• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERACUAN KONSTRUKTIVISME DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF KELAS VIII MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERACUAN KONSTRUKTIVISME DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF KELAS VIII MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERACUAN

KONSTRUKTIVISME DALAM KEMASAN CD INTERAKTIF KELAS VIII MATERI GEOMETRI DAN PENGUKURAN

Rizqi Amaliyakh Sholikhakh1), Isnani2)

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Panca Sakti Jl. Halmahera Km.1 Tegal. (0283) 357122.

E-mail: kikimaliya00@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran, sebuah perangkat pembelajaran yang disusun untuk mengatasi miskonsepsi peserta didik, meminimumkan tingkat kejenuhan peserta didik di dalam kelas serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik, aktivitas peserta didik khususnya pada materi geometri dan pengukuran.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan dan hasil pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif yang valid, praktis, dan efektif.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Lembar Kerja Peserta didik (LKPD), (3) Lembar Tugas Peserta didik (LTPD), dan (4) CD interaktif. Pengembangan perangkat pembelajaran, pada penelitian ini mengacu pada model yang dikenalkan oleh Plomp (1997) yaitu sebagai berikut: (1) investigasi awal, (2) perancangan, (3) realisasi/konstruksi, (4) pengujian, evaluasi, dan revisi, dan (5) implementasi.

Pada proses pengembangan dihasilkan: 1. Perangkat pembelajaran adalah valid menurut ahli, yaitu diperoleh validitas RPP 4.65, validitas LKPD 4.77, validitas LTPD 4.65,dan validitas CD interaktif 4,29. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis karena memenuhi kriteria, yakni (1) respon guru dan peserta didik terhadap perangkat pembelajaran, lebih dari 50% peserta didik memberi respon positif, pada penelitian ini respon guru pada pembelajaran materi limas 75% menyatakan sangat setuju, pada pembelajaran prisma 70% menyatakan sangat setuju. Sedangkan respon peserta didik pada pembelajaran prisma 94,84% menyatakan senang, dan pada pembelajaran limas 94,38% menyatakan senang.(2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran termasuk kategori baik, Kp = 4.10, artinya kategori keterlaksanaan sangat baik) 3. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif, karena 4 indikator terpenuhi, yaitu (1) Aktifitas peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar, (2) Prestasi belajar peserta didik lebih besar dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) SMP Negeri 1 Tegal , dan (3) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik kelas ujicoba ke2 dan prestasi belajar peserta didik pada kelas konvensional, dan (4) Keterampilan proses peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Kata Kunci : Perangkat Pembelajaran, Konstrukvisme, CD Interaktif, Valid, Praktis, Efektif

PENDAHULUAN

Marpaung (2006:6) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menekankan pada bagaimana agar peserta didik mampu belajar cara belajar (learning how

to learn), dan melalui kreatifitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang

menyenangkan (joyfull learning). Untuk mendapatkan hasil yang optimal, persiapan merupakan hal yang paling penting, persiapan bagaimana materi dikemas, bagaimana setting pembelajaran dan alat peraga apa yang diperlukan.

Salah satu kegagalan peserta didik dalam belajar matematika adalah peserta didik tidak dapat menangkap konsep dengan benar. Mereka pada umumnya belum sampai ke proses abstraksi, tetapi masih dalam dunia konkrit. Selain itu, mereka baru sampai ke pemahaman instrumen (instrumen understanding), yang hanya tahu contoh-contoh, tetapi tidak dapat mendeskripsikannya. Peserta didik belum sampai kepada pemahaman relasi (relational

understanding), yang dapat menjelaskan hubungan antar konsep. Peserta didik semakin

(2)

dikuasainya. Akibatnya, peserta didik memberi pengertian sendiri dari konsep itu, sehingga sering kali terjadi miskonsepsi.

Hasil proses pemahaman konsep, peserta didik dapat membina ingatan jangka panjang tentang sesuatu konsep melalui keterlibatan aktif dalam mengaitkan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang dimiliki untuk membina pengetahuan baru. Menurut Pusat Perkembangan Kurikulum (Anonim, dalam Sudrajat, 2008) pembelajaran seperti itu disebut pembelajaran konstruktivis. Salah satu implikasinya ialah pengajaran dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pengetahuan yang dipunyai oleh peserta didik adalah hasil aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik tersebut dan bukan pengajaran yang diterima secara pasif.

Sementara itu, Luck (1999) menyatakan bahwa peserta didik menggunakan pengalaman mereka sendiri untuk mengkonstruk (membangun) pemahaman yang membuat mereka mengerti. Pembelajaran yang baru tergantung pada pemahaman peserta didik sebelumnya dan diinterpretasikan dalam kontektual dari pengetahuan yang baru mereka terima, bukan karena informasi yang diisolasi kemudian merealisasikan pengetahuan yang ada (existing knowledge).

