MAKALAH HUKUM PENGANGKUTAN MAKALAH HUKUM PENGANGKUTAN
Pengangkut
Pengangkutan an MultimodaMultimoda
DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: Aganta
Aganta Haris Haris Sautra Sautra !"#$%$#$$#&$!"#$%$#$$#&$$&"%'$&"%' Indra
Indra Pusa Pusa Am( Am( S S !"#$%$#$$#&$!"#$%$#$$#&$$&#&'$&#&' K
Keennaanng g DDiio o ))aakkaarriiaa !!""##$$%%$$##$$$$##&&$$$$&&""**'' M
Muu+ + AAll,,ii !!""##$$%%$$##$$$$##&&$$$$&&##%%''
--uuddiissttiirra a !! ''
.AKULTAS HUKUM .AKULTAS HUKUM
UNI/E0SITAS MUHAMMADI-AH MALANG UNI/E0SITAS MUHAMMADI-AH MALANG
"#$12"#$3 "#$12"#$3 4A4 I 4A4 I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
$
$55$$ LLaattaar r 44eellaakkaanngg
P
Pertertumumbuhbuhan an seksektor tor ekekonoonomi mi dan dan seksektotorr-se-sektoktor r lailain n didi Indonesia akan terus didorong oleh laju industri
Indonesia akan terus didorong oleh laju industri dan perdagangandan perdagangan di dalam dan luar
di dalam dan luar negeri. Dalam hubungan ini sektor transportasinegeri. Dalam hubungan ini sektor transportasi ber
berperperan an sansangagat t penpentinting g dan dan memenennentuktukan an sebsebagaagai i uraurat t nanadidi k
kehehididupupan an dadan n peperkrkemembabangngan an ekekononomomi, i, sososisialal, , popolilititik k dadann menunjang mobilitas barang dan manusia, yang terus tumbuh menunjang mobilitas barang dan manusia, yang terus tumbuh seba
sebagai gai akibaakibat t perkperkembaembangan ngan berbaberbagai gai sektosektorr. . PePengemngembangbanganan sektor
sektor transportasi transportasi di di Indonesia Indonesia diupayakan diupayakan dengan dengan pendekatanpendekatan kesiste
kesisteman man menuju menuju perwujudan perwujudan Sistem Sistem TTransportasi ransportasi NasionalNasional (Sistranas yang e!sien, e"ekti" dan terjangkau oleh masyarakat (Sistranas yang e!sien, e"ekti" dan terjangkau oleh masyarakat pemakai jasa transportasi, baik dari aspek alokasi jaringannya pemakai jasa transportasi, baik dari aspek alokasi jaringannya maupun kewajaran tari"nya.
maupun kewajaran tari"nya. Se
Semementntarara a ititu u kkememajajuauan n teteknknolologogi i khkhususususnynya a di di bibidadangng transportasi dan pengemasan barang dengan peti kemas serta transportasi dan pengemasan barang dengan peti kemas serta tuntutan k
tuntutan kebutuhan masyebutuhan masyarakat arakat industri maju mindustri maju mengarah kengarah kepadaepada pelayanan angkutan dari pintu kepintu (door to door ser#i$e, pelayanan angkutan dari pintu kepintu (door to door ser#i$e, ba
baik ik dadalalam m lilingngkkup up dodomemeststik ik mamaupupun un ininteternrnasasioionanal. l. %a%al l iniini mendorong tumbuh berkembangnya angkutan intermoda dalam mendorong tumbuh berkembangnya angkutan intermoda dalam ke
kerangrangka ka SisteSistem m TTransransportaportasi si InterIntermodamoda& & SisteSistem m TTranspransportaortasisi 'ul
'ultimtimodaoda, , ataatau u omombinbined ed TTranransposport rt SysSystem tem yanyang g diadiarahrahkakann s
sekekalaligiguus s ununtutuk k mmeneniningkgkatatkkan an e!e!ssieiensnsi i ddan an e"e"eektkti#i#ititaass tra
transpnsportortasi asi untuntuk uk loglogististik ik dan dan disdistrtribuibusi. si. PePenernerapaapan n SisSistemtem T
Transportasi ransportasi IntermoIntermoda da (STI (STI di di negara-negara negara-negara maju maju tumbuhtumbuh den
dengan gan pespesat at sejsejalaalan n dendengan gan penpeningingkakatan tan penpengguggunaanaan n petpetii kema
kemas, dengan s, dengan standar IS) standar IS) (Internatio(International nal Standard )rganisationStandard )rganisation yang dirasakan dapat memberikan berbagai keuntungan antara yang dirasakan dapat memberikan berbagai keuntungan antara
* *
lain mengurangi waktu pada titik transhipment, pelaksanaan pengangkutan relati" $epat, mengurangi keruwetan "ormalitas dan dokumentasi, memerlukan hanya satu agen& operator, penghematan biaya, sehingga dapat menekan harga barang serta meningkatkan daya saing.
$5" 0umusan Masala+
1. Apa pengertian, ciri-ciri dan ruang lingkup dari pengangkutan multimoda ?
2. Apa manfaat pengangkutan multimoda?
3. Bagaimana pelaksanaan dan tanggung jawab pengangkutan multimoda di Indonesia?
. Bagaimana dasar !ukum dan kedudukan pengangkutan multimoda di Indonesia?
". Bagaimana pengembangan sistem transportasi pengangkutan multimoda di Indonesia?
#. Bagaimana peran sektor swasta dalam pengangkutan multimoda di Indonesia?
$6& Tu7uan dan Man8aat
1. $engeta!ui pengertian, ciri-ciri dan ruang lingkup dari pengangkutan multimoda,
2. $engeta!ui manfaat pengangkutan multimoda di Indonesia, 3. $engeta!ui pelaksanaan dan tanggung jawab pengangkutan
multimoda di Indonesia,
. $engeta!ui bagaimana dasar !ukum dan kedudukan pengangkutan multimoda di Indonesia ,
". $engeta!ui pengembangan sistem transportasi pengangkutan multimoda di Indonesia
#. $engeta!ui peran sektor swasta dalam pengangkutan multimoda di Indonesia
4A4 II
PEM4AHASAN
"5$ Pengertian6 9iri2 iri6 dan 0uang Lingku Pengangkutan Multimoda
$enurut United Nations Conference on Trade and Development %&'()A*+ “… the carriage of goods by at least two different modes of transport on the basis of a multimodal transport contract from a place in one country at which the goods are taken in charge by the multimodal transport operator (T!" to a place designated for delivery situated in a different country#$
$enurut (* mendefinisikan angkutan multi moda sebagai %ovement of goods (in one and the same loading unit or a vehicle" by successive modes of
transport without handling of the goods themselves when changing modes% atau jika diterjema!kan sebagai pergerakan barang %dalam satu unit muatan atau kendaraan+ dengan moda dengan berbagai moda tanpa penanganan barang itu sendiri pada saat perpinda!an moda. /edangkan transportasi $ultimoda berdasarkan /istranas didefinisikan sebagai angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 %dua+ moda angkutan 0ang berbeda atas dasar 1 %satu+ kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda ke suatu tempat diteriman0a barang ole! badan usa!a angkutan multimoda ke suatu tempat 0ang ditentukan
untuk pen0era!an barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
Angkutan $ultimoda berdasarkan 'omor )a!un 211 )ransportasi barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda transportasi 0ang berbeda, atas dasar satu kontrak 0ang menggunakan dokumen transportasi multimoda, dari suatu tempat barang diterima ole! operator transportasi multimoda ke suatu
tempat 0ang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut. *alam lingkup internasional sesuai )!e International $ultimodal )ransport (on4ention of 5oods 16 dari BB pengangkutan intermoda merupakan sala! satu cara pengangkutan barang dengan ciri, antara lain
a+ $enggunakan 2 jenis moda7 alat transpor atau lebi!
b+ $enggunakan !an0a satu dokumen pengangkutan 0ang dikeluarkan ole! satu operator 0ang bertanggungjawab penu!.
c+ )erjadi perali!an barang dari suatu negara ke negara lain. d+ )ersedia pela0anan door to door
Dari gambaran di atas Sistem Transportasi Intermoda dapat diartikan sebagai konsep transportasi dengan menggunakan lebih dari satu moda transport dengan pelayanan door to door dibawah tanggung jawab satu operator. Sistem ini menerapkan penggunaan peti kemas dengan ukuran standar IS), sehingga sering disebut door to door mo#ement by $ontainer atau global through "reight system. /kuran standar tersebut memungkinkan peti kemas diangkut se$ara praktis dan e!sien, bila diikuti dengan keseragaman "asilitas pendukungnya seperti alat transportasi, alat bongkar muat, terminal, gudang, jalan raya, jembatan dlsb. Disamping itu juga diperlukan keseragaman pendukung lainnya antara lain administrasi angkutan, kepabeanan, komunikasi& in"ormasi dll.
