• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proses Migrasi Operating System (OS) Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Proses Migrasi Operating System (OS) Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

”Analisis Proses Migrasi Operating System

(OS) Microsoft Windows ke Linux di

Universitas Paramadina”

oleh

ANDI TENRIONA ABDILLAH

209000007

Direktorat Quality Assurance, Research & Knowledge

2010

(2)

ABSTRAK

Sejak beberapa waktu yang lalu isu migrasi Operating System dari

yang berpemilik proprietary ke sistem GNU/Linux sering dibicarakan.

Akhir-akhir ini kembali marak isu migrasi di kalangan warnet yang enggan

membayar lisensi perangkat lunak. Keputusan migrasi adalah hak penuh

pengguna sistem yang bersangkutan. Ada banyak alasan untuk migrasi.

Di antaranya adalah masalah biaya lisensi. Cukup banyak orang yang

memang berkeinginan kuat untuk memajukan teknologi informasi di

Indonesia dengan menggunakan sistem terbuka ini.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor : SE/01/M.PAN/3/2009 tentang Pemanfaatan

Perangkat Lunak Legal dan Open Source Software (OSS), hal ini dapat

dijadikan sebagai dasar bagi pihak yang ingin bermigrasi dari Miicrosoft

Windows ke Linux. Selain itu, di Universitas Paramadina telah dikeluarkan

Surat Keputusan Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009 tanggal 2 April 2009

tentang Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas

Paramadina. Kebijakan tersebut yang menjadi dasar dan pegangan dalam

migrasi Operating System di Universitas Paramadina pada pertengahan

tahun 2009.

Namun, migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux

tidak begitu berjalan mulus tanpa hambatan dan kendala yang berarti.

Divisi IT sebagai tim migrasi melaksanakan proses migrasi dari kegiatan

pra-migrasi, pelaksanaan migrasi, dan kegiatan pasca migrasi. Dengan

berdasar dari kondisi tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Proses Migrasi Operating System dari Miicrosoft Windows ke

Linux di Universitas Paramadina.”

Sesuai dengan hasil Focus Group Discussion (FGD, yang menjadi

salah satu metode pengumpulan data) dan studi pustaka, dapat

disimpulkan bahwa Tim Migrasi tidak melalui tahapan migrasi dan tidak

menggunakan SOP sebagai acuan dalam migrasi.

(3)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang layak penulis ucapkan selain puji syukur kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penelitian dengan judul “Analisis Proses Migrasi Operating

System (OS) dari Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina“

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Seiring dengan ini, tak lupa pula

penulis kirimkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabiullah

Muhammad SAW yang telah mengantar kita dari zaman jahiliah ke zaman

pendidikan seperti sekarang ini.

Penulisan ini dimaksudkan sebagai laporan hasil penelitian yang

telah disetujui dan didanai oleh Universitas Paramadina dalam kegiatan

Paramadina Young Researcher 2009. Selain itu, penulis juga ingin

memberikan informasi tambahan yang dimiliki penulis kepada seluruh

civitas akademika terutama mengenai Operating System Linux.

Dalam penulisan laporan penelitian ini bahkan tidak jarang penulis

menemukan kesulitan-kesulitan yang mendasar, hal ini disebabkan

sulitnya menemukan referensi. Akan tetapi, berkat motivasi dan dukungan

dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu akhirnya dapat diatasi. Maka

dari itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian penelitian ini,

antara lain :

1. Bapak Diki Gita Purnama sebagai Direktur Direktorat Quality Assurance, Research & Knowledge Management.

2. Ibu Ivonne Sartika Mangula sebagai Pembimbing Penelitian.

3. Divisi IT (bpk.Yuda Djuanda, bpk.Yoyok Heru, bpk.Meikhal Firmansyah, bpk.Luky Arifin, dan bpk.Raindy) yang telah mendukung dan bekerjasama selama proses penelitian.

4. Selly Imanda, yang senantiasa mendukung selama kegiatan penelitian ini berlangsung.

(4)

5. Seluruh pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu.

Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan

hasil penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.

Manusia biasa tak pernah luput dari kesalahan. Maka dari itu, penulis

sangat mengaharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca yang

sifatnya membangun, guna menunjang kesempurnaan penulisan laporan

hasil penelitian selanjutnya.

Harapan penulis, semoga laporan hasil penelitian yang telah

disusun oleh penulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika

Universitas Paramadina.

Jakarta, 3 Agustus 2010

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

………...

i

ABSTRAK...

ii

KATA PENGANTAR...

iii

DAFTAR ISI...

v

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...

1

BAB II PERUMUSAN MASALAH

1. Rumusan Masalah...

3

2. Tujuan Penelitian...

3

3. Luaran yang diharapkan...

3

4. Manfaat Penelitian...

4

5. Hipotesis Penelitian...

4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

1. Migrasi Operating System...

5

2. Linux...

7

BAB IV METODE PENELITIAN

D. Spesifikasi Penelitian ………..

...12

E. Rancangan Penelitian ...

12

F. Waktu dan Tempat Penelitian...

12

G. Variabel Penelitian...

13

H. Definisi Operasional Variabel...

13

I. Teknik Pengumpulan data...

13

J. Metode Analisis Data...

13

K. Subjek Penelitian...

13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

(6)

Hasil

dan

Pembahasan

Penelitian………...

14

BAB VI KESIMPULAN

Kesimpulan...

27

BAB VII REKOMENDASI

Rekomendasi terhadap pihak terkait...

29

DAFTAR PUSTAKA...

30

Lampiran 1………...

31

Lampiran 2………...

33

Lampiran 3………...

34

Lampiran 4………...

35

Lampiran 5………

36

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris:

operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk

melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.

Sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC, komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu Keluarga

Microsoft Windows - yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment

(versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang dirilis pada tahun ini, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)). Keluarga

Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX,

keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.

Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa

disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger). Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).

Sejak beberapa waktu yang lalu isu migrasi sistem operasi dari yang berpemilik proprietary ke sistem GNU/Linux sering dibicarakan. Akhir-akhir ini kembali marak isu migrasi di kalangan warnet yang enggan membayar lisensi perangkat lunak. Keputusan migrasi adalah hak penuh pengguna sistem yang bersangkutan. Ada banyak alasan untuk migrasi. Di antaranya adalah masalah biaya lisensi. Cukup banyak orang yang memang berkeinginan kuat untuk memajukan teknologi informasi di Indonesia dengan menggunakan sistem terbuka ini.

Walaupun Linux bukanlah sistem Unix yang resmi, Linux mempunyai dasar warisan, budaya, arsitektur dan pengalaman operating sistem Unix selama 28 tahun lebih. Sejak munculnya Linux source code (tahun 1991) kernel Linux telah diteliti (review) dan disempurnakan oleh (minimal) puluhan ribu programmer di seluruh dunia. Sebagian besar program-program GNU dan X Window System

(8)

telah ada lebih lama dari Linux dan telah diteliti lebih seksama. Source code dari operating system saingan, seperti Windows 95 dan Windows NT, tidak tersedia untuk umum, sehingga tidak bisa diteliti oleh khalayak ramai. Desain dari sistem yang demikian tidak menikmati perkembangan sejarah dari sistem-sistem Unix.

Selain itu, semua software ini bisa didapat gratis berdasarkan lisensi GNU General Public License atau lisensi-lisensi lain yang mirip dengan itu. Berdasarkan lisensi ini, siapa pun bisa mendapatkan program baik dalam bentuk source code (bisa dibaca manusia) mau pun binary (bisa dibaca mesin), sehingga program tersebut dapat diubah, diadaptasi, mau pun dikembangkan lebih lanjut oleh siapa saja.

