Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman teh dengan menggunakan metode forward chaining dan backward chaining. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan sistem pakar diagnosa hama dan penyakit tanaman teh dengan menggunakan metode forward chaining dan backward chaining.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Masalah
- Batasan Masalah
- Metodologi Penelitian
- Sistematika Penulisan
- Jadwal Penelitian
Tahap 5, pada tahap ini akan diterapkan sistem pakar untuk mendiagnosis hama dan penyakit tanaman teh oleh pengguna. Tahap 6, pada tahap ini sistem pakar ini dikembangkan lebih lanjut setelah mendapat masukan dari pengguna.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terkait
LANDASAN TEORI
Sistem Pakar
- Sejarah Sistem Pakar
- Pengertian Sistem Pakar
- Tujuan Sistem Pakar
- Konsep Dasar Sistem Pakar
- Struktur Sistem Pakar
Konsep sistem pakar adalah meniru metodologi dan cara kerja manusia yang ahli dalam bidang atau bidang tertentu (Setiawan, 1993). Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi.
Forward Chaining
Setelah dieksekusi Anda akan mendapatkan fakta baru berupa data yang ada data yang bisa dieksekusi di R5. Jika tidak ada maka pencarian selesai dan dilanjutkan hingga iterasi ke-2. Di sini terlihat data X, B dan E ada di R2 dan kemudian R2 langsung dieksekusi. Setelah dieksekusi, akan muncul fakta baru berupa data Y. Jika ditemukan fakta baru, periksa apakah masih ada data yang bisa dieksekusi. Jika tidak ada maka pencarian terhenti. sampai sini. dan lanjutkan dengan iterasi ke-3.
Backward Chaining
Kemudian pada iterasi kedua cari subgoalnya yaitu data Y yang ada di stack, pencariannya sama seperti pada iterasi pertama yaitu lihat di stack Y apakah di R1, R2, R3, R4 dan R5, jika ada, maka aturan tersebut akan dijalankan. Stack Y ternyata ada di R2, jadi langsung dieksekusi. Setelah dieksekusi, Anda akan menemukan bahwa B dan E ada di database, tetapi X tidak ada di database, jadi X akan disimpan di stack. Lihat apakah ada yang bisa dilakukan. Jika tidak ada yang bisa dilakukan, pencarian dihentikan dan dilanjutkan hingga iterasi ke-3.
Jika tidak ada yang bisa dilakukan maka pencarian dihentikan dan dilanjutkan hingga iterasi ke-4. Pada iterasi ini pencariannya sama seperti pada iterasi ke 3 yaitu sebelumnya kita mencari X, namun sekarang X sudah tidak sejalan dan berada pada database yang berisi fakta baru. Jika tidak ada yang bisa dilakukan, pencarian dihentikan dan dilanjutkan hingga iterasi ke-5.
Kemudian mencari data yang dapat ditindaklanjuti, jika tidak ada yang dapat ditindaklanjuti, pencarian dihentikan dan dilanjutkan ke iterasi ke-6.
Pengertian Tanaman Teh
Hama dan Penyakit Teh
Gambar 4.1 menjelaskan flowchart yang akan dibuat Penerapan sistem pakar diawali dengan pemilihan metode rantai sebelum atau di belakang rantai oleh pengguna. Pada gambar 4.5 merupakan halaman utama pada sistem ini, yaitu halaman yang berguna untuk mengakses semua menu pada sistem ini. Pada Gambar 4.6 terdapat halaman entri data konsultatif yang berfungsi untuk mengetahui siapa saja yang menggunakan aplikasi.
Pada Gambar 4.7 terdapat halaman Forward Consultation yang berfungsi untuk mencari hasil data gejala tanaman teh. Pada Gambar 4.8 terdapat halaman Forward Consultation yang berfungsi untuk mencari hasil data gejala dan data penyakit yang terdapat pada tanaman teh. Pada Gambar 5.1, halaman ini berfungsi untuk login, sehingga Anda dapat mengelola, menambah, mengubah dan menghapus penyakit, gejala, solusi dan aturan setelah login.
Gambar 5.10 menunjukkan hasil analisis berupa persentase penyakit yang dialami, dan solusi pengobatan penyakit yang dialami berdasarkan gejala dan penyakit yang dimasukkan oleh pengguna.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisis Permasalahan
- Analisa Masalah
- Analisis Tanaman Teh
- Analisis Penyakit dan Gejala
Fungsi Utama Perangkat Lunak
Perancangan Sistem
- Flowchart Sistem
- Entity Relationship Diagram (ERD)
Kaidah Produksi
Perancangan Pengambilan Keputusan
- Keterangan Tabel Hubungan Gejala
- Keterangan Tabel Hubungan Penyakit
- Tabel Rule
Analisis Metode Pelacakan
IMPLEMENTASI SISTEM
Spesifikasi Perangkat Keras
Spesifikasi Perangkat Lunak
Batasan Implementasi Sistem
Implementasi Sistem
Implementasi Antarmuka
- Halaman Login Admin
- Halaman Utama Admin
- Halaman Master Gejala
- Halaman Master Penyakit
- Halaman Master Rule
Halaman Utama
- Halaman Konsultasi Forward
- Halaman Konsultasi Backward
- Halaman Hasil Konsultasi Forward
- Halaman Hasil Konsultasi Backward
- Halaman Print Out PDF Forward
- Halaman Print Out PDF Backward
Pada Tabel 6.1 dilakukan pengujian dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh, pengujian dilakukan dengan metode Forward Chaining. Pada Tabel 6.2 pengujian dilakukan dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh dan penyakit yang diduga tertular dari tanaman teh tersebut, pengujian dilakukan dengan metode rantai mundur. Pada pengujian pertama dengan metode rantai maju terdapat beberapa gejala yang terjadi yaitu daun berguguran, daun menguning, daun layu, bagian yang terkena busuk dan mengeluarkan getah, hasil pengujian menunjukkan penyakit akar pada buah anggur merah.
Pada tabel 6.3 telah dilakukan pengujian dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh, sesuai dengan metode Forward Chaining. Pada tabel 6.4 pengujian dilakukan dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh dan penyakit yang diduga diderita tanaman teh tersebut, pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Backward Chaining. Pada tabel 6.5 telah dilakukan pengujian dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh, sesuai dengan metode Forward Chaining.
Pada Tabel 6.6 pengujian dilakukan dengan memasukkan gejala-gejala yang ada pada tanaman teh dan dugaan penyakit yang diderita tanaman teh. Pengujian dilakukan dengan metode Backward Chaining.
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
Pengujian Sistem
- Pengujian Ke-1
- Pengujian Ke-2
- Pengujian Ke-3
Sebagai salah satu negara pengekspor teh, para petani diharapkan mampu mengidentifikasi penyakit-penyakit yang terjadi di kebun teh yang dikelolanya.Upaya ini dilakukan sebagai langkah jangka pendek untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang telah teridentifikasi. produktivitas dan kualitas produksi dapat terjaga dengan baik. Pada bab ini akan dilakukan pengujian sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada tanaman teh dengan menggunakan metode rantai maju dan rantai mundur berdasarkan kaidah pada buku BUDIDAYA TEH DAN PENGOLAHAN PASCA PANEN karya DJOEHANA SETYAMIDJAJA. Pada pengujian ke 1 dengan metode rantai mundur terdapat beberapa gejala yang terjadi dan diduga penyakit yang dialami yaitu daun berguguran, daun menguning, daun layu, bagian yang terserang menjadi busuk, penyakit akar keputihan dan merah anggur, penyakit akar hitam, batu penyakit akar merah, hasil pengujian menunjukkan penyakit akar Burgundy dengan persentase (100%), penyakit akar hitam dengan persentase (60%), penyakit akar merah bata dengan persentase (75%).
Pada pengujian kedua dengan metode rantai maju terdapat beberapa gejala yang terjadi yaitu penggilingan melingkar, tumpukan kotoran, serbuk kayu, benih rusak dan isapan isi benih muda, hasil pengujian tidak menunjukkan adanya penyakit dengan gejala tersebut. . Pada pengujian kedua dengan metode rantai mundur terdapat beberapa gejala yang terjadi dan diduga penyakit yaitu penggilingan melingkar, tumpukan tanah, serbuk kayu, benih rusak, isian benih muda terhisap dan hama Zeuza coffeae, hama Xylobarus morigerus . , Hama kepik biji Poecilocoris harwickii, hasil pengujian menghasilkan hama kepik biji Zeuzra coffeae dengan persentase (66,67%), hama kepik biji Xylobarus morigerus dengan persentase (50%), hama kepik biji Poecilocoris harwickii dengan persentase (55%). Pada pengujian ke 3 dengan metode rantai maju terdapat beberapa gejala yang terjadi yaitu kulit mempunyai lapisan berwarna putih, kuning hingga merah jingga, kulit yang dilapisi menjadi kering dan mati, kekurangan nutrisi, bercak coklat pada ujung mata. daun dan daun utama rontok, hasil pengujian tidak termasuk karat daun, penyakit jamur dan penyakit fisiologis.
Pada pengujian ke 3 dengan metode rantai terbalik muncul beberapa gejala dan muncul dugaan penyakit yaitu kulit terdapat lapisan berwarna putih kuning hingga merah jingga, kulit yang dilapisi menjadi kering dan mati, kekurangan nutrisi, bercak coklat pada ujungnya. penyakit jamur upas, penyakit fisiologis, hasil pengujian menunjukkan penyakit hawar daun dengan persentase (100%), penyakit jamur upas dengan persentase (100%), penyakit fisiologis dengan persentase (100%).
Analisa Hasil Pengujian
- Analisa Hasil Pengujian Ke-1
- Analisa Hasil Pengujian Ke-2
- Analisa Hasil Pengujian Ke-3
Analisa hasil uji rantai mundur 1 terdapat gejala yang menjadi masukan yaitu daun berguguran, daun menguning, daun dayu, bagian yang terserang menjadi busuk, rembes, penyakit akar bordeaux, penyakit akar hitam, penyakit akar merah bata, aturan yang direalisasikan 14, 15 dan aturan 16, menghasilkan hasil diagnosis penyakit akar dengan metode terbelakang. Analisa hasil uji rantai mundur ke 2, ada beberapa gejala yang dijadikan masukan yaitu penggilingan melingkar, tumpukan tanah, serbuk kayu, benih rusak, isi benih muda terhisap, hama Zeuzra coffeae, hama Xylobarus morigerus dan hama kepik biji Poecilocoris . harwickii, rule 04, 05 dan rule 06 terwujud, hasil diagnosa metode mundur menghasilkan hama Zeeuzera coffeeae (P04) dengan persentase 66,67%, hama Xylobarus morigerus (P05) dengan persentase 50%, dan. Analisa hasil uji rantai mundur ke 3 terdapat beberapa gejala dan penyakit yang meliputi yaitu kulit mempunyai lapisan berwarna putih kuning sampai merah jingga, kulit yang dilapisi menjadi kering dan mati, kekurangan nutrisi, bercak coklat pada bagian tubuh. ujung daun, daun utama rontok, - hawar daun, penyakit jamur upas dan penyakit fisiologis, aturan 22, 12 dan aturan 24 terwujud, hasil diagnosis metode mundur menghasilkan penyakit hawar daun (P22) dengan persentase 100% , penyakit.
Pada backward chaining, pengguna menginputkan gejala dan diagnosis penyakit tanaman teh kemudian mengolahnya menggunakan algoritma backward chaining, sehingga sistem memberikan evaluasi persentase terhadap diagnosis penyakit dan gejala tanaman teh yang dimasukkan oleh pengguna. Disarankan untuk menggunakan metode forward chaining jika pengguna tidak mengetahui penyakit dari gejala yang dimasukkan, dan backward chaining dapat digunakan untuk memastikan gejala dan penyakit memiliki tingkat kecocokan berdasarkan aturan. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol 3 No 1. Sistem pakar menggunakan metode backward chaining untuk pengujian transistor pada laboratorium elektronika.
2017), Analisis Efektivitas Metode Forward Chaining dan Backward Chaining pada Sistem Pakar, Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume 13 No.1 Maret 2017.
Pengujian Kemudahan Penggunaan Sistem
PENUTUP
Pengujian Sistem
Saran
Berdasarkan pengujian, sistem pakar ini harus diupdate secara berkala oleh pakar tanaman teh. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) penyakit berdasarkan 1 masukan gejala, diperlukan penelitian ahli secara berkala agar dapat ditentukan pengobatan terbaik. Perlu diupdate secara berkala oleh para ahli tanaman teh agar aplikasi selalu up to date dengan penyakit dan gejala terkini. 2016), Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Dengan Metode Forward Chaining (Studi Kasus : Puskesmas Kalasan Sleman Yogyakarta).
Anton Setiawan (2009), Sistem pakar diagnosa tanaman padi berbasis web dengan metode forward chaining dan backward chaining, ISSN-6930, Vol 7 No 3 Halaman 187-194. Sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada tanaman kelapa menggunakan metode kepastian faktor berbasis website. Muhammad Burhannudin, Suprapto, Nurul Hidayat3. 2017), Pemodelan sistem pakar diagnosis penyakit tanaman apel Manalagi dengan metode backward chaining menggunakan faktor kepastian, Jurnal Perkembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol.