Current Price Sept, 29 2016 IDR 236 Target Price IDR 360 Upside (Downside) 69.66%
BUY
Stock InformationTicker Code ISSP
GICS Sector Basic Industry Market Cap (IDR billion) 1,710.3
52-Week High (IDR) 284 52-Week Low (IDR) 114 Shares Issued (billion) 7.18
Major Shareholders (%)
PT Cakra Bhakti Para Putra 55.94% Others 2.46% Public 41.60% Total 100.00% Price Performance Source: bloomberg Riska Afriani r.afriani@oso-securities.com PT OSO Securities Cyber 2 Tower,
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Setiabudi
Jakarta 12950 Tel. : 021 2991 5300 Fax : 021 2902 1497
SPINDO Strong Amid Weakening Oil And Gas Business
Lesunya bisnis minyak dan gas (migas) berdampak ke bisnis pipa
baja. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan migas yang
lebih memilih untuk mengerem ekspansi dan menunda pembelian
pipa. Di antara proyek pipa yang mereka incar adalah, pengadaan
pipa PT Pertagas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dan PT Pusri.
Namun lesunya bisnis migas ternyata tidak begitu berdampak
terhadap kinerja SPINDO seiring dengan fokus Spindo yang tidak
hanya di sektor migas, melainkan lebih didominasi pada sektor
konstruksi. Adapun sektor furniture dan automotive juga ikut
berperan dalam diversifikasi bisnis SPINDO.
Infrastructure Development Boost Demand of SPINDO
Peningkatan permintaan baja terimbas dari kerja sama yang
dilakukan pemerintah untuk pembangunan berbagai infrastruktur.
Selain itu imbauan untuk menggunakan baja nasional dalam
program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN)
juga menjadi salah satu katalis positif untuk SPINDO sebagai
emiten yang memproduksi pipa baja.
The Sales Volume Grew Amid Declining ASP
Dalam enam bulan pertama tahun ini, harga jual rata-rata produksi
Spindo turun 16.23%, pendapatan juga terkoreksi 11.65% menjadi
Rp 1.56 triliun. Namun volume penjualan Spindo masih tumbuh
menjadi 182.911 ton. Kami perkirakan pendapatan SPINDO tahun
ini akan mengalami penurunan sebesar 7.6% menjadi Rp 3.31
Triliun seiring dengan penurunan harga jual rata-rata produksi
yang kami perkirakan sebesar 9.54% dibandingkan tahun
sebelumnya, sementara untuk volume penjualan kami perkirakan
meningkat sebesar 27.77%.
Financial Performance
Kami perkirakan saham ISSP masih outperform mengingat
diversifikasi usaha ISSP, serta fokus pemerintah terhadap
infrastruktur yang akan berkontribusi terhadap penjualan ISSP.
Kami menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan asumsi
WACC sebesar 8% (Bloomberg) dan Terminal Growth 3% maka
diperoleh nilai wajar ISSP adalah Rp 360 per saham. Nilai tersebut
mengimpikasikan PER’ 12.07x dan PBV 0.89x.
Figure I : Summary Financial Performance
Financial Summary 2014A 2015A 2016F 2017F 2018F
Revenue 3,367.87 3,583.54 3,312.49 4,530.65 6,345.04 EBITDA 223.23 348.34 444.04 653.79 982.06 Net Income 214.90 159.01 214.07 385.96 656.30 GPM 17% 22% 25% 26% 27% OPM 7% 10% 14% 15% 16% NPM 6% 4% 6% 9% 10% EPS 29.93 22.15 29.82 53.75 91.41 ROE 9.32% 6.23% 7.37% 11.73% 16.63%
World Steel Production Growth
World Steel Association (worldsteel) melaporkan bahwa produksi baja dunia saat ini untuk 66 negara per Juli 2016 meningkat 1.4% menjadi 133.7 juta ton (Mt). Sementara itu produksi baja China untuk Juli 2016 naik 2.6% menjadi 66.8 Mt. Produksi baja Jepang meningkat 0.5% menjadi 8.9 Mt. India meningkat 8.1% menjadi 8.1 Mt dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Produksi baja mentah Korea Selatan juga mengalami peningkatan sebesar 1.5% menjadi 6.0 Mt.
Figure II : Crude Steel Production
Source : Worldsteel
Berbeda dengan kondisi di Asia, mayoritas produksi baja di Uni Eropa mengalami penurunan. Jerman menghasilkan 3,4 Mt baja mentah pada bulan Juli 2016 atau turun sebesar 6,1% dibandingkan Juli 2015. Begitupun produksi baja The United Kingdom turun 27.3% menjadi 0,7 Mt.
Figure III : World Steel Capacity Utilization Ratio
China Steel Production Growth
Perbaikan kondisi ekonomi yang terjadi di China, mampu memengaruhi berbagai aspek, bukan hanya di pasar saham, tetapi juga pertumbuhan industri di China, produksi industri di China pada bulan Agustus mengalami kenaikan menjadi 6.30% dari bulan sebelumnya 6.00% atau lebih tinggi dari eskpektasi pelaku pasar 6.1%. Bukan hanya pertumbuhan baja, pertumbuhan semen juga terlihat dalam perubahan yang positif.
Figure IV : China Steel Production
Source : World Steel Association, National Berau of Statistics
Produksi baja China sejak tahun 2010 hingga Juni 2016 bergerak fluktuasi, namun jika diambil garis lurus, Produksi baja di China terus mengalami peningkatan. Peningkatan produksi baja yang terjadi inline dengan mulai tumbuhnya permintaan baja. Tumbuhnya permintaan baja di China didukung oleh pelonggaran kredit yang dimulai pada semester II tahun 2015. Peningkatan terjadi pada investasi di sektor perumahan sementara untuk sektor infrastruktur tetap stabil pada semester I 2016.
Pada dua bulan pertama tahun ini produksi baja mentah sempat jatuh sebesar 7% (YoY), namun sejak Maret hingga Mei 2016 pertumbuhan produksi baja China sudah mulai terlihat mengalami kenaikan sebesar 1%. Secara keseluruhan, perubahan signifikan memang sudah terlihat sejak bulan Maret. Hal tersebut seiring dengan langkah pemerintah dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, peraturan terhadap kapasitas baja yang sempat menjadi berita utama di China ternyata tidak begitu berpengaruh terhadap produksi baja. Karena kapasitas baja berbeda dengan produksi baja (kapasitas produksi baja tahunan China saat ini berada dikisaran 1.13 Milliar Ton, sementara produksi baja tahunan baru-baru ini sekitar 800 juta ton). Kedepan produksi baja China bisa dengan mudah mendapatkan dukungan yang kuat selama pabrik baja terus mendapatkan keuntungan. Perusahaan baja besar di China untuk kuartal I ini mendapat keuntungan sekitar USS 1.3 miliar yang menandai 700% peningkatan dari tahun ke tahun.
Domestic Steel Pipe Industry
Industri pipa baja tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Pipa baja banyak digunkan untuk berbagai industri srategis infrastruktur (distribusi minyak dan gas bumi), konstruksi, transportasi. Beberapa peran pemerintah seperti pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) mampu meningkatkan potensi bagi pertumbuhan industri baja dalam negeri. Perekonomian di Indonesia yang makin baik dan berkembang dinilai sangat membutuhkan baja untuk mendukung pem bangunan baik sektor otomotif, infrastruktur, konstruksi, pabrik, hingga alat-alat rumah tangga.
Pembangunan nasional diperkirakan memberi pengaruh pada konsumsi baja mencapai 15 juta ton untuk membangun sejumlah infrastruktur seperti jalan tol, jembatan dan konstruksi bangunan bertingkat. Selain itu, tata niaga impor dan ksatbilan harga baja di dalam negeri juga harus dijaga. Semakin stabil harga baja, investor semakin tertarik berinvestasi di Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing kita dengan negara kawasan ASEAN.
Kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan di seluruh kawasan menodorong ISSP untuk membangun sarana distribusi gudang stok. Adanya gedung distribusi akan memudahkan konsumen atau kontraktor daerah untuk penyediaan pipa baja secara cepat. ISSP dengan cermat melihat potensi daerah-daerah yang memiliki permintaan cukup tinggi. Sepanjang 2015, pembangunan gedung distribusi telah dilaksanakan di daerah Semanan (Jakarta Barat), Kompleks Pergudangan Bizpark (Bandung) dan Samarinda. Pembangunan gedung distribusi merupakan bagian dari stratregi ISSP untuk penetrasi ke daerah-daeah di Indonesia.
Tingginya populasi masyarakat Indonesia yang lebih dari 250 juta dan dengan demografis yang menarik disertai pendapatan sektor menengah yang terus meningkat.
Selain itu, Industri yang sudah membaik juga akan berdampak positif terhadap demang akan industry baja. Proses produksi mobil, sepeda motor dan alat angkutan lain berekspansi 8.39% pada kuartal II 2016, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 3.36%. Pertumbuhan Industri Kendaraan bermotor ini didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di akhir kuartal sebelumnya yang didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah. Sepanjang kuartal II 2016, nilai tukar rupiah lebih stabul. Produk domestik bruto industri non migas tumbuh 4.61% pada kuartal II 2016, lebih baik dibandingkan pertumbuhan 4.47% kuartal I 2016. Untuk sektor otomotif misalnya, di Indonesia setidaknya memproduksi satu juta unit mobil berbagai merek dan itu semua membutuhkan baja sebagai salah satu materialnya Oleh sebab itu, ISSP diperkirakan akan mencoba meningkatkan kapasitas produksi dengan pembangunan unit-unit prodiksi. Selain itu, investasi pada teknologi dan mesin-mesin baru akan mempercepat proses pemenuhan spesifikasi yang terus beragam.
The Challenges of Steel Industry
Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Industri baja Indonesia akan bersaing dengan industri baja Thailand, Vietnam dan Malaysia, sehingga diperlukan upaya keras untuk memacu kinerja industri baja nasional untuk menjadi kuat dan mandiri.
Pesaing utama adalah Thailand yang merupakan pasar baja terbesar di ASEAN dengan konsumsi mencapai 17.3 juta ton pada 2013. Kedua, Vietnam dimana pertumbuhan pasar baja negeri tersebut berhasil tumbuh diatas 20% dari rata-rata. Konsumsi baja vietnam mencapai 14.5 juta ton pertahun. Ketiga, Malaysia, pasar baja di negeri jiran itu mencapai 10.2 juta ton atau nomor empat terbesar di ASEAN setelah Indonesia.
Company Strategy
Keunggulan diversifikasi produksi pipa baja memberi ruang bagi manajemen untuk beralih dari sektor industri yang satu ke yang lain. Dampak global penurunan industri minyak dan gas yang berimabas pada berkurangnya permintaan produk pipa baja minyak dan gas dapat diatasi dengan mengalihkan pada sektor konstruksi dan infrastruktur dan consumer good yang sedang dibutuhkan pasar. Strategi tersebut terbukti menjaga tingkat kas, mempekuat struktur modal dan menjaga arus kas bebas dan tetap kuat sehingga memungkinkan perusahaan mempertahankan keunggulan operasional.
Beberapa langkah-langkah yang dilaksanakan ISSP sejak tahun 2013 yaitu dengan mengganti unit-unit mesin lama dengan mesin serta penerapan tata ruang unit-unit mesin yang terstrukur untuk seluruh unit produksi secara bertahap. Upaya ini akan meningkatkan kapasitas, efisiensi beban dan biaya produksi sekaligus meningkatkan mutu produksi.
ISSP berfokus pada pertumbuhan pasar domestik Indonesia dibanding pasar ekspor. Program P3DN yang dicanangkan pemerintah berdampak positif bagi pertumbuhan industri baja tanah air. Kewajiban memaksimalkan penggunaan baja komponen lokal untuk pembangunan gedung dan jembatan nasional yang dibiayai oleh APBN atau APBD membantu peningkatan permintaan pipa baja ISSP.