Sesuai dengan hasil pilot study, hampir seluruh civitas akademika (dalam hal ini, staff dan mahasiswa) mengalami kesulitan dalam mengoperasikan Linux, khususnya pada aplikasi pengolah kata dan angka yang paling sering digunakan sehari-hari.

Dalam Surat Keputusan Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009, pada pertengahan tahun 2009, Universitas Paramadina sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, bermigrasi dari Microsoft Windows ke Linux. Hal itu dilakukan di laboratorium komputer dan masing-masing program studi. Dengan penerapan sistem yang baru memang banyak hal baru yang perlu dipelajari. Orang terpaksa mengubah kebiasaan yang biasa dilakukan dengan sistem yang lama. Selain itu mereka harus mempelajari bagaimana melakukan sesuatu dengan sistem yang baru. Bagi sebagian orang yang suka mempelajari sesuatu yang baru, ini tidaklah menjadi masalah. Akan tetapi, tidak semua orang dapat menerima perubahan tersebut. Berbagai alasan terlontar dari kalangan ini, mulai dari yang memandang Linux sebagai sistem yang susah dipelajari sampai masalah dukungan terhadap perangkat keras yang kurang baik.

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Proses Migrasi Operating System (OS) Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina”. Dalam hal ini, peneliti akan berusaha melakukan analisis kajian migrasi Operating System dengan pendekatan pada fakta-fakta yang ada.

(9)

BAB II

PERUMUSAN MASALAH

1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengemukakan rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1.

Apakah migrasi Operating

System Universitas Paramadina dari Windows ke Linux melalui tahapan

migrasi ?

2.

Bagaimana tahapan migrasi

Operating System yang seharusnya dilakukan oleh institusi/ organisasi,

khususnya Universitas Paramadina ?

2.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang kami akan lakukan mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai, antara lain :

1.

Untuk mengetahui apakah

migrasi Operating System Universitas Paramadina dari Windows ke Linux melalui tahapan migrasi.

2.

Untuk mengetahui tahapan

migrasi Operating System yang seharusnya dilakukan oleh institusi/ organisasi, khususnya Universitas Paramadina.

3. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan menjadi solusi terbaik demi kelancaran proses migrasi Operating System dari Windows ke Linux di Universitas Paramadina.

2.

Peneliti ingin mengajukan standar tahapan migrasi Operating System yang baku di Universitas Paramadina.

(10)

4. KEGUNAAN

Dari identifikasi dan perumusan masalah disertai dengan tujuan yang sudah disebutkan diatas, diharapkan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Negara

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana yang memuat hasil analisis migrasi Operating System dari Windows ke Linux. Berdasarkan hal itu, pemerintah dapat merumuskan Standarisasi Migrasi Operating System.

2. Bagi Masyarakat

Untuk menegaskan bahwa Migrasi Operating System tidak sesulit yang dibayangkan, jika melalui tahapan-tahapan migrasi serta pengelolaan yang baik.

3.

Bagi Universitas Paramadina

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menetapkan standar migrasi Operating System di Universitas Paramadina.

5.

HIPOTESIS PENELITIAN

1.

Tahapan migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina mengalami banyak kendala dalam pelaksanaannya, mulai dari pra-migrasi hingga pasca-migrasi.

2.

Belum adanya standar migrasi Operating System yang dijadikan acuan oleh tim pengembang dalam proses migrasi.

3. Kurangnya sosialisasi kepada seluruh civitas akademika Universitas Paramadina.

(11)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

6.

Migrasi Operating System

“Untuk mendorong penggunaan Free Open Source Software (FOSS),

pemerintah telah mendeklarasikan gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS-I) pada tanggal 30 Juni 2004 yang ditandatangani 5 (lima) Menteri, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Komunikasi dan Informatika. Selanjutnya pada tanggal 28 Mei 2008, dilakukan gerakan IGOS-II yang penggunaannya diperluas meliputi 18 (delapan belas) kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).”

Hal diatas merupakan salah satu isi dari Surat Edaran Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : SE/01/M.PAN/3/2009 tentang Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source Software (OSS), hal

ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi pihak yang ingin bermigrasi dari Miicrosoft Windows ke Linux.

Selain itu, di Universitas Paramadina telah dikeluarkan Surat Keputusan

Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009 tanggal 2 April 2009 tentang Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Paramadina, sebagai berikut:

1. Universitas Paramadina secara bertahap merubah sistem informasi dan komunikasi menuju sistem berbasis open source;

2. Universitas Paramadina menggunakan standar sebagai berikut: 1. Operating system adalah berbasis Linux

2. Web server adalah Apache

(12)

4. Software development adalah yang berbasis PHP/Java 5. Pengembangan aplikasi adalah web based application 6. Aplikasi perkantoran adalah aplikasi berbasis open source 3. Penggunaan aplikasi untuk aktivitas penelitian dan pengajaran mengacu

kepada kurikulum program studi terkait

1. Pembelian peralatan perangkat keras (hardware) Teknologi Informasi dan Komunikasi harus memerhatikan kompatibilitas dengan produk sistem operasi Open Source. Deputi Rektor Operasional dan Keuangan bertanggungjawab atas isu kompatibilitas terkait.

4.

Keputusan ini mulai berlaku tanggal 2 April 2009.

Surat Keputusan diatas menjadi dasar dari migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina. Jelas terlihat pada bagian 2, poin 1 bahwa Operating System adalah berbasis Linux. Dengan demikian, migrasi Operating System di Universitas Paramadina adalah legal dan telah diisetujui dan ditetapkan.

Sejak beberapa waktu yang lalu isu migrasi sistem operasi dari yang berpemilik proprietary ke sistem GNU/Linux sering dibicarakan. Akhir-akhir ini kembali marak isu migrasi di kalangan warnet yang enggan membayar lisensi perangkat lunak. Keputusan migrasi adalah hak penuh pengguna sistem yang bersangkutan. Ada banyak alasan untuk migrasi. Di antaranya adalah masalah biaya lisensi. Cukup banyak orang yang memang berkeinginan kuat untuk memajukan teknologi informasi di Indonesia dengan menggunakan sistem terbuka ini.

Namun, bagaimana dengan reaksi masyarakat sendiri? Sebagian besar masyarakat enggan untuk bermigrasi ke sistem GNU/Linux. Berbagai alasan terlontar dari kalangan ini. Mulai dari yang memandang Linux sebagai sistem yang susah dipelajari sampai masalah dukungan terhadap perangkat keras yang kurang baik.

Di lingkungan organisasi (perusahaan) perubahan sistem juga bukan masalah yang mudah. Akan ada sikap penolakan yang mungkin terjadi. Bisa jadi penolakan itu muncul dari manajemen maupun dari karyawan sendiri. Tidak mudah memang untuk mengubah paradigma seseorang terhadap sesuatu jika

(13)

tidak dilakukan dengan cermat. Dibutuhkan analisis yang teliti yang kemudian ditindaklanjuti dengan langkah-langkah yang tepat dalam menerapkannya.

Manusia memang memiliki retensi terhadap perubahan. Ide perubahan bisa ditanggapi dengan reaksi positif maupun negatif. Darryl Conner menyebutkan bahwa ada tahap-tahap yang dilalui orang dalam menanggapi perubahan. Ada siklus positif yang mengarah pada kepuasan dengan perubahan. Ada juga siklus negatif yang berangsur-angsur menghasilkan penerimaan terhadap perubahan. Cukup sulit untuk memprediksi siklus yang mana yang akan terjadi pada individu karena reaksi tersebut tergantung pada kepribadian seseorang.

7. Linux

Linux diperkirakan mempunyai berjuta-juta pengguna (lihat http://www.redhat.com/redhat/linuxmarket.html) dan angka itu akan bertambah terus setiap harinya dengan sangat pesat.

