1
(Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Taekwondo
SMA Negeri 1 Cihaurbeuti Tahun Ajaran 2015/ 2016)DEVI AGUS SUPRIADI 1) NANANG KUSNADI2)
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])1) Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ([email protected])2)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang: 1) kontribusi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi; 2) kontribusi Fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi; 3) kontribusi power
otot tungkai dan fleksibilitas panggul secara bersama-sama terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 28 atlet. Sampel sebanyak 15 orang ditetapkan dengan menggunakan teknik proposive sampling.
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai dan fleksibitas panggul secara bersama-sama terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang olahraga taekwondo, bahwa untuk menghasilkan kecepatan tendangan dollyo chagi yang efektif perlu mengoptimalkan power otot tungkai dan fleksibilitas panggul yang digunakan secara bersama-sama.
Kata Kunci : power otot tungkai, fleksibilitas panggul dan dollyo chagi.
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain information on: 1) contributions limb muscle power to speed kick dollyo chagi, 2) contributions pelvic flexibility to speed kick dollyo chagi, 3) contributions limb muscle power and pelvic flexibility simultaneously to speed kick dollyo chagi.
The method used is descriptive method. The study population was an taekwondo athletes SMA Negeri 1 Cihaurbeuti the academics years 2015/2016 as many as 28 athletes. A sample of 15 p athletes is set by using the technique of sampling purposive.
Based on data analysis and processing obtained results are a significant contribution limb muscle power and pelvic flexibility simultaneously to speed kick dollyo chagi athletes SMA Negeri 1 Cihaurbeuti the academics years 2015/2016.
Based on the above results, the authors suggest to the various parties concerned with the field of sports taekwondo, that in order to generate effective speed kick dollyo chagi to optimize limb muscle power and the flexibility of the pelvis that is used with the same.
Keywords: limb muscle power, pelvic flexibility and dollyo chagi.
PENDAHULUAN
Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berasal dari Korea, kini berkembang yang dipelajari oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Peminat Taekwondo tidak hanya diminati oleh orang dewasa tetapi juga remaja maupun anak-anak karena keanggotaan Taekwondo terbuka untuk umum (PBTI, 2013).
Untuk mencapai prestasi taekwondoin yang maksimal, pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menyusun kurikulum atau program latihan taekwondo seperti Ujian Kenaikan Tingkat (gashuku), Materi uji adalah Jurus (Poomse),
Bertanding (Kyoruki) dan Pemecahan Benda Keras (Kyukpa). Gunawan (2013)
menyatakan bahwa latihan, “teknik yang diutamakan dalam taekwondo adalah teknik olah kaki yang berupa tendangan (chagi), tanpa mengabaikan teknik tangkisan (makki) maupun pukulan (jireugi)”.
Ciri khas dari taekwondo terletak pada tendangan (chagi), maka taekwondoin dituntut untuk meenguasai teknik menendang yang baik dan benar. Salah satu tendangan yang harus dikuasai taekwondoin adalah dollyo chagi. Dollyo chagi
(tendangan samping), tendangan yang mengandalkan sentakan lutut kearah samping dengan menggunakan kaki bagian tempurung kura-kura. Untuk memperoleh tendangan
dollyo chagi yang baik, maka diperlukan dukungan dari berbagai kondisi fisik diantaranya adalah fleksibilitas panggul dan power otot tungkai.
Fleksibilitas panggul sangat penting dalam menghasilkan tendangan dollyo chagi karena dengan fleksibilitas panggul yang baik akan membantu dalam gerakan tendangan dollyo chagi yang kuat dan cepat. Pada saat melakukan tendangan dollyo chagi, bukan hanya memerlukan fleksibilitas panggul yang baik namun diperlukan juga
power otot tungkai sangat berpengaruh pada saat melakukan tendangan dollyo chagi
karena akan menghasilkan tendangan yang kuat dan cepat.
Atlet Taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti sering mengikuti kompetisi taekwondo mulai dari tingkat lokal (Pekan Olahraga Kabupaten), daerah (Pekan Olahraga Daerah, Kejuaraan Daerah dan kejuaraan lainnya yang diselenggarakan oleh beberapa daerah di Jawa Barat), hingga tingkat nasional (Pekan Olahraga Pelajar Nasional). Prestasi terbaru yang diperoleh taekwondoin SMA Negeri 1 Cihaurbeuti diantaranya memperoleh medali emas dan perunggu pada kejuaraan Tasik Open tahun 2015. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti kontribusi power otot tungkai dan flesibilitas panggul terhadap kecepatan tedangan Dollyo Chagi atlet taekwondo di SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Meurut Dantes, Nyoman (2012:51) Deskriptif diartikan “sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu keadaan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya”. Dengan demikian metode ini dianggap penulis sesuai dan akurat dalam mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Melalui metode ini, peneliti mengangkat fakta keadaan atau situasi sebenarnya pada saat penelitian. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas pangul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi dalam ekstrakulikuler taekwondo.
Sugiyono (2015:61) menjelaskan macam-macam variabel berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, macam-macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Variabel independen, sering disebut sebagai variabel
stimulus, predictor, anteceden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot tungkai (X1) dan fleksibilitas panggul (X2). 2) Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam penelitian ini, variabel dependennya yaitu kecepatan dalam tendangan dollyo chagi (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ektrakurikuler taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 28 atlet. Dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 15 atlet.
Langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan dimulai dengan tahap persiapan melalui kegiatan observasi dan pembuatan proposal, seminar proposal hingga tahap pelaksanaan. Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melakukan the modified sit dan reach test untuk mengukur fleksibilitas panggul; tes standing broad jump untuk
mengukur power otot tungkai; dan mengukur kecepatan tendangan dengan cara
menendang dollyo chagi secepat dan sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik. Langkah
terakhir adalah melakukan pengolahan data sampai ujian skripsi.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis sesuai dengan taraf nyata atau tingkat kepercayaan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes.
2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku.
3. Menghitung koefisien antara variabel 4. Uji Hipotesis Korelasi
5. Mencari persentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi.
PEMBAHASAN
Melalui pengukuran power otot tungkai (X1), fleksibilitas panggul (X2), dan
kecepatan tendangan dollyo chagi (Y) yang dilakukan pada 15 atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016 sebagai sampel penelitian. Adapun data dari ketiga butir tes tersebut penulis deskripsikan pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian
NO NAMA STANDING BROAD JUMP (cm) SIT AND REACH (cm) KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI 1 Achmad Satibi 202 41,5 28
2 Diki Adam Maulana 220 45,5 32
3 Acep Adi Putra 200 37 31
4 Kamaludin 235 38 33
5 Iman Firmansyah 229 40 31
6 Ghitsa Nurrohmah 170 30,5 24
8 Shelly Febrianti 123 37 24
9 Repi Hesti Wahyuni 159 39,5 21
10 Galih Muhamad R 235 38 29
11 Kamil Hanafi 215 38 27
12 Rifqi Arif Rafiqin 211 40,5 26
13 Rini Agustian 145 36,5 17
14 Resi Nurmaida 152 41 22
15 Mia Rahmawati 135 34 17
Agar data hasil penelitian sebagaimana pada tabel 1 memberi makna, maka data
tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi dari Tiap Tes
Variabel Rata-rata Standar Deviasi
1. Kontribusi power otot tungkai (X1) 186,5 38,3
2. Kontribusi fleksibilitas panggul (X2) 38,7 3,7
3. Tendangan dolyo chagi (Y) 25,7 5,1
Pengujian Persyaratan Analisis
Untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah kontribusi power otot tungkai dengan tendangan dolyo chagi, kontribusi fleksibilitas panggul dengan tendangan dolyo chagi, kontribusi power otot tungkai dengan kontribusi fleksibilitas panggul. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Hasil Penghitungan Korelasi dari Ketiga Butir Tes
No. Butir Tes Nilai r Kategori t_hitung t_tabel Hasil
1. Kontribusi power otot tungkai (X1) dengan tendangan dolyo chagi (Y)
0,85 Tinggi 5,77 2,16 Signifikan
2. Kontribusi fleksibilitas panggul (X2) dengan tendangan dolyo chagi (Y)
0,30 Rendah
tapi ada 1,14 2,16
Tidak Signifikan
3. Kontribusi power otot tungkai (X1) dengan Kontribusi
fleksibilitas panggul (X2)
0,32 Rendah
tapi ada 1,21 2,16 Tidak
Signifikan
Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpretasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998 : 302) dalam Nurlina, Suci (2014 : 41) sebagai berikut.
Sampai 0,20 : Korelasi yang rendah sekali 0,20 – 0,40 : Korelasi yang rendah tapi ada 0,40 – 0,70 : Korelasi yang sedang
0,70 – 0,90 : Korelasi yang tinggi 0,90 – 1,00 : Korelasi yang tinggi sekali
Berdasarkan Tabel 3 dan interpretasi nilai korelasi di atas, dapat dilihat bahwa
kontribusi power otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan dengan tendangan
dolyo chagi, dengan nilai korelasinya adalah 0,85 dan termasuk kategori korelasi yang tinggi. Besarnya kontribusi power otot tungkai terhadap tendangan dolyo chagi sebesar
72,25 % yang diperoleh dengan cara berikut ini: .
Untuk melihat kontribusi fleksibilitas panggul dengan tendangan dolyo chagi
menunjukkan tidak signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,30 dan termasuk kategori korelasi yang rendah tapi ada. Besarnya kontribusi fleksibilitas panggul terhadap tendangan dolyo chagi sebesar 9,00 % yang diperoleh melalui cara berikut ini:
Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa kontribusi
power otot tungkai dengan kontribusi fleksibilitas panggul mempunyai korelasi yang rendah tapi ada, dengan nilai korelasinya adalah sebesar 0,32.
Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi dari power otot tungkai dan
fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation), dengan rumus yaitu :
Ry12 = 2 12 12 2 1 2 2 2 1 1 . . 2 r ry ry ry ry ry
Adapun penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut :
ry1 = 0,85
ry2 = 0,30 r12 = 0,32 Ry12 = ?
Nilai korelasi antarvariabel tes, sebagai berikut :
Ry12 = 2 12 12 2 1 2 2 2 1 1 . . . 2 r r ry ry ry ry = 2 12 12 2 1 2 2 2 1 1 . . . 2 r r ry ry ry ry = 0,85 8976 , 0 6493 , 0 1024 , 0 1 1632 , 0 0900 , 0 7225 , 0 / Korelasi tinggi
Perhitungan diatas menunjukan bahwa kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi dengan nilai korelasi sebesar 0,85 dengan kategori tinggi.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikansi korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut.
F = ) 1 ( 1 ( 2 2 k n R k R , di mana k = 2 dan (n – k – 1) = (15 – 2 – 1) = 12. Power otot tungkai (X1) Tendangan
dollyo chagi (Y) Fleksibilitas
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis nol (Ho) jika Fhitung lebih kecil dari
Ftabel pada α = 0,05 dan tolak dalam hal lainnya.
Adapun hasil penghitungan signifikansi korelasi berganda dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut.
F = ) 1 ( ) 1 ( 2 2 k n R K R = ) 1 2 15 ( ) 85 , 0 1 ( 2 85 , 0 2 2 = 12 ) 7225 , 0 1 ( 2 7225 , 0 = 15,62 02312 , 0 36125 , 0 F0,95 (2 ; 12) = 3,88
Dari perhitungan di atas, ternyata hasil membuktikan bahwa nilai Fhitung sebesar
15,52 lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 dengan dk = (2 ; 12), yaitu 3,88. Dengan
demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan yaitu kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai dan fleksibitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi
atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016 terbukti atau hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa kontribusi power otot tungkai dengan fleksibilatas pinggul secara bersama-sama berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
. Dengan demikian, selain kontribusi power otot tungkai
dengan flesibilatas pinggul terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi tendangan dolyo chagi sebesar 27,75%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data sebagaimana dipaparkan pada bahasan sebelumnya, dapat menjawab hipotesis yang telah disusun penulis sebagai berikut : Hipotesis pertama menyatakan bahwa, “terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo
SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016”. Hasil perhitungan korelasi power
otot tungkai terhadap tendangan dollyo chagi menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,85 yang termasuk dalam kateogori tinggi. Setelah diketahui nilai korelasinya, dapat diketahui nilai kontribusi power otot tungkai terhadap tendangan dollyo chagi sebesar 72,25 %. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Diterimanya hipotesis tersebut menunjukkan dalam taekwondo power otot
tungkai sangat dibutuhkan dalam melakukan tendangan dollyo chagi. Untuk melakukan
tendangan dollyo chagi diperlukan kekuatan dan waktu yang cepat atau tiba-tiba yang dikenal dengan istilah daya ledak otot. Daya ledak otot atau power menurut Badriah, Dewi Lailatul (2011 : 36) “merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat”. Daya ledak otot dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot sangat diperlukan dalam melakukan tendangan dollyo chagi. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Suharno (1985:21) dalam Royyan, Daud (2015) kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Jadi maksud pengertian diatas adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam menggunakan otot untuk melakukan tendangan dollyo chagi.
Dalam hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa, “terdapat kontribusi yang signifikan antara fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016”. Hasil penghitungan korelasi antara fleksibilitas panggul dengan tendangan dolyo chagi, menunjukkan nilai korelasi sebesar 0,30. Setelah menemukan nilai korelasi, maka dapat dilihat besarnya kontribusi fleksibilitas panggul terhadap tendangan dollyo chagi sebesar 9,00%. Hal ini menunjukkan bahwa fleksibilitas panggul dengan tendangan dollyo chagi tidak signifikan dan termasuk kategori korelasi yang rendah tapi ada. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak.
Ditolaknya hipotesis kedua dalam penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa fleksibilitas panggul hanya sebagai faktor pendorong pergerakan persendian panggul saja dalam tendangan dollyo chagi. Hal ini dijelaskan oleh Harsono (2001:15) yang menjelaskan bahwa fleksibilitas adalah, “kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.” Dengan demikian, fleksibilitas panggul hanya membantu menyalurkan power
otot tungkai dalam melakukan gerakan tendangan dollyo chagi. Lebih lanjut, Harsono (2001:15) menjelaskan fungsi dari fleksibilitas atau kelentukan, diantaranya :
1. Mengurangi kemungkina terjadinya cidera-cidera pada otot dan sendi.
2. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan (agility)
3. Membantu memperkembangkan prestasi
4. Menghemat pengeluaran tenaga (efesien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan
5. Membantu memperbaiki sikap tubuh
Fleksibilitas panggul dalam penelitian ini terbukti kurang berkontribusi dalam melakukan tendangan dollyo chagi, namun fleksibilitas merupakan faktor penting yang harus dimiliki atlet taekwondo untuk melakukan tendangan dollyo chagi. Pentingnya fleksibilitas bagi seorang atlet yaitu untuk mencegah terjadinya cedera pada otot maupun persendian. Harsono (1988:172) mengemukakan bahwa “tanpa fleksibilitas orang tidak akan bergerak lincah”. Dengan demikian, seorang atlet dapat bergerak lincah apabila memiliki fleksibilitas yang baik.
Hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini yaitu “terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai dan fleksibitas panggul secara bersama-sama terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016.” Berdasarkan hasil penghitungan kontribusi power otot tungkai dengan fleksibilatas panggul secara bersama-sama terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi menunjukkan kontribusi yang signifikan, dengan nilai sebesar 72,25%. Selanjutnya, dapat dilihat nilai faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tendangan dollyo chagi
(selain kontribusi power otot tungkai dengan fleksibilatas pinggul) sebesar 27,75%.
Untuk mendapatkan kecepatan tendangan dollyo chagi, memerlukan adanya
kontribusi antara power otot tungkai dan fleksibitas panggul secara bersama-sama. Maka, hipotesis ketiga yang diajukan peneliti diterima.
Diterimanya hipotesis yang diajukan oleh peneliti, memperkuat anggapan dasar yang telah disusun peneliti sebelumnya bahwa “kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo, merupakan satu kesatuan antara komponen kondisi fisik dan teknik yang tidak dapat dipisahkan”. Dengan demikian, menunjukkan bahwa semakin baik power otot tungkai yang didukung oleh fleksibilitas panggul, maka akan memiliki korelasi yang tinggi terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan atas hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, diperoleh pengukuran kontribusi power otot tungkai dan fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi. Penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat kontribusi yang signifikan power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016.
2. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan fleksibilitas panggul terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016.
3. Terdapat kontribusi yang signifikan power otot tungkai dan fleksibitas panggul secara bersama-sama terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi atlet taekwondo SMA Negeri 1 Cihaurbeuti tahun ajaran 2015/2016
Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang olahraga taekwondo, bahwa untuk menghasilkan kecepatan tendangan dollyo chagi yang efektif perlu mengoptimalkan power otot tungkai dan fleksibilitas panggul yang digunakan secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
Badriah, Dewi Laelatul. 2011. Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung : MULTAZAN.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : ANDI.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : C.V. Tambak Kusuma.
Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung : Tidak Diterbitkan
Nurlina, Suci. 2014. Kontribusi Power Otot Tungkai dan Fleksibilitas Panggul terhadap Shooting Pinalti pada Permainan Futsal. Skripsi S1 pada Jurusan PJKR Unsil.
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.
Sumber Lain :
BPTI, 2013. Organisasi Taekwondo di Indonesia. Melalui <http://www.pbti.or.id/home> [31/05/2015]
Gunawan, 2013. Taekwondo. Melalui <gunawan3dy.blogspot.com/2012/06/ taekwondo.html> [31/05/2015]
Royyan, Daud. 2015. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai. Melalui
< Kebugaranjasmani.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-kekuatan-otot-tungkai-adalah.html?m=1> [03/02/2016]