Rancang Bangun Aplikasi Digital Watermarking untuk Pengamanan
Citra Digital Pada Google Drive Cloud Berbasis Android
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Adri Driyo Utomo (672011233) Adi Nugroho, S.T., MMSI. Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., MT.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2016
1
Rancang Bangun Aplikasi Digital Watermarking untuk
Pengamanan Citra Digital pada Google Drive Cloud
Berbasis Android
1) Adri Driyo Utomo, 2) Adi Nugroho 3) Ariya Dwika Cahyono
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711. Indonesia
Email : 1) 672011233@student.uksw.edu, 2)adi.nugroho@staff.uksw.edu, 3)ariyadc@staff.uksw.edu
Abstract
Digital image is one of several types of information that can be found on the internet. The ease of exchanging information at this time can not be separated from issues of copyright and originality of data, which can be detrimental to one party which in this case is the owner of the image itself. Therefore, an application is needed to give an identity to the digital images using a digital watermarking technique. This application is built on the Android platform using the library project MobiStego for watermarking process and Google Drive as a digital image storage. The research resulted in digital watermarking application, by adding features to upload digital images in Google Drive so that the existing image on the internet have its own identity.
Key Words : Digital Watermarking, MobiStego, Android, Google Drive
Abstrak
Citra digital merupakan salah satu dari beberapa jenis informasi yang dapat ditemukan pada internet. Kemudahan dalam bertukar informasi pada saat ini tentu saja tidak lepas dari permasalahan hak cipta dan originalitas data, yang dapat merugikan salah satu pihak dimana dalam hal ini dari pihak pemilik citra digital itu sendiri. Untuk itu, diperlukan adanya sebuah aplikasi yang dapat memberikan sebuah identitas pada citra digital dengan menggunakan teknik digital watermarking. Aplikasi ini dibuat pada platform Android dengan menggunakan
library project MobiStego untuk proses watermarking dan Google Drive sebagai tempat
penyimpanan citra digital. Penelitian ini menghasilkan aplikasi digital watermarking, dengan menambahkan fitur upload untuk menyimpan citra digital pada Google Drive sehingga citra digital yang ada pada internet memiliki identitas masing-masing.
Kata kunci : Digital Watermarking, MobiStego, Android, Google Drive
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Infotmatika, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Media internet seringkali digunakan oleh pengguna internet untuk saling bertukar informasi, salah satu bentuk data yang sering ditemukan adalah citra digital. Pertukaran data yang semakin mudah ini tidak terlepas dari sebuah permasalahan yang kerap kali berhubungan dengan keamanan dan originalitas data [1]. Dengan teknologi yang ada, citra digital yang sudah tersebar melalui jaringan internet ini bisa dengan mudah disalin sehingga cukup sulit membedakan citra digital asli dengan salinannya.
Citra digital yang ada pada internet tidak dapat diketahui keaslian dan bukti kepemilikannya karena bisa saja citra digital tersebut sudah dimodifikasi sehingga keasliannya tidak terjaga lagi. Untuk menangani permasalahan semacam ini, diperlukan adanya sebuah metode yang digunakan untuk melindungi informasi dari sebuah data, salah satu contohnya adalah teknik digital watermarking. Teknik ini pada intinya menyembunyikan suatu informasi dalam suatu media yang biasanya digunakan sebagai identitas untuk memberikan bukti kepemilikan terhadap sebuah data.
Untuk itu, diperlukan adanya aplikasi yang dapat memberikan identitas terhadap citra digital sebagai bukti kepemilikan data, dimana aplikasi ini berjalan di atas platform Android. Adanya smartphone berbasis Android yang sudah terintegrasi dengan akun Google ini dapat memudahkan pengguna untuk melakukan proses watermarking dengan menggunakan library project MobiStego yang mengimplementasikan algoritma LSB (Least Significant Bit) ke dalam aplikasi, dimana hasil dari proses tersebut dapat langsung diunggah ke dalam
Google Drive Cloud dengan menggunakan akun Google yang sudah terpasang
pada perangkat.
2. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul Aplikasi Watermarking Citra Digital Pada
Mobile Device Menggunakan J2ME telah membahas tentang pembuatan aplikasi
yang memanfaatkan algoritma LSB sebagai alat untuk melakukan proses watermarking pada perangkat mobile J2ME dimana aplikasi ini nantinya digunakan sebagai tool untuk melindungi hak cipta dari setiap foto yang dihasilkan dari perangkat mobile itu sendiri [2].
Penelitian lain yang berjudul Digital Watermarking untuk Melindungi Informasi Multimedia membahas tentang bagaimana digital watermarking digunakan sebagai salah satu metode untuk melindungi keaslian informasi dari sebuah dokumen multimedia. Berbagai teknik yang kerap digunakan dalam sebuah proses watermarking juga tidak lepas dari adanya keterbatasan dan gangguan yang ada, seperti terbatasnya jumlah data yang akan disisipkan ke dalam sebuah dokumen, ataupun seperti proses modifikasi gambar hasil watermarking yang dapat mempengaruhi utuh tidaknya informasi yang terkandung dalam sebuah dokumen multimedia [3].
Menurut penelitian yang sudah dilakukan dengan judul “Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar” menyimpulkan bahwa pada proses
3
embedding dan ekstraksi lebih cepat terjadi pada metode LSB karena langsung
menyisipkan pesan pada gambar sedangkan metode Spread Spectrum harus melalui operasi XOR pada pesan dan kunci terlebih dahulu sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyisipan bertambah lama [4].
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang bagaimana sebuah proses digital watermarking itu diimplementasikan sebagai media untuk perlindungan hak cipta dalam sebuah dokumen, maka akan dilakukan penelitian yang memanfaatkan algoritma LSB untuk proses watermarking citra digital. Proses watermarking yang dilakukan untuk melakukan pengamanan pada citra digital, dimana pengamanan yang dimaksudkan adalah memberikan sebuah identitas sebagai hak cipta ketika citra digital dipublikasikan ke internet. Jika pada penelitian sebelumnya aplikasi yang dibuat berjalan pada platform J2ME dan menggunakan LSB, disini aplikasi akan dibuat pada platform Android, dan menggunakan Google Drive Cloud sebagai tempat penyimpanan data di internet dalam bentuk sebuah aplikasi yang berjalan di platform Android. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan Android Studio dan library MobiStego dengan menggunakan bahasa Java.
Digital Watermarking merupakan suatu teknik dalam melindungi suatu
karya digital dimana sebuah data akan disisipkan suatu pesan tersembunyi yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Untuk melihat nilai dari sebuah watermark sendiri diperlukan serangkaian proses komputasi terlebih dahulu sehingga ketika data ditampilkan tidak akan terlihat mencurigakan. Berdasarkan pandangan manusia, digital watermarking dibagi menjadi dua, yaitu : 1). Visible
watermarking, dimana pesan yang akan disisipkan akan terlihat pada data
penampung. 2). Invisible watermarking, dimana pesan yang akan disisipkan tidak akan terlihat secara kasat mata.
Menurut Dr. Vipula Singh [5], digital watermarking dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan penggunaannya, diantaranya:
1. Copyright Protection, Pengguna dapat menambahkan visible
watermark pada data multimedia seperti teks, audio, citra, ataupun
video untuk mencegah data agar digunakan kembali oleh pihak-pihak yang biasanya mencari keuntungan dengan mengambil alih hak kepemilikan data yang terdapat di internet
2. Content Authentication (Integrity Protection), Tujuan dari bagian ini adalah untuk mendeteksi modifikasi data. Hal ini dapat membantu dalam menemukan bagian-bagian yang rusak dan memperkirakan seberapa banyak dan bagaimana data diubah
3. Broadcast Monitoring, Watermark dapat ditanamkan ke dalam sebuah iklan komersial. Sistem pemantauan otomatis dapat memverifikasi apakah iklan yang sedang disiarkan adalah iklan yang ada dalam sebuah kontrak atau tidak. Penggunaan utama dari broadcast
monitoring ini sendiri adalah untuk melindungi produk-produk televisi
yang berharga seperti berita, dari transmisi ilegal
4. Indexing, Komentar ataupun informasi kunci yang terkait dengan data dimasukkan sebagai watermark. Informasi watermark ini digunakan oleh mesin pencari untuk mendapatkan kembali data yang dibutuhkan secara cepat dan tanpa ambiguitas
4
5. Medical Applications, Data pasien dimasukkan ke dalam citra medis sebagai watermark. Proses ini dapat membantu untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang dirasa cukup ambigu ketika melakukan proses pencarian di dalam data medis
Menurut Mustafa, dkk [6], metode Least Significant Bit atau yang biasa disingkat dengan LSB merupakan sebuah metode yang paling sederhana karena hanya memperhitungkan bit terakhir pada data. LSB adalah salah satu dari teknik digital watermarking yang berdasarkan domain spasial karena memanipulasi secara langsung pixel-pixel pada citra digital [7]. Metode ini juga dianggap rentan terhadap sebuah serangan sehingga penelitian yang dilakukan tidak melibatkan pengujian serangan terhadap citra digital karena data watermark yang terekstrak tidak akan sama seperti data watermark sebelum citra digital diserang.
MobiStego merupakan library project yang memungkinkan user untuk
mengimplementasikan algoritma LSB ke dalam project Android. Algoritma
MobiStego menganalisa setiap pixel yang terdapat pada citra digital, dimana setiap
pixel yang diperiksa memiliki tiga channel RGB (Red Green Blue). Setiap channel
red, green atau blue memiliki 8 bit dengan batasan nilai 0-255, sehingga total
pada setiap pixel 24 bit. Teks yang akan disembunyikan dalam citra digital, dirubah menjadi rangkaian biner, kemudian diambil setiap 2 bit dari rangkaian bit tersebut untuk menggantikan 2 bit terakhir dari masing-masing channel di tiap-tiap pixel-nya. Algoritma akan berhenti ketika rangkaian bit teks sudah menggantikan bit-bit pada gambar
Gambar 1 Cara Kerja MobiStego
Google Drive Cloud merupakan salah satu cloud storage yang saat ini
tersedia gratis ataupun berbayar yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang disediakan oleh Google [8]. Adanya media penyimpanan ini dapat membantu dalam melakukan sinkronisasi data antar perangkat, seperti PC dengan
smartphone sehingga pengguna cukup mengakses data yang sama dengan
menggunakan koneksi internet. Meskipun terdapat beberapa produk sejenis lainnya seperti OneDrive ataupun DropBox, Google Drive Cloud dipilih karena secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari Android dimana pengguna cukup menggunakan akun Google saja dan produk ini akan bisa langsung digunakan.
5
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dibagi menjadi 5 tahapan penelitian, yaitu: 1) Analisis Kebutuhan. 2) Perancangan Sistem. 3)
Prototyping. 4) Implementasi Prototype. 5) Evaluasi.
Gambar 2 Tahapan Penelitian
Adapun penjelasan dari tahap penelitian, yaitu 1) Tahap pertama : Analisis Kebutuhan. Pada tahap ini, dilakukan tahapan identifikasi masalah dan kebutuhan untuk penelitian, dimana dilakukan identifikasi library yang menggunakan algoritma LSB dan komponen-komponen apa saja yang nantinya akan dibutuhkan dalam aplikasi. 2) Tahap kedua : Perancangan Sistem. Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem yang meliputi perancangan Use Case Diagram, Activity
Diagram, kebutuhan software dan device yang akan digunakan dalam tahapan
selanjutnya. Software yang digunakan adalah IDE (Integrated Development
Environtment) Android Studio v1.5.0 dan Java SE Development Kit , sedangkan device Xiaomi Redmi 2 sebagai alat untuk melakukan uji coba aplikasi. 3) Tahap
ketiga: Prototyping. Pada tahap ini dimulai proses pembuatan aplikasi dimana segala kebutuhan dan desain sistem sudah dibuat pada tahap sebelumnya dengan melakukan proses pembuatan layout pada device dan dilanjutkan penulisan kode program yang mengimplementasikan MobiStego pada Google Drive. Pada tahap ini juga menentukan jenis format citra digital yang dapat diberi watermark, yaitu
JPEG dan PNG, dengan output citra digital dengan format PNG. 4) Tahap
keempat : Implementasi. Pada tahap ini dilakukan proses implementasi dan pengujian aplikasi untuk melihat apakah aplikasi sudah dapat diterapkan dengan baik. 5) Tahap kelima: Evaluasi. Pada tahap ini, dilakukan proses evaluasi dengan menarik kesimpulan dari hasil pengujian berdasarkan hasil kuisioner.
Arsistektur sistem yang dibuat terlihat pada Gambar 3. Analisis Kebutuhan
Perancangan Sistem
Prototyping / Perancangan Aplikasi
Implementasi Prototype
6
Gambar 3. Arsitektur Sistem
Pada arsitektur di atas, terdapat satu perangkat android, dimana perangkat
Android ini diharuskan untuk terhubung pada koneksi internet untuk bisa
mengakses Google Drive. Untuk bisa mengakses Google Drive, data yang dikirimkan dari perangkat Android akan dicek terlebih dahulu oleh Google Play
Service yang juga membutuhkan koneksi internet agar nantinya data dari Google Drive dan perangkat Android bisa saling terhubung berdasarkan pemilik akun.
Dalam pembuatan aplikasi pada penelitian ini menggunakan metode perancangan Prototype. Metode Prototype digunakan karena diperlukannya interaksi antara developer dan pengguna agar tidak terjadi kesalahpahaman selama pembuatan aplikasi.Proses ini menggunakan implementasi proses pengulangan di dalam tahapan-tahapan pelaksanaanya sehingga pengguna dapat menerima dengan baik pesanan aplikasi yang dibuat oleh developer [9]. Berikut adalah tahapan yang dilakukan pada metode Prototype.
Gambar 4. Gambar Tahapan Perancangan Aplikasi.
Berikut adalah penjelasan dari tahapan-tahapan yang ada pada metode
Prototype: 1) Mendengarkan User : mengumpulkan informasi secara lengkap dari user, dimulai dari layout dan alur logika sehingga aplikasi nantinya dapat dibuat
berdasarkan kebutuhan user dan menerima saran ketika user menginginkan adanya perubahan. 2) Membangun/Memperbaiki Prototipe : memulai proses implementasi MobiStego dan mengintegrasikan aplikasi dengan akun Google sehingga aplikasi dapat mengakses Google Drive Cloud. 3) User Menguji Coba
Google Drive Google Play Service Perangkat Android Internet
7
Prototipe: Setelah tahap pembuatan aplikasi selesai, user akan langsung menguji apakah aplikasi yang dibuat dapat menghasilkan citra digital yang dapat di-decode setelah citra digital di-upload.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, kemudian disusun model proses untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem berupa Use Case
Diagram, Activity Diagram, dan Deployment Diagram.
Login Google
Input Watermark
Upload Gambar <<include>>
Lihat Google Drive <<include>>
Hapus Gambar
User
mengekstrak teks dari gambar
Gambar 5. Use Case Diagram
Gambar 5 menjelaskan bahwa user memiliki 5 use case utama yaitu upload gambar, lihat gambar, hapus gambar, Google Drive dan ekstraksi teks dari gambar. Untuk melihat Google Drive dan upload gambar, user diharuskan untuk
login terlebih dahulu dengan menggunakan akun Google.
mulai membuka galeri memilih gambar memulai proses watermark selesai menampilkan halaman utama membuka koleksi galeri menampilkan keterangan gambar proses watermark gagal sukses Program User
Gambar 6. Activity Diagram Input Watermark
Activity Diagram pada Gambar 6 menjelaskan bahwa proses program dimulai
ketika user membuka aplikasi. Aplikasi kemudian menampilkan halaman utama, dimana halaman utama ini user dapat membuka galeri. Kemudian program akan merespon perintah user dengan membuka koleksi galeri. Ketika user selesai memilih gambar, program akan menampilkan halaman yang berisi keterangan gambar berupa
path gambar dan ID yang secara otomatis dibuat oleh program. Setelah mengetahui
keterangan gambar, user dapat langsung memulai proses watermark. Jika proses
8 tidak mulai memilih gambar selesai Menampilkan menu utama upload gambar upload menampilkan hasil gambar sudah login belum login Program User
Gambar 7. Activity Diagram Upload Gambar
Gambar 7 menjelaskan tentang aktivitas upload gambar oleh user. Program akan menampilkan halaman utama, dimana halaman utama ini menampilkan gambar-gambar hasil dari proses watermark. User akan diberikan pilihan untuk melakukan proses upload gambar atau tidak. Jika user memilih untuk melakukan proses upload, program akan melakukan pengecekan apakah user sudah melakukan proses login, jika sudah maka program akan menampilkan list gambar yang sudah di-upload.
