14 ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
14 ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
NO
NO Organisasi Organisasi Nama Nama Pendiri Pendiri Tahun Tahun Tokoh Tokoh Tujuan Tujuan PeristiwaPeristiwa 1 BUDI
1 BUDI UTOMO UTOMO WAHIDINWAHIDIN
SUDIROHUSODO SUDIROHUSODO
20 Mei 1908
20 Mei 1908 dr Sutomo,dr Sutomo, Gunawan, Cipto Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan Mangunkusumo, dan R.T. Ario R.T. Ario Tirtokusumo. Tirtokusumo.
kemajuan bagi Hindia Belanda, kemajuan bagi Hindia Belanda, perbaikan pelajaran di perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang mencapai kehidupan rakyat yang layak.
layak.
Utomo muncul dua aliran berikut. Utomo muncul dua aliran berikut. a. Pihak kanan, berkehendak supaya a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya
lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah membatasi pada pelajaran sekolah saja.
saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
menderita.
faktor yang menyebabkan semakin faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo.
lambannya Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya. daripada penduduk umumnya. b. Lebih mementingkan pemerintah b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda daripada
kolonial Belanda daripada kepentingan rakyat Indonesia. kepentingan rakyat Indonesia. c. Menonjolnya kaum priyayi yang c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar menyebabkan kaum terpelajar tersisih. Ketika meletus Perang Dunia tersisih. Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
dalam bidang politik. 2
2 SERIKAT SERIKAT DAGANGDAGANG ISLAM ISLAM
HAJI SAMANHUDI
HAJI SAMANHUDI tahun 1911, ditahun 1911, di kota Solo kota Solo
H.O.S Cokroaminoto, H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Agus Salim.
memajukan perdagangan Indonesia
memajukan perdagangan Indonesia Pada mulanya Sarekat Islam adlPada mulanya Sarekat Islam adl sebuah perkumpulan para pedagang sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Keanggotaan SDI masih (SDI). Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup terbatas pada ruang lingkup pedagang,maka tidak memiliki pedagang,maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang li
banyak dan luas ruang lingkupnya,ngkupnya, maka pada tanggal 18
1912, SDI diubah menjadi SI 1912, SDI diubah menjadi SI 3 SERIKAT
3 SERIKAT ISLAM ISLAM HOSHOS COKROAMINOTO COKROAMINOTO 18 September 18 September 1912 1912 H.O.S Cokroaminoto,
H.O.S Cokroaminoto, a. mengembangkan jiwaa. mengembangkan jiwa berdagang,
berdagang,
b. memberi bantuan kepada b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami anggotanya yang mengalami kesukaran,
kesukaran,
c. memajukan pengajaran den c. memajukan pengajaran den semua yang mempercepat semua yang mempercepat naiknyanaiknya derajat bumi putera,
derajat bumi putera, d. menentang
d. menentang pendapat-pendapatpendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam, yang keliru tentang agama Islam, e. tidak bergerak dalam bidang e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
politik, dan
f. menggalang persatuan umat f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong Islam hingga saling tolong menolong.
menolong.
Akhirnya SI pecah menjadi dua ya Akhirnya SI pecah menjadi dua yaituitu
SI Putih dan SI Merah. SI Putih dan SI Merah. a. SI Putih, yang
a. SI Putih, yang tetap berlandaskantetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. berpusat di Yogyakarta. b. SI Merah, yang berhaluan b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam kongresnya di Semarang. Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
Komunis Indonesia (PKI). 4
4 INDISCHE INDISCHE PARTIJ PARTIJ SUWARDISUWARDI SURYANINGRAT; SURYANINGRAT; DANUDIRJA DANUDIRJA SETIABUDI; SETIABUDI; CIPTO CIPTO MANGUKUSUMO MANGUKUSUMO 25 Desember 25 Desember 1912. 1912.
tiga serangkai E.F.E. tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker Douwes Dekker (Danudirjo (Danudirjo Setiabudi), R.M. Setiabudi), R.M. Suwardi Suwardi Suryaningrat, dan dr. Suryaningrat, dan dr. Cipto Cipto Mangunkusumo Mangunkusumo
Tujuan Indische Partij sangat jelas, Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya pun terbuka bagi Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa
semua golongan tanpa
memandang suku, agama, dan ras. memandang suku, agama, dan ras.
5 PERHIMPUNAN 5 PERHIMPUNAN INDONESIA / INDONESIA / Indische Vereeniging Indische Vereeniging
MOH. HATTA, para MOH. HATTA, para
mahasiswa mahasiswa Indonesia yang Indonesia yang sedang belajar di sedang belajar di Belanda. Belanda. 1908
1908 adalah Sutanadalah Sutan Kasayangan Kasayangan Soripada dan RM Soripada dan RM Noto Suroto , R. Noto Suroto , R. Pandji Sosrokartono, Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Rivai, Radjiman Wediodipuro Wediodipuro (Wediodiningrat), (Wediodiningrat), dan Brentel. dan Brentel.
Indonesia merdeka, memperoleh Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh bertanggung jawab kepada seluruh rakyat.
rakyat.
6
INDONESIA tanggal 4 Juli 1927 Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah
marhaenisme.
7 PARINDRA SOETOMO Solo, 26
Desember 1935
Moh. Husni Thamrin. mencapai Indonesia Raya. Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. 8 Partai Komunis Indonesia (PKI) 23 Mei 1920. D.N. Aidit, ketua PKI,Lettu Doel Arif ,Lukman Njoto,Ibnu Parna, M.H. Lukman,Ir. Sakirman, Sudisman, Syam Kamaruzzaman,
Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Henk Sneevliet dan kaum sosialis Hindia Belanda lainnya membentuk serikat tenaga kerja di pelabuhan pada tahun 1914, dengan nama Indies Social Democratic Association 9 PPPKI Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927 Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia.
a. menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya; b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tersebut. a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
10 Partai Indonesia (Partindo)
Sartono 1929 mencapai Indonesia merdeka.
Asasnya pun juga sama dengan PNI yaitu self help dan
nonkooperasi.
PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru
11 Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
orang-orang bekas Partindo
24 Mei 1937 Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin.
a. mencapai Indonesia Merdeka, b. memperkokoh ekonomi Indonesia,
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
pengangguran. 12 Gabungan Politik
Indonesia (Gapi)
Sutardjo
Kartohadikusumo
15 Juli 1936 menuntut pemerintah Belanda agar
Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda
membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mem-pelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. 13 (Muhammadiyah) K.H. Ahmad Dahlan 18 November 1912 di Yogyakarta
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-ben 14 Jong Islamienten Bond tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta Raden Samsurijal (ketua); Wibowo Purbohadidjojo (wakil ketua); Syahbuddin Latif (sekretaris I); Hoesin (sekretaris II), Soetijono
(bendahara I); dan So'eb (bendahara II). Komisaris-komisaris adalah Moegni, Thoib, Soewardi, Syamsuddin, Soetan Palindih, Kasman Singodimedjo, Mohammad Koesban, Soegeng, dan Haji Hasim
Tujuan pertama pembentukannya adalah untuk mengadakan kursus-kursus agama Islam bagi para pelajar Islam dan untuk mengikat rasa persaudaraan antara para pemuda terpelajar Islam yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara dan sebelumnya masih menjadi anggota perkumpulan daerah 14 Nahdlatul Ulama (NU) dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy'ari sebagai Rais 31 Januari 1926 di Surabaya,
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan
Akbar. Jawa Timur. masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
15 Organisasi Pemuda dan Wanita
Tri Koro Dharmo 7 Maret 1915 di Jakarta
dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi
Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia-an. Keanggotannya terbatas pada para pemuda J awa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
atas petunjuk Budi Utomo
16 PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia)
1926 persatuan Indonesia. Para pemuda
ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda
Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari
Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang
didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan
cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang
melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun
1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug
tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika.
Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada
tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga
ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah
emansipasi.
Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau
mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya
mendirikan Sekolah Kepandaian Putri.
PEMBERONTAKAN SETELAH PROKLAMASI
NAMA PEMBERONTAKAN TAHUN TOKOH PERISTIWA
Pemberontakan Madiun 18 September 1948 Moeso Beliau memproklamasikan Sovyet Republik Indonesia
dan merebut kota Madiun, namun mereka dapat berhasil dihentikan oleh TNI.
Pemberontakan Kartosuwiryo 19 Desember 1948. di Jawa Barat
pasukan Darul Islam dibawah pimpinan Kartosuwiryo.
mereka dapat dihancurkan oleh pasukan Divisi Siliwangi.
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
23 Januari 1950 di Bandung
Westerling. Mereka memberontak terhadap pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada akhirnya mereka dapat dihancurkan pada tanggal 24 Januari 1950.
Pemberontakan Andi Aziz 5 April 1950.di UjungPandang
Andi Azis Andi Aziz merupakan bekas KNIL yang pernah memberontak kepada RIS.
Pada akhirnya mereka menyerah pada tanggal 26 April 1950.
Pemberontakan Republik Maluku Serikat (RMS)
1 November 1950. Maluku Soumokil. Pada akhirnya mereka dapat TNI dibawah pimpinan Slamet Riyadi yang gugur pada peristiwa tersebut. Pemberontakan Ibnu Hajar 1949. di
Kalimantan Selatan
Ibnu Hajar. Pada akhirnya Ibnu Hajar ditangkap pada bulan Desember 1949.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
tahun 1949 sampai tahun 1962.
Kartosuwiryo Pada pemberontakan kali ini beliau berusaha membentuk negara islam di Indonesia dengan jalan merebut Jawa Tengah.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
1957. Kahar Muzakar memberontak terhadap Republik Indonesia.
Pada akhirnya mereka menyerah pada tanggal 17 Agustus 1957
Pemberontakan DI/TII di Brebes Amir Fatah lanjutan dari pemberontakan yang dilakukan
Kartosuwiryo.
bertujuan untuk membuat negara islam di Indonesia sangat banyak terjadi setelah kemerdekaan.
Pemberontakan DI/TII Aceh Daud Beureuh. bertujuan mejadikan Indonesia sebagai negara islam
kembali lagi terjadi di berbagai daerah Pemberontakan AMI Kebumen Kebumen Jawa Tengah. AMI (Angkatan Muda Islam) yang
dipimpin oleh Kiai Somalangu
Pemberontakan Batalyon 246 di Kudus Jawa Tengah. Pemberontakan militer ini dapat digagalkan oleh Tentara Nasional Indonesia.
Pemberontakan MMC di Jawa Tengah (Merapi Merbabu Complek)
di lereng gunung Merapi dan Merbabu.
memberontak kepada Republik Indonesia setelah Indonesia Merdeka.
Sulawesi Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemberontakan Permesta tahun 1958 sampai
1961. Sulawesi
hampir sama dengan yang pemberontakan PRRI. Kelompok Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) memulai pemberontakan di tahun yang sama dan tempat yang sama dengan pemberontakan PRRI.
Pemberontakan G 30 S/PKI Dewan Revolusi Indonesia ini
dipimpin oleh komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa yaitu Letkol Untung.
Pada akhirnya PKI beserta ormas-ormas lain dibekukan oleh Pemerintah Indonesia. Ormas-ormas tersebut antara lain :
Pemuda Rakyat (PR)
Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) Barisan Tani Indonesia (BTI)
Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (Perhim) Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) Himpunan Sarjana Indonesia (HSI)
KABINET YANG ADA DI INDONESIA
Berikut ini adalah daftar kabinet pemerintahan Indonesia sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga saat ini:
Era Perjuangan KemerdekaanNo Nama Kabinet Awal masa kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel Poin 1 Presidensial 2 September 1945 14
November 1945 Ir. Soekarno Presiden 21 orang
2 Sjahrir I 14
November 1945 12 Maret 1946 Sutan Syahrir Perdana Menteri 17 orang
Menteri diangkat dari partai politik, perjanjian linggarjati
3 Sjahrir II 12 Maret 1946 2 Oktober 1946 Sutan Syahrir Perdana Menteri 25 orang Kemakmuran rakyat diantaranya pembagian pangan
4 Sjahrir III 2 Oktober 1946 3 Juli 1947 Sutan Syahrir Perdana Menteri 32 orang 5 Amir Sjarifuddin I 3 Juli 1947 11
November 1947 Amir Sjarifuddin Perdana Menteri 34 orang
Perjanjian Renville
6 Amir Sjarifuddin II
11
November 1947 29 Januari 1948 Amir Sjarifuddin Perdana Menteri 37 orang
7 Hatta I 29 Januari 1948 4 Agustus 1949 MohammadHatta Perdana Menteri 17 orang Perjanjian Roem Rojen
* Darurat 19
Desember 1948 13 Juli 1949
S.
Prawiranegara Ketua PDRI 12 orang
Kabinet ini dikenal sebagai pemerintahan Darurat Republik indonesia (PDRI)
8 Hatta II 4 Agustus 1949 20
Desember 1949
Mohammad
Hatta Perdana Menteri 19 orang
Agresi Militer Belanda 2, KMB
Era Demokrasi Parlementer No Nama Kabinet Awal masa
kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel * RIS 20 Desember 1949 6 September 1950 Mohammad
Hatta Perdana Menteri 17 orang
9 Susanto 20 Desember 1949 21 Januari 1950 Susanto Tirtoprodjo Pjs Perdana Menteri 10 orang Kabinet peralihan
Era Perjuangan Kemerdekaan No Nama Kabinet Awal masa
kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel Poin September 1950 11 Natsir 6 September 1950 27 April 1951 Mohammad
Natsir Perdana Menteri 18 orang
Indonesia masuk PBB, Gerakan DI/TII, Andi Azis APRA RMS 12 Sukiman-Suwirjo 27 April 1951 3 April 1952 Sukiman
Wirjosandjojo Perdana Menteri 20 orang
Koalisi masyumi dan PNI
13 Wilopo 3 April 1952 30 Juli 1953 Wilopo Perdana Menteri 18 orang Peristiwa tanjung morawa 14 AliSastroamidjojo I 30 Juli 1953 12 Agustus 1955 Ali
Sastroamidjojo Perdana Menteri 20 orang
KAA 1 di Bandung 18-24 April 1955. Kabinet Ali Wongso 15 BurhanuddinHarahap 12 Agustus 1955 24 Maret 1956 Burhanuddin
Harahap Perdana Menteri 23 orang
Pemilu Konstituante dan DPR
16 Ali
Sastroamidjojo II 24 Maret 1956 9 April 1957
Ali
Sastroamidjojo Perdana Menteri 25 orang
Kabinet Ali roem Idham
17 Djuanda 9 April 1957 10 Juli 1959 Djuanda Perdana Menteri 24 orang Zaken Kabinet. Munculnya Permesta/PRRI, dekrit Presiden Era Demokrasi Terpimpin
No Nama Kabinet Awal masa kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel
18 Kerja I 10 Juli 1959 18 Februari 1960 Ir. Soekarno Presiden / Perdana
Menteri 33 orang
Pembentukan MPRS, DPR dibubarkan diganti Dewan
Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR), Pembentukan DPAS, Pembentukan Front Nasional, NASAKOM,
19 Kerja II 18 Februari 1960 6 Maret 1962 Ir. Soekarno Presiden / Perdana
Menteri 40 orang
20 Kerja III 6 Maret 1962 13November 1963 Ir. Soekarno Presiden / PerdanaMenteri 60 orang
21 Kerja IV 13
November 1963 27 Agustus 1964 Ir. Soekarno
Presiden / Perdana
Menteri 66 orang
Era Perjuangan Kemerdekaan No Nama Kabinet Awal masa
kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel Poin Menteri
23 Dwikora II 24 Februari 1966 28 Maret 1966 Ir. Soekarno Presiden / Perdana
Menteri 132 orang
Supersemar
24 Dwikora III 28 Maret 1966 25 Juli 1966 Ir. Soekarno Presiden / Perdana
Menteri 79 orang
25 Ampera I 25 Juli 1966 17 Oktober 1967 Jend. Soeharto Ketua Presidium 31 orang Deklarasi Bangkok/ASEAN, Program Catur karya 26 Ampera II 17 Oktober 1967 6 Juni 1968 Jend. Soeharto Pjs Presiden 24 orang
Era Orde Baru
No Nama Kabinet Awal masakerja Akhir masakerja PimpinanKabinet Jabatan personelJumlah
27 Pembangunan I 6 Juni 1968 28 Maret 1973 Jend. Soeharto Presiden 24 orang Pancakrida Kabinet Pembangunan, REPELITA
28 Pembangunan II 28 Maret 1973 29 Maret 1978 Jend. Soeharto Presiden 24 orang P4 29 Pembangunan III 29 Maret 1978 19 Maret 1983 Soeharto Presiden 32 orang 30 Pembangunan IV 19 Maret 1983 23 Maret 1988 Soeharto Presiden 42 orang 31 Pembangunan V 23 Maret 1988 17 Maret 1993 Soeharto Presiden 44 orang 32 Pembangunan VI 17 Maret 1993 14 Maret 1998 Soeharto Presiden 43 orang 33 Pembangunan
VII 14 Maret 1998 21 Mei 1998 Soeharto Presiden 38 orang
Era Reformasi No Nama Kabinet Awal masa
kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel 34 Reformasi
Pembangunan 21 Mei 1998 20 Oktober 1999 B.J. Habibie Presiden 37 orang
Amandemen UUD, Sidang istimewa MPR, Otda, kebebasan berpolitik, keluarnya Timor Leste 35 Persatuan
Nasional 26 Oktober 1999 9 Agustus 2001
Abdurahman
Wahid Presiden 36 orang
Era Perjuangan Kemerdekaan No Nama Kabinet Awal masa
kerja Akhir masa kerja Pimpinan Kabinet Jabatan Jumlah personel Poin
36 Gotong Royong 9 Agustus 2001 20 Oktober 2004 Megawati
Soekarnoputri Presiden 33 orang
Pembentukan KPK,
37 Indonesia
Bersatu 21 Oktober 2004 20 Oktober 2009
Susilo Bambang
Yudhoyono Presiden 34 orang
Pemilu pres dan wapres pertama
38 IndonesiaBersatu II 22 Oktober 2009 20 Oktober 2014 Susilo BambangYudhoyono Presiden 34 orang Trias politica, pemusnahan olehGAM dibantu AMM, bank century
39 Kerja 27 Oktober 2014 Petahana Joko Widodo Presiden 34 orang
Adapun isi dari Dekrit Presiden tersebut sebagai berikut:
1. Pembubaran Konstituante
2. Berlaku kembali UUD 1945
3. Akan dibentuk MPRS dan DPAS
Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya sebagai berikut:
Pembubaran PKI beserta organisasi massanya.
Pembersihan Kabinet Dwikora.
Penurunan harga-harga barang.
Program Kabinet Pembangunan I dikenal dengan sebutan Pancakrida Kabinet Pembangunan, yang berisi:
1. Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya pelaksanakan Renca na Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) dan Pemilihan Umum (Pemilu);
2. Menyusun dan merencanakan Repelita;
3. Melaksanakan Pemilu selambat-lambatnya pada Juli 1971;
4. Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis habis sisa -sisa G 30/S/PKI dan setiap bentuk
rongrongan penyelewengan, serta pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945;
5. Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur negara baik di pusat maupun di daerah dari uns
ur-unsur komunisme.
1.
Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
2.
Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3.
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4.
Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Kebijakan Pembangunan (Pelita I - Pelita VI)
REPELITA atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah orde baru di
Indonesia
Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Dilaksanakan pada 1 April 1969 hi ngga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.
• Tujuan Pelita I : Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam
tahap berikutnya.
• Sasaran Pelita I : Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani.
• Titik Berat Pelita I : Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi
melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan
kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia.
Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi
ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan
pembakaran barang-barang buatan Jepang.
Pelita II (1 April 1974
–
31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja . Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata
penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan
jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
Pelita III (1 April 1979
–
31 Maret 1984)
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.Inti dari kedua pedoman
tersebuT
Pelita IV (1 April 1984
–
31 Maret 1989)
Pada Pelita IV l ebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan ondu stri yang
dapat menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara l ain swasembada pangan. Pada
tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasil - nya Indonesia berhasil swasembada beras.
kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal i ni
merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan
Rumah untuk keluarga.
Pelita V (1 April 1989
–
31 Maret 1994)
Pada Pelita V i ni, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan i ndustri untuk memantapakan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah ak hir dari pola pembangunan
jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI
yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan
sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Pelita VI (1 April 1994
–
31 Maret 1999)
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia se bagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai
penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara -negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian
menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
MACAM-MACAM PERJANJIAN dan KONFERENSI
PERJANJIAN WAKTU PIHAK ISI
Kapitulasi Tuntang
1811
desa yang bernama Tuntang
pemerintah Hindia Belanda kepada Pemerintah Britania-Raya
Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta (India) Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris
Orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris. Hutang belanda tidak menjadi tanggungan inggris
Waktu itu Belanda sedang diduduki oleh Perancis yang dipimpin oleh kaisar Napoleon Bonparte Perjanjian Tordesilllas Perjanjian tersebut disahkan Spanyol pada 2 Juli sedangkan untuk Portugis pada 5 September 1494. 4 Juni 1474 sampai 13 Januari 1750 Paus Alexander VI mengeluarkan perintah pembagian wilayah Spanyol dan Portugis pada 26 September 1493. Namun Portugis menolak lalu muncul perjanjian tordesillas
bahwa di dunia luar Eropa menjadi kekuasaan eksklusif dua bangsa yaitu Spanyol dan Portugal, yang bermulai pada barat kepulauan Tanjung Verde.
Untuk wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis sedangkan sebelah barat ol eh Spanyol
3G yaitu gospel, gold, dan glory. Gospel merupakan semboyan yang dibawa penjelajah samudera bukan hanya berdagang dan memperluas wilayah juga menyebarkan agama Kristen. Perjanjian Saragosa tanggal 22 April 1529,
Spanyol dan Portugis 1. Bumi dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis. 2. Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah barat sampai
kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazillia ke arah timur sampai kepulauan Maluku.daerah disebelah utara garis saragosa adalah penguasaan portugis.
Kelanjutan perjanjian Tordesillas Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 di desa Giyanti, Desa Jantiharjo, sebelah tenggara Karangan yar, Jawa Tengah. VOC, pihak Kesultanan Mataram yang diwakili oleh Sunan Pakubuwana III, dan kelompok Pangeran Mangkubumi Pasal 1
Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Alaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah di atas separo dari
Kesultanan Mataram yang diberikan kepada beliau dengan hak turun-temurun pada pewarisnya, dalam hal ini Pangeran Adipati Anom Bendoro Raden Mas Sundoro. Pasal 2
Akan senantiasa diusahakan adanya kerja sama antara rakyat yang berada di bawah kekuasaan VOC dengan rakyat kesultanan.
Pasal 3
Sebelum Pepatih Dalem (Rijks-Bestuurder ) dan para bupati m ulai melaksanakan tugasnya masing-masing, mereka harus melakukan sumpah setia pada VOC di tangan gubernur. Pepatih Dalem adalah pemegang kekuasaan eksekutif sehari-hari dengan persetujuan dari residen atau gubernur.
Pasal 4
Sri Sultan tidak akan m engangkat atau memberhentikan Pepatih Dalem dan Bupati sebelum mendapatkan persetujuan dari VOC.
Pasal 5
wilayah Mataram dibagi menjadi dua. Wilayah di sebelah timur Sungai
Opak (yang melintasi daerah Prambanansek arang) dikuasai oleh pewaris takhta Mataram, yaitu Sunan Pakubuwana III, dan tetap berkedudukan di Surakarta. Adapun wilayah di sebelah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi yang
Sri Sultan akan mengampuni Bupati yang m emihak VOC dalam peperangan. Pasal 6
Sri Sultan tidak akan menuntut haknya atas Pulau Madura dan daerah-daerah pesisiran yang telah diserahkan oleh Sri Sunan Pakubuwana II kepada VOC dalam kontraknya tertanggal 18 Mei 1746. Sebaliknya, VOC akan memberi ganti rugi kepada Sri Sultan sebesar 10.000 real tiap tahunnya.
Pasal 7
Sri Sultan akan memberi bantuan kepada Sri Sunan Pakubuwana III sewaktu-waktu diperlukan.
Pasal 8
Sri Sultan berjanji akan menjual bahan-bahan makanan dengan harga tertentu kepada VOC.
Pasal 9
Sultan berjanji akan menaati segala macam perjanjian yang pernah diadakan antara penguasa Mataram terdahulu dengan VOC, khususnya perjanjian-perjanjian yang dilakukan pada tahun 1705, 1733, 1743, 1746, dan 1749.
Penutup
Perjanjian ini dari ditandatangani oleh N. Hartingh, W. van Ossenberch, J.J. Steenmulder, C. Donkel, dan W. Fockens dari pihak VOC.
sekaligus diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di Yogyakarta Perjanjian Salatiga 17 Maret 1757 di Salat iga
Raden Mas Said, Sunan Paku Buwono III, VOC, dan Sultan Hamengku Buwono I di gedung VOC
Perjanjian ini membuat Pangeran Sambernyawa mendapatkan separuh wilayah Surakarta (4000 karya, mencakup beberapa daerah yang sekarang termasuk dalam Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Karanganyar, eksklave di wilayah Yogyakarta i Ngawen dan menjadi penguasa Kadipaten Mangkunegaran menggunakan gelar Mangkunegara I.
Namun Penguasa dari wilayah Mangkunegaran tidak berhak mendapat gelar Sunan atau Sultan, dan hanya berhak atas gelar Pangeran Adipati.
Ketika Pangeran Mangkubumi memilih jalan perundingan damai dengan imbalan mendapat separuh bagian kekuasaan Mataram dengan menggunakan Perjanjian Giyanti dan menjadi Sultan Hamengkubuwana I, Pangeran Sambernyawa (Raden Mas Said) tetap tidak terima dan terus melancarkan perlawanan.
Perjanjian Bungaya tanggal 18 November 1667 di Bungaya Kesultanan Gowa yang diwakili oleh Sultan
Hasanuddin dan pihak VOC yang diwakili oleh Laksamana Cornelis Speelman
1. Perjanjian yang ditandatangani oleh Karaeng Popo, duet pemerintah
di Makassar (Gowa) dan Gubernur-Jendral, serta Dewan Hindia di Batavia pada tanggal 19 Agustus1660, dan antara pemerintahan Makassar dan Jacob Cau sebagai Komisioner Kompeni pada tanggal 2 Desember 1660 harus
diberlakukan.
2. Seluruh pejabat dan rakyat Kompeni berkebangsaan Eropa yang baru-baru ini atau pada masa lalu melarikan diri dan masih tinggal di sekitar Makassar harus segera dikirim kepada Laksamana (Cornelis Speelman).
3. Seluruh alat-alat, meriam, uang, dan barang-barang yang masih tersisa, yang diambil dari kapal Walvisch di Selayar dan Leeuwin di Don Duango, harus
diserahkan kepada Kompeni.
4. Mereka yang terbukti bersalah atas pembunuhan orang Belanda di berbagai tempat harus diadili segera oleh Perwakilan Belanda dan mendapat hukuman setimpal.
5. Raja dan bangsawan Makassar harus membayar ganti rugi dan seluruh utang pada Kompeni, paling lambat musim berikut.
6. Seluruh orang Portugis dan Inggris harus diusir dari wilayah Makassar dan tidak boleh lagi diterima tinggal di sini atau melakukan perdagangan.
Tidak ada orang Eropa yang boleh masuk atau melakukan perdagangan di Makassar.
7. Hanya Kompeni yang boleh bebas berdagang di Makassar. Orang "India" atau "Moor" (Muslim India), Jawa, Melayu, Aceh, atau Siam tidak boleh memasarkan kain dan barang-barang dari Tiongkok karena hanya Kompeni yang boleh melakukannya. Semua yang melanggar akan dihukum dan barangnya akan disita oleh Kompeni.
8. Kompeni harus dibebaskan dari bea dan pajak impor maupun ekspor.
9. Pemerintah dan rakyat Makassar tidak boleh berlayar ke mana pun kecuali Bali, pantai Jawa, Jakarta, Banten, Jambi, Palembang, Johor, dan Kalimantan, dan harus meminta surat izin dari Komandan Belanda di sini (Makassar). Mereka yang berlayar tanpa surat izin akan dianggap musuh dan diperlakukan
sebagaimana musuh. Tidak boleh ada kapal yang dikirim ke Bima, Solor, Timor, dan lainnya semua wilayah di tim ur Tanjung Lasso, di utara atau
timur Kalimantan atau pulau-pulau di sekitarnya. Mereka yang melanggar harus menebusnya dengan nyawa dan harta.
10. Seluruh benteng di sepanjang pantai Makassar harus dihancurkan, yaitu: Barombong, Pa'nakkukang, Garassi, Mariso, Boro'boso. Hanya Sombaopu yang boleh tetap berdiri untuk ditempati raja.
11. Benteng Ujung Pandang harus diserahkan kepada Kompeni dalam keadaan baik, bersama dengan desa dan tanah yang menjadi wilayahnya.
12. Koin Belanda seperti yang digunakan di Batavia harus diberlakukan di Makassar.
13. Raja dan para bangsawan harus mengirim ke Batavia uang senilai 1.000 budak pria dan wanita, dengan perhitungan 2½ tael atau 40 mas emas Makassar per orang. Setengahnya harus sudah terkirim pada bulan Juni dan sisanya paling lambat pada musim berikut.
14. Raja dan bangsawan Makassar tidak boleh lagi mencampuri urusan Bima dan wilayahnya.
15. Raja Bima dan Karaeng Bontomarannu harus diserahkan kepada Kompeni untuk dihukum.
16. Mereka yang diambil dari Sultan Butung pada penyerangan terakhir Makassar harus dikembalikan. Bagi mereka yang telah meninggal atau tidak dapat dikembalikan, harus dibayar dengan kompensasi.
17. Bagi Sultan Ternate, semua orang yang t elah diambil dari Kepulauan Sula harus dikembalikan bersama dengan meriam dan senapan. Gowa harus melepaskan seluruh keinginannya menguasai kepulauan Selayar dan Pansiano (Muna), seluruh pantai timur Sulawesi dari Manado ke Pansiano, Banggai, dan Kepulauan Gapi dan tempat lainnya di pantai yang sama, dan
negeri-negeri Mandar dan Manado, yang dulunya adalah milik raja Ternate. 18. Gowa harus menanggalkan seluruh kekuasaannya atas
negeri-negeri Bugis dan Luwu. Raja tua Soppeng [La Ténribali] dan seluruh tanah serta rakyatnya harus dibebaskan, begitu pula penguasa Bugis lainnya yang m asih ditawan di wilayah-wilayah Makassar, serta wanita dan anak-anak yang masih ditahan penguasa Gowa.
19. Raja Layo, Bangkala dan seluruh Turatea serta Bajing dan tanah-tanah m ereka harus dilepaskan.
20. Seluruh negeri yang ditaklukkan oleh Kompeni dan sekutunya, dari Bulo-Bulo hingga Turatea, dan dari Turatea hingga Bungaya, harus tetap menjadi tanah milik Kompeni sebagai hak penaklukan.
21. Wajo, Bulo-Bulo dan Mandar harus ditinggalkan oleh pemerintah Gowa dan tidak lagi membantu mereka dengan tenaga manusia, senjata dan lainnya. 22. Seluruh laki-laki Bugis dan Turatea yang menikahi perempuan Makassar, dapat
terus bersama isteri mereka. Untuk selanjutnya, jika ada orang Makassar yang berharap tinggal dengan orang Bugis atau Turatea, atau sebaliknya, orang Bugis atau Turatea berharap tinggal dengan orang Makassar, boleh melakukannya dengan seizin penguasa atau raja yang berwenang. 23. Pemerintah Gowa harus menutup negerinya bagi semua bangsa
(kecuali Belanda). Mereka juga harus membantu Kompeni melawan musuhnya di dalam dan sekitar Makassar.
24. Persahabatan dan persekutuan harus terjalin antara para raja dan bangsawan Makassar dengan Ternate, Tidore, Bacan, Butung, Bugis (Bone), Soppeng, Luwu, Turatea, Layo, Bajing, Bima dan penguasa-penguasa lain yang pada masa depan ingin turut dalam persekutuan ini.
25. Dalam setiap sengketa di antara para sekutu, Kapten Belanda (yaitu, presiden atau gubernur Fort Rotterdam) harus diminta untuk m enengahi. Jika salah satu pihak tidak mengacuhkan mediasi ini, maka seluruh sekutu akan mengambil tindakan yang setimpal.
26. Ketika perjanjian damai i ni ditandatangani, disumpah dan dibubuhi cap, para raja dan bangsawan Makassar harus mengirim dua penguasa pentingnya bersama Laksamanake Batavia untuk menyerahkan perjanjian ini
kepada Gubernur-Jendral dan Dewan Hindia. Jika perjanjian ini
disetujui, Gubernur-Jendral dapat menahan dua pangeran penting sebagai sandera selama yang dia inginkan.
27. Lebih jauh tentang pasal 6, orang Inggris dan seluruh barang-barangnya yang ada di Makassar harus dibawa ke Batavia.
28. Lebih jauh tentang pasal 15, jika Raja Bima dan Karaeng Bontomarannu tidak ditemukan hidup atau mati dalam sepuluh hari, m aka putra dari kedua penguasa harus ditahan.
29. Pemerintah Gowa harus membayar ganti rugi sebesar
250.000 rijksdaalders dalam lima musim berturut-turut, baik dalam bentuk meriam, barang, emas, perak ataupun permata.
30. Raja Makassar dan para bangsawannya, Laksamana sebagai wakil Kompeni, serta seluruh raja dan bangsawan yang termasuk dalam persekutuan ini harus bersumpah, menandatangani dan membubuhi cap untuk perjanjian ini atas nama Tuhan yang Suci pada hari Jumat, 18 November 1667.
Perundingan Linggarjati di Istana Merdeka Jakarta 1 5 November 1946 da n ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947. Indonesia:Dr. A. K. Gani, Mr. Susanto Tirtoprojo, Sutan Syahrir dan Mohammad Roem., Belanda diwakili oleh Komisi Jendral dan dipimpin oleh Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook,dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.
1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949. 3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung
dalam Commonwealth/Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Perundingan RI-GAM 15 September kota Helsinki, Finlandia, di Kőnigstedt Manor antara Januari dan Agustus 2005 Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura da n Thailand ditambah Uni Eropa antara lain Swiss dan Norweg ia. AMM Diketuai oleh Pieter Feith
terdiri dari enam pokok bahasan berkenaan dengan Penyelenggaraan Pemerintah di Aceh, Undang-undang tentang penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh, Partisipasi Politik, Ekonomi, Peraturan Perundang-undangan, Hak Asasi Manusia, Amnesti dan reintegrasi ke dalam masyarakat, Pengaturan Keamanan,
Pembentukan Misi Monitoring Aceh, dan Penyelesaian perselisihan.
MoU dengan membentuk Aceh Monitoring Mission (AMM) bekerjasama dengan Asosiasi Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris Majelis Umum PBB tentang jaminan hak-hak asasi manusia (HAM)
menyatakan bahwa manusia itu dilahirkan sama dalam martabat dan hak-haknya. Setiap orang berhak akan hidup, m erdeka, dan keamanan dirinya, dan tak seorangpun boleh dihukum atau dianiaya secara kejam dan tidak manusiawi. Berdasarkan pernyataan hak-hak asasi manusia sedunia yang telah disetujui PBB, maka tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia se-dunia. Perjanjian Roem-Roijen dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan Indonesia dengan Bela nda Mohammad
Hasil pertemuan ini adalah:
Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
Perjanjian ini sangat alot sehingga
akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Roem dan Herman van Roijen.
Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang
Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan keputusan:
Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat
sesuai perjanjian Renville pada 1948
Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar
sukarela dan persamaan hak
Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban
kepada Indonesia
Bung Hatta dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta untuk mempertegas sikap Sri Sultan HB IX terhadap Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta, di mana Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan “Jogjakarta is de Republiek Indonesie” (Yogyakarta adalah Republik Indonesia. Perjanjian Renville 17Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville Indonesia dengan Bela nda. Indonesia: Amir syarifudin (ketua), Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim, Dr.J.
Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun. Belanda: R.Abdul Kadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr. H..A.L. Van Vredenburg, Dr.P.J. Koets, dan Mr.Dr.Chr.Soumokil. PBB mediator: Frank Graham (ketua), Paul Van Zeeland, dan Richard Kirby.
secara konstitusi wilayah Indonesia kedaulatannya di pegang oleh: Pemerintah Kerajaan Belanda
1. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogya dan Sumatera 2. Pemisahan Wilayah Antara Indo Belanda
3. TNI Harus ditarik Mundur dari JABAR dan JATIM
Belanda berdaulat atas Indonesia sebelum Indonesia mengubah menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat)
perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Commit tee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika
Serikat, Australia, dan Belgia. Perjanjian ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut Garis Van Mook. Piagam Jakarta disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh Indonesia pada tanggal 22 kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha
garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme, serta memulai dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perdamaian San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu merupakan sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Republik Indonesia.
untuk menjembatani perbedaan dalam agama dan negara. Nama lainnya adalah "Jakarta Charter".
Juni 1945 Persiapan
Kemerdekaan Indones ia (BPUPKI)
Pembukaan UUD. Butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.
Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, K. H. Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Piagam Jakarta merupakan piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia
Sembilan atau 9 tokoh Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945 Magna Carta di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 yang membatasi monarki In ggris, sejak masa Raja John, dari kekuasaan absolut.
Isi Magna Carta sebagai berikut:
1. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.
2. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak.
3. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
4. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
5. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
6. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
7. Kekuasaan raja harus dibatasi.
8. Hak Asasi Manusia (HAM) lebih penting daripada kedaulatan, hukum atau kekuasaan.
membatasi monarki Inggris dari kekuasaan absolut
Petition of Rights
1628 Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen
Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut:
1. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan parlemen. 2. Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya. 3. Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai. Hobeas
Corpus Act
1679 sebuah statuta yang
digalakan pada tahun 1679 dalam masa pemerintahan Raja Charles II
Isinya adalah sebagai berikut:
1. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
2. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
undang-undang yang mengatur tentang penahanan seseorang
Bill of Rights 1689 dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris
isinya mengatur tentang:
1. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen. 2. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
3. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen. 4. Hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan
5. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja. Konferensi Inter-Indonesia Yogyakarta 19-22 Juli 1949 perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal
Overleg ), dipimpin oleh wapres. Moh.Hatta
Sidang pertama19-22 Juli 1949
1.Nama negara federal ialah Republik Indonesia Serikat (RIS).
2.RIS akan dikepalai oleh presiden yang dipilih negara-negara bagian (RI dan BFO).
3.Dalam konstitusi sementara harus ada ketentuan tentang negara-negara bagian yang dihimpun dalam RIS.
4.RIS akan menerima kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari Kerajaan Belanda.
5.Angkatan Perang RIS ialan angkatan perang nasional. 6.Pertahanan negara ialah semata-mata hak pemerintah RIS.
Sidang ke 230 Juli 1949
. Negara Indonesia Serikat yang nantinya akan dibentuk di Indonesia bernama Republik Indonesia Serikat (RIS).
. Bendera kebangsaan adalah Merah Putih. . Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. . Hari 17 Agustus adalah Hari Nasional. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November1949 perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal
Overleg ),
1. Indonesia yang semula RI di bentuk menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat). 2. RIS dan Belanda merupakan Uni-Indonesia Belanda yang dikepalai Ratu Belanda. 3. Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. 4. Semua hutang dari Hindia Belanda dipikul oleh RIS.
5. KNIL diganti m enjadi APRIS.
6. Penyelesaian Irian Barat di jeda satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.
Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. Konferensi Malino tanggal 15 Juli - 25 Juli 1946 di Kota Malino, Sulaw esi Selatan dipimpin Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Mook tersebut dibentuk Komisariat Umum Pemerintah( Algemeene Regeeringscommissaris) untuk Kalimantan dan Timur Besar yang dikepalai Dr. W. Hoven Najamuddin (Sulawesi Selatan), Dengah (Minah asa), Tahya (Maluku Selatan), Dr. Liem Tjae Le (Bangka, Belitung, Ria u), Ibrahim
Sedar (Kalimantan Selatan) dan Oeray
membahas tentang rencana pembentukan negara-negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di Indonesia bagian Timur.
Saleh (Kalimantan Barat), yang disebut pula "Komisi Tujuh"
Perjanjian New York
1962 Indonesia dipimpin
oleh Adam Malik dan Belanda oleh Dr. van Roijen, sedang E. Bunker dari Amerika Serikat menjadi perantaranya
Berikut isi dari Perjanjian New York:
1. Paling lambat pada tanggal 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
2. Pemerintah sementara PBB akan menggunakan tenaga asal Indonesia, baik dari kalangan sipil maupun kalangan militer, bersama dengan putra-putra Irian Barat.
3. Tentara Belanda meninggalkan Irian Barat secara bertahap.
4. Pasukan Indonesia yang ada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat, namun di bawah pemerintah sementara PBB.
5. Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas seperti pada daerah lainnya.
6. Sejak tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia akan berkibar di samping bendera PBB.
7. Paling lambat tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB akan menyerahkan Irian Barat ke tangan Indonesia.
Belanda merupakan negara penjajah yang kejam dan ingkar janji. Untungnya masalah ini telah berlalu dan sekarang Indonesia dalam keadaan damai. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
sebuah perjanjian yang diprakarsai oleh Amerika
Serikat pada 1962 unt uk terjadinya
pemindahan
kekuasaan atas Papua barat dari Belanda ke I ndonesia.
dilatarbelakangi oleh usaha Indonesia untuk merebut daerah Papua bagian barat dari tangan Belanda
Deklarasi Bangkok
ditandatangani oleh ketua delegasi dari lima negara yang terdiri dari Adam Malik (menteri luar negeri Indonesia), Tun Abdul Razak (wakil
perdana menteri Malaysia), Narciso Ramos (menteri luar negeri filipina), S. Rajaratnam (menteri luar negeri Singapura) dan Thanat
Khoman (menteri luar negeri Thailand). ASEAN
Tujuan didirikannya ASEAN
1. Mempercepat pertumbuhan, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2. Memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggihukum dan hubungan antara negara-negara di Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bidang fasilitas latihan dan penelitian pada bidang pendidikan, kejuruan, teknik dan administrasi.
5. Bekerja sama lebih efektif untuk mencapai daya guna lebih besar dalam bidang pertanian, industri dan perkembangan perdagangan termasuk studi dalam hal perdagangan komoditi internasional, perbaikan pengangkutan dan fasilitas komunikasi serta meningkatkan taraf hidup rakyat.
6. Meningkatkan studi tentang masalah-masalah di Asia Tenggara
7. Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai organisasi internasional dan regional lain yang mempunyai tujuan sama serta m encari kesempatan untuk menggerakkan kerja sama dengan mereka.
landasan kesepakatan untuk mengadakan kerja sama regional dalam bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan di Asia Tenggara Piagam Atlantik tanggal 14 Agustus 1941 di
atas kapal perang Kerajaan
Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Presiden Amerika
Dalam Piagam Atlantik terdapat 8 poin penting mengenai:
1. tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris; 2. pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat
Inggris HMS Prince of Wales (53)di perairan Samudera Atlantik, tepatnya di wilayah Argentia, N ewfoundland, Kana da. Serikat Franklin D. Roosevelt
3. hak untuk menentukan nasib sendiri; 4. pengurangan rintangan perdagangan;
5. memajukan kerjasama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial;
6. kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran; 7. menciptakan kebebasan di laut lepas;
8. pelucutan senjata di seluruh dunia pasca perang Declaration
of
Independent
4 Juli 1776 Filsuf John Locke. keluhan kolonial terhadap Raja George III
" Semua orang diciptakan sama. Mereka dikaruniai hak-hak oleh Tuhan yang tidak dapat dilepaskan dari padanya, yaitu hak hidup, hakkebebasan, dan hak mengejar kebahagiaan. "
Piagam ini merupakan piagam hak-hak asasi manusia yang mengandung pernyataan bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sederajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta.
Vienna Convention on the Law of Treaties 1969 (Vienna Con vention 1969)
pertama kali open for ratification pada tahun 1969 dan baru entry into force pada tahun 1980 Perjanjian Internasional antar Negara 1. Perundingan (Negotiation)
Perundingan dilakukan oleh wakil-wakil negara yang diutus oleh negara-negara peserta berdasarkan mandat tertentu atau juga dapat diwakili oleh pejabat dengan membawa Surat Kuasa Penuh (full power ).
2. Penandatanganan (Signature)
Penandatanganan perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua negara biasanya ditandatangani oleh kepala negara, kepala pemerintahan, atau menteri luar negeri.
3. Pengesahan (Ratification)
Ratifikasi dilakukan oleh DPR dan pemerintah. Pemerintah perlu m engajak DPR untuk mensahkan perjanjian karena DPR merupakan perwakilan rakyat dan berhak untuk mengetahui isi dan kepentingan yang diemban dalam perjanjian tersebut.
mengatur mengenai Perjanjian
Internasional Publik antar Negara sebagai subjek utama hukum internasional Konferensi Colombo 28 April-2 Mei 1954 di Sri Lanka 1. Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamijoyo 2. PM. Sri Lanka Sir John Kotelawala 3. Perdana Menteri India Pandit Jawaharal Nehru 4. Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Jinnah 5. Perdana Menteri Burma (Sekarang Myanmar)
1. Indocina harus dimerdekakan bagi penjajahan Perancis 2. Menuntuk kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko
3. Menyetujui dan mengusahakan adanya Konferensi Asia Afrika dan memilih Indonesia sebagai penyelenggara
Tingkat Tinggi Asia – Afrika
April 1955 ara
negara-negara Asia dan Afrika . Ali Sastroamidjojo Mohammad Ali Bogra Jawaharlal Nehru Sir John Kotelawala U Nu
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
1. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
2. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
3. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
4. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
5. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
6. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas
wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
7. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
8. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
9. Menghormati hukum dan kewajiban –kewajiban internasional
kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia- Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961
Jakarta Accord
11 Agustus 1966 Libia dan Indonesia dalam menghadapi permasalahan Bangsa Moro di Filipina Selatan, yang mayoritasnya beragama Islam. . Indonesia diwakili oleh Menlu Adam Malik dan Malaysia oleh Menlu Tun Abdul Razak disaksikan oleh Presiden RI Suharto dan Perdana Menteri Tengku Abdul Rachman
tentang penghentian konfrontasi dan normalisasi hubungan Indonesia Malaysia di gedung Pancasila Deplu Jakarta
Mereka menginginkan lepas dari Filipina, oleh karena perbedaan kultur dan agamanya. Indonesia dan Libia berusaha menengahi pertikaian antara Pemerintah Filipina dan Rakyat Bangsa Moro tersebut, melalui The Jakarta
Accord/The Jakarta Agreement