Keberhasilan menginterpretasikan pemahaman awal peserta didik ke dalam kontektual, sangat dipengaruhi oleh bagaimana guru memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungannya sebagai media dan sumber belajar. Hal ini beralasan karena ada keyakinan bahwa penggunaan media pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu indera pada diri peserta didik akan lebih baik dari pada menggunakan media pembelajaran yang merangsang satu indera (Schramm, 1984:39).

Padmo (2003:223) menegaskan bahwa pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep. Hal ini karena sangat terkait dengan hasil teknologi yang dapat dipahami sebagai sumber belajar dan dapat membantu tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep yang akan diterimanya.

Banyak pembelajaran matematika masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran tersebut menempatkan guru sebagai sumber informasi utama yang berperan dominan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional guru bertindak sebagai pentransfer ilmu kepada peserta didiknya, peserta didik dianggap sebagai penerima pengetahuan yang pasif (Suparman, 1997:198). Pengetahuan awal peserta didik tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dan berapresiasi dengan benda-benda yang ada disekitarnya yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar, sehingga peserta didik tidak mampu merelevansikan pengetahuan yang diterima dengan kehidupan sehari-hari.

Kondisi seperti ini harus segera diperbaiki. Salah satu diantaranya melalui perbaikan kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran ini meliputi perbaikan model pembelajaran dan tersedianya perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru sudah saatnya diganti berpusat pada peserta didik. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogyanya mengetahui bagaimana cara belajar peserta didik dan menguasai berbagai cara membelajarkan peserta didik. Model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan peserta didik dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

Memotivasi adalah kunci sukses untuk mengajar dan belajar peserta didik, kecuali yang memang secara alami sudah senang terhadap matematika, perlu diberi rangsangan melalui teknik dan cara mengajar yang tepat agar senang terhadap matematika. Untuk itu, perlu suatu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik senang belajar matematika dan mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan belajar (Sikel dalam Hendikawati, 2006:4).

Menurut Dwyer (dalam Waluya, 2006:2), pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk tayangan-tayangan audiovisual mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Media audiovisual mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat dari suatu tayangan, setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian.

(3)

Secara umum kita mengingat apa yang kita alami lebih baik dari apa yang kita lihat, apa yang kita lihat lebih baik dari apa yang kita dengar dan apa yang kita dengar lebih baik dari apa yang kita baca. Hal ini selaras dengan pepatah china; saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya paham.

Materi geometri merupakan salah satu materi matematika yang tingkat keabstrakannya tinggi, karena objek yang dibicarakan di dalamnya merupakan benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak (Iswadji, 1993:1). Agar proses pembelajaran geometri menjadi bermakna (meaningfull learning), kontektual dan tidak membosankan diperlukan model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, dapat melibatkan peserta didik secara aktif, dan peserta didik dapat menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk membangun (mengkonstruk) pengetahuan yang baru. Kemudian diperlukan media yang dapat melibatkan lebih dari satu indera pada diri peserta didik, yaitu media yang dapat bergerak/dianimasi, dan dapat menuntun peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuannya, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan menyenangkan.

Memperoleh dan menjaga perhatian peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam belajar, termasuk belajar matematika. Perangkat pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme perlu dikembangkan dengan dikemas dalam CD interaktif sehingga dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan mengkondisikan pembelajaran geometri khususnya volum dan luas permukaan bangun ruang sisi datar (prisma dan limas) pada peserta didik kelas VIII SMP menjadi bermakna, kontekstual, tidak membosankan, menyenangkan dan menarik minat peserta didik.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu,

a. Bagaimana pengembangan dan hasil pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran yang valid?

b. Apakah hasil pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran praktis?

c. Apakah hasil pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran efektif?

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para guru dan para pengembang kurikulum di sekolah atau di daerah tentang alternatif proses yang harus dilalui dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika.

b. Memberikan konstribusi pada pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang hanya mementingkan hasil menuju ke pembelajaran yang juga mementingkan prosesnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama.

b. Memberi masukan pada peserta didik untuk meningkatkan belajarnya, mengoptimalkan kemampuan berpikir positif dalam mengembangkan diri di tengah–tengah lingkungan dalam meraih keberhasilan belajar atau belajar yang optimal.

c. Memberikan motivasi kepada para guru matematika untuk melakukan pembelajaran matematika dengan perangkat pembelajaran beracuan konstruktifisme dalam kemasan CD interaktif.

(4)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif. Perangkat yang dikembangkan meliputi RPP, LKPD, LTPD, dan CD interaktif. Instrumen penelitian terdiri atas lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas peserta didik, lembar angket respon peserta didik, lembar angket respon guru, lembar pengamatan ketrampilan proses dan lembar validasi tidak dikembangkan

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Tegal tahun pelajaran 2008/2009. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Sebelum dilaksanakan kegiatan penelitian lebih lanjut, telah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan program SPSS versi 12.

Deskripsi Rancangan Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme dalam Kemasan CD Interaktif

Ada lima tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan model pembelajaran yaitu (1) investigasi awal, (2) perancangan, (3) realisasi/konstruksi, (4) pengujian, evaluasi, dan revisi, dan (5) implementasi.

Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, penelitian ini mengacu pada model yang dikenalkan oleh Plomp (1997) sebagai berikut.

Tahap 1. Investigasi Awal (Preliminary Investigation), Tahap 2. Tahap Perancangan (Design), Tahap 3. Realisasi/Konstruksi (Realization/Construction), Tahap 4. Pengujian, Evaluasi, dan Revisi (Test, Evaluation, and Revision), Tahap 5. Implemetasi (Implementation).

Kualitas Model Pembelajaran

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajarannya, penelitian ini mengacu pada kriteria yang dikembangkan oleh Nieveen (1999). Dalam mengembangkan kurikulum, Nieveen menyebutkan bahwa kurikulum dikatakan berkualitas memenuhi beberapa kriteria, yaitu (1) kevalidan (validity), (2) kepraktisan (practicaly), dan (3) keefektifan (effectiveness).

Langkah Penelitian

Langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. (1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, LTPD, dan CD interaktif, (2) menyusun instrumen pengembangan perangkat yang terdiri dari lembar validasi RPP, LTPD,LKPD, dan CD pembelajaran, (3) menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari: Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta didik (LPAS), Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran (LPKP), Lembar Angket Respon Peserta didik (LARS), Lembar Angket Respon Guru (LARG), Lembar Pengamatan Ketrampilan Proses, (4) melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran (validasi dilakukan oleh pakar/ahli), (5) menganalisis hasil validasi perangkat pembelajaran, kemudian merevisi perangkat tersebut jika belum valid. (6) melakukan uji keterbacaan perangkat pembelajaran, (7) menganalisis hasil uji keterbacaan perangkat pembelajaran, kemudian merevisi perangkat tersebut jika belum valid, (8) melakukan ujicoba tes hasil belajar, (8) menganalisis hasil ujicoba tes hasil belajar, (9) menerapkan perangkat pembelajaran yang sudah valid pada kelas ujicoba 2. (10) menganalisis hasil hasil ujicoba ke-2, dan (11) Tahap Pembuatan Laporan.

Metode Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif mengacu pada model pengembangan pendidikan umum dari Plomp (1977) yang meliputi:

a. Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme

dalam Kemasan CD Interaktif

b. Pengembangan perangkat pembelajaran

c. Instrumen Pengembangan perangkat. Instrumen pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini adalah lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar observasi

(5)

(pengamatan), lembar angket respon peserta didik, lembar angket respon guru, dan tes hasil belajar. Reliabilitas instrumen pengamatan dihitung dengan rumus persentase kesesuaian (R) dari Emmer dan Millet (dalam Borich, 1994:385). sebagai berikut.

R (Persentage of Agreement) = 1 100%         B A B A

Dimana: R: Realiabilitas instrumen, A : Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tinggi, dan B : Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi rendah.

Metode Analisis Data Pengembangan Perangkat.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis data pengembangan perangkat dapat dilihat sebagai berikut:

Validitas butir soal

Untuk menguji validitas Item digunakan rumus korelasi product moment:

2 2



2 2

)

(

)

(

x

n

y

y

x

n

y

x

xy

n

r

xy

(Arikunto, 2006:72)

Di mana rxy : koefisien korelasi, n: banyaknya subyek, Σx :jumlah skor item, Σy: jumlah

skor total, Σxy: jumlah perkalian skor item dengan skor total Σx2: jumlah kuadrat skor item, Σy2: jumlah kuadrat skor total. Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel r product moment

dengan signifikasi 5%. Jika rxy > rtabel maka butir soal tersebut valid. Reliabilitas

Reliabilitas tes hasil belajar dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richardson 21 (KR-21) (Popham, 1994:28), yakni :            2 21 ) ( 1 1 Ks M K M K K r

Dimana r21: reliabilitas instrumen, K : banyaknya butir soal, M: rerata skor total, dan S 2

: varians total

Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran adalah : P =

Js B

; dimana P = tingkat kesukaran, B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar.

Daya Beda

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda ádalah sebagai berikut:

A B A JS JB JB

DP   Di mana DP = Daya pembeda soal, JBA = Jumlah yang benar pada

kelompok atas, JBB = Jumlah yang benar pada kelompok bawah, dan JSA= Banyaknya peserta

didik pada kelompