• Tidak ada hasil yang ditemukan

الملخص القصة "احلب الصغري" القصرية يف رلموعة القصص العامل الضيق ىي قصة من القصص

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "الملخص القصة "احلب الصغري" القصرية يف رلموعة القصص العامل الضيق ىي قصة من القصص"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

xv

اهبتكَتىلا

َ

نيلايكلاَبينج

َ.

َو

لذا

فد

نم

َ

لاَاذى

ثحب

َ

َفيَةيلخادلاَرصانعلاَيربعتَوى

لا

"َةصق

َبلحا

يرغصلا

َوَ"

َاىرصانعَينبَةقلاعلا

.ةيبكترلاَةيرظنلاب

َ

َ

ةثوحبلداَةيلخادلاَرصانعلا

َ

ةيرصقلاَيرغصلاَبلحاَةصقَفي

َ

يى

َ

ةركفلا

،َ

َو

صخشلا

،َ

وَ

ةيصخشلا

،َ

وَ

ةيصصقلاَةكبلحا

،َ

وَ

نياكلداَعضولدا

،َ

وَ

ضولدا

نيامزلاَع

،َ

عوضولداَو

،َ

َرظنلاَوجوَو

َ.ىوارلا

وَ

.ةيلخادلاَرصانعلاَكلتَنمَنىعلداَةدحوَينيعت

َ

َامأو

ا

لاَاذىَنمَةصلالخ

ثحب

َف

ه

ي

َنمَةركفلاَنأ

لا

ردصمَبلحاَيىَةيرصقلاَةّصق

َ

َىذلا

راص

َ

ردصم

َ

ةّصقلاَهذىَفيَصخشلاوَ.ائيشَلمعيلَصخشللَةّوقلا

َ

نوكتي

َ

َّيساسلأاَصخشلاَنم

َ

َو

حيسمَوى

َ

َصخشلاَو

َّفياضلإا

َ

امثعَوَ،صنلاَانأَمى

ناجسَوَ،ن

َتناك

ةكبلحا

َ

َةصقلاَهذىَفي

ةكبح

َ

َ،ةميقتسلدا

نمَنوكتت

َ

َةلحرمَوَعارصلاَءاقتراَةلحرمَوَعارصلاَروهظَةلحرمَوَفّرعتلاَةلحرم

َ.ءاهتنَلَاَةلحرمَوَةورذلا

َو

عضولدا

َ

َنياكلدا

نمَنوكتي

َ

،لبلجاَوَنجسلا

َ

وَ

ضولدا

َع

نيامزلا

َى

وَ

َتقو

ليللاَوَرصعلاَتقوَوَحابصلا

َيىَةيرصقلاَةصقلاَهذىَفيَةمدختسلداَىوارلاَرظنلاَةهجوَوَ.

َلولأاَصخشلا

َ.بينالجا

عتتف

"َةصقَرصانعَلكَقل

يرغصلاَبلحا

ةيرصقلا

َ

َلصتحَتىح

َىلع

َنىعلدا

.لماكلا

َ:حاتفلداَةملك

"

يرغصلاَبلحا

َ،"

،قيضلاَلماعلا

َ

لايكلاَبينج

ني

،َ

بييكرت

َ،

ةيلخادلاَرصانعلا

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam bahasa Indonesia kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu berasal dari akar kata Ça>s-, dalam kata kerja turunan berarti „mengarahkan, mengajar,

memberi petunjuk atau instruksi‟. Akhiran –tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Maka dari itu sastra dapat berarti „alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran‟ (Teeuw, 1984:23). Wellek dan Werren (1989:3), menambahkan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sumardjo dan Saini (1988:3), juga menjelaskan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan yang digambarkan secara konkret dan dapat membangkitkan pesona dengan menggunakan bahasa.

Karya sastra adalah usaha sastrawan dalam merekam isi jiwanya dengan menggunakan bahasa (Sumardjo dan Saini, 1988:5). Senada dengan pendapat Adi (2011:16), yang mengungkapkan bahwa karya sastra bukan hanya hasil rekaan saja, tetapi karya-karya yang berdasarkan pada kenyataan apabila diungkapkan dengan bahasa yang menarik dan mengesankan dapat disebut karya sastra. Adapun karya sastra menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 2010:36), adalah sebuah kesatuan yang

(3)

dibangun secara koherensif oleh unsur-unsur pembangunnya. Setiap unsurnya tidak dapat berdiri sendiri dan menjadi berarti setelah dihubungkan dengan unsur yang lain. Karya sastra menurut ragamnya dibedakan menjadi prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis karya sastra yang termasuk prosa adalah cerpen (Sudjiman, 1992:11). Menurut Ajip Rosidi (via Tarigan, 1984:176), cerita pendek adalah lengkap, bulat, dan singkat. Adapun menurut Saini dan Sumardjo (1988,30), cerita pendek adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. Cerpen hanya memiliki efek tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam, dan tidak kompleks. Cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak terdapat detail-detail khusus yang kurang penting dan dapat memperpanjang cerita (Nurgiyantoro, 2010:11).

