• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN LITERATUR TENTANG PENJADWALAN PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN LITERATUR TENTANG PENJADWALAN PROYEK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

KAJIAN LITERATUR TENTANG PENJADWALAN PROYEK

Ketidakpastian menambahkan tingkat kesulitan ekstra untuk masalah penjad-walan apakah itu terdapat dalam struktur masalah atau dalam parameter (Davenport dan Beck, 2000). Ketika jadwal proyek yang dihasilkan, tidak hanya perawatan yang harus diambil tetapi juga rencana yang mungkin harus dibuat untuk mengantisipasi adanya efek samping yang mungkin timbul sela-ma pelaksanaan (eksekusi). Dalam berbagai situasi yang dapat dimodelkan sebagai masalah optimisasi stokastik, kinerja rata-rata dan kekuatan (robust-ness) adalah dua langkah utama yang digunakan untuk mengevaluasi hasil (Kouvelis dan Yu, 1997).

Dalam penjadwalan proyek deterministik, tujuannya untuk mengembang-kan rencana rinci dalam menentumengembang-kan waktu aktivitas dimulai dan berakhir den-gan kendala sumber daya. Banyak perhatian telah diberikan kepada masalah penjadwalan proyek dengan kendala sumber daya (RCPSP/Resource-Constrained Project Scheduling Problem) dengan tujuan meminimalkan rentang (makespan), tetapi kemungkinan lain termasuk meminimalkan biaya, memaksimalkan be-berapa ukuran kualitas, atau kombinasi keduanya.

Meskipun ada kemajuan baru pada penyelesaian kasus yang lebih besar dari RCPSP itu, beberapa aplikasi pada dunia real telah dikutip dalam liter-atur. Alasan utama atas kekurangan ini adalah kurangnya alasan pembenaran untuk asumsi deterministik diperlukan algoritma terbaik, apakah eksak atau deterministik. Hal ini berarti bahwa solusi yang diberikan mungkin sangat buruk dan bahkan dapat tidak layak. Ketidakpastian ini begitu umum se-hingga beberapa proyek selesai tanpa menutupi biaya atau jadwal. Keterlam-batan dalam satu aktivitas dapat mempengaruhi kinerja dari semua aktivitas berikutnya, menyebabkan gangguan dalam pasokan materi, tugas pekerja, dan mungkin proyek-proyek lainnya.

(2)

Jenis-jenis ketidakpastian yang timbul dalam manajemen proyek dapat dibagi menjadi tiga kategori (Miller dan Lessard, 2001) yaitu terkait:

1. pasar, seperti permintaan, persaingan dan rantai pasokan; 2. penyelesaian, seperti teknis, konstruksi dan operasional;

3. kelembagaan, seperti peraturan, budaya dan warganegara istimewa. Pada tingkat proyek, setelah keputusan strategis telah dibuat, tantan-gannya adalah untuk mencapai tujuan teknis dalam kendala waktu dan biaya yang dibebankan oleh manajemen.

Untuk sebagian besar, ketidakpastian datang dalam sifat peristiwa stokastik. Sebagai contoh, mungkin jarang untuk menentukan durasi tidak pasti dari su-atu kegiatan jauh sebelum pelaksanaannya. Pendapat ahli, data historis, dan metode teknik industri, umumnya digunakan untuk memperkirakan durasi. Dari sudut pandang praktis, dimungkinkan untuk mengembangkan distribusi probabilitas untuk beberapa peristiwa yang akan datang. Seiring dengan ber-jalannya waktu dan pengalaman lebih yang diperoleh, jenis ketidakpastian dapat diturunkan atau dihilangkan.

Cara khusus mengelola proyek ketidakpastian alamat adalah dengan anal-isis parametrik yang dilengkapi dengan penilaian risiko (Chapman, 1977). Ide umumnya adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi ketidakpastian yang berhubungan dengan aspek-aspek berbeda dari proyek itu dan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dalam dampaknya. Data historis yang digunakan untuk mendapatkan statistik dan wawasan untuk menilai akibat dari hasil yang tidak direncanakan. Sehubungan dengan pemodelan, jaringan stokastik PERT (Adlakha dan Kulkarni, 1989) telah digunakan untuk penyelesaian terbatas dan ukuran kinerja lainnya. Untuk masalah penjadwalan mesin tunggal (Elmaghraby et al, 2000) disajikan skema pemrograman dinamik untuk aktivitas yang layak dengan tanggal tertentu dan durasi stokastik. Tu-juannya adalah untuk meminimalkan perbedaan antara waktu tertimbang dan tanggal target.

(3)

Sebuah asumsi umum dalam model jenis PERT adalah bahwa jadwal awal harus yang terbaik untuk setiap realisasi ketidakpastian. Namun, ini tidak selalu benar bilamana ukurunnya lain, seperti nilai sekarang bersih (Buss dan Rosenblatt, 1997) dan deviasi digunakan (Zhu et al, 2005).

Herroelen dan Leus (2004b) memberikan sebuah review prosedur yang berhubungan dengan ketidakpastian dalam penjadwalan proyek. Ada dua jenis pendekatan utama.

1. Penjadwalan proaktif, yaitu mencoba untuk mengembangkan jadwal aw-al yang memiliki penampilan kuat di bawah skenario pasti yang berbeda (Herroelen dan Leus, 2004a),

2. Penjadwalan reaktif, yaitu mencoba untuk menanggapi seefektif mungkin terhadap situasi yang realis (Yang, 1996). Jelas bahwa meskipun dua pendekatan harus diintegrasikan, sedikit yang telah dilakukan dalam hal ini.

Tipe kedua dari ketidakpastian dalam manajemen proyek adalah terkait dengan peristiwa langka yang cenderung memiliki akibat besar. Contohnya termasuk bencana alam, kebangkrutan pemasok, atau tiba-tiba kehilangan personil kunci. Kejadian ini sulit diprediksi dan sulit untuk dihadapi. Yang dirujuk kepadanya sebagai gangguan. Manajemen gangguan adalah sebuah bidang yang muncul di mana operasi teknik penelitian yang diterapkan untuk membantu mengatasi ketidakpastian sebagai pengembangan (Clausen et al, 2001; Yu dan Qi, 2004). Salah satu bidang yang paling aktif dimana man-ajemen gangguan telah diterapkan yaitu yang berhubungan dengan operasi penerbangan. Kinerja maskapai penerbangan sangat tergantung pada sebera-pa baik dasebera-pat mengikuti jadwal yang dipublikasikan (Yu et al, 2003).

Pertimbangan biaya penyimpangan yang paling umum dalam masalah penjadwalan mesin dimana sebuah pekerjaan adalah dipinalti karena terlam-bat atau baik karena kecepatan (Baker dan Scudder, 1990). Sourd dan Kedad-Sidhoum (2003) menyajikan sebuah skema cabang dan batas untuk program

(4)

penjadwalan mesin tunggal dengan pinalti kecepatan dan keterlambatan di-mana batas bawah berasal dari jadwal terdahulu. Vanhoucke et al. (2001) mempelajari masalah-masalah penjadwalan proyek dengan tanggal aktivitas yang diberikan karena meminimalkan waktu total tertimbang dan keterlam-batan. Chretienne dan Sourd (2003) secara umum masalah pembengkakan biaya penjadwalan proyek tanpa kendala sumber daya.

Pemrograman stokastik telah digunakan secara luas untuk model berba-gai jenis masalah yang tunduk pada ketidakpastian dan memerlukan kontribusi dan keputusan akhir. Untuk mereview metode komputasi dan aplikasi, lihat Birge (1997). Sebagaimana akan dilihat pada bagian berikutnya, dalam tin-jauan model ada beberapa kesamaan dengan model keputusan stokastik yang telah dikembangkan untuk manajemen kapasitas dalam rantai pasokan (Van Mieghem, 2003), dimana ketidakpastian mungkin timbul di salah satu dis-tribusi, produksi atau tahapan eceran (retail). Sejauh ini, masih sedikit sekali riset yang telah dilakukan dalam hal menyelesaikan masalah penjadwalan den-gan teknik pemrograman stokastik.

Hal ini diketahui bahwa masalah penjadwalan proyek adalah menentu-kan jadwal mangalokasimenentu-kan sumber daya sehingga dapat menyeimbangmenentu-kan to-tal biaya dan waktu penyelesaian karena dengan ketidakpastian waktu durasi aktivitas proyek, masalah penjadwalan proyek selalu disertai dengan ketidak-pastian. Dengan asumsi waktu durasi aktivitas proyek adalah variabel acak, teori probabilitas adalah pendahuluan pertama untuk masalah penjadwalan proyek oleh Freeman (1960a, 1960b), Kelley (1961) pertama memperkenal-kan fungsi hubungan antara biaya proyek dan waktu durasi aktivitas proyek dan menetapkan dasar matematika untuk masalah penjadwalan proyek. Kel-ley (1963) awalnya merumuskan pendekatan untuk tipe masalah penjadwalan proyek dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya. Sejak itu, peneliti lain seperti Kolisch dan Padman (2001), Maniezzo dan Mingozzi (1999) dan lain-lain, memiliki partisipasi dalam mempelajari masalah penjadwalan proyek dengan perbedaan waktu durasi aktivitas terbatas. Charnes dan Cooper (1962,

(5)

1963) mempelajari masalah penjadwalan proyek melalui pemrograman pergan-tian kendala di awal tahun 1960-an. Ke dan Liu (2005) membangun tiga mod-el stokastik untuk menymod-elesaikan masalah penjadwalan proyek dengan durasi aktivitas waktu stokastik dengan meminimalkan biaya total dengan waktu ter-batas.

Namun, untuk beberapa proyek, aktivitas mungkin jarang atau tidak pernah dilakukan sebelumnya dan karena kekurangan data statistik. Setelah itu, dengan beberapa sarjana melalui pengetahuan ahli, waktu durasi aktivi-tas proyek dalam masalah penjadwalan proyek, diasumsikan menjadi variabel fuzzy. Prade (1979) pertama diterapkannya teori himpunan fuzzy kedalam masalah penjadwalan proyek. Selanjutnya, Chanas dan Kamburowski (1981), Dubios dan Prade (1979), Hapke dan Slowinski (1993), Kaufmann dan Gupta (1988), dan Ke dan Liu (2010) membahas berbagai jenis masalah penjadwalan proyek dengan durasi aktivitas waktu fuzzy. Selanjutnya, keacakan dan keti-dakjelasan dapat berdampingan dalam masalah penjadwalan proyek. Ke dan Liu (2007) mengemukakan model penjadwalan proyek dengan gabungan keti-daktentuan dari keacakan dan ketidakjelasan menggunakan alat dari keacakan variabel fuzzy diinisialisasi oleh Liu (2009).

Referensi

Dokumen terkait

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan

Pada penelitian ini akan digunakan metode nonlinier dengan menggunakan sistem kontrol logika fuzzy dalam menjaga stabilitas manuver kapal perang kelas SIGMA dan

Setelah masuk ke Serial Console, tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan Generate Session, Generate session ini untuk menentukan berapa lama waktu yang akan di

Penelitian ini mempelajari parameter pertumbuhan tiga kultivar kacang tunggak yang dikenal berbeda pola tumbuhnya: determinate (kultivar KT 1), semi-determinate (kultivar KT 4), dan

Kus (41 tahun) dengan keluhan tinnitus tanpa vertigo dan pendengaran menurun sejak empat hari sebelumnya, didiagnosis SNHL telinga kiri dengan PTA 93,75 dB

Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa preload dengan cairan koloid lebih efektif dalam mencegah dan mengatasi hipotensi akibat dari anestesi spinal, disebabkan karena

Setelah mengetahui cara kerja alam (hukum alam) yang berlaku, memudahkan manusia dalam self management, yakni memahami proses mencapai tujuan dengan baik, memahami

2. Isolasi pada medium cair Metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapet tumbuh pada agar cawan. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan