• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

Judul : Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD di Kabupaten Gianyar

Nama : Ni Made Jeny Lestari Dewi NIM : 1315351091

Abstrak

Pertumbuhan laba adalah suatu kenaikan laba atau penurunan laba pada periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase. Pertumbuhan aset adalah variabel yang mencerminkan ukuran dari suatu perusahaan. Untuk meningkatkan pertumbuhan laba suatu perusahaan, penting untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Penelitian ini menggunakan 5 faktor yang diduga mempengaruhi pertumbuhan laba serta berdampak pada pertumbuhan aset, kelima faktor yang dimaksud adalah tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya bunga, dan tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dan dampaknya terhadap pertumbuhan aset LPD.

Penelitian ini dilakukan pada LPD yang ada di Kabupaten Gianyar. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 162 sampel dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat perputaran kas, pertumbuhan kredit, pertumbuhan tabungan, dan petumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh pada pertumbuhan laba, sedangkan variabel pertumbuhan biaya bunga tidak berpengaruh pada pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh variabel bebas berdampak pada pertumbuhan aset. Semakin meningkat pertumbuhan laba, pertumbuhan aset juga meningkat.

(2)

ii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 13

2.1.1 Teori Pensinyalan ... 13

2.1.2 Lemabaga Perkreditan Desa ... 14

2.1.3 Aset dan Pertumbuhan Aset ... 18

2.1.4 Laba dan Pertumbuhan Laba ... 20

2.1.5 Kas dan Tingkat Perputaran Kas ... 22

2.1.6 Kredit dan Pertumbuhan Kredit ... 24

(3)

iii

2.1.8 Biaya Bunga dan Tingkat Pertumbuhan Biaya Bunga 28

2.1.9 Biaya Tenaga Kerja dan Tingkat Pertumbuhan Biaya Tenaga

Kerja ... 29

2.2 Hipotesis Penelitian ... 30

2.2.1 Tingkat Perputaran Kas pada Pertumbuhan Laba LPD 30 2.2.2 Tingkat Pertumbuhan Kredit pada Pertumbuhan laba LPD ... 31

2.2.3 Tingkat Pertumbuhan Tabungan pada Pertumbuhan Laba LPD ... 32

2.2.4 Tingkat Pertumbuhan Biaya Bunga pada Pertumbuhan Laba LPD ... 33

2.2.5 Tingkat Pertumbuhan Biaya Tenaga Kerja pada Pertumbuhan Laba LPD ... 34

2.2.6 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Laba yang Dipengaruhi oleh Faktor – Faktor Variabel Bebas pada Pertumbuhan Aset LPD ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 37

3.2 Lokasi Penelitian. ... 38

3.3 Obyek Penelitian ... 38

3.4 Identifikasi Variabel ... 38

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 39

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 42

3.6.1 Jenis data... 42

3.6.2 Sumber data ... 42

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 43

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.9 Teknik Analisis Data ... 44

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44

(4)

iv

3.9.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 51

4.1.1 Gambaran Umum Lembaga Perkreditan Desa ... 51

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 53

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 61

4.2.4 Koefisien Determinasi ... 63

4.2.5 Uji Statistik F ... 65

4.2.6 Uji Statistik t ... 66

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.3.1 Pengaruh Tingkat Perputaran Kas pada Pertumbuhan Laba LPD ... 68

4.3.2 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Kredit pada Pertumbuhan laba LPD... 68

4.3.3 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Tabungan pada Pertumbuhan Laba LPD ... 69

4.3.4 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Biaya Bunga pada Pertumbuhan Laba LPD ... 70

4.3.5 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Biaya Tenaga Kerja pada Pertumbuhan Laba LPD ... 71

4.3.6 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Laba yang Dipengaruhi oleh Faktor – Faktor Variabel Bebas pada Pertumbuhan Aset LPD ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 74

(5)

v

DAFTAR RUJUKAN ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 82

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(7)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Perbedaan LPD dengan Lembaga Keuangan Mikro ... 15

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 54

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Model Regresi Linear Berganda Y1 ... 57

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Model Regresi Linear Berganda Y2 ... 58

4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Linear Berganda Y1 ... 58

4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi Linear Berganda Y2 ... 59

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi Linear Berganda Y1... 59

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi Linear Berganda Y2 .... 60

4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Regresi Linear Berganda Y1 ... 61

4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Regresi Linear Berganda Y2 .... 61

4.10 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Y1... 62

4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Y2 ... 62

4.12 Hasil Koefisien Determinasi Model Regresi Linear Berganda Y1 .. 64

(8)

viii

4.14 Hasil Uji F Model Regresi Linear Berganda Y1 ... 65

4.15 Hasil Uji F Model Regresi Linear Berganda Y2 ... 65

4.16 Hasil Uji t Model Regresi Linear Berganda Y1 ... 66

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

4.1 Daftar Pertumbuhan Laba LPD Sampel ... 82

4.2 Daftar Pertumbuhan Aset LPD Sampel ... 84

4.3 Daftar Tingkat Perputaran Kas LPD Sampel... 86

4.4 Daftar Tingkat Pertumbuhan Kredit LPD Sampel... 88

4.5 Daftar Tingkat Pertumbuhan Tabungan LPD Sampel ... 90

4.6 Daftar Tingkat Pertumbuhan Biaya Bunga LPD Sampel ... 92

4.7 Daftar Tingkat Pertumbuhan Biaya Tenaga Kerja LPD Sampel ... 94

4.8 Analisis Statistik Deskriptif ... 96

4.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Y1 ... 97

4.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Y2 ... 100

4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Y1... 102

(10)

x BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha dimana aset utama yang dimiliki terbentuk atas aset keuangan (financial assets) maupun tagihan – tagihan (clains) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans) (Rose & Frasser, 1998:4). Lembaga keuangan adalah semua badan yang melakukan kegiatan operasional di bidang keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari lembaga keuangan bank dan bukan bank.

Lembaga keuangan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman. Contohnya: Bank Umum, Bank Swasta, dan BPR. Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah lembaga keuangan yang tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat. Seiring berjalannya waktu, berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992, menetapkan bahwa semua LKBB diharuskan untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya seperti bank umum, maka LKBB saat ini pada dasarnya meliputi semua lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya memberikan jasa – jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung. Contohnya: Pegadaian, Asuransi, Koperasi Simpan Pinjam, dan lembaga keuangan mikro lainnya.

(11)

xi

Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia telah berkembang sejak akhir tahun 1990, yang digunakan sebagai alat pembangunan ekonomi. Sesuai Undang – Undang No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM), mendefinisikan bahwa Lembaga Keuangan Mikro merupakan lembaga keuangan yang khusus dibentuk untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada semua anggota maupun masyarakat, pengelolaan simpanan, dan pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata – mata mencari keuntungan. Definisi tersebut menjelaskan bahwa LKM merupakan institusi yang bersifat profit motive dan juga bersifat social motive. Dalam perspektif tujuan kontrak, informasi laba dapat digunakan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan praktik corporate governance, juga dapat digunakan sebagai dasar untuk alokasi gaji dalam suatu perusahaan. Dalam perspektif pengambilan keputusan investasi, informasi laba penting bagi investor untuk mengetahui kualitas laba sebagai informasi. Oleh karena itu kualitas laba menjadi perhatian bagi investor dan para pengambil kebijakan akuntansi serta pemerintahan.

Di Indonesia terdapat banyak jenis LKM yang didirikan, baik oleh Pemerintah Daerah maupun oleh Kelompok Masyarakat pedesaan, misalnya pada tahun 1972 Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Barat mendirikan beberapa Lembaga Keuangan non-Bank yang mereka sebut sebagai Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 171 Tahun 1972, dan Lumbung Pitih Negari (LPN) berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 085 Tahun 1972 (Rusmala, dkk., 2014). Pada tahun 1984 Kredit

(12)

xii

Usaha Rakyat Kecil (KURK) didirikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 197 tahun 1984 (Rusmala, dkk., 2014).

Provinsi Bali juga memiliki lembaga keuangan pedesaan yang bersifat khusus disebut dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Bali merupakan salah satu provinsi yang menggerakan roda perekonomiannya tidak hanya dengan sumber daya alamnya, namun juga dengan sumber daya budayanya. Seperti halnya sumber daya alam, sumber daya ekonomi juga perlu pemeliharaan. Pemeliharaan kebudayaan Bali sebagai sumber daya ekonomi hingga saat ini sepenuhnya menjadi tanggungan masyarakat desa pakraman.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pakraman di Bali, maka diperlukan sebuah lembaga keuangan yang menangani perekonomian desa pakraman. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali melalui Surat Gubernur Nomor: 972 Tahun 1984, tertanggal 1 November 1984, tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD) mencetuskan gagasan pembentukan LPD pada setiap desa adat. Karena jumlah desa adat pada saat itu lebih dari 1000 desa adat, maka pembentukan LPD dilakukan dalam bentuk Proyek Percontohan (Pilot Project) dan dibentuk di seluruh kabupaten di Bali.

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan suatu lembaga keuangan milik desa pakraman. Pasal 1 angka 10 Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa menyatakan bahwa, LPD adalah Lembaga Perkreditan Desa yang terdapat di desa pakraman dalam wilayah Provinsi Bali. Desa pakraman yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat

(13)

xiii

hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata karma pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun - temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga atau Kahyangan Desa yang memiliki wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri.

Pasal 2 ayat 1 Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa menyatakan bahwa, LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk Krama Desa. Hal tersebut menunjukkan bahwa LPD merupakan suatu lembaga keuangan, yang oleh Perda diakui dan dikukuhkan dalam status hukum sebagai suatu bentuk badan usaha keuangan yang bersifat khusus, karena hanya menyelenggarakan kegiatan usaha dalam wilayah desa pakraman.

Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 2 Tahun 1988 tentang LPD, menyebutkan LPD sebagai salah satu wadah kekayaan desa, menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha – usaha ke arah peningkatan taraf hidup Krama Desa dan dalam kegiatannya banyak menunjang pembangunan desa. Dalam Pasal 7 ayat 1 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, menyatakan bahwa LPD memiki peran untuk menerima/menghimpun dana dari Krama Desa dalam bentuk keuangan dan deposito, memberikan pinjaman hanya kepada Krama Desa, serta menerima pinjaman dari lembaga – lembaga keuangan maksimum sebesar 100% dari jumlah modal, termasuk cadangan dan laba ditahan, kecuali batasan lainnya dalam jumlah pinjaman atau bantuan dana.

LPD merupakan lembaga keuangan yang bersifat khusus karena dilihat dari segi pemupukan modalnya (Suartana, 2009) serta landasan operasional LPD

(14)

xiv

berpegang pada awig-awig desa pakraman, yang mengutamakan ikatan kekeluargaan dan semangat gotong – royong antar warga desa pakraman (Cahyadi, 2014). Budaya organisasi yang diterapkan pada LPD yang ada di Provinsi Bali yaitu konsep Tri Hita Karana, yang terdiri dari Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.

Sampai akhir tahun 2015, Provinsi Bali memiliki 1.433 LPD yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Kota Denpasar. Total aset yang dimiliki oleh LPD Provinsi Bali sampai akhir tahun 2015 yakni berkisar 14. 691 triliun, sedangkan laba yang diperoleh oleh LPD Provinsi Bali sampai akhir tahun 2015 yaitu berkisar 560 miliar (BKS LPD Provinsi Bali). Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang terkenal akan kesenian dan tempat – tempat wisata yang dimilikinya, sehingga sumber penghasilan utama masyarakat Gianyar adalah pariwisata. 18% dari total laba yang diperoleh LPD Provinsi Bali sampai akhir tahun 2015 dan 20,34% dari total aset yang dimiliki LPD Provinsi Bali sampai akhir tahun 2015, disumbangkan oleh LPD Kabupaten Gianyar.

Kabupaten Gianyar memiliki 270 LPD dari 7 Kecamatan dan 278 Desa Pakraman. Total aset yang dimiliki oleh LPD Kabupaten Gianyar sampai akhir tahun 2015 yaitu berkisar 2,8 triliun, sedangkan total laba yang diperoleh oleh LPD Kabupaten Gianyar sampai akhir tahun 2015 yaitu berkisar 94 juta. Total aset yang dimiliki dan total laba yang diperoleh LPD di Kabupaten Gianyar mengalami pertumbuhan yang pesat, dimana pertumbuhan aset LPD dari akhir tahun 2014 sampai akhir tahun 2015 yaitu sebesar 19,11% sedangkan pertumbuhan labanya yaitu sebesar 16,43% (LPLPD Kabupaten Gianyar, 2016). LPD di Kabupaten

(15)

xv

Gianyar merupakan salah satu LPD yang memiliki total aset dan total laba yang cukup tinggi di Provinsi Bali. Apabila dilihat dari pertumbuhan aset dan pertumbuhan labanya, LPD Kabupaten Gianyar bisa dikatakan memiliki kinerja keuangan yang baik. Berikut daftar jumlah LPD di masing – masing kecamatan yang terdapat di Kabupaten Gianyar.

Tabel 1.1 Jumlah LPD setiap Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah LPD 1 Blahbatuh 36 2 Gianyar 40 3 Payangan 48 4 Sukawati 33 5 Tampaksiring 36 6 Tegalalang 45 7 Ubud 32 Jumlah 270

Sumber: LPLPD Kabupaten Gianyar, 2016

Pendirian LPD di Bali tidak lepas dari masalah – masalah yang muncul, seperti halnya LPD di Kabupaten Gianyar. Di balik pertumbuhan aset dan pertumbuhan laba LPD di Kabupaten Gianyar yang cukup tinggi, terdapat 32 LPD yang mengalami kegagalan/tidak sehat. Kegagalan tersebut sebagian besar disebabkan oleh sikap masyarakat dari desa pakraman dimana LPD tersebut didirikan, tata kelola, dan kinerja keuangan dari LPD tersebut. Tingkat kesehatan dan keberhasilan suatu LPD salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan laba dan pertumbuhan asetnya.

Profitabilitas (laba) merupakan kemampuan suatu entitas dalam

menghasilkan keuntungan serta tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Kasmir,

(16)

xvi

2011:196). Kemampuan suatu entitas dalam mendapatkan laba, menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Efektivitas suatu entitas tergantung pada kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena profitabilitas menunjukkan bahwa entitas mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka lebih terjamin kelangsungan usahanya, dimana peningkatan profitabilitas setiap tahun suatu LPD dapat dilihat dari pertumbuhan profitabilitas.

Pertumbuhan profitabilitas memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tertentu. Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran dan tingkat kesehatan LPD meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. Istilah pertumbuhan profitabilitas dikemukakan oleh Susan (2006: 58), yang didefinisikan sebagai adanya kenaikan atau penurunan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam beroperasi secara efisien.

Dalam SFAC No.6, prg 25, aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh dan dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Aset dibagi menjadi aset lancar dan tidak lancar, dimana aset lancar terdiri dari kas atau setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan, sedangkan aset tidak lancar terdiri dari investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan dana cadangan. Pertumbuhan aset merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam meningkatkan total asetnya pada periode tertentu. Pertumbuhan

(17)

xvii

aset mencerminkan seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan ukuran dari perusahaan (Modugu et al., 2012).

Berbagai faktor dapat mempengaruhi pertumbuhan laba dan pertumbuhan aset, seperti dikemukakan oleh Sastrawan, dkk. (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Tabungan dan Kredit Terhadap Profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa” menunjukan bahwa adanya pengaruh positif dari pertumbuhan tabungan dan kredit secara simultan dan parsial terhadap profitabilitas pada LPD Desa Pakraman Banjar tahun 2007-2012. Sutama dan Sastrodiharjo (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Non Syariah Indonesia” menunjukkan bahwa pertumbuhan premi, pertumbuhan modal, return, rasio klaim, dan jenis permodalan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa, sedangkan rasio biaya akuisisi, rasio biaya administrasi, dan besar modal berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan aset perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.

Menurut Rusmala, dkk. (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kinerja Kesehatan LPD dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD Kabupaten Badung” menunjukkan bahwa secara simultan rasio CAR, KAP, PPAP, ROA, BOPO, LACLR dan LDR mempunyai pengaruh positif terhadap Pertumbuhan Aset. Secara parsial rasio CAR dan KAP mempunyai pengaruh positif terhadap Pertumbuhan Aset LPD, sedangkan rasio PPAP, ROA, BOPO, LACLR dan LDR berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Aset LPD Kabupaten Badung.

(18)

xviii

Selama ini penelitian mengenai pertumbuhan laba dan pertumbuhan aset memang sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian tersebut tidak memilih lokasi di Kabupaten Gianyar. Oleh karena jumlah LPD yang mengalami kegagalan/tidak sehat di Kabupaten Gianyar cukup banyak dan untuk menghindari LPD lain dari risiko kegagalan/tidak sehat, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dan dampaknya terhadap pertumbuhan aset di LPD Gianyar dengan menggunakan variabel bebas seperti tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya bunga, dan pertumbuhan biaya tenaga kerja. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat judul “Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD di Kabupaten Gianyar”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Faktor – faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan laba LPD di Kabupaten Gianyar?

2) Apakah pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh faktor – faktor tersebut berdampak terhadap pertumbuhan aset LPD di Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

(19)

xix

1) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba LPD di Kabupaten Gianyar.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai apakah pertumbuhan laba yang dipengaruhi oleh faktor – faktor tersebut berdampak terhadap pertumbuhan aset LPD di Kabupaten Gianyar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Berdasarkan aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dan dampaknya terhadap pertumbuhan aset LPD di Kabupaten Gianyar.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini disajikan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang pertumbuhan laba LPD dan faktor – faktor yang mempengaruhinya serta dampaknya terhadap pertumbuhan aset LPD. Selain itu penelitian ini juga digunakan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh pada saat perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bagi perusaahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan serta sumbangan pemikiran bagi LPD di Kabupaten Gianyar dalam mengelola kegiatan operasional keuangannya sehingga terhindar dari risiko ketidaksehatan LPD.

(20)

xx 1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini tersusun menjadi lima (5) bab yang mana antara bab satu dengan bab lainnya memiliki keterkaitan. Gambaran dari masing-maisng bab adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini meliputi latar belakang, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini dan hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini memuat metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

(21)

xxi

Bab ini membahas gambaran umum Lembaga Perkreditan Desa dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran – saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah LPD setiap Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah pengujian untuk mendeteksi kandungan bakteri Escherichia coli pada air yang berasal dari berbagai sumber air di lingkungan sekitar kampus

Di bidang kesehatan, semua pasien yang akan berobat ke rumah sakit akan menginginkan pelayanan yang terbaik dan memuaskan, mutu pelayanan yang baik akan tergambar dari

Adams, Merrill III, dan Grofman (2005), misalnya, mengajukan tiga model teoritis untuk memahami perilaku pemilih, yakni: model spatial (para pemilih termotivasi akibat

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi seluruh

Nilai MOR tingkat kecamatan adalah 2,15, artinya balita yang tinggal di wilayah kecamatan berisiko (penimbangan tidak rutin, konsumsi energi-protein kurang dari kecukupan,

586 pertumbuhan biaya tenaga kerja memiliki nilai t sebesar 0,871 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,038 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi

Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proposisi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan hubungan antara kualitas perencanaan pembelajaran dengan kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran guru fisika