intensivis yang dimaksud adalah Dokter Anestesi yang: a. Bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care medicine (KIC:

Konsultan Intensive Care).

b. Menunjang kualitas pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya ICU secara efisien.

c. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU.

(9)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

RSW 2013 9

d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam/hari, 7 hari/seminggu.

e. Mampu melakukan prosedur critical care

f. Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer.

1) Melakukan diagnostik non-invasif fungsi kardiovaskuler dengan echokardiografi.

2) Resusitasi jantung paru.

3) Pemasangan selang (WSD) / thoracostomy Melaksanakan dua peran utama:

a. Mampu melakukan pengelolaan pasien sakit kritis b. Mampu melakukan management unit

Keperawatan

a. Perencanaan tenaga perawat

Perencanaan tenaga keperawatan mengacu pada kapasitas tempat tidur dan klasifikasi / stratifikasi pelayanan ICU serta kompetensi perawat untuk mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif dan efisien.

b. Kualifikasi perawat ICU adalah sebagai berikut:

1) Perawat Pelaksana: Minimal D3 Keperawatan, memiliki sertifikat pelatihan ICU, dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun di lingkup keperawatan.

2) Ketua Tim (Penanggung Jawab Shift): Minimal D3 Keperawatan, dengan pengalaman kerja di ICU minimal 3 tahun, memiliki sertifikat ICU dan sertifikat pelatihan tambahan.

3) Perawat Kepala Ruangan ICU Primer dan Sekunder: Ners dengan pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat manajemen kepala ruang. ICU Tersier : minimal Ners atau S2 keperawatan, memiliki pengalaman sebagai ketua Tim ICU minimal 3 tahun dan memiliki sertifikat manajemen kepala ruang, serta sertifikat pelatihan ICU.

(10)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 10

4) Adanya kebijakan pimpinan tentang kebutuhan perawat di ICU dengan dasar perhitungan kebutuhan tenaga dengan memperhatikan kapasitas tempat tidur, BOR dan tingkat ketergantungan pasien. 5) Semua perawat yang memberikan pelayanan/asuhan keperawatan

di ICU mempunyai SIP, SIK dan sertifikat pelatihan yang berkaitan dengan ICU.

Kompetensi perawat ICU

ICU Primer

1. Memahami konsep keperawatan intensif 2. Memahami isu etik dan hukum

3. Mempergunakan ketrampilan komunikasi yang efektif 4. Melakukan pengkajian dan menganalisa data yang didapat 5. Pengelolaan jalan nafas

6. Melakukan fisioterapi dada 7. Memberikan inhalasi 8. Memberikan terapi oksigen 9. Mengukur saturasi oksigen

10. Monitoring hemodinamik non-invasif 11. Melakukan BLS dan ALS

12. Merekam dan melakukan interpretasi EKG

13. Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium 14. Mengetahui dan dapat menginterpretasi hasil Analisa Gas Darah

(AGD)

15. Mempersiapkan dan asistensi pemasangan drainase toraks 16. Mempersiapkan dan melakukan pemberian terapi secara titrasi 17. Melakukan pengelolaan nutrisi pada pasien kritis

18. Pengelolaan pemberian terapi cairan dan elektrolit intra vena 19. Melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial 20. Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien yang

(11)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 11

ICU Sekunder

Kompetensi ICU Primer di tambah:

1. Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik, 2. Pengelolaan pasien dengan drainase toraks,

3. Mempersiapkan pemasangan monitoring invasif (tekanan vena sentral, tekanan arteri sistemik dan pulmonal),

4. Melakukan pengukuran tekanan vena sentral dan arteri, 5. Melakukan pengelolaan terapi trombolitik,

6. Melakukan persiapan Renal Replacement Therapy. ICU Tersier

Kompetensi ICU Sekunder ditambah:

1. Mengetahui persiapan pemasangan Intraaortic Artery Balloon Pump (IABP)

2. Melakukan persiapan Continous Renal Replacement Therapy (CRRT )

Kompetensi Ketua tim di ICU (Penanggung jawab Shift)

Kompetensi Ketua Tim ICU ( penanggung jawab shift) antara lain : Kompetensi perawat ICU primer + kemampuan leadership.

Kompetensi Kepala Ruangan ICU

Kompetensi Ketua Tim + Kompetensi managerial

Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas Head Nurse, Perawat Incharge, Perawat Pelaksana dan Health Care Assisstance masing – masing tercantum dalam : UT – LVNUR – 003, UT – LVNUR – 011, UT – LVNUR – 012, UT – LVNUR – 018 ( lampiran : ...)

Penghitungan Jumlah Ketenagaan

Kebutuhan perawat di ICU didasarkan pada kapasitas tempat tidur, BOR dan tingkat ketergantungan pasien.

(12)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 12

a. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Primer adalah 1 perawat : 2-3 pasien,

b. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Sekunder adalah 1 perawat : 1- 2 pasien,

c. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Tersier adalah 1-2 perawat : 1 pasien,

d. Perbandingan perawat dengan pasien berdasarkan pada kompleksitas masalah pasien.: perbandingan perawat : pasien yang menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.

Formulasi penghitungan tenaga perawat tersebut diatur dalam KRS ST 196

(13)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 13

BAB III

STANDAR FASILITAS

Kebutuhan Ruang

Standar kebutuhan alat untuk ICU umum untuk kapasitas 10 tempat tidur + ruang isolasi.

ICU universal 10 bed capacity + 2 isolasi

No Ruangan Fungsi Ukuran / Luas Alat yang harus ada /ruangan Jumlah 1 Ruangan pasien Untuk perawatan pasien 12 - 16 m2 /tt Bed patient 1 Bedside monitor 1 Infuse pump 1 Syring pump 1 Standar infus 1 Regulator suction 1 Thorasic Suction Regulator 1 IV Stand 1 Tempat sampah 2 Tensimeter dinding 1 Keranjang alat: 1 • Apron

• Glove non steril

Bracket handrub 1 Tray airway: 1 • Ambubag 1 • Mask 1 • O2 tubing 1 • Oropharingeal airway 1 Acrilic suction catheter 1

Bracket botol sution 2

Over bed table 1

Lemari Alkes dan

(14)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 14 Thermometer 1 Senter 1 Stetocope 1 2 Ruangan Isolasi Untuk perawatan pasien dengan penyakit infeksius 12-16 m2

Alat - alat ruangan pasien ditambah :

Ventilator 1

X-ray viewer 1

3 Nurse

station Serah terima antarshift

8 - 16 m2

File Cabinet 1

Melakukan

pendokumentasian Form cabinet 1

Telepone 1

Input pemakaian Fax 1

Pemantauan

pasien KomputerMeja panjang 11

Kursi 3 Emergency trolley 1 Tensimeter mobile 1 Stetoscope 3 Glukotest 1 X-ray viewer (2 view) 1

X-ray film rack 1

Diagnostic test 1 Hummer 1 Pneumatic tube 1 Central monitor 1 Portable X - ray 1 4 Storage (10 bed capacity) Untuk menyimpan alat - alat medis yang sudah dibersihkan dan siap pakai

16 m2 Almari / rak alat

Dressing trolley 1

O2 tank

Transport monitor 1

Suction botle 9

(15)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 15

Syring pump 5

O2 regulator 2

Suction regulator 2 Ripple bed matress 2

Blanketroll 2

Pad slide 1

Light, Exam, mobile 1

IV stand 5

Ventilator:

• Ventilator adult 3 • Ventilator Baby log 1 • Ventilator universal 1 Air warmer Machine 1

IABP Machine 1

CVVH Machine 1

Generator pace maker 1 Portable suction

machine 1

Lift, Patient, C - Base 1

Transpot monitor 1 Humidifier chamber 6 Blood warmer Ekg machine 1 1 Wheel chair 2 5 Clean Utility Untuk menyimpan alat - alat tenun bersih 9 m2 Hamper, Linen, Mobile, w/Lid 1 Linen shelving 1 Gliserin spuit 1 Dresing trolley 1 6 Dirty

utility Untuk membersikkan ala- alay kotor srtelah digunakan 8-9 m2 Bedpan washer 1 Bedpan rack 1 Comod 1 Bedpan 6 Urinal 6

(16)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

(17)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 17 Housekeeping chart 1 Hamper, Linen, Mobile, w/Lid 1 Basin 12

Stand, Dual Basin 6 Waste bins harps

container 2 Sharps container 1 7 Storage Alkes & Obat Menyimpan stock Alkes 9-12 m2

Rak almari obat 1

Menyimpan stock obat - obatan

Rak almari alkes 1

Almari controll drugs 1

Kulkas obat 1 Hygrometer 1 Trolley dressing 1 dingklik 2 Wastafel 1 8 Pantry Untuk menghangatkan makanan pasien 6-9 m2 Meja 1 Tempat minum karyawan Kursi 5 Dispenser 1 Microwafe Almari rak 1 Zing 9 Ruang dokter Tempat konsultasi keluarga dengan okter 6-9 m2 Meja kantor 1 Kursi kantor 3 Tempat dokter membaca dan menulis Komputer 1 File Cabinet Telephone 1 Rak Buku 10 Ruangan

HN Tempat konsultasikeperawatan

6-9 m2 Meja kantor 1 Kursi kantor 3 Tempat HN mengerjakan tugasnya Komputer 1 File Cabinet 1

(18)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 18

Telephone Tempat

melakukan PA Rak Buku

11 Ruang Istirahat dokter Tempat dokter jaga instirahat 9 m2 Tempat tidur Sofa Meja Almari / Locker Telephone TV 12 Locker pria dan locker wanita Untuk ganti pakaian 4-6 m2 Shower 1 Wastafel 1 Toilet 1 Locker Cermin 1 13 Ruang tunggu pasien 25-30 m2 TV 1 Kursi penunggu 24 Locker penunggu 12

(19)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 19

.

Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang di dalam bangunan Ruang Perawatan Intensif, ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :

R u a n g A l a t M e d i s G u d a n g K o t o r R a w a t I n a p K a m a r J e n a z a h L o k e r L o u d y & C S S D E D O P D O T G WRu j u k a n R S L a i n R u a n g P e r a w a t R u a n g D o k t e r G u d a b g B e r s i h R u a n g P e r a w a t a n I C U N u r s e S t a t i o n & C e n t r a l M o n i t o r P e r a w a t D o k t e r

(20)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 20

Alur Petugas (Dokter/Perawat/Staf)

1) Ganti pakaian di ruang ganti (Loker). 2) Masuk daerah rawat pasien

3) Keluar melalui alur yang sama.

Alur Pasien

1) Pasien masuk ICU berasal dari Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah, OPD.

2) Pasien ke luar dari ICU menuju:

a) Ruang rawat inap bila memerlukan perawatan lanjut, atau b) Pulang ke rumah, bila dianggap sudah sehat.

c) Ke ruang jenazah bila pasien meninggal dunia.

d) Pindah rumah sakit atas permintaan keluarga atau pertimbangan medis (ketersediaan alat dan / layanan)

Alur Pengunjung

Alur Alat/Material

1) Alat / Material kotor dikeluarkan dari ruang rawat pasien ke ruang utilitas kotor.

2) Sampah / limbah padat medis dikirim ke Incinerator. Sampah / limbah padat non medis domestik dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) rumah sakit.

3) Linen kotor dikirim ke ruang cuci/ laundry dan kemudian dikirim ke CSSD (Central Sterilized Support Departement).

4) Instrumen / peralatan bekas pakai dari ruang rawat dibersihkan dan disterilkan di Instalasi CSSD.

5) Instrumen / linen / bahan perbekalan yang telah steril disimpan di ruang utilitas bersih.

(21)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 20 I n d e n t i f i k a s i i n d i k a s i o l e h K I C P e n a n g a n a I C U RW I E D Infor m ed co ns en t Se ra h te ri m a ke IC U RWI OT OPD RS Lain

Pasien ICU bisa dari ED, OPD, OT, ruang rawat inap atau rujukan rumah sakit lain. Sebelum pasien masuk ke ICU, pasien dan atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan medis yang harus dilakukan dan mungkin akan dilakukan selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh Kepala ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di ICU. Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.

Komponen Dan Bahan Bangunan

Komponen Ruang Perawatan Intensif memerlukan beberapa persyaratan, antara lain :

1) Komponen penutup lantai.

Komponen penutup lantai memiliki persyaratan sebagai berikut :

a. Tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas yang tinggi yang dapat menyimpan debu.

b. Mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.

c. Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

P u l a n g / P i n d a h R S K a m a r J e n a z a h

(22)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 21

d. Pada daerah dengan kemiringan kurang dari 7 derajat penutup lantai harusndari lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah).

e. Hubungan / pertemuan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan yang tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai (Hospital plint).

f. Disarankan menggunakan bahan vinil khusus yang dipakai untuk lantai Ruang Rawat Pasien ICU.

2) Komponen dinding.

Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :

a. Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur. b. Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung

pori-pori) sehingga dinding tidak menyimpan debu. c. Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

d. Hubungan/pertemuan antara dinding dengan dinding harus tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan.

3) Komponen langit-langit.

Komponen langit-langit memiliki persyaratan sebagai berikut :

a. Harus mudah dibersihkan, tahan terhadap segala cuaca, tahan terhadap air, tidak mengandung unsur yang dapat membahayakan pasien, serta tidak berjamur.

b. Memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori) sehingga tidak menyimpan debu.

c. Berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.

Sarana Dan Prasarana

1) Lokasi

Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat, laboratorium dan radiologi.

(23)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 22

Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan disain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat. Disain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Disain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.

DISAIN ICU Sekunder ICU Tersier

Area Pasien :

Unit terbuka 12–16 m2

1 tempat cuci tangan tiap 2 tempat tidur

1 tempat cuci tangan tiap 2 tempat tidur Unit tertutup 16-20 m2 1 tempat cuci tangan

tiap

1 tempat tidur

1 tempat cuci tangan tiap

1 tempat tidur

Medical collum dengan: Medical collum dengan:

• Stop kontak 10 - 16 • Stop kontak 16 - 20 • Sumber udara tekan 1 • Sumber udara tekan 1 • Sumber gas Oksigen 2 • Sumber gas Oksigen 2

• Vacum 3 • Vacum 3

Lampu tindakan 0 Lampu tindakan 1

Area kerja

Lingkungan Air Conditioned Air Conditioned

Suhu 23-25 ºC 23-25 ºC

Humiditas 50 – 70 % 50 – 70 %

Ketentuan bangunan ICU adalah sebagai berikut : 1) Terisolasi / terpisah dari ruangan lainnya 2) Mempunyai standar tertentu terhadap :

a) Bahaya api b) Ventilasi c) AC d) Exhaust fan e) Pipa air f) Komunikasi

(24)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 23

g) Bakteriologis h) Kabel monitor

3) Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.

Ruangan ICU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari:

Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu kelancaran pelayanan. Uraian peralatan berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU dapat dilihat pada tabel 3. Berikut ini adalah ketentuan umum mengenai peralatan :

a. Jumlah dan macam peralatan bervariasi tergantung tipe, ukuran dan fungsi ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikan dengan standar yang berlaku.

b. Terdapat jadwl pemeriksaan berkala untuk kesiapan alat. c. Terdapat jadwal kalibrasi berkala untuk keamanan alat d. Terdapat petunjuk penggunaan alat.

e. Peralatan dasar meliputi: 1) Ventilasi mekanik.

2) Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas. 3) Alat hisap.

4) Peralatan akses vaskuler.

5) Peralatan monitor invasif dan non-invasif. 6) Defibrilator dan alat pacu jantung.

7) Alat pengatur suhu pasien. 8) Peralatan drain thorax.

9) Pompa infus dan pompa syringe. 10) Peralatan portable untuk transportasi. 11) Tempat tidur khusus.

12) Lampu untuk tindakan.

(25)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 24

f. Peralatan lain (seperti peralatan hemodialisa dan lain-lain) untuk prosedur diagnostik dan atau terapi khusus hendaknya tersedia bila secara klinis ada indikasi dan untuk mendukung fungsi ICU.

g. Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan para medik perlu tersedia untuk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah untuk mengatasi apabila terjadi malfungsi.

Tabel 3. Peralatan berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.

Peralatan ICU Sekunder ICU Tersier

Ventilasi mekanik Canggih Canggih

Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas

+ +

Peralatan akses vaskuler + +

Peralatan monitor : Invasif :

- Monitor tekanan darah invasif

- Tekanan vena sentral - Tekanan baji a. Pulmonalis (Swan Ganz + + -+ + + Non invasif : - Tekanan darah

- EKG dan laju jantung - Saturasi oksigen (pulse oxymeter) - Kapnograf + + + + + + + + Suhu + + EEG + +

(26)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 25

jantung

Alat pengatur suhu pasien + +

Peralatan drain toraks + +

Pompa infus dan pompa syringe

+ +

Bronchoscopy + +

Echokardiografi + +

Peralatan portable untuk transportasi

+ +

Tempat tidur khusus + +

Lampu untuk tindakan + +

Hemodialisis + +

(27)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 26

BAB IV

TATA LAKSANA LAYANAN

Tata Laksana Layanan

Tata laksana layanan ICU Siloam Sriwijaya dibagi menjadi 2 klasifikasi pelayanan yaitu:

1. Close ICU

Pada closed ICU, jika dokter yang merawat pasien sudah memutuskan dan / mengindikasikan pasien harus mendapat perawatan intensive, maka dokter yang merawat atau dokter jaga saat itu harus melaporkan kepada Dokter Intensivist ICU. Dokter ICU akan mengkaji indikasi tersebut melalui telephone. Setelah menerima jawaban dari dokter intensivist dokter yang merawat pasien / dokter jaga segera memberitahukan ke HN / incharge untuk pemindakan pasien. HN / Incharge segera menghubungi HC dan HN/Incharge ICU untuk rencana pemindahan pasien.

HN / Incharge ICU akan mengkaji diagnose, dokter yang merawat, kondisi pasien, informed cosent, tindakan yang sudah dilakukan, tindakan yang akan dilakukan, alat – alat yang dipasang obat – obatan / infuse yang diberikan. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke perawat yang akan merawat pasien tersebut dan persiapan ruangan untuk pasien baru. Dalam waktu < 30 menit pasien sudah boleh di antar ke ICU.

Penanganan pasien selama di ICU sepenuhnya dibawah tanggung jawab dokter intensivist. Dokter intensivist akan berkoordinasi dengan berbagai disiplin untuk penanganan pasien. Semua keputusan dan instruksi dari dokter intensivist, termasuk rencana dan / pemindahan pasien jika kondisi pasien sudah stabil dan tidak memerlukan penanganan di ICU lagi

2. Open ICU

Pada Layanan Open ICU, dokter yang merawat pasien yang menentukan dan memutuskan pasien harus dirawat di ICU. Selama perawatan di ICU akan dikonsultasikan kepada dokter anestesi atau intensivist yang bertugas untuk airway managemen, berhubungan dengan kedaruratan, pemasangan alat – alai

(28)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 27

invasive, pemberian obat – obat anestesi dll namun coordinator dan segala instruksi diputuskan oleh dokter yang merawat. Dokter yang merawat akan berkoordinasi dengan berbagai disiplin lain untuk merawat pasien tersebut.

Kebijakan / SOP Dan Formulir NO NO DOK JUDUL DOK

1 PT-01 Penerimaan Pasien Baru di ICU ICCU v08 2 PT-02 Perawatan Pasien dengan Ventilator v08 3 PT-03 Laporan Pergantian Shift di ICCU - CCU v07 6 PT-06 Pemasangan Kateter Vena Sentral v06

7 PT-07 Pengambilan Contoh Darah Dari Selang Arteri v07 8 PT-08 Pemasangan ETT atau Intubasi (asisten) v08 9 PT-09 Ekstubasi (asisten) v07

11 PT-11 Perawatan Pasien Pasca Operasi Jantung v05 13 PT-13 Perawatan Pasien dengan Selang Intra Arteri v07 14 PT-14 Pencabutan Selang Intra Arteri v07

15 PT-15 Perawatan Pasien dengan Temporary Pace Maker v06 17 PT-17 Nutrisi Parenteral Total v08

18 PT-18 Penatalaksanaan Pasien dengan IABP v06 21 PT-21 Pencabutan Kateter Vena Sentral v07 23 PT-23 Pencabutan Elektroda Paceemaker v04 25 PT-25 Pemasangan Selang Intra Arteri v04

26 PT-26 Cara Penggunaan dan Pemeliharaan Blanket Roll v06 27 PT-27 Penggantian Selang Ventilator v06

28 PT-28 Monitoring Intravaskular v04 29 PT-29 Suction Tracheobronchial v07 30 PT-30 Mengeluarkan Sheath v05 31 PT-31 Perawatan Defibrilator v03

32 PT-32 Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Bedside Monitor v06 33 PT-33 Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Central Monitor v05 34 PT-34 Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Transport Monitor v05 35 PT-35 Penggunaan dan Pemeliharaan Tempat Tidur ICU v06 39 PT-39 Penggunaan dan Pemeliharaan EKG 12 Lead di ICU v06 40 PT-40 Penggunaan dan Pemeliharaan Penghangat Udara Warm Air v06 42 PT-42 Cara Penggunaan Monitor Transport (M3 Agilent) v05 44 PT-44 Penggunaan dan Pemeliharaan Mesin CWH (Aquarius) v05 45 PT-45 Penggunaan dan Pemeliharaaan Alat Penimbang Berat BadanCardinal Detect v05 46 PT-46 Penggunaan dan Pemeliharaan Ventilator Servo 300 A v04 50 PT-50 Penanganan Alat Medik Non Medik Sebelum Dekontaminasidan Pembersihan v05

(29)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 28

51 PT-51 Kriteria Pasien Pindah ke Ruang HCU Ruangan v05 52 PT-52 Protokol Aritmia v05

53 PT-53 Merujuk Pasien ke Rumah Sakit Lain v04

54 PT-54 Standar Perawatan Pemasangan CVC dan Dialysis Catheterv05 55 PT-55 Protokol Asistol v05

56 PT-56 Kanulasi Arterial v05 57 PT-57 Intubasi Endotracheal v05

58 PT-58 Ekstubasi Endotracheal Tube v05 59 PT-59 Algortime VF / VT

60 PT-60 Algortime Bradikardia 61 PT-61 Algoritme SVT v05

63 PT-63 Penatalaksanaan Pasien dengan Nutrisi Parenteral v05

64 PT-64 Tracheostomy

65 PT-65 Penanganan Syok Anafilaktik v05

66 PT-66 Perawatan Pasien dengan Permanen Pace Maker v03 67 PT-67 Cara Penggunaan dan Pemeliharaan Galileo v05

(30)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 29

BAB V

RISIKO, INSIDEN DAN KESELAMATAN KERJA

Risiko

Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan maka ICU Siloam Sriwijaya melakukan suatu strategi manajemen resiko (risk management). Stratergi yang dilakukan adalah dengan menerapkan IPSG 1-6.

Tindakan Koreksi / Pencegahan Insiden

Untuk melakukan pencegahan maupun koreksi terhadap suatu insiden dilakukan tindakan pencegahan / koreksi yang meliputi menentukan masalah/potensial masalah, tindakan yang dilakukan segera dan mencari akar masalah, tindak lanjut / pencegahan dan data monitoring.

Keselamatan kerja

• Standard Precautions : Mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan (PP-SHPL-001)

• Kewaspadaan Needle stick Injury. Alur pelaksanaan PP-SHPL-9 dan 10 • Ergonomi bekerja:

• Perawat, staff admin dari K3, dr. ... • Fire Safety Knowledge dari K3, dr. ...

• Jalur Evakuasi

• Letak dan Penggunaan APAR dan Hydran • Pemeriksaan kesehatan Karyawan

• Alat pelindung tubuh

• Paparan bahan dan cairang tubuh pasien 1. Masker

2. Sarung tangan 3. Goggles Paparan Radiasi

(31)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit – SHG 2013 30 2. Apron 3. Tyriod Shield 4. Gonad Shield 5. Mobile Shield

(32)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 31

BAB VI

MUTU

Standar / sasaran mutu

Sasaran mutu ICU adalah

“75% Asuhan Keperawatan Pasien Baru Akan dilengkapi dalam waktu 24 jam” Kriteria :

Dilakukan pada semua pasien baru kecuali pasien pindahan tentang pengkajian, NCP dan SBAR

Action Plan:

1. Sosialisasi kontnyu kebijakan Nursing yang mengatur tentang standar praktek keperawatan pada semua staff baru maupun lama (KRS-SGNUR-00-002) 2. Sosialisasi tentang konsep standar praktek keperawatan / proses keperawatan 3. Selalu mengingatkan staff tentang pentingnya [erencanaan askep yang

sistimatis dan terintegrasi serta pendokumentasian dalam keperawatan.

4. Meningkatkan peran HN dan incharge dalam melakukan supervise setiap rekam medic dan keperawatan pasien setiap hari.

5. Memberikan pembinaan pada staff yang belum melakukan perencanaan askep dan pendokumentasian dengan benar.

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan, didokumentasikan dan dilaporkan dalam laporan bulanan (monthly repport).

Laporan di Ruang ICU RSUD Wonosaris

1. Laporan Harian

Laporan harian ditulis setiap shift oleh perawat pelaksana yang merawat pasien tersebut dan oleh perawat incharge / HN yang merawat dan mengelola ruangan secara keseluruhan pada shift tersebut.

Laporan inidividu pasien terdiri dari data hasil pemantauan pasien pada flow chart, proses perawatan,data – data penunjang hasil pemeriksaan, pengobatan serta tindakan yang akan dilakukan dan pada file pasien. Perawat juga harus melaporkan kepada incharge segala kendala atau masalah yang dihadapi pasien dan / keluarga seperti pembiayaan, asuransi dan lain – lain.

(33)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 32

Laporan HN/Incahge, ditulis oleh incharge / HN pada shift tersebut yang berisi Laporan pasien secara keseluruhan, ketenagaan, fasilitas dan peralatan, masalah – masalah yang ada dan pemecahannya, rencana tindakan dan lain – lain.

2. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan dibuat oleh HN setiap akhir bulan bulan tersebut atau awal bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah: operational volume, patient days/BOR, pencapaian sasaran mutu, revenue, FTE dan jam lembur, staff cuti, Training dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasu terbanyak, dan angka kematian.

3. Laporan Tahunan.

Laporan tahunan dibuat oleh HN setiap tahun yang terdiri dari 5 bagian yaitu: a. Pencapaian unit of service ( mulai dari pasien masuk, jumlah hari rawt,

BOR, mortalitas dan jumlah kasus terbanyak) b. Ketenagaan

c. Peralatan

d. Pengendalian mutu

(34)

Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit

SHG 2013 33

BAB VII

PENUTUP

Pedoman Pelayanan ICU RSUD Wonosaris ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh Siloam Sriwijaya yang menyelenggarakan pelayanan ICU. Pelayanan ICU Siloam Sriwijaya dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh karena itu, setiap rumah sakit hendaknya dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam pedoman ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap rumah sakit. Pedoman Pelayanan ICU Siloam Sriwijaya, selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur tetap di setiap rumah sakit guna kelancaran pelaksanaannya.

Referensi

Dokumen terkait

29.11 Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK. Penghentian Kontrak dapat dilakukan

Menurut Robbins, inovasi adalah perubahan, penemuan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, metode, alat, produk, atau hal lainnya (Robbins, 1997:532). Inovasi merupakan ide,

Kewajiban rumah sakit untuk memberikan pelayanan medis kepada orang-orang yang tidak mampu diatur dalam Pasal 29 ayat (1) huruf e dan f Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Pernyataan di atas yang merupakan tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup adalah: A. Perhatikan gambar beikut ini! Siku dan lutut termasuk persendian…. Getah lambung

Pejabat penerbit izin Toko Modern, Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional bertanggungjawab dan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku apabila

Melihat tingginya angka demam berdarah pada anak usia sekolah, sehingga perlu dilakukan pemahaman tentang demam berdarah, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu

Cara yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah dengan wawancara (interview), yaitu dengan dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memberoleh

Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang sama dengan pupuk organik yang