Google Play Services Google Drive Cloud Device Android Aplikasi Mobile Google Drive User (Aplikasi Mobile)
Gambar 8. Deployment Diagram
Deployment diagram merupakan susunan komponen-komponen ataupun
rancangan perangkat dan software yang terdapat dalam proses berjalannya aplikasi. Diagram pada Gambar 8 menunjukkan tentang deployment diagram dari aplikasi digital watermarking. Pada deployment diagram terdapat satu device yang terdiri dari dua aplikasi, yaitu aplikasi digital watermarking dan aplikasi Google
Drive. Device ini terhubung dengan Google Play Services, dimana Google Play Services ini berfungsi untuk melakukan proses autentikasi akun pada perangkat
sebelum device dapat menggunakan fitur yang terdapat dalam Google Drive
Cloud.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat memberikan
9
merupakan sebuah identitas yang bersifat unik yang tentu saja tidak akan sama satu dengan yang lain. Gambar yang sudah diberikan digital watermark ini kemudian dikirimkan ke dalam Google Drive menggunakan akun pada masing-masing smartphone android agar nantinya dapat digunakan sebagai sumber gambar untuk tujuan yang berbeda. Proses digital watermark sendiri sudah termasuk dalam library project yang dinamakan MobiStego, sehingga pada saat penulisan program, library tersebut langsung diimplementasikan dan ditambahkan fitur untuk proses upload ke dalam akun Google Drive. Kode program penggunaan MobiStego ditunjukkan pada Kode Program 1.
Kode Program 1. Penggunaan Library MobiStego
Data teks yang nantinya akan disisipkan pada gambar berasal dari susunan tahun, bulan, hari, jam, menit, dan detik dimana masing-masing komponen ini akan digabungkan dan dikonversi menjadi sebuah String dengan tambahan teks sebagai awalan. Proses watermarking dimulai ketika objek EncodeTask yang ber-extend AsyncTask dieksekusi dengan parameter item, dimana item ini merupakan
class untuk menyimpan data-data dari gambar.
Berikut adalah tampilan program :
Gambar 9 Tampilan Aplikasi Sebelum Proses Watermark
Gambar 9 merupakan tampilan ketika user sudah memilih salah satu citra digital yang ada pada device. Pada tampilan ini ditunjukkan adanya ID dimana ID ini merupakan teks yang dibuat oleh program berdasarkan waktu yang nantinya akan dijadikan sebagai watermark.
1. public void onClick(View view){
2. Calendar calendar = Calendar.getInstance();
3. SimpleDateFormat sdf = new SimpleDateFormat(yyyyMMdd_HHmmss); 4. String namaFile = “DW_” + sdf.format(calendar.getTime());
5. EncodeTask task = new EncodeTask(ImageDetailActivity.this, namaFile); 6. String pesan = namaFile;
7. MobiStegoItem item = new MobiStegoItem(pesan, new File(path), 8. namaFile, false);
9. task.execute(item); 10. }
10
Gambar 10 Tampilan List Gambar Watermark
Gambar 10 merupakan tampilan ketika user sudah melakukan proses
watermark dan menekan tombol refresh pada pojok kanan atas sehingga citra
digital yang sudah diberi watermark akan muncul ke dalam listview.
Gambar 11 Tampilan Upload Gambar
Gambar 11 merupakan tampilan ketika user akan melakukan proses
upload citra digital ke Google Drive. Disini user diharuskan melakukan login
terlebih dahulu agar dapat melakukan proses upload citra digital.
11
Gambar 12 merupakan tampilan list citra digital yang sudah di-upload pada Google Drive Cloud. Disini user dapat melihat gambar-gambar apa saja yang sudah ter-upload pada Google Drive Cloud. Pada tampilan ini terdapat tombol untuk membuka aplikasi Google Drive untuk melakukan proses download citra digital yang sudah ter-upload pada Google Drive Cloud untuk dilakukan proses
decoding watermark.
Gambar 13 Tampilan Halaman
Decoding
Gambar 14 Tampilan Proses
Decoding
Gambar 13 dan 14 merupakan tampilan ketika user akan melakukan proses
decoding. Pada gambar 13 menunjukkan tampilan gambar yang sudah diberi watermark pada proses sebelumnya. Ketika user memilih gambar, maka proses decoding akan dimulai dan aplikasi akan menampilkan info untuk teks hasil
proses decoding-nya. User juga diberi pilihan untuk melakukan proses pencarian gambar pada device dengan menekan tombol pada pojok kanan atas, sehingga aplikasi akan menampilkan halaman info gambar yang menunjukkan hasil
decoding. Pilihan ini digunakan ketika user akan melakukan proses decoding pada
gambar hasil download dari Google Drive karena gambar yang disimpan pada
folder yang berbeda.
