• Tidak ada hasil yang ditemukan

manipulasi logam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "manipulasi logam"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

3.3

3.3 manipulasi logammanipulasi logam

Penuangan

Penuangan

Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di

Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di

dalam cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium dll dapat dituang ke dalam cetakan

dalam cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium dll dapat dituang ke dalam cetakan

yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak setiap

yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak setiap

kali setelah pemakaian. Die casring menggunakan cetakan permanen dari logam.

kali setelah pemakaian. Die casring menggunakan cetakan permanen dari logam.

Pekerjaan Dingin

Pekerjaan Dingin

Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung. Logam

Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung. Logam

dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.

dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.

serbuk Metalurgi

serbuk Metalurgi

Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan bahan

Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan bahan

degan bentuk yang dikehendaki.hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi. Dengan

degan bentuk yang dikehendaki.hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi. Dengan

melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana pemresan dipanaskan dalam

melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana pemresan dipanaskan dalam

atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan men

atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan men ggumpalkan partikel.

ggumpalkan partikel.

Electroforming

Electroforming

Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan proses

Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan proses

elektrolisa.

elektrolisa.

Proses manipulasi :

Proses manipulasi :

a.

a. Tahap pembuatan model sprue, ventilasi dan kawahTahap pembuatan model sprue, ventilasi dan kawah

Adapun tujuan dari pembuatan sprue adalah menyediakan saluran melalui mana logam cair akan Adapun tujuan dari pembuatan sprue adalah menyediakan saluran melalui mana logam cair akan mengalir ke cetakan yang sudah ada didalam cincin cor setelah model malamnya dibuang, untuk  mengalir ke cetakan yang sudah ada didalam cincin cor setelah model malamnya dibuang, untuk  tambalan yang besar / protesa misalnya gigi tiruan sebagian lepasan dari logam dan untuk gigi tambalan yang besar / protesa misalnya gigi tiruan sebagian lepasan dari logam dan untuk gigi tiruan cekat. Sedangkan tujuan diberikannya ventilasi adalah untuk menghindari terjadinya back  tiruan cekat. Sedangkan tujuan diberikannya ventilasi adalah untuk menghindari terjadinya back   pressure, s

 pressure, sehingga ehingga mengurangi mengurangi dari hasil dari hasil tuangan tuangan dan mungkdan mungkin juga akin juga akan mengan menghindari ledakhindari ledakan,an, sehingga aman bagi operator.

sehingga aman bagi operator.

Pada ujung sprue dibuat bentukan yang disebut reservoir. Reservoir pada ujung sprue bertujuan Pada ujung sprue dibuat bentukan yang disebut reservoir. Reservoir pada ujung sprue bertujuan untuk mencegah terjadinya porositas yang dapat terbentuk oleh karena adanya kontraksi bila untuk mencegah terjadinya porositas yang dapat terbentuk oleh karena adanya kontraksi bila ruangan untuk reservoir yang ditempati oleh malam mempunyai ukuran melintang sebesar atau ruangan untuk reservoir yang ditempati oleh malam mempunyai ukuran melintang sebesar atau lebih besar dari ukuran ruangan, maka alloy yang ada dalam reservoir akan lebih lambat

lebih besar dari ukuran ruangan, maka alloy yang ada dalam reservoir akan lebih lambat mengeras dari pada ruangan utama dan berlaku sebagai cadangan alloy cair yang siap untuk  mengeras dari pada ruangan utama dan berlaku sebagai cadangan alloy cair yang siap untuk  mengisi ruangan atau mould space.

(2)

Pemilihan sprue seringkali bersifat empiris tetapi ada lima prinsip utama dalam menentukan  pilihan, sebagai berikut :

Pilihlah sprue dengan diameter yang kira – kira sama dengan ukuran daerah yang paling tebal

dari model malamnya. Jika model malamnya kecil, tangkai sprue juga harus kecil karena tangkai sprue yang besar yang direkatkan pada model yang kecil dan halus dapat menyebabkan

 perubahan bentuk. Tetapi, jika diameter sprue terlalu kecil, daerah ini akan memadat terlebih dahulu sebelum tuangannya sendiri dan bisa terbentuk porositas penyusutan setempat (porositas ‘ tersedot ‘). Untuk mengatasi masalah ini diperlukan area cadangan pada sprue.

Jika mungkin, tangkai sprue harus direkatkan pada bagian model malam yang penampang

melintangnya terluas. Akan lebih baik bagi logam cair untuk mengalir dari bagian yang tebal ke daerah - daerah tipis di sekelilingnya. Rancangan ini mengurangi risiko aliran logam ke daerah mendatar dari bahan tanam atau daerah  – daerah kecil seperti garis sudut.

Panjang sprue harus cukup panjang untuk memposisikan model malam dengan tepat didalam

cincin cor dengan jarak sekitar 6 mm dari tepi ujung cincin tetapi cukup pendek sehingga logam campur cair tidak memadat sebelum mengisi penuh mold.

Jenis sprue yang dipilih mempengaruhi teknik pembakaran yang digunakan. Tangkai sprue

yang terbuat dari malam lebih sering digunakan daripada yang plastik. Jika digunakan sprue atau model dari plastik, dianjurkan untuk menggunakan teknik pembakaran 2 tahap untuk memastikan  pembuangn karbon yang sempurna, karena sprue plastik melunak pada temperatur diatas titik cair 

malam inlay.

Model malam dapat diberi sprue secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pemberian

sprue langsung, tangkai sprue akan menyediakan hubungan langsung antara daerah model dengan  basis sprue atau daerah crucible former. Pada yang tidak langsung, diletakkan sebuah

 penghubung atau batang cadangan diantar model atau crucible former.

Pada pembuatan sprue harus diperhatikan perlekatan tangkai sprue, posisi tangkai sprue panjang serta arah dari tangkai sprue dan pelepasan model malam. Panjang sprue tergantung pada panjang cincin cor. Jika tangkai sprue terlalu pendek, maka model malam akan terlalu jauh dari ujung luar  cincin sehingga gas – gas tidak dapat dialirkan secara memadai untuk memungkinkan logam cair  mengisi seluruh ruang cincin.jika gas tidak dapat dikeluarkan secara menyeluruh, akan terjadi  porositas. Karena itu, panjang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga ujung atas model

malam berada sekitar 6 mm dari ujung terbuka dari cincin untuk bahan tanam gipsum.  b. Tahap Penanaman

Pada tahap penanaman model malam harus dibersihkan dari kotoran, debu, dan minyak. Untuk itu dapat digunakan pembersih model malam komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa

(3)

cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mengering diudara terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam dan pembasahan yang lebih  baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang sempurna, termasuk pada bagian  – bagian

model yang kecil dan tipis.

Sementara model malam dikeringkan di udara terbuka, jumlah air destilasi (bahan tanam gipsum) atau cairan silika koloiadal khusus (bahan tanam fosfat) diukur. Cairan ini dituang kedalam mangkuk karet yang bersih dan kering, kemudian bubuk ditambahkan ke dalam cairan secara  bertahap dan hati – hati untuk mencegah terjebaknya udara didalam adukan. Pengadukan

dilakukan dengan lembut sampai semua bubuk basah, atau bubuk yang tidak tercampur terdesak  keluardari mangkuk secara tidak sengaja. Bahan tanam ditunggu sampai mencapai final setting, lalu kawah di lepas dari bumbung tuang dan dibiarkan selama 24 jam.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penanaman adalah :

- pengadukan hampa udara, berfungsi untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terbentuk selama pengadukan dan mengeluarkan gas-gas berbahaya yang dihasilkan dari reaksi kimia yang digunakan sebagai bahan tanam

- kompensasi penyusutan, kadang-kadang perubahan dimensi mould memang diperlukan terutama untuk mahkota cor penuh.

- Teknik pengendalian dengan peambahan air, ekspansi mikroskopik linear akan meningkat sejalan dengan jumlah air yang ditambahkan sampai tercapai ekspansi maksimal

c. Tahap burning out dan Preheating

Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas dan letakkan bumbung tuang diatas dengan bagian kawah menghadap ke api, biarkan hingga semua malam terbuang dan  pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sememtara itu siapkan furnice, lalu naikkan

suhunya hingga mencapai 700 º C kemudian masukkan bumbung tuang kedalam furnice, lalu dilanjutkan dengan tahap preheating naikkan suhu furnice hingga mencapai suhu 900º C, pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting.

Selama pembakaran, sejumlah malam yang mencair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair menjadi terperangkap di dalam bahan tanam yang berpori  – pori. Burning out akan mengubah karbon menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. Gas  – gas ini akan keluar melalui celah sisa malam yang mencair.

d. Tahap Casting

Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan semburan api dalam crucible yang terpisah. Kemudian dituang kedalam mould dengan gaya centrifugal. Setelah

(4)

 bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan cara membongkar   bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada.Setelah  pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur pada logam (logam masih kasar) dan tidak 

sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan dapat menyebabkan  permukaan logam menjadi kasar. Adapun oksidasi ini dapat disebabkan beberapa hal yaitu  penggunaan api yang bukan berwarna biru atau kehijauan atau logam yang terlalu lama

dipanaskan sehingga terjadi over heating.

Dapat terjadi beberapa kesalahan/kegagalan lain selama proses pembuatan logam ini, antara lain adanya gelembung udara pada pola malam oleh karena busa sabun yang dapat menjadikan bentuk   permukaan logam kasar, dapat pula bentuk permukaan mould space retak atau pecah-pecah. Hal

ini disebabkan oleh karena adonan gips dan air yang terlalu encer sehingga gips tidak terlalu kuat atau dapat pula karena pemanasan pada oven terlalu lama sehingga permukaan mould space retak. Casting atau yang sering disebut proses pengecoran atau penuangan dalam kedokteran gigi dapat diartikan suatu proses pendorongan logam yang sedang mencair ke dalam mould sehingga

menjadi suatu tuangan yang sering disebut logam tuang. Sehingga pada akhir dari casting alloy dapat dihasilkan suatu bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di dalam mould. (Kamus Kedokteran Gigi-F.J Harty & R.Ogston).

Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk  menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk  yang diinginkan. Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional/contemporary casting.

• Teknik traditional terdiri atas : 1. Sand-Mold Casting 2. Dry-Sand Casting 3. Shell-Mold Casting 1. Full-Mold Casting 2. Cement-Mold Casting 3. Vacuum-Mold Casting

• Teknik non-traditional terbagi atas : 1. High-Pressure Die Casting 2. Permanent-Mold Casting

(5)

3. Centrifugal Casting 4. Plaster-Mold Casting 5. Investment Casting 6. Solid-Ceramic Casting

Dalam proses casting diperlukan : 1. Ruang Cetak 

 Cetakan sekali pakai yang terbuat dari pasir & tanah liat.

 Bahan pendam berbasis gisum

 Bahan pendam berbasis fosfat

 Bahan pendam berbasis silica 2. Api Pengencer Logam

 Api dari semburan bahan bakar / torch

 Api dari induksi listrik  3. Mesin Pengecoran

 Alami dengan bantuan gravitasi

 Manual dengan tangan

 Centrifugal Casting Machine

4. Ruang laboratorium yang cukup ventilasi.

Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam besi  bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material non logam

lainnya.

e. Tahap Finishing dan Polishing

Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan dengan ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk kemudian dirapikan dan dipulas pada daerah bekas potongan.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, Robert George anf Powers. 2002. Restorative Dental Materials . Houghton : Mosby

Hatrick, Carol Dixon. 2003.  Dental Material : clinical application for dental assistants and 

dental hygienist . Philadelphia : Saunders

(6)

Manipulasi alloy

i. Logam dipanaskan

ii. Setelah Cair dimasukkandalam cetakan

iii. Cetakan dari pasir 

iv. Setelah memenuhi cetakan

v. Jika sudah padat, diambil cetakannya

vi. Hasil cetakan diambil untuk proses sekunder 

Manipulasi

Pembentukan logam :

• Casting (pengecoran)

• Cold working (pekerjaan dingin, ditempa, ditarik, atau digulung)

• Powder metalurgi (dari serbuk logam ditekan dalam tekanan yang tinggi)

• Elektroforming

Manipulasi

CASTING :

i. Waxing (Membuat model/ pattern dari malam KG)

ii. Spruing (Membentuk kanal untuk lewat cairan metal)

iii. Investing (Penanaman sprue pada basis sprue)

iv. Burn Out (Eliminasi wax dengan panas)

v. Casting (Mengisi mould dengan cairan logam)

vi. Pickling (Membersihkan kotoran oksida yang melekat dengan merendam dalam asam sulfat

 panas selama 5 -10 detik)

vii. Finishing & Polishing

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J.2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi10. AAAA

Jakarta :EGC

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dzikir Asmaul Husna pada anak Panti Asuhan Darussalam Demak yang

Tanaman padi dapat tumbuh tetapi malainya tidak berisi (hampa). Menyadari hal ini, tidak ada petani di Siantan yang menanam padi. Pemanfaatan lahan gambut di daerah

Berbagai hasil penelitian foto-dinamik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keberhasilan fotoinaktivasi menunjukkan bahwa keberhasilan fotoinaktivasi pada bakteri ditentukan

 Melakukan variasi Heater untuk menaikan suhu pada T3 ke suhu 100 0 C Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti

Korean wave atau hallyu (gelombang Korea) yaitu istilah yang diberikan untuk tersebamya budaya Pop Korea secara global diberbagai Negara di dunia, umumnya hallyu memicu

Desa merupakan entitas pemerintahan yang memiliki hak otonom memiliki dua arena sekaligus, yakni arena politik dan arena pemerintahan yang posisinya paling dekat

Dilihat dari persentase siswa yang senang membaca buku yang berhubungan dengan materi pelajaran, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber belajar siswa sudah

Bagi masyarakat yang telah memiliki usaha pun merasa terbantu karena dengan adanya pengabdian ini mereka menjadi mampu memetakan kondisi bisnisnya saat ini termasuk