• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Dwi Atmini NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Dwi Atmini NIP"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh: Dwi Atmini

NIP. 19600517 197911 2 007 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian; dan 2) meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo melalui pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Penelitian dilakukan di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan. Subjek penelitian adalah guru kelas IV, V, dan VI di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 16 orang guru. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Langkah pelaksanaannya adalah: a) Model / teknik pembinaan ada perubahan, yakni menggunakan teknik Do Talk Record; b) Pada tindakan Siklus II, pengawas meminta guru mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I; dan 2) Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kompetensi kategori amat baik (A) dan baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dlakukan.

Kata Kunci: Kemampuan menyusun rubrik penilaian pembelajaran, supervisi akademik metode kelompok, pembinaan terstruktur

(2)

PENDAHULUAN

Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal asses-ment) terhadap proses dan hasil peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, da-lam hal ini guru kelas atas nama satuan pendidikan. Penilaian kelas untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran (BSNP, 2006: 1).

Penilaian yang dilakukan guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip. Di antara prinsip-prinsip penilaian tersebut antara lain validitas, reliabi-litas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik. Berpijak dari prinsip-prinsip penilaian di atas, maka penilaian kelas harus obyektif. Penilaian yang dilakukan guru harus adil bagi semua peserta didik, te-rencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. Oleh karena itu guru perlu menyusun rubrik penilaian.

Penyusunan rubrik penilaian merupakan kegiatan untuk memperjelas deskripsi kriteria-kriteria yang akan dinilai. Melalui jabaran deskripsi kriteria yang jelas tersebut, maka guru makin cermat dalam memberikan penilaian dan peserta didik lebih teliti dalam memenuhi kriteria pencapaian kompetensi dasarnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum memahami tentang pentingnya rubrik penilaian maupun penyusunan rubrik penilaian itu sendiri. Apalagi pada pembelajaran-pembelajaran yang penilaiannya lebih mementingkan pada kriteria pencapaian tertentu. Sebagai contoh misalnya, untuk mengukur keterampilan membaca siswa satu-satunya langkah yang diambil oleh guru ialah dengan mengadakan penilaian. Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Seringkali dalam proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar diabaikan (Uno, 2008:92). Hal ini dikarenakan guru terlalu memfokuskan apa yang akan diajarkan kepada siswanya. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai.

Dalam praktik di sekolah, seringkali guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu (Arifin, 2009:68). Ada guru yang menyusun soal ulangan langsung mengambil dari buku sumber. Dengan demikian, soal tersebut belum tentu sesuai indikator apa yang akan diukur. Sementara itu, soal yang baik adalah soal yang memiliki kualitas baik. Soal dikatakan berkualitas baik apabila mengukur apa yang hendak diukur dan soal tersebut harus sejajar dengan sasaran belajar yang ingin dicapai (Uno, 2008:95). Bila dikaitkan dengan hasil wawancara dengan guru kelas, maka kebiasaan buruk dalam menyusun soal tes adalah kebiasaan membuat soal secara tergesa-gesa sehingga soal dibuat apa adanya dengan mencuplik materi dari buku tanpa disadari terdapat pokok-pokok bahasan

(3)

yang sebenarnya belum diujikan. Dengan demikian, dari materi yang diujikan masih terdapat materi yang tidak terwakili.

Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru selama ini, 96 % guru di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, melakukan penilaian tanpa instrumen (rubrik) yang memadai. Guru-guru tersebut melakukan penilaian hanya memperhatikan aspek penilaian, itupun jarang sekali. Belum ada guru yang melakukan penilaian pembelajaran menggunakan rubrik penilaian. Oleh karena itu, sangat dipandang perlu adanya penelitian tentang penyusunan rubrik penilaian secepat mungkin.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan yang berkaitan dengan penyusunan rubrk penilaian tersebut. Adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”Pembinaan Terstruktur Guna Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Bagi Guru Kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo”. Sedangkan penyusunan materi rubrik penilaian difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar.

Merujuk pada latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Banyak guru yang masih menganggap bahwa rubrik penilaian kurang penting sehingga sering terabaikan;

2. Dalam praktik di sekolah, seringkali guru membuat instrumen tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai; dan

3. Sebagian besar guru dalam menyusun soal ulangan dilakukan dengan cara mengambil langsung dari buku sumber, sehingga soal yang disusun belum tentu sesuai indikator apa yang akan diukur.

Agar pembahasan tidak membias, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek dibatasi pada guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

2. Materi rubrik penilaian difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar.

Tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru menyusun rubrik penilaian; dan

(4)

2. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo melalui pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Kelas

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru kelas untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan mengenai penyusunan rubrik penilaian. b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru kelas untuk meningkatkan

pelaksanaan pembelajaran seoptimal mungkin. 2. Bagi Pengawas Sekolah

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Pengawas Sekolah untuk dijadikan tambahan informasi guna meningkatkan kompetensi pengawas dalam mengatasi masalah akademik di sekolah yang menjadi binaannya.

b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Pengawas Sekolah untuk dijadikan tambahan informasi guna mendayagunakan dan memanfaatkan hasil kerja kreatif pengawas sekolah se-maksimal mungkin.

KAJIAN PUSTAKA Standar Kompetensi Guru

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa guru harus memiliki standar kompetensi secara nasional. Di-antara standar kompetensi tersebut adalah : (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional (Lampiran Permendiknas No.16 Tahun 2007). Kompetensi pedagogik adalah kompetensi guru dalam perencanaan, pe-ngembangan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan pembelajaran.

Salah satu dari unsur Standar Kompetensi Pedagogik, pada butir ke-8 di-nyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi menyelenggarakan penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar ini dirinci menjadi tujuh butir yang secara garis besar terdiri dari prinsip-prinsip penilaian, aspek proses dan hasil pembelajaran, prosedur, instrumen, pengadministrasian, analisis, evaluasi proses dan hasil belajar.

Rubrik Penilaian

Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan

(5)

dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut (Uno, 2008: 70). Berdasarkan pengertian tersebut, maka rubrik dapat diartikan sebagai kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, projek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik.

Dalam Paket Pelatihan 4 dijelaskan bahwa rubrik penilaian adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Tujuan penyusunan rubrik adalah untuk memberikan umpan balik tentang kemajuan siswa dan memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir ( Depdiknas, 2006 : 57).

Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi harus didevinisikan supaya lebih jelas harus diberi contoh atau ilustrasi. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru atau pemberi peringkat. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu (BSNP, 2007): 1) Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik; 2) Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi; 3) Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi; dan 4) Standar untuk setiap katagori kinerja.

Pembinaan Terstruktur

Pembinaan terstruktur merupakan pembinaan kepada guru yang dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Tahapan-tahap-an pembinaTahapan-tahap-an tersebut akTahapan-tahap-an memudahkTahapan-tahap-an untuk melakukTahapan-tahap-an kegiatTahapan-tahap-an, sekaligus memiliki dampak yang luas dan memberikan tantangan untuk meningkatkan kom-petensi profesionalisme guru.

Pembinaan terstruktur menggunakan teknik One Input Many Output dan Do talk Record adalah pembinaan menggunakan teknik yang diadobsi dari model pembelajaran kelas rangkap. One Input Many Output maksudnya bahwa dengan satu masukan akan diperoleh banyak keluaran. Sedangkan Do talk Record mak-udnya mengerjakan, membicarakan dan merekam. Dalam kegiatan pembinaan ini teknik One Input Many Output digunakan untuk memancing kompetensi guru de-ngan memberikan satu masukan, dan diharapkan guru mampu menghasilkan ke-luaran yang bervariasi. Sedangkan teknik Do Talk Record, guru diajak untuk me-ngerjakan tugas, mendiskusikan, memperbaiki dalam bentuk produk akhir ( Depdiknas, 2007 : 11-13 dan 35-37).

(6)

Kerangka Pemikiran

Untuk memecahkan masalah yang telah diuraikan dalam Bab I, maka be-rikut ini peneliti menguraikan langkah-langkah pemecahannya . Berdasarkan kenyataan di lapangan 98% lebih penilaian yang dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa tidak menggunakan rubrik penilaian. Hal ini di-sebabkan guru belum mengenal, belum pernah menggunakan dan belum mampu menyusun rubrik penilaian.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka guru perlu dibina, didampingi agar mampu menyusun rubrik penilaian, se-kaligus mampu menggunakannya. Pembinaan, pendampingan kepada guru kelas sekolah dasar ini, dilakukan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilakukan secara ter-struktur, terarah dan berkesinambungan. Agar kegiatan KKG menarik dan menantang perlu menggunakan teknik yang tepat antara lain : One Input Many Output dan Do Talk Record yang diadopsi dari Pembinaan Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multi Grade).

Hasil rubrik penilaian yang dibuat guru dicobakan kemudian digunakan untuk menilai kinerja dan produk siswa, sehingga guru memperoleh pengalaman langsung bagaimana penggunaan rubrik di kelasnya. Pemantapan hasil penyusunan rubik penilaian, dilakukan dalam diskusi ketika pembinaan berlangsung, dan hasilnya dapat disebarkan kepada guru lainnya. Kerangka pemikiran tersebut di atas selanjutnya dapat disajikan secara skematis ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Kompetensi guru dalam penyusunan rubrik kurang optimal > 98% penilaian tidak meng-gunakan rubrik penilaian Guru diberi pembinaan melalui KKG Pembinaan Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multi Grade) Kompetensi guru dalam penyusunan rubrik meningkat Semakin banyak guru menggunakan rubrik penilaian

(7)

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran tersebut di atas, selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo” METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan yang dilakukan secara mandiri. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan siklus berulang yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus dilakukan empat kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi / evaluasi dan refleksi.

Model siklus yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang di-kembangkan menjadi 3 siklus seperti dalam bagan berikut ini.

Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan

Laporan dan rekomendasi Observasi dan evaluasi

Rencana tindakan

Refleksi

Pelaksanaan tindakan

Rencana tindakan ulang

Observasi dan evaluasi

Refleksi

Pelaksanaan tindakan

Rencana tindakan ulang

Siklus II

Observasi dan evaluasi

Refleksi

Pelaksanaan tindakan

Siklus I

(8)

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan lokasi dilandasi adanya alasan bahwa: 1) peneliti merupakan Pengawas di gugus tersebut; dan 2) kompetensi guru kelas di gugus tersebut dalam penyusunan rubrik penilaian kurang optimal sehingga perlu pembinaan secara terstruktur.

Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret 2015 sampai dengan Mei 2015. Adapun kegiatan pembinaan secara rinci disampaikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Pembinaan

No. Kegiatan

Bulan

Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap Persiapan

2 Penyusunan Instrumen 3. Pengumpulan Data 4. Analisis Data

5. Penyusunan Draf Laporan 6. Penyusunan Laporan

Subyek penelitian dari penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, yang terdiri dari 16 orang guru. Obyek penelitian adalah kompetensi guru menyusun rubrik penilaian, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi kelas IV, V, dan VI di Sekolah Dasar.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik observasi, dan dokumen. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan supervisi akademik metode kelompok yang dilakukan oleh kolaborator sejawat.

Teknik dokumen digunakan untuk memperoleh data berupa kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran sebelum dan sesudah pelaksanaan pembinaan terstruktur melalui supervisi akademik metode kelompok dilaksanakan.

(9)

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa lembar pengamatan untuk menilai kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran. Penilaian kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran dilakukan berdasarkan komponen-komponen rubrik penilaian yang meliputi 3 aspek yang masing-masing aspek terdiri dari 2 indikator. Dengan demikian penilaian dilakukan terhadap 6 indikator.

Berikut ini indikator pencampaian kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian.

Tabel 2

Indikator Penyusunan Rubrik Penilaian

No Aspek Deskripsi aspek/ kriteria

1 Penampilan as-pek / kriteria

 Menampilkan aspek / kriteria yang merupakan indikator pencapaian dari kompetensi dasar  Aspek / kriteria sesuai dengan kompetensi

dasar yang dirujuk 2 Rumusan

deskripsi

 Rumusan deskripsi aspek / kriteria penilaian lengkap, jelas, mudah dipahami

 Mampu memberikan gambaran tingkat pen-capaian indikator dari kompetensi dasar yang dimaksud.

3 Rentangan bo-bot skor / nilai aspek dan ting-katan aspek

 Rentangan nilai pada setiap aspek / kriteria penilaian bobotnya sesuai.

 Skor / nilai pada setiap tingkatan aspek / kri-teria penilaian juga tepat sesuai dengan bobot tiap tingkatan.

Skoring kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran diberikan dengan rentang antara 1 – 5 untuk setiap indikator, sehingga skor yang diperoleh adalah antara 6 – 30. Nilai akhir yang diperoleh guru selanjutnya diklasifikaskan ke dalam 4 kategori sebagai berikut:

Tabel 3

Kategorisasi Kmpetensi Guru dalam Penyusunan Rubrik Penilaian Pembelajaran

No. Kategri Kompetensi Rentang Nilai

1. Amat Baik (A) 85.00 – 100.00

2. Baik (B) 75.00 – „< 85.00

3. Cukup Baik (C) 60.00 – „< 75.00

(10)

Teknik Analisis Data

Prosedur analisis data dilakukan dengan menggunakan model alur yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perkembangan dan perubahan subjek setelah subjek sampel diberi perlakuan khusus atau dikondisikan pada situasi tertentu dengan pembelajaran tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulang-ulang sampai program dinyatakan berhasil. Data yang terkumpul dianalisis dengan deskripsi kualitatif dan kuantitatif disesuaikan dengan kriteria keberhasilan.

Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru dianggap sudah mempunyai kompetensi dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran dengan kategori Baik (B) apabila sudah memperoleh nilai > 75.00.

2. Tindakan supervisi dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran > 75.00.

3. Tindakan supervisi dianggap berhasil apabila jumlah kepala sekolah dengan kompetensi kategori baik dan amat baik sudah mencapai > 75.00 dari seluruh subjek yang ada.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus Tindakan

Deskripsi tahap pra-siklus tindaikan memaparkan kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran sebelum dilakukan kegiatan pembinaan. Penilaian dilakukan terhadap hasil rubrik penilaian pembelajaran yang sudah ditugaskan satu minggu sebelum kegiatan penilaian dilakukan.

Berdasarkan hasil penilaian pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 43.33 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 86.67. Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar 61.88. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tahap pra siklus tindakan dapat diklasifikasikan ke dalam kategori cukup baik.

Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 1 orang guru (6.25%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 3

(11)

orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C) sebanyak 4 orang guru (25.00%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sebanyak 8 orang guru (50.00%).

Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 4

Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tahap Pra-siklus Berdasar Kategori

No. Kategori Jumlah %

1 Amat Baik 1 6.25%

2 Baik 3 18.75%

3 Cukup Baik 4 25.00%

4 Kurang Baik 8 50.00%

Jumlah 16 100.00%

Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini:

Gambar 3 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada tahap Pra-siklus Tindakan

Merujuk pada hasil-hasil identifikasi tahap pra siklus tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini diindikasikan dengan banyaknya guru yang sudah

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

1

3

4

(12)

mempunyai kompetensi dengan kategori amat bak (A) dan kategori baik (B) baru mencapai 4 orang guru (25.00%). Atas dasar hal tersebut maka diperlukan pembinaan guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran.

Deskripsi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil identifikasi tahap pra-siklus, diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Upaya yang dilakukan adalah melalui pembinaan terstruktur yang dilakukan dalam supervisi akademik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Pengawas melakukan sosialisasi kepada para guru tentang akan dilaksanakannya pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik; 2) Pengawas sekolah berkoordinasi dengan pengurus Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo untuk menetapkan jadwal kegiatan pembinaan terstruktur; 3) Pengawas mempersiapkan RKA (Rencana Kepengawasan Akademik); 4) Pengawas mempersiapkan materi pembinaan; dan 5) Pengawas mempersiapkan instrumen pengamatan dan penilaian kompetensi guru.

Pelaksanaan pembinaan terstruktur guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan di SD Negeri Joho 01 Mojolaban, Sukoharjo. Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 14 Maret 2015.

Pengamatan pada tindakan Siklus I dilakukan terhadap hasil penyusunan hasil rubrik penilaian yang telah dibuat guru. Aspek yang diamati adalah aspek penilaian, deskripsi tingkatan aspek, dan pemberian nilai/ skor pada tiap aspek. Hasil penilaian penyusunan rubrik penilaian pada tindakan Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2015 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penilaian, dapat diketahui bahwa kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dalam penyusunan rubrik yang dilakukan guru.

Berdasarkan hasil penilaian pada tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 56.67 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 93.33. Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar 72.92. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tindakan Siklus I dapat diklasifikasikan ke dalam kategori cukup baik.

Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 3 orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 5 orang guru (31.25%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C)

(13)

sebanyak 6 orang guru (37.50%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sebanyak 2 orang guru (12.50%).

Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 5

Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tindakan Siklus I Berdasar Kategori

No. Kategori Jumlah %

1 Amat Baik 3 18.75%

2 Baik 5 31.25%

3 Cukup Baik 6 37.50%

4 Kurang Baik 2 12.50%

Jumlah 16 100.00%

Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini:

Gambar 4 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada Tindakan Siklus I

Merujuk pada hasil-hasil tersebut di atas, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut ini:

1. Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran bagi guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten

0 1 2 3 4 5 6

Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

3

5

6

(14)

Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya: a) Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar 61.88 pada tahap pra-siklus tindakan, menjadi sebesar 72.92 pada tindakan Siklus I; dan b) Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I.

2. Hasil analisis terhadap rubrik penilaian yang disusun guru sudahdapat dipaparkan sebagai berikut: a) Aspek sudah ada, dan sebagian besar sudah sesuai. Namun penentuan aspek masih ada yang belum tepat; b) Dalam penulisan deskripsi sudah semakin lengkap, meskipun demikian kalimat deskripsi yang disusun guru masih ada yang belum mencakup fakta; dan c) Sebagian besar skor aspek dan tingkatan sudah ada, meskipun demikian skor / nilai aspek ada yang belum dituliskan.

Deskripsi Tindakan Siklus II

Sesuai dengan hasil refleksi pada tindakan Siklus I, selanjutnya dilakukan perubahan pembinaan terhadap guru. Adapun perubahan atau perbaikan yang dilakukan pada tindakan Siklus II antara lain adalah sebagai berikut: a) Pengawas menyusun Rencana Kepengawasan Akademik (RKA); b) Pengawas mempersiapkan materi binaan dan instrumen penilaian kompetensi; c) Pada pembinaan ke 2, format rubrik penilaian tetap mengacu pada format yang ada, namun fokus pembinaan pada penyusunan kembali deskripsi tiap tingkatan penilaian dan penentuan nilai / skor pada tiap aspek dan tingkatan aspek penilaian; d) Model / teknik pembinaan ada perubahan yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilahkan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai/ skor pada tingkatan indikator makin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan; e) Penekanan penyusunan deskripsi aspek/ kriteria pada cakupan kalimat yang mampu menggambarkan kondisi produk dan proses pembelajaran yang sedang dilakukan penilaian dengan tepat; f) Mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I; dan g) Menyusun kembali strategi pengamatan dan evaluasi yang digunakan selama kegiatan pembinaan. Strategi pengamatan dan evaluasi menggunakan observasi bebas dan penilaian terhadap hasil rubrik yang dibuat guru.

Pelaksanaan pembinaan terstruktur tindakan Siklus II guna meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas IV, V, dan VI SD di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten

(15)

Sukoharjo dilaksanakan di SD Negeri Joho 01 Mojolaban, Sukoharjo. Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 18 April 2015.

Pengamatan pada tindakan Siklus II dilakukan terhadap hasil penyusunan hasil rubrik penilaian yang telah dibuat guru. Aspek yang diamati adalah aspek penilaian, deskripsi tingkatan aspek, dan pemberian nilai/ skor pada tiap aspek.

Berdasarkan hasil penilaian pada tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 63.33 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 96.67. Adapun nilai rata-rata diperoleh sebesar 80.83. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata tersebut, maka kemampuan guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tindakan Siklus II dapat diklasifikasikan ke dalam kategori baik (B).

Hasil penilaian tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategri kompetensi, yaitu amat baik, bak, cukup baik, dan kurang baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, dapat diketahui bahwa jumlah guru dengan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran kategori amat baik (A) adalah sebanyak 6 orang guru (37.50%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori baik (B) sebanyak 7 orang guru (43.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori cukup baik (C) sebanyak 3 orang guru (18.75%). Jumlah guru dengan kompetensi kategori kurang baik (D) sudah tidak ada lagi (00.00%).

