• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENELITIAN PEDAGOGI OLAHRAGA (Dalam Perpektif Sejarah, Tipelogi dan Program Penelitian di Negara Federal Jerman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP PENELITIAN PEDAGOGI OLAHRAGA (Dalam Perpektif Sejarah, Tipelogi dan Program Penelitian di Negara Federal Jerman)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENELITIAN PEDAGOGI OLAHRAGA

(Dalam Perpektif Sejarah, Tipelogi dan Program Penelitian

di Negara Federal Jerman)

Oleh: Dimyati

(Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga FIK-UNY)

Abstrak

Kajian ruang lingkup konsep penelitan Pedagogi Olahraga tidak lepas dari permasalahan kita terhadap eksistensi Pedagogi Olahraga sebagai bagian dari ilmu keolahragaan. Terlepas dari itu di Negara Federal Jerman kajian tentang konsep penelitian Pedagogi Olahraga sudah tertata secara sistemik dengan melibatkan berbagai instansi terkait dan dikembangkan melalui partisipasi lembaga pendidikan tinggi dalam hal ini Federal Institute for Sport Sceince (BISp), yang merupakan cikal bakal dari lembaga yang mengembangkan konsep-konsep penelitain Pedagogi Olahraga.

Meskipun paparan dalam tulisan ini di sana sini menyinggung uraian tentang konsep penelitian Pedagogi Olahraga dari aspek perkembangannya, tetapi risalah singkat ini telah memberi wawasan yang lebih luas mengenai beberapa aspek dalam rangka menjelaskan mekanisme atau langkah-langkah tentang penelitian Pedagogi Olahraga, mulai dari tipelogi dari tugas penelitian, dan penetapan prioritas dari penelitian pendidikan jasmani di sekolah yang disusun secara sistemik.

Sangat banyak topik-topik Pedagogi Olahraga yang bisa diangkat sebagai bahan penelitian untuk membawa kemajuan bagi pengembangan dan mencapai tujuan pendidikan jasmani di sekolah. Hanya dengan landasan ilmiah yang kukuh akan terjamin prinsip akuntabilitas dalam pendidikan jasmani dan olahraga, dan atas dasar itu pula para pendidik di bidang olahraga dapat mempertanggung jawabkan secara terbuka ke masyarakat.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pembahasan tentang konsep-konsep penelitian dalam konteks Pedagogi Olahraga tidak mungkin menyeluruh dan memiliki nilai lebih tanpa memahami arti Pedagogi Olahraga sebagai sebuah terminologi masa lalu maupun sebagai ilmu pengetahuan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dengan alasan ini, mengawali tulisan ini terlebih dahulu akan dijelaskan kedua dimensi tersebut.

Pedagogi Olahraga sebagai sebuah istilah tidak begitu dikenal dan diakui dibanyak negara. Persoalan ini utamanya disebabkan terkait dengan keaslian dari istilah yang diartikan berbeda dalam segi bahasa dan budaya. Istilah atau terminologi asli Pedagogi Olahraga berasal dari kosa kata bahasa Jerman, yaitu „Sportpadagik‟. Awal tahun 1970-an istilah ini diperkenalkan sebagai penganti dari kata „Theorie der

Leibeserziehung’ (teori pendidikan jasmani) (ICSSPE; 2000:281). Penggantian nama

ini perlu dalam penggolongan yang menggambarkan sebuah kajian ilmiah dengan fokus kajian tidak hanya pendidikan jasmani, tetapi lebih dari itu mencakup di dalamnya semua pendidikan dalam ranah gerak manusia dan olahraga. Alasan kedua penggantian nama tersebut dapat dengan jelas membedakan dari kajian disiplin ilmu bidang olahraga lain, seperti Psikologi Olahraga, Sosiologi Olahraga, Biomekanika, dan Kesehatan Olahraga. Beberapaa dekade yang lalu, fokus kajian Pedagogi Olahraga diperluas meliputi anak semua usia dan dengan berbagai tingkat kemampuannya, dari lingkungan sekolah ke lembaga-lembaga lain dalam masyarakat dan tempat kerja yang menyediakan kegiatan olahraga dan gerak. Seperti dikemukakan oleh para ahli (Pieron, Cheffers, dan Barrete, dalam Naul, 1994) Pedagogi Olahraga merupakan sebuah disiplin yang terpadu dalam struktur ilmu keolahragaan.

Dewasa ini ada kesamaan cara pandang di berbagai kalangan dalam melihat Pedagogi Olahraga sebagai sebuah istilah untuk menyelidiki dari perspektif dan disiplin ilmu perbedaan tentang mengajar dan melatih pendidikan jasmani. Menurut Pieron, Cheffers & Barrete (dalam ICSSPE; 2000), tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pendidikan praktis dalam ranah gerak dan olahraga.

(3)

Pedagogi Olahraga sebagai ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan Pedagogi Olahraga adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem yang menjadi fokus kajian Pedagogi Olahraga. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, yang di implementasikan dalam wujud penelitian.

Beberapa penemuan keilmuan dalam bidang Pedagogi Olahraga sebagai hasil dari sebuah proses penelitian itu bisa sangat bermakna bagi pengembangan Pedagogi Olahraga sebagai ilmu juga dalam tataran parktis di lapangan. Persoalannya adalah konsep-konsep penelitian dalam bidang Pedagogi Olahraga harus diketahui agar tujuan tersebut dapat tercapai. Tulisan ini akan mencoba mengungkap konsep-konsep penelitian tersebut, yang meliputi aspek pembahasan mengenai: (1) Tipelogi dari tugas penelitian Pedagogi Olahraga; dan (2) Batasan Prioritas Penelitian Pedagogi Olahraga; dan (3) Program Penelitian Pedagogi Olahraga di Institut Ilmu Olahraga Negara Federal Jerman sebagai penggagas lahirnya Pedagogi Olahraga. Ketiga aspek tersebut akan diungkap mengacu pada buku sumber yang berjudul “

Sport Pedagogy Content and Methodology” karya: Prof. Dr. Herbert Haag. Bertitik

tolak dari hal ini, maka ada tiga permasalahan yang ingin dijawab melalui pemaparan tulisan ini, yaitu: (a) Bagaimana tipelogi tugas penelitian Pedagogi Olahraga?; (b) Apa pengertian.batasan dan prioritas penelitian Pedagogi Olahraga?; dan (3) Bagaimana program penelitian Pedagogi Olahraga di negera Jerman?

B. TIPELOGI DARI TUGAS PENELITIAN PEDAGOGI OLAHRAGA

Tipelogi tugas penelitian Pedagogi Olahraga lebih diarahkan terhadap pendidikan jasmani sekolah yang didasarkan pada teori-teori dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu. Kerangka kerja penelitian dalam pendidikan jasmani sekolah dibentuk melalui beberapa cara. Daftar tugas penelitian menghadirkan tidak hanya satu cara dalam menggambarkan bidang penelitian. Secara alamiah pertimbangan utama dan pendekatan tipeloginya lebih memperhatikan dan tertuju pada pendidikan jasmani sekolah dihubungkan dengan Dewan Pendidikan. Titik awal dari tipelogi,

(4)

dimulai dengan kerangka kerja organisasi, ciri-ciri yang khusus, masalah-masalah aktual, dan perubahan pendidikan jasmani di sekolah yang didasarkan pada gambaran daftar tugas penelitian dalam pendidikan jasmani sekolah yang memungkinkan didesain mendalam secara sistematis. Tugas penelitian dalam konteks Pedagogi Olahraga ini secara umum digolongkan menjadi tiga katagori, yaitu: (1) Tujuan dari penelitian; (2) Waktu; dan (3) Tingkatan aplikasi

Tujuan penelitian, menyatakan bagian dari kerangka kerja organisasi yang mencakup tujuan penelitian di dalamnya. Bagian utama dari kerangka kerja organisasi terdiri dari: (a) kerangka kerja sosial dari pendidikan jasmani sekolah; dan (b) kerangka kerja internal dari pendidikan jasmani sekolah. Didalamnya masuk tugas penelitian, yang menguji fungsi pendidikan jasmani sekolah. Sedangkan fungsi pendidikan jasmani sekolah itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu: 1) fungsi penilaian, yang mencakup tentang kedudukan dan tugas dari pendidikan jasmani sekolah dalam Dewan Pendidikan, tingkatan administrasi, dan tingkat pendidikan yang berbeda dalam sekolah dan perkembangan kepribadian siswa; dan 2) fungsi faktual, lebih menekankan signifikansi perbedaan dari pendidikan jasmani sekolah sebagai sebuah institusi dan perkembangan pribadi siswa yang berpengaruh pada perkebangan hubungan sosial dalam sekolah, dan pada perkembangan fisik, sosial, dan mental siswa.

Tugas penelitian yang diambil dari kerangka kerja internal pendidikan jasmani sekolah mencakup tujuan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Kajian pada tujuan meliputi seting, kekhusussan, dan tinjauan terhadap tujuan. Kajian tentang perencanaan terfokus pada kurikulum dan latihan perencanaan. Sedangkan kajian implementasi berisikan isi mengajar, susunan, proses dan hasil belajar. Kajian evaluasi mencakup, cara mengumpulkan data, evaluasi pemakaian dan menandai data. Tousignant, Brunelle dan Godbout (dalam Bouchard, dkk, 1992), mengistilahkan dengan perencanaan, pengajaran (proses) dan evaluasi.

