MODUL 2
MODUL 2
PARADIGMA, PENDEKATAN DAN
PARADIGMA, PENDEKATAN DAN
PROSES PERENCANAAN
PROSES PERENCANAAN
Hakikat perencanaan adalah intervensi. Perencanaan tata ruang merupakan intervensi terhadap Hakikat perencanaan adalah intervensi. Perencanaan tata ruang merupakan intervensi terhadap perekembangan ruang seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi serta fakrtir perekembangan ruang seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi serta fakrtir lingkungan yang menyertainya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pesatnya pertumbuhan penduduk pada lingkungan yang menyertainya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pesatnya pertumbuhan penduduk pada ruan kota/kawasan perkotaan sehingga berimploikasi terhadap peningkatan kebutuhan dasar yang di sisi ruan kota/kawasan perkotaan sehingga berimploikasi terhadap peningkatan kebutuhan dasar yang di sisi lain terdapat limitasi atau keterbatasan lahan dan d
lain terdapat limitasi atau keterbatasan lahan dan daya dukung.aya dukung.
Dalam prosesnya, perkembangan pemanfaatan ruang mengalami evolusi yang dimulai pada zaman purba Dalam prosesnya, perkembangan pemanfaatan ruang mengalami evolusi yang dimulai pada zaman purba yang mengedepankan aspek adat dan spiritual, zaman industry yang cenderung berorientasi pada ekonomi yang mengedepankan aspek adat dan spiritual, zaman industry yang cenderung berorientasi pada ekonomi dan saat ini memilii perhatian terhadap upaya mewujudkan pembanguan yang berkelanjutan (
dan saat ini memilii perhatian terhadap upaya mewujudkan pembanguan yang berkelanjutan (sustainablesustainable development
development ). Proses tersebut dilandasi pada paradigma atau cara pandang). Proses tersebut dilandasi pada paradigma atau cara pandang stakeholder stakeholder dalam memahami dalam memahami kegiatan pembangunan disertai potensi, persoalan dan prospek yang
kegiatan pembangunan disertai potensi, persoalan dan prospek yang berkembang pada saat itu.berkembang pada saat itu.
2.1
2.1 Paradigma
Paradigma Perecanaan
Perecanaan
2.1.1
2.1.1 Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
Secara sederhana paradigma dapat didefinisikan sebagai cara pandang. Paradigma merupakan suatu Secara sederhana paradigma dapat didefinisikan sebagai cara pandang. Paradigma merupakan suatu kesepakatan para pakar dalam proses berfikir yang menjadi dasar dalam pengembangan keilmuan. kesepakatan para pakar dalam proses berfikir yang menjadi dasar dalam pengembangan keilmuan. Paradigma perencanaan akan terkait dengan pengambilan keputusan dan atau perumusan perencanaan. Paradigma perencanaan akan terkait dengan pengambilan keputusan dan atau perumusan perencanaan. Beberapa ahli telah berupaya mendefinisikan pengertian perencanan, yaitu:
Beberapa ahli telah berupaya mendefinisikan pengertian perencanan, yaitu: 1.
1. Perencanaan merupakan suatu suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasariPerencanaan merupakan suatu suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu pola tindakan yang definitif, menurut pertimbangan yang sistematis, akan membawa oleh suatu pola tindakan yang definitif, menurut pertimbangan yang sistematis, akan membawa keuntuntungan tetapi dengan anggapan bahwa akan ada tindakan selanjutmya yang juga merupakan keuntuntungan tetapi dengan anggapan bahwa akan ada tindakan selanjutmya yang juga merupakan rangkaian kegiatan yang
rangkaian kegiatan yang sistematis lainnya (Djoko Soejarto).sistematis lainnya (Djoko Soejarto). 2.
2. Perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupanPerencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan di antara berbagai yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan di antara berbagai alternatif yang ada (Catanese).
alternatif yang ada (Catanese). 3.
3. Perencanaan adalah transfer pengetahuan ke tindakan dalam wadah umum untuk mengelolaPerencanaan adalah transfer pengetahuan ke tindakan dalam wadah umum untuk mengelola lingkungan sosial maupun fisik (John Friedman)
lingkungan sosial maupun fisik (John Friedman) 4.
4. Perencanaan adalah suatu proses pemikiran dan tindakan manusia berdasarkan pemikiran tersebutPerencanaan adalah suatu proses pemikiran dan tindakan manusia berdasarkan pemikiran tersebut dalam kenyataannya, pemikiran ke masa depan yang merupakan suatu kegiatan manusia yang sangat dalam kenyataannya, pemikiran ke masa depan yang merupakan suatu kegiatan manusia yang sangat umum. (George Chadwick)
umum. (George Chadwick) 5.
5. Perencanaan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk mengendalikan konsekuensi masa depan dariPerencanaan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk mengendalikan konsekuensi masa depan dari suatu tindakan-tindakan yang dilakukan saat ini. Semakin banyak konsekuensi yang dapat suatu tindakan-tindakan yang dilakukan saat ini. Semakin banyak konsekuensi yang dapat dikendalikan, semakin besar konsekuensi perencanaan. Maksud perencanaan adalah untuk membuat dikendalikan, semakin besar konsekuensi perencanaan. Maksud perencanaan adalah untuk membuat masa depan yang berbeda
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan itu mengandung unsur-unsur:
a. Keinginan dan cita-cita untuk membuat keadaan yang lebih baik, atau membuat keadaan menjadi lebih buruk
b. Tujuan dan motivasi untuk mencapai keinnginan atau cita-cita tersebut
c. Pemanfaatan sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi) untuk mencapai tujuan atau keinginan)
d. Upaya untuk mencapai hasilguna yang berdayaguna
e. Ruang dan waktu, yaitu pencapaian tujuan dimasa mendatang
f. Berkesinambungan, yaitu bahwa rencana tidak statis, tetapi lebih dinamis sesuai dengan perkembangan jaman.
Adapun syarat-syarat suatu rencana adalah:
a. Rasional, sehingga dapat dilaksanakan dan tujuan perencanaan tersebut dapat tercapai b. Berorientasi ke masa depan
c. Berkesinambungan dan dinamis, sesuai dengan perkembangan masa, d. Berdayaguna dan berhasilguna
e. Keadaan yang dituju di masa mendatang haruslah lebih baik dari yang ada saat sekarang.
Secara harfiah perencanaan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan perencanaan. Oleh sebab itu perencana haruslah mampu menghasil suatu rencana yang sesuai dengan syarat-syarat rencana.
2.1.2 Paradigma Perencanaan
Paradigma dalam perencanaan telah mengalami transformasi. Pemikiran dan praktek perencanaan selalu berkembang pada tempat dan waktu tertentu. Perubahan paradigma atau cara pandang berimplikasi terhadap praktek perencanaan yang berlaku pada suatu negara. Secara umum paradigma perencanaan dapat di kelompokan menjadi:
• Top down • Bottom up
Paradigma perencanaan akan terkait dengan pengambilan keputusan dan atau perumusan perencanaan a. Top down
• Proses pengambilan keputusan atau perumusan perencanaan yang dilakukan oleh yang di atas atau dipusat,
• Di bawah atau di daerah berperan untuk menjabarkan atau menerapkan keputusan b. Bottom Up
• Proses pengambilan keputusan atau perumusan perencanaan yang dilakukan oleh yang berkepentingan (stake holder)/ di bawah/ di daerah.
• Di atas/pusat/pengelola berperan manjadi fasilitator
Persyaratan dalam pelaksanaan pengambilan keputusan atau perumusan perencanaan: a. Top down
• Pengambil keputusan harus berorientasi pada kepentingan publik
• Sistem pengawasan baik oleh lembaga yang berwenang
• Hukum harus menjadi supremasi b. Bottom Up
• Sistem pengelolaan (pemerintahan) yang demokratis
• Pemahaman masyarakat relatif homogen
• Transparan
2.1.3 Perkembangan Paradigma Perencanaan
Paradigma perencanan, khususnya perencaan tata ruang telah beberapa kali mengalami dinamika. Secara umum pergeseran paradigma perencanaan adalah untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan paradigma perencanaan sangat variatif, misalnya perkembangan kota/perkotaan yang tidak terkendali, ketimpangan antara pertumbuhan kota dan daerah, ketidaksesuaian antara keputusan/rencana terhadap kondisi sosial-ekonomi dan lingkungan dan lain sebagainya.
Dengan demikian perubahan paradigma perencanaan yang terjadi sampai saat ini merupakan dinamika pola perubahan cara pandang terhadap kegiatan perencanaan tata ruang (penataan ruang) secara umum. Gambaran umum mengenai perubahan cara pandang dalam penyusunan rencana tata ruang dijelaskan oleh Janice (1993) sebagai berikut:
Tabel Asumsi Dalam Penyusunan Rencana Kota
ASUMSI LAMA VISI BARU
Kota adalah masalah Kota adalah sumber inovasi dan pertumbuhan ekonomi
ASUMSI LAMA VISI BARU
Kota-kota menjadi semakin besar Semakin besar kota, semakin tersedia banyak kesempatan
Kebijakan publik seharusnya bertujuan untuk membatasi kota
Kebijakan publik seharusnya bertujuan membuat kota berfungsi lebih baik
Pelaku migrasi kota adalah ‘sampah masyarakat’ atau orang –orang yang tidak memiliki kemampuan di daerah pinggiran
Pelaku migrasi kota adalah orang – orang dengan keahlian dan motivasi lebih tinggi dari yang tertinggal
Penghuni liar adalah benalu terhadap ekonomi perkiotaan dan pelayanan perkotaan
Penghuni liar berkontribusi lebih dibandingkan dengan yang merek terima
Permukiman liar adalah sumber konflik politik, kriminalitas dan perdagangan narkoba
Kebanyakan keluarga di permukiman liar mempunyai jie=wa patriotisme dan pelopor yang tekun
Kota berkonstribusi tidak secara proporsional terhadap ledakan penduduk
Angka tingkat kelahiran turun drastis karena urbanisasi
Kota dan warga miskin perkotaan adalah musuh dalam melawan degradasi lingkungan
Perubahan praktik perencanaan penting untuk menuju kebangkitan ekologi global
Limbah padat dan limbah manusia adalah sampah yang harus dibuang di ‘suatu tempat’
Bila sistem siklus digunakan,limbah dapat menjadi sumber daya berharga
Pemerintah, perencana dan para ahli akan memberikan solusi untuk masalah perkotaan
Solusi paling kreatif justru muncul dari pendekatan bottom up daripada top down
Program pemerintah menyediakan paling banyak perumahan dan pekerjaan untuk orang miskin
Sektor informal adalah generator utama dari perumahan dan pendapatan
Wewenang pemerintah kota yang lebih kuat dibutuhan untuk mengatasi masalah manajemen perkotaan
Manajemen desentralisasi mengarah pada keefektifan antara sumberdaya dan kebutuhan, mengatasi halangan kegiatan ini adalah kuncinya Sumber: Janice, E (1983)
Selain unsur-unsur di atas, masih terdapat banyak pandangan tentang pergeseran paradigma perencanaan yang berkembang saat ini. Salah satu paradigma baru dalam perencanaan adalah adanaya kebutuhan untuk menerapkan konsep good governance dalam perencanaan tata ruang. Salah satu aspek adalah keterlibatan pelaku pembangunan yang sinergi, dalam hal ini adalah pmeerintah, masyarakat dan swasta sesuai dengan hak dan tanggung jawab yang telah diatur dalam berkejasama untuk setiap kegiatan penataan ruang.
2.2 Pendekatan Dalam Perencanaan
Seiring dengan perkembangan dan pergeseran paradigma perencanaan, maka pendekatan dalam perencaan pun terus berkembang. Praktek perencanaan dipengaruhi oleh pendektan yang digunakannya. Sejarah perencaan atau pengembangan pendekatan dapat diidentifikasi berdasarakan historis.
Diperlukan suatu cara pengambilan keputusan/pendekatan dalam merencanakan agar memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Berikut adalah be berapa pendekatan perencanaan:
A. Pendekatan Komprehensif Rasional
- Pengertian: Suatu kerangka pendekatan yang logis dan teratur, mulai dar i diagnosis sampai kepada tindakan yang didasarkan pada analisis fakta yang relvevan, diagnosa masalah yang dikaji melalui kerangka tiori dan nilai-nilai, perumusan dan sasaran dalam rangka pemecahan masalah,
merancang alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan, dan pengkajian atas efektivitas cara-cara tersebut.
- Asumsi yang mendasari
Suatu konsensus umum terhadap cara dan tujuan yang mempunyai makna kepentingan/ kesejahteraan umum (publik interest/ common good) dapat dicapai.
Pemilihan rencana yang terbaik pada dasarnya merupakan suatu proses teknikal yang dapat diselesaikan melalui analisis yang cermat atas data yang relevan.
Dapat melaksanakan secara efektif dan efisien oleh suatu mekanisme perencanaan yang sentralistik.
Rasional (rational ) yang mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat ditalar sesuai dengan kemampuan otak.Hal-hal yang rasional adalah suatu ha l yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.Biasanya kata rasional ditujukan untuk suatu hal atau kegiatan yang masuk diakal dan diterima dengan baik oleh masyarakat . Rasional juga berarti norma - norma yang sudah baku di dalam masyarakat dan telah menjadi suatu hal yang biasa dan permanen
B. Pendekatan Inkrimental
- Pengertian; Suatu kerangka pendekatan yang hanya memilih di antara r entang alternatif yang terbatas dan hanya berbeda sedikit dari kebijaksanaan yang ada.
- Asumsi yang mendasari
Menolak kemungkinan terjadinya konsensus dalam isu perencanaan yang luas
Konsensus sangat sulit dicapai dan kemungkinan yang terjadi hanya pada usulan-usulan yang menghendaki perubahan yang inkrimental (bertambah secara sedikit demi sedikit dan teratur)
C. Pendekatan Mixed Scanning
- Pengertian; Suatu kerangka pendekatan yang berupa kombinasi dari komprehensif rasionalistik yang menekankan pada tugas analitik, penelitian dan pengumpulan data yang menyeluruh dan inkrimental yang menitik beratkan pada tugas interaksional untuk mencapai konsensus
- Asumsi yang mendasari
Membolehkan terjadinya konsensus dalam setiap isu yang dihadapi
Untuk mengarahkan kebijaksanaan umum sebaiknya ditangani secara terpusat
Untuk rancangan program yang efisien lebih efektif untuk dilaksanakan oleh mekanisme prencanaan yang desentralistik
D. Pendekatan Advokasi/Transaktif
- Pengertian; Suatu kerangka pendekatan yang mnitik beratkan pada proses sosial yang tidak terlalu dengan penyusunan rencana, melainkan lebih memperhatikan perubahan terarah yang sedang berlangsung dimana tujuan dan cara secara terus menerus disesuaikan dengan keinginan stake holder.
- Asumsi yang mendasari
- Suatu perencanaan dimana sel-sel kecil yng terdesentralisasi menciptakan interaksi ttap muka (face to face) yang bermakna antara perencana (mentor/ fasilitator) dengan klien (masyarakat)
Konsensus yang sifatnya luas diantara sel-sel tersebut tidak diperlukan dalam pelaksanaan. E. Perencanaan Strategis (Strategic Planning )
- Membuat strategi adalah untuk mendapatkan alternatif yang paling menguntungkan
- Strategis dinamika pengambilan keputusan dimana pemecahan masalah mendesak dikaitkan dengan usaha pemecahan masalah serta dampaknya yang lebih luas
- Karakteristik Perencanaan Strategis
Berorientasi pada tindakan, hasil dan penerapan
Lebih memfokuskan pada identifikasi dan pemecahan isu
Menekankan penilaian lingkungan internal dan eksternal
Penuh dengan kecenderungan baru, diskontuinitas dan mengejutkan dalam memperkirakan kondisi saat ini hingga masa depan
Mengandung wawasan (visi keberhasilan) di masa depan
Tabel
Perbandingan Rencana Strategis dan Rencana Komprehensif
PERENCANAAN KOMPREHENSIF PERENCANAAN STRATEGIS
Ditekankan pada perumusan tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan pada Program
Ditekankan pada identifikasi dan pemecahan masalah
Faktor internal sebagai pokok bahasan Faktor internal dan eksternal merupakan hal yang saling berinteraksi
Kecenderungan yang ada dinggap berlanjut di masa mendatang
Pola pertumbuhan sangatlah dinamis dan dipengaruhi faktor eksternal
Kondisi masa depan dirumuskan sebagai tujuan akhir yang harus dicapai
Kondisi masa depan merupakan wawasan yang dinamis
Berorientasi pada cara pencapaian tujuan akhir Berorientasi pada tindakan saat ini dan pengaruhnya pada masa mendatang
Pendekatan perencanaan telah mengalami perkembangan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah perencanaan rasional menyeluruh atau Rational Comprehensive Approach. Pendekatan dilakukan secara konseptual dan analitis mencakup pertimbangan yang luas namun masih dalam suatu cakupan kesatuan. Tetapi permasalahan sering muncul ketika menggunakan model ini, diantaranya perlu d idukung oleh sistem informasi yang lengkap, rinci dan keandalan yang tinggi, serta sistem koordinasi kelembagaan yang mapan, yang pada kenyataannya hal ini yang menjadi permasalahan di manapun di dunia ini.
Dengan adanya anggapan kekurangefektifan pendekatan menyeluruh maka telah dikemukakan suatu bentuk pendekatan perencanaan yang dikenal sebagai pendekatan perencanaan terpilah atau Disjointed Incremental Planning Approach. Pendekatan ini mengutamakan unsur atau subsistem tertentu sebagai yang perlu diprioritaskan tanpa perlu melihatnya dalam wawasan yang lebih luas. Permasalahan yang
Perencanaan Komprehensif Perencanaan Infrastruktur Perencanaan Strategis
timbul dari model ini diantaranya sering terjadi dampak ikutan yang tidak terduga sebelumnya dan hanya solusi jangka pendek saja.
Pendekatan yang mengkombinasikan pendekatan rasional menyeluruh dan pendekatan terpilah disebut sebagai pendekatan perencanaan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh atauMixed Scanning Planning Approach. Namun pendekatan ini juga sering mengalami masalah seperti terjadinya kemelesetan dari ramalan-ramalan, khususnya yang menyangkut tujuan-tujuan jangka panjang karena ditunjang oleh system informasi yang didasarkan kepada hasil penalaahan sekilas atau scanning .
Agenda perencanaan tata ruang di Eropa
Dalam perencanaan strategis perlu adanya pertimbangan mengenai
• Masalah Prosedur (keterlibatan para aktor)
• Masalah Tata Ruang (reposisi dalam tata ruang ekonomi eropa)
• Masalah Kerangka Waktu (strategis dan fleksibel sesuai dengan perkembangan)
Inovasi utama dalam penyusunan agenda strategi tata ruang di Eropa terdiri dari:
• Perencanaan strategis tidak haya pada pelaksanaan di masa mendatang, tetapi lebih kepada
kerja sama antara faktor ekonomi, sosial dan politik.
• Pertimbangan waktu merupakan faktor utama dalam pertimbangan strategis
• Posisi ekonomi dalam wilayah merupakan hal yang sangat penting. Tetapi dalam
pembangunannya haruslah seimbang antara ekonomi dan kepentingan lingkungan.
• Demokrasi menjadi orientasi utama dalam perencanaan strategis
• Kepedulian/koordinasi antar bidang kebijaksanaan merupakan hal yang penting dalam
perencanaan.
• Keterkaitan antar tingkatan (nasional/wilayah/ kawasan) ruang dalam perencanaan
menjadi penting, terutama apabila sudah melampaui batas negara Penyusunan Rencana Strategis
A. Pergeseran Perencanaan yang terjadi
• Keterlibatan aktor pembangunan semakin tinggi (baik dari keragaman aktor maupun
porsi keterlibatan).
• Kewenangan tingkat lokal semakin tinggi didukung oleh peningkatan kemampuan
lembaganya
• Kepentingan lingkungan semakin menjadi pertimbangan. • Reposisi kota dalam wilayah perekonomian Eropa
B. Konsekuensi Penyusunan Strategi Tata Ruang
Dari pengalaman kasus kota-kota di Eropa, konsekuensi Penyusunan Strategi Tata Ruang secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Setiap perencanaan harus didukung oleh seluruh aktor pembangunan, atau selalu
didasari oleh suatu kesepakatan.
• Keterlibatan masyarakat (yang tidak mempunyai akses ke kekuasaan) perlu
ditingkatkan
• Pertimbangan lingkungan harus seimbang dengan pertimbangan ekonomi • Perencanaan lebih ditekankan pada level bawah (wilayah/lokal)
• Kekuasaan pemerintah secara bertahap dikurangi
• Koordinasi antar sektor dan aktor pembangunan perlu ditingkatkan • Meningkatkan kapasitas kelembagaan
• Selalu menerima gagasan-gagasan pembaharuan
C. Kekuatan-kekuatan pengendali
Beberapa kekuatan yang menegndalikan pembentukan strategi tata ruang di Eropa adalah:
• Kekuatan ekonomi, yang terdiri dari restrukturisasi ekonomi, penempatan kembali di
wilayah Eropa (secara ekonomi ruang), peningkatan peluang business lokal.
• Kekuatan gerakan sosial (pecinta lingkungan hidup)
• Kekuatan kebijaksanaan publik, yang terdiri dari penghematan, kompetisi untuk
keuangan nasional, kekuatan baru pada perwilayahan, perhatian baru dari nasional pada perencanaan, dan akses ke keuangan Uni Eropa
• Pertimbangan Lokal yang terdiri dari prioritas politik, kebutuhan/nilai sosial,
keseimbangan ekonomi-sosial, tekanan penduduk lokal, tekanan usaha (ekonomi) lokal, kebijaksanaan yang lebih baik untuk membantu membuat kebijaksanaan kunci, dan budaya perencanaan yang kuat.
2.3 Proses Perencanaan
Didalam perencanaan, ‘proses’ merupakan suatu yang berkesinambungan. Bahkan dikatakan proses perencanaan tidak mempunyai awal dan akhir yang definitif (Webber, 1963). Proses perencanaan akan berlangsung terus menuju ke upaya penyelesaian masalah selanjutnya sesuai dengan perkembangan permasalahan yang baru. Proses perencanaan akan selalu tanggap dan menyesuaikan diri dengan perkembangan di dalam masyarakat maupun berbagai sumberdaya yang menujang kegiatan tersebut. (Branch, Robinson 1968)
Proses perencanaan merupakan rangkaian kegiatan berfikir yang berkesinambungan dan rasional untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematik dan berencana. Proses perencana dapat berkembang sesuai dengan kendala dan limitasi yang ada sehingga rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. (Holden, Mcllroy, 1970).
Most public policies are a combination of rational planning, incrementalism, competition among groups, elite preferences, systemic forces, public choice, political processes, and institutional influences. (Jenkins, 1992)
2.3.1 Jenis Kegiatan dalam Proses Perencanaan
Kegiatan yang terkait didalam proses perencanaan adalah: 1. Gagasan
2. Tujuan
3. Pengumpulan data 4. Pengelolaan data
5. Kecenderungan perkembangan 6. Perkiraan di masa depan 7. Perumusan alternative 8. Perumusan rencana
9. Pelaksanaan pembangunan 10. Evaluasi
Proses Perencanaan
Keterangan: 1 – 8 : Rencana Tata Ruang 9 : Pemanfaatan Ruang
10 : Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2.3.2 Tahapan Proses Perencanaan
1. Identifikasi permasalahan
Butuh komunikasi antara perencana dan masyarakat. Harus memperhatikan issue-issue kontemporer dan issue-issue-issue-issue yang akan muncul di masa depan
2. Menentukan tujuan, sasaran, dan prioritas
Cukup sulit karena akan berhadapan dengan heterogenitas dari masyarakat yang
1. Gagasan 2. Tujuan 4. Pengolahan Data 5. Kecenderungan Perkembangan 6. Perkiraan Di Masa Mendatang 7. Perumusan Alternatif 8. Perumusan Rencana 9. Pelaksanaan Pembangunan 10. Evaluasi 3. Pengumpulan Data
akan terkena dampak dari perencanaan tersebut. Butuh komunikasi antara staf perencana dan masyarakat
3. ������������ ��� ������������ ����
Kebutuhan yang terpenting dalam membuat suatu rencana atau kebijakan tata ruang adalah adanya data dan informasi kerungan yang mencakup seluruh wilayah secara tepat, cepat, akurat, dan terpercaya, baik dalam bentuk statistik, deskripsi ataupun peta/citra. Pengumpulan data dan interpretasi data mencakup Derajat kedetilan data, data apa yang tersedia, Biaya waktu dan uang untuk mengumpulkan data, Biaya waktu dan uang untuk melakukan interpretasi data.
4. ������������� ������� ������� ���� ��� ������� ��������� ������� � ��� ������� ������ ��������� ���� ������ ��� ���������� ������� �������� ���������� ������������ ���� ����� �������� ������� ������ ����� ��������� ������� ����� ����������� 5. ������ ��������������� ����� ������������������� ��������������� ������������ ������� ���� ������ ���� ������� ������� ����� � ��������� ��������� ��������� ���������� ������ ���� � ������ ������ ���� ����� ��� ����������� ����� ������ ������ ��������� ������� ������� ����� ���������� ������� ������ ������� ���������� ���� ��������� ���� ���������� ������ ������� ���������� ���� ��������� ���� ������ ���� ���������� ���� ����������
6. Evaluasi dampak potensial dari rencana dan program implementasi rencana Evaluasi dampak tersebut harus mencakup analisis:
Dampak lingkungan yang mungkin terjadi, dampak potensial pada ekonomi lokal, dampak potensial pada keuangan daerah, konsekuensi sosial yang mungkin dihasilkan
7. Review dan Adopsi rencana
tahapan ini butuh program informasi pada publik secara luas 8. Review dan Adopsi program implementasi rencana
tahapan ini butuh kesadaran semua pihak yang terkena dampaknya pada isi dan implikasi program program tersebut sebelum diadopsi
9. Pelaksanaan program implementasi; dan monitor dampak yang terjadi tahap pelaksanaan ini paling tampak jelas di mata publik. Paling membutuhkan
waktu dan biaya dari keseluruhan tahapan, masukan dari badan yang terlibat, maupun pihak yang terkena dampak sngat penting dalam tahap ini
2.4 Tahapan Kegiatan dalam Proses Perencanaan
Pada kenyataannya suatu proses perencanaan akan melalui suatu rangkaian bertahap. Setiap tahapan merupakan suatu proses tertentu. Suatu proses perencanaan dapat ditempuh secara konvensional yaitu suatu rangkaian perencanaan yang ideal dimana berbagai komponen dan langkah-langkah penyusunan rencana dapat dipenuhi secara lengkap dan cermat. Proses perencanaan konvensional biasanya hanya dapat dilakukan dengan dukungan masukan berupa data dan informasi yang lengkap serta berbagai alat, prosedur dan aparat teknis yang lengkap pula.
Pada kenyataanya sering sekali dihadapi keadaan dimana sangat sukar untuk dimungkinkan menempuh suatu proses perencanaan yang konvensional mengingat adanya keterbatasan data, informasi dan berbagai kekurangan keterampilan pemerintah serta alat dan prosedur yang tersedia. Dalam hal ini sangat sering diperlukan suatu proses yang menempuh suatu ’jalan pintas’. Proses perencanaan demikian sering disebut sebagai suatu proses perencanaan inkonvensional. Dalam proses inkonvensional beberapa kegiatan dilakukan dengan cara lebih singkat tetapi tetap melaksanakan prosedur secara sistematik. Secara diagramatis proses perencanaan ’konvensional’ dan ’inkonvensional’ dapat digambarkan sebagai berikut:
TUGAS KELOMPOK MODUL 2
1. Sebutkan pengertian paradigma dan jelaskan dan perkembangan paradigma perencanaan (tata ruang) ?
2. Jelaskan pengertian pendekatan perencanaan ?
– Kelompok 1 dan 3 : Perencanaan Komprehensif Rasional – Kelompok 2 dan 5 : Perencanaan Strategis
– Kelompok 4 dan 7: Pendekatan Inkremental – Kelompok 6 dan 9: Pendekatan Advokasi
– Kelompok 8 dan 10: Pendekatan Mixed Scanning
3. Jelaskan apa yang dimaksud PERENCANAANdanPERENCANAAN PUBLIK ? 4. Jelaskan mengenai proses perencanaan (uraikan berdasrakan tahapan) ?
5. Buatskema proses kegiatan perencanaan publik dan jelaskan berdasrakan
pendekatan perencanaanyang digunakan ?
CATATAN
�� ������� ���� ����� ��� ����������� ����� ���� ������ ���� �������� �� ��������� �� ������� ������ ��� ��������� �������� � ����������