Sastra yang dalam bahasa Arab adalah al-adab, menurut Wahbah (via Sutiasumarga, 2001:1), memiliki arti tahz\i>bu yang berarti pendidikan dan

al-khuluqu yang berarti budi pekerti. Adapun Jami‟at (via Sutiasumarga, 2001:3),

mengemukakan bahwa kata adab memiliki dua arti, yaitu, arti umum berarti akhlaq yang baik dan arti khusus yang berarti kata-kata yang indah dan baik yang berpengaruh dalam jiwa. Menurut Kamil (2009:5) dalam kesusastraan Arab, sastra

(Adab) terbagi ke dalam dua bagian besar: sastra deskriptif/ nonimajinatif (al-Adab

Was}fi>) dan sastra kreatif/fiksi (Adab Insya>’i). Secara umum Adab al-Insya>’i dibagi ke dalam tiga bagian besar: puisi (as-Syi’r), prosa (Nas\r), dan drama (al-Masrah}iyyah). Prosa (al-Nas\r) adalah bahasa tulis biasa, bukan berbentuk dan terikat oleh kaidah puisi yang memiliki wazan dan qa>fiyah (Kamil,2009:36). Kamil

(4)

(2009:41) juga menjelaskan bahwa jenis prosa fiksi terbagi dalam tiga bentuk, yakni novel atau roman (riwa>yah), cerita pendek (qis}s}}ah qasi>rah), dan novelet (uqs}us}iyah).

Salah satu negara Timur Tengah yang banyak mempunyai banyak sastrawan kenamaan adalah negara Mesir. Tidak heran bila banyak karya sastra Arab khususnya cerpen (qis}s}}ah qasi>rah) yang lahir di Mesir. Salah satu sastrawan Mesir yang terkenal adalah Naji>b al-Kaila>ni>. Dia adalah sastrawan yang lahir di Syarsya>bah Provinsi Gharbia, Mesir. Dia lulus dari fakultas kedokteran walaupun sebenarnya berminat pada ilmu sastra atau hukum. Naji>b al-Kaila>ni> termasuk sastrawan Arab modern yang produktif dan karyanya banyak bersumber dari kenyataan dan sejarah. Salah satu karya sastra cerpen karangannya yang menarik untuk diteliti adalah “al-H}ubbu as}-S}agi>ru‛ dalam kumpulan cerpen al-‘A>lamu ad}-D}ayyiqu. Melalui karyanya ini, Naji>b al-Kailani> mencoba menyampaikan pada pembaca tentang kekuatan sebuah cinta yang dapat membuat seseorang mampu menghadapi penderitaannya di dalam penjara bersama kedua sahabatnya karena telah dianggap memberontak terhadap pemerintah demi kecintaannya terhadap negara dan orang-orang di dalamnya. Tokoh utama dalam cerpen tersebut menghadapi penderitaannya itu dengan senyuman dan semangat karena dia percaya kekasih yang dicintainya setia menunggu kebebasannya. Meskipun ternyata cinta yang membuatnya bersemangat itu hanya cinta yang kecil dan pada akhirnya membuatnya sedih. Dia tersadar bahwa di balik perjuangan dan penderitaannya selama ini masih ada cinta yang besar, yaitu cinta kepada negaranya.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat pada cerpen “al-H}ubbu as}-S}agi>ru‛ dalam kumpulan cerpen al-‘A>lamu ad}-D}ayyiqu karya Naji>b al-Kaila>ni> serta bagaimana keterkaitan antarunsurnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen “H}ubbu as}-S}agi>ru‛ dalam kumpulan cerpen al-‘A>lamu ad}-D}ayyiqu karya Naji>b al-Kaila>ni> dan juga keterkaitan antarunsurnya dengan menggunakan analisis struktural.

1.4 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan penulis, penelitian terhadap cerpen “al-H}ubbu as-S}agi>ru‛ karya Naji>b al-Kaila>ni> belum pernah dilakukan baik dari aspek sastra maupun linguistik.

