• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI

MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING DAN

CERTAINTY FACTOR

Daroji

Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta email : kangmozict@gmail.com

Abstract

The most frequent resistor in face by cattle farmers is a disease that strikes livestock. In fact, many’s the time breeders suffered losses and no longer livestock due to death on his cattle. Still the lack of experts that there are causing the sluggish handling of diseases that attack livestock. In need of an expert system that can be accessed wherever and whenever. The construction of the system by using the gadgets expected to help human beings in process data quickly yet, however precisely and can be accessed anywhere so that results can be used to take the right decision based on the system that created. Methods that can be used for decision making in expert system for diagnose cow disease are using backward chaining and certainty factor. Process diagnose disease was first done by using method backward chaining then do the weighting method using certainty factor, to know the weights of each disease.

Keywords--- expert system, certainty factor, backward chaining.

Pendahuluan

Saat ini, permintaan daging dan susu sapi semakin meningkat. Dalam pemeliharaan ternak sapi, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan, tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya.[1]

Perkembangan akan teknologi pada saat ini tumbuh dengan sangat pesat. Terutama perkembangan teknologi dibidang Android. Pembangunan sistem menggunakan gadget juga diharapkan dapat membantu manusia dalam mengolah data dengan cepat namun tepat dan dapat diakses dimana saja sehingga hasilnya dapat digunakan manusia untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan sistem yang dibuat.[12]

(2)

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang terjadi telah memungkinkan sistem pakar untuk diaplikasikan penggunaannya dalam perangkat mobile yang berbasis android dengan mengunakan metode backward chaining dan certainty factor. [4]

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang rumit yang sebenarnya hanya bisa diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.[4]

Dengan menggunakan sistem pakar diharapkan dapat mempercepat dalam menganalisa suatu jenis penyakit yang terdapat pada ternak sapi sehingga dapat dengan mudah di ketahui jenis penyakit yang sedang menjangkit ternak sapi tersebut tanpa harus berhadapan dengan dokter hewan secara langsung. Dalam hal ini, pengembangan sistem pakar dapat bermanfaat untuk membantu peningkatan kinerja dalam bidang peternakan khususnya.

Tinjauan Pustaka

1. Zain (2015), melakukan penelitian tentang “Analisis Metode Certainty Factor dalam Sistem Pakar untuk Mendeteksi Penyakit Sapi Pedaging”. Penelitian ini menggunakan metode certainty factor sebagai penentu nilai kepercayaanya dan metode forward chaining sebagai alur penelusuran gejalanya.[15]

2. Syatibi (2012), melakukan penelitian tentang “ Sistem pakar Diagnosis Awal Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor”. Aplikasi Sistem Pakar ini menghasilkan keluaran berupa program aplikasi atau tool yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kemungkinan penyakit kulit pada hewan sapi berdasarkan gejala yang

(3)

diinputkan oleh user. Sistem ini juga menampilkan besarnya kepercayaan gejala tersebut terhadap penyakit kulit yang diinputkan oleh user.[13] 3. Sari (2014), melakukan penelitian tentang “ Sistem Pakar Diagnosis Awal

Penyakit Kulit pada Sapi Bali dengan Menggunakan Metode Forward Chaining dan Cartainty Factor”. Dalam penelitiannya, Sapi Bali merupakan Breeding Centre sapi yang ada di Pulau Bali. Tugas pokok BPTU Sapi Bali adalah melaksanakan pelestarian, pemulian, produksi dan pengembangan serta penyebaran hasil produksi bibit Sapi Bali murni unggul secara nasional. Pencegahan dan pengobatan penyakit pada BPTU Sapi Bali dilakukan oleh dokter hewan. Namun kurangnya dokter hewan yang tidak selalu ada di tempat sehingga dibutuhkan suatu program sistem pakar berbasis desktop yang mampu memberikan diagnosa akan kemungkinan seekor sapi Bali menderita suatu penyakit beserta cara pengobatannya dengan mengunakan metode forward chaining dan Certainty Factor (CF).[8]

4. Maradona (2015), melakukan penelitian tentang “Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Kulit Pada Sapi Menggunakan Metode Forward Chaining di Dinas Peternakan Kabupaten Roka Hulu”. Dalam penelitian ini aplikasi sistem pakar di buat untuk menekan biaya perawatan pada ternak sapi. Metode yang di gunakan menggunakan metode forward chaining. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan aplikasi pengolahan data nya dengan Microsoft Access 2003.[5]

Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa sangat pentingnya membuat aplikasi sistem pakar yang dapat di akses dimana saja dan kapan saja. Maka di buatlah suatu aplikasi mobile yang berbasis android yang dapat di akses melalui smartphone android yang saat ini banyak digunakan.

