• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Perkembangan Psikologis & Gg. Perilaku Dan Emosional Onset Kanak Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gangguan Perkembangan Psikologis & Gg. Perilaku Dan Emosional Onset Kanak Remaja"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

(F80-F89)

GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

(F90-F98)

GANGGUAN PERILAKU & EMOSIONAL ONSET KANAK-REMAJA

(2)

GANGGUAN PERKEMBANGAN

PSIKOLOGIS

 Gambaran umum

 Onset  bayi-masa kanak

 Kelambatan/hendaya  berkaitan dengan kematangan biologis Susunan Syaraf Pusat

 Berlangsung terus-menerus, remisi (-), kambuh (-)

 Fungsi yang dipengaruhi  Bahasa

 Ketrampilan visuo spasial dan atau

 Koordinasi motorik

 Khas  usia bertambah  hendaya berkurang

secara progresif (walaupun seringkali defisit yang lebih ringan sering menetap sampai usia dewasa)

(3)

F80

GANGGUAN PERKEMBANGAN KHAS BERBICARA DAN BERBAHASA

 Berbicara dan berbahasa  komunikasi

 Bukan retardasi mental, autisme, kelambatan

berbicara akibat tuli atau afasia yang didapat dengan epilepsi .

 Ada 3 macam gangguan perkembangan berbicara

dan berbahasa yang biasa dijumpai :

1. Gangguan berbahsa ekspresif 2. Gangguan berbahasa reseptif

(4)

PERKEMBANGAN NORMAL

Usia 4 tahun  biasa terjadi kesalahan

pengungkapan suara bicara, tetapi masih dapat dengan mudah dimengerti oleh orang lain

Usia 6-7 tahun  sebagian besar suara untuk

berbahasa akan diperoleh. Meskipun kesulitan dapat menetap dengan kombinasi suara tertentu, tetapi hal ini tidak harus menyebabkan masalah komunikasi

Usia 11-12 tahun  penguasaan dari hampir

(5)

GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF

(1)

 Terdapatnya gangguan yang jelas dalam

kemampuan mengekspresikan bahasa lisan/ ucapan di bawah rata-rata usia mentalnya

 Pengertian bahasa dalam batas normal dengan

(6)

GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF

(2)

 Kriteria diagnosis :

 Tidak adanya kata atau beberapa kata yang muncul dalam usia 2 tahun

 Ketidakmampuan dalam mengerti kata majemuk sederhana pada usia 3 tahun

 Perkembangan kosa kata terbatas

 Kesulitan dalam memilih kata² yang tepat,

memendekkan ucapan yang panjang, kesalahan kalimat, kehilangan awalan atau akhiran yang khas

 Gagal atau salah dalam menggunakan aturan tata

bahasa seperti kata penghubung, kata ganti, artikel dan kata kerja atau kekurangan dalam pengucapan kalimat

(7)

GANGGUAN

BERBAHASA RESEPTIF (1)

 Kemampuan anak untuk mengerti bahasa di bawah

usia mentalnya.

 Hampir semua kasus bahasa ekspresif juga

terganggu

 Biasanya terdapat abnormalitas dalam artikulasi.  Kriteria diagnosis :

Pada usia 12 bulan  anak tidak ammpu memberi

respon terhadap nama benda yang umum (tanpa benda tersebut)

(8)

GANGGUAN

BERBAHASA RESEPTIF (2)

 Kriteria diagnosis

Pada usia 18 bulan :

 Anak tidak mampu dalam identifikasi beberapa obyek

yang sederhana dalam usia 18 bulan atau terdapat kegagalan dalam mengikuti instruksi sederhana

Pada usia 2 tahun

 Anak akan mengalami kesulitan dalam pengertian

struktur tata bahasa (bentuk kalimat negatif, pertanyaan, perbandingan) dan kurang mengerti aspek kehalusan bahasa (nada suara, gerakan tubuh)

(9)

GANGGUAN

ARTIKULASI BERBICARA KHAS

 Pengucapan suara berbicara anak yang berada di

bawah tingkat usia yang sesuai

Kriteria diagnosis :