0uang lingkup kegiatan transportasi intermoda meliputi pelayanan angkutan one stop ser#i$e dan door to door ( mengarah kepada argo onsolidation 1 Distribution entre, pengurusan dokumen barang dan dapat pula meliputi pengoperasian "asilitas terminal dan pergudangan. Sistem ini akan sangat berperan dalam menunjang kelan$aran ekspor-impor, terutama dari aspek lama waktu pengiriman dan biaya pengiriman. Dalam skala makro akan memberikan dampak 2
- )ptimalisasi penggunaan in"rastruktur nasional
- Penghematan de#isa negara dari "reight $ost (men-datangkan 'other 4esel, pergeseran 5)6 ke I5 - 7kselerasi perwujudan transhipment port Indonesia
dan alih teknologi
Dalam skala mikro memberikan penghematan biaya 2 per-sediaan, handling, pemeriksaan, asuransi, administrasi dll. Pemakai jasa akan memperoleh kemudahan dari sistem ini karena mekanisme pengiriman barang terintegrasi, dan shipper hanya berhubungan dengan pihak operator& penanggungjawab saja, sehingga arus barang lan$ar.
"5" Man8aat Pengangkutan Multimoda di Indonesia
Transportasi intermoda sebagaimana dikemukakan terdahulu dapat memberikan man"aat& keuntungan baik bagi pemilik barang, operator angkutan maupun pemerintah, sebagai berikut 2
6agi Pemilik 6arang (shipper,$onsignee 2
- 8angka waktu penyerahan barang relati" pendek - 6iaya total relati" rendah
- 9eselamatan barang, jadual angkutan dan biaya terkendali
- %anya satu penanggungjawab dalam arti reponsibility terhadap pemilik barang.
6agi )perator 7ngkutan
- 'empermudah perhitungan biaya transport serta menghemat biaya-biaya tertentu seperti pa$kaging $ost, biaya bunga dan premi asuransi
- 'enyederhanakan administrasi dokumen arus barang
- 'enghemat waktu pada kegiatan transit meliputi antara lain transhipment& bongkar muat, penyimpanan& pergudangan dan menyederhanakan handling serta meminimalkan kerusakan barang.
6agi Pemerintah
- 'emperlan$ar distribusi barang dan jasa ke seluruh wilayah Negara
- 'endorong peningkatan daya saing produk nasional dan ekspor serta meningkatkan penerimaan de#isa - 'eningkatkan penggunaan in"rastruktur nasional
serta pengawasan terhadap rantai transportasi
- 'empermudah pelaksanaan prosedur pajak pada kegiatan perdagangan.
"5& Pelaksanaan dan Tanggung ;a,a Pengangkutan Multimoda
Dalam arti luas penyelenggara atau operator transportasi intermoda adalah pihak& badan hukum yang berdasarkan suatu kontrak kerja memberikan jasa transportasi se$ara terusan dan menggunakan lebih dari satu moda transport, dengan menerbitkan satu dokumen angkutan untuk seluruh angkutan tersebut.
Penyelenggara transportasi intermoda,sebagai penangungjawab tunggal angkutan barang,dikenal dengan sebutan 'ultimodal Transport )perator ('T) atau Intermodal Transport )perator (IT),yang terdiri atas * bentuk perusahaan ialah 4essel )perator ommon arrier (4) dan Non 4essel )pertor ommon arrier (N4).'T)-4) umumnya dijalankan oleh perusahaan
pelayaran yang memiliki armada,sedangkan 'T)-N4) dilakukan oleh perusahaan jasa pengurusan transportasi ("reight "orwarder.Dalam hal 'T)-N4),"reight "orwarder yang menjadi 'T) dapat menguasai sarana pengangkutan atas dasar persewaan dan sekaligus mengambil alih tanggung jawab atas barang yang diangkut,dari perusahaan pengangkutan yang bersangkutan.%al ini dapat dilakukan sesuai ketentuan di dalam The %amburg 0ules l<;=.
Dalam konteks Indonesia penyelenggara yang dimaksud dapat berstatus 6/'N, perusahaan swasta dan koperasi. Salah satu 6/'N yang menyandang predikat perusahaan jasa pengurusan transportasi atau 5reight 5orwarder ialah PT. 4aruna Tirta Prakasya . Penyelenggaraan transportasi intermoda pada
umumnya melibatkan beberapa pihak sebagai berikut 2
- arrier, meliputi pemilik& pengelola angkutan jalan raya, kereta api, pelayaran, penerbangan, dan angkutan sungai danau dan penyeberangan (7SDP. - Non arrier, meliputi pergudangan, terminal peti
kemas 5S (ontainer 5reight Station, Depo konsolidasi, perusahaan pengepakan, pengurusan 6ea-ukai, ekspor impor, transaksi luar negeri Pihak lain terkait, seperti perbankan, asuransi muatan, instansi kepabeanan, pelabuhan dan 5reight 5orwarder. Penerbitan satu dokumen angkutan men$erminkan se$ara prinsip disatukannya tanggung jawab dalam proses angkutan barang tersebut ditangan satu penanggungjawab ialah operator transportasi intermoda
Tanggung Jawab Operator Pengaturan tanggung jawab
Pengaturan mengenai lingkup tanggung jawab yang dimaksud tertuang antara lain dalam The International 'ultimodal Transport on#ention o" >oods ?<=@ dari P66, di mana ditetapkan bahwa operator tidak saja bertanggungjawab atas tindakannya sendiri tetapi juga atas tindakan orang-orang yang bekerja padanya (sub kontraktor dan atau agen angkutan yang ditunjuknya, selama barang berada dalam kekuasaannya. 9on#ensi ini antara lain mengatur mengenai resiko operator, batas waktu pengajuan ganti rugi, resiko pemilik& pengirim barang, dan penyelesaian sengketa. 9husus mengenai resiko operator, ditetapkan jenis kegiatan yang dapat dituntut ganti ruginya, meliputi physi$al loss or damage dan keterlambatan penyerahan barang. /ntuk jenis kehilangan atau kerusakan lain yang tidak termasuk dalam kon#ensi dapat diterapkan pengaturan perundang-undangan nasional. Dewasa ini ketentuan dalam kon#ensi ini belum dapat diterapkan karena belum dirati!kasi oleh banyak negara yang bersangkutan.
Tanggung jawab dalam praktek
Dalam praktek, pengaturan tanggung jawab masih mengikuti ketetapan-ketetapan dari lembaga swasta seperti I 0ules dan 5I7T7 6ill o" lading. Sebagai gambaran umum tanggung jawab operator berdasarkan I /ni"orm 0ules "or a ombined Transport Do$ument, meliputi antara lain 2
- 'emberikan kepuasan penampilan transportasi intermoda termasuk semua pelayanan yang diperlukan bagi operasinya.
- 'enyerahkan barang kepada penerima& $onsignee di tempat tujuan dalam keadaan seperti waktu diterima dari pengirim& shipper.
- 'enanggung perbuatan& kesalahan yang dilakukan agen, sub kontraktor dan karyawannya.
- 6ertanggungjawab atas kehilangan& kerusakan barang yang terjadi selama dalam angkutan sampai penyerahan di tujuan.
)perator tidak dapat dibebani tanggung jawab apabila kerusakan& kehilangan barang disebabkan antara lain oleh kesalahan shipper& $onsignee, pa$king& marking tidak baik, handling dilakukan shipper& $osignee, dan lain-lain.
"5% Dasar Hukum dan Kedudukan Pengangkutan Multimoda di Indonesia Dasar Hukum Pelaksanaan Angkutan Multimoda di Indonesia :
1. &nited 'ations (on4ention on International $ultimodal )ransport of 5oods
2. A/A' 8ramework Agreement on $ultimodal )ransport %A8A$)+ 3. /istem )ransportasi 'asional, ermen!ub 'omor 9$. 6 )a!un 2" . && 'omor 23 )a!un 2: )entang erkeretaapian, 9eterpaduan antar
moda diatur pada bagian keempat angkutan multimoda asal 1: A0at 1,2 dan 3
". && 'omor 1: )a!un 2 )entang ela0aran, 9eterpaduan antar moda diatur pada bagian kesepulu! tentang angkutan multimoda terdiri dari asal " a0at 1 dan 2, asal "1 a0at 1 dan 2, asal "3 a0at 1 dan 2, asal " dan asal ""
#. && 'omor 1 )a!un 26 )entang enerbangan, 9eterpaduan antar moda diatur pada paragraf 11 tanggung jawab angkutan intermoda pasal 12, angkutan multimoda pasa; 1:, 1, 16, 16 dan 161
:. && 'omor 22 )a!un 26 )entang <alu <intas Angkutan =alan, 9eterpaduan antar moda diatur pada bagian kelima Angkutan $ultimoda asal 1#".
. eraturan emerinta! 'omor )a!un 211 )entang Angkutan $ultimoda dan
6. eraturan $enteri er!ubungan 'omor $. )a!un 212 )entang en0elenggaraan dan engusa!aan Angkutan $ultimoda
Posisi Transortasi Intermoda di Indonesia
engaturan legalitas > kelembagaan
/ebagaimana diketa!ui berdasarkan konsep dasar /)I maka unsur pokokn0a iala! penggunaan lebi! dari 1 jenis alat 7moda transport,tanggung jawab berada pada satu operator tunggal, penggunaan satu dokumen angkutan dan terjadin0a perali!an barang antar negara. elaksanaan transportasi intermoda di negara berkembang termasuk Indonesia belum berjalan dengan baik sebagaimana di negara maju. al ini antara lain nampak dari ken0ataan ba!wa terdapat 2 unsur pokok 0ang masi! ter!ambat iala! tanggung jawab tunggal dan penggunaan satu dokumen angkutan %dokumen tunggal+.
*alam proses pengangkutan @Intermoda di Indonesia tanggung jawab masi! berada pada masing-masing segmen7bagian kegiatan transportasi, karena peraturan perundang undangan 0ang ada belum dapat mencakup semua aspek
tanggung jawab pi!ak pi!ak 0ang terlibat dalam rantai pengangkutan tersebut, atau bila adapun, seringkali tidak cukup jelas se!ingga kadang-kadang menimbulkan perbedaan penafsiran7konflik.
*alam !al dokumen angkutan, tranportasi intermoda di Indonesia juga belum menggunakan dokumen tunggal. $asing-masing moda angkutan pada umumn0a masi! menggunakan dokumen angkutann0a sendiri 0ang belum terintegrasi dengan dokumen angkutan lainn0a, di mana tanggung jawab pengangkut sering tidak jelas. *i samping itu proses pen0elesaian dokumen tersebut relatif lama
karena masi! dilakukan secara manual, se!ingga cenderung meng!ambat kelancaran arus barang.
Berdasarkan !asil kajian Badan <itbang *epartemen er!ubungan mengenai !al-!al tersebut di atas dapat dikemukakan antara lain
- erumusan tanggungjawab para pi!ak di pelabu!an ter!adap barang 0ang diangkat secara intermoda masi! belum jelas se!ingga berpotensi menimbulkan konflik, meskipun ada ketentuan 9&
erdata.
- )untutan ganti rugi atas barang 0ang diangkut ole! moda transport darat dalam praktek sulit diselesaikan secara memuaskan, terutama pada angkutan truk.
- )anggungjawab ekspeditor diatur pada 9&*, tetapi untuk 8reig!t 8orwarder belum ada peraturan k!usus.
- engaturan untuk operator transportasi intermoda belum ada, sedangkan kegiatan 0ang dimaksud tela! semakin berperan terutama untuk angkutan ke dan dari luar negeri.
/ejalan dengan situasi belum adan0a perundang-undangan serta pen0elenggaraan serta pemantauan k!usus ter!adap kegiatan transportasi intermoda maka belum dirasakan kebutu!an adan0a penanganan k!usus untuk membina dan mengawasi pen0elenggaraan serta pengembangan sistem transportasi intermoda di Indonesia.
*ari pengalaman di negara maju 0ang tela! melaksanakan /)I nampakn0a diperlukan adan0a suatu badan7 komite bersama %pemerinta!, pen0elenggara, pemakai jasa+ untuk membina dan mengawasi pen0elengggaraan dan pengembangan /)I secara mantap.
"5< Pengem=angan Sistem Transortasi Multimoda di Indonesia Sistem Transportasi Nasional
'elalui 9eputusan 'enteri Perhubungan Nomor 9'.?3 tahun ?<<; tanggal : 8uni ?<<; telah ditetapkan Sistem Transportasi Nasional (Sistranas. Sistranas merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi se$ara sistematis, terdiri dari moda transportasi darat (angkutan jalan raya, angkutan kereta api, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, moda transportasi laut, moda transportasi udara dan transportasi pipa. 'asing-masing moda transportasi terdiri atas prasarana dan sarana yang saling berinteraksi, membentuk satu sistem pelayanan jasa yang e"ekti" dan e!sien dan terwujud dalam jaringan transportasi nasional yang terpadu se$ara serasi dan harmonis, menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. 9etentuan mengenai Sistranas ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman, baik dalam peren$anaan dan pengembangan maupun dalam penyelenggaraan serta penataan jaringan transportasi, agar mampu mewujudkan penyediaan jasa transportasi sesuai tingkat kebutuhan, lan$ar, tertib dan teratur. Se$ara spesi!k sasaran Sistranas adalah ter$iptanya penyelenggaraan transportasi yang e"ekti" dalam arti kapasitas men$ukupi, terpadu, tertib dan teratur, lan$ar, $epat dan tepat, selamat, aman, nyaman, biaya terjangkau dan e!sien, dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi. Sistranas yang e"ekti" dan e!sien diwujudkan melalui pembentukan jaringan transportasi yang merupakan satu kesatuan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi.
Penyelenggara& penyedia jasa transportasi dapat dilakukan oleh pemerintah melalui unit pelaksana teknis, 6/'N, swasta dan koperasi. Di samping sebagai penyelenggara, pemerintah juga mempunyai peranan sebagai pembina sehingga berkewajiban untuk menyusun ren$ana dan merumuskan
kebijakan, mengendalikan dan mengawasi perwujudan Sistranas. Dihadapkan kepada pertumbuhan ekonomi yang akan terus berkembang di masa depan, yang menuntut pertumbuhan sektor transportasi se$ara memadai, maka peranserta para penyelenggara perlu terus ditingkatkan. Peningkatan peranserta tersebut nampaknya tidak mungkin hanya dipenuhi oleh pemerintah& 6/'N, tetapi perlu ditanggulangi pula oleh sektor swasta dan koperasi. Dalam hubungan ini maka peran serta 6/'N, swasta dan koperasi dalam penyelenggaraan dan penyediaan jasa transportasi serta pengembangannya, perlu terus didorong dan ditingkatkan antara lain melalui pen$iptaan iklim usaha yang sehat& kompetiti" dan saling menghidupi.
Demikian pula peran serta penyelenggara tersebut dalam Sistranas baik di laut maupun di udara, harus terus ditingkatkan agar mampu memperoleh pangsa pasar yang wajar dalam angkutan luar negeri. Dalam kaitan dengan penyelengaraan STI dalam kerangka Sistranas, maka pangsa pelayanan suatu moda transportasi ditentukan oleh "aktor-"aktor antara lain pembinaan pemerintah, kondisi giogra!s, hubungan antar daerah, sistem transportasi yang telah ada dan karakteristik teknis& ekonomis masing-masing moda transport.
'engenai karakteristik teknis& ekonomis yang dimaksud dapat dikemukakan sebagai berikut 2
- 'oda transportasi jalan raya memiliki karakteristik dapat melakukan penetrasi ke pelosok dan sangat Aeksibel, e!sien untuk pelayanan lintas jarak sedang tetapi kurang mampu melayani #olume yang besar.
- 'oda transportasi kereta api bersi"at kurang
Aeksibel, tidak dapat melayani sampai kepelosok,
$o$ok untuk mengembangkan lintas yang panjang
dengan #olume muatan yang besar dan
menguntungkan dari segi pelestarian alam serta lingkungan hidup.
- 'oda transportasi laut memiliki karakteristik antara
lain berke$epatan rendah, biaya relati" rendah, menguntungkan untuk angkutan jarak jauh dengan #olume muatan yang besar.
- 'oda transportasi udara memiliki karakteritik
ke$epatan sangat tinggi, biaya relati" tinggi, #olume angkutan terbatas, mampu melakukan penetrasi sampai kepelosok dan menguntungkan untuk pelayanan lintas jarak jauh dengan ke$epatan tinggi. STI dalam kerangka Sistranas
Pengembangan sistem transportasi intermoda sebagai bagian
integral Sistranas akan mengikuti pokok-pokok arah
pengembangan Sistranas antara lain sebagai berikut 2
- Pengembangan dilakukan se$ara terpadu baik dalam
aspek intramoda maupun intermoda serta terpadu pula dengan sektor pembangunan lainya sesuai kebutuhan dan perkembangan iptek serta dengan berpedoman kepada tata ruang nasional.
- Penentuan pangsa pelayanan antar moda transport
untuk tiap lintasan transportasi ditentukan
berdasarkan #ariabel dan #olume angkutan agar
ter$apai biaya angkutan yang minimal.
- Pengembangan dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan atau prinsip dasar hierarkhis, geogra!s, ekonomis dan mendukung pengembangan wilayah. - Dalam jangka menengah dan jangka panjang perlu
mempertimbangkan "aktor-"aktor antara lain 2 jaringan transportasi yang telah ada, tata ruang, pola produksi dan konsumsi, serta hierarkhi kota yang bersangkutan.
- Pengembangan mengarah kepada peningkatan daya saing melalui peningkatan e!siensi berupa penerapan teknologi maju, pengurangan subsidi, kerjasama antar perusahaan (sinergi, ino#asi menajemen dan pelayanan, standardisasi pelayanan dan teknologi.
- Penerapan berbagai kebijakan pemerintah guna meningkatkan peran serta sektor swasta berupa deregulasi, debirokratisasi, kemudahan periBinan, "asilitas !nansial, tari", pengurangan inter#ensi, pengutamaan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan keterpaduan pelayanan antar moda.
6eberapa pemikiran dalam rangka re"ormasi kebijakan sektor transportasi, yang kini masih dalam proses pembahasan, perlu menjadi a$uan dalam pengembangan STI, antara lain 2
- 'oda transportasi menempati posisi sebagai elemen pada STI dalam mengantisipasi tuntutan pemakai jasa atas pelayanan door to door .
- Penyelenggara transportasi perlu berorientasi kepada kualitas, kompetisi yang sehat, e!siensi,
perkembangan teknologi terutama telematika, serta antisipati" terhadap pasar bebas dan kemungkinan aliansi global.
- Sumber daya manusia sektor transportasi dikembangkan se$ara pro"esional agar mampu bersaing dipasar global.
- Produk hukum transportasi harus disempurnakan dalam kerangka deregulasi dan debirokratisasi se$ara lebih e"ekti" dan e!sien.
- Pemerintah diharapkan dapat menunjang upaya 2 - 'en$iptakan iklim in#estasi yang
kondusi"
- 'enghapus restriksi dalam pengadaan armada
- 'elaksanakan pri#atisasi lanjut pada 6/'N
- Pentari"an sesuai mekanisme pasar se$ara bertahap
- Penerapan pola landlord pada pengelolaanpelabuhan, yang terintegrasi dengan pengembangan Bona industri dan hinterland
"51 Peran Sektor S,asta Dalam Pengangkutan Multimoda di Indonesia
Perusahaan penyelenggara transportasi intermoda yang lengkap disebut 'ultimodal Transport )perator ('T) atau Intermodal Transport )perator (IT), yang memiliki alat angkut multimoda dan memberikan jasa pengurusan transportasi kepada pemilik barang berdasar suatu kontrak door to door.
Perusahaan nasional seperti ini dewasa ini belum nampak keberadaannya di Indonesia. 'eskipun demikian 'T) dapat terbentuk dari pengembangan perusahaan pengangkutan (arrier, perusahaan ekspedisi muatan (eCpeditor atau perusahaan jasa pengurusan transportasi ("reight "orwarder, baik yang beroperasi dengan moda transportasi darat, moda transportasi laut maupun moda transportasi udara.
Sesuai peraturan perundangan transportasi yang berlaku ialah /./ Nomor.?+&?<<* (Perkeretaapian, /./ Nomor.?&?<<* (7 8alan, /./ Nomor.?3&?<<* (Penerbangan dan /./ Nomor.*?&?<<* (Pelayaran, peluang swasta nasional& badan hukum Indonesia dalam pengusahaan penyelenggaraan transportasi dan kegiatan pendukungnya di atur sebagai berikut 2
/ntuk transportasi Darat
- 7ngkutan 8alan
Pengusahaan angkutan orang dan& atau barang dengan kendaraan umum dapat dilakukan oleh 6adan hukum Indonesia berdasarkan iBin Pemerintah.
- 7ngkutan 9ereta 7pi
Perkeretaapian diselenggarakan oleh Pemerintah dan pelaksananya diserahkan kepada badan penyelenggara yang dibentuk untuk maksud itu. 6adan usaha lain dapat diikutsertakan atas dasar kerjasama dengan badan penyelenggara
/ntuk transportasi aut& perairan
- Pelabuhan
Penyelenggara pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada 6/'N yang didirikan untuk maksud tersebut. 6adan hukum Indonesia dapat diikutsertakan atas dasar kerjasama dengan 6/'N tersebut.
- 7ngkutan perairan
Penyelenggaraan angkutan perairan termasuk usaha penunjang dilakukan oleh badan hukum Indonesia berdasarkan iBin Pemerintah.
/ntuk transportasi /dara
- 6andar /dara 1 Na#igasi
Penyelenggaraan bandar udara untuk umum dan pelayanan na#igasi penerbangan dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada 6/'N yang didirikan untuk maksud tersebut. 6adan %ukum Indonesia dapat diikutsertakan dalam penyelenggaraan bandar udara atas dasar kerjasama dengan 6/'N tersebut.
- 7ngkutan /dara
9egiatan angkutan udara niaga yang melayani angkutan di dalam negeri atau ke
luar negeri hanya dapat diusahakan oleh 6adan hukum Indonesia berdasar iBin dari Pemerintah.
Peluang swasta nasional&6adan hukum Indonesia (termasuk 6/'N dalam penyelenggaraan 'T) belum di atur dalam peraturan perundangan tertentu, sehingga perlu dipersiapkan pengaturannya dalam kaitan pengembangan STI.
'eskipun demikian dengan memperhatikan peraturan perundangan transportasi yang telah ada, dapat diperkirakan bahwa peluang penyelenggaraan 'T) $ukup prospekti" bagi swasta nasional, apalagi bila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pasar global. Peluang swasta juga $ukup terbuka untuk bekerjasama dengan ogistik %olding dan Pariwisata %olding,guna mengisi kebutuhan sekaligus melengkapi jaringan proses kegiatan %olding tersebut,antara lain pada kegiatan angkutan di jalan raya,menuju perwujudan suatu Total ogisti$ %olding ompany. 9husus bagi in#estor asing terutama yang bergerak di bidang STI& 'T) juga $ukup berpeluang, karena sangat diperlukan oleh swasta nasional& 6/'N untuk menjadi mitra dalam rangka akses .pasar global dan alih teknologi, yang harus dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan penanaman modal asing yang berlaku.
4A4 II PENUTUP Kesimulan
'eskipun transportasi intermoda telah berkembang dengan pesat di negara maju, namun dari aspek pengaturan legalitas sesungguhnya negara-negara tersebut belum memberlakukan The International 'ultimodal Transport on#ention o" >oods dari P66, melainkan masih menggunakan peraturan-peraturan yang ditetapkan asosiasi atau lembaga swasta, antara lain International hamber o" ommer$e (I dan 5ederation International des 7sso$iations de Transitaires et 7ssimiks (5I7T7. Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan angkutan intermoda masih relati" lamban. %al ini disebabkan antara lain oleh keadaan& tingkat kemajuan ekonomi negara, pembatasan operator asing dan keperluan in#estor besar dengan standar internasional. 9husus di Indonesia, dalam ?@ tahun terakhir telah mulai tampak berkembang pengangkutan untuk ekspor dan impor dengan menggunakan peti kemas, yang merupakan bentuk penerapan awal STI.. Dalam jangka panjang perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia yang mengglobal diperkirakan akan meningkatkan arus barang ke berbagai penjuru dunia, yang akan memaksa setiap negara anggota >7TT& ET) termasuk Indonesia, untuk turut terlibat dalam suasana perdagangan bebas se$ara simultan, baik ditingkat regional maupun internasional. 6agi Indonesia yang turut serta menandatangani perjanjian >7TT& ET) terbuka kesempatan yang kondusi" untuk meningkatkan akses ke pasar angkutan bagi barang-barang produk nasional. Pada gilirannya hal ini dapat berlanjut dengan peningkatan ekspor dan impor
serta perdagangan antar pulau, sehingga se$ara keseluruhan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara serta masyarakat.
DA.TA0 PUSTAKA
ejournal.unsrat.ac.id7indeC.p!p7administratum7article74iew7: ejurnal.its.ac.id7indeC.p!p7teknik7article74iew72"2
8raDila, E. B. 2". !ptimi&ing the Design of 'reight Transport Network in ndonesia# Doctor Thesis unpublished . iros!ima *epartment of /ocial and
n4ironmental ngineering, 5raduate /c!ool of ngineering, iros!ima &ni4ersit0
<ubis, ., lim, /., raset0o, <., > Fo!an, %23+. ultimodal freight transport network planning#)ournal of the *ast +sia ,ociety of Transportation ,tudies, 4ol. ".
$oore, Am0 $arie. 213. *stimating 'reight Costs !ver + ulti-odal Network. +n +uto ndustry ,upply Chain */ample. 5eorgia Institute of
)ec!nolog0 )!esis. 5eorgia Institute of )ec!nolog0 5eorgia
Euss, B., (astro, =., Famada, )., > Fasukawa, . %2"+. ptimising t!e design of multimodal freig!t transport network in Indonesia. )ournal of the *ast +sia
,ociety of Transportation ,tudies0 #, 26-26:.