• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP CKD Dan Hemodialisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP CKD Dan Hemodialisa"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN CKD DENGAN TERAPI HEMODIALISA PASIEN CKD DENGAN TERAPI HEMODIALISA

A.

A. DeDefifinnisisii

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, !"!).

(Brunner & Suddarth, !"!).

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari # bulan. $iagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi dari # bulan. $iagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari %! mlmenit",'#m, seperti pada tabel berikut

glomerulus kurang dari %! mlmenit",'#m, seperti pada tabel berikut Batasan penyakit ginjal kronik 

Batasan penyakit ginjal kronik  *eru

*erusaksakan an ginginjal jal + + # # bulbulan, an, yaiyaitu tu kelkelainainan an strustruktuktur r ataatau u funfungsi gsi ginginjal,jal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan

dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan *elainan patologik

*elainan patologik e

etatandnda a kekerurusasakakan n giginjnjal al sesepepertrti i prprototeieinunuriria a atatau au kekelalaininan an papadada  pemeriksaan pencitraan

 pemeriksaan pencitraan

-aju filtrasi glomerulus  %! mlmenit",'#m selama + # bulan dengan -aju filtrasi glomerulus  %! mlmenit",'#m selama + # bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal

atau tanpa kerusakan ginjal (rice, S./. &

(rice, S./. & 0ilson, !!%)0ilson, !!%)

a

ada da papasisien en dedengngan an pepenynyakakit it giginjnjal al krkrononikik, , klklasasififikikasasi i ststadadiuiumm ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi me

menununjnjukukkakan n ninilalai i lalaju ju fifiltltrarasi si glglomomererululus us yayang ng lelebibih h rerendndahah. . 1n1ntutuk k  mendapatkan G23 kita harus mengukur konsentrasinya dalam sampel plasma mendapatkan G23 kita harus mengukur konsentrasinya dalam sampel plasma (4), konsentrasinya dalam sampel urine(14), dan volume urin dalam periode (4), konsentrasinya dalam sampel urine(14), dan volume urin dalam periode tertentu (5) berdasarkan angka tersebut, persamaan untuk G23 (dalam ml per  tertentu (5) berdasarkan angka tersebut, persamaan untuk G23 (dalam ml per  menit), dapat diuraikan seperti dalam persamaan

menit), dapat diuraikan seperti dalam persamaan G23 (mlmnit) 61

G23 (mlmnit) 6177(mgml)5(mlmnt)(mgml)5(mlmnt)

(2)

*lasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. *lasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium " adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, Stadium " adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stad

stadium ium   kerkerusausakan kan ginginjal jal dendengan gan penpenuruurunan nan funfungsi gsi ginginjal jal yanyang g rinringangan,, stad

stadium ium # # kerkerusausakan kan ginginjal jal dendengan gan penpenuruurunan nan yanyang g sedasedang ng funfungsi gsi ginginjal,jal, stadium 8 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium stadium 8 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 9 adalah gagal ginjal

9 adalah gagal ginjal (rice, S./. & 0ilson, !!%).(rice, S./. & 0ilson, !!%).

-aju filtrasi glomerulus (-2G) dan stadium penyakit ginjal kronik  -aju filtrasi glomerulus (-2G) dan stadium penyakit ginjal kronik 

S

Sttaaddiiuumm $$eesskkrriippssii --22G G ((mm--mmeenniitt""..''# # mm)) !

! 33iissiikko o mmeenniinnggkkaatt : ;: ;! ! ddeennggaan n ffaakkttoor r rriissiikkoo "

" **eerruussaakkaan gn giinnjjaal dl diisseerrttaai i --22GG normal atau meninggi

normal atau meninggi

: ;! : ;!

 eennuurruunnaan n rriinnggaan n --22GG %%!!<<==;; #

# eennuurruunnaan n mmooddeerraat t --22GG ##!!<<99;; 8

8 eennuurruunnaan n bbeerraat t --22GG ""99<<;; 9

9 GGaaggaal l ggiinnjjaall   ""9 9 aattaau u ddiiaalliissiiss

B.

B. EtiologiEtiologi

enyebab dari gagal ginjal kronis menurut (rice, !!%), adalah  enyebab dari gagal ginjal kronis menurut (rice, !!%), adalah  ".

". >n>nfekfeksi si SaSaluluraran n *em*emihih

>nfeksi saluran kemih (S>*) sering terjadi dan menyerang manusia >nfeksi saluran kemih (S>*) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang usia, terutama ?anita. >nfeksi saluran kemih umumnya tanpa memandang usia, terutama ?anita. >nfeksi saluran kemih umumnya dibagi dalam dua kategori besar  >nfeksi saluran kemih bagian ba?ah dibagi dalam dua kategori besar  >nfeksi saluran kemih bagian ba?ah (u

(uretretritritis, is, sisististititis, s, prprosostatatistis) ) dadan n ininfefeksksi i salsalururan an kekencncining g babagigian an atatasas (p

(pielielononepepritritis is akakutut). ). SiSististititis s krkrononik ik dadan n pipielelononepepriritis tis krkrononik ik adadalaalahh  penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada anak<anak.

 penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada anak<anak. .

. eenynyakakit it peperadradanangagann

*ematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan *ematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan oleh glomerulonepritis kronik. ada glomerulonepritis kronik, akan terjadi oleh glomerulonepritis kronik. ada glomerulonepritis kronik, akan terjadi ke

kerurusasakakan n glglomomererululus us sesecacara ra prprogogreresisif f yyanang g papada da akakhihirnrnyya a akakanan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

menyebabkan terjadinya gagal ginjal. #.

#. @e@efrfrososklklererososis hipis hipertertenensisif f  Ai

Aipperertetennsisi dandan gagagagal l giginjanjal l krkrononik ik mememilmilikiki i kakaitaitan n yayang ng eraerat.t. Ai

Aipepertertensnsi i mumungngkikin n memerurupapakakan n pepenynyakiakit t prprimimer er dadan n memenynyebaebabkbkanan ke

(3)

menyebabkan hipertensi atau ikut berperan pada hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, serta pengaruh vasopresor dari sistem renin<angiotensin.

8. Gangguan kongenital dan herediter 

/sidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik ginjal merupakan  penyakit herediter yang terutama mengenai tubulus ginjal. *eduanya dapat  berakhir dengan gagal ginjal meskipun lebih sering dijumpai pada  penyakit polikistik.

9. Gangguan metabolic

enyakit metabolik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik  antara lain diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme primer dan amiloidosis.

%. @efropati toksik 

Ginjal khususnya rentan terhadap efek toksik, obat<obatan dan bahan<  bahan kimia karena alasan<alasan berikut 

a. Ginjal menerima 9  dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak dengan Cat kimia dalam jumlah yang besar.

 b. >nterstitium yang hiperosmotik memungkinkan Cat kimia dikonsentrasikan pada daerah yang relatif hipovaskular.

c. Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat, sehingga insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan meningkatkan konsentrasi dalam cairan tubulus.

Sedangkan etiologi berdasarkan letak penyebab ". re 3enal (hipoperfusi ginjal)

Gagal ginjal tipe pre renal disebabkan oleh menurunnya aliran cairan (perfusi cairan) tubuh ke ginjal, misalnya terjadi pada keadaan<keadaan seperti dehidrasi, atau perdarahan hebat, pasca operasi dan sebagainya. *ondisi<kondisi seperti ini tentunya akan menyebabkan fungsi ginjal membuang cairan dan toksin dalam tubuh menjadi turun. Dtiologi

a. enurunan volume vaskuler

") kehilangan darahplasma perdarahan, luka bakar  ) kehilangan cairan ekstraseluler muntah, diare  b. *enaikan kapasitas vaskuler 

") Sepsis

) blokade ganglion #) reaksi anafilaksis

c. enurunan curah jantungkegagalan pompa jantung ") renjatan kardiogenik 

(4)

) payah jantung kongestif  #) tamponade jantung

8) disritmia 9) emboli paru %) infark jantung

. >ntra 3enal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Gagal ginjal akut tipe renal disebabkan oleh adanya batu ginjal yang mengganggu filtrasi cairan di ginjal. /danya batu ginjal yang tidak  ditatalaksanakan dengan baik, pada akhirnya akan dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal akut, bahkan juga kronik. Dtiologi

G@/, nefrosklerosis, @efritis interstitialis, @ekrosis tubuler akut, @ekrosis kortikal akut, Sindrom uremik.

#. ost 3enal (obstruksi aliran urin)

Gagal ginjal tipe post renal disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran<saluran yang keluar dari ginjal, seperti adanya batu di ureter, terjadinya pembesaran prostat atau adanya tumor di kandung kemih, dan sebagainya. Eerjadinya sumbatan tersebut akan menyebabkan turunnya fungsi pembuangan cairan oleh ginjal. Dtiologi

a. Fbstruktif

") saluran kencing batu, pembekuan darah, tumor, kristal, dll ) tubuli ginjal kristal pigmen, protein (mieloma)

 b. Dkstravasasi

C. F!to" "isi!o

2aktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 9! tahun, dan individu dengan ri?ayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan  penyakit ginjal dalam keluarga (Brunner & Suddarth, !"!).

D. Ptofisiologi

ada GG* terjadi penurunan fungsi renal yang mengakibatkan produk  akhir metabolisme protein tidak dapat diekskresikan ke dalam urine sehingga tertimbun didalam darah yang disebut uremia. 1remia dapat mempengaruhi setiap sistem tubuh. $an semakin banyak timbunan produk sampah uremia maka gejala yang ditimbulkan semakin berat.

(5)

enurunan laju filtrasi glomerulus (G23) mengakibatkan klirens kreatinin akan menurun sehingga kreatinin akan meningkat. *adar nitrogen urea darah (B1@) biasanya juga meningkat. Ginjal juga tidak mampu mengkonsentrasikan atau mengencerkan urine secara normal dan sering terjadi retensi natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal  jantung kongestif, dan hipertensi. Aipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi

sistem rennin angiotensin aldosteron.

enurunan G23 juga mengakibatkan peningkatan kadar fosfat serum sehingga terjadi penurunan kadar kalsium serum. enurunan kadar kalsium menyebabkan sekresi kadar pharathormon, terjadi respon abnormal sehingga kalsium dalam tulang menurun menyebabkan penyakit tulang dan kalsifikasi metastasik. $isamping itu penyakit tulang juga disebabkan penurunan  produksi metabolit aktif vitamin $ (",9 dehidrokolekalsiferol). atogenesis gagal ginjal kronik yaitu semakin buruk dan rusaknya nefron  nefron yang disertai berkurangnya fungsi ginjal, ketika kerusakan ginjal berlanjut dan  jumlah nefron berkurang, maka kecepatan filtrasi dan beban solute bagi nefron demikian tinggi hingga keseimbangan glomerolus tubulus (keseimbangan antar peningkatan filtrasi dan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus) tidak dapat dipertahankan lagi. 2leksibilitas baik pada proses konversi(perubahan) solute dan air menjadi kurang. 3eabsorbsi kalium yang merupakan salah satu fungsi ginjal juga mengalami gangguan dimana seharusnya 9! kalium direabsorbsi di tubulus paroksimal, 8! di pars asendens tebal dan sisanya di bagian akhir  nefron duktus pengumpul di medulla. *arena kerusakan ginjal pada pasien GG* hal ini menjadi indikasi untuk dilakukannya hemodialisa pada pasien GG*.

*erusakan ginjal bisa disebabkan oleh diabetes melitus yaitu pada diabetes melitus terjadi peningkatan konsentrasi gula darah sehingga ginjal tidak dapat menyerap semua dan jika keadaan ini terus berlanjut, maka akan  berkurangnya fungsi nefron dan terjadi kerusakan pada nefron tersebut.

Sehingga glukosa muncul di urin dan menyebabkan glukosuria serta dapat meningkatkan pengeluaran cairan dan elektrolit. >ni mengakibatkan pada

(6)

 pasien akan terjadi poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan turgor kulit menurun.

Selain itu kerusakan ginjal juga dapat disebabkan oleh glomerulonefritis kronis (peradangan pada glomerulus) yaitu antibodi (>gG) dapat dideteksi  pada kapiler glomerular dan terjadi reaksi antigen<antibodi sehingga terbentuk 

agregat molekul, agregat molekul tersebut diedarkan ke seluruh tubuh dan ada  beberapa yang terperangkap di glomerulus menyebabkan respon inflamasi,  jika kejadian ini berulang akan mengakibatkan ukuran ginjal berkurang seperlima dari ukuran normal, respon inflamasi juga menyebabkan korteks mengecil menjadi lapisan yang tebalnya "mm<mm. >ni mengakibatkan  berkas jaringan parut merusak sisa korteks dan permukaan ginjal menjadi kasar dan ireguler sehingga glomeruli dan tubulus menjadi jaringan parut serta terjadi kerusakan glomerulus yang parah sehingga respon ginjal yang sesuai terhadap masukan cairan dan elektrolit tidak terjadi serta terjadi retensi cairan dan natrium yang akan menyebabkan oedem. *erusakan glomerulus yang  parah juga menyebabkan uremia dan anemia.

 @efropati toksik juga menyebabkan kerusakan pada ginjal yang diakibatkan karena penurunan fungsi filtrasi dan menyebabkan kerusakan nefron sehingga dapat juga menyebabkan kerusakan glomerulus yang parah. enyebab kerusakan ginjal yang lain yaitu nefropati obstruktif (batu saluran kemih), infeksi saluran kemih dan gangguan pada jaringan penyambung.

asien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, maupun infeksi saluran cerna. Huga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. ada G23 diba?ah "9 akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi  pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau

transplantasi ginjal. ada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal (Soeparman, !"").

(7)

Ianifestasi klinik gagal ginjal kronik berat disertai sindrom aCotemia sangat kompleks, meliputi kelainan<kelainan berbagai organ seperti kelainan hemopoeisis, saluran cerna, mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan kelainan kardiovaskular (Brunner & Suddarth, !"!).

". *elainan hemopoeisis

/nemia normokrom normositer dan normositer (IJ5 '=<;8 J1), sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik. /nemia yang terjadi sangat bervariasi bila ureum darah lebih dari "!! mg atau bersihan kreatinin kurang dari 9 ml per menit.

. *elainan saluran cerna

Iual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian  pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. atogenesis mual dam muntah masih belum jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora usus sehingga terbentuk amonia. /monia inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa lambung dan usus halus. *eluhan<keluhan saluran cerna ini akan segera mereda atau hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika.

#. *elainan mata

5isus hilang (aCotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil  pasien gagal ginjal kronik. Gangguan visus cepat hilang setelah beberapa hari mendapat pengobatan gagal ginjal kronik yang adekuat, misalnya hemodialisis. *elainan saraf mata menimbulkan gejala nistagmus, miosis dan pupil asimetris. *elainan retina (retinopati) mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. enimbunan atau deposit garam kalsium pada conjunctiva menyebabkan gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hipervaskularisasi. *eratopati mungkin juga dijumpai pada beberapa pasien gagal ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroidisme sekunder atau tersier.

8. *elainan kulit

Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan diduga berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. *eluhan

(8)

gatal ini akan segera hilang setelah tindakan paratiroidektomi. *ulit  biasanya kering dan bersisik, tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea  pada kulit muka dan dinamakan urea frost

9. *elainan selaput serosa

*elainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal. *elainan selaput serosa merupakan salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.

%. *elainan neuropsikiatri

Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. *elainan mental berat seperti konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis  juga sering dijumpai pada pasien GG*. *elainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung dari dasar kepribadiannya (personalitas).

'. *elainan kardiovaskular

atogenesis gagal jantung kongestif (GH*) pada gagal ginjal kronik  sangat kompleks. Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.

Gejala J*$ menurut Iansjoer, dkk., !!' antara lain dapat dilihat pada tabel  berikut.

1mum *ulit

*epala dan -eher  Iata

*ardiovaskuler 

ernafasan

 2atig, malaise, gagal tumbuh

 ucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia  2etor uremik, lidah kering dan berselaput  2undus hipertensif, mata merah

 Aipertensi,kelebihan cairan, gagal jantung,  perikarditis uremik.

(9)

Gastrointestinal *emih 3eproduksi Saraf  Eulang Sendi Aematologi

 /noreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare karena antibiotik.

 @okturia, poliuria, haus, proteinuria  enurunan libido, amenore

 -etargi, tremor, mengantuk, kebingungan, kejang, koma

 $efisiensi vitamin $

 Gout, kalsifikasi ekstra tulang

 /nemia, defisiensi imun, mudah mengalami  perdarahan

F. Dignosis

endekatan diagnosis gagal ginjal kronik (GG*) mempunyai sasaran berikut ". Iemastikan adanya penurunan faal ginjal (-2G)

. Iengejar etiologi GG* yang mungkin dapat dikoreksi

#. Iengidentifikasi semua faktor pemburuk faal ginjal (reversible factors) 8. Ienentukan strategi terapi rasional

9. Ieramalkan prognosis

endekatan diagnosis mencapai sasaran yang diharapkan bila dilakukan  pemeriksaan yang terarah dan kronologis, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik diagnosis dan pemeriksaan penunjang diagnosis rutin dan khusus (Brunner & Suddarth, !"!).

". /namnesis dan pemeriksaan fisik

/namnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang  berhubungan dengan retensi atau akumulasi toksin aCotemia, etiologi GG*, perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang dapat memperburuk faal ginjal (-2G). Gambaran klinik (keluhan subjektif dan objektif termasuk kelainan laboratorium) mempunyai spektrum klinik luas

(10)

dan melibatkan banyak organ dan tergantung dari derajat penurunan faal ginjal.

. emeriksaan laboratorium

Eujuan pemeriksaan laboratorium yaitu memastikan dan menentukan derajat penurunan faal ginjal (-2G), identifikasi etiologi dan menentukan  perjalanan penyakit termasuk semua faktor pemburuk faal ginjal.

a. emeriksaan faal ginjal (-2G)

emeriksaan ureum, kreatinin serum dan asam urat serum sudah cukup memadai sebagai uji saring untuk faal ginjal (-2G).

 b. Dtiologi gagal ginjal kronik (GG*)

/nalisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit dan imunodiagnosis.

c. emeriksaan laboratorium untuk perjalanan penyakit

rogresivitas penurunan faal ginjal, hemopoiesis, elektrolit, endoktrin, dan pemeriksaan lain berdasarkan indikasi terutama faktor   pemburuk faal ginjal (-2G).

#. emeriksaan penunjang diagnosis

emeriksaan penunjang diagnosis harus selektif sesuai dengan tujuannya, yaitu

a. Urine: 5olume, 0arna, Sedimen,Berat jenis, *reatinin, rotein

 b.  Darah : B1@  kreatinin, Aitung darah lengkap, Sel darah merah,  @atrium serum, *alium, Iagnesium fosfat, rotein, Fsmolaritas

serum

c.  Pielografi intravena : Ienunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter,

d.  Pielografi retrograd  $ilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel, /rteriogram ginjal, Iengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, massa.

e. Sistouretrogram berkemih : Ienunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.

(11)

f. Ultrasono ginjal : Ienunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.

g.  Biopsi ginjal : Iungkin dilakukan secara endoskopi untuk  menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis.

h.  Endoskopi ginjal nefroskopi : $ilakukan untuk menentukan pelvis ginjal K keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor Selektif. i.  Pemeriksaan Jantung: E! : Iungkin abnormal menunjukkan

ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda<tanda perikarditis.

 j. emeriksaan laboratorium 

#$ U"ine 5olume  oliguria atau anuria, ?arna keruh, berat jenis kurang dari ",!"9, osmolalitas kurang dari #9! mFsmkg, klirens kreatinin mungkin agak menurun, natrium + 8! mDL-,  proteinnuria (#<8M).

) D"% B1@*reatinin meningkat (kreatinin "! mgdl), Aematokrit menurun, AB  '<= gd-), Gas darah arteri  pA  ',, bikarbonat dan JF  menurun. @atrium mungkin rendah

atau normal, kalium, magnesium fosfat meningkat, kalsium menurun, protein (khususnya albumin) menurun, osmolalitas serum + =9 mFsmkg.

G. Pen&eg%n

1paya pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya  pencegahan yang telah terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular, yaitu pengobatan hipertensi (makin rendah tekanan darah makin kecil risiko penurunan fungsi ginjal), pengendalian gula darah, lemak  darah, anemia, penghentian merokok, peningkatan aktivitas fisik dan  pengendalian berat badan (Iansjoer /rif, !!').

H. Pentl!snn ". Eerapi konservatif

Eujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif, meringankan keluhan<keluhan akibat akumulasi

(12)

toksin aCotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.

a. eranan diet

Eerapi diet rendah protein ($3) menguntungkan untuk mencegah atau mengurangi toksin aCotemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.

 b. *ebutuhan jumlah kalori

*ebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GG* harus adekuat dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan  positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan memelihara status giCi. c. *ebutuhan cairan

Bila ureum serum + "9! mg kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai  - per hari.

d. *ebutuhan elektrolit dan mineral

*ebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari -2G dan penyakit ginjal dasar (underlying renal  disease).

. Eerapi simtomatik a. /sidosis metabolik

/sidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium (hiperkalemia). 1ntuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Eerapi alkali ( sodium bicarbonat ) harus segera diberikan intravena bila pA N ',#9 atau serum  bikarbonat N ! mDL-.

 b. /nemia

Eransfusi darah misalnya Paked "ed #ell (3J) merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Eerapi pemberian transfusi darah harus hati<hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak.

(13)

/noreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering dijumpai pada GG*. *eluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama (chief complaint ) dari GG*. *eluhan gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Eindakan yang harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat<obatan simtomatik.

d. *elainan kulit

Eindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.

e. *elainan neuromuskular

Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal paratiroidektomi.

f. Aipertensi

emberian obat<obatan anti hipertensi. g. *elainan sistem kardiovaskular

Eindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular  yang diderita.

#. Eerapi pengganti ginjal

Eerapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 9, yaitu pada -2G kurang dari "9 mlmenit. Eerapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis ginjal, transplantasi ginjal, pemasangan double lumen

a. Aemodialisis

Eindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik aCotemia, dan malnutrisi. Eetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GG* yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (-2G). >ndikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa yang termasuk 

(14)

dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis, ensefalopatineuropati aCotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif  dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan  Blood  Uremic $itrogen (B1@) + "! mg dan kreatinin + "! mg. >ndikasi elektif, yaitu -2G antara 9 dan = m-menit",'#m, mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat. Aemodialisis di >ndonesia dimulai pada tahun ";'! dan sampai sekarang telah dilaksanakan di  banyak rumah sakit rujukan. 1mumnya dipergunakan ginjal buatan yang kompartemen darahnya adalah kapiler<kapiler selaput semipermiabel (hollo% fibre kidney). *ualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang umur yang tertinggi sampai sekarang "8 tahun. *endala yang ada adalah biaya yang mahal.

 b. $ialisis Ginjal

$ialisis ginjal adalah proses penyesuaian kadar elektrolit dan air  dalam darah pada orang yang fungsi ginjalnya buruk atau rusak.pada  prosedur ini darah dile?atkan melalui suatu medium artificial yang

mengandung air dan elektrolit dengan konsentrasi yang telah ditentukan sebelumnya, medium artificial adalah cairan dialysis.

") J/$ (continous ambulatory peritoneal dialysis)

ada dialysis peritoneum membrane peritoneum digunakan sebagai sa?ar semipermeabel alami. -arutan dialisat yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam rongga  peritoneum melalui sebuah kateter menetap yang diletakkan di  ba?ah kulit abdomen. -arutan dibiarkan dalam rongga  peritoneum selama ?aktu yang ditentukan biasanya 8 sampai %  jam. Selama ?aktu ini proses difusi air dan elektrolit terjadi ) //$ (automatic ambulatory peritoneal dialysis)

/dalah dialisa yang dilakukan diluar tubuh dengan menggunakan mesin dimana darah dikeluarkan tubuh melalui sebuah mesin besar dan dalam mesin tersebut terdapat  ruangan yang dipisahkan oleh selaput semipermeabel.darah

(15)

dimasukkan ke salah satu ruang, sedangkan ruang yang lain diisi oleh cairan pen dialysis dan diantaranya akan terjadi difusi dan setelah itu darah akan dikembalikan ke tubuh.

c. Eransplantasi ginjal

Eransplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal). ertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu

") Jangkok ginjal (kidney transplant ) dapat mengambil alih seluruh ("!!) faal ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih '!<=! faal ginjal alamiah

) *ualitas hidup normal kembali

#) Iasa hidup ( survival rate) lebih lama

8) *omplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama  berhubungan dengan obat imunosupresif untuk mencegah

reaksi penolakan

9) Biaya lebih murah dan dapat dibatasi d. emasangan double lumen

#atheter Double &umen adalah  sebuah alat yang terbuat dari  bahan plastik 5J mempunyai dua cabang, selang merah (/rteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang biru (5ena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh. ada ujung dan sisi catheter terdapat lobang untuk keluar dan masuk darah. Sedangkan menurut Aenrich, 0illiam. -,( !!;), kateter double lumen adalah salah satu akses vaskuler untuk therapy dialisa akut.

 Double lumen adalah salah satu akses temporer yaitu  berupa kateter yang dipasang pada pembuluh darah balik (vena) di daerah leher (/hmad, Suhail, !!;). >nternal /52 and /2G lebih di pilih untuk di gunakan dari pada kateter karena /52 dan /5G menurunkan kemungkinan infeksi, yang sangat penting bagi  pasien yang menjalani terapi hemodialisis yang memiliki daya imun

(16)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GAGAL GIN'AL KRONIS

A. Peng!(in

". /ktifitas dan >stirahat

*elelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur  *elemahan otot dan tonus, penurunan 3FI

). Sirkulasi

3i?ayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada eningkatan H5, tachycardia, hipotensi orthostatic, friction rub

*. >ntegritas Dgo

2aktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan Ienolak, cemas, takut, marah, irritable

+. Dliminasi

enurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan ?arna urin, urin pekat ?arna merahcoklat, bera?an, diare, konstipasi, abdomen kembung

,. IakananJairan

eningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites enurunan otot, penurunan lemak subkutan

-.  @eurosensori

Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan Gangguan status mental,penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan  berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran,

(17)

.  @yeri*enyamanan

 @yeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki $istraksi, gelisah

/. ernafasan

ernafasan *ussmaul (cepat dan dangkal), aroksismal @okturnal $yspnea (M)

Batuk produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal

0. *eamanan

*ulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi),  petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, 3FI

terbatas

#1. Seksualitas

enurunan libido, amenore, infertilitas ##. >nteraksi Sosial

Eidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya ($oengoes, !!!)

B. Dignos !e2e"3tn

". *etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kompensasi paru.

. *elebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, masukan cairan berlebih, dan retensi cairan dan natrium.

#. *etidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kerusakan nefron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme.

8. *etidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke perifer.

9. @yeri akut berhubungan dengan penurunan suplai darah ke otak.

%. *etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet.

'. *erusakan integritas kulit berhubungan dengan uremia dan penurunan turgor kulit.

=. erubahan eliminasi urine berhubungan dengan kehilangan fleksibelitas nefron.

;. *onstipasi berhubungan dengan penurunan aktifitas fisik dan intake nutrisi.

(18)

"!. erubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan tubuh sekunder   proses penyakit (edema).

"". /nsietas berhubungan dengan prognosis penyakit.

". *urang pengetahuan tentang penyakit berhubungan kurangnya informasi. C. Ren&n Ke2e"3tn

". 3esiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangn cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan vaskular sistemik ($oengoes, !!!%;)

Eujuan  Iempertahankan curah jantung. >ntervensi 

a. /uskultasi bunyi jantung dan paru.  b. *aji tanda<tanda vital.

c. *aji tingkat aktivitas.

d. Berikan posisi yang nyaman.

. Gangguan nutrisi  kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah ($oengoes, !!!%!).

Eujuan  *ebutuhan nutrisi terpenuhi. >ntervensi 

a. *aji pemasukan diet.

 b. Berikan makan sedikit tapi sering.

c. Iotivasi pasien untuk makan sesuai selera. d. Berikan lingkungan yang nyaman.

e. *onsultasi dengan ahli giCi. f. *olaborasi pemberian terapi.

#. >ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan energi cadangan ($oengoes, !!!%!#).

Eujuan  Eoleransi aktivitas meningkat. >ntervensi 

a. *aji tanda<tanda vital.

 b. *aji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas.

 b. 1bah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. a. Berikan lingkungan yang tenang.

c. /njurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, pusing, kelemahan terjadi.

8. *ecemasan berhubungan dengan respon psikologi terhadap hipoksemia atau asidosis ($oengoes, !!!"=")

Eujuan  *ecemasan dapat di atasi. >ntervensi 

(19)

a. Jatat derajat ansietas atau ketakutan.

 b. Helaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan  pasien.

 b. Berikan tindakan kenyamanan. c. $ukung pasien menerima realita

d. Bantu pasien mengidentifikasi perilaku membantu.

9. Gangguan rasa nyaman  pusing berhubungan dengan sirkulasi (Jarpenito,";;')

Eujuan  *ebutuhan rasa nyaman terpenuhi. >ntervensi 

a. Fbservasi keadaan umum pasien.  b. Ionitor tanda tanda vital.

c. /njurkan pasien tidur tanpa bantal.  b. Beri posisi yang nyaman.

c. /njurkan pasien untuk diet makanan yang tepat.

%. *elebihan volume cairan berhubungan dengan  pemasukan lebih besar dari pengeluaran ($oegoes, !!!%"9).

Eujuan  5olume cairan seimbang.. >ntervensi 

a. *aji tanda vital

 b. Ionitor balance cairan

 b. Berikan posisi senyaman mungkin c. /jarkan latih gerak pasif atau aktif  d. *olaborasi pemberian terapi.

'. erubahan proses pikir berhubungan dengan akumulasi toksin, asidosis metabolik hipoksia ($oengoes, !!!%#)

Eujuan  Eidak terjadi penurunan perubahan kesadaran. >ntervensi 

a. *aji luasnya gangguan kemampuan berpikir.  b. Frientasikan kembali terhadap lingkungan.

c. Eingkatkan istirahat dan tidak mengganggu tidur.  b. Berikan lingkungan tenang.

c. *olaborasi dengan menghindarkan penggunaan barbiturate dan opium.

=. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam kulit ($oengoes, !!!%##

Eujuan  Iempertahankan kulit utuh. >ntervensi 

(20)

a. Fbservasi terhadap ekimosis, purpura.  b. antau masukan cairan dan hidrasi kulit.  b. 1bah posisi sering.

c. ertahankan linen kering.

d. /njurkan menggunakan katun longgar.

;. 3esiko tinggi infeksi berhubungan dengan perubahan  pemasukan diet mal nutrisi ($eongoes, !!!%)

Eujuan  Eidak terjadi infeksi. >ntervensi 

a. Eingkatkan cuci tangan yang baik.  b. /?asi tanda tanda vital.

c. *aji integritas kulit.

 b. *olaborasi pemberian terapi.

"!. 3esiko cidera Berhubungan dengan penekanan produksi atau sekres eritopoetin, penurunan produksi dan S$I hidupnya, gangguan faktor pembekuan ($oengoes, !!!%#")

Eujuan  Eidak terjadi cidera. >ntervensi 

a. /?asi tingkat kesadaran dan perilaku.  b. Fbservasi adanya perdarahan.

c. Dvaluasi terhadap aktivitas. d. *olaborasi pemberian terapi.

"". Gangguan personal hygiene kurang pera?atan diri  berhubungan dengan kelemahan fisik. (Jarpenito, !!!##%).

Eujuan  Gangguan personal hygiene dapat teratasi. >nterverensi 

a. *aji tingkat kebutuhan pasien.

 b. Bantu pasien dalam melakukan pera?atan diri. c. -ibatkan keluarga dalam pera?atan pasien.  b. Eingkatkan keterlibatan maksimal pasien.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. !"!. Buku 'jar epera%atan (edikal Bedah. Hakarta DGJ $oengoes, I.D. !"!. Ioorhouse, I.2., Geissler, /.J. @ursing care plans Guidelines for planning and documenting patients care. /lih bahasa *ariasa,>.I.Hakarta DGJ

Iansjoer, /rif. !!'. *apita Selekta *edokteran Hilid . Hakarta  Iedia /esculspius.

rice, S./. & 0ilson. !!%. athophysiology Jlinical concept of disease  processes. 8th Ddition. /lih bahasa  /nugerah, . Hakarta DGJK !!# 3alp

& 3osenberg. !!#. @ursing $iagnosis $efinition & classification !!9< !!%. hiladelphia 1S/

Soeparman, et al. !"".  Buku 'jar )lmu Penyakit Dalam Edisi etiga. Hakarta Balai enerbit 2*1>.

Referensi

Dokumen terkait

Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk

 Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

 Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan