• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Penyedia Jasa Dalam Pengendalian Mutu Pekerjaan Cement Treated Recycling Base Pada Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinerja Penyedia Jasa Dalam Pengendalian Mutu Pekerjaan Cement Treated Recycling Base Pada Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PENYEDIA JASA DALAM PENGENDALIAN MUTU

PEKERJAAN

CEMENT TREATED RECYCLING BASE

PADA

PAKET PENINGKATAN JALAN LINGKAR LUAR MUARA

TEWEH

Bambang Raharmadi

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Email : raharmadibambang@gmail.com

ABSTRACT

Quality control is one factor supporting the success of the implementation of the results of the work in the field, especially the implementation of road construction. To get the quality of materials and execution of technical specifications which meet the requirements of many things that must be considered, especially human resource capabilities truly professional in managing the quality management and adequate laboratory equipment. Ability, skill and adequate equipment in the testing and reporting right is the key to success in quality control. This study aims to determine the performance of service providers in quality control work Recycling Cement Treated Base (CTRB) in the implementation in the field.

The procedures performed in the implementation of quality control is to make the mixture work plan (JMF) and testing during implementation of the work. Quality control consisted of testing material old road / existing with cement content of 7% of the dry weight to determine the physical properties and mechanical by examiners grading grain, the limits of Atterberg, compaction modified and robust press is free (UCS) in laboratory and experimental field compaction and density testing field with Sand Cone of sta 0 + 000 s / d 1 + 900.

The test results of material CTRB to test grain size distribution of recycled materials JMF and during the implementation of all eligible permitted, including the CL-ML ie silt is not organic, clay kepasiran with plasticity low based on land classification system USCS while according to the soil classification system AASHTO included in group A-4 ie silt loam soil with low plasticity. JMF in the laboratory obtained Jdmax 2.135 t / m3 optimum moisture content of 7.80% and for the implementation of Jdmax obtained 2.130 t / m3 optimum moisture content of 7.90%. -0) 8&6 KU NJ FP DQG GXULQJ WKH H[HFXWLRQ RI DOO WKH WHVW UHVXOWV VKRZHG • 30 kg / cm2 eligible. Compaction experiments for the results of Test pit and density CTRB in the field using sand cone method with the results of the sROLG WKLFN FP • 30 cm of thick design with a degree of field density 100.35%> 95% meet the requirements. CTRB density in the field using sand cone test compaction method for the implementation of all the results obtained degrees density of> 95% qualified Keywords: Performance, Service Provider, Quality Control, CTRB

(2)

1. Pendahuluan

Pada tahun anggaran 2015 di program Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh dilaksanakan berdasarkan kontrak nomor 620/BM-KTRK/II/2015/063 tanggal 10 Pebruari 2015 yang dilaksanakan oleh PT. Perkasa Pembangunan Jaya dan konsultan supervisi PT. Ciptajasa Gita Pratama dengan sumber dana APBD Provinsi Kalimantan Tengah. Panjang efektif penanganan adalah 1,900 Km (HRS-Base). Waktu pelaksanaan adalah 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender dan waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.

Kondisi existing struktur permukaan perkerasan jalan Lingkar Luar Muara Teweh bervariasi adalah HRS-Base (rusak spot-spot), lapen (rusak spot-spot) dan tanah (agregatnya tergerus) yang sudah mengalami kerusakan dimana dapat dikategorikan sebagai kerusakan tingkat sedang sampai rusak parah.

Untuk penanganan memperbaiki kerusakan perkerasan jalan lama dengan metode

recycling atau daur ulang yang akan mengurangi pemakaian material baru, perlindungan

sumber daya alam, penghematan sumber daya dan penghematan biaya konstruksi. Untuk mencapai hasil pelaksanaan yang optimal sesuai dengan spesifikasi teknik dan syarat-syarat teknis dituntut kinerja penyedia jasa yang profisional dalam pengendalian mutu.

Dengan pengendalian mutu yang baik dan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan umur rencana. Untuk mendapatkan mutu bahan dan pelaksanaan yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknik banyak hal yang harus diperhatikan, terutama kemampuan sumber daya manusia yang benar-benar profisional dalam mengelola manajemen mutu. Kemampuan atau keterampilan melakukan pengujian dan pelaporan yang benar merupakan kunci kesuksesan dalam pengendalian mutu.

Dalam pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan Cement CTRB ada beberapa hal yang harus diperhatikan.Karena itu, jika kepadatan lapis pondasi tidak mencapai tingkat kepadatan yang dipersyaratan akan berpotensi lebih cepat mengalami kerusakan. Bahkan akibat kerusakan dapat mempengaruhi Lapis Permukaan. Oleh karena itu selama pelaksanaan penyedia jasa harus benar-benar menjaga mutu pelaksanaan dengan di awasi oleh konsultan supervisi, agar dicapai kualitas yang memenuhi persyaratan spesifikasi teknik sehingga tercapai umur rencana yang diinginkan.

(3)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja penyedia jasa dalam pengendalian mutu pekerjaan CTRB dalam pelaksanaan di lapangan yang memenuhi pesyaratan spesifikasi teknik agar dicapai hasil yang optimal.

2. Kajian Pustaka

Semen merupakan bubuk halus yang bila dicampur dengan air akan menjadi ikatan yang akan mengeras, karena terjadi reaksi kimia sehingga membentuk suatu massa yang kuat dan keras, yang disebut hidroulic cement. Menurut Spesifikasi Khusus

CTRB dan CTRSB (2010), semen yang digunakan untuk CTRB dan CTRSB adalah

semen portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia (SII-13-1977) semen tipe I. Menurut Hardiyatmo, H.C, (2010), SNI 03-3438-1994 mensyaratkan semen yang digunakan untuk stablisasi semen adalah semen tipe I, sesuai SII-13-1977.

Air yang digunakan dalam stabilisasi tanah-semen mempunyai dua fungsi, yaitu untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia dengan semen selama proses pengerasan dan sebagai bahan pelumas antara campuran tanah-semen, sehingga memudahkan pelaksanaan.

Pada umumnya, semua jenis air dapat digunakan untuk stabilisasi semen dan air minum termasuk yang paling baik. Akan tetapi, air dengan kandungan organik yang tinggi dapat menyebabkan masalah, sehingga penggunaannya harus dihindari. Hal yang lebih penting, adalah banyaknya air yang diperlukan dalam proses pemadatan, bukan air yang dibutuhkan untuk hidrasi semen (Ingles-Metcalf, 1972). Air yang digunakan dalam pekerjaan haruslah air tawar dan bebas dari endapan maupun larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan CTRB seperti yang ditentukan (Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB ,2010).

Material Perkerasan Lama adalah material yang didaur ulang dengan stablisasi semen umumnya dimanfaatkan dari material yang sudah ada (perkerasan lama/existing) yang digaruk dan dihancurkan hingga lolos saringan 11/2 inci (37,50 mm) untuk lapis pondasi. Material pekerasan lama harus bebas dari benda/zat organik yang mengganggu hidrasi dari semen porland dan mempunyai nilai plastisitas indeks (IP) maksimum adalah sebesar 10% (Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB ,2010).

Material Tambahan menurut Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pelaksanaan Daur Ulang Perkerasan Jalan dengan Semen Dicampur Di tempat (2010), agregat

(4)

tambahan dapat berupa batu pecah, kerikil pecah atau kombinasi dari beberapa bahan ini yang memenuhi persyaratan yang terdiri dari agregat kasar dan halus. Material tambahan ini dimaksudkan apabila gradasi material perkerasan jalan lama tidak memenuhi persyaratan atau kebutuhan material untuk pekerjaan CTRB kurang.

Agregat kasar yang tertahan pada saringan no. 8 (2,36 mm) dapat terdiri atas batu pecah, kerikil pecah yang keras, awet dan bersih dan harus disiapkan dalam ukuran nominal. Ukuran nominal maksimum adalah satu saringan yang lebih kecil dari saringan pertama dengan bahan tertahan kurang dari 10%. Agregat kasar harus mempunyai nilai angularitas dan abrasi seperi yang disyaratkan dalam spesifikasi agrgat kasar.

Agregat halus dari sumber manapun, harus terdiri atas penyaringan batu pecah dan lolos saringan No. 8 (2,36 mm) yang bersih, keras, bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya atau nilainya setara dengan pasir, agregat halus minimal memiliki niai 50% dan Indeks Plastisitas 6%.

Material gabungan adalah material dari perkerasan lama di gabung dengan material tambahan dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Pengujian Distribusi Ukuran Butir

Distribusi ukuran butir adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan dan menurut Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pelaksanaan Daur Ulang Perkerasan Jalan dengan Semen Dicampur Di tempat (2010).

- Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan Unified Soil Classification System (USCS). Sistem ini diperkenalkan oleh Cassagrande tahun 1942 yang selanjutnya disempurnakan oleh Unites States Bureau Of Reclamation (USBR) tahun 1952. Sistem ini mengelompokkan tanah dalam dua kelompok besar, yaitu tanah berbutir kasar ( coarse-grained-soil ) dan tanah berbutir halus ( fine-grained-soil ).

Sistem Klasifikasi Tanah American Association of State Highway and Transportation Official (AASHTO) membagi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8 termaksud sub-subkelompok.

Cement Treated Recycling Base (CTRB) adalah teknologi stabilisasi pondasi jalan dengan sistem daur ulang pada perkerasan jalan lama yang telah rusak ditambah bahan semen sehingga dapat dipergunakan kembali sebagai pondasi perkerasan jalan dengan nilai struktur yang lebih tinggi. Menurut Hardiyatmo (2010), Stabilisasi dengan

(5)

menggunakan bahan tambah atau sering juga disebut stabilisasi kimiawi bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, dengan cara mencampur tanah dengan menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu.

- Pengujian Pemadatan Berat Laboratorium

Pemadatan adalah suatu proses memadatnya partikel tanah sehingga terjadi pengurangan volume udara dan volume air dengan memakai cara mekanis. Dilaboratorium menggunakan pengujian berat yang disebut dengan uji Proctor.

- Uji Kuat Tekan Bebas (UCS)

Pengujian ini dilakukan di laboratorium untuk menghitung kekuatan geser tanah. Uji ini mengukur seberapa kuat tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai sampel tanah berbentuk silinder yang bebas bagian sampingnya tersebut terpisah dari butiran-butirannya (pecah) juga mengukur regangan tanah akibat tekanan.

- Pengujian Pemadatan di Lapangan

Uji sandcone dilakukan untuk menentukan kepadatan tanah di lapangan ( d) dan

derajat kepadatan tanah dari tanah yang telah dipadatkan sebagai evaluasi hasil pekerjaan pemadatan.

Penelitian-penelitian tentang Cement Treated Recycling Base (CTRB) telah banyak dilakukan sebelumnya lainya, seperti yang dilakukan oleh :

a. Bambang R (2015 MXGXO ³Meningkatkan Struktur Lapis Pondasi Perkerasan

Lama Dengan Metode Cement Treated Recycling Base´ Dari hasil penelitian untuk

perbaikan material existing dicampur dengan semen sangat berpengaruh dengan meningkatnya nilai Kuat tekan bebas (UCS) semula 4,52 kg/cm2 setelah distabilisasi dengan kadar semen 9,5% meningkat sangat signifikan menjadi UCS7hr

maksimum 37,55 kg/cm2, dan kadar semen optimum (PCopt) 7,5% dengan nilai

UCS7hroptimum31,00 kg/cm2 • 30 kg/cm2.

b. Anastasia H. Muda (2009) judul ³Tinjauan Kuat Tekan Bebas dan Drying Shrinkage

Cement Treated Recycling Base (CTRB) pada Rehabilitasi Jalan Boyolali ±

Kartosuro. Dari hasil pengujian didapat peningkatan nilai Kuat tekan bebas (UCS) setelah distabilisasi dengan kadar semen 5% UCS7hr menjadi 3,563 Mpa dan

UCS28hr menjadi 3,849Mpa sedangkan untuk kadar semen 6% UCS7hr menjadi 3,816

Mpa UCS28hr menjadi 4,125 Mpa, maka dapat disimpulkan semakin tinggi kadar

(6)

3. Metode Pengujian

Pengujian dilakukan terhadap material jalan lama (existing) dalam kondisi terganggu (disturbed).

Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Pengujian

Mulai

Menyiapkan material :

Material Jalan Lama + Tambahan, semen dan Air

Hasil Penelitian

Selesai Materaial Jalan Lama +

Tambahan:

Pengujian Sifat Fisik

- Gradasi Butiran - Batas Atterberg Pengujian Material Semen PC I : -Ikatan Awal -Berat Jenis Air : -PH

Rencana Kerja Campuran Cement Treated Recycling Base :

Pengujian Sifat Mekanik

- Pemadatan

- Kuat Tekan Bebas

Pengendalian Mutu Lapangan Cement Treated Recycling Base:

Pengujian Sifat Fisik

- Gradasi Butiran

- Batas Atterberg

Pengujian Sifat Mekanik

- Pemadatan

- Kuat Tekan Bebas

Pengujian Test Kepadatan Lapangan

(7)

57,84 % 11,93 %

Keterangan : * Agregat Kasar * Tertahan # 200

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ju m la h Pe rse n L olo s (% ) Ju m la h t er ta ha n ( % ) 83,91 76 ,20 63 ,5 0 50 ,20 38 ,10 25 ,40 19 ,1 0 12 ,7 0 9, 52 8, 35 4, 76 2, 38 2, 00 1, 80 1, 190 0, 840 0, 590 0, 420 0, 297 0, 177 0, 149 0, 074 3' 2 1/2' 2' 1 1/2' 1' 3/ 4' 1/ 2' 3/ 8' N o. 30 No. 20 No. 16 No. 12 No. 10 No. 8 No. 4 N o. 40 N o. 50 N o. 80 N o. 100 N o. 200 LEMPUNG

(CLAY) LANAU (SILT) PASIR (SAND) KERIKIL (GRAVEL)

HALUS SEDANG KASAR

0,

002 0,006 0,01 0,02 0,06 0,1 0,2 0,6 1 2 6 10 20 60 100

HYDROMETER No. Saringan Ukuran (in)

0,

250

N

o. 60

US. STANDARD SIEVE

m m 57,84 83,91 95,84 GRADASI CTRB 4. Hasil Dan Pembahasan

Dalam penelitian ini mengulas tentang pengendalian mutu pekerjaan CTRB

terhadap material jalan lama (existing) dalam kondisi terganggu (disturbed) dan yang sudah distabilisasi dengan semen 7% dengan pengujian di laboratorium maupun pengujian derajat kepadatan di lapangan dengan dengan Sand Cone.

4.1Rencana Kerja Campuran CTRB

4.1.1 Pengujian Sifat Fisik Material CTRB

a. Semen

Semen yang digunakan tipe I merk Holcim dengan hasil uji berat jenis diperoleh 3,12 gr/cc dan menurut Chaidir Setiawan dkk (2013), ikatan awal 60 menit dan ikatan akhir 270 menit dari hasil pengujian Vicat.

b. Air

Air yang digunakan adalah air dari PDAM dengan hasil uji PH 5,10, berdasarkan SNI 03-3438-1994 (PH 4,5 ± 8,5) memenuhi syarat untuk digunakan dalam

CTRB.

c. Materaial Daur Ulang

- Analisa Saringan

Gradasi ukuran butir material CTRB sangat penting dan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadapat kekuatan. Berdasarkan hasil analisis uji distribusi ukuran butir dapat plot dalam satu grafik logaritmik terlihat tren persentasi dari ukuran butir material yang seperti pada Gambar 2 berikut :

(8)

Dari hasil pengujian distribusi ukuran butir yang dapat dilihat pada Gambar 4 menunjukan material untuk pekerjaan CTRB memenuhi persyaratan yang di ijinkan, dengan komposisi ukuran butiran adalah sebagai berikut agregat kasar sebesar 57,84%, agregat sedang sebesar 26,08%, agregat halus sebesar 16,09 %, tertahan # 200 sebesar 11,93%, lolos # 200 sebesar 4,16 %.

Dari analisis pengujian batas-batas Atterberg material CTRB dapat diplot dalam grafik didapat hasil seperti Gambar 3 sebagai berikut :

] -5 10 15 20 25 30 0 10 20 30 40 50 M O IST U R E C O N T EN T ( % ) NUMBER OF BLOWS OMC = 18,90 % 25

Gambar 3. Hasil Pengujian Batas Cair Material CTRB

Menurut batas-batas Atterberg CTRB ini termasuk golongan plastisitas rendah karena Plasticity Index (PI) 5,94% ” 10% syarat yang ditentukan (Hicks 2002 dan Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB).

Klasifikasi Tanah Sistem USCS berdasarkan hasil batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI), yang diplotkan dengan diagram plastisitas, termasuk pada kelompok

CL-ML yaitu lanau tak organik, lempung kepasiran dengan plastisitas rendah dapat

dilihat pada Gambar 4 berikut :

-10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 In d e k P la s ti s it a s (P I) % Batas Cair (LL) % CL-ML CL ML-OL OH-MH CH 0 BATAS ATAS

Gambar 4. Diagram Plastisitas Tanah Berbutir Halus Sistem USCS

(9)

Berdasarkan Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO dan hasil pengujian batas cair (LL) serta indek plastisitas (PI), yang diplotkan dengan diagram plastisitas, termasuk pada kelompok A-4 yaitu lempung lanau dengan plastisitas rendah dapat dilihat pada Gambar 5 berikut : -10 20 30 40 50 60 70 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 In d e k P la s ti s it a s (P I) % Batas Cair (LL) % 0 A - 4 A - 6 A - 5 A - 7 -6 A - 7 - 5

Gambar 5. Nilai-nilai Batas Atterberg untuk Subkelompok A-4, A-5,A-6 dan A-7 Sumber : Hardiyatmo (1996)

4.1.2 Pengujian Sifat Mekanik Campuran CTRB

a. Uji Pemadatan Berat

Hasil uji pemadatan berat (modefier) CTRB kadar semen 7% diperoleh data dapat diplotkan dalam satu grafik hubungan antara kadar air dengan berat isi kering didapat seperti pada Gambar 6 berikut:

1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2 4 6 8 10 12 14 16 B e r at is i k e r in g (t /m 3) Kadar air (%) MDD = 2,135 t/m3 ZAV O M C = 7, 8 %

Gambar 6. Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering b. Uji Kuat Tekan Bebas (UCS)

Hasil uji kuat tekan bebas CTRB diperoleh data UCS7hr • kg/cm2

memenuhi syarat (Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB, 2010). Hasil tersebut diplotkan dalam grafik hubungan antara regangan dan tegangan sehingga didapat nilai

(10)

% % 0 10 20 30 40 50 60 7 0 80 90 100 0 10 20 3 0 40 50 60 70 80 90 100 J u m la h Pe rse n L o lo s (% ) J u m la h te rt a h a n (% ) 83,91 76, 20 63, 50 50, 20 38, 10 25, 40 19, 10 12, 70 9, 52 8, 35 4, 76 2, 38 2, 00 1, 80 1, 190 0, 840 0, 590 0, 420 0, 297 0, 177 0, 149 0, 074 3' 2 1/ 2' 2' 1 1/ 2' 1' 3/ 4' 1/ 2' 3/ 8' N o . 30 No . 4 N o . 8 N o . 10 N o . 12 N o . 16 N o . 20 N o . 40 N o . 50 N o . 80 N o . 100 N o . 200 LEMPUNG

(CLAY) LANAU (SILT) PASIR (SAND) KERIKIL (GRAVEL)

HALUS SEDANG KASAR

0,

002 0,006 0,01 0,02 0,06 0,1 0,2 0,6 1 2 6 10 20 60 100

HYDROMETER No. Saringan Ukuran (in)

0,

250

N

o

. 60

US. STANDARD SIEVE

m m GRADASI CTRB JMF 3 Maret 2015 4 Maret 2015 5 Maret 2015 6 Maret 2015 Regangan Catatan : qu max = 30,371 H = 4,10 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 0 1 2 3 4 5 6 7 Te ga ng an (kg /cm 2) kg/cm2 %

Gambar 7. Hasil uji Kuat Tekan Bebas CTRB

4.2Pengendalian Mutu CTRB di lapangan

4.2.1 Pengujian Sifat Fisik Material CTRB

a. Analisa Saringan

Dalam pengendalian mutu untuk pengujian analisa saringan terhadap material

CTRB sangat penting agar tetap terjaga hasil pelaksanaan yang memenuhi syarat yang ditentukan. Hasil - hasil pengujian analisa saringan selama pelaksanaan dapat plot dalam satu grafik logaritmik terlihat tren persentasi dari ukuran butir material yang seperti pada Gambar 8 berikut :

(11)

Dari hasil pengujian distribusi ukuran butir selama pelaksanaan pekerjaan CTRB

dapat disimpulkan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8 yaitu menunjukan gradasi material untuk pekerjaan CTRB memenuhi persyaratan yang di ijinkan (Pelaksanaan Daur Ulang Perkerasan Jalan dengan Semen Dicampur Di tempat, 2010)

b. Batas-batas Atterberg

Hasil - hasil pengujian batas-batas Atterberg selama pelaksanaan dapat plot dalam diagram batang terlihat seperti pada Gambar 9 berikut :

1 9 ,5 0 1 2 ,9 6 1 7 ,5 0 1 0 ,6 4 6 ,8 6 1 8 ,9 0 1 2 ,9 6 5 ,9 4 1 4 ,9 0 1 0 ,3 6 4 ,5 4 1 5 ,0 0 1 0 ,4 2 4 ,5 8 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 1 2 3 JMF 03-Mar-15 04-Mar-15 05-Mar-15 06-Mar-15

Batas Cair Batas Plastis Indeks Plastisitas

Gambar 9. Hasil Uji Distribusi Ukuran Butir Material CTRB

Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg selama pelaksanaan pekerjaan CTRB dapat disimpulkan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9 yaitu menunjukan indeks plastisitas (PI) 6,54%, 4,54%, 4,58, 6,86 ” 10% syarat yang ditentukan (Hicks 2002 dan Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB).

4.2.2 Pengujian Sifat Mekanik Campuran CTRB

a. Uji Pemadatan Berat

Hasil - hasil pengujian pemadatan berat selama pelaksanaan didapat hasil uji pemadatan berat CTRB dengan kadar semen 7% dapat diplotkan dalam satu grafik hubungan antara kadar air dengan berat isi kering didapat seperti pada Gambar 10 berikut:

(12)

1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2 4 6 8 10 12 14 16 B e rat is i k e rin g (t /m 3) Kadar air (%) MDD = 2,130 t/m3 ZAV O M C = 7 ,9 %

Gambar 10. Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering b. Uji Kuat Tekan Bebas (UCS)

Hasil - hasil pengujian kuat tekan bebas selama pelaksanaan dapat plot dalam diagram batang terlihat seperti pada Gambar 11 berikut :

3 3 ,6 5 3 0 ,5 3 3 0 ,5 3 3 1 ,5 7 3 2 ,6 1 3 3 ,3 0 3 1 ,5 7 3 3 ,2 9 3 0 ,8 6 3 2 ,6 1 3 3 ,6 5 3 0 ,8 7 3 1 ,5 7 3 0 ,5 3 3 3 ,3 0 3 2 ,9 6 3 2 ,6 1 3 2 ,2 6 28,5 29,5 30,5 31,5 32,5 33,5 34,5 1 2 3 10-Mar-15 11-Mar-15 12-Mar-15 13-Mar-15 11-Mei-15 10-Jun-15 K ua tT eka n B eb as (K g/ cm 2) Nomor Sample

Gambar 11. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Campuran CTRB

Dari hasil pengujian kuat tekan bebas dari beberapa sampel selama pelaksanaan pekerjaan CTRB dapat disimpulkan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11 yaitu PHQXQMXNDQ QLODL • kg/cm2 memenuhi syarat (Spesifikasi Khusus CTRB dan

CTRSB, 2010).

4.2.3 Pengujian Test Kepadatan Lapangan

a. Percobaan Pemadatan di lapangan

Pemadatan di lapangan adalah usaha berapa jumlah lintasan yang dibutuhkan untuk memadatkan suatu material dengan alat pemadat tertentu agar dapat diperoleh derajat kepadatan yang disyaratkan spesifikasi teknis.

(13)

Pemadatan CTRB dan CTRSB harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 60 menit semenjak pencampuran material dengan air atau harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen di campur air dan campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan dari 30 menit (Spesifikasi Khusus CTRB dan

CTRSB).

Pada percobaan pemadatan (Trial Compaction) ini dibagi 3 (tiga) segmen jumlah variasi lintasan dapat di lihat seperti Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Segmen I dan Jumlah Lintasan

No. Alat Pemadat Jumlah Lintasan

Segmen I Segmen II Segmen III 1.

2.

Padfoot Compaction (Pemadatan Awal) Smoothing Drum (Pemadatan Akhir)

7 4 8 4 9 4 Dari hasil percobaan pemadatan di lapangan di tiga segmen dengan jumlah lintasan yang berbeda dan hasil test pit untuk mengetahui tebal sebelum pemadatan maupun sesudah pemadatan serta hasil test derajat kepadatan memakai alat Sand Cone

dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Hasil Test Pit dan Derajat Kepadatan CTRB

No. Segmen Tebal Gembur (cm) Tebal Padat (cm) Derajat Kepadatan (%) Spesifikasi (%) 1. 2. 3. I II III 35 35 35 30,7 30,3 29,2 98,38 100, 35 102,65 •

Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian derajat kepadatan lapangan untuk ketiga segmen percobaan yaitu 98,38%, 100,35% dan 102,65% > 95% memenuhi yang disyaratkan (Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB), dan untuk rencana kerja dilapangan yang memenuhi syarat yaitu segmen II dengan ketebalan SDGDW FP • FP WHEDO SDGD GHVDLQ \DQJ GLV\DUDWNDQ

b. Pengujian Derajat Kepadatan

Hasil - hasil pengujian derajat kepadatan dengan alat Sand Cone selama pelaksanaan dapat diplotkan dalam satu grafik hubungan antara titik stasiun dengan derajat kepadatan dan kadar air didapat seperti pada Gambar 12 dan Gambar 13 sebagai berikut :

(14)

94,00 95,00 96,00 97,00 98,00 99,00 100,00 101,00 102,00 103,00 0 2 4 6 8 10 12 De raj at K ep ad at an (% ) Stasiun 0+000 0+400 0+800 1+200 1+600 2+000 2+400

Batas Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB > 95 %

Gambar 12. Hubungan Stasiun titik Pengujian dengan Derajat Kepadatan CTRB

6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,50 9,00 9,50 10,00 10,50 11,00 0 2 4 6 8 10 12 K ad ar Air ( % ) Stasiun

Batas Kadar Air Optimum = 7,8 %

0+000 0+400 0+800 1+200 1+600 2+000 2+400

Gambar 13. Hubungan Stasiun titik Pengujian dengan Kadar Air CTRB

Dari hasil pengujian derajat kepadatan dari beberapa sampel selama pelaksanaan pekerjaan CTRB dapat disimpulkan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14 yaitu menunjukan nilai derajat kepadatan > 95%memenuhi syarat (Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB, 2010)dan kadar air lapangan cenderung > 7,8% (OMC).

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penyusunan hasil penelitian ini, maka dapat simpulkan antara lain :

1. Uji distribusi ukuran butir material daur ulang untuk rencana kerja campuran (JMF) dan selama pelaksanaan semuanya memenuhi syarat yang diijinkan.

2. Pengujian Batas-batas Atterberg material daur ulang untuk JMF dan selama pelaksanaan semuanya memenuhi syarat yang diijinkan dengan indek plastisitas ” 10% syarat yang ditentukan (Hicks 2002 dan Spesifikasi Khusus CTRB dan

(15)

3. Berdasarkan klasifikasi tanah sistem USCS termasuk pada kelompok CL-ML yaitu lanau tak organik, lempung kepasiran dengan plastisitas rendah dan AASHTO

termasuk pada kelompok A-4 yaitu lempung lanau dengan plastisitas rendah.

4. Kepadatan JMF di laboratorium, dengan semen 7% didapat Jdmax 2,135 t/m3 kadar

air optimum 7,80 % dan selama pelaksanaan didapat Jdmax 2,130 t/m3, dengan kadar

air optimum 7,90 %.

5. Kuat tekan bebas JMF UCS7hr 30,371 kg/cm2 dan selama pelaksanaan semuanya

SHQJXMLDQ PHQXQMXNDQ KDVLO • kg/cm2 memenuhi syarat

6. Dari Percobaan pemadatan untuk hasil Test pit dan kepadatan CTRB di lapangan menggunakan pengujian pemadatan metode sand cone yaitu segmen II sebagai acuan pemadatan lapangan dengan hasil tebDO SDGDW FP • FP GDUL WHEDO desain dengan derajat kepadatan lapangan 100,35% > 95% memenuhi yang disyaratkan

7. Kepadatan CTRB di lapangan menggunakan pengujian pemadatan metode sand cone

selama pelaksanaan semuanya didapat hasil derajat kepadatan > 95% memenuhi syarat dan kadar air lapangan cenderung > 7,8% (OMC).

DAFTAR PUSTAKA

Muda, Anastasia (2009) Tinjauan Kuat Tekan Bebas dan Drying Shrinkage Cement

Treated Recycling Base (CTRB) pada Rehabilitasi Jalan Boyolali ± Kartosuro,

Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

R, Bambang (2015) Meningkatkan Struktur Lapis Pondasi Perkerasan Lama Dengan

Metode Cement Treated Recycling Base, Media Ilmiah Jurnal Teknik Sipil UM

Palangkaraya. Nomor 2 vol. 03 Juni 2015. Hal. 7-14

Hardiyatmo, H.C, (2010), Stabilisasi Tanah Untuk Perkerasan Jalan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, HC, (2006), Mekanika Tanah 1, Edisi Keempat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Arizal, (2011). Teknologi Bahan Konstruksi. Universitas Mercu Buana Saodang H, (2005), Konstruksi Jalan Raya, Nova, Bandung

SNI 03-1743-1989, Metode Pengujian Kepadatan Berat, Jakarta

(16)

SNI 03-2828-1992 Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Sand Cone (Cara Pengujian dan Permasalahannya)

SNI 03-2828-1992, Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus Pasir

SNI 1965:2008, Cara Uji Penentuan Kadar Air Untuk Tanah dan Batuan di Laboratorium

Badan Standar Nasional, (2008). Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah (SNI

1967-2008). Jakarta

Badan Standar Nasional, (2008). Cara Uji Penentuan Batas Plastisitas dan Indeks

Plastisitas Tanah (SNI 1966-2008). Jakarta

Badan Standar Nasional, (2008). Cara Uji Analisis Butir Tanah (SNI 3423-2008).

Jakarta

Hendarsin, (2000). Perencanaan Teknik Jalan Raya. Penerbit Politeknik Negeri Bandung

Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, (2010). Spesifikasi Khusus CTRB dan CTRSB. Jakarta

Pusat Litbang Prasarana Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, (2010). Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pelaksanaan

Daur Ulang Perkerasan Jalan dengan Semen Dicampur Di tempat. Jakarta

Dinas PekerjaanUmum Provinsi Kalteng, (2015). Back Up Data Quality Bulan Maret, Mei dan Juni 2015 Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara Teweh.

Palangkaraya

Dinas PekerjaanUmum Provinsi Kalteng, (2015). Job Mix Formula Maret Cement

Treated Recycling Base (CTRB) Paket Peningkatan Jalan Lingkar Luar Muara

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Pengujian
Gambar 2.  Hasil Uji Distribusi Ukuran Butir Material CTRB
Gambar 4. Diagram Plastisitas Tanah Berbutir Halus Sistem USCS  Sumber : Hendarsin (2000)
Gambar 5.  Nilai-nilai Batas Atterberg untuk Subkelompok  A-4, A-5,A-6 dan A-7  Sumber : Hardiyatmo (1996)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh mengenai jumlah wajib pajak yang mengajukan permohonan. penundaan/pencicilan pembayaran utang pajak di

Kini aku harus tetap dapat menuntun anak-anakku untuk tetap bersemangat dan menjalankan ajaran Islam secara benar. Aku berkeyaki- nan bahwa Allah masih sangat mencintai

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERUSAHAAN

Sebagai organisasi polisi dunia, Interpol bertanggung jawab dalam menangani kejahatan siber ini sampai kemudian ia membuat Internet Child Sexual Exploitation Image

Es ist auch möglich, dass ein präfigiertes Verb zwei

Tema desain dalam perancangan ini adalah Pioneer yang memiliki makna bahwa wisata religi Islam di Kabupaten Gresik merupakan wisata religi para tokoh penyebaran Islam

Tampilan pada alat ini menggunakan empat buah seven segment yang dikontrol oleh dua transistor yang berpatokan kepada rangkaian flip-flop dan sensornya menggunakan LDR yang