Sebagai catatan bahwa topik-topik penelitian yang diperlukan tidak selalu mengikuti penggolongan sebagaimana tersebut di atas. Pemilihan lebih mendasarkan pada dimensi yang sejajar dari tipelogi dan dari berbagai poin tipelogi tersebut.

(5)

Selanjutnya dimungkinkan pula untuk sesaat, memilih beberapa tujuan dari pendidikan jasmani sekolah sebagai topik penelitian dan mengikuti semua tingkatan hasil yang dicapai, yaitu: kekhususan dari tujuan, perencanaan mengajar, proses dan evaluasi mengajar dari tujuan hasil yang dicapai.

Pengelompokan waktu, artinya menggolongkan dari tugas penelitian begitu juga kajian atas perkembangan yang paling awal, kondisi sekarang dan alasan-alasan untuk keadaan sekarang dari objek penelitian, membutuhkan perubahan yang sama baiknya dalam hal cara maupun kondisi sebelum perubahan. Penelitian berkembang dari yang bersifat sejarah menuju ke topik-topik penelitian kajian masa depan. Lebih khusus, dalam pengelompokan waktu ini berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apa yang terjadi dalam pendidikan jasmani sekarang ini?; (2) Bagaimana dengan kondisi sekarang?; (3) Mengapa kondisi seperti sekarang harus dirubah?; (4) Jika perlu perubahan, bagaimana keadaan itu bisa dirubah? dan (5) Apa yang menjadi prasyarat untuk merubah keadaan?

Tingkatan aplikasi, Tugas penelitian secara umum dapat dipersempit oleh penerapan pada tingkatan aplikasi. Tingkat aplikasi ini mencakup: (1) Lembaga atau dewan; (2) Daerah tingkat administrasi; (3) Tingkatan pendidikan; (4) Masyarakat sekolah; dan (5) Individu.

Tugas penelitian pada tingkat aplikasi di Dewan pendidikan, mencakup: budaya olahraga, kerja dan hasil, waktu luang dan perawatan kesehatan. Sedangkan penelitian di daerah dan tingkat administrasi di gambarkan oleh keadaan, tingkat negara dan tingkat pemerintahan kota. Tugas penelitian pada tingkat aplikasi di tingkat pendidikan mencakup tingkatan TK, SD, SMP, dan pelatihan guru. Dalam lingkungan masyarakat sekolah mencakup sub bagian dari masyarakat dalam sekolah, kelas, kelompok mengajar dan kelompok-kelompok sosial lainnya di sekolah. Tugas-tugas penelitian pada tingkat individual merupakan ujian yang utama dari guru dan siswa yang digarap.

Tugas penelitian dapat juga dipersempit oleh pembagian ke dalam teori- sub bagian-bagian masalah berdasarkan teori, logika atau kelompok praktek. Daftar dari

(6)

tugas penelitian mengenai pendidikan jasmani sekolah adalah tidak mendalam dan lengkap. Bagaimanapun, hal itu didesain untuk menggambarkan masalah-masalah pendidikan jasmani sekolah. Tugas penelitian digunakan sebagai dasar penegasan area prioritas penelitian pendidikan jasmani. Satu kelemahan nyata adalah tentang daftar fakta masalah-masalah penelitian yang luas perbedaannya dan tugas penelitian tidak lepas dari pengaruh yang lain.

C. BATASAN PRIORITAS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH

Tipelogi dari tugas penelitian tidak menunjukkan area permasalahn yang paling penting dan sangat relatif tergantung pada urutan dan urgensinya. Urutan pentingnya dan urgensi dari tugas penelitian akan menentukan arah area prioritas penelitian dalam pendidikan jasmani sekolah. Pengertian area prioritas bukan berarti menyatakan secara langsung tentang sesuatu yang pasti menjadi perhatian dari penelitian. Tujuan utamanya adalah untuk mengkoordinasikan penelitian begitu juga topik dan masalah-masalah penting yang akan dikaji. Dengan adanya prioritas ini juga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memilih masalah-masalah penelitian.

Prioritas dari tugas penelitian ini setidaknya ditentukan melalui dua cara, yaitu:

1. Ketentuan dari area prioritas ditetapkan oleh mereka yang akan digunakan dalam memutuskan topik-topik utama yang harus dipilih.

2. Pernyataan umum dari prioritas penelitian diperoleh sebagai sebuah langkah awal yang khusus dari prioritas penelitian dalam rangka penelitian pendidikan jasmani sekolah.

1. Kriteria untuk Menetapkan Bidang Prioritas

Bidang kerja yang menjadi prioritas penelitian bertitik tolak dari ketentuan program penelitian nasional. Pengelola program penelitian nasional di Negara Federal Jerman telah memodifikasi berbagai masalah khusus yang terkait dengan pendidikan jasmani sekolah.

Pengelola program penelitian nasional itu telah menetapkan kriteria untuk batasan prioritas penelitian, yaitu sebagai berikut:

(7)

1. Ilmiah sesuai dengan tugas penelitian 2. Berdasar pada pengetahuan

3. Tersedia sumber-sumber penelitian 4. Bermakna bagi masyarakat

5. Sesuai dengan topik

6. Secara praktis sesuai dengan tugas penelitian pendidikan 7. Masalah dapat dipecahkan

Urutan kriteria tersebut tidak menggambarkan tentang kepentingan. Ketujuh kriteria itu secara umum dibagi dalam tiga kelompok: (1) krieria internal keilmuan (ilmiah sesuai dengan tugas penelitian); (2) kriteria eksternal keilmuan (berarti bagi masyarakat; sesuai dengan topik; secara praktis sesuai dengan tugas penelitian); dan (3) kriteria mengenai masalah individu. Dasar pengunaan kriteria eksternal difasilitasi oleh pengetahuan dari penomena sosial dan pendidikan. Kriteria tersebut dapat digunakan dengan dua cara pendekatan dalam menentukan prioritas penelitian, yaitu:

1. Tugas penelitian adalah kumpulan dari urutan dan pentingnya penggunaan satu kriteria pada suatu waktu tertentu.

2. Tugas penelitian adalah kumpulan dari urutan dan pentingnya penggunaan aplikasi semua kriteria dalam waktu yang sama.

2. Penentuan Bidang Prioritas dalam Kebijakan Umum Program Penelitian Bidang prioritas nasional penelitian di Negara Federal Jerman telah dirancang oleh beberapa Dewan, diantaranya Dewan Kebijakan Ilmu dan Dewan Penelitian Akhir untuk Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Dikaitkan dengan bidang prioritas menunjukkan sebagai sebuah kemungkinan jangka panjang.

Ada sedikit keterkaitan antara Program Dewan Kebijakan Ilmu dan dokumen yang telah dipublikasikan oleh Dewan Penelitian. Dewan Kebijakan Ilmu menyatakan lebih umum dari prioritas yang telah dipublikasikan. Sedangkan bidang prioritas disarankan oleh Dewan Penelitian Akhir untuk Pendidikan Jasmani dan Olahraga yang dihubungkan dengan bidang prioritas Dewan Kebijakan Ilmu untuk kesehatan masyarakat, kesejahteraan umum dan pekerja buruh. Keistimewaan dari usulan Dewan penelitian adalah menekankan pada kajian perilaku fisik, pendidikan

(8)

jasmani sekolah, pengaruh dari aktivitas fisik, aktivitas fisik untuk kelompok khusus, latihan fisik dalam bekerja dan olahraga. Tahun 1975 ususlan tentang kajian kapasitas fisik relatif dapat perhatian, diikuti sistem dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebiasaan aktivitas fisik, pengaruh-pengaruh dari aktivitas fisik, dan metode dari latihan fisik.

Dewan penelitian juga telah memberi dana untuk prioritas internal pendidikan jasmani sekolah, sebagaimana yang dianjurkan tujuan pendidikan dan

pengaruh dari pendidikan jasmani sekolah pada bentuk kebiasaan hidup terhadap aktivitas fisik. Dewan Penelitian juga telah membagi secara menyeluruh kerangka

kerja masyarakat dalam empat sektor dengan sebuah gambaran penelitian lansung. Dewan telah mengajukan bidang prioritas dalam sektor pendidikan, yaitu:

1. Tinjauan dari tujuan pendidikan pada tingkatan SMP dan SD.

2. Penyusunan dan spesifikasi dari tujuan sekolah yang menyeluruh dan mencari untuk lebih memperhatikan tujuan menengah.

3. Memposisikan pendidikan jasmani pada tingkatan yang berbeda dari sistem pendidikan.

4. Mengembangkan kurikulum dan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

5. Kondisi mengajar guru

6. Pengembangan metode evaluasi.

Pengertian umum dari bidang prioritas penelitian digunakan sebagai sumber kedua dalam penentuan bidang prioritas penelitian pada pendidikan jasmani sekolah. Hal ini seperti termuat dalam dokumen yang kurang begitu rinci pada ranah penelitian pendidikan jasmani.

3. Pengajuan Bidang Prioritas Penelitian dalam Pendidikan Jasmani Sekolah Dalam penyampaian bidang prioritas terdapat beberapa karakteristik umum dari prioritas penelitian pada pendidikan jasmani sekolah yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Kemudian bidang prioritas akan di daftar dan akan diberi argumentasi untuk dipilih.

