Kelvin Dino Prasetio, Copyright © 2022, MIB, Page 2205
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Disebabkan Rokok dengan Menggunakan Metode Forward Chaining
Kelvin Dino Prasetio1,*, Iqbal Kamil Sireegar1, Suparmadi2
1 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal, Kisaran, Indonesia
2 Prodi Manajemen Informatika, STMIK Royal, Kisaran, Indonesia
Email: 1,*[email protected], 2[email protected], 3[email protected] Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak-Mahalnya biaya dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis paru-paru di rumah sakit serta penyakit yang diakibatkan rokok ini tergolong dalam keluhan- keluhan yang berbahaya bagi keberlanjutan hidup. Maka diperlukan sistem pakar untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat memberikan solusi seperti yang bisa dilakukan oleh dokter. Pasien tidak bisa secara langsung dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit Paru-paru karena mahalnya biaya dan terbatas waktu dalam melakukan aktifitas di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan termasuk dalam penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode forward chaining dan metode pencarian yang digunakan adalah penelelusuran data ke depan untuk mencari kesimpulan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL. Berdasarkan hasil komparasi antara studi pustaka dan wawancara, diperoleh 7 penyakit yang diakibatkan oleh rokok beserta penyebab dan solusinya. Dengan proses penelitian ini menghasilkan keputusan penyakit asma 100 % sesuai dengan pertanyaan gejala dari pasien dan juga menghasilkan informasi pengobatan penyakit asma.
Kata Kunci: Sistem Pakar; Penyakit Akibat Rokok; Forward Chaining; PHP; MySQL
Abstract-The high cost and takes a long time to consult with a lung specialist at the hospital and the diseases caused by smoking are classified as complaints that are dangerous for the continuation of the disease. So we need an expert system to adopt human knowledge to computers, so that computers can provide solutions like doctors can. This research uses qualitative research methods and is included in descriptive research. The method used in this study is the forward chaining method and the search method used is forward data tracing to find conclusions. Data collection techniques through interviews and literature study.
This research uses PHP programming language with MySQL database. Based on the results of the comparison between literature studies and interviews, obtained 7 diseases caused by smoking along with their causes and solutions. With this research process, an expert knowledge system application will be produced to be able to diagnose for the treatment of the disease.
Keywords: Expert System; Cigarette Diseases; Forward Chaining; PHP; MySQL
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi kini berkembang pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Salah satu teknologi yang paling dikenal luas adalah komputer. Komputer digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: bisnis, ekonomi, kesehatan, pendidikan, permainan dan sebagainya. Khususnya dalam bidang kesehatan, komputer dapat digunakan sebagai salah satu media infomasi dan aplikasi. Seperti yang kita ketahui, kesehatan merupakan hal yang berharga bagi manusia, karena siapa saja dapat mengalami gangguan kesehatan termasuk seorang perokok. Rokok, benda kecil yang bagi sebagian orang mungkin tidak asing karena sering terselip di antara jari-jari mereka, baik itu orang tua, dewasa, remaja, hingga anak kecil pun ada yang mengisap rokok. Dari yang awalnya hanya rasa penasaran, lalu menjadi kebiasaan, hingga berujung menjadi kecanduan. Dari data sensus tahun 2010 oleh Atlas Pengendalian Tembakau di ASEAN menyatakan terdapat lebih dari 30% anak Indonesia mulai merokok sebelum usia 10 tahun. Jumlah itu mencapai 20 juta anak. Saat ini jumlah perokok di Kabupaten Asahan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok dalam sebulan terakhir menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur di Kabupaten Asahan, 2018 rata-rata 40 persen dari jumlah penduduk Asahan[1]. Seperti yang dikatakan oleh dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan, pada tahun 2016 lalu. Menurut riset Atlas Tobbaco, jumlah tersebut membuat Indonesia berada pada posisi pertama dalam hal jumlah perokok tertinggi di dunia.
Sebanyak 370 miliar batang rokok dibakar, seperti kajian yang diungkapkan oleh Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan UI. Angka itu berarti biaya pembelian untuk rokok mencapat lebih dari 300 triliun rupiah.