Data kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian pembelajaran berdasarkan kategori tersebut dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 6

Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Tindakan Siklus II Berdasar Kategori

No. Kategori Jumlah %

1 Amat Baik 6 37.50%

2 Baik 7 43.75%

3 Cukup Baik 3 18.75%

4 Kurang Baik 0 0.00%

Jumlah 16 100.00%

Hasil klasifikasi kompetensi guru dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran pada tabel di atas dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini:

(16)

Gambar 5 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar Kategori pada Tindakan Siklus II

Merujuk pada hasil-hasil tersebut di atas, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut ini:

1. Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi menyusun rubrik penilaian pembelajaran bagi guru kelas di SD Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) dibandingkan kondisi sebelumnya: a) Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar 61.88 pada tahap pra-siklus tindakan, menjadi sebesar 72.92 pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 80.83 pada tindakan Siklus II; dan b) Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I; kemudian meningkat menjadi 81.25% pada tindakan Siklus II.

2. Hasil analisis terhadap rubrik penilaian yang disusun guru sudahdapat dipaparkan sebagai berikut: a) Aspek sudah ada, dan sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator; b) Deskripsi sudah semakin lengkap, jelas, dan mudah digunakan; dan c) Skor aspek dan tingkatan sudah dituliskan, seimbang dan sesuai dengan bobot aspek dan tingkatan.

0 1 2 3 4 5 6 7

Amat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

6

7

3

(17)

Pembahasan

Berdasarkan observasi dan evaluasi awal yang mendahului diadakannya penelitian tindakan sekolah ini, ditemukan bahwa di sekolah dasar pada umum-nya guru belum mengenal rubrik penilaian, apa lagi mampu membuatumum-nya. Penilaian yang dilakukan sangat sederhana, bersifat holistik, dan kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah dilakukan pendampingan dan bimbingan melalui kegiatan terstruktur dalam KKG, guru memperoleh pengalaman baru dalam menyusun rubrik penilaian dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas. Pengalaman baru bagi guru tersebut antara lain mengenal aspek / kriteria penilaian dari kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk penilaian unjuk kerja, dan penilaian produk. Kompetensi dasar yang ditulis rubriknya ini sering diabaikan penilaiannya karena guru belum memahami teknik penilaiannya.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa melalui pembinaan pengembangan rubrik penilaian, guru makin memahami tingkatan kriteria penilaian dari penyusunan indikator pencapaian suatu kompetensi dasar peserta didik yang diajarnya. Dengan demikian guru makin tahu arah dan jabaran kriteria pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan.

Pelaksanaan tindakan dalam pembinaan guru menyusun rubrik penilaian ada yang cepat dan lambat. Kegiatan guru dalam siklus I yang menggunakan teknik

One Input Many Output memiliki keunggulan yakni guru dengan cepat menyampaikan model rubrik penilaian yang pernah dipahami. Namun hasilnya kebanyakan masih belum mengacu pada ketentuan model penilaian kelas yang sekarang dikembangkan. Aspek / kriteria penilaian hanya bersumber dari apa yang diketahui oleh guru, belum mengacu pada panduan yang lebih baik / baku.

Kelambatan guru dalam menyusun rubrik penilaian terdapat pada menyusun deskripsi tiap tingkatan. Meskipun telah diberi kata kunci untuk pencapaian kriteria maksimal, namun guru masih kesulitan mendeskripsikan tingkatan di bawahnya. Akibatnya deskripsi tingkatan kriteria penilaian harus diubah dengan menggunakan teknik Do Talk Record pada siklus I. Setelah dilakukan pembinaan pada Siklus II dan III yang menggunakan Teknik Do Talk Record (mengerjakan-membicarakan dan merekam) nampak perubahan yang signifikan dalam penyusunan rubrik penilaian pembelajaran di sekolah dasar ini.

Ditinjau dari segi guru, pelaksanaan penelitian tindakan yang berfokus pada Pembinaan Akademik guru, mendukung tercapainya kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian. Hal ini nampak pada siklus I yang menggunakan

Teknik One Input Many Output. Pada siklus I ini, guru diberi kesempatan untuk menyusun berbagai rubrik penilaian dengan diberi masukan berupa format rubrik penilaian. Setiap guru bebas menentukan model aspek penilaian yang diinginkan, yang diketahui, beserta seluruh skor tingkatan penilaian. Hasilnya kemudian

(18)

didiskusikan, dianalisis bersama, dikaji kelebihan dan kekurangan. Kekurangan hasil guru diperbaiki oleh guru lain yang setingkat, kemudian dicatat dan guru yang bersangkutan memperbaikinya secara mandiri. Pengalaman bimbingan terstruktur ini diharapkan senantiasa dapat dilaksanakan di sekolahnya masing-masing melalui KKG di gugusnya.

Salah satu kekurangan yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak: (1) guru belum merasakan bahwa kegiatan KKG merupakan kebutuhan untuk menyusun kompetensinya; (2) kemampuan guru dalam berinisiatif masih sangat rendah, yang berakibat kualitas pembelajaran di sekolahnya juga cenderung lemah; (3) sikap proaktif guru untuk senantiasa belajar, meningkatkan kemampuan profesionalnya perlu senantiasa mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terkait, agar penjaminan mutu pendidikan makin optimal.

SIMPULAN

Pelaksanaan pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Adapun langkah pelaksanaannya dapat dipaparkan sebagai berikut ini: a) Model / teknik pembinaan ada perubahan, yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilahkan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai/ skor pada tingkatan indikator makin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan. Penekanan penyusunan deskripsi aspek/ kriteria pada cakupan kalimat yang mampu menggambarkan kondisi produk dan proses pembelajaran yang sedang dilakukan penilaian dengan tepat; dan b) Pada tindakan Siklus II, pengawas meminta guru mencobakan kembali rubrik yang telah dibuat, untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaannya pada materi seperti yang telah dicobakan pada tindakan Siklus I.

Pembinaan terstruktur dalam supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun rubrik penilaian bagi guru kelas di Gugus Pantai Popoh UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil penilaian dan banyaknya guru dengan kompetensi kategori amat baik (A) dan baik (B) pada setiap siklus tindakan yang dlakukan.

Nilai rata-rata hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari sebesar 61.88 pada tahap pra-siklus tindakan, menjadi sebesar 72.92 pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 80.83 pada tindakan Siklus II. Banyaknya guru dengan kategori kompetensi amat baik (A) dan baik (B) mengalami peningkatan dari sebesar 25.00% pada tahap pra-siklus, meningkat menjadi 50.00% pada tindakan Siklus I; kemudian meningkat menjadi 81.25% pada tindakan Siklus II.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

BSNP . 2006. Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

BSNP . 2007. Model Penilaian Kelas SD /MI / SDLB. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas. 2005. Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas.2005. Paket Pelatihan 1 Pembelajaran Kelas Rangkap. Bahan Penun-jang Untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas . 2007. Paket Pelatihan 2 Pembelajaran Kelas Rangkap. Bahan Pe-nunjang untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. 2006. Paket Pelatihan 4 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Depdiknas

Dirjen PMTPTK . 2008. Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action R-search ) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah. Jakarta : Depdiknas

Penulis:

Dwi Atmini, S. Pd.

NIP. 19600517 197911 2 007

Penulis adalah Pengawas di Gugus SD Pantai Popoh

Gambar

Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran Kondisi
Gambar 2 Siklus Penelitian Tindakan
Gambar 4 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar  Kategori pada Tindakan Siklus I
Gambar 5 Diagram Data Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian berdasar  Kategori pada Tindakan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penilaian validator terhadap media yang dikembangkan, didapatkan prosentase sebesar 96% berarti masuk ke dalam kategori sangat baik. Selain memberikan

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh stres terhadap pola makan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dipersiapkan guru kelas IV SD Muham- madiyah 10 Surakarta sudah mengandung pem- belajaran aktif yang terletak pada langkah pem-

[r]

Companies are expected (suspect) to manipulate real activities will have the abnormal cash flow operations (CFO) and the abnormal production cost is higher than

file hasil enkripsi sama dengan file asli, terlebih jika ditambah dengan fungsi kompresi maka ukuran file hasil enkripsi akan lebih kecil dari ukuran file

Penelitian ini mengungkap representasi dua tokoh penting dalam kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat, yakni Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang

[r]