Pada akhir perancangan program, perlu dilakukan uji coba untuk menguji fungsi-fungi dari hasil penerapan sistem terhadap aplikasi agar nantinya diketahui apakah fungsi-fungsi ini berjalan sesuai dengan rancangan dan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian dilakukan dengan metode black box. Pengujian dilakukan di beberapa device yang berbeda, antara lain Xiaomi Redmi 2, Asus
Zenfone 4, Samsung Galaxy Grand Duos, Samsung Galaxy Note 3, Lenovo A6000,dan Xiaomi Mi4, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Hasil Pengujian Black Box
Fungsi yang diuji Output Yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian Valid
Pilih gambar untuk
watermark
Menuju halaman
info Sesuai
√ Pilih akun Google Menampilkan list
akun yang sudah
12
terdaftar pada device Proses upload ke Google
Drive Menambahkan gambar ke dalam Google Drive Sesuai √ Proses decoding watermark Menampilkan teks watermark dari gambar sesuai dengan teks sebelum proses encoding Sesuai √ Proses encoding watermark Menampilkan gambar yang sudah diberi watermark dengan perubahan seminimal mungkin
Sesuai
v
Berdasarkan pengujian black box, dapat diketahui bahwa pengujian aplikasi berjalan dengan baik pada beberapa device. Dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 14 bahwa teks yang dijadikan sebagai watermark pada proses sebelum encoding dan setelah decoding memiliki nilai yang sama, sehingga fungsi-fungsi yang terdapat dalam aplikasi sudah diuji dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
5. Simpulan
Secara kasat mata hasil dari proses sebelum dan sesudah watermarking tidak terdapat perbedaan, namun secara data bisa dibandingkan ID yang disisipkan mampu membuktikan keaslian citra digital dengan cara membandingkan ID yang di-encode memiliki nilai yang sama dengan ID yang di-decode. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya teknologi dari Android dan dengan bantuan dari
library MobiStego, perancangan aplikasi digital watermarking untuk pengamanan
citra digital pada penyimpanan pada Google Drive Cloud yang berjalan di platform Android berhasil dilakukan sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
Dengan adanya integrasi dari Google Drive Cloud dan aplikasi digital
watermarking, maka user dapat melakukan proses upload secara langsung tanpa
membuka aplikasi Google Drive pada perangkat An droid terlebih dahulu. Aplikasi Google Drive yang terpasang pada perangkat Android hanya digunakan untuk mengambil gambar yang sudah diupload untuk dilakukan proses decoding dimana teks watermark yang sebelumnya sudah disisipkan di dalam gambar akan ditampilkan di dalam aplikasi digital watermarking.
13
6. Daftar Pustaka
[1] Shinde, Prashant, Chetan Mohol, Copyright Protection For Images on Android Phones, International Journal of Research in Engineering and Technology, Volume 02: 96-98.
[2] Septiani, Marlina, 2012, Aplikasi Watermarking Citra Digital Pada Mobile Device Menggunakan J2ME,. Diakses pada tanggal 24 Desember 2015.
[3] Solichin, Achmad, Digital Watermarking untuk Melindungi Informasi Multimedia, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur, Jakarta http://achmatim.net/_downloads/publikasi/77583454-Digital-Watermarking-Untuk-Melindungi-Isi-Multimedia.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober 2015
[4] Pakereng, M.A. Ineke, Yos Richard Beeh, Sonny Endrawan, Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Duta Wacana
[5] Singh, Dr. Vipula, 2011, Digital Watermarking: A Tutorial, Cyber Journals: Multidisciplinary Journals in Science and Technology, Journal of Selected Areas in
Telecommunications (JSAT), January Edition.
[6] A. E. Mustafa, A.M.F. ElGamal, M.E.ElAlmi, Ahmed.BD, April, 2011, A Proposed Algorithm For Steganography In Digital Image Based on Least Significant Bit, Research Journal Specific Education Faculty of Specific Education, Issue No. 21, Mansoura University
[7] Kaur Gurpreet, Kaur Kamaljeet, April 2013, Image Watermarking Using LSB (Least Significant Bit), International Journal of Advanced Research in Computer
Science and Software Engineering, Volume 3 : 858–861.
[8] Juliandi, Azuar, September 2014, Teknologi Cloud Personal Storage Dengan Google Drive: Membangun Budaya Kerja Online, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.