Company Profile
PT Steel Pipe Industry of Indonesia, Tbk (PT SPINDO Tbk) didirikan pada tahun 1971, produsen pipa baja dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia dan berpengalaman dalam memproduksi berbagai macam pipa baja/tabung dan berbagai produk terkait lainnya. Produk portofolio ISSP terdiri dari berbagai macam produk dan produk standar karbon dan pipa stainless stell. Produk ISSP digunakan oleh berbagai macam industri : konstruksi, infrastruktur, utilitas, minyak dan gas, furnitur dan industri otomotif. Selain itu, ISSP juga menawarakan jasa yang terkait dengan pipa baja, mulai dari pelapisan, pemotongan gulungan baja menjadai gulungan lebar kecil (slittin) sampai melakukan pengujian kontrol kualitas yang terdapat pada laboratorium kami.
Figure V: ISSP Shareholders Structure
Figure VI : The Majority shareholders
Source : Company
Komposisi pemegang saham ISSP mayoritas dimiliki oleh PT Cakra Bakti Para Putra sebesar 55.94%, public 41.46% dan lainnya sebesar 2.61%. Adapun dalam PT Cakra Bakt Putra , kepemilikannya antara lain Ibnu Sutanto (42.51%), Soediarto Soerjoprahono (14.99%), Wardana Hudianto (12.22%), Tikman Utomo (7.04%), Gong Handiman Utomo (5.54%), Hardiman Utomo (5.54%), Gunawan Hudianto (3.55%), Tedja Sumkana (3.55%), Hermanu Hudianto (3.55%) dan Hary Santoso (1.51%)
ISSP memasarkan pipa baja dengan merek: SPINDO . Produk ISSP telah memperoleh berbagai standar sertifikasi domestik dan internasional. Jaminan mutu produk selalu dilakukan perusahaan melalui penerapan suatu program sistem evaluasi mutu yang ketat dan selaras dengan telah diterimanya sertifikat Internasional ISO 9002 dan API 5L. Sesuai dengan persyaratan mutu internasional PT SPINDO, Tbk. memenuhi standar ASTM, BS, JIS, ISO, API, AS dan SNI. Basis pelanggan ISSP meliputi perusahaan domestik Indonesia dan perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia seperti Total, Chevron, Honda dan Yamaha, serta perusahaan internasional seperti J Steel Australasia Pty, Ltd.
Penyediaan bahan baku ISSP melalui mitra kerja yang telah terbina, yaitu Krakatau Steel (Indonesia) sebanyak 20%, JFE (Jepang) 19%, POSCO (Korea Selatan) 19% dan WISCO (Tiongkok) 20 dan sisanya GRP 6%, ESSAR 3%, HOA SEN 3% dan NAMKIM 3%.
Figure VIII : SPINDO Is Exposed To Strong Demand Growth In All Key
And Market
Figure XI : Company Product
Ada dua macam merek pipa yang dipasarkan oleh ISSP : “Spindo” merek untuk pipa baja karbon dan “Tetsura” merek untuk pipa stainless steel. Pelanggan ISSP meiliputi perusahaan domestik maupun perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia seperti Total, Chevron, Honda dan Yamaha, serta perusahaan internasional seperti J Steel Australasia Pty, Ltd.
Types Of Pipe
ERW : Produk berupa pipa hitam, air, mekanik, furnitur, API, tiang. Penggunaan produk ini untuk konstruksi, pipanisasi air, minyak dan gas, otomotif.
SAW : produk akhir berupa pipa air, pipa spiral (API &non API). Penggunaan untuk pembangkit listrik, infrastruktur, transmisi pipa air, distrisbusi minyak dan gas
TIG : produk akhir berupa pipa industri, kimia, ornament, furniture dan pipa mekanik. Penggunaan produk ini untuk furniture, industri dan otomotif.
Factory Location
Untuk melayani permintaan domestik, lokasi produksi ISSP berada di beberapa lokasi strategis, yaitu ; Karawang, Bandung, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan dan Samarinda.
Figure XI : Company Factory Location
Kapasitas produksi ISSP selalu bertambah setiap tahunnya, untuk menyesuaikan dengan pertambahan permintaan. Pada tahun 2012 produksi pipa baja ISSP hanya sebesar 26.500 ton, meningkat menjadi 34.450 ton pada tahun 2013 hingga mencapai 49.050 ton pada tahun 2015. Adapun pada tahun 2017-2019 ISSP menargetkan peningkatan kapasitas produksi menjadi 89.050 tonpipa baja yang disumbang oleh unit baru di Gresik.
Capacity Expansion for The Year 2015-2019
SSAW TIG Unit 1,2,3 Unit 5 Unit 6 Next Unit Unit 4 Unit 2 Rungkut & Wargunung Karawang Sidoarjo Gresik Pasuruan Rungkut 2012 26,500 13,000 3,200 10,000 300 2013 34,450 17,950 3,200 13,000 300 2014 42,150 4,700 3,000 2015 49,050 4,900 2,000 2017-2019 89,050 40,000 Total 17,950 12,800 5,000 40,000 13,000 300 HRW Period Total
Business Risk
ISSP menghadapi beberapa risiko dalam usaha mulai dari risiko yang
berkaitan dengan bisnis ISSP, perkonomian Indonesia hingga risiko
investasi pada saham ISSP.
Untuk risiko bisnis ISSP sendiri antara lain, risiko ketergantungan
terhadap pihak ketiga dalam hal penyediaan bahan baku, penjualan
produk dan pengiriman produk. Risiko ekonomi, politik dan tren
ekonomi yang mempengaruhi kinerja ISSP. Risiko perubahan pasokan
atau harga baja yang dapat berdampak buruk terhadap operasional
dan keuntungan perusahaan. Risiko nilai tukar yang akan berdampak
buruk pada kondisi keuangan dan operasional perusahaan. Risiko
terkait pembangunan atau ekspansi pabrik di masa depan.
Untuk risiko yang berkaitan dengan kondisi di Indonesia seperti; risiko
terorisme dan peristiwa negatif di Asia Tenggara yang mengakibatkan
gejolak ekonomi dan sosial. Risiko gempa dan bencana alam lainnya.
Risiko ketenagakerjaan dan perburuhan. Risiko ekonomi dan global.
Risiko peringkat di Indonesia dan perusahaan di Indonesia.
Risiko yang berkaitan dengan investasi pada saham ISSP diantaranya,
risiko tidak likuid saham ISSP, flutuasi harga saham , kemampuan ISSP
untuk membayar dividen di masa yang akan datang.
Kami perkirakan di tahun 2016, pertumbuhan pendapatan SPINDO
akan meningkat seiring dengan pulihnya sektor properti seiring dengan
mulai masuknya dana reapatriasi. Hal tersebut dikarenakan
pembangunan properti saat ini lebih mengandalkan penggunaan besi
baja ketimbang kayu karena dinilai lebih awet dengan harga yang lebih
murah. Segmen konstruksi dan infrastruktur menyumbang 60%
terhadap volume penjualan ISSP. Adapun sisanya disumbang segmen
otomotif dan furnitur atau perabotan.
Recommendation & Valuation
Metode valuasi yang digunakan untuk mendapatkan fair value saham ISSP adalah menggunakan Discounted Cash Flow (DCF) dengan WACC sebesar 8.3% (Bloomberg) dan terminal growth 3%. Target price yang didapatkan untuk ISSP yaitu Rp 360. Kami merekomendasikan Buy untuk ISSP, seiring dengan fokus pemerintah saat ini terhadap pembangunan infrastruktur dalam negeri. Oleh karena itu, kami perkirakan permintaan terhadap pipa baja akan terus mengalami peningkatan. Selain itu kebijakan untuk peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) akan mendorong masyakat menggunakan produk dalam negeri dibandingkan impor.
WACC
8.0% Bloomberg
Terminal Growth
3%
Free Cash Flow to the Firm (FCFF) - Two Stages
(Rp bn)
2016F
2017F
2018F
2019F
EBIT
452
662
990
1,505
Tax
(71)
(129)
(219)
(361)
After Tax Cash Flow
380
533
771
1,145
Depreciation & amortization
4
3
3
4
Minority interest
(0)
(0)
(0)
(0)
Change in working capital
5
(697)
(801)
(617)
Net capital expenditure
(191)
(189)
(183)
(198)
Free cash flows for the firm
198
(350)
(209)
333
Year
1
2
3
4
Discount factor
0.93
0.86
0.79
0.74
PV of free cash flows
183
(300)
(166)
245
Value of the firm in high growth
(38.4)
Stage 1
Value of FCF in terminal growth
5,047.6
Stage 2
Value of firm
5,009.2
Net cash/(debt)
(2,134.4)
Value of equity
2,874.8
# of shares (Bn)
7.2
Value of equity/share (Rp)
400.39
Margin of Safety
10%
Target price (Rp)
360.35
Current price (Rp)
236
Upside (Downside) potential
69.66%
Financial Performance
Income Statement IDR bn 2014 2015 2016F 2017F 2018F Sales 3,368 3,584 3,312 4,531 6,345 COGS (2,804) (2,811) (2,484) (3,353) (4,632) Gross Profit 564 773 828 1,178 1,713 Operating Expense (336) (417) (376) (516) (723) EBIT 229 356 452 662 990 EBITDA 223 348 444 654 982 Interest Income - - - - -Interest Expense (239) (239) (247) (254)Forex Gain (Loss) - - - - -Other Inc (Exp) 192 78 73 100 140
Profit Before Tax 262 195 285 515 875
Tax Expense (47) (36) (71) (129) (219)
Minority Interest (0) (0) (0) (0) (0)
Loss Before Acquisition - - - - -Net Income 215 159 214 386 656
Balance Sheet
IDR bn
2014
2015
2016F
2017F
2018F
Cash
198
25
994
472
79
Receivables
792
664
635
869
1,217
Inventory
2,375
2,062
1,974
2,710
3,490
Other Current Asset
215
243
325
445
623
Total Current Aseet
3,580
2,993
3,928
4,496
5,409
Fixed Asset - Net
1,561
1,873
2,061
2,246
2,426
Other non-Current Asset
302
582
625
674
727
Total non-Current Aseet
1,863
2,455
2,686
2,920
3,153
Total Asset
5,443
5,448
6,614
7,415
8,561
Account Payable
821
358
246
518
845
Short term Loan
1,756
1,935
2,848
2,945
3,047
Other Current Liab.
58
35
40
61
93
Total Current Liab.
2,636
2,328
3,134
3,524
3,985
Long Term Loan
258
293
280
280
280
Other non Current Liab.
