PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN kepada
PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN kepada MASYARAKATMASYARAKAT (P3M)
(P3M)
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGEMBANGAN BISNIS MASKAPAI
PENGEMBANGAN BISNIS MASKAPAI
PENERBANGAN NASIONAL INDONESIA
PENERBANGAN NASIONAL INDONESIA
Penanggung Jawab: Penanggung Jawab:
Ir. Prasadja Ricardianto, MM (Ketua)/
Ir. Prasadja Ricardianto, MM (Ketua)/ 03110160010311016001
Arif Hernawan,AMTrU,MM (Anggota)/
Arif Hernawan,AMTrU,MM (Anggota)/ 03310565050331056505
Abi Prasidi,AMTrU,MM (Anggota)/
Abi Prasidi,AMTrU,MM (Anggota)/ 03020170030302017003
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI
(STMT) TRISAKTI (STMT) TRISAKTI JAKARTA JAKARTA Desember 2016 Desember 2016
SINOPSIS PENELITIAN
PT. TransNusa Aviation Mandiri merupakan salah satu maskapai penerbangan nasional Indonesia. adapun masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana pengembangan bisnis yang dilakukan TransNusa dengan armada pesawat baru dengan fokus wilayah di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkiraan Rencana Penerbangan yang akan di jalankan pada dua tahun kedepan. Untuk
memecahkan masalah penulis menggunakan dua metode yaitu, pertama metode pengumpulan data berupa data lapangan dan data perpustakaan. Kedua, metode analisis data dengan menggunakan analisa pasar, Trend Linier , Airlines Indicator dan pendekatan Break Even Point (Titik impas). Kesimpulan penelitian berdasarkan hasil dari berbagai perhitungan Rencana Produksi Penerbangan,Traffic Budget , dan Revenue Budget Tahun 2018. Revenue perminggu yang didapat menghasilkan kerugian bagi maskapai TransNusa. Hasil akhir penelitian ini menyarankan agar selalu mengevaluasi strategi pemasaran agar dapat merealisasikan rencana penerbangan.
Kata Kunci : airlines indicator ; analisa pasar; armada pesawat; break even point; rencana penerbangan; trend linier
PENDAHULUAN
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang stabil menarik minat investor untuk menanamkan saham di Indonesia, terlebih terdapatnya Sumber Daya Alam yang berlimpah yang dimiliki Indonesia. Dalam hal ini, Transpotasi udara merupakan salah satu penunjang kegiatan bisnis untuk menjangkau antar pulau dan daerah-daerah di Indonesia bahkan ke daerah terpencil. Waktu tempuh perjalanan yang lebih singkat menjadi pilihan utama penumpang dalam menggunakan transportasi udara dibandingkan dengan menggunakan moda transportasi lainnya.
PT. TransNusa Aviation Mandiri atau yang sering disingkat TransNusa merupakan perusahaan maskapai penerbangan domestik dengan golongan pelayanan medium service. Pada awal penerbangan maskapai TransNusa melayani penerbangan wilayah timur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2014, TransNusa melayani pernerbangan regular berjadwal dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma yang sampai saat ini rute penerbangan yang diambil adalah Halim – Dumai, Halim – Pagar Alam, dan penerbangan carter berjadwal Halim – Matak. Pengoperasian penerbangan TransNusa di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma menggunakan pesawat Fokker 70 untuk tujuan Dumai, dan ATR 42-600 untuk tujuan
Halim-Pagar Alam dan juga Halim-Matak.
Pada tahun 2015 jumlah kedatangan pesawat dengan penerbangan dalam negeri sebanyak 791,8 ribu unit dengan jumlah penumpang sebanyak 75,6 juta orang, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya kedatangan pesawat dan penumpang dengan penerbangan dalam negeri mengalami kenaikan 2,86 persen dan 2,31 persen (Derektorat Jendral Perhubungan Udara, 2016). Lalu lintas penerbangan yang melalui Selat Malaka meliputi Sumatra-Kalimantan dan Jawa traffic-nya paling padat nomer lima dunia menurut IATA (Republika, 2016).
Gambar 1
Jumlah Lalu Lintas Keberangkatan (Outgoing) Dari Jakarta Per Rute Tahun 2008-2015
Maskapai TransNusa melayani penerbangan dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma yang terletak di bagian Jakarta Timur. Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memiliki daya tarik bagi masyarakat daerah untuk datang mencari pekerjaan, karena jakarta merupakan pusat kegiatan bisnis Indonesia. Hal tersebut memacu tingginya lalu lintas (traffic) penerbangan dari dan ke Jakarta, salah satunya berasal dari wilayah Sumatera dan Kalimantan. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis memilih rute penerbangan Jakarta-Batam (PP), Jakarta-Padang (PP), Jakarta-Pekanbaru (PP), Jakarta-Balikpapan (PP), dan Jakarta-Pontianak (PP) karena memiliki pertumbuhan traffic yang meningat hampir disetiap tahunnya dilihat dari data keberangkatan (outgoing ) dan kedatangan (outcoming ) passenger domestik tahun 2008-2015.Sumber: Statistik Transportasi Udara Tahun 2008-2015
1800000 1600000 1400000 1200000 1000000 JKT-BTH JKT-PKU JKT-TKG JKT-BPN
Sumber: Statistik Transportasi Udara Tahun 2008-2015
Gambar 2
Jumlah Lalu Lintas Kedatangan (I ncoming) Di Jakarta Per Rute Tahun 2008-2015
Namun maskapai TrasnNusa masih belum mampu menggarap rute penerbangan pada rute yang disebutkan diatas. Belum mampunya TransNusa meraih peluang yang tersedia, dikarenakan terbatasnya jumlah armada pesawat yang dimiliki saat ini. TransNusa telah memiliki 13 unit pesawat sendiri, hal tersebut menandakan sudah terpenuhinya standar Air Operation Sertificat (AOC), TransNusa sendiri telah terdaftar dengan nomer AOC 121-048 dan telah mendapatkan Surat Ijin Usaha Penerbangan (SIUP), SIUAU/NB-023 dan SIUAU/NTB-63. Sebayak 10 armada pesawat digunakan pada penerbangan berjadwal di daerah Timur dan satu unit digunakan untuk penerbangan charter, 2 armada pesawat digunakan TransnNusa pada pengoperasian penerbangan di Bandar udara Halim Perdana Kusuma. Namun, terjadinya hal yang tak terduga pada April tahun 2016 di runway Bandar Udara Halim Perdana Kusuma dengan maskapai Batik Air menyebabkan satu armada ATR 42-600 mengalami kerusakan pada bagian ekor pesawat dan sayap bagian kiri (Tribunnews, 2016) sehingga pesawat beroperasi pada Bandar udara Halim Perdana Kusuma tersisa satu unit yaitu satu unit Fokker 70 yang digunakan untuk rute Dumai, dikarenakan hal tersebut TransNusa mendatangkan satu unit ATR 72-600 sebagai pesawat pengganti yang sebelumnya dipakai untuk penerbangan di daerah Timur.
1200000 1000000 BTH-JKT PKU-JKT TKG-JKT BPN-JKT
Semakin terbatasnya jumlah armada yang tersedia, maka semakin sedikit pula pesawat pengganti yang dimiliki TransNusa. Jikalau terjadi kerusakan pada mesin pesawat atau kendala teknis lainnya, TransNusa tidak memiliki pesawat pengganti yang tersedia sehingga besar kemungkinan dapat mengakibatkan canceled flight , selain itu pesawat Fokker 70 yang digunakan saat ini memiliki usia 21 tahun, dimana dengan usia yang dapat dikatakan sudah tua, performa pada pesawat ini akan menurun, hal ini dapat dilihat dari sering terjadinya delay penerbangan yang dikarenakantechnical problem. Dengan performa pesawat Fokker 70 ini, sangat kecil kemungkinan bagi maskapai TransNusa dalam menambah jumlah frekuensi pada rute tujuan Dumai, yang mana sampai saat ini penerbangan dilakukan setiap hari Minggu- Jum’at dengan 1 kali frekuensi setiap harinya. Dengan ketebatasan yang dihadapi, maskapai TransNusa berencana melakukan penambahan unit armada pesawat demi menunjang kegiatan operasi penerbangan yang lebih baik dan berencana melakukan penambahan rute penerbangan untuk mengembangkan bisnis pernerbangan.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana potensi pasar pada rute-rute Jakarta-Batam (PP), Jakarta-Padang (PP), Pekanbaru (PP), Bandar Lampung (PP), Jakarta-Balikpapan (PP), dan Jakarta-Pontianak (PP) yang memiliki potensi pasar yang baik, namun masih belum digarap oleh maskapai TransnNusa.
2. Apakah keterbatasan jumlah armada dapat memenuhi kebutuhan operasi penerbangan di Bandar udara Halim Perdana Kusuma?
3. Bagaimana perencanaan dan frekuensi penerbangan dengan tipe pesawat Fokker 70 yang digunakan Maskapai TransNusa tidak dapat menunjang peningkatan frekuensi?
4. Bagaimana Rotasi Diagram, Rencana Pokok Produksi, Traffic Budget, dan Revenue Budget penerbangan PT TransNusa Aviation Mandiri Tahun 2018?
TUJUAN PENELITIAN DAN RUANG LINGKUP 1.Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui potensi pasar pada penerbangan rute Jakarta-Batam (PP), Jakarta-Padang (PP), Jakarta-Pekanbaru (PP), Jakarta-Bandar Lampung (PP), Jakarta-Balikpapan (PP), dan Jakarta-Pontianak (PP).
b) Untuk mengetahui kondisi dan jumlah armada yang dimiliki PT TransNusa Aviation Mandiri.
c) Untuk mengetahui perencanaan tipe pesawat dan frekuensi penerbangan 2018.
d) Untuk mengetahui Rotasi Diagram, Rencana Pokok Produksi,Taffic Budget dan Revenue Budget2018.
2. Ruang Lingkup
Obyek penelitian dibatasi pada masalah potensi pasar penerbangan di Jakarta, Pulau Sumatera dan Kalimantan, kondisi dan jumlah pesawat maskapai TransNusa, Rencana Frekuensi Penerbangan, Rotasi Diagram, Rencana Pokok Produksi, Perkiraan Traffic Budget dan Revenue Budget penerbangan PT TransNusa Aviation Mandiri Tahun 2018.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis :
1. Manfaat teoritis: Untuk menambah wawasan tentang pengembangan keilmuan manajemen transportasi udara dan pengembangan Bandar udara.
2. Manfaat praktis: Sebagai masukan dan informasi mengenai potensi pasar yang tersedia dan rencana kedepan dalam penambahan armada pesawat, sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitas yang lebih besar ditahun-tahun berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA Pasar
Secara tradisional, “pasar” adalah tempat fisik dimana pembeli dan penjual
berkumpul untuk membeli dan menjual barang (Kottler, 2013). Para ekonom mendeskripsikan pasar sebagai sekumpulan pembeli dan penjual yang bertransaksi atas suatu kelas produk atau kelas produk tertentu. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memiliki kebutuhan atau keinginan itu (Abdullah dan Tantri, 2013). Ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menunjuk pada sejumlah pembeli dan penjual yang melakukan transaksi pada suatu produk atau kelas produk. Pemasar melihat penjual sebagai industry dan pembeli sebagai pasar.
Bisnis
Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Skinner dalam Tantri, 2013). Pada dasarnya bisnis memiliki
makna sebagai “the buying and selling of good and service”. Sedangkan perusahaan
bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan menurut Glos et al dalam Tantri (2013), menyebutkan bahwa bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisasi oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry, menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka.
Peramalan
Peramalan ( forecasting ) adalah perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi (Adisaputro dan Anggraini, 2011). Peramalan ( forecasting ) selalu bertujuan agar
keadaan dimasa mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu (Prasetya dan Lukiastuti, 2009). Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasan yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
Organisasi pada umumnya mengunakana tiga tipe peramalan yang utama dalam perencaaan operasi dimasa depan:
1. Peramalan Ekonomi
Adalah peramalan yang menjelaskan siklus bisnis yang memperediksikan tingkat inflasi ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun indicator perencanan lain.
2. Peramalan Teknologi
Adalah peramalan yang memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
METODE PENELITIAN
1. Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data/informasi dan potensi yang terkait dengan profil wilayah dan transportasi Sulawesi Barat yang bersumber dari : studi literatur, laporan, internet dan sumber-sumber lainnya.
2. Metode Analisis Data
Teknik dan analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini untuk merencanakan produksi penerbangan dilakukan dengan beberapa teknik analisa data yaitu Analisa Pasar, Trend Linier , Airlines Indicator , dan Break Even Point . Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penggunaan analisa pasar dan armada pesawat dalam pengembangan bisnis penerbangan dan penggunaan Analisa Pasar, Trend Linier , Airlines Indicator , dan Break Even dengan harapan dapat menambahkan
esensi isi dari penelitian yang dilaksanakan saat ini.
Teknik dan analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini untuk merencanakan produksi penerbangan dilakukan dengan beberapa teknik analisa data yaitu Analisa Pasar,Trend Linier , Airlines Indicator , dan Break Even Point.
Analisa Pasar
Untuk menganalisis pasar dalam penelitian skripsi ini terdapat tahapan -tahapan yang diperhatikan, yaitu:
Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler dan Keller, 2009)
Dalam alur analisa pasar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Luas Pasar
Dalam hal ini menjelaskan mengenai sasaran pasar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan maskapai TransNusa. Dalam hal ini maskapai TransNusa sudah mampu melayani penerbangan ke dan dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Dumai, dan Pagar Alam. Oleh karena itu, maskapai TransNusa dapat mengembangkan rute penerbangannya ke daerah Sumatera serta menambah cangkupan pasar ke wilayah
Luas Pasar
Analisis Potensi
Analisis Lingkungan
Halim Perdana Kusuma.
Analisis Potensi Pasar
Merupakan bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya, dikenal dengan Market Share. Tingkat market share ditunjukkan dan dinyatakan dalam angka presentase. Mengingat bahwa maskpai TransNusa merupakan pendatang baru dalam market penerbangan yang akan diraih ini, penulis mengasumsikan target pencapaian market dijangkauan 4% dari total jumlah penumpang pada rute tujuan.
Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Analisa lingkungan eksternal berguna untuk merumuskan strategi memanfaatkan peluang potensial yang akan dihadapi suatu perusahaan, dalam pembahasan skripsi ini peluang potensial dilihat dari pertumbuhan lalu lintas penumpang domestik, maskapai pesaing, dan daya tarik kota tujuan dari segi pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Dan, analisa terhadap lingkungan internal dapat menjadi landasan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dalam skripsi ini maskapai TransNusa memiliki kelemahan pada a rmada yang dimiliki.
Forecasting
Besarnya ramalan angkutan udara pada setiap rute penerbangan untuk mengetahui banyaknya arus penumpang dan barang sehingga akan dapat ditentukan jumlah penerbangan, jumah seat pada setiap rute, frequensi penerbangan, pangsa pasar, dsn tingkat pelayanan. Perhitungan menggunakan metode Trend Linier (Trend Linier dengan metode Least).
Least Square dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan jumlah penumpang yang kemudian dapat dijadikan dasar dalam perhitungan.
Sumber: Metode statistik dan bisnis (Dergitson dan Sugiarto) Keterangan:
X= Variable bebas a = Nilai intercept (konstan)
Y= Variable terikat b = Koefisien arah
regresi n = Jumlah sampel
Airlines Indicator
Dalam perhitungan Rencana Produksi Penerbangan yang akan dilakukan, perhitungan Traffic Budget untuk mengetahui persenan yang diraih pada daya angkut penumpang dan kargo, dan perhitungan Revenue Budget untuk mendapatkan perolehan pendapatan dari rencana penerbangan maka digunak an perhitungan sebagai berikut:
1) Available Seat Km (ASK)
2) Available Ton Km (ATK)
3) Revenue Pax Km (RPK)
Y = a + bX
=Saleable Seat x Distance
4) Seat Load Factor (SLF)
5) Weight Load Factor (WLF) 6) Utilisasi Pesawat
Sumber: The Management Guide to Airlines Indicor(1996)
Konsep Titik Impas (Break Event Point)
Suatu perusahaan akan berada pada titikbreak even point apabila dalam suatu periode aktivitas usaha, tidak memperoleh laba dan tidak juga mengalami kerugian.
Sumber: Analisis Laporan Keuangan (Munawir, 2004)
Aplikasi simulasi dan pemodelan menggunakan Metode Linier Trend. Dengan menggunakan Metode Linier Trend ini diharapkan bisa menampilkan grafik yang nantinya akan dijadikan perkiraan/peramalan untuk bagian produksi dalam meningkatkan dan mengurangi produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen saat
∑
=Passanger x Distance
∑
=
itu (Siswipraptini dan Rahayu 2015). Dalam penulisan ilmiah mengenai Analisis Titik Impas khususnya dalam bidang transportasi, dapat dilihat sebagai contoh, pada penelitian Charles (2014), mengenai penentuan subclasses berdasarkan tipe pesawat, bahwa berdasarkan analisis BEP dapat diketahui bahwa Boeing B 737-800 dapat
mencapai titik impas jika seat load factor mencapai 57%, artinya, jumlah penumpang pada pesawat sebanyak 100 orang dan harga tiket yang ditawarkan lebih terjangkau.
PERSONALIA PENELITIAN
Organisasi personalia penelitian terdiri atas:
Ketua Ir. Ricky .P. Ricardianto, MM Anggota M.Arif Hernawan,AMTrU,MM Anggota Abi Prasidi,AMTrU,MM
PERKIRAAN BIAYA
Biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar Rp. 20.000.000,-, dengan rincian sbb.:
No Uraian Kegiatan Biaya Satuan
(Rp)
Total Biaya (Rp)
A Biaya Operasional
1 Biaya pengumpulan data
1.500.000,-2 Biaya ATK & foto copy 50.000 x 3 150.000,-3 Transportasi dan Akomodasi 2.725.000 x 3
8.175.000,-4 Rapat & perizinan
675.000,-5 Pengumpulan data dan cindramata
1.500.000,-7 Penjilidan dan Penggandaan
1.000.000,-Total Biaya Operasional
14.000.000,-B Biaya Tim Penelitian
1 Transpor Ketua tim Peneliti
3.000.000,-2 Transpor anggota Peneliti 1.500.000 x 2 3.000.000,-Total Biaya Tim Penelitian
6.000.000,-Total Biaya
20.000.000,-JADWAL PENELITIAN
Waktu penelitian direncanakan selama 6 bulan, dimulai sejak bulan Maret s.d September 2017, dengan rincian sbb.:
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 Studi literatur V V 2 Survei ke lapangan V V 3 Wawancara dengan staff
kantor PT. TransNusa Aviation Man
V V
4 Analisa data V V
5 Analisis dan Pembahasan V V V
6 Draft laporan V V
DAFTAR PUSTAKA
AN, Charles & Nadya Sartika. 2014. Penentuan subclasses berdasarkan tipe pesawat. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan logistik. Vol.1 (1).
BPS. 2015. Badan Pusat Statistik, Statistik Transportasi & Statistik Transportasi Udar a, Jakarta, 2008-2015.
Iswipraptini, Puji Catur & Sri Rahayu. 2015. Aplikasi Simulasi Dan Pemodelan Menggunakan Metode Linier Trend Pada CV. Bina Multi Barokah. Jurnal ilmiah FIFO.
Pai, V; 2007. On the Factors that Afect Airline Flight Frequency and Aircraft Size. University of California, Irvine.