Saat ini memang jumlah perokok yang berhasil berhenti merokok meningkat, tapi jumlah orang yang memulai menjadi perokok jauh lebih banyak. Dengan meningkatnya jumlah perokok aktif yang makin mengkhawatirkan, tentu terdapat risiko yang mengancam Indonesia ke depannya. Pasien tidak bisa secara langsung dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit Paru-paru karena mahalnya biaya dan terbatas waktu dalam melakukan aktifitas di rumah sakit. Sulitnya mendapatkan informasi tentang penyakit yang diakibatkan rokok dan gejalanya sehingga susah untuk dapat mendiagnosa penyakit tersebut.Gejala awal yang dialami pasien penyakit penyakit yang diakibatkan rokok masih dianggap remeh dalam hal pengobatannya. Efek buruk yang ditimbulkan akibat merokok adalah munculnya penyakit-penyakit berbahaya. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan ke dalam sebuah sistem.
Sistem pakar ini merupakan sebuah sistem yang dirancang supaya mampu menirukan seorang pakar dalam menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan. Sistem ini dibuat untuk membantu para perokok pada khususnya, untuk mendiagnosis penyakit dengan gejala-gejala yang ada. Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya para perokok, untuk mengetahui beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan mengisap rokok. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan sistem pakar ini adalah untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan, menganalisis bahaya yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok. Kurangnya pengetahuan, kemauan, dan kesadaran masyarakat akan bahaya dari kebiasaan mengisap rokok menjadi tinjauan masalah utama dalam penulisan karya tulis ini. Ketidakacuhan masyarakat pun menjadi faktor mengapa makin banyak perokok di Indonesia. Padahal, sudah jelas ancaman dari kebiasaan merokok ini. Tidak hanya dari sisi materiel, juga yang paling utama dari sisi kesehatan.
Penyusunan penelitian ini dibatasi pada lingkup perancangan sebuah aplikasi sistem pakar mengenai diagnosis penyakit yang diakibatkan oleh rokok. Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa cara, misalnya survei, dokumentasi, dan studi pustaka. Pada tahap survei, penulis mendefinisikan masalah, mengumpulkan bahan, data-data serta informasi yang diperlukan, memecahkan permasalahan, dan mengelompokkan permasalahan. Pada tahap berikutnya, penulis melakukan dokumentasi untuk smeua bahan dan data yang telah selesai dikerjakan dari tahap awal sampai dengan tahap akhir pengerjaan. Kemudian, penulis melakukan studi pustaka, di mana penulis mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari buku maupun artikel terpercaya sebagai referensi dan teori pendukung.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Andi, 2017 dengan judul Sistem Pakar Penyakit Lambung Menggunakan Metode Forward Chaining. Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil beberapa kesimpulan yakni, bahwa metode Forward Chaining mampu dan cukup efisien untuk diterapkan pada sistem pakar dengan objek penyakit bagian lambung dengan keakuratan diagnosa sebesar 75%, hal itu didasarkan pada studi kelayakan yang telah dilakukan. Data yang dibutuhkan adalah data penyakit, gejal serta rule yang kemudian dianalis dengan mengguanakan metode Forward Chaining (Runut Maju) berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan. Teknik ini merupakan teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka aturan tersebut akan dieksekusi. Setiap aturan hanya boleh dieksekusi satu kali[2]
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja penelitian membantu peneliti dalam melakukan penelitian karena akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian
Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan di atas, maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam penelitian adalah:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalahnya dalam penelitian ini adalah menemukan masalah-masalah yang terjadi dalam mendiagnosa gejala dari penyakit yang diakibatkan rokok bagi pasien yang mengalami penyakit sehingga membantu pasien dalam mengatasi penanganan penyakit tersebut.
2. Analisis Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis sistem yang sedang berjalan. Dengan demikian, diharapkan peneliti dapat menemukan kendala-kendala dan permasalahan yang terjadi untuk memudahkan proses mendiagnosa penyakit yang diakibatkan rokok dengan menggunakan data yang telah dikumpul dari pakar yang ada di Rumah Sakit Umum H. Abdul Manan Kabupaten Asahan sehingga peneliti dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut.
3. Perancangan Sistem
Suatu tahapan kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam merancang atau membuat sistem sebelum sistem dibuat dengan tujuan sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dalam memecahkan atau dengan kebutuhan pengguna berkaitan dengan pengolahan, pengelolaan dan perolehan informasi yang Identifikasi Analisis Sistem Perancangan Sistem Pembangunan Sistem
Uji Coba Sistem Implementasi Sistem
Kelvin Dino Prasetio, Copyright © 2022, MIB, Page 2207 diinginkan. Serta analisa data dilakukan dengan menggunakan metode Forward Chaining sehinnga menghasilkan informasi yang sesuai aplikasi.
4. Pembangunan Sistem
Tahap Pembangunan merupakan tahap penyusunan program aplikasi untuk menarik kesimpulan. Sistem ini diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
5. Uji Coba Sistem
Uji coba sistem dilakukan setelah pembuatan modul sistem selesai dibuat dengan percobaan pada komputer user interface. Dengan melakukan uji coba ini dapat diketahui kekurangan sistem yang telah dibuat berjalan dengan baik, apakah sistem yang dibuat sesuai dengan perancangan pada sistem yang dirancang, dan apakah penanganan kesalahan berfungsi dengan baik.
6. Implementasi Sistem
Suatu proses untuk menempatkan sistem informasi baru ke dalam sistem yang sudah ada (sistem lama). Pada kesempatan ini saya akan membahas tahapan dalam melakukan implementasi sistem pakar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Sistem 3.1.1 Analisis Masalah
Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, keamanan aplikasi, efesiensi dan pelayanan terhadap pengguna sistem. Dari analisis ini biasanya terdapat beberapa masalah sistem yang sedang dianalisa. Adapun masalah-masalah dari sistem adalah sebagai berikut:
1. Pasien tidak bisa secara langsung dapat melakukan konsultasi dengan dokter sepesialis penyakit dalam karena mahalnya biaya dan terbatas waktu dalam melakukan aktifitas di rumah sakit.
2. Sulitnya mendapatkan informasi tentang penyakit akibat rokok dan gejalanya sehingga sulit untuk dapat mendiagnosa penyakit tersebut.
3. Gejala yang dialami pasien karena penyakit akibat rokok masih dianggap remeh dalam hal pengobatannya.
3.1.2 Aliran Sistem Lama
Aliran sistem lama merupakan aliran sistem informasi yang sedang berjalan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran. Aliran sistem lama dapat dilihat pada gambar 2.
Analisis Sistem Yang Berjalan Diagnosa Penyakit Diabetes Pada R.S.U. H. Abdul. M.S Kisaran Pasien Pegawai
Formulir Data Pasien yang telah
diisi
Ambil Nomor antrian Formulir Data
Pasien yang telah diisi
Memanggil nomor Antrian
A Nomor Antrian Formulir Isian Formulir Isian
Mengisi Formulir
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Nomor Antrian
Menunggu Antrian
Melakukan Konsultasi
Berikan resep Obat Resep Obat
Resep Obat
Gambar 2. ASI Lama
Analisis prosedur yang sedang berjalan pada Rumah Sakit Umum Abdul Manan Simatupang Kisaran yang ditampilkan pada gambar 2 dapat dijabarkan secara rinci pada keterangan berikut ini:
1. Pegawai memberikan formulir isian kepada pasien, kemudian pasien mengisi formulir data pasien dan memberikan kepada pegawai.
2. Pegawai memberikan nomor antrian kepada pasien.
3. Pasien menunggu antrian untuk konsultasi dan pegawai memanggil nomor antrian pasien tersebut.
4. Pasien menemui dokter spesialis penyakit Paru untuk melakukan konsultasi.
5. Dokter spesialis merekap data konsultasi maka memberikan resep obat ke pegawai kemudian pegawai memberikan ke pasien.
3.1.3 Aliran Prosedur Baru
Untuk Prosedur aliran sistem informasi baru merupaka perubahan dari aliran sistem lama menjadi aliran sistem yang diusulkan untuk memperbaiki sistem. Aliran sistem informasi baru dapat dilihat pada gambar 3.
Pasien Admin
Data Base
Input Data Rule Input Data
Gejala
Laporan Hasil Diagnosa Hasil
Diagnosa Hasil
Diagnosa Input Data
Diagnosa
Input Data Penyakit
Gambar 3. ASI Baru
Analisa sistem prosedur diagnosa penyakit perok yang diusulkan pada Rumah Sakit Umum Daerah H.
Abdul Manan Simatupang Kisaran yang ditampilkan pada gambar 3 adalah sebagai berikut:
1 Pasien melakukan diagnosa ke sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok dan pasien memasukkan data pasien terlebih dahulu.
2 Sistem akan memberikan pertanyaan berupa gejala-gejala apa saja yang diderita oleh pasien yang tersimpan di dalam basis data pengetahuan bagi sistem dalam mendiagnosa penyakit.
3 Pasien memilih gejala yang dialami, sistem akan memberikan hasil diagnosa berdasarkan gejala-gejala yang diderita oleh pasien. Hasil berupa data penyakit dan solusi pengobatannya.
4 Admin menginput data penyakit, data gejala dan data rule apabila ada update data.
3.2 Analisa Data
3.2.1 Data Penyakit Lupus
Data yang diambil dalam mendiagnosa penyakit Akibat Rokok adalah pasti jenis-jenis penyakit Akibat Rokok.
Beberapa jenis penyakit Akibat Rokok , apat kita lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis-Jenis Penyakit Akibat Rokok Kode
Penyakit
Nama
Penyakit Definisi
p1 Asma
Asma adalah gangguan saluran napas kronik yang, melibatkan sel inflamasi yang berhubungan dengan hipereaktivitas sehingga menimbulkan gejala berulang berupa mengi, sesak nafas, rasa berar didada dan batuk terutama malam atau dini hari.
p2
Infeksi Saluran Pernapasan Berulang
Infeksi saluran napas berulang yang meliputisaluran napas atas (hidung, mulut, faring dan laring) serta saluran napas bawah (trakea. paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus).
p3
Penyakit Jantung Coroner
Perokok memiliki resiko aterosklerosis yang dapat mengarah kepada penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang dalam patifisiologinya melibatkan lipid, rombosit, dinding vaskular dan sel imun. Karbon monoksida dalamnasap rokok merupakan gas ng berbahaya jika dihirup saat merokok. Sekali zat tersebut sampai di paru akan langsung meresap ke paru.
p4 Stroke
Sindrome klinis yang ditandai dengan adanya defisit meurologis serebral fokus atau global yang berkembang secara cepat dan berlangsung minimal 24 jam atau menyebabkan kematian semata-mata disebabkan oleh kejadian vaskular baik perdarahanspontan pada otak maupun suplai darah byang inadekuat sebagai akibat aliran darah yang rendah,trombosis atau emboli yang berkaitan dengan penyakit pembuluh darah, jantung dan darah
p5 Hipertensi Kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah menetap sistolik ≥140mmHg atau diastolic ≥90mmHga)
p6 Kanker paru Semua penyakit keganasan paru termasuk keganasan yang berasal dari organ paru maupun dariuar paru. Kanker paru merupakan kanker utama yang
Kelvin Dino Prasetio, Copyright © 2022, MIB, Page 2209 Kode
Penyakit
Nama
Penyakit Definisi
disebabkan oleh kebiasaan merokok sebagai penyebab utama kematian, kanker lain akibat rokok dapat terjadi seperti kanker mulut, kanker pita suara, kanker tenggorokan, kanker serviks dan dapat juga leukimia
3.2.2 Analisa Rule (Aturan)
Rule adalah aturan yang mengkondisikan antara penyakit dengan gejala dengan syarat IF and Then. Data aturan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Analisa Data Rule
Rule untuk penelusuran penyakit p001= Asma
R1 = IF g001 THEN g002, IF g002 THEN g003, IF g003 THEN g004, IF g004 THEN g005, IF g005 THEN g006, IF g006 THEN g007, IF g007 p1, ELSE g008.
If gejala g001 adalah ya kemudian, kemudian dilanjutkan dengan gejala g002, jika jawaban ya, maka di lanjutkan ke gejala g003, jika jawaban ya maka dilanjutkan dengan gejala g004, jika jawaban ya maka dilanjutkan dengan gejala g005, jika jawaban ya maka dilanjutkan dengan gejala g006, jika jawaban ya maka dilanjutkan dengan gejala g007 batas penelusuran berhenti di penyakit p1 sehingga di dapatkan hasil yaitu R1, jika tidak maka akan berlanjut ke pertanyaan gejala g008
3.3. Perancangan dan Pembangunan Sistem
Prosedur perancangan dilakukan dengan mengunakan alat bantu seperti analisa aliran sistem dan flowchart dan melakukan pemodelan dengan menggunakan Unifield Modelling Language (UML) serta dilanjutkan dengan perancangan aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database Mysql. Juga untuk proses analisa data dilakukan dengan menggunakan metode Forward Chaining.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Pembahasan Interface
Pembahasan interface atauh asil output dari pada perancangan aplikasi web merupakan antarmukau ntuk berinteraksi antara user dengan sistem. Interface yang dihasilkandari perancangan ini semuanya di akses melalui halaman browser seperti mozila firefox dan google chrome. Interface untuk pengisian data dinamakan dengan halaman form seperti form registrasi Pasien, form diagnosa, form input penyakit, form input gejala, form input rule dan laporan.
a. Halaman Utama Aplikasi
Halaman utama atau halaman selamat datang merupakan halaman yang pertama tampil ketika pengguna mengakses halaman sistem pakar penyakit akibat rokok. Pada bagian utama halaman ini terdapat menu utam aseperti home, diagnosa, info penyakit, about, help dan admin. Bagi pasien yang akan mendiagnosa penyakit dapat langsung menklik tombol mulai diagnosa yang akan diarahkan langsung ke bagian registrasi pasien.
Adapun tampilannya dapat dilihatpada gambar 4.
Gambar 4. Halaman Utama Sistem Pakar Penyakit Akibat Rokok b. Halaman Login Admin
Form login administrator digunakan utuk melakukan login para administrator untuk masuk kehalaman utama aplikasi. Untuk login admin ini pengguna harus memasukkan username dan password sehingga dapat diberikan hak akses ke sistem pakar. Tampilan form login admin dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Form Login Administrator c. Halaman Utama Administrator
Halam anutama administrator merupakan halaman utama pada bagian administrator untuk melakukan semua kegiatan dalam sistem. Pada halaman utama ini terdapat menu yang dapat diakses langsung seperti menu penyakit & solusi, menu gejala, menu relasi, pasien, laporan dan logout. Tampilannya seperti pad gambar 6.
Gambar 6. HalamanUtamaAdministrator d. Halaman Data Penyakit
Halaman data penyakit digunakan untuk menginputkan data penyakit dan untuk menampilkan penyakit.
Untuk menginputkan data penyakit maka admin harus menginputkan kode penyakit, nama penyakit, dan solusi penanganannya dan klik tombol simpan untuk menyimpannya kedalam database, untuk mengedit dapat menekan tombol edit dan hapus untuk menghapus data. Tampilannya seperti pada gambar 7.
Gambar 7. Halaman Data Penyakit e. Form Laporan Pengguna
Form laporan pengguna digunakan untuk menampilkan data pasien-pasien yang melakukan diagnosa di dalam sistem. Laporan pengguna ini didapatkan berdasarkan hasil diagnosa oleh pasien-pasien yang berhasil melakukan registrasi dan diagnosa penyakit. Pada laporan ini ditampilkan nama, kelamin, umur, alamat, penyakit yang diderita, dan tanggal diagnosa. Adapun tampilannya dapat dilihat pada gambar 10.
Kelvin Dino Prasetio, Copyright © 2022, MIB, Page 2211 Gambar 10. Halaman Laporan Pengguna
f. Form Regisrasi Pengguna
Form registrasi pengguna digunakan untuk melakukan registrasi bagi penggunaaplikasi. Registrasi pendiagnosa ini dilakukan pertama kali sebelum diagnosa yaitu melengkapi data pribadi pasien dengan menginputkan data seperti nama pasien, alamat dan jenis kelamin. Selanjutnya pasien menekan tombol registrasi dan apabila registrasi berhasil maka data akan disimpan dalam tabel pasien serta akan diarahkan pada halaman diagnosa penyakit. Adapun tampilannya dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Form Registrasi Pendiagnosa g. Form Diagnosa / Konsultasi
Form diagnosa penyakit digunakan untuk memilih penyakit yang diderita oleh pasien untuk melakukan proses diagnosa dan mendapatkan hasil. Pasien yang melakukan diagnosa dapat menjawab beberapa pertanyaan gejala yang mungkin dialami oleh pasien. Setelah memilih gejala-gejala maka pasien dapat menekan tombol ya atau tidak untuk mendapatkan hasil diagnosa pada halaman hasil diagnosa. Adapun tampilannya dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Form Diagnosa / Konsultasi Penyakit
h. Halaman Hasil Proses Diagnosa
Halaman hasil digunakan untuk menampilkan hasil dari proses diagnosa penyakit. Hasil proses diagnosa menampilkan hasil dengan identitas pendiagnosa pada bagian atas, kemudian ditampilkan informasi gejala- gejala yang dipilih sebelumnya pada tahap diagnosa, dan hasil diagnosa pada bagian bawah dengan menampilkan nama penyakit yang terdeteksi, penjelasan definisi penyakit dan solusi untuk pengangannya penyakit akibat rokok. Adapun tampilaannya dapat dilihat seperti gambar 13.
Gambar 13. Halaman Hasil Diagnosa 3.5 Uji Coba Sistem
Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian white box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur control desain secara procedural untuk memperoleh test case. Testing dimaksudkan untuk meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci. Karenanya logical part (jalur logika) perangkat lunak akan dites dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi atau pengulangan secara fisik. Selain berfungsi sebagaimana dijabarkan diatas, pengujian white box juga dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang tidak bisa dipakai oleh sistem (tidak ada validasi / pesan eror dari program), atau keanehan-keanehan yang terjadi pada hasil (output) dari suatu proses dalam program.
Kesalahan atau keanehan tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan dalam logika program, syntax atau code program, dimana kesalahan tersebut hanya programmer saja yang mengetahuinya. Pengguna hanya akan mengetahui output yang dihasilkan berbeda dengan yang diharapkan. Berikut contoh pengujian white box atas terjadinya kesalahan dalam program. ‘cari penyakit yang sesuai dengan gejala terpilih For i = 0 To ListView2.ListItems.Count With ListView2.ListItems.Item(i) conn.Execute (“insert into tmp select a.kd_gejala,b.kd_penyakit,b.probabilitas “ _ & “,a.probabilitas as prob_gejala from aturan_gejala a,aturan b where a.kd_aturan=” _ & “b.kd_aturan and a.kd_gejala=’” & .Text & “’”) End With Next i.
3.6 Hasil Implementasi Sistem
Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok berbasis web ini digunakan untuk memberikan berbagai informasi kepada pasien penderita yang meliputi informasi penyakit, gejala maupun cara-cara pencegahan suatu penyakit yang diderita oleh pasien tersebut dengan sistem berbasis web dapat diakses oleh masyarakat umum khususnya bagi pasien yang mengalami penyakit akibat rokok. Peranan utama dari sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok ini adalah untuk mendiagnosa penyakit-penyakit yang mungkin diderita oleh pasien. Pengguna dapat melakukan diagnosa dengan melakukan registrasi user pada sistem, selanjutnya sistem akan memberikan pertanyaan dari gejala-gejala yang dialami pasien untuk diproses dalam pengambilan keputusan penyakit.
Implementasi sistem pada bagian admin pakar dimana semua kegiatan dalam sistem dapat dikontrol penuh dan dapat memanipulasi data. Admin dapat melakukan input data seperti data penyakit, data gejala, mengatur relasi untuk bobot masing-masing penyakit dan melihat laporan pengguna. Admin juga dapat melakukan pengeditan dan penghapusan data.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan teori pada perancangan sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Sistem pakar dapat mendiagnosa penyakit akibat rokok untuk dapat diketahui penyakit apa yang dialami oleh pasien; (2) Sistem pakar diagnosa penyakit akibat rokok mampu memberikan solusi untuk penanganan penyakit yang telah di diagnosa; (3) Sistem yang dapat di akses oleh semua pasien penyakit akibat rokok karena sistem yang dijalankan pada aplikasi berbasis web. (4) Dalam implementasinya dihasilkan penyakit asma 100 % karena melalui pelacakan gejala dengan logika IF-THEN dan juga sistem memberikan penanganan dan pengobatan penyakit asama.
Kelvin Dino Prasetio, Copyright © 2022, MIB, Page 2213
REFERENCE
[1] D. K. Sumatera Utara, “Profil Provinsi Sumatera Utara,” J. Ilm. Smart, vol. III, no. 2, pp. 68–80, 2019.
[2] H. A. Hidayat and G. Gumilang, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Yang Disebabkan Oleh Rokok Dengan Metode Forward Chaining,” Jutekin, vol. 5, no. 2, p. 5, 2017
[3] E. B. Pratama and A. Hendini, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada Kucing Berbasis Web Menggunakan Metode Decision Tree,” Sistemasi, vol. 8, no. 2, p. 254, 2019, doi: 10.32520/stmsi.v8i2.459.
[4] L. Septiana, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ispa Dengan,” Techno Nusa Mandiri, vol. XIII, no. 2, pp. 1–
8, 2017.
[5] A. F. Andikos, “Expert Sistem Untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak,” vol. 2, no. 2, 2017.
[6] Y. K. P, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit,” vol. 2, no. 1, pp. 21–26, 2017.
[7] A. Al Kaafi, “Sistem Pakar Penelusuran Kecerdasan Pada Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Oleh,”
J. Ilm. AMIK Labuhan Batu, vol. 5, no. 1, pp. 8–15, 2017.
[8] W. W. Nanda, “Metode Forward Chaining Dan Certainty Factor Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada Perokok Aktif Berbasis Android,” Klik-Kumpulan J. Ilmu Komput., vol. 08, no. 2, pp. 187–198, 2021, [Online]. Available:
http://klik.ulm.ac.id/index.php/klik/article/view/386.
[9] T. W. Y. R. W. U. Sri Hariyati Fitriasih, “Sistem Pakar Diagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Cabai Besar Menggunakan Metode Certainty Factor,” J. Ilm. SINUS, vol. 15, no. 2, pp. 13–24, 2017, doi: 10.30646/sinus.v15i2.302.
[10] F. A. Nugroho, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung dengan Metode Forward Chaining,” J. Inform.
Univ. Pamulang, vol. 3, no. 2, p. 75, 2018, doi: 10.32493/informatika.v3i2.1431.
[11] G. Devanley and H. Guenoche, “Imperfections in shock tube flows,” Astronaut. Acta, vol. 15, no. 5–6, pp. 531–536, 1970.
[12] P. Pt and A. P. M. Rent, “No Title,” vol. 2, no. 2, pp. 64–77, 2018.
[13] A. Hendini, “Pemodelan Uml Sistem Informasi Monitoring Penjualan Dan Stok Barang (Studi Kasus: Distro Zhezha Pontianak),” vol. IV, no. 2, pp. 107–116, 2016.
[14] H. Hairani, M. N. Abdillah, and M. Innuddin, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Rematik Menggunakan Inferensi Forward Chaining Berbasis Prolog,” InfoTekJar (Jurnal Nas. Inform. dan Teknol. Jaringan), vol. 4, no. 1, pp.
8–11, 2019, doi: 10.30743/infotekjar.v4i1.1377.
[15] M. T. Andi Nurkholis, Agung Riyantomo, “Sistem Pakar Penyakit Lambung Menggunakan Metode Forward Chaining,”
Momentum, vol. 13, no. 1, pp. 32–38, 2017.
[16] M. H. M. M. Ratih Fitri Aini, “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ayam Dengan Metode Forward Chaining,”
J I M P - J. Inform. Merdeka Pasuruan, vol. 1, no. 2, pp. 75–79, 2017
[17] W. Ahyaruddin and S. Topiq, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru-Paru Pada Anak Dengan Metode Naive Bayes Berbasis Web,” eProsiding Tek. Inform., vol. 2, no. 1, pp. 134–141, 2021.