244
273
296
322
350
Total Non Current Liab
502
567
576
602
630
Minority Interest
0
0
0
0
0
Equity
2,305
2,553
2,904
3,290
3,946
CashFlow
2015 2016F 2017F 2018F
Net Income 159 214 386 656
Dep. & Amort. 9 4 3 3
Change In Working Cap. (23) 5 (697) (801)
Others (50) (77) (99) (146)
Total CFO 94 145 (407) (287)
- - -
-Investment Cash Flow - - -
-Capex (321) (191) (189) (183)
Chg. In Goodwill (29) - -
-Chg. In Other Asset (250) (44) (48) (53)
Minority Interest (0) - -
-Loss Before Acquisition - - -
-Total CFI (600) (235) (237) (236)
Free Cash Flow (506) (90) (644) (523)
Financing Cash Flow - - -
-Change in Capital - 136 -
-Dividend Paid - - -
-Other Equity Components 90 - -
-Adjustments - - -
-Net Change In Debt 214 900 97 102
Chg in Other Liabilities 29 23 26 28
Total CFF 333 1,059 122 130
Net Cash Flow (173) 970 (522) (393)
Cash Beginning 198 25 994 472 Cash Ending 25 994 472 79
Ratios
2014
2015
2016F
2017F
2018F
ROE (%)
9.3%
6.2%
7.4%
11.7%
16.6%
ROA (%)
3.9%
2.9%
3.2%
5.2%
7.7%
Margins
Gross Profit (%)
16.8%
21.6%
25.0%
26.0%
27.0%
EBIT (%)
6.8%
9.9%
13.6%
14.6%
15.6%
EBITDA (%)
6.6%
9.7%
13.4%
14.4%
15.5%
Net Profit (%)
6.4%
4.4%
6.5%
8.5%
10.3%
Financial Structure
Current Ratio
1.4
1.3
1.3
1.3
1.4
Quick Ratio
0.5
0.4
0.6
0.5
0.5
Net Gearing
11%
11%
10%
9%
7%
Solvency
1.5
1.9
2.7
3.9
Debt/EBITDA
8.8
6.3
7.0
4.9
3.4
DISCLAIMER
This report has been prepared by PT OSO Securities on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstance.is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions and expectations contained herein are entirely those of PT. OSO Securities. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT. OSO Securities, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action , suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT. OSO Securities, its affiliated companiesor their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or mis-statements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. The information contained in this report is not be taken as any recommendation made by PT. OSO Securities or any other person to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regards tothe specific person who may receive this report. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
RESEARCH TEAM
Supriyadi Head of Research +62 21 2991 5300
(supriyadi@oso-securities.com)
Rifqiyati Research Analyst +62 21 2991 5300
(Rifqiyati@oso-securities.com)
Riska Afriani Research Analyst +62 21 2991 5300
(r.afriani@oso-securities.com)
HEAD OFFICE
Cyber 2 Tower, 22nd Floor Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 No. 13
JakartaSelatan 12950 Tel: +62-21-299-15-300 Fax : +62-21-290-21-497 BRANCHES Semarang Jl. Dr. Cipto No. 96 C - D Semarang, Jawa Tengah Tel: 024 - 3575511
Akastiebi
STIE Bisnis Indonesia
Kampus Kebayoran AKA Building Jl. Bangka Raya No.2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Tel: +62-21 717 945 52 (General) Fax: +62 –21 717 944 65
Bandung
Grand Royal Panghegar lnt 2,10-11 JL. Merdeka No 2
Bandung, Jawa Barat
Tel: +62-22 424 0269 (General) Fax +62-22 424 0279
Bali
Shopping Archade A-4 JL. PantaiKuta The Stones Hotel Bali, Indonesia
Tel: 0361-754020, 0361-757037 Fax : 0361–754779
Medan
Mandiri Building Fl. VII Jl. Imam Bonjol No. 16 D Medan, Sumatera Utara
Yogyakarta
GaleriInvestasi UIN SunanKalijaga Jl. MarsdaAdisucipto
Yogyakarta 55281
Tel: +62-274 55 31 63 Fax: +62-274 55 31 63
Solo
Solo Centre Point
Jl. SlametRiyadi 373, Ruko A7B, Purwosari, Solo JawaTengah
Tel: +62-271 717 909 Fax: +62-271 710 689
Surabaya
Jl. Dr. Sutomo No. 97C Fl. 5th,Surabaya JawaTimur
Tel: +62-31 563 0234 (Hunting) Fax: +62-31 5630 26
Jember
Jember Business Centre (JBC) Jl. Trunojoyo No. 26 Blok A-8, Jember JawaTimur
Tel: +62-331 421050 (Hunting) Fax: +62-331 420320
Makasar
Jl. Pengayoman no.118 (sampingcarefour) Makassar, Sulawesi Selatan
Tel: 0411 - 439 050 Fax. 0411 - 431 373 Tel: +62-614539955 Fax: +62-614529427
Malang
Ruko Borobudur Bisnis Center Jl. Terusan Borobudur Kav. 5 Malang, JawaTimur Tel: 0341 - 407771