PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL SENG ORGANIK DAN ANORGANIK DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DOMBA MUDA
(The Supplementation Effect of Organic and Inorganic Zinc in a Ration on the Growth of Growing Sheep)
J. Andayani, Yatno, dan Adriani Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi seng organik dan anorganik dalam pakan terhadap pertumbuhan domba. Penelitian menggunakan 9 ekor domba jantan lokal lepas sapih (umur 5 - 8 bulan; bobot badan 15 – 17 kg) yang dibagi menjadi 3 kelompok, dan dialokasikan sesuai rancangan acak lengkap. Masing-masing kelompok domba tersebut mendapatkan perlakuan pakan : tanpa suplementasi seng (T0), suplementasi 20 mg/kg BK seng asetat (T1), dan suplementasi 20 mg/kg BK seng sulfat (T2). Pada masing-masing domba diamati konsumsi bahan kering pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi seng dalam ransum tidak secara nyata mempengaruhi pertambahan bobot badan domba dan efisiensi pakan, meskipun cenderung meningkatkan parameter-parameter tersebut. Suplementasi seng anorganik (berupa seng sulfat) cenderung lebih baik dibandingkan dengan seng organik (berupa seng asetat) dalam memperbaiki pakan domba yang sedang tumbuh.
Kata kunci : suplementasi Zn, pertumbuhan, ransum, domba ABSTRACT
The supplementation effect of organic and inorganic zinc in ration on the growth of sheep was evaluated in the present experiment. In the experiment, 9 local male lamb (5 – 8 mo old with 15 – 17 kg of body weight) were divided into three groups, and were alloted to completely randomized design. Each group received the experimental ration : without zinc supplementation (T0), 20 mg/kg DM of zinc acetate supplementation (T1); and 20 mg/kg DM zinc sulphate supplementation. Dry matter consumption, body weight gain, and feed efficiency were observed in each sheep.
The results showed that zinc supplementation in the ration did not affect significantly on body weight gain and feed efficiency, but tended to increase those parameters. The inorganic zinc supplementation (as zinc sulphate) tended to be better than organic zinc (as zinc acetate) in improving the ration of growing sheep.
PENDAHULUAN
Masalah pakan bukan saja pada kecukupan energi protein, tetapi juga pada unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun mempun yai pen gar uh yan g besar ter h adap peningkatan perkembangan ternak yang selanjutnya meningkatkan pertumbuhannya. Salah satu nutrisi yang berperan penting untuk itu adalah mineral seng. Mineral seng merupakan mineral yang berfungsi penting mengaktifkan lebih dari 90 enzim dan hormon yang berhubungan dengan metabolisme dalam tubuh. Seng bertanggung jawab pada sintesis asam nukleat (RNA, DNA), sintesis protein (McDowell et al., 1983), metabolisme karbohidrat (Church dan Pond, 1982), aktivator enzim karbonat anhidrase, dan karboksi peptidase serta insulin dan glukogen (Annenkov, 1974). Namun kebutuhannya sering tidak tercukupi, terutama bagi domba yang hanya diberi hijauan saja karena hanya mengandung seng 20-28 mg per kg bahan kering (Little, 1986). Sementara kebutuhan domba mencapai 35,5 mg per kg bahan kering (Mc Dowell, et al., 1983).
Fakta-fakta ter sebut men yir atkan ar ti per lun ya supplementasi unsur seng pada domba.
Defisien si miner al sen g akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan, penurunan bobot badan, ternak menjadi kerdil, tidak mampu berproduksi (Buttger et al., 1979; Underwood, 1981; Ae-Son dan Chung, 1996) dan terjadi gangguan reproduksi (Corah, 1996) terutama pada domba-domba jantan. Sementara suplementasi seng dapat meningkatkan bobot lahir dan bobot sapih anak sapi
Bali (Putra, 1999). Suplementasi seng pada domba juga dapat meningkatkan bobot lahir dan bobot sapih (Spears, 1989).
Min er al sen g dapat memper cepat pertumbuhan ternak ruminansia melalui fungsinya sebagai elemen untuk pertumbuhan bakteri rumen dan memacu fermentasi selulosa (Georgievskii, 1981), merangsang nafsu makan (Annenkov, 1974) dan melancarkan penyerapan zat-zat makanan untuk proses metabolisme dan fisiologi dalam jaringan tubuh ternak (Burns, 1980).
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut diatas, perbaikan mutu pakan melalui suplementasi seng organik dan an organik untuk dapat memacu pertumbuhan diharapkpan dapat meningkatkan bobot badan domba.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan dan di Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mineral seng yang diberikan berupa Zn (CH3COO)2.H2O (seng asetat) sebagai seng organik dan ZnSO4.7H2O (seng sulfat) sebagai seng anorganik.
Ternak yang digunakan adalah domba jantan lepas sapih (umur 5-8 bulan) sebanyak 9 ekor dengan bobot badan 15 – 17 kg, yang ditempatkan pada kandang individu dan dilengkapi dengan tempat pakan, tempat air minum.
Tabel 1. Susunan Pakan Perlakuan yang Diberikan pada Ternak Domba Perlakuan Bahan Makanan T0 T1 T2 Rumput Lapangan, % Konsentrat,% 1. Dedak Halus, % 2. Bungkil Kelapa, % 3. Jagung, % 4. Garam, % 5. Top Mix1, % Zn Asetat, ppm Zn Sulfat, ppm 75 25 58.5 15.0 25.0 1.0 0.5 - - 75 25 58.5 15.0 25.0 1.0 0.5 20 - 75 25 58.5 15.0 25.0 1.0 0.5 - 20 1
Ransum dasar yan g digunakan pada penelitian ini adalah hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 75 : 25. Hijauan yang diberikan berupa r umput lapangan dan komposisi konsentrat dijelaskan pada Tabel 1.
Peubah yang diamati meliputi konsumsi bahan kering pakan, pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan. Data yang diperoleh di
analisis menggunakan sidik ragam (Steel dan Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Pakan
Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi bahan kering pakan disajikan pada Tabel 4. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan mineral seng tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering pakan
Tabel 2. Kandungan Zat-zat Makanan Bahan Pakan Penyusun Konsentrat
Zat Makanan Dedak Halus Bungkil Kelapa Jagung
Bahan Kering, % Abu, % Protein Kasar, % Serat Kasar, % Lemak, % BETN, % Kalsium, % Fosfor, % Zn1 , ppm GE, kkal/kg TDN2 88.44 14.02 10.43 25.94 4.09 45.52 0.21 0.98 24.54 4337.09 55.01 82.91 7.29 21.30 24.08 9.96 37.37 0.55 0.41 53.00 4907.53 69.74 86.92 2.38 11.83 3.04 4.27 78.48 0.13 0.48 22.93 5429.27 69.88 Hasil analisis. 1 Berdasarkan NRC (2000). 2
Hasil perhitungan sesuai Hartadi et al. (1994).
Tabel 3. Kandungan Zat-zat Makanan Rumput Lapangan, Konsentrat, dan Pakan yang Diberikan pada Ternak Zat Makanan Rumput lapangan1 Konsentrat2 Ransum2 Bahan Kering, % Abu, % Protein Kasar, % Serat Kasar, % Lemak, % BETN, % Kalsium, % Fosfor, % Zn1 , ppm GE, kkal/kg TDN2 24.50 9.43 17.33 47.92 2.37 25.95 0.18 0.11 28.00 4966.82 59.49 85.90 9.89 12.25 19.55 4.95 53.36 0.23 0.75 28.13 4630.64 60.11 39.85 9.55 13.81 40.83 3.02 32.80 0.20 0.30 28.03 4882.77 59.65 1 Hasil analisis. 2
Dihitung berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 4. Rataan Konsumsi Bahan Kering Pakan
Perlakuan Rataan Konsumsi BK (g/ekor/hari)
T0 T1 T2 592.32 625.68 540.77
domba jantan. Hal ini disebabkan karena kualitas pakan yang diberikan relatif sama, disamping itu teknik pemberian pakan yaitu konsentrat diberikan terlebih dahulu setelah itu baru diberikan rumput lapangan. Teknik pemberian pakan seperti ini tidak akan mempengaruhi konsumsi bahan kering pakan secara keseluruhan. Dengan demikian bahwa suplementasi seng dalam pakan tidak mempengaruhi tin gkat palatabilitas pada ter n ak yan g mengkonsumsinya, sehingga konsumsi bahan kering relatif sama.
Rataan konsumsi bahan kering domba penelitian ini adalah 586.26 g/ekor/hari. Rataan konsumsi bahan kering ini relatif sama dengan hasil penelitian Kuswandi et al . (2001) pada domba yang sedang tumbuh yaitu 589.9 g/ekor/hari.
Pertambahan Bobot Badan
Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot badan ternak domba disajikan pada Ilustrasi 1. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan seng cenderung meningkatkan pertambahan bobot badan domba jantan. Rataan pertambahan bobot badan pada pakan kontrol (T0) sebesar 80.67 g/hari dan meningkat sebesar 19.92% (85.33 h/hari) serta meningkat sebesar 26.85% (102.33 g/hari). Hal ini menunjukkan bahwa suplementasi seng mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan. Dari hasil ini dapat diyakini bahwa
perlakuan T2 (suplementasi seng sulfat) dapat meningkatkan pertambahan bobot badan yang tercermin dari pertambahan bobot badan yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukarini (2000) bahwa suplementasi seng pada pakan ruminansia dapat meningkatkan produktivitas ternak. Kondisi ini diduga karena pada seng sulfat tersedia juga unsur sulfur yang berfungsi membantu proses pencernaan oleh bakteri di rumen (Arora, 1995).
Efisiensi Ransum
Pengaruh perlakuan terhadap efisiensi pakan disajikan pada Tabel 5. Analisis ragam menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dari perlakuan terhadap efisiensi ransum. Hal ini sejalan dengan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan yang belum memperlihatkan perbedaan secara nyata, sehingga menghasilkan efisiensi pakan yang sama. Namun ada kecenderungan terjadinya peningkatan efisiensi pakan pada domba yang memperoleh perlakuan T2 (Suplementasi seng sulfat) yaitu sebesar 19,22% lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Dimana semakin besar efisiensi penggunaan ransum maka semakin bak ransum tersebut. Dengan demikian perlakuan T2 merupakan perlakuan yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. 0 20 40 60 80 100 120 T0 T1 T2 Perlakuan P e rt a m b a h a n B o b o t B a d a n (g /h a ri )
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplemen tasi sen g ke dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan pada domba jantan dan suplementasi seng sulfat (anorganik) memberikan hasil pada pertambahan bobot badan dan efisiensi ransum pada domba jantan.
DAFTAR PUSTAKA
Ae-Son, O.M. and K-W. Chung. 1996. Dietary zinc deficien cy alter s 5a-r eduction an d aromatization of testosterone and androgen and estrogen receptors in rat liver. J. Nutr. 126 : 842 - 848.
Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Annakov, B.N. 1974. Mineral feeding of sheep. In:
Mineral Nutrition of Animal. Studies In The Agris and Foor Sci. Butterworths. London. Toronto. pp: 321 - 354.
Bettger, W.J., P.G. Reeve, E.A. Moscatelli, G. Reynalds and B.L. O’Dell. 1979. Interaction of zinc and essential fatty cids in rat. J. Nutr. 109 : 480 -488.
Burns, M.J. 1980. Role of Zinc in physiological processes. J. Auburn. Vet. 36(2): 45 - 47. Church, D.C. and W.G. Pond. 1982. Basic Animal
Nutritional Feeding. 2nd Ed. John Wiley and Son New York. Singapure.
Corah, L. 1996. Trace mineral requirements of grazing cattle. Anim. Feed Sci. Technol. 59 : 61 - 70. Georgievskii, V.I. 1981. General Information on
Mineral. In : V.I Georgievskii, B.N. Annekov and V.T. Somakhin, Eds. Mineral Nutrition of Animals. Butterworths. London. pp : 11 - 56. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdpsukojo, and A. D. Tillman, 1994. Tabel-Tabel dari Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kuswandi, Supriyati, B. Haryanto, M. Martawidjaja and D. Yulistiyani. 2001. Growth of weaner lambs fed with diets containing feed additive. Proc. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veter in er. Pusat Pen elitian dan Pengembangan Peternakan. Deptan Bogor. Hal. : 189 - 196.
Little, D.A. 1986. The mineral content of ruminant feed and potential for mineral supplementation in sauth-east Asia with particular reference to Indonesia. Proc of The Fifth Annual Workshop ao The Australian-Asia Ruminant Feeding System Utilizing Fibrous Agricultural Residues. Canbera Australia. pp : 77 - 86. Mc Dowell, L.R., J.H. Conrad, G.L. Ellis and J.K.
Loosli. 1983. Minerals for grazing ruminants in tropical regions. The US Agency for International Development.
NRC, 200. Nutrient Requirement of Sheep. 6th Rev. Ed. Nation al Academy of Scien ce, Washington D.C.
Tabel 5. Rataan Efisiensi Pakan
Perlakuan Rataan Efisiensi Pakan (%)
T0 T1 T2 16.21 14.12 19.22
Putra. S. 1999. Peningkatan Performans Sapi Bali melalui Per baikan Mutu Pakan dan Suplementasi Seng Asetat. Disertasi Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Spears, J.W. 1989. Zinc methionine for ruminants: Relative bioavailability of zinc in lambs and effects of growth and performance of growing heifers. J. Anim. Sci. 67 : 835 - 841.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Diterjemahkan oleh : B. Sumantri.
Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid I. Departemen Ilmu MAkanan Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sukarini, I.A.M. 2000. Peningkatan Kinerja Laktasi
Sapi Bali Beranak Petama melalui perbaikan Mutu Pakan. Disertasi Program Pascasarjana IPB, Bogor.