1. Interaksi dengan OS lain

Linux bisa berinteraksi dengan operating sistem lain melalui tiga cara: kompatibilitas file dan filesystem, kompatibilitas network, dan emulasi (simulasi) operating sistem. Linux bisa menggunakan file-file dari operating sistem lain, dalam artian bisa membaca dan menulis format file tersebut. Sehingga (hard)disk maupun disket-disket dari OS/2, NT, DOS/Windows,Apple Macintosh, Unix, dan sistem-sistem lain, bisa dibaca (dalam banyak hal juga ditulis) dengan mudah oleh Linux (lihat http://www.fortunecity.com/meltingpot). Hampir semua format file standar industri didukung oleh aplikasi-aplikasi Linux. Di tingkat networking, Linux bisa bekerja sama dengan baik sekali dengan operating sistem lainnya. Linux mempunyai dukungan TCP/IP yang sangat bagus, dan juga mempunyai dukungan SMB untuk Microsoft file sharing and printing melalui paket Samba, Apple file and printer sharing lewat netatalk, dan IPX/SPX (Novell) file sharing lewat paket Mars NWE (dan paket komersial dari Caldera). Dalam lingkungan campuran Windows/Linux, menggunakan Samba server dan sistem smbclient, komputer Linux akan tampil di Network Neighborhood dari sistem Windows, hampir tidak bisa dibedakan dengan NT. Komputer Linux juga akan mempunyai

(14)

akses penuh ke file dan printer yang di-share dari WFWG, Windows 95, maupun Windows NT.

2. Arsitektur

Prosesor seperti Digital Alpha dan StrongARM, Intel 386/486/Pentium/PentiumPro/Pentium II, AMD, Cyrix/IBM, Motorola 68×000, PowerPC (termasuk Power Mac) dan Sun SPARC semuanya didukung oleh linux. http://www.linux.org/projects/ports.html) Windows NT hanya mendukung Intel (dan clone) dan Digital Alpha. Sedangkan Windows 95/98 hanya jalan di atas Intel dan kawan-kawan (AMD, Cyrix).

3. Dukungan Hardware

Linux mendukung berbagai jenis perangkat keras PC, termasuk disk IDE, EIDE, SCSI, MFM, RLL, dan ESDI, tape dan CD-ROM drive SCSI dan EIDE, sound cards, berbagai jenis mouse, video cards, motherboard chipsets, scanners, printers, dan hardware lainnya (lihat di http://sunsite.unc.edu/LDP/HOWTO/Hardware-HOWTO.htm). Hardware yang didukung oleh Linux mungkin tidak sebanyak Windows 95/98 tapi mungkin lebih banyak daripada Windows NT, untuk melihat daftar lengkap dari kompatibilitas hardware pada linux dengan berkunjung ke http://www.linuxcompatible.org

4. Kemudahan Akses Device

Device atau perangkat di Linux umumnya muncul sebagai file, (http://sunsite.unc.edu/LDP/LDP/sag/). Sehingga program-program bisa membaca dan menulis ke device-device seperti tape drive, modem, terminal, dan sebagainya. Hal ini membuat hampir semua device bisa diakses oleh semua bahasa pemrograman, dengan meniadakan ketergantungan terhadap Application Programming Interfaces (API) yang spesifik dengan bahasa pemrograman tertentu. Sedangkan di Windows, yang menggunakan model API, banyak

(15)

perangkat yang hanya bisa diakses melalui C dan bahasa lain yang sejenis, dan membutuhkan program adapter untuk bisa diakses dari bahasa lain.

5. Pemanfaatan memory

Virtual memory membuat Linux mempunyai kemampuan untuk menjalankan program-program yang lebih dari seharusnya jika hanya menggunakan memori fisik saja. Sistem virtual memory di Linux melebihi penggunaan sederhana dari swap space, program-program yang dijalankan lebih dari sekali akan dimasukkan sekali ke memori, dan sistem virtual memory akan digunakan untuk menggabungkan satu program image (text area) dengan banyak data images. Hal ini berakibat penggunaan memori yang optimal, namun demikian tetap memproteksi ruang memori dari masing-masing program, mencegah program saling “mengotori” ruang memori dari program lain.

6. Skalabilitas

Linux bisa berjalan di mesin sekecil 3Com Palm Pilot (lihat di http://ryeham.ee.ryerson.ca/uClinux/) dan Digital Itsy (lihat di http://www.research.digital.com/wrl/itsy/) dan mesin sebesar Beowulf clusters (sekumpulan PC yang cepat dihubungkan untuk menyelesaikan persoalan ilmiah/scientific, lihat di http://www.beowulf.org/). Linux juga mendukung multiple processors hingga 16 buah (lihat di http://www.phy.duke.edu/brahma/smp-faq/).

7. Stabilitas.

Sistem Linux sangat luar biasa stabil. Jika dikonfigurasi dengan benar, sistem Linux akan “hidup” terus hingga hardwarenya tidak memadai (rusak) atau tidak ada tegangan listrik atau seseorang mematikan sistem. Umur hidup sistem yang berkelanjutan (lihat di http://home.nuge.com/~uptime/) hingga ratusan hari atau lebih merupakan hal yang sudah biasa. Sedangkan sistem Windows NT pada umumnya membutuhkan reboot berkala untuk menjaga stabilitas, dan Windows 95 yang pada umumnya perlu diinstall ulang supaya sistem bisa berjalan lancar tanpa keluhan. Salah satu hal yang mendasari stabilitas ini adalah penomoran versi dari shared libraries. Kebanyakan aplikasi Windows

(16)

menginstall versi-versi baru dari Dynamic Link Libraries (DLL), yang pada umumnya mengakibatkan aplikasi lain yang meminta versi lain dari DLL tersebut tidak berfungsi dengan semestinya. Lain halnya dengan shared libraries di Linux, yang mencantumkan versi pada nama filenya sehingga memungkinkan untuk menginstall versi barunya tanpa merusak ketergantungan program lain. Linux juga mewarisi tradisi Unix dengan mendukung adanya file permissions (ijin file), yang dapat mencegah pengubahan atau penghapusan file tanpa ijin dari pemiliknya. Karena itu, virus pada dasarnya tidak dikenal di dunia Linux. Masalah keamanan yang menyangkut operating system itu sendiri biasanya diumumkan beberapa jam saja setelah ditemukan, diikuti dengan bugfix, workaround, advisory, dan sebagainya. Misalnya waktu ditemukan bug di hardware itu sendiri (processor Pentium dengan bug F0 0F), workaround sudah tersedia untuk download beberapa saat setelah diumumkan adanya bug tersebut.

8. Penggunaan network

Banyak bagian dari sistem Linux dibagi dua (client-server), dan keduanya bisa berjalan di komputer yang sama maupun berlainan. Salah satu contohnya adalah GUI (Graphical User Interface) dari Linux yaitu X Window System. Hal ini memungkinkan aplikasi berjalan di komputer manapun di network, dan mengarahkan tampilan ke komputer manapun di network. Anda bisa menampilkan beberapa windows dari aplikasi secara bersamaan, satu windows dari aplikasi yang berjalan lokal di komputer anda, dan windows lain berasal dari aplikasi yang berjalan di komputer lain. Contoh lain adalah pencatatan log dari printer, dan subsistem lainnya. Kemampuan ini bisa berguna sekali untuk menyediakan technical support dan administrasi sistem jarak jauh. Malah, hampir semua operasi yang bisa dilakukan secara lokal bisa juga dilakukan dari jarak jauh lewat network, kecuali menyolokkan kabel atau menekan tombol power untuk menghidupkan komputer.

9. Desain dan keamanan multi user

Linux banyak mendasarkan diri pada Unix, sehingga salah satu keunggulannya adalah multi-user, sistem bisa digunakan oleh banyak orang secara bergantian maupun bersamaan (akses jarak jauh dari komputer atau

(17)

terminal lain baik menggunakan modus teks maupun grafis seperti X Window). File-file masing-masing user disimpan di ruang kerjanya (home directory) sendiri-sendiri, dan dilindungi dari pengubahan/penghapusan tanpa ijin dengan cara menerapkan kepemilikan dan perijinan file. Masing-masing program berjalan dengan ruang memorinya sendiri yang diproteksi oleh operating system sehingga tidak bisa mencampuri atau mengintip proses lain.

10. Program-program

Meski Aplikasi di Linux agak berbeda dengan aplikasi Windows, tapi pada umumnya, aplikasi di linux menyediakan fungsi yang sama dengan aplikasi di windows. Software gratis dan open-source di Linux menyediakan fungsi yang sama dengan aplikasi komersial yang lebih mahal. Contohnya, Gimp adalah program gratis yang berfungsi untuk pengolahan gambar yang bisa disetarakan dengan program komersial Adobe Photoshop yang bisa dibilang mahal. Berbagai aplikasi komersial yang populer juga tersedia versi Linuxnya, antara lain Corel WordPerfect, Netscape FastTrack web server, Oracle, dan lain-lain. Banyak perusahaan yang sudah mulai menyediakan versi Linux untuk produk-produk unggulan mereka, dari Informix, Sybase, Corel, Allaire, dan lain-lain.

11. Alat-alat untuk problem solving

Linux tidak menyembunyikan informasi dari user. Hal ini berarti informasi penuh dari keadaan sistem dan pesan kesalahan (error) selalu tersedia. Hal ini memungkinkan diagnostik masalah dengan cepat dan bisa diperbaiki dengan cepat pula. Linux menyediakan alat-alat untuk menampilkan penggunaan memory dan CPU untuk masing-masing program, untuk menentukan program mana (kalau ada) yang menggunakan suatu file pada suatu saat, untuk melacak program pada saat berjalan, dan meneruskan pesan-pesan kesalahan (error) dari keseluruhan komputer di network ke satu komputer untuk memudahkan pengawasan (monitoring).

(18)

Salah satu kunci keunggulan Linux adalah komunitas penggunanya. Karena komunitas pengguna Linux meliputi komunitas developernya juga, maka respon atas pertanyaan kompleks yang ditanyakan akan dijawab hanya dalam waktu setengah jam atau paling lama satu hari. Banyak tersedia forum untuk mendapatkan respons dengan cepat.

BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Spesifikasi Penelitian

Penelitian dengan judul ”Analisis Proses Migrasi Operating System (OS) Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina” merupakan Deskriptif Inferensial. 2. Rancangan Penelitian BATASAN PENELITIAN Migrasi Operating System Microsoft Windows Operating System Linux

Analisis tahapan Migrasi OS

Usulan Standarisasi Migrasi OS di Universitas Paramadina

Pengajuan Standarisasi Migrasi OS

(19)

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Februari 2010 s/d 3 Agustus 2010, yang bertempat di Universitas Paramadina.

4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Operating Sytem, sedangkan yang merupakan variabel bebas adalah tahapan migrasi Operating System.

5. Definisi Operasional Variabel

Operating System merupakan perangkat lunak sistem yang bertugas

untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, dalam hal ini dari migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux.

Tahapan migrasi Operating Sytem merupakan masa transisi pergantian

Operating Sytem yang harus dilalui agar migrasi dapat diterima dengan

baik oleh pengguna, khususnya Universitas Paramadina. 6. Teknik pengumpulan data

1.

Focus Group Discussion (FGD), yakni dengan melakukan diskusi berdasarkan alur yang telah ditentukan.

2. Metode dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari berbagai dokumen baik dokumen primer maupun sekunder.

3.

Studi pustaka (library research), yaitu mencari informasi dan kajian dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

(20)

Adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kualitatif.

8. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Divisi IT Universitas Paramadina. Dalam hal ini, sebagai tim pelaksana migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Focus Group Discussion, hasil dan pembahasan dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Proses Migrasi Operating System (OS) Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina” dengan mengacu pada ringkasan tahapan migrasi Operating System dari beberapa literatur yang dapat dipertanggungjawabkan.

1. Pra-Migrasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan migrasi, dimana pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya adalah :

1.1. Membangun Komitmen

Komitmen yang kuat merupakan fondasi dari proses migrasi ini. Komitmenlah yang dapat membuat bertahan dalam menghadapi badai masalah yang mungkin menerpa. Semakin kuat komitmen yang kita miliki, maka semakin kuat pula motivasi untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan, demiklian pula sebaliknya. Kemudian siapa yang harus berkomitmen ? Tentunya dimulai dari internal Divisi IT. Tentu saja, titik berat komitmen ada di pucuk pimpinan tertinggi, dalam hal ini Rektor Universitas Paramadina, kerena semua kebijakan pada akhirnya akan bermuara di sini.

Terlebih dahulu pertimbangkah hal berikut ini, mengenali dan melakukan analisis terhadap keadaan sistem saat ini. Apakah sistem operasi yang dipakai sudah licensed atau belum ? Bagaimana dengan aplikasi perkantorannya (office

(21)

application) ? Bagaimana dengan program-program lain ? Berapa jumlah komputer yang akan dimigrasikan ?

Di Universitas Paramadina, komitmen yang kuat ditandai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009 tanggal 2 April 2009 tentang Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Paramadina. Pada bagian ke-2 poin 1 diterangkan bahwa “Operating system adalah berbasis Linux.”

Komitmen yang kuat bukan hanya dari rektor Universitas Paramadina sebagai penentu kebijakan, akan tetapi Divisi IT sebagai tim pelaksana migrasi juga menunjukkan komitmen tersebut dengan berbagai rangkaian diskusi internal yang dilakukan.

1.2. Menghitung Potensi Kekuatan dan Kelemahan

Divisi IT sebagai tim pelaksana juga memperhitungkan potensi kekuatan dan kelemahan ketika migrasi Operating System dilaksanakan.

1.2.1. Faktor Internal

Untuk mengenali apa saja yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari sisi internal Divisi IT, maka perlu dilakukan proses inventarisasi potensi TIK di lingkungan kampus. Dengan inventarisasi ini, kita dapat mengetahui sampai sejauh mana kekuatan TIK yang dimiliki, seperti berapa PC yang memiliki spesifikasi yang memadai, berapa PC yang telah memiliki software legal, berapa jumlah SDM teknis yang dapat diberdayaan, dll. Dengan inventarisasi ini pula kita dapat sekaligus mengetahui kelemahan yang diperkirakan akan menjadi batu sandungan bagi proses migrasi, misalnya berapa PC yang memiliki spesifikasi yang rendah, berapa PC yang masih menggunakan software yang belum legal, berapa jumlah aplikasi yang tidak dapat running di atas platform open source, berapa jumlah SDM yang belum memiliki kemampuan dasar TIK, dan lain-lain.

1.2.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses migrasi yang berasal dari lingkungan luar sistem. Faktor eksternal ini dapat berupa kebijakan pihak Manajemen Universitas Paramadina, baik berupa

(22)

regulasi maupun bantuan, bisa pula berupa dorongan baik berupa tekanan atau dukungan dari komponen-komponen civitas akademika.

Kepekaan kita dalam menangkap “sinyal-sinyal” potensi eksternal sistem menjadi faktor penentu untuk dapat memberdayakan faktor eksternal tersebut bagi keberhasilan proses migrasi ini.

Dengan jaringan yang telah kita bentuk, maka kita akan lebih mudah mengenali opportunities atau peluang-peluang yang ada. Misalnya, sejauh mana pihak-pihak yang terkait mendukung proses migrasi ini, atau kemungkinan-kemungkinan pemberdayaan komponen-komponen civitas akademika dalam proses migrasi ini. Dengan jaringan ini pula, kita akan lebih mudah mengenali threat atau ancaman dari lingkungan sistem yang berpotensi menjadi kendala dalam proses migrasi ini. Misalnya, masih ada kebijakan-kebijakan yang masih dapat dikatakan kontra-produktif dengan kebijakan migrasi open source ini sehingga berpotensi menjadi kendala bagi proses migrasi ini. Hal ini bisa dilihat misalnya dengan masih adanya beberapa Aplikasi/Sistem Informasi yang harus digunakan di lingkungan kampus, tapi belum bisa running di atas platform open source.

1.3. Perencanaan Proses Migrasi

Dalam perencanaan proses Migrasi, Divisi IT tidak membutuhkan waktu yang cukup lama seperti yang lazimnya dilakukan di tempat lain.

1.3.1. Pembentukan Tim Migrasi

Tim migrasi dibentuk untuk bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan migrasi dan memastikan bahwa setiap tahap telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap evaluasi.

Lain halnya di Universitas Paramadina, tidak ada pembentukan tim migrasi. Hal ini disebabkan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia dan memiliki kompeten dalam hal migrasi Operating System.

1.3.2. Skenario migrasi

Selain menentukan target dan tenggat waktu yang akan dicapai, maka hal penting lainnya yang perlu kita lakukan adalah pemilihan skenario migrasi.

(23)

Setidaknya ada tiga buah skenario migrasi yang dapat kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

a. Full Pihak Ketiga

Skenario ini memanfaatkan sepenuhnya pihak ketiga dalam proses migrasi ini. Semua tahapan migrasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap evaluasi seluruhnya dilakukan oleh pihak ketiga. Keuntungan skenario ini adalah profesionalitas, baik dari sisi hasil maupun dari sisi proses pelaksanaannya. Target yang telah ditentukan pun kemungkinan besar dapat dicapai pada waktunya.

Dengan demikian skenario ini hanya cocok bagi Instansi/institut yang memiliki keleluasaan dalam hal anggaran namun memiliki keterbatasan dalam hal kapasitas atau kompetensi SDM IT.

b. Full SDM Internal

Jika skenario yang pertama memanfaatkan jasa pihak ketiga dalam proses migrasi ini, maka di skenario yang kedua ini adalah sebaliknya. Skenario ini mencoba mengoptimalkan potensi SDM internal/lokal seluas-luasnya.

Keuntungan dari skenario ini adalah efisiensi biaya migrasi. Dengan skenario ini beberapa komponen berapa yang muncul pada skenario sebelumnya (full pihak ketiga) bisa direduksi (atau bahkan dihilangkan) seperti biaya-biaya instalasi OSS, pendampingan, help desk, sosialisasi, honor narasumber, honor instruktur, dll.

Namun tentu saja karena skenario ini sangat bertumpu pada kemampuan SDM lokal. Sehingga keberlangsungannya pun sangat tergantung pada sampai sejauh mana kesiapan SDM lokal untuk melaksanakan setiap tahap dalam proses migrasi ini.

Kecuali dapat merubah pola pikir, pola kerja, dan mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan, menurut hemat penulis skenario ini akan terasa berat untuk dilaksanakan, terlebih apabila target waktu yang diberikan sudah sangat dekat (misalnya < 1 tahun).

(24)

Skenario yang satu ini adalah skenario jalan tengah dari 2 skenario sebelumnya. Dengan skenario ini, kita mencoba mengambil semua advantages dari skenario-skenario sebelumnya berdasarkan kondisi real yang ada. Pada skenario ini, peran dari masing-masing pihak baik itu pihak internal (kampus) maupun pihak ketiga dioptimalkan, dengan tujuan agar instansi/institut dapat mencapai target migrasi pada waktu yang telah ditetapkan secara profesional tapi dengan alokasi anggaran yang se-efisien mungkin.

Disamping itu, salah satu keuntungan lain dari skenario ini adalah terjadinya percepatan peningkatan kapasitas SDM IT lokal/internal. Hal ini dimungkinkan karena adanya upaya bersama untuk melakukan proses migrasi dengan pihak ketiga, sehingga diharapkan transfer ilmu dan teknologi dapat dilakukan secara bersamaan.

Disamping faktor kesiapan SDM lokal, ada beberapa hal lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan skenario-skenario di atas, diantaranya adalah :

- Kebijakan Anggaran

Kebijakan anggaran untuk mendukung proses migrasi ini sangat menentukan skenario mana yang akan kita ambil. Alokasi anggaran yang sangat terbatas akan mempersempit pilihan terhadap skenario migrasi di atas, demikian juga sebaliknya.

- Analisa Hasil Inventarisasi Potensi TIK

Analisa hasil inventarisasi potensi TIK akan memberikan gambaran kondisi potensi TIK di lingkungan kampus yang bersangkutan saat ini. Dari sini pula kita dapat mengetahui gambaran kesiapan SDM lokal untuk menghadapi proses migrasi dimaksud.

Berdasarkan jenis-jenis skenario migrasi yang dijelaskan diatas, Divisi IT Universitas Paramadina tidak sepenuhnya menggunakan salah satu diantaranya. Skenario migrasi di Universitas Paramadina yakni menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) internal yakni Divisi IT sendiri dan tidak menggunakan anggaran pada setiap proses migrasinya.

Selain itu, Divisi IT juga membuat skenario pelaksanaan migrasi agar efektif dan efisien, mengingat keterbatasan SDM dan tidak adanya anggaran khusus dalam penyelenggaraannya yakni migrasi bertahap pada setiap elemen

(25)

di Universitas Paramadina. Tentunya dimulai dari internal Divisi IT, pihak rektorat, kelas, laboratorium komputer A, B, dan C, dan selanjutnya ruangan Program Studi. Ruangan Program Studi yang terdiri dari 7, dilakukan bertahap dalam pelaksanaan migrasi ke Linux.

1.3.3. Penyelarasan dengan Peraturan Perundang-Undangan Lainnya

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyelarasan terhadap peraturan perundangundangan lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah adanya kebijakan yang kontra-produktif, misalnya jangan sampai ada kebijakan-kebijakan yang berkaitan pengadaan hardware atau sistem informasi yang tidak sesuai dengan “ruh“ migrasi open source ini.

1.3.4. Penjadwalan

Tahap terakhir dalam proses perencanaan migrasi ini adalah proses penjadwalan. Proses penjadwalan ini adalah proses pemetaan antara target, tenggat waktu, dan tahapan-tahapan migrasi. Dengan penjadwalan ini diharapkan target migrasi dapat di capai tepat pada waktunya dengan cara yang sistematis.

Penjadwalan ini pun bisa digunakan sebagai indikator untuk mengetahui sejauh mana proses migrasi ini dilakukan. Atau dengan kata lain dengan penjadwalan ini, kita dapat mengetahui apakah proses migrasi ini bisa dikatakan berhasil atau tidak. Untuk itu penjadwalan ini haruslah dibuat measurable dan realistis. Measurable dalam artian masing-masing tahap haruslah dapat di ukur. Dan realistis dalam artian bahwa pencapaian dan pelaksanaan setiap tahap haruslah haruslah sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada.

Proses migrasi open source ini merupakan proses perubahan sistem yang sangat mendasar. Oleh karena itu maka proses ini perlu dilakukan secara bertahap. Proses migrasi secara besar-besaran di khawatirkan akan menyebabkan chaos.

Agar tidak menyebabkan Chaos, Divisi IT menyisipkan sosialisasi dan training kepada dosen dan staff Universitas Paramadina secara gratis, dengan memanfaatkan kemampuan dan kesempatan yang ada ditengah kesibukan tugas utama dari Divisi IT.

(26)

2. Pelaksanaan Migrasi

Pada prinsipnya, tahap pelaksanaan migrasi ini adalah implementasi dari hasil tahap sebelumnya, yaitu tahap pra-migrasi. Pada tahap ini kita akan mengetahui betapa pentingnya proses perencanaan untuk dilakukan. Semakin matang suatu perencanaan, maka semakin jelaslah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai target tersebut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pelaksanaan migrasi ini, di antaranya :

2.1. Standard Operating Procedure (SOP)

Ketika pelaksanaan migrasi Operating System di Universitas Paramadina pada pertengahan tahun 2009, Divisi IT yang merangkap sebagai tim migrasi tidak menggunakan SOP dalam proses tahapan migrasinya.

Seperti yang telah kita ketahui, SOP migrasi dibuat untuk memastikan bahwa pelaksanaan teknis proses migrasi ini sesuai dengan prosedur baku dan menghindari semaksimal mungkin resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam proses migrasi ini. Oleh karena itu, para pelaksana teknis di lapangan, haruslah mengikuti SOP ini secara benar, sehingga proses migrasi dapat berjalan sesuai yang diinginkan. SOP ini selain dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan migrasi ini, SOP dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana caranya melakukan proses migrasi ini. Sehingga semakin jelas langkah-langkah yang termuat dalam SOP ini, maka semakin mudah para pembaca SOP untuk mengikutinya.

Berbeda halnya di Universitas Paramadina yang tidak menggunakan SOP sebagai acuan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya SDM dan ketidakpekaan terhadap dokumen penting yang seharusnya ada untuk setiap instansi/institusi yang ingin melakukan migrasi Operating System.

2.1.1 List Hardware yang digunakan

Membuat list ini sangat bergantung dari seberapa besar jumlah komputer yang anda miliki didalam perusahaan anda, dengan demikian anda harus meng estimasi berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi hardware

(27)

tersebut, dan memeriksa kompabilitas nya dengan Linux dan ketersediaan drivernya.

2.1.1.1 Check hardware driver

Hampir semua manufacturer sudah mensupport Linux secara resmi, namun beberapa hardware terbaru keberadaan drivernya masih belum cepat tersedia dibandingkan Windows, maka dari itu, pastikan ketersediaan driver anda sudah dapat didukung oleh Linux sepenuhnya.

2.1.1.2 Perlu anda ketahui mengenai hardware:

• Beberapa perusahaan yang secara resmi mendukung linux secara resmi ialah HP, NVIDIA, ATI, Intel dan Dell.

• Kebanyakan dari hardware ini tidak memiliki support yang resmi.

• Keberadaan hardware yang baru mungkin lebih lambat ketersediaan drivernya dibandingkan dengan yang lama di pasaran.

Sehingga:

• Pada tahapan ini, anda harus membeli hardware yang hanya akan bekerja di Linux. Jangan ragu untuk menanyakanya ke manufacturer sebelum anda membeli hardware mereka mengenai dukungan terhadap Linux OS, dan tunjukan kalau anda sangat memperhatikan Linux untuk hardware anda.

• Periksa semua hardware yang anda miliki sekarang. Anda dapat memeriksanya melalui http://www.google.com/linux ataupun anda dapat menjalankan live distribution untuk memeriksa apakah semua komponen terdeteksi dengan baik. Live CD terisi dengan Linux system yang cukup lengkap dan akan berjalan pada komputer RAM tampa harus menginstall dirinya ke hard drive ataupun tidak akan merubah sesuatu di system anda. Live system juga akan berjalan lebih lambat, namun jangan khawatir fungsinya hanyalah untuk melakukan test pada hardware anda.

(28)

• Beberapa hardware khusus seperti backup tape akan bekerja dengan cara yang berbeda daripada di Window. Periksalah mengenai hal ini di Internet untuk mencari tahu cara kerjanya.

2.1.1.3 Memasang hardware baru

• Kebanyakan hardware yang ada dapat berjalan secara langsung. Anda tidak perlu menginstall apapun untuk membuatnya berjalan.

• Untuk hal lain, anda membutuhkan guide tertentu untuk menginstall hardware berdasarkan situasi dan ketersediaan hardware yang ada misalnya ketika anda ingin menginstall printer baru

• Yang terakhir untuk jenis hardware yang tidak dapat terdeteksi secara langsung maka anda membutuhkan cara khusus untuk menginstall hardware ini misalnya dengan cara mengcompile dan menginstall driver dengan anda sendiri secara manual. Biasanya ini terjadi pada hardware yang baru keluar dari pasaran beberapa bulan dengan dukungan Linux yang buruk. Biasanya anda akan menemukan instruksi untuk menginstall device tersebut dengan mencarinya di Internet.

2.1.2 List Software (non-kostumasi) yang digunakan

Hal ini perlu anda lakukan, yaitu membuat list mengenai software apa saja yang digunakan dalam windows khususnya program program yang non kostumasi. Cara terbaiknya adalah dengan membaginya menjadi 2 kategori misalnya “user program” (Internet Explorer, Access) dan “service” (Exchange mail server, IIS).

Mungkin anda tidak akan menemukan pengganti yang benar benar full untuk semua program yang ada di Windows namun setidaknya Linux memiliki beberapa program yang selalu equivalent atau mirip dengan original program yang berjalan pada Windows. Dengan begitu anda akan melihat lebih jelas manfaat dari program Linux, dan juga kekuranganya. Anda harus memikirkan dan memastikan apakah software ini dapat memenuhi kebutuhan staff anda.

(29)

2.1.2.1 User program

Kebanyakan user pastinya membutuhkan Web browser, email client dan kebutuhan akan aplikasi office.

• Web browser akan menggunakan Firefox • Email client akan menggunakan Thunderbird • Office suite akan digantikan dengan OpenOffice • Photoshop digantikan dengan GIMP

Setidaknya dengan 4 program tersebut, sudah hampir dari 50% tugas pekerjaan kantor seharusnya sudah memenuhi syarat untuk digunakan oleh para karyawan anda. Anda juga dapat mencari pada listing pengganti Windows untuk Linux program anda melalui Internet.

2.2. Persiapan Teknis

Fase Migrasi Linux

Pada dasarnya fase migrasi ke Linux membutuhkan 3 tingkatan proses, dimana proses ini membtuhkan estimasi waktu yang tepat berdasarkan budaya ruang lingkup kerja, sehinga tim migrasi sudah sewajarnya dapat mengkalkulasi budaya kerja perusahaan dan waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi agar semua staff mulai menggunakan Linux, sehingga dengan demikian, proses perencaan, budget dan biaya tepat guna.

2.2.1 Install Linux software pada PC windows.

Pada fase ini, Divisi IT mulai menginstall software Linux yang akan

digunakan user di PC Windows user Misalnya menggantikan semua browser

menjadi Firefox dan Open Office. Install lah software ini pada PC Windows system.

Divisi IT pun mulai memberitahukan ke semua user kalau software inilah yang akan digunakan untuk di masa mendatang di kampus ini. Walaupun pada beberapa bagian PC dijadikan dual boot. Anda tidak perlu menjelaskan dengan

(30)

detail, anda hanya perlu menjelaskanya dengan simpel, dan jika mereka menemui masalah maka Divisi IT harus selalu siap sedia membantu.

Proses migrasi ini harus dilaksanakan untuk semua komputer di Universitas Paramadina, dengan bertahap dimulai dari internal Divisi IT, pihak rektorat, laboratorium komputer, kelas-kelas, dan tiap-tiap program studi.

Dalam fase ini Divisi IT tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, dengan pertimbangan keterbatasan waktu dan kesempatan tim migrasi.

Install Linux software (tambahan) pada PC Windows dan tidak menghapus software lama.

Tim migrasi mulai meng-install Linux ke PC secara bertahap seperti yang diuraikan pada poin sebelumnya.

2.2.3 Mulai hapus Windows operating system dan install Linux

Pada fase ini, anda akan menginstall Linux, Kebanyakan aplikasi yang digunakan tentu saja sudah familiar untuk banyak user, jadi mereka tidak akan merasa bermasalah jika menggunakan OS ini. Untuk bagian-bagian tertentu seperti laboratorium komputer, OS Windows tidak dihapus melainkan dalam setiap PC memiliki 2 (dua) Operating System yakni Microsoft Windows dan Linux. Hal ini dilakukan agar mahasiswa bisa belajar secara bertahap untuk menggunakan Linux.

2.3. Dokumentasi Migrasi

Dokumentasi merupakan hal yang penting dalam proses migrasi. Melalui dokumentasi yang baik, kita bukan saja dapat membuat suatu laporan kegiatan, namun lebih dari itu, dokumentasi dapat digunakan sebagai bahan analisa untuk keperluan pengambilan keputusan. Disamping itu, dokumentasi sama halnya seperti SOP, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman di masa lalu melalui

(31)

dokumentasi ini, sehingga kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.

Dokumentasi proses migrasi Operating System di Universitas Paramadina hanya berupa foto-foto kegiatan. Untuk laporan kegiatan secara lengkap tidak ada.

3. Pasca Migrasi

Tahap pasca migrasi ini merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses migrasi ini. Tahap ini diperlukan untuk memastikan bahwa hasil dari tahap-tahap sebelumnya dapat berjalan sesuai dengan keinginan secara berkesinambungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini, diantaranya adalah :

3.1. Regulasi Pendukung

Regulasi pendukung merupakan realisasi dari komitmen yang telah disepakati bersama. Regulasi pendukung ini menggambarkan kebijakan-kebijakan pimpinan yang wajib dipedomani oleh segenap unsur Civitas Akademika. Dengan adanya regulasi pendukung ini diharapkan implementasi open source di lingkungan kampus dapat berjalan secara berkesinambungan.

Regulasi ini pada umumnya berbentuk Surat Keputusan Rektor Universitas Paramadina. Namun bila diperlukan dapat pula ditetapkan peraturan-peraturan di bawahnya untuk mengatur detail pelaksanaan kebijakan migrasi ini. Dengan adanya Surat Keputusan Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009 maka, migrasi

Operating System adalah legal untuk dilaksanakan.

3.2. Help Desk

Berpindah dari suatu platform sistem ke platform sistem lainnya, bagi sebagian kalangan bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan platform ini, setidaknya akan mengakibatkan perubahan cara kerja mereka.

Resistansi akan muncul karena beberapa sebab, diantaranya adalah adanya kekhawatiran para pengguna akan terganggunya rutinitas pekerjaan mereka, yang bisa saja disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk memanfaatkan sistem yang baru atau karena permasalahan teknis lainnya yang mengakibatkan rutinitas mereka terganggu. Untuk meminimalisir permasalahan yang mungkin muncul, selain pelatihan, ada satu cara yang bisa di tempuh, yaitu

(32)

menyediakan layanan help desk. Help desk ini merupakan layanan yang diberikan kepada pengguna untuk membantu menyelesaikan permasalahan teknis yang mereka temui dalam pemakaian sistem yang baru ini.

Dengan adanya help desk ini diharapkan para pengguna merasa nyaman dalam melakukan proses adaptasi ini. Lebih lanjut, dengan adanya rasa aman, diharapkan hal ini dapat menanamkan benih-benih kepercayaan para pengguna kepada tim migrasi. Pada prinsipnya, layanan help disk ini haruslah menggunakan media yang memungkinkan para pengguna mengaksesnya secara mudah. Misalnya dengan menggunakan media seperti via telp, sms, e-mail, forum, atau media lainnya.

Selain media layanan, hal yang tidak kalah pentingnya adalah manajemen layanan itu sendiri. Bagaimana keluhan itu dikelola (dicatat, dilayani, dan didokumentasikan) menjadi faktor penentu atas kepuasan para pengguna. Semakin baik pengelolaan keluhan ini, maka semakin terbuka pula kesempatan untuk mendapatkan respon yang baik terhadap proses migrasi ini dari para pengguna.

Dari hasil FGD dapat diketahuih bahwa kurangnya manajemen layanan help desk yakni tidak adanya catatan lengkap mengenai masalah-masalah yang timbul. Hampir 1 (satu) tahun migrasi dijalankan, begitupun dengan help desk yang masih senantiasa melayani keluhan pengguna yang diakibatkan oleh proses migrasi.

Perlu diketahui, help desk disini merupakan tim migrasi itu sendiri. Jadi jelas terlihat bahwa kurangnya SDM menyebabkan berkurangnya keefektifan dan kelancaran proses migrasi Operating System.

Padahal, kegagalan dalam mengelola layanan help desk ini dapat berakibat fatal terhadap proses migrasi secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena kegagalan tersebut mengakibatkan hilangnya kepercayaan para pengguna terhadap proses migrasi ini.

3.3. Evaluasi Migrasi

Evaluasi merupakan salah satu mekanisme terpenting dari migrasi Operating System, biasanya evaluasi dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Di Universitas Paramadina hal itu tidak dilaksanakan pada jangka waktu tertentu, tetapi setiap waktu. Dengan adanya masalah dan solusi dari

(33)

permasalahan, tim migrasi menganggap bahwa itulah evaluasi yang sebenarnya. Dengan mengingat makna evaluasi sebenarnya, maka evaluasi yang dimaksud oleh tim migrasi belum dapat dikatakan “evaluasi”.

Berdasarkan literatur yang ada, disebutkan bahwa evaluasi migrasi dilakukan secara berkala dengan hasil evaluasi yang dijadikan sebagai masukan untuk penyempurnaan tahapan migrasi Operating System.

BAB VI

KESIMPULAN

9.

Migrasi Operating System dari Microsoft Windows ke Linux

di Universitas Paramadina tidak melalui tahapan migrasi. Penyebab

hal tersebut diuraikan sebagai berikut:

Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Kurangnya SDM yang tersedia di Universitas Paramadina

membuat proses tahapan migrasi Operating System menjadi

tidak efektif. Hal ini jelas terlihat ketika Divisi IT yang

menjalankan tugas utamanya, merangkap sekaligus sebagai

tim migrasi dan help desk.

Tidak adanya anggaran keuangan yang menjadi penunjang

proses migrasi Operating System

Seperti lazimnya proses migrasi Operating System, anggaran

keuangan menjadi salah satu hal terpenting. Akan tetapi, pada

penyelenggaraan migrasi Operating System di Universitas

Paramadina tidak ada anggaran khusus untuk tahapan migrasi

tersebut.

(34)

Tidak adanya SOP yang dijadikan sebagai acuan dalam

menyelenggarakan migrasi Operating System

SOP yang seharusnya dijadikan sebagai panduan dan acuan

dalam pelaksanaan pra-migrasi dan pasca-migrasi.

10.

Berdasarkan hasil analisis proses tahapan Migrasi Operating

System dari Microsoft Windows ke Linux di Universitas Paramadina,

dapat disimpulkan bahwa tahapan migrasi Operating System yang

seharusnya di Universitas Paramadina, yaitu:

1. Pra-Migrasi

1.1. Membangun komitmen

1.2. Mempertimbangkan potensi kekuatan dan kelemahan

1.3. Perencanaan proses migrasi

1.3.1. Pembentukan tim migrasi

1.3.2. Penentuan skenario migrasi

1.3.3. Penyelarasan peraturan perundang-undangan

1.3.4. Penjadwalan

2. Pelaksanaan Migrasi

2.1.

