• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

HERU ANDRIAWAN

0734010271

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Komputer

Pr ogram Studi Teknik Infor matika

Oleh :

HERU ANDRIAWAN

0734010271

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN

METODE

FORWARD

DAN

BACKWARD CHAINING

Disusun Oleh :

HERU ANDRIAWAN

0734010271

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan

Gelombang IV Tahun Akademik 2011/2012

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Hj.Asti Dwi Ir fianti, S.Kom M.Kom NIP/NPT. 373 020 602 131

Kepala Program Studi Teknik Infor matika

Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sar i, MT

(4)

Disusun Oleh :

HERU ANDRIAWAN

0734010271

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Teknik Infor matika, Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur Pada tanggal : 17 Februari 2012

PEMBIMBING :

1.

Hj.Asti Dwi Ir fianti, S.Kom M.Kom NIP/NPT. 373 020 602 131

2.

Budi Nugroho, S.Kom NIP/NPT. 380 090 502 051

TIM PENGUJ I :

1.

Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom NIP/NPT.

2.

Pr of. Dr. Ir. Sr i Redjeki, MT. NIP/NPT. 19570314 198603 2 001

3.

Rinci Kembang Hapsari, S.Si M.Kom NIDN. 712 127 701

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT

(5)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jl. Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Tlp. (031) 8706369, 8783189 Fax (031) 8706372 Website: www.upnjatim.ac.id

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini :

Nama : Heru Andriawan

NPM : 0734010271

Program Studi : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi skripsi dengan judul :

“ SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE

FORWARD DAN BACKWARD CHAINING ”

Oleh karenanya mahasiswa tersebut diatas dinyatakan bebas revisi skripsi dan

diijinkan untuk membukukan skripsi dengan judul tersebut.

Surabaya, 17 Februari 2012

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :

1.) Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom

{

}

NIP/NPT.

2.) Pr of. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT

{

}

NIP/NPT. 19570314 198603 2 001

3.) Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

{

}

Hj.Asti Dwi Ir fianti, S.Kom M.Kom NIP/NPT. 373 020 602 131

Dosen Pembimbing Pendamping

(6)

Pem bimbing I : Hj.Ast i Dw i Irfiant i, S.Kom, M .Kom Pem bimbing II : Budi Nugroho, S.Kom

ABSTRAK

Vertigo adalah suatu sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh.

Sistem pakar merupakan suatu bagian metode ilmu artificial intelligence untuk dibuat suatu program aplikasi diagnosa penyakit vertigo yang terkomputerisasi serta berusaha menggantikan dan menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya atau pakar dalam memecahkan masalah spesifikasi, dengan kata lain dapat dikatakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuan ilmu tersebut tersimpan di dalam suatu system database.

Sistem pakar diagnosa penyakit vertigo ini menggunakan metode forward dan backward chaining, yang bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar dapat mendiagnosa jenis penyakit yang berbasis web management system. Forward chaining merupakan pendekatan yang baik untuk masalah tertentu seperti perencanaan, pengawasan, pengaturan dan interpretasi. Pada sistem akan menanyakan semua pertanyaaan yang mungkin, meskipun hanya perlu menanyakan beberapa pertanyaan untuk mencapai solusi. Sehingga kurang dari segi efektivitasnya. Sedangkan pada backward chaining mencoba menyelesaikan problem dengan mencari basis pengetahuan yang relevan dengan problem, pada backward chaining akan ditayakan hal-hal pertanyaan yang perlu saja.

(7)

Puji syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dimudahkan dalam penyelesaian

pembuatan laporan, pada tugas akhir yang berjudul : “Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Vertigo Dengan Metode Forward Dan Backward Chaining”.

Tugas akhir ini memberikan saya kesempatan untuk lebih memperdalam ilmu

yang diperoleh selama masa perkuliahan serta mengimplementasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan konsep pada tugas

akhir ini, terutama untuk :

1. Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom dan Bapak Budi Nugroho, S.Kom

yang telah membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Prof. Dr. Moh. Hasan Machfoed, dr, Sp.S(K), MS. Selaku nara sumber.

3. Para dosen penguji, yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi penguji

pada seminar tugas akhir.

4. Kedua orang tua, serta saudara-saudara saya yang tidak pernah berhenti

memberikan dukungan moril dan materiil serta doa yang tulus didalam

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Ini.

5. Teman-teman serta pihak-pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,

yang memberikan bantuan, saran, serta dukungan semangat untuk

(8)

juga berharap semoga pembuatan laporan ini berguna baik bagi saya khususnya, dan

untuk para pembaca pada umumnya. Oleh karena itu kritik dan sarannya yang

membangun sangat diharapkan.

Surabaya, Februari 2012

(9)

ABSTRAK... i

2.1.2 Faktor Penyebab Timbulnya Penyakit Vertigo ... 7

2.1.3 Gejala Penyakit Vertigo ... 9

2.1.4 Penanggulangan Penyakit Vertigo ... 10

(10)

2.3.9 Struktur Sistem Pakar ... 31

2.3.10 Teknik Representasi Pengetahuan ... 33

2.4 PHP ... 34

2.5 Web Server (XAMPP) ... 36

2.6 Java Script ... 39

(11)

4.1 Lingkungan Implementasi ... 67 BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Uji Coba Sistem ... 80

5.6 Uji Coba Form Solusi Vertigo Periveral... 104

5.7 Uji Coba Form Kontak Kami ... 104

5.8 Uji Coba Form Login Petugas (Admin) ... 105

(12)

5.12 Uji Coba Form Kelola Pasien ... 112

5.13 Evaluasi Program ... 113

5.13.1 Analisis Hasil Proses Forward Chaining ... 113

5.13.2 Analisis Hasil Proses Backward Chaining... 114

5.13.3 Analisis Metode Forward dan Backward Chaining ... 116

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan…... ... 118

6.2 Saran... ... 119

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Gambar 2.1 Canalit Reposition Treatment (CRT) /

Gambar 3.1 Block Diagram Penyakit Vertigo ... 45

Gambar 3.2 Dependency Diagram Penyakit Vertigo ... 47

Gambar 3.3 Aliran Data Forward Chaining ... 54

Gambar 3.12 Perancangan Form Desain Interface Admin ... 64

Gambar 3.13 Perancangan Form Registrasi User ... 65

Gambar 3.14 Perancangan Form Konsultasi Pertanyaan ... 65

Gambar 3.15 Perancangan Form Hasil Konsultasi Pasien ... 66

(14)

Gambar 4.10 Form Login Pasien ... 77

Gambar 5.2 Gambar Proses Registrasi Pasien Berhasil ... 81

Gambar 5.3 Form Login Pasien ... 82

Gambar 5.4 Halaman Utama Pasien ... 82

Gambar 5.5 Halaman Pada Menu Konsultasi ... 83

Gambar 5.6 Form Pilihan Konsultasi Forward Chaining ... 83

Gambar 5.7 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 1... 84

Gambar 5.8 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 2... 84

Gambar 5.9 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 3... 85

Gambar 5.10 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 4... 85

Gambar 5.11 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 5... 86

Gambar 5.12 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 6... 86

Gambar 5.13 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 7... 87

Gambar 5.14 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 8... 87

Gambar 5.15 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 9... 88

Gambar 5.16 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 10 ... 88

Gambar 5.17 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 11 ... 89

Gambar 5.18 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 12 ... 89

Gambar 5.19 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 13 ... 90

Gambar 5.20 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 14 ... 90

Gambar 5.21 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 15 ... 91

Gambar 5.22 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 16 ... 91

Gambar 5.23 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 17 ... 92

Gambar 5.24 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 18 ... 92

(15)

Gambar 5.28 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 22 ... 94

Gambar 5.29 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 23 ... 95

Gambar 5.30 Form Konsultasi Forward Chaining Pertanyaan 24 ... 95

Gambar 5.31 Form Hasil Konsultasi Untuk Metode Forward Chaining ... 96

Gambar 5.32 Form Pilihan Konsultasi Backward Chaining ... 97

Gambar 5.33 Form Pilihan Dugaan Penyakit Pada Backward Chaining ... 97

Gambar 5.34 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 1 ... 98

Gambar 5.35 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 2 ... 98

Gambar 5.36 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 3 ... 99

Gambar 5.37 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 4 ... 99

Gambar 5.38 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 5 ... 100

Gambar 5.39 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 6 ... 100

Gambar 5.40 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 7 ... 101

Gambar 5.41 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 8 ... 101

Gambar 5.42 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 9 ... 102

Gambar 5.43 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 10 ... 102

Gambar 5.44 Form Konsultasi Backward Chaining Pertanyaan 11 ... 103

Gambar 5.45 Form Hasil Konsultasi Untuk Metode Backward Chaining ... 103

Gambar 5.46 Form Solusi Untuk Vertigo Periveral ... 104

Gambar 5.47 Form Kontak Kami ... 105

Gambar 5.48 Form Login Petugas Admin ... 105

Gambar 5.49 Form Halaman Menu Awal ... 106

Gambar 5.50 Form Kelola Admin ... 106

Gambar 5.51 Form Edit Admin ... 107

Gambar 5.52 Dialog Saat Data Admin Berhasil Diupdate ... 107

Gambar 5.53 Form Tambah Penyakit Vertigo ... 108

(16)

Gambar 5.57 Form Edit Gejala ... 110

Gambar 5.58 Form Kelola Relasi Gejala Vertigo ... 111

Gambar 5.59 Form Tambah Relasi Gejala ... 111

Gambar 5.60 Form Kelola Pasien ... 112

(17)

Tabel 3.1 Tabel Kepastian ... 49

Tabel 4.1 Tabel Admin... 68

Tabel 4.2 Tabel Gejala ... 68

Tabel 4.3 Tabel Relasi... 68

Tabel 4.4 Tabel Konsultasi ... 69

Tabel 4.5 Tabel Penyakit ... 69

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin maju,

ditambah kebutuhan manusia akan informasi kesehatan secara cepat dan akurat,

kapan pun dan dimana pun, mendorong para ahli untuk mengembangkan kegunaan

komputer agar dapat mempermudah pekerjaan manusia, dalam hal ini mengenai

informasi kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan,

kesadaran akan pola hidup yang sehat terkadang masih terabaikan. Sehingga banyak

gejala dan penyakit yang timbul akibat pola hidup dan pola makan yang tidak teratur,

salah satunya adalah penyakit vertigo.

Vertigo merupakan sakit kepala yang berbeda dari gejala sakit kepala biasa

atau pun migrain. Angka kejadian vertigo dari studi yang sudah ada cukup bervariasi,

diperkirakan berkisar antara 1,7% – 17%. Populasi yang paling sering terkena adalah

rentang usia 11 - 60 tahun.

Vertigo adalah suatu gangguan sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya dengan gejala yang timbul, terutama dari jaringan otonomik

yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh. Seorang penderita vertigo

sendiri biasanya tidak mengetahui jenis gejala maupun penyakit yang dideritanya

karena minimnya informasi yang mereka dapatkan.

Terkadang penderita akan mendatangi dokter spesialis untuk berkonsultasi,

namun tidak semua orang dapat melakukannya, bisa dikarenakan faktor ketidak

(19)

tahuan ataupun karena tuntutan kesibukan, terdapat pula kelemahan seperti jam kerja

praktek dokter yang terbatas. Dengan adanya hal tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa dibutuhkan adanya sebuah alat bantu yang dapat mendiagnosa penyakit

vertigo berupa sistem pakar sebagai alternatif informasi dan media konsultasi yang

lebih praktis.

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat

menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar atau

ahli dibidangnya. Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan orang awampun

dapat menyelesaikan masalah yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan

bantuan para ahli, dan dalam sisitem pakar ini penderita penyakit vertigo dapat

mengkonsultasikan untuk memastikan jenis penyakitnya, berdasarkan gejala-gejala

yang sering dialami, serta memperoleh informasi dan solusi bagaimana cara

mengatasi penyakit vertigo tersebut secara tepat dan akurat.

Pembuatan sistem pakar ini akan dikonsultasikan dengan seorang ahli

dibidangnya yaitu dokter spesialis syaraf. Metode yang digunakan yaitu forward

chaining sebagai konsultasi apabila seorang penderita belum mengetahui jenis

penyakit yang diderita melalui berbagai pertanyaan yang akan diberikan, sedangkan

metode backward chaining digunakan untuk memastikan apakah penderita tersebut

benar terkena penyakit vertigo dengan persentase kepastian, dalam hal ini penderita

(20)

merupakan metode penelusuran yang dimulai dari hipotesis/kesimpulan, kemudian

mengecek pada sebab-sebab yang mendukung dari kesimpulan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat

dirumuskan beberapa permasalahan antara lain :

a. Bagaimana cara pengguna (penderita) dapat memperoleh informasi

tentang jenis penyakit dan solusi vertigo dengan mudah?

b. Bagaimanakah cara membuat sistem pakar diagnosa penyakit vertigo

dengan forward dan backward chaining ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :

a. Pada aplikasi ini tidak membahas masalah keamanan website.

b. Pada sistem pakar ini hanya digunakan untuk mengidentifikasi

gejala-gejala penyakit vertigo.

c. Sistem ini hanya memberikan hasil identifikasi penyakit sesuai dengan

rule-rule yang telah diinputkan.

d. Metode yang digunakan adalah Forward Chaining dan Backward

(21)

1.4 Tujuan

Penyusunan tugas akhir ini, bertujuan untuk membuat aplikasi sistem pakar

diagnosa penyakit vertigo dengan metode forward chaining dan backward chaining.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pembuatan aplikasi sistem pakar ini yaitu untuk

mengetahui dan memastikan jenis penyakit vertigo yang diderita, serta cara

menangani penyakit vertigo sesuai jenisnya, dengan menginputkan gejala-gejala yang

sering dialami penderita, secara praktis, tepat dan akurat.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang deskripsi umum Tugas Akhir yang meliputi latar

belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta

metodologi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan

laporan Tugas Akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang menjadi

(22)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang dari sistem yang akan dibuat, serta perancangan

sistem yang meliputi : perancangan aturan penyakit, perancangan data base,

dan desain interface sistem.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah dibuat

sebelumnya yang meliputi implementasi database dan implementasi aplikasi.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini berisi pembahasan mengenai uji coba aplikasi, pelaksanaan uji

coba dan evaluasi dari hasil uji coba sistem yang telah dilakukan, untuk

kelayakan penggunaan aplikasi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk penggembangan aplikasi

lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada aplikasi untuk

mendapatkan hasil kinerja aplikasi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian daftar pustaka ini akan disebutkan berbagai sumber

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Vertigo

Vertigo adalah suatu sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya dengan gejala yang timbul, terutama dari jaringan otonomik

yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh. Kata vertigo berasal dari

bahasa latin yaitu vertere yang artinya memutar. Nama ini diberikan kepada orang

yang biasanya merasa dunia di sekitarnya berputar sehingga hilang keseimbangan.

Pada dasarnya vertigo merupakan keluhan, bukan penyakit. Namun, keluhan

ini bisa menjadi pertanda penyakit yang serius. Jadi, sekalipun bukan penyakit,

vertigo tidak boleh disepelekan. Vertigo bisa jadi merupakan pertanda

penyakit-penyakit seperti tumor otak, hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus

(kencing manis), jantung dan ginjal. Semakin dini vertigo ditangani akan semakin

cepat dapat diatasi.

Penyakit yang juga disebut vestibulars disorders atau gangguan vestibular ini

adalah gangguan kesehatan yang berhubungan dengan sistem keseimbangan kita,

biasanya gejala yang timbul adalah rasa berputar (ingin jatuh), telinga berdengung

dan kadang-kadang dengan rasa mual. Dr. Troeboes, salah seorang dokter yang

pernah masuk dalam tim dokter mantan Presiden Soeharto, mengatakan keluhan

vertigo disampaikan oleh lima persen dari seluruh pasien yang berobat di

(24)

2.1.1 J enis Vertigo

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular

yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran

vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan

informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo

periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis,

yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain

penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat

kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguankeseimbangan yang sering

kali menyebabkan hilang pendengaran) , vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel

saraf keseimbangan) , dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).

Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,

khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan

serebelum (otak kecil). Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo

sentral termasuk antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan

otak), tumor, trauma di bagiankepala, migren, infeksi, kondisi peradangan,

neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf) yang

menimbulkan dampak pada otak kecil.

2.1.2 Faktor Penyebab Timbulnya Penyakit Vertigo

Penyebab timbulnya gejala keluhan vertigo biasanya datang mendadak,

(25)

Faktor penyebab vertigo antara lain gangguan Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik,

Otolaringologi, dan Psikogenik. Vertigo sistemik adalah keluhan vertigo yang

disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan jantung.

Vertigo neurologik adalah keluhan vertigo yang disebabkan oleh gangguan saraf.

Vertigo ophtalmologis yaitu keluhan yang disebabkan oleh gangguan mata atau

berkurangnya daya penglihatan. sedangkan vertigo otolaringologis yaitu keluhan

yang disebabkan karena berkurangnya fungsi alat pendengaran. Selain penyebab dari

segi fisik, penyebab lain munculnya vertigo adalah pola hidup yang tidak teratur,

seperti kurang tidur atau terlalu memikirkan suatu masalah hingga stres. Vertigo yang

disebabkan oleh stres atau tekanan emosional disebut vertigo psikogenik.