1.5 Landasan Teori

Teeuw (1984:135), menjelaskan bahwa teori struktural adalah teori yang bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semenditail dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan bagian dari karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Strukturalisme dalam konteks sastra lebih dari sekedar unsur-unsur atau akumulasi unsurnya, tetapi

(6)

merupakan sebuah kesatuan, karena sebuah unsur tidak memiliki arti apabila sendiri dan tidak dipahami integritasnya dengan totalitas karya sastra (Adi, 2011:136). Hal ini senada dengan Nurgiyantoro (2010:36-37), yang mengungkapkan bahwa strukturalisme menekankan pada kajian hubungan antarunsur intrinsiknya yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh, analisisnya dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar intrinsik fiksi yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori struktural merupakan teori yang digunakan untuk membedah sebuah karya sastra melalui unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra tersebut dan selanjutnya dapat dilihat keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Sebagai sebuah struktur yang mempunyai unsur, menurut Stanton (2012:20), karya sastra terdiri atas tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Dalam fakta cerita terdapat karakter, alur, dan latar. Dalam sarana sastra terdapat judul, sudut pandang, gaya bahasa, konflik, klimaks, nada dan gaya, simbolisme, dan ironi. Ketiga unsur tersebut memiliki sifat yang saling berhubungan dan saling berkaitan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain. Ketiga unsur tersebut juga membentuk satu kesatuan yang padu (Stanton, 2012:25).

(7)

1.6 Metode Penelitian

Cerpen “al-H}ubbu as{-S{agi>ru‛ karya Naji>b al-Kailāni> akan diteliti dengan analisis yang menggunakan metode struktural. Metode ini digunakan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik apa saja yang membangun cerpen “al-H}ubbu

as{-S{agi>ru‛ dan bagaimana keterkaitannya. Adapun tujuan dari metode struktural adalah menganalisis data dengan metode struktural, merupakan sebuah metode yang membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail mungkin, keterkaitan dan keterjalinan semua unsur karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Senada dengan Stanton, (2012:37) yang mengungkapkan bahwa pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarunsur karya sastra yang apabila bersama-sama dapat menghasilkan makna yang menyeluruh. Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik. Setelah mengetahui fungsi masing-masing unsur dalam menunjang makna keseluruhannya dan hubungan antarunsurnya secara bersama-sama maka dapat membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu.

Berdasarkan metode di atas, maka langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik dalam cerpen “al-H}ubbu as{-S{agi>ru‛ dalam kumpulan cerpen al-‘A>lamu ad}-D}ayyiqu karya Naji>b al-Kaila>ni> yang terdiri atas tema, fakta cerita yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sarana sastra yang berupa judul dan sudut pandang. Unsur-unsur tersebut dipilih

(8)

karena dinilai dominan dalam cerpen “al-H}ubbu as{-S{agi>ru‛. Kemudian setelah semua unsur tersebut dianalisis maka langkah selanjutnya adalah menganalisis keterkaitan antarunsurnya, yang membentuk kesatuan makna yang menyeluruh.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I pendahuluan terdiri dari

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,

sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II biografi Naji>b

al-Kaila>ni> dan sinopsis cerpen “al-H}ubbu as}-S}agi>ru‛. Bab III analisis struktural yang

meliputi tema, fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), sarana sastra (judul dan sudut

pandang), dan hubungan antar unsur. Bab IV, berisi penutup, yaitu kesimpulan.

1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam cerpen “al-H}ubbu as}-S}agi>ru‛ dalam kumpulan cerpen al-‘A>lamu ad}-D}ayyiqu karya Naji>b al-Kaila>ni> ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Agama Nomor: 158 tahun 1987 dan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0543b/U/1987.

(9)

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ھ ء ي alif ba>´ tā´ ṡā´ jīm ḥā´ khā´ dāl żāl rā´ zā´ sīn syīn ṣād ḍād ṭā´ ẓā´ ‘ain gain fā´ qāf kāf lām mīm nūn wāwu hā´ hamzah yā´ - b t ṡ j ḥ kh d ż r z s sy ṣ ḍ ṭ ẓ „_ g f q k l m n w h ´_ Y Tidak dilambangkan be te

es (dengan titik di atas) je

ha (dengan titik di bawah) ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas) er

zet es es dan ye

es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we ha apostrof ye

(10)

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong, vokal rangkap atau diftong dan vocal rangkap atau maddah.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau h}arakah. Contoh:

ََبَتَك

kataba „menulis‟

ََنُسَح

ḥasuna „bagus‟

ََمِلَع

‘alima „mengetahui‟

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

h}arakah dan huruf.

Contoh:

ٌَءْيَش

syai´un „sesuatu‟

ََلْوَح

ḥaula „sekitar‟

Vokal panjang (maddah) yang lambangnya berupa h}arakah dan huruf. Contoh:

ََلاَق

qāla „berkata‟

ىَمَر

ramā „melempar‟

ٌَرْ يِبَك

kabīrun „besar‟

(11)

Ketiga vokal tersebut ditransliterasikan sebagai berikut:

Nama Vokal Huruf Arab Nama Huruf

Latin

Nama

Vokal tunggal ـَــ fatḥah a A

ــِـ kasrah i I

ـــ ḍammah u U

Vokal

rangkap يـَـ

fatḥah dan yā ai a dan i

ـَـ

و fatḥah dan wāwu au a dan u Vokal

panjang

و َــ ى َـ

ـا fatḥah dan alif a> a dan garis di atas

ِـ

يـ kasrah dan yā ī i dan garis di atas

ــ

و ḍammah dan wāwu ū u dan garis di atas

3. Tā´ Marbūṭah

Transliterasi untuk Tā´ Marbūṭah ada dua, yang pertama yakni Tā´ Marbūṭah yang hidup atau mendapat h}arakah fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah /t/, sedangkan pada kata yang berakhir dengan Tā´ Marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua kata itu terpisah maka Tā´

Marbūṭah itu di transliterasikan dengan /h/.

Contoh:

َِلاَفْطَلأاَُةَضْوَر

rauḍah al-aṭfāl / rauḍatul-aṭfāl

„taman kanak-kanak‟

لداَُةَنْ يِدَلدا

َُ

َُةَرَّوَ ن

al-madīnah-al-munawwarah / al-madīnatul-munawwarah „kota-Madīnah-yang bercahaya‟ 4. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

(12)

tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

اَنَّ بَر

rabbanā „Tuhan kami‟

ََلَّزَ ن

nazzala „menurunkan‟

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf “لا”. Akan tetapi, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.

Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

Contoh:

َُلُجَّرلا

ar-rajulu „sang laki-laki‟

ََّسلا

َُةَدِّي

as-sayyidatu „sang nyonya‟

Kata sandang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-).

Contoh:

َُك

ََ لداَِل

al-maliku „sang raja‟

َُبِتاَكلا

al-kātibu „sang penulis‟ 6. Hamzah

Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Akan tetapi, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila

(13)

hamzah itu terletak di awal kata, dia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab

berupa alif.

Contoh:

ََنْوُذُخْأ

ََت

ta´khużūna „kalian mengambil‟

لا

َُءْوَ ن

an-nau´u „hujan deras‟ 7. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi‘l, ism maupun h}arf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf atau h}arakah yang dihilangkan, maka dalam transliterasikan ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

ََْتُِقِزاَّرلاَُرْ يَخََوُه

َََل

ََللا

ََّنإَو

Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīna

Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna

„Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik Pemberi rizki‟

ََناَزْ يِلداَوََلْيَكلاَاوُفْوَأَف

Fa `aufū al-kaila wa al-mīzāna Fa `aufūl-kaila wal-mīzāna

„Maka penuhilah takaran dan timbangannya‟

8. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Di antaranya adalah huruf kapital digunakan untuk nemuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh sandang, maka yang dituliskan dengan huruf kapital tetap huruf nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

(14)

Contoh:

ٌَلْوُسَّرََّلاإٌَدَّمَُمَُاَمَو

Wa mā Muḥammadun illā ar-rasūlun „Muḥammad hanyalah seorang utusan‟

ََناَضَمَرَُرْهَش

ََّلا

َْيِذ

ََُا

َِزْن

َُقلاَِوْيِفََل

َْرآ

َُن

Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīhil-Qur´ānu „Bulan Ramaḍān yang ketika itu Al-Qur´ān diturunkan‟

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allāh hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya lengkap dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau h}arakah yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

Contoh:

ٌَبْيِرَقٌَحْتَ فَو

َ

َِللا

َْنِمٌَرْصَن

Naṣrun minallāhi wa fatḥun qarīb

„Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat‟

َِلل

َ

اعْيَِجََُرْملأا

Lillāhil-´amru jamī‘an

Referensi

Dokumen terkait

(1) Perusahaan Perorangan dan Badan Hukum yang telah memiliki Izin atau Tanda Daftar di bidang perdagangan wajib menyampaikan laporan secara tertulis ke Dinas setiap 1 (satu)

Hal ini Hal ini dapat d dapat dicerminkan icerminkan dari rata-rata laba yang diperoleh tahun ke tahun mengalami dari rata-rata laba yang diperoleh tahun ke tahun

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi istilah asing bidang perkomputeran yang paling dikenal oleh kalangan mahasiswa di Kota Surakarta, (2)

Karya ilmiah ((bahasa Inggris bahasa Inggris :: scientific paper  scientific paper ) adalah laporan tertulis dan ) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang

Sasaran dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track) adalah: • MDG 1

Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi bayi dengan keberadaan perokok sebagian besar sebagian besar terdapat anggota keluarga yang merokok

Hasil faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi persalinan adalah ibu yang berumur < 20 tahun dan > 35 tahun kemungkinan 2,954 kali mengalami

kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk, negasi pernyataan majemuk dan