(9)

Karakteristik Umum dari Prioritas Penelitian Pendidikan Jasmani Sekolah, secara umum mencakup dua aspek, yaitu: (1). Kebermaknaan atau fungsi dari pendidikan jasmani sekolah; dan (2) Tujuan dari pendidikan jasmani sekolah

Satu bidang prioritas khusus harus dikaji mengenai arti dari pendidikan jasmani sekolah untuk berbagai lembaga sosial dan perkembangan siswa secara menyeluruh. Orientasi tujuan artinya dukungan harus diberikan kepada proyek, yang memiliki banyak sisi dan rumusan tujuan yang baik. Penelitian harus memperhatikan pada kekhususan dari tujuan dan pada semua pengukuran yang dilakukan untuk mencapainya, sama halnya pada relevansi dan tujuan topik yang telah ditetapkan.

Pemikiran tentang orientasi tujuan harus mendasari dalam pendidikan sekolah. Hal ini secara khusus harus menonjol dalam teori dan latihan pada sistem belajar tuntas. Dalam sistem belajar tuntas tujuannya adalah membantu semua siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya mungkin akan memperoleh sebagian atau tuntas dari tujuan yang telah ditetapkan, hal ini mensyaratkan strategi dan vareasi mengajar. Penerapan prinsip belajar tuntas pada pendidikan jasmani sekolah mensyaratkan adanya penelitian, yang mencoba menguji pada tingkatan dasar dari tujuan sebagai dasar untuk meneliti pada level berikutnya, begitu juga menganalisis urutan dan tujuan mengajar yang dapat lebih efektif perlu diteliti. Dengan kata lain, penelitian tentang orientasi tujuan dibutuhkan. Dalam beberapa tahun mendatang, tujuan utama dari pendidikan jasmani sekolah di negara Federal Jerman adalah diterima lebih luas, dan tidak seperti menilai tujuan dan perubahan materinya. Tujuan utamanya adalah mempromosikan kebugaran jasmani dan pembangunan yang menetap akan ketertarikan dalam aktivitas fisik dan latihan.

Bidang prioritas. Sebagai petunjuk dari penelitian, bidang prioritas yang diusulkan tentang kajian-kajian dari pendidikan jasmani sekolah.

a. Penelitian pada Perbaikan dari Tujuan Pendidikan Jasmani. Ini mencakup dua tujuan utama, yaitu: (1) Kekhususan dari tujuan sekarang; dan (2) Pencarian untuk tujuan-tujuan baru, mengecek kesesuaian dan perbandingan dengan tujuan sosial yang lebih umum

b. Tujuan yang urgen dari penelitian dalam bidang prioritas dari perbaikan tujuan. Ini mencakup: (1) Kekhusussan dari tujuan pendidikan jasmani dalam keseluruhan

(10)

sekolah dan dalam pendidikan menengah (analisis tujuan dan pengembangan dari taxonomi tujuan; kajian dari pengertian dasar tujuan); (2) Kajian dari hasil yang dicapai dari tujuan dan peningkatan mengajar (pengaruh komposisi kelas besar; ketersediaan waktu dan metode mengajar pada peningkatan kapasitas fisik); (3) Kebermaknaan dan tujuan dari pendidikan jasmani dalam kelas awal (terhadap perkembangan anak secara umum, stimulus lingkungan dan sistematikan pendidikan jasmani untuk perilaku siswa; tujuan dan isi Penjas dalam kelas awal); dan (4) Tujuan dan latihan dari guru pendidikan jasmani dan kebermaknaannya untuk pencapaian dari tujuan pendidikan jasmani (guru kelas atau guru bidang studi)

5. Rasionalitas Pentingnya Tujuan dalam Pendidikan Jasmani.

Tujuan memegang peran sentral dalam kerangka kerja organisasi dari pendidikan jasmani sekolah, karena merefleksikan semua tingkatan dari pendidikan jasmani yang dapat mengangkat sekolah. Jika tujuan yang ditemukan sangat tak bermakna dari tujuan masyarakat umum, maka keberadaan dari sistem pendidikan jasmani sekolah dipertanyakan. Oleh karena itu perbaikan secara periodik terhadap tujuan yang didasarkan pada penelitian yang sesuai dapat mencapai hasil yang optimal. Tujuan adalah penting untuk memberi gambaran pada proses belajar mengajar.

Tujuan dari pendidikan jasmani sekolah di negara Federal Jerman telah dan terus dikaji dengan serius oleh instansi yang terkait. Dalam ilmu pendidikan kajian tentang tujuan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Dewan penelitian Akhir untuk pendidikan jasmani dan olahraga juga telah merekomendasikan penelitian tentang tujuan pendidikan jasmani sekolah.

Tujuan pendidikan jasmani dalam konteks keseluruhan sekolah merupakan bagian dari cara mengukur; dengan kata lain, pendidikan jasmani tak bisa dikatan bagian yang jelas ketika siswa menganggap tak mungkin menjangkau tujuan. Beberapa negara telah memakai tujuan dasar dalam pendidikan jasmani dan di sana telah memiliki aspirasi yang sama seperi di Firlandia. Tujuan dasar dibangun kokoh dengan mengajar sehingga siswa bisa lebih mudah mengikuti semua proses baik yang menyangkut dasar pengetahuan maupun dasar-dasar keterampilan setelah pulang sekolah.

(11)

Susunan mengajar, seperti metode mengajar, ketersediaan waktu, ukuran dan komposisi kelas, masih menjadi tujuan dan ketertarikan sebagai bahan perdebatan. Informasi penelitian tentang faktor-faktor itu yang berpengaruh terhadap pencapaian hasil dan tujuan belajar pendidikan jasmani sekolah sangat terbatas. Informasi tidak mungkin diperoleh dari luar, dan kapan hal itu tersedia, akan sangat tergantung dari penelitian yang dilakukan internal. Oleh karena itu penelitian dalam bidang ini adalah secara jujur dan jelas adalah sangat penting serta harus menjadi suatu keputusan administratif. Penelitian pada metode mengajar memberi sumbangan yang sangat lemah terhadap teori tentang didaktik pada pendidikan jasmani sekolah. Dalam hal ini nampaknya perlu peningkatan sumber-sumber dalam bidang perbaikan pendidikan guru.

D. PROGRAM PENELITIAN PEDAGOGI OLAHRAGA DI ISTITUT ILMU OLAHRAGA JERMAN

Terdapat tiga program penelitian untuk bidang ilmu keolahragaan yang telah mapan di Negara Republik Federal Jerman: Pertama, telah diaktifkan 1969 oleh Panitia pusat untuk penelitian dalam bidang Olahraga; Kedua, telah dimulai 1972 dan di perdalam pada tahun 1976 oleh Federal Institute for Sport Sceince (BISp). Tema penelitian program pendidikan sejak tahun 1976 merupakan bahan kajian dalam KONSEP penelitian Pedagogi Olahraga ini. Aspek ketiga, yang terkait dengan ilmu keolahragaan seperti kedokteran olahraga, psikologi, sosiologi, ilmu pengetahuan pelatihan gerak, dll. tidak menjadi bahasan dalam bagian ini.

Ada batasan-batasan tertentu yang digunakan untuk memilih area penelitian dalam bidang ilmu keolahragaan, yang dikembangkan oleh Federal Institute for

Sport Sceince (BISp); yaitu: arti aspek olahraga yang praktis, penelitian yang secara

potensial tersedia, inovasi karakter, dan kemungkinan-kemungkinan pengembangan dalam bidang ekonomi. Mengingat ilmu keolahragaan merupakan interdisiplin yang mengintegrasikan berbagai ilmu pengetahuan, maka dalam konteks metodologi penelitiannya secara umum menggunakan model yang disebut: “Kiel Model of

Reseach Metodology” (KMRM) (Haag;1994). KMRM merupakan solusi yang

mungkin untuk itu, disamping konsep-konsep medode penelitian ilmu keolahragaan dilihat sebagai aspek utama dasar teoritis ilmu keolahragaan sebagai disiplin ilmiah.

(12)

Sedangkan area program penelitian mempunyai sembilan aspek, yaitu: pelatihan, pengembangan bakat, tes diagnostik untuk olahraga, fasilitas dan peralatan olahraga, gerak, perilaku sosial dalam olahraga, olahraga untuk semua, olahraga untuk orang cacat, dan film ilmu keolahragaan. Olahraga sebagai alat pendidikan berperan untuk berbagai tema tersebut di atas.

Tiap-tiap program penelitian harus menetapkan prioritas. Penetapan prioritas ini selain karena alasan sumber dana keuangan terbatas juga karena adanya kekhususan lembaga penyandang dana yang berfungsi sebagai agen. Di BISp, prioritas diberikan kepada tema mengenai prestasi dan peningkatan pencapaian prestasi olahraga, karena pemerintahan Republik Federal Jerman secara khusus memberi dukungan kepada atlet top yang memiliki level prestasi tinggi. Namun disisi lain pemerintah Republik Federal Jerman secara alamiah bertanggung jawab terhadap sebelas bidang, termasuk dalam bidang Pedagogi Olahraga dengan konsentrasi utama olahraga sekolah. Program di BISp, prioritas topik bidang pendidikan meliputi: permainan dan olahraga bagi anak Pra sekolah, peran guru pendidikan jasmani dan pelatih, kerjasama sekolah dan perkumpulan olahraga, olahraga di dalam tingkatan sekolah menengah yang bagian atas, dan olahraga untuk yang orang cacat.

Dukungan terhadap penelitian diwujudkan melalui permintaan penelitian dan bantuan penelitian. Permintaan dibuat oleh ilmuan olahraga baik secara individual maupun kelompok. Kemudian diseleksi oleh panitia yang khusus untuk mengevaluasi tentang aspek-aspek, yaitu: arti penting usulan penelitian untuk ilmu pengetahuan olahraga, KONSEP metodologi penelitian, kemungkinan untuk dilaksanakan, dan rencana keuangan penelitian. Dana Penelitian diumumkan oleh BISp kepada pengusul. Dengan cara ini akan menjamin adanya keterkaitan antara bidang yang diteliti dengan perkembangan permasalahan olahraga yang nyata.

1. Pendidikan

a. Status dan Perkembangan

Perkembangan dan status penelitian sebagian besar ditandai oleh diskusi dalam pembahasan tahun sebelumnya seperti revisi kurikulum olahraga untuk keperluan pengembangan model atas dasar teori konstruksi untuk masing-masing

(13)

kurikulum. Penelitian yang didasarkan BISp mencakup pencarian bakat olahraga di sekolah. Konsekuensi dari penelitian adalah untuk menghasilkan hubungan antara olahraga sekolah dengan perkumpulan olahraga memiliki arti penting dalam konteks ini.

Konsentrai bidang kajian untuk masa depan dapat dikelompokan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) Teori dan metoda pengajaran olahraga; (2) Teori kurikulum olahraga; dan (3) Teori dan organisasi tentang aspek olahraga spesifik, terutama olahraga kaum muda.

Perluasan program pendidikan jasmani (Pedagogi Olahraga) yang sekarang dibandingkan program tahun 1972 harus mempertimbangkan bidang konsentrasi dalam penelitian yang sejauh ini menetapkan perbaikan lebih lanjut. Ini terutama untuk meningkatkan program kemampuan mengajar dan belajar, pengembangan kemampuan intelektual yang lebih mengarahkan prosedur test harus menjadi fokus perhatian, seperti halnya yang terjadi di lapangan sebagai pondasi bagi kecakapan dasar yang penting bagi murid.

Pendidikan jasmani di sekolah menjadi semakin penting, karena meningkatnya penggunaan waktu luang non aktivitas olahraga di kalangan siswa. Oleh karenanya penelitian bidang pendidikan telah diperluas dalam diskusi teori sosial yang dihubungkan dengan tindakan sosial. Konsekuensinya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah menjadi suatu permasalahan dalam keseluruhan hubungan dengan bidang lain tentang tindakan sosial. Oleh karena itu pendidikan jasmani sekolah harus dilihat sebagai bagian dari pemecahan masalah ini. Pengajaran olahraga di sekolah harus ditafsirkan dan diselidiki tentang hubungannya dengan hasil sosial yang diperluas terutama yang terkait dengan pentingnya aspek olahraga praktis. Diperlukan untuk menyelidiki bidang aktivitas olahraga itu di dalam sekolah dan di luar sekolah atas dasar teori ilmu komunikasi sosial dan tindakan baru untuk menjawab pertanyaan melalui penelitian bidang pendidikan.

Pertanyaan yang terkait dengan kosep Pedagogi Olahraga itu menjadi semakin penting mengingat komentar kritis tentang olahraga semakin mengemuka. Dalam rangka pemikiran ini, pertama-tama model pembinaan olahraga harus dikembangkan untuk mengamankan karier profesional atlet. Perubahan pengajaran olahraga yang cakupannya lebih luas juga memerlukan suatu perubahan structural

(14)

dan peningkatan kualitas pelatihan guru pendidikan jasmani. Ini terutama terkait dengan permasalahan kemampuan tindakan, yang menggambarkan perilaku para guru pendidikan jasmani dan harus dicapai melalui suatu kajian ilmu mendidik olahraga dan ilmu keolahragaan. Oleh karena itu, diperlukan perlu melakukan penelitian di dalam lingkup masalah struktural, yang diarahkan untuk peningkatan kualitas para guru pendidikan jasmani melalui program pelatihan.

b. Bidang Konsentrasi

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka bidang konsentrasi untuk penelitian diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Teori dan metoda pengajaran olahraga:

 Multidimensional metoda evaluasi pengajaran olahraga seperti halnya instrumen evaluasi dan test di dalam penelitian interview.

 Pengembangan metoda untuk konseling tentang bakat untuk menentukan bakat oleh guru pendidikan jasmani.

 Perilaku dan perubahan perilaku guru; kondisi guru pendidikan jasmani yang perlu dilatih, dan konsekuensinya untuk peningkatan pengajaran olahraga  Rencanakan untuk penelitian yang diperluas untuk para guru pendidikan

jasmani.

 Optimalisasi pemakaian media di dalam pengajaran olahraga

 Evaluasi situasi yang mempengaruhi faktor di dalam pengajaran olahraga. 2). Teori Kurikulum Olahraga

 Permainan gerak untuk bayi dan anak-anak sebelum masuk sekolah

 Dasar-dasar pengalaman sebagai kecakapan dasar untuk pengajaran olahraga  Instrumen evaluasi untuk kurikulum terutama untuk sekolah dasar

 Model dan konsepuntuk olahraga menurut kelas 11 sampai 13, terutama bidang konsentrasi " olahraga"

 Interaksi dan analisa komunikasi olahraga di bawah aspek ilmu mendidik olahraga.

(15)

 Penyelidikan perencanaan pelatihan bidang pendidikan di perkumpulan olahraga dan asosiasi olahraga.

 Penelitian konsep perbandingan, isi, dan efektivitas program kebugaran.  Pengembangan konsep model olahraga untuk orang-orang lebih tua

 Model rehabilitasi dan terapi didaktik dalam olahraga untuk orang cacat secara mental dan fisik seperti halnya ukuran karya sosial

 Rencanakan untuk olahraga untuk semua 4) Aspek lain yang terkait dengan bidang:

 Filsafat olahraga  Sejarah olahraga  Olahraga dan politik

E. PENUTUP

Meskipun rumusan lingkup unsur Pedagogi Olahraga beragam pada berbagai negara, karena terkait dengan perbedaan budaya, akar sejarah, dan standar medologi, namun pada tingkat internasional, terdapat persamaan pemahaman yaitu pendidikan jasmani dipahami sebagai sebuah bidang studi (mata pelajaran) di sekolah, dan Pedagogi Olahraga dipandang sebagai subdisiplin ilmu dalam kerangka ilmu keolahragaan. Di negara Federal Jerman, Pedagogi Olahraga ditempatkan dalam kedudukan sentral dalam struktur ilmu keolahragaan. Sehingga dalam rangka perkembangannya telah ditetapkan langkah-langkah, mulai dari tipelogi dari tugas penelitian, dan penetapan prioritas dari penelitian pendidikan jasmani di sekolah yang disusun secara sistemik.

Secara umum Pedagogi Olahraga mencakup dua hal utama, yaitu: (1) tindakan pendidikan praktis dalam bermain dan olahraga, dan karena itu ada landasan teoritis bagi kegiatan olahraga yang mengandung maksud mendidik tersebut; dan (2) praktek yang dimaksud berbeda dengan praktik dan KONSEP lama dalam pendidikan jasmani yang mengutamakan latihan gaya militer dan drill di beberapa negara, khususnya di republik Federal Jerman. Praktik baru itu disertai KONSEP teoretis pendidikan jasmani, kontrol terhadap badan, dan disiplin yang

(16)

menyatu dengan gerak fisik, ability, dan keterampilan di bawah jiwa. Lingkup kajian dan layanan Pedagogi Olahraga tidak terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah, sehingga bukan hanya peduli terhadap anak-anak tetapi juga kepada semua lapisan khalayak sasaran, termasuk kelompok khusus orang cacat atau lainnya yang berpartisipasi untuk meningkatkan fisiologis, mental, atau psikososial. Dalam konteks keterpaduan antarsubdisiplin.

DAFTAR PUSTAKA

Bouchard, Claude., McPherson, Barry D., Taylor, Albert, W., 1992. Physical Activity

Sciences. Human Kinetics Champaign: Illinois.

Haag, Herbert, 1994. Theoretical Foundation of Sport Science as a Scientific Disipline

Contribution to a Philosophy (Meta-Theory) of Sport Science. Verlag Karl

Hofmann Schorndorf: Federal Republic of German.

International Council of Sport Science and Physical Education (ICSSPE), 2000.

Directory of Sport Science. ICSSPE: Berlin.

Referensi

Dokumen terkait

a) Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan yang dipergunakan adalah kuesioner (angket), menurut Sugiyono (2005:135), kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data

Dimensions 0,02 Room width 0,00 B’-value roomwise Room length 1,00 Room surface Floor height Ceiling thickness Typ m m² W/m²K Room height Room volume Gtround. Depth below

Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen Design yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TTW pada

“Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun S pondias pinnata (L.F.) KURZ. terhadap Profil Hematologi Mencit” tepat pada waktunya, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Adalah dengan ini dimaklumkan dan dipersetujui bahawa Polisi ini dilanjutkan untuk melindungi Orang Diinsuranskan ketika menunggang motosikal atau sebagai pembonceng untuk

Penelitian ini melakukan perbandingan kurikulum social studies dua negara di Asia yaitu Korea Selatan dan Brunei Darussalam. Perbandingan ini dimaksudkan untuk melihat

Jika graf memiliki bobot titik atau bobot sisi yang sama, maka graf ini disebut graf dengan pelabelan ajaib.. Jika graf memiliki bobot titik atau bobot sisi yang berbeda maka graf