Vertigo juga sering kali disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan

yang berpusat di area labirin atau rumah siput di rongga teling yang kemungkinan

disebabkan oleh :

- Infeksi virus seperti influenza yang menyerang area labirin

- Infeksi bakteri di telinga bagian tengah

- Radang sendi di daerah leher

- Serangan migrain

- Mabuk kendaran

- Alkohol dan obat-obatan tertentu

- Sirkulasi darah yang terlalu sedikit sehingga menyebabkan aliran darah ke pusat

(26)

2.1.3 Gejala Penyakit Vertigo

Gejala-gejala untuk penyakit vertigo ini dikonsultasikan melalui tahap

wawancara dengan seorang dokter syaraf yang ahli bidangnya yaitu

Prof.Dr.Moh.Hasan.Machfoed, dr, Sp.S(K),MS. Pada vertigo jenis periferal biasanya

terjadi gejala-gejala seperti :

1 . Mual dan muntah-muntah ringan / seperti mabuk

2 . Jantung berdebar lebih cepat dari biasanya

3. Pandangan gelap (berkurangnya daya penglihatan)

4. Rasa lelah dan stamina menurun

5. Tidak mampu berkonsentrasi / tidak fokus

6. Hilangnya keseimbangan tubuh ketika berdiri atau duduk

7. Otot tubuh terasa sakit

8 . Daya pikir menurun (mudah lupa)

9. Sensitif dengan cahaya terang

10. Berkeringat dingin

11. Telinga berdenging atau hilangnya pendengaran

12. Rasa seolah akan terjatuh pada permulaan tidur

13. Keadaan sekitar terasa berputar

Sedangkan gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita

akan mengalami hal-hal seperti :

1. Mual dan muntah-muntah (lebih dari 5 kali sehari selama 1 minggu)

2. Penglihatan ganda (seolah melihat sekeliling / benda lebih dari satu)

(27)

4. Pusing disekitar mata (kelumpuhan atau ketidak seimbangan otot-otot bola mata)

5.Kelumpuhan otot-otot wajah (otot wajah tidak dapat digerakkan)

6. Sakit kepala terus menerus (sakit kepala yang parah)

7. Kesadaran terganggu (mudah pingsan)

8. Tubuh terasa lemah, tidak dapat menggenggam sesuatu

9. Tidak mampu berkata-kata

10. Hilangnya koordinasi tubuh (gangguan tulang belakang dan otak)

11. Banyak berkeringat secara berlebihan

2.1.4 Penanggulangan Penyakit Vertigo

Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari

vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga

bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah

gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari

gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa

dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan

meneteskan air dingin ke dalam telinga.

Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian

berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata

tertutup.

Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang

(28)

atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan

saraf. Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau

dari tulang belakang. Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka

dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh

darah yang menuju ke otak.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo

yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Skopolamin

terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk

plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa

menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester

menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.

Terapi rehabilitasi vestibular (vestibular rehabilitation therapy/VRT)

merupakan terapi fisik untuk menyebuhkan vertigo. Tujuan terapi ini adalah untuk

mengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan, dan mencegah seseorang jatuh

dengan mengembalikan fungsi sistem vestibular.

Pada Vestibular Rehabilitation Therapy, pasien melakukan latihan agar otak

dapat menyesuaikan dan menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini

bergantung pada beberapa faktor pasien yang meliputi usia, fungsi kognitif (memori,

kemampuan mengikuti pentunjuk), kemampuan kordinasi dan gerak, dan kesehatan

pasien secara keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat), serta kekuatan fisik. Dalam

(29)

melatih keseimbangan dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala,

gerakan mata, dan berjalan.

Langkah-langkah berikut ini juga dapat meringankan atau mencegah gejala

vertigo:

1. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi

2. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri

dari tempat tidur

3. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang

4. Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu benda

dari ketinggian

5. Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar

(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.

6. Latihan vestibular, yaitu : Berdiri tegak, buka kedua mata kemudian tutup.

Lakukan lima kali. Melatih gerakan kepala memutar. Pertama, tempelkan

dagu ke dada, kemudian gerakkan atau putar kepala ke kiri, terus sampai

kepada posisi semula. Kemudian ganti arah, dengan memulai ke arah kanan.

Masing-masing arah lakukan 3 kali. Lakukan juga gerakan menunduk

perlahan-lahan, lalu menengadah, ulangi 3 kali. Latih juga gerakan kepala

miring, yaitu usahakan telinga kiri menempel ke pundak kiri. Tahan hingga 15

detik, kemudian lakukan gerakan yang sebaliknya. Ulangi masing-masig arah

3 kali. Duduk dengan tulang punggung tetap tegak, mata terbuka. Lalu

(30)

Melatih gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri (horizontal) dengan mata

tetap terbuka. Ulangi masing-masing arah 3 kali. Lalu sambung dengan

menggerakkan bola mata secara vertical, atas dan bawah. Latih otot mata

dengan mengikuti arah benda yang sedang bergerak, lalu fokuskan pandangan

mata pada benda yang diam.

7. Secara naturopati gangguan vertigo ini bisa dibantu dengan mengkonsumsi

atau menghindari makanan tertentu. Setiap makan, usahakan porsi yang

cukup, jangan terlalu banyak, hindari makanan yang tinggi karbohidrat,

makanan-makanan yang bisa merangsang alergi (misalnya seafood, pedas,

asam yang berlebihan), makanan yang mengandung alkohol, kafein, minyak

dan lemak.

8. Mengkonsumsi enzim Bromelain, Magnesium, Vitamin B12 yang berfungsi

untuk mengatur keseimbangan sistem syaraf. Jahe dan Ginko juga sangat

bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi ke dan dalam otak.

Adapun beberapa latihan terapi gangguan keseimbangan atau vertigo akibat

perubahan posisi kepala (istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional

Vertigo), yaitu :

Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque

maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise.

(31)

1. Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley maneuver

Gambar 2.1 Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley maneuver

Latihan terapi :

1. Posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (pada gangguan keseimbangan /

vertigo telinga kiri)

2. Tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur, tunggu jika

terasa berputar atau sampai vertigo hilang.

3. Putar kepala ke arah kanan (sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap

ke lantai, tunggu sampai rasa vertigo hilang.

4. Duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke

arah lantai. Masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30-60 detik. Dapat

dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.

(32)

Latihan terapi dilakukan dengan cara berguling sampai 360 derajat,

1. Mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas.

2. Jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri (kepala dan badan) secara

perlahan-lahan.

3. Jika timbul vertigo, berhenti dahulu tetapi jangan berbalik lagi, sampai

hilang.

4. Setelah rasa vertigo hilang berguling diteruskan.

5. Kembali ke posisi semula.

3. Semont Liberatory maneuver

Gambar 2.2 Semont Liberatory Maneuver

(33)

1. Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala

menoleh ke kiri,

2. Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2)

dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik),

3. Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu

30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.

Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.

4. Brand-Darroff exercise

Gambar 2.3 Brand-Darroff Exercise

(34)

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda,

pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,

kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi

kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang

kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.

2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)

Kecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI)

didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem

seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke

dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat

dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan

antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf

tiruan dan robotika.

Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk

Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan,

menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di

sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai

sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh :

Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.

Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk

cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku,

(35)

menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang

membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian,

perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan

pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah

menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi

masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam

bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam

beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.

'Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan,

tapi juga mengkonstruksinya.

Tidak ada definisi yang memuaskan untuk 'kecerdasan' :

Kecerdasan : kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya atau

kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'.

Kecerdasan buatan adalah gabungan dari tiga bidang penelitian utama yaitu :

a.Robotics, merupakan bidang penyelidikan umum yang memiliki tujuan akhir

untuk membangun, dengan segala kemungkinan, simulasi dari wujud

manusia secara lengkap termasuk mental dan fisik.

b.Cognitive Seciente, mempelajari cara pengenalan pada manusia atau proses

berfikir, susunan dan cara kerja pada otak manusia.

c.Intellegence Software, difokuskan pada pengembangan keamanan komputer

agar lebih pintar. Pada bidang ini teknik dan teori kecerdasan buatan dicoba

untuk diaplikasikan agar dapat meningkatkan kegunaan komputer bagi

(36)

Pengertian kecerdasan buatan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, antara

lain :

a. Sudut pandang kecerdasan.

b. Kecerdasan buatan akan membuat mesin menjadi cerdas (mampu berbuat

seperti apa yang dilakukan oleh manusia).

c. Sudut pandang penelitian

d. Kecerdasan buatan adalah suatu studi bagaimana membuat agar komputer

dapat melakukan sesuatu, sebaik yang dikerjakan oleh manusia.

e. Sudut pandang bisnis.

f. Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerful dan

metodeologis dalam penyelesaian masalah-masalah bisnis.

g. Sudut pandang pemrograman.

h. Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik,

penyelesaian masalah (problem solving) dan pencarian (searching).

Untuk melakukan aplikasi kecerdasan buatan ada 2 bagian utama yang sangat

dibutuhkan, yaitu :

a. Basis Pengetahuan (knowledgebase), berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan

hubungan antara satu dengan yang lainnya.

b. Motor inferensi (inference engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan

(37)

Gambar 2.4 Inference Engine

2.3 Sistem Pakar (Expert System)

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan

menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini,

orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu

informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para

ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar

sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Sistem pakar dalam penyusunannya, mengkombinasikan kaidah-kaidah

penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang

diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal

tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

(38)

2.3.1 Sejar ah Sistem Pakar

Sistem Pakar dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial

Intelligence Corporation. Periode penelitian artificial intelligence ini didominasi oleh

suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan

menghasilkan prestasi pakar atau bahkan yang melebihi prestasi manusia. Suatu

usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem-Solver (GPS). GPS yang berupa

sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan

Herbert Alexander Simon dari Logic Theorist merupakan sebuah percobaan untuk

menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessor menuju

Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun beberapa langkah-langkah yang

dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa

(general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan

dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan

kemudian diikuti oleh MYCIN. Pembuatan DENDRAL tujuannya mengarah kepada

konklusi-konklusi berikut :

a. GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun ES

yang berunjuk kerja tinggi.

b. Pemecahan masalah manusia adalah baik hanya jika beroperasi dalam

(39)

c. ES harus di-update secara berkala untuk informasi baru. Update semacam

ini dapat efisien apabila menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule.

d. Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali

tentang area problem.

Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah

pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari ES berasal dari

pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus

dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya. Awal 1980-an, teknologi ES

yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi

komersil, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment

Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric). Sistem pakar untuk

melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970.

Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama dibuat oleh Bruce Buchanan dan

Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini diberi nama MYCIN. MYCIN

merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan

infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu

memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail.

Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis.

Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN

(40)

2.3.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian,

ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan.

1. Keahlian

Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang

tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh

bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah :

a. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

b. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

c. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup

permasalahan tertentu.

d. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

e. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan

lebih cepat dan lebih baik dari pada seseorang yang bukan ahli.

2. Ahli

Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu

tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain),

menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan

(41)

3. Pengalihan Keahlian

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian

dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari

sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :

a. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya).

b. Representasi pengetahuan (ke komputer).

c. Inferensi pengetahuan.

d. Pengalihan pengetahuan ke user.

4. Inferensi

Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis

pengetahuan. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu : fakta dan prosedur (biasanya

berupa aturan).

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah

kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai

basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses

basisdata, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi.

(42)

5. Aturan

Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule-based

systems, yang mana pengetahuannya disimpan dalam bentuk aturan-aturan.

Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.

6. Kemampuan Menjelaskan

Fitur lain dari sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi.

Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional.

2.3.3 Keuntungan Sistem Pakar

Ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, antara lain :

a. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

b. Dapat melakukan proses secara berulang secara otomatis.

c. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

d. Meningkatkan output dan produktivitas.

e. Meningkatkan kualitas.

f. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang

termasuk keahlian langka).

g. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

h. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

i. Memiliki reabilitas (handal).

(43)

k. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap

dan mengandung ketidakpastian.

l. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

m. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

n. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.3.4 Kelemahan Sistem Pakar

Selain keuntungan sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan,

diantaranya adalah :

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak

selalu bisa didapatkan dengan mudah karena kadangkala pakar dari

masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang pendekatan

yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

b. Untuk membuat suatu system pakar yang benar-benar berkualitas tinggi

sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk

pengembangan dan pemeliharaanya.

c. Boleh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.

d. Sistem pakar tidaklah 100% sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena

itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Sehingga dalam hal

ini peran manusian tetap merupakan faktor yang dominan.

2.3.5 Karakteristik Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki fasilitas informasi yang handal.

(44)

3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

4. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.

2.3.6 Kategori Sistem Pakar

Adapun masalah yang dapat diselesaikan dengan sistem pakar, antara lain

yaitu :

1. Interpretasi, membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data

mentah.

2. Prediksi, memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari

situasisituasi tertentu.

3. Diagnosis, menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang

didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.

4. Desain, menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok

dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala

tertentu.

5. Perencanaan, merencanakan serangkaian tindakan yanga akan dapat mencapai

sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.

6. Debugging dan Repair, menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk

mengatasi malfungsi.

7. Instruksi, mendeteksi dan mengoreksi definisi dalam pemahaman domain

subyek.

8. Pengendalian, mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks.

(45)

10. Simulation, pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.

11. Monitoring, membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang

diharapkan.

2.3.7 Inferensi Berbasis Aturan

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang

diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclution) atau

implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.

2.3.7.1 Forward Chaining

Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan

solusinya disebut dengan rantai (chain). Suatu rantai yang dicari atau dilewati atau

dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut dengan

forward chaining. Cara lain menggambarkan forward chaining ini adalah dengan

penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta.

Dengan kata lain :

• Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.

• Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan meng-assert konklusi.

(46)

Forward chaining atau runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu

dalam urutan tertentu (data driven). Dalam metode ini, data digunakan untuk

menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan.

Proses diulangi sampai ditemukan suatu hasil.

Contoh :

Terdapat 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu :

R1 : if A and B then C

R2 : if C then D

R3 : if A and E then F

R4 : if A then G

R5 : if F and G then D

R6 : if G and E then H

R7 : if C and H then I

R8 : if I and A then J

R9 : if G then J

R10 : if J then K

Fakta awal yang diberikan hanya A dan E, ingin membuktikan apakah K bernilai

(47)

Gambar 2.5 Proses Penalaran Forward Chaining

2.3.7.2Backward Chaining

Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang

mendukung hipotesa tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkan

backwkard chaining adalah dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan

sub tujuannya. Dengan kata lain :

Menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang

diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang

mendukung (ataupun kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.

Backward Chaining atau runut mundur adalah penalaran dimulai dari kesimpulan

dan akan dibuktikan kebenarannya (goal driven). Metode ini merupakan cara yang

efesien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah yang

terstruktur.

Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak

kemungkinan Metode backward chaining ini cocok digunakan untuk memecahkan

(48)

Contoh :

Seperti pada contoh forward chining, terdapat 10 aturan yang sama pada basis

pengetahuan dan fakta awal yang diberikan hanya A dan E. ingin membuktikan

apakah K bernilai benar. Maka proses penalaran backward chaining terlihat pada

gambar berikut :

Gambar 2.6 Proses Penalaran Backward Chaining

2.3.8 Pemakai Sistem Pakar

Sistem pakar dapat digunakan oleh :

1. Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka

dalam memecahkan masalah.

2. Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.

2.3.9 Struktur Sistem Pakar

Komponen utama pada struktur sistem pakar menurut Hu et al (1987)

(49)

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa

representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan

kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah

cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi

berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada

basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk

memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis

pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin

inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi

penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi

penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua

data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact

reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi

sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Terdapat tiga teknik

pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining,

dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut.

3. Basis Data (Data Base)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta fakta

tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis

(50)

maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang

dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data

lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai.dengan

komputer.

2.3.10 Teknik Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan suatu teknik untuk merepresentasikan

basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema atau diagram tertentu

sehingga dapat diketahui relasi atau hubungan antara suatu data dengan data yang

lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur

pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Dalam pengembangan suatu sistem pakar terdapat beberapa teknik

representasi pengetahuan yang biasa digunakan, yaitu :

a. Rule-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan

(rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

b. Frame-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan

frame.

(51)

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek

adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).

d. Case-Base Reasoning

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

2.4 PHP

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs

personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada

waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa

sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web.

Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya

PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak

pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.Pada November 1997,

dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam

program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan

kemampuan PHP/FI secara signifikan.Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama

Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat.

Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk

PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah

menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing.Pada pertengahan tahun

1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0.

PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi

(52)

kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.Pada Juni 2004,

Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami

perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek

ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah

paradigma berorientasi objek.

Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemrograman web, antara lain:

1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan

sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai

apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan

developer yang siap membantu dalam pengembangan.

4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah

karena memiliki referensi yang banyak.

5. PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux,

Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console

serta juga dapat menjalankan perintah-perintah system.

PHP memiliki 8 (delapan) tipe data yaitu :

1. Integer

2. Double

3. Boolean

4. String

(53)

6. Array

browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program

browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web server akan memproses

permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan

kembali ke browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format

SGML (standar general markup language) . Data yang berupa format ini kemudian

akan ditampilkan oleh browser sesuai dengan kemampuan browser tersebut.

Contohnya, bila data yang dikirim berupa gambar, browser yang hanya mampu

menampilkan teks (misalnya lynx) tidak akan mampu menampilkan gambar tersebut,

dan jika ada akan menampilkan alternatifnya saja. Web server, untuk berkomunikasi

dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu HTTP (hypertext

transfer protocol).

Protokol ini dapat mengkomunikasikan antar web server dengan client-nya

dapat saling dimengerti dan lebih mudah. Seperti telah dijelaskan diatas, format data

(54)

banyak menggunakan format HTML (hypertext markup language) karena

penggunaannya lebih sederhana dan mudah dipelajari. Kata HyperText mempunyai

arti bahwa seorang pengguna internet dengan web browsernya dapat membuka dan

membaca dokumen-dokumen yang ada dalam komputernya atau bahkan jauh

tempatnya sekalipun.

Hal ini memberikan cita rasa dari suatu proses yang tridimensional, artinya

pengguna internet dapat membaca dari satu dokumen ke dokumen yang lain hanya

dengan mengklik beberapa bagian dari halaman-halaman dokumen (web) itu. Proses

yang dimulai dari permintaan webclient (browser), diterima web server, diproses, dan

dikembalikan hasil prosesnya oleh web server ke web client lagi dilakukan secara

transparan. Setiap orang dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi pada

tiap-tiap proses. Secara garis besarnya web server hanya memproses semua masukan yang

diperolehnya dari web clientnya.

Macam - macam web server diantanya :

a. Apache Tomcat

b. Microsoft windows Server 2003 Internet Information Services (IIS)

c. Lighttpd

d. Sun Java System Web Server

e. Xitami Web Server

(55)

Namun web yang terkenal dan yang sering digunakan adalah Apache dan

Microsoft Internet Information Service (IIS).

Cara kerja web server :

a. Web server merupakan mesin dimana tempat aplikasi atau software beroperasi

dalam medistribusikan web page ke user, tentu saja sesuai dengan permintaan

user.

b. Hubungan antara Web Server dan Browser Internet merupakan gabungan atau

jaringan.

Komputer yang ada di seluruh dunia. Setelah terhubung secara fisik, Protocol

TCP/IP (networking protocol) yang memungkinkan semua komputer dapat

berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Pada saat browser meminta data web page

ke server maka instruksi permintaan data oleh browser tersebut di kemas di dalam

TCP yang merupakan protocol transport dan dikirim ke alamat yang dalam hal ini

merupakan protocol berikutnya yaitu Hyper Text Transfer Protocol (HTTP). HTTP

ini merupakan protocol yang digunakan dalam World Wide Web (WWW) antar

komputer yang terhubung dalam jaringan di dunia ini. Untuk mengenal protocol ini

jelas sangan mudah sekali dimana setiap kali anda mengetik http://… anda telah

menggunakannya, dan membawa anda ke dunia internet. Data yang di passing dari

browser ke Web server disebut sebagai HTTP request yang meminta web page dan

kemudian web server akan mencari data HTML yang ada dan di kemas dalam TCP

(56)

disebut sebagai HTTP response. Jika data yang diminta oleh browser tidak ditemukan

oleh si Web server maka akan meninbulkan error yang sering anda lihat di web page

yaitu Error : 404 Page Not Found.

XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah

tersedia database server mysql dan support php programming. XAMPP merupakan

software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi di Linux dan

Windows. Keuntungan lainnya adalah cuma menginstal satu kali sudah tersedia

Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support (PHP 4 dan PHP 5) dan

beberapa module lainnya.

Hanya bedanya kalau yang versi untuk Windows sudah dalam bentuk instalasi

grafis dan yang Linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. Kelebihan lain yang

berbeda dari versi untuk Windows adalah memiliki fitur untuk mengaktifkan sebuah

server secara grafis, sedangkan Linux masih berupa perintah-perintah di dalam

console. Oleh karena itu yang versi untuk Linux sulit untuk dioperasikan. Dulu

XAMPP untuk Linux dinamakan LAMPP, sekarang diganti namanya menjadi

XAMPP FOR LINUX.

2.6 J avaScript

JavaScript adalah bahasa skrip yang populer di internet dan dapat bekerja di

sebagian besar penjelajah web populer seperti Internet Explorer (IE), Mozilla Firefox,

Netscape dan Opera. Kode JavaScript dapat disisipkan dalam halaman web

(57)

JavaScript pertama kali dikembangkan oleh Brendan Eich dari Netscape

dibawah nama Mocha, yang nantinya namanya diganti menjadi LiveScript, dan

akhirnya menjadi JavaScript. Navigator sebelumnya telah mendukung Java untuk

lebih bisa dimanfaatkan para programmer yang non-Java. Maka dikembangkanlah

bahasa pemrograman bernama LiveScript untuk mengakomodasi hal tersebut. Bahasa

pemrograman inilah yang akhirnya berkembang dan diberi nama JavaScript,

walaupun tidak ada hubungan bahasa antara Java dengan JavaScript. JavaScript bisa

digunakan untuk banyak tujuan, misalnya untuk membuat efek rollover baik di

gambar maupun teks, dan yang penting juga adalah untuk membuat AJAX,

JavaScript adalah bahasa yang digunakan untuk

AJAX. adalah suatu teknik pemrograman berbasis web untuk menciptakan

aplikasi web interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar

interaksi pada komputer web surfer, melakukan pertukaran data dengan server di

belakang layar, sehingga halaman web tidak harus dibaca ulang secara keseluruhan

setiap kali seorang pengguna melakukan perubahan. Hal ini akan meningkatkan

(58)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dari aplikasi sistem pakar

yang akan dibuat. Dimana desain aplikasi ini akan digunakan sebagai gambaran

umum terhadap aplikasi sitem yang akan dibuat, sehingga kebutuhan akan konsep

aplikasi dapat diketahui sebelum pembuatan aplikasi.

3.1 Perancangan Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan

bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian

komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Disini kita akan

mempelajari bagaimana suatu sistem bekerja, dan bagaimana prosesnya. Pada analisis

sistem ini, kita dapat menentukan permasalahan yang ada dengan melakukan

pengamatan atau analisis pada data yang terdapat pada sistem, kemudian dari

permasalahan tersebut kita dapat menentukan solusinya.

3.1.1 Analisis Infor masi

Analisis informasi merupakan fase-fase pengembangan dalam pembangunan

suatu sistem informasi yang difokuskan pada masalah yang dapat atau akan

digunakan untuk mengimplementasikan solusi pada masalah yang ada. Dalam

menentukan dan menganalisis informasi, dapat dilakukan dengan mencari dan

(59)

mengumpulkan sumber informasi, baik informasi dari seorang pakar atau dokter

maupun dari sumber tertulis lainnya.

Pada pembuatan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan sumber informasi dari

seorang pakar dan juga sumber tertulis. Pencarian sumber informasi yang diperoleh

dari sumber tertulis atau dokumen dilakukan dengan tujuan mencari infomasi yang

berisi tentang penyakit vertigo, yang kemudian dilakukan konfirmasi pada seorang

pakar atau dokter untuk menyatakan kebenaran dari isi dokumen yang didapat.

3.1.2 Analisis Per masalahan

Permasalahan yang ada antara lain, yaitu :

1. Adanya beberapa jenis-jenis penyakit, maka dokter kesulitan untuk mengingat

suatu nama atau jenis penyakit, dan cara pengobatan atau pencegahannya

2. Tidak semua pasien dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis, hal

ini dapat dikarenakan waktu yang kurang efisien ataupun biaya yang tidak

sedikit.

3. Terkadang dokter merasa kesulitan untuk menentukan jenis penyakit yang

pasti, karena terdapat beberapa gejala yang mungkin hampir serupa.

3.1.3 Analisis Solusi

Setelah mengetahui beberapa permasalahan yang ada melalui analisis

permasalahan diatas, maka peneliti membuat sebuah analisis solusi untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut, dimana akan dibuatnya suatu aplikasi sistem

(60)

menentukan solusi terapi pengobatannya. Sistem pakar ini dibuat dengan

menggunakan bahasa pemrograman PHP, dan menggunakan MySQL sebagai

penyimpanan data, serta menerapkan penalaran forward chaining dan backward

chaining pada program yang dibuat, untuk membandingkan kedua metode tersebut.

3.2 Perancangan Algoritma

Perancangan algoritma program pada sistem pakar diagnosa penyakit vertigo

ini akan dibuat dengan beberapa rancangan, agar menjadi sebuah program utuh yang

dapat digunakan secara tepat dan mudah pengoperasiannya, baik bagi user atau

pasien dan juga untuk pakar itu sendiri.

Perancangan pembuatan program aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit

vertigo ini antara lain, yaitu :

• Perancangan aturan, yang terdiri dari perancangan block diagram, perancangan

dependency diagram, decision table dan tabel reduksi

• Basis aturan atau rule base

• Mesin inferensi (inference engine)

• Perancangan desain antarmuka pemakai (user interface)

Pembuatan program aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit vertigo ini memakai

aturan forward chaining dan backward chaining dengan menggunakan pemrograman

(61)

3.3 Perancangan Atur an Penyakit Vertigo

3.3.1 Perancangan Block Diagram

Perancangan Block Diagram ini bertujuan untuk mengetahui urutan kerja

sistem dalam mencari suatu keputusan, selain itu juga untuk membatasi ruang lingkup

permasalahan. Perancangan aturan diagnosa penyakit vertigo pada tubuh manusia

sebagai knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala penyakit vertigo

yang sebelumnya sudah diinputkan pada database berdasarkan jenis penyakitnya.

Berdasarkan beberapa parameter gejala penyakit vertigo yang ada dalam

knowledge base system , maka penyusunan block diagram penyakit vertigo ini adalah

(62)

Level 0 Level 1 Level 2

Mual dan muntah-muntah (lebih dari 5 kali sehari selama 1 minggu)

Penglihatan ganda (seolah melihat sekeliling / benda lebih dari satu)

Banyak berkeringat secara berlebihan Sulit menelan pada saat makan

Pusing disekitar mata (kelumpuhan atau ketidak seimbangan otot-otot bola mata)

Kelumpuhan otot-otot wajah (otot wajah tidak dapat digerakkan)

Sakit kepala terus menerus (sakit kepala yang parah) Kesadaran terganggu (mudah pingsan)

Tubuh terasa lemah, tidak dapat menggenggam sesuatu Tidak mampu berkata-kata

Hilangnya koordinasi tubuh (gangguan tulang belakang Mual dan muntah-muntah ringan / seperti mabuk Jantung berdebar lebih cepat dari biasanya

Rasa lelah dan stamina menurun

Tidak mampu berkonsentrasi / tidak fokus

Hilangnya keseimbangan tubuh ketika berdiri atau duduk Otot tubuh terasa sakit

Daya pikir menurun (mudah lupa) Sensitif dengan cahaya terang Berkeringat dingin

Gambar

Gambar 3.1 Block Diagram Penyakit Vertigo
Gambar 3.2 Dependency Diagram Penyakit Vertigo
Tabel 3.1 Tabel Kepastian
Gambar 3.3 Aliran Data Forward Chaining
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit jantung berbasis desktop yang hasilnya dapat menunjukkan

adanya aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit jantung karena sistem akan menyimpan pengetahuan dokter dan membantu serta mempercepat dalam proses diagnosa

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian terhadap sistem pakar diagnosa penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) berbasis web dengan metode forward chaining ,

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE..

Hasil implementasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode inferensi forward chaining dan backward chaining berbasis web mempermudah untuk diakses oleh siapa

3.6 Hasil Implementasi Sistem Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok berbasis web ini digunakan untuk memberikan berbagai informasi kepada pasien penderita yang meliputi

Berdasarkan latar belakang di atas, dibutuhkan sebuah aplikasi diagnosa yang dapat memudahkan user untuk mendiagnosa gejala hama dan penyakit pada tanaman teh, maka dengan suatu

Untuk mangatasi masalah tersebut, maka dirancang suatu sistem pakar diagnosa penyakit pada kepiting bakau dimana sistem ini dapat mendiagnosa penyakit kepiting dengan meniru cara kerja