 Kemahiran pengucapan anak terlambat atau

menyimpang, sehingga orang lain sulit untuk mengerti

 Terdapat penghilangan, distorsi atau substitusi dari suara berbicara dan inkonsistensi dalam pengucapan (pengeluaran suara)

(10)

I

LUSTRASI KASUS

 Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 4

tahun. Ibu tersebut mengeluhkan anak belum bisa

berbicara, anak hanya mampu mengatakan beberapa suku kata yang tidak dapat dimengerti. Anak juga sering terlihat rewel dan marah-marah. Ia suka melempar

barang-barang terutama saat ibu tidak memberikan apa yang anak inginkan. Namun anak dapat menunjuk

barang yang diinginkan tanpa mengatakannya. Anak ini adalah anak pertama. Perkembangan lainnya normal, hanya anak ini lambat berbicara dibandingkan dengan anak seusianya. Apabila ibu memberikan instruksi pada anak, maka anak ini cenderung mengerti, ibu menjadi bingung, ia takut anaknya tidak bisa sekolah.

(11)

A

FASIA DIDAPAT DENGAN EPILEPSI

(

SINDROMA LANDAU KLEFFNER

)

 Khas :

 Riwayat perkembangan bahasa normal

 Gangguan kemampuan berbahasa reseptif sangat berat

 Kesulitan dalam penangkapan melalui pendengaran  manifestasi awal

 Onset 3-7 tahun,

 EEG kelainan paroksismal di lobus temporalis

bilateral, kejang epileptik

 Kehilangan berbahasa terjadi beberapa bulan

sampai 2 tahun, biasanya salah satu mendahului yang lain

(12)

F81

GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR KHAS

(1)

 Terganggu sejak stadium awal perkembangan

 Bukan akibat langsung retardasi mental, defisit

neurologi, masalah visus dan daya dengar

 Sering menyertai GPPH atau gangguan tingkah

laku, gangguan perkembangan motorik khas, gangguan perkembangan khas berbicara atau berbahasa

 Etiologi tidak diketahui, diduga  interaksi faktor

(13)

F81

GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR KHAS(2)

o Kriteria diagnostik :

a) Derajat hendaya yang bermakna dalam ketrampilan

skolastik tertentu, hendaya harus dalam masa

perkembangan  harus sudah ada pada awal usia sekolah dan tidak didapat dalam proses pendidikan lebih lanjut

b) Harus tidak ada alasan faktor luar yang menjadi

alasan untuk kesulitan skolastik

o Berlandaskan temuan positif dari gangguan kinerja

skolastik yang secara klinis bermakna, yang

berkaitan dengan faktor² dalam dari perkembangan anak

(14)

G

ANGGUAN MEMBACA KHAS

(1)

 Didahului riwayat gangguan perkembangan

berbicara atau berbahasa

 Tahap awal belajar membaja abjad dan tulisan

kesulitan :

 mengucapkan huruf abjad, (misalnya bingung

pada huruf-huruf yang bentuknya miripb dan d, p dan q)

 menyebut nama yang benar dari tulisanmisal bingung dan terbalik dalam membaca kata-kata tertentu yang mirip (ubi dengan ibu)

 memberi irama yang sederhana dari kata yang diucapkan

(15)

GANGGUAN MEMBACA KHAS (2)

 Tahap lanjut  dapat terjadi kesalahan dalam

kemampuan membaca lisan, seperti :

a) Ada kata² atau bagian-bagiannya yang mengalami

penghilangan , penggantian, penyimpangan atau penambahan

b) Kecepatan membaca lambat

c) Salah memulai, keraguan yang lama atau kehilangan

bagian dari teks dan tidak tepat menyusun kalimat

d) Susunan kata² yang terbalik dalam kalimat, atau huruf²

yang terbalik dalam kata-kata

(16)

GANGGUAN MEMBACA KHAS (3)

 Tahap lanjut  dapat terjadi kesalahan dalam

kemampuan membaca lisan, seperti : e) Defisit dalam memahami bacaan :

 Ketidakmampuan menyebut kembali isi

bacaan

 Ketidakmampuan untuk menarik kesimpulan

dari materi bacaan

 Dalam menjawab pertanyaan perihal suatu

bacaan lebih menggunakan pengetahuan umum sebagai latar belakang informasi dari pada informasi yang berasal dari materi

(17)

G

ANGGUAN MENGEJA KHAS

 Hendaya yang khas dan bermakna dalam

perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas

 Kemampuan mengeja anak harus secara

bermakna di bawah tingkat yang seharusnya berdasarkan usianya, intelegensi umum, dan tingkat sekolahnya, dinilai untuk kemampuan mengeja yang baku

(18)

G

ANGGUAN BERHITUNG KHAS

Kekurangan  penguasaan pada kemampuan dasar berhitung yaitu tambah, kurang, kali, bagi

(bukan kemampuan matematik abstrak dalam aljabar, trigonometri, geometri atau kalkulus)

 Ketrampilan membaca dan mengeja harus dalam

batas normal sesuai dengan umur mental anak

 Tidak disebabkan pengajaran yang tidak adekuat,

akibat gangguan ketajaman penglihatan, pendengaran atau fungsi neurologis

(19)

F82

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KHAS

(1)

 Hendaya berat dalam perkembangan koordinasi

motorik, dalam gerak halus atau kasar (di bawah rata²dari yang seharusnya)

 Tampak sejak dalam fase perkembangan awal  Dapat berkaitan dengan kesulitan berbicara

khususnya mengenai gangguan artikulasi

 Gambaran pada anak : a) Aneh cara berjalan

b) Lambat belajar berlari, meloncat dan naik turun tangga c) Kesulitan belajar mengikat tali sepatu, memasang dan

melepaskan kancing, serta melempar dan menangkap bola

(20)

F82

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KHAS (1)

o Gambaran pada anak :

d) Anak tampak lamban dalam gerak halus dan kasar e) Benda yang dipegang mudah jatuh, terjatuh,

tersandung, menabrak

f) Tulisan tangan yang buruk g) Tak pandai menggambar dan

h) Sulit mengerjakan permainan “jigsaw”, menggunakan

peralatan konstruksional,

i) Sulit meyusun bentuk bangunan, membangun model,

main bola serta

j) Sulit menggambar dan mengerti peta

o Sering disebut sebagai “ the clumpy child

(21)

F83

GANGGUAN PERKEMBANGAN KHAS CAMPURAN

 Batasannya tidak jelas

 Konsep tidak adekuat

 Gangguan perkembangan khas campuran terdiri

dari  F80, F81, F82, tetapi tidak ada satu gejala yang cukup dominan untuk dibuat sebagai

(22)

F84

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIV

Ditandai  kelainan kualitatif dalam :

1) Interaksi sosial yang timbal balik

2) Pola komunikasi verbal/ non verbal dan cara bermain 3) Minat dan aktivitas yang terbatas, stereotipik, berulang

(23)

GUIDLINES

 Anak tidak bisa menunjuk, mengoceh atau gesture

pada usia 12 bulan

 Anak tidak melihat ke benda yang ditunjuk orang

lain dari jauh

 Kemampuan bicara anak menghilang

 Anak tidak berespons ketika dipanggil namanya  Tidak bisa mengucapkan satu kata pada usia 16

bulan

 Hilangnya kemampuan sosial pada usia kapan saja  Anak tidak bisa pretend play

(24)

A

UTISME MASA KANAK

(1)

 Umur onset kurang 3 tahun

Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal

balik

 Hendaya nyata dalam perilaku nonverbal seperti kontak

mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan bahasa isyarat untuk mengadakan interaksi sosial

 Gagal membangun relasi dengan sebaya yang sesuai dengan taraf perkembangan. Contoh : tidak tertarik untuk bergabung atau bermain dengan anak lain, cenderung asik untuk bermain sendiri dan tidak mempedulikan anak lain

 Tidak ada keinginan untuk berbagi kesenangan dengan anak lain. Contoh : apabila mempunyai mainan baru anak tidak memperlihatkannya pada orang lain

 Tidak ingin mengadakan hubungan sosial dan emosional timbal balik. Contoh : tidak memberikan respon emosi ketika diajak bercanda, main ciluba.

(25)

AUTIME MASA KANAK (2)

 Hendaya dalam berkomunikasi :

 Keterlambatan dalam perkembangan berbicara (tetapi tidak disertai dengan usaha untuk menkompensasi lewat bahasa isyarat atau mimik)

 Hendaya untuk memulai atau memepertahankan percakapan dengan orang lain

 Penggunaan bahasa yang stereotipik dan adanya

pengulangan atau bahasa yang aneh. Contoh: mengulang kata-kata orang lain (acholali), mengulang kata-kata iklan tanpa tujuan, mengulang kata-kata tanpa makna, contoh : pecep-pecep-pecep, peteka-peteka-peteke, klek-klek-klek dsb.

 Kurangnya variasi dan spontanitas dalam bermain pura-pura atau permainan imitasi sosial yang sesuai taraf

perkembangannya. Contoh : berpura-pura memasak, menjadi ayah-ibu dsb.

(26)

AUTIME MASA KANAK (3)

 Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas,

repetitif dan stereotipi :

 Preokupasi dengan satu atau lebih pola perilaku/minat yang stereotipik. Contoh berjalan mondar-mandir,

menyenangi satu benda tertentu dan selalu dibawa-bawa kemanapun.

 Keterikatan yang kaku terhadap rutinitas dan ritual

khusus yang tidak bermanfaat. Contoh : harus melewati rute jalan yang sama, harus menjalani jadwal kegiatan yang teratur sesuai urutan dan waktu yang sama.

 Manerisme motorik yang stereotipik dan repetitif.

Contoh : mengepakkan tangan, memainkan jari tangan, atau menggerak-gerakkan tubuh tanpa tujuan

(27)

AUTIME MASA KANAK (4)

 Semua tingkat IQ dapat ditemukan dalam

hubungannya dengan autisme, tetapi pada ¾ kasus secara signifikan terdapat retardasi mental

 Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas,

repetitif dan stereotipi :

 Preokupasi yang persisten dengan bagian tertentu

suatu benda. Contoh : tertarik dengan lubang kunci dan mengamatinya dengan seksama, menyukai benda yang dapat berputar (memutar roda mobil-mobilan,

memandangi kipas angin yang berputar) sampai berjam-jam.

(28)

PENATALAKSANAAN AUTISME

Tujuan terapi :

 Mengurangi masalah perilaku

 Meningkatkan kemampuan belajar dan

perkembangannya, terutama dalam penguasaan bahasa

 Anak bisa mandiri dan bersosialisasi dilingkungan sosialnya.

Cara :

 Deteksi dini dan tepat waktu

 Program terapi yang komprehensif dan terpadu berdasarkan evidence based medicine (EBM)

(29)

TERAPI

 Berbagai jenis terapi telah dikembangkan :

 Applied Behavioral Analysis (ABA), Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children (TEACCH) dan Sensory Integration

o Terapi khusus  terapi wicara, terapi okupasi dan

fisioterapi

o Medikamentosa  untuk mengobati kondisi yang

terkait depresi, cemas, hiperaktif, perilaku obsesif kompulsif

o Butuh tim terpadu  tim medis, psikolog, ahli terapi

wicara, ahli terapi okupasi, social worker

o Sembuh keluar dari „dunia‟nya & bisa membaur

(30)

A

UTISME TIDAK KHAS  Umur onset >3tahun

 Tidak terpenuhinya ketiga kritria diagnistik

 Sering muncul pada retardasi mental berat,

gangguan perkembangan khas bahasa reseptif yang berat

(31)

S

INDROM

R

ETT

(1)

 Umur onset 7-24 bulan

 Perjalanan gangguan “progressive motor deterioration”

kehilangan sebagian atau seluruhnya ketrampilan

tangan dan berbicara yang telah didapat, kemunduran / perlambatan pertumbuhan kepala

 Gejala khas :

 Hilangnya kemampuan gerakan tangan yang bertujuan dan ketrampilan manipulatif motorik halus yang terlatih

 Hambatan seluruh/ sebagian perkembangan berbahasa

 Gerakan seperti mencuci tangan yang stereotipik,dengan fleksi lengan didepan dada atau dagu

 Membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah

(32)

SINDROM RETT (2)

 Gejala khas :

 Sering terjadi episode hiperventilasi

 Hampir selalu gagal dalam pengaturan buang air besar dan buang air kecil

 Sering terdapat penjuluran lidah dan air liur yang menetes

 Kehilangan dalam ikatan sosial

 Anak tetap dapat “senyum sosial”  Menatap seseorang dengan kosong

 Cara beridiri dan berjalan cenderung melebar (broad based),

 Otot hipotonik

(33)

SINDROM RETT (3)

 Gejala klinis :

 Skoliosis dan hiposkoliosis yang berkembang kemudian

 Atropi spinal dengan disabilitas motorik yang berat yang muncul pada saat remaja (±50%)

 Spastisitas dan rigiditas pada ekstremitas bawah

 Serangan epileptik mendadak (dalam bentuk kecil-kecil, onset < 8tahun)

 Perilaku mencederai diri dengan sengaja dan preokupasi yang stereotipik kompleks atau rutin

(34)

G

ANGGUAN DISINTEGRATIF

MASA KANAK LAINNYA

 Umur onset minimal 2 tahun

 Hilangnya ketrampilan yang sudah diperoleh

sebelumnya :

 Regresi kemampuan berbahasa

 Regresi dalam kemampuan bermain

 Regresi dalam ketrampilan sosial dan perilaku adaptif

 Hilangnya pengendalian ketrampilan buang air besar atau kecil

 Kemerosotan pengendalian motorik

 Hilangnya secara menyeluruh perhatian minat terhadap lingkungan

 Mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang

(35)

G

ANGGUAN AKTIVITAS BERLEBIH YANG

BERHUBUNGAN DENGAN RETARDASI MENTAL DAN

GERAKAN STEREOTIPIK

Kombinasi antara perkembangan yang tak

serasi dari overaktivitas yang berat,

stereotipik motorik, dan retardasi mental

yang berat.

(36)

S

INDROM ASPERGER  Ditandai oleh :

 Tidak ada hambatan umum dalam perkembangan berbahasa atau perlembangan kognitif yang secara jelas (seperti pada autisme)

 Defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal balik

 Pola perilaku, perhatian dan aktifitas yang terbatas, berulang dan stereotipik.

 Bisa terdapat atau tidak terdapat masalah

komunikasi seperti pada autisme, tetapi terdapat keterlambatan berbahasa yang jelas

(37)

 Asperger seringkali sangat pandai tetapi kurang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang yang mempengaruhi pola konsumsi ibu rumah tangga, diantaranya

Sukada, Budi, Analisis Komposisi Formal Arsitektur Post-Modern , Seminar FTUI-Depok, Jakarta, 1988.. Time Savers Standards of

Siswa dengan keterampilan operasi hitung rendah yaitu siswa yang mendapat nilai tes perkalian dan pembagian kurang dari 70, dalam mengerjakan soal matematika

Dengan melihat kenyataan, bahwa tenaga kerja yang ada di Indonesia, khususnya yang bekerja di sektor konstruksi bangunan, adalah tenaga kerja yang tidak terlatih (‘unskilled’),

Perkenankan kami untuk mempersilakan Anda mencoba be- berapa mini tool kategori video tweak , yang mungkin dapat sedikit mem- perpanjang masa jabatan VGA bertahta di PC Anda..

Peneliti yang pernah menghubungkan variabel risiko bisnis dengan struktur modal adalah Glenn Indrajaya (2011) dan juga penelitian oleh Muhammad Syahril Ferdiansya dan

Widodo, D., 2006, Demam Tifoid dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III (IV), Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Dalam server terdapat dua bagian utama yaitu model dan sumber data, model adalah suatu metode atau algoritma pengenalan wajah, terdiri dari face detection dan