(4)

Metodologi Penelitian

Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam pembuatan aplikasi ini adalah: 1. Studi Literatur

Studi literatur adalah metode untuk mendapatkan teori pendukung penelitian dan menjadi dasar dalam penelitian ini. Literatur tersebut dapat diperoleh dari buku, jurnal, ebook dan dokumentasi project. Bagian studi literatur ini mencakup teori diantaranya system pakar, metode certainty fctor, metode backward chaining dan sistem pakar.

2. Wawancara dan Pengunpulan data

Mempelajari dan mengumpulka data berupa data penyakit, gejala, dan nilai kepercayaan dari pakar dengan melakukan tanya jawab.

Metode Perancangan sistem

Adapun metode perancangan sistem yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah tahapan SDLC model waterfall.[2]

(5)

Landasan Teori

Mode Inferensi

1. Runut Maju (Forward Chaining)

Runut mmaju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses dilakukan sampai ditemukan suatu hasil. Metode inferensi runut maju cocok digunakan untuk menengani masalah pengendalian (controlling) dann peramalan (prognosis) [3]. 2. Runut Balik (Backward Chaining)

Runut balik merupakan metode penelaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik penalaran simulai dari tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut. Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur [3].

Faktor Kepastian (Certainty Factor)

Certainty Factor (CF) menujukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.Notasi Faktor Kepastian [4] adalah sebagai berikut :

CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e] CF[h,e] : Faktor Kepastian

MB[h,e] : ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h , jika diberikan evidence e ( antara 0 dan 1 ).

MD[h,e] : ukuran ketidakpercayaan terhadap evidence h,jika diberikan

evidence e ( antara 0 dan 1 )

Hasil dan Pembahasan

Pohon Keputusan

Diagram pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membantu sebuah sistem pakar,di dalam diagram keputusan tersebut akan

(6)

dicari solusi hasil akhir dengan menggunakan metode backward chaining dan certainty factor. G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G7 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 P1 P6 P5 P4 P3 P2 Stop Start

Gambar.2. pohon keputusan

Data Penyakit

Jumlah penyakit yang diolah dalam sistem pakar penyakit sapi ini adalah 6 macam penyakit.

Tabel 1. Tabel data penyakit

Kode Penyakit Nama Penyakit

P1 Penyakit Antrax P2 Penyakit Spi Mubeng P3 Penyakit Scabies P4 Penyakit Pneunomia P5 Penyakit Kembung P6 Penyakit Kuku Busuk

(7)

Data Gejala

Data-data gejala yang digunakan dalam sistem pakar penyakit sapi ini berjumlah 23 gejala. Berikut sebagian dari gejala yang digunakan :

Tabel 2. Tabel data gejala penyakit sapi

Kode Gejala Nama Gejala

G1 Sapi demam, lemah dan mudah jatuh G2 Sapi menderita diare

G3 Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hita (pada lubang hidung dan mulut, pori-pori dan pada lubang anus)

G4 Pembengkakan pada bagian bawah perut

G5 Geraaakan sapi menjadi tidak bereturan (sempoyongan, jalan berputar-putar / mubeng

G6 Selaput lender menguning G7 Tidak nafsu makan

G8 Demam dan cepat lelah

G9 Sapi sering mengigit bagian tubuhnya

G10 Terkadang mengosok-gosokan tubuhnya pada kandang (seperti mengaruk-garuk)

G11 Bulu rontok dan nanah mulai muncul pada beberapa bagian G12 Timbul kerak berwarna abu-abu pada bagian tubuh sapid an

kulit terkesan kaku

G13 Hidung ingusan terus-menerus G14 Cekungan hidung kering

G15 Frekuensi pernafasan cepat dangkal G16 Sapi terlihat lemas dan lesu

G17 Sapi demam tinggi dan terkesan pincang G18 Sapi terlihat gemetaran

G19 Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak G20 Celah kuku dan tumit terlihat membengkak

(8)

Tabel 2. Lanjutan

Kode Gejala Nama Gejala

G21 Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku G22 Mengelupasnnya selaput pada bagian kuku diakibatkan

matinya jaringan sel pada bagian tersebut

G23 Sapi terlihat pincang saat berjalan dan terlihat kesakitan

Tabel Aturan Gejala

Dalam table aturan gejala table 4 berikut ini menjelaskan tentang aturan-aturan apa saja yang digunakan sistem pakar untuk menyelesaikan permasalahan.

Tabel 4. Aturan gejala

No Aturan gejala penyakit

1 If penyakit antrax (P1) then Sapi demam, lemah dan mudah jatuh (G1) and Sapi menderita diare (G2) and Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulu,poripori dan pada lubang anus sapi) (G3) and Pembengkakan pada bagian bawah perut (G4)

2 If penyakit sapi mubeng (P2) then Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang – kejang (G5) and Selput lendir menguning (G6) and Tidak nafsu makan (G7) and Demam dan cepat lelah (G8)

3 If penyakit scabies (P3) then Sapi sering menggigit bagian tubuhnya (G9) and Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk) (G10) and Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh (G11) and Timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku (G12)

(9)

Tabel 4. Lanjutan

No Aturan gejala penyakit

4 If penyakit pneumonia (P4) then Hidung ingusan terus menerus (G13) and Cekung hidung kering (G14) and Frekuensi pernafasan cepat dan dangkal.(G15) and Tidak nafsu makan (G7)

5 If penyakit sapi kembung (P5) then Sapi terlihat lemah dan lesu (G16) and Sapi demam tinggi dan terkesan pincang (G17) and Sapi terlihat gemetaran (G18) and Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak (G19)

6 If penyakit busuk kuku (P6) then Celah kuku dan tumit terlihat membengkak (G20) and Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku (G21) and Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut (G22) and Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan (G23)

4.1. Perhitungan Manual Nilai Certainty Factor

Nilai Certainty Factor (CF) ditentukan untuk setiap gejala yang berhubungan dengan penyakit tertentu dalam range nilai 0 sampai dengan 1. Nilai ini mewakili keyakinan seorang pakar terhadap suatu gejala yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit mata tertentu.

Tabel 5. Tabel pembobotan penyakit

No Gejala Penyakit Pembobotan

MB MD

1 Sapi demam, lemah dan mudah

jatuh Penyakit Antrax 0.6 0.2

(10)

Tabel 5. Lanjutan

No Gejala Penyakit Pembobotan

MB MD

3

Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulu,poripori dan pada lubang anus sapi)

Penyakit Antrax 0.8 0.1

4 Pembengkakan pada bagian

bawah perut Penyakit Antrax 0.6 0.2

5

Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang - kejang

Penyakit Sapi Mubeng 0.6 0.1

6 Selput lendir menguning Penyakit Sapi Mubeng 0.8 0.2 7 Tidak nafsu makan Penyakit Sapi Mubeng 0.4 0.2 8 Demam dan cepat lelah Penyakit Sapi Mubeng 0.4 0.2 9 Sapi sering menggigit bagian

tubuhnya Penyakit Scabies 0.6 0.2

10

Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)

Penyakit Scabies 0.6 0.2

11 Bulu rontok dan nanah mulai

muncul pada bagian tubuh Penyakit Scabies 0.6 0.2

12

Timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku

Penyakit Scabies 0.8 0.1

(11)

Tabel 5. Lanjutan

No Gejala Penyakit Pembobotan

MB MD

14 Cekung hidung kering Penyakit Pneunomia 0.8 0.1 15 Frekuensi pernafasan cepat dan

dangkal. Penyakit Pneunomia 0.6 0.2

16 Tidak nafsu makan Penyakit Pneunomia 0.4 0.2

17 Sapi terlihat lemah dan lesu Penyakit Sapi Kembung 0.6 0.2 18 Sapi demam tinggi dan terkesan

pincang Penyakit Sapi Kembung 0.4 0.2

19 Sapi terlihat gemetaran Penyakit Sapi Kembung 0.6 0.2 20 Timbul cairan pada bagian hidung

dan mata ternak Penyakit Sapi Kembung 0.8 0.1

21 Celah kuku dan tumit terlihat

membengkak Penyakit Busuk Kuku 0.6 0.2

22 Keluar cairan kuning dan berbau

busuk pada bagian kuku Penyakit Busuk Kuku 0.8 0.2

23

Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut

Penyakit Busuk Kuku 0.6 0.2

24 Sapi terlihat pincang saat bergerak

(12)

Berikut ini contoh perhitungan nilai certainty factor (CF) penyakit antrax :

Tabel 6 Perhitungan nilai CF penyakit antrax

No Gejala Penyakit Pembobotan

MB MD

1 Sapi demam, lemah dan mudah

jatuh Penyakit Antrax 0.6 0.2

2 Sapi menderita diare Penyakit Antrax 0.4 0.2

3

Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulu,poripori dan pada lubang anus sapi)

Penyakit Antrax 0.8 0.1

4 Pembengkakan pada bagian bawah

perut Penyakit Antrax 0.6 0.2

Rumus Awal :

CF (H,E) = MB(H,E) - MD(H,E)

MB(h, e1^e2) = MB(h,e1)+MB(h,e2)*(1-MB[h,e1]) MD(h,e1^e2) = MD(h,e1)+MD(h,e2)*(1-MD[h,e1])

MB(h, e1^e2) = MB(h,e1)+MB(h,e2)*(1-MB[h,e1]) = 0.6+0.4*(1-0.6)= 0.76

MD(h, e1^e2) = MD(h,e1)+ MD(h,e2)*(1- MD[h,e1]) = 0.2+0.2*(1-0.2)= 0.36

CF = MB-MD

= 0.76-0.36 = 0.40

MB(h, e1^e2^e3) = MB(h, e1^e2)+MB(h,e3)*(1-MB[h, e1^e2]) = 0.76+0.8*(1-0.76)= 0.952

(13)

MD h, e1^e2^e3) = MD(h, e1^e2)+ MD(h,e3)*(1- MD[h, e1^e2]) = 0.2+0.1*(1-0.2)= 0.424

CF = MB-MD

=0.952-0.424= 0.528

MB(h, e1^e2^e3^e4) = MB(h, e1^e2^e3)+MB(h,e3)*(1-MB[h, e1^e2^e3]) = 0.952+0.6*(1-0.952)= 0.9808

MD h, e1^e2^e3^e4) = MD(h, e1^e2^e3)+ MD(h,e3)*(1- MD[h, e1^e2^e3]) = 0.424+0.2*(1-0.424)= 0.5392

CF = MB-MD

=0.9808-0.5392=0.4416

Perhitungan manual di atas, didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan gejala yang mengarah ke penyakit antrax adalah 0,4416.

Implementasi Antarmuka Sistem

Pembuatan program aplikasi sistem pakar ini menggunakan android studio dan menggunakan bahasa pemrograman java, pada tahap ini penulis akan mencoba menjalankan aplikasi sistem pakar yang telah penulis rancang, adapun desain aplikasi user interface yang nantinya akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:

Implementasi Halaman Utama

Pada tampilan menu utama terdapat 5 pilihan menu. Menu-menu ini berfungsi untuk menampilkan menu PENYAKIT, menu DIAGNOSA, menu PERAWATAN, menu INFO APLIKASI, menu EXIT. Tampilan menu utama dapat dilihat pada gambar 3.

(14)

Gambar 3. Halaman Utama

Implementasi Halaman Diagnosa

Tampilan halaman diagnosa penyakit berfungsi untuk menampilkan data gejala penyakit satu persatu secara bergantian dimana data yang ber nilai YA akan di simpan ke database sementara. Tampilan halaman diagnosa dapat di lihat pada gambar 4.

(15)

Implementasi Halaman Hasil Diagnosa

Tampilan halaman hasil diagnosa berfungsi untuk menampilkan hasil dari diagnosa penyakit sapi. Tampilan halaman hasil diagnosa penyakit dapat dilihat pada gambar 5.

(16)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengembangan “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Metode Backward Chaining dan Certainty Factor” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut .

1. Pada aplikasi ini hanya mendiagnosa enam penyakit dengan masing-masing penyakit memiliki empat gejala.

2. Aplikasi ini masih belum terdapat fasilitas untuk update data penyakit terbaru.. 3. Aplikasi sistem pakar ini dapat berjalan dengan lancar pada smartphone

android dengan layar 4 inch.

Saran

Dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan, sehingga di masa yang akan datang dapat dikembangkan lagi, karena itu disarankan.

1. Untuk penelitian selanjutnya bisa dikembangkan lagi untuk penambahan upgrade database penyakit secara online.

2. Untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan jumlah data penyakit dan gejala pada ternak sapi.

(17)

Daftar pustaka

[1] Herlambang Bayu, 2014, Jadi Jutawan dari Beternak Sapi Potong dan Sapi Perah, FlashBooks, Yogyakarta

[2] Kadir Abdul, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta. [3] Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta

[4] Kusumadewi Sri, 2003, Artivicial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha IlmuYogyakarta

[5] Maradona Hendri, 2015, Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Kulit Pada Sapi Menggunakan Metode Forward Chaining di Dinas Peternakan Kabupaten Rokan Hulu, http://e-journal.upp.ac.id/indx.php/RJOCS/article/ .download/486,di akses 20 mei 2016.

[6] Nugroho, A, 2005, Relational Rose Untuk Pemodelan Berorientasi Objek, Informatika,Bandung.

[7] Putra, P. I. 2015, Perbedaan Android Studio dengan Eclipse, http://www.androidnajwa.net/2015/08/perbedaan-android-studio-dengan- eclipse.html, di akses 20 mei 2016.

[8] Sari Nirmala Ida, 2014, Sistem Pakar Diagnosis Awal Penyakit Kulit pada Sapi Bali dengn Menggunakan Metode Forward Chaining dan Cartainty Factor http://pti.undiksha.ac.id/janapati/vol3no3/5.pdf, di akses 20 mei 2016. [9] Siswanto Bambang, 2015, Aneka Jenis Penyakit Pada Sapi dan Cara

Pengobatannya,

http://www.usahaternak.com/2015/03/aneka-jenis-penyakit-pada-sapi-dan- cara.html, di akses 20 mei 2016.

[10] Sholiq, 2006, Pemodelan Informasi Berorientasi Objek dengan UML, Graha Ilmu Yogyakarta.

[11] Sugiarti, Y., 2013, Analisis dan Perancangan UML ( Unified Modelling Language) Generated VB.6, GRAHA ILMU, Yogyakarta.

[12] Supardi Yuniar, 2015, Belajar Coding Android Bagi Pemula, Pt Elex Media Komputindo, Jakarta.

[13] Syatibi Ahmad, 2012, Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Sapi BerbasisWeb Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor, https://core.ac.uk/ download/files/379/11734851.pdf, di akses 20 mei 2016.

(18)

[14] Wahana. 2013, Android Programming With Eclipse, Andi Offset, Yogyakarta. [15] Zain Abdullah Ahmad, 2015, Analisis Metode Certainty Factor Dalam

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Sapi Pedaging,

http://eprints.dinus.ac.id /15271/1/jurnal_15298.pdf, di akses 20 mei 2016.

Gambar

Gambar 1. Metode waterfall
Tabel 1. Tabel data penyakit
Tabel 2. Tabel data gejala penyakit sapi
Tabel 2. Lanjutan
+6

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem pakar merupakan suatu bagian metode ilmu artificial intelligence untuk dibuat suatu program aplikasi diagnosa penyakit vertigo yang terkomputerisasi serta berusaha

informasi pada umumnya dan sistem pakar pada khususnya sebagai alat untuk memecahkan masalah, maka penulis mencoba mengkaji “Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit

Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Universitas Diponegoro

sistem pakar diagnosa penyulit kehamilan dapat memaksimalkan deteksi dini mengenai penyulit kehamilan berdasarkan usia kandungan ibu hamil atau trimester kehamilan

Saat ini solusi penanganan penyakit hanya didapatkan dari dokter hewan sehingga untuk mempermudah pemilik burung kenari mendapatkan informasi diagnosa penyakit dan solusi

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pakar yang efektif dan dapat digunakan untuk melakukan diagnosa demam pada balita sehingga penyakit

ABSTRAK Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Menggunakan Metode Dhemster Shafer Berbasis Android Oleh: Nur Hamidah 1331272 Sapi adalah salah satu hewan ternak yang menjadi salah