Standard Operating Procedure (SOP)

2.2.

Persiapan Teknis

2.2.1. Fase migrasi dari Microsoft Windows ke Linux

2.2.2. Dokumentasi Migrasi

3. Pasca Migrasi

3.1. Regulasi Pendukung

3.2. Help Desk

(35)

BAB VII

REKOMENDASI

1.

Bagi Universitas Paramadina

Universitas Paramadina sebagai salah satu institusi pendidikan

yang mendukung gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS),

sesuai dengan

Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : SE/01/M.PAN/3/2009 tentang Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source Software (OSS), sebaiknya :

Menetapkan SOP migrasi Operating System.

• Mengalokasikan anggaran keuangan demi keberhasilan migrasi yang dilaksanakan.

• Mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang mungkin untuk dilaksanakan, sehubungan dengan target pemerintah pada Desember 2011 yakni penerapan penggunaan perangkat lunak legal. 2.

Bagi Divisi IT

Divisi IT sebagai tim migrasi, sebaiknya mengajukan anggaran

untuk pelaksanaan training/pelatihan/workshop/sosialisasi bagi

seluruh civitas akademika Universitas Paramadina. Selain itu,

evaluasi dalam jangka waktu tertentu juga dapat dilakukan sebagai

masukan demi penyempurnaan penggunaan Linux.

3.

Bagi seluruh Civitas Akademika

Untuk seluruh civitas akademika diharapkan kerjasama yang baik

dengan tim migrasi. Migrasi Operating System tidak akan berjalan

sesuai dengan yang diharapkan tanpa kerjasama dari semua pihak

yang terkait, mulai dari dosen, staff, dan mahasiswa.

4.

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.fsf.org/copyleft/gpl.html diakses tanggal 16 November 2009 http://www.opengroup.org diakses tanggal 16 November 2009

en.wikipedia.org/wiki/ Operating _ system diakses tanggal 16 November 2009

Petersen Richard. 2007. Linux: the complete reference. United State of America

: McGraw – Hill Companies

Handaya Wilfridus Bambang Triadi, dkk. 2008. Linux – Sistem Administrator. Bandung : Penerbit Informatika

Sofana Iwan. 2010. Mudah Belajar Linux. Bandung : Penerbit Informatika Arifin Hasnul. 2010. Panduan Praktis Install dan Upgrade Windows. Jakarta :

Cakrawala

Chandra Ian. 2010. Windows 7 untuk Kita Semua. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sofana Iwan. 2006. 101 Tips & Trik Migrasi Windows ke Linux. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

(37)

LAMPIRAN I

RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI

1. Nama : Andi Tenriona Abdillah 2. Tempat & Tanggal Lahir : Bulukumba, 29 Juli 1991 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Golongan Darah : O

5. Agama : Islam

6. Kewarganegaraan : Indonesia 7. Nomor Identitas : 209000007

8. Alamat : Jl. Mampang Prapatan No. 26 Jakarta Selatan

9. Nomor Ponsel : 081 342 636 838

10. Alamat E-mail : andi.tenriona@rocketmail.com

B. DATA KELUARGA

1. Nama Ayah : Andi Djunaidi Abdillah, SE

Pekerjaan : PNS

2. Nama Ibu : Arniwati Said, SE

Pekerjaan : PNS

3. Alamat Orang Tua : Jl. Dato Tiro No. 151, Bulukumba, Sulawesi Selatan

C. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD : SDN 10 Ela-ela Lulus 2003

2. SMP : SMPN 1 Bulukumba Lulus 2006

3. SMA : SMAN 1 Bulukumba Lulus 2009

4. Perguruan Tinggi : Universitas Paramadina Jurusan : Teknik Informatika

L. Prestasi dalam bidang Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah

1. Juara I Pekan Ilmiah Remaja Regional Sulawesi Selatan di bidang Teknologi Tepat Guna (2007)

2. Juara I Teknologi Tepat Guna pada Kemah dan Lomba Kreativitas Pramuka (KLKP) se-Sulawesi Selatan dan Barat (2007)

(38)

3. Juara III Pekan Ilmiah Remaja Nasional (PIRNAS) di bidang Teknologi Tepat Guna (2007)

4.

Peserta Lomba Karya Tulis Peningkatan Keimanan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ) tk. Nasional (2007)

5. Terbaik I Pekan Ilmiah Remaja Nasional (PIRNAS) di bidang Teknik Rekayasa (2008)

E. Karya Tulis yang pernah dibuat

1.

Studi Kemungkinan Pembuatan Makanan Ringan berbahan Baku Buah Sukun (Artocarpus altilis) (2007)

2. Studi Pemanfaatan Ekstraksi Minyak Biji Rambutan yang berpotensi sebagai Bahan Bakar Alternatif (2007)

3. Essay dengan judul “KIR” AJANG UJI KREATIVITAS DAN PRESTASI SISWA (2007)

4. Studi Pemanfaatan Air Kelapa sebagai Alternatif Pengawet Ikan melalui Proses Fermentasi (2007)

5. Keajaiban dengan Kunci Angka ”11” dalam Al-Qur’an serta Fenomena yan terjadi di Alam Semesta (2007)

6.

Teh Herbal Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Obat Alternatif Penyakit Tifus (Typphus abdominalis) (2007)

7. Alat Pembakar Ikan bertenaga Surya (2007)

8. Studi Pemanfaatan Sampah Organik Pasar sebagai Alternatif Biogas (2008)

9. Detektor Kadar Garam Praktis dan Ekonomis dengan menggunakan Prinsip Elektrolisis (2008)

10. Analisis Tingkat Pemahaman Pemilih Pemula dalam menyikapi Multi Partai pada Pemilihan Umum 2009 di Indonesia (2009)

Jakarta, 3 Agustus 2010

ANDI TENRIONA ABDILLAH

(39)

LAMPIRAN II

(40)

LAMPIRAN III

Surat Keputusan Nomor:045/Rek/UPM/IV/2009 tanggal 2 April

2009 tentang Pengembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi Universitas Paramadina

1. Universitas Paramadina secara bertahap merubah sistem informasi dan

komunikasi menuju sistem berbasis open source;

2. Universitas Paramadina menggunakan standar sebagai berikut:

1. Operating system adalah berbasis Linux

2. Web server adalah Apache

3. Database software adalah MySQL

4. Software development adalah yang berbasis PHP/Java

5. Pengembangan aplikasi adalah web based application

6. Aplikasi perkantoran adalah aplikasi berbasis open source

3. Penggunaan aplikasi untuk aktivitas penelitian dan pengajaran mengacu

kepada kurikulum program studi terkait

1. Pembelian peralatan perangkat keras (hardware) Teknologi

Informasi dan Komunikasi harus memerhatikan kompatibilitas

dengan produk sistem operasi Open Source. Deputi Rektor

Operasional dan Keuangan bertanggungjawab atas isu

kompatibilitas terkait.

4. Keputusan ini mulai berlaku tanggal 2 April 2009

(41)

LAMPIRAN IV

Divisi IT Universitas Paramadina sebagai Tim Migrasi

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

FGD diadakan pada awal Juli dan dilanjutkan untuk penyempurnaan pada tanggal 2 Agustus 2010. FGD dilakukan dengan dua arah yang menggunakan recorder untuk merekam sepanjang diskusi berlangsung. Topik yang didiskusikan pada FGD yakni :

1.

Ide awal migrasi Operating System

2.

Kegiatan yang dilakukan pra-migrasi

3.

Kendala-kendala yang dihadapi mulai dari pra-migrasi hingga

pasca-migrasi

4.

Pelaksanaan Migrasi Operating System

5.

Kegiatan pasca-migrasi

6.

Rencana selanjutnya untuk menyempurnakan migrasi Operating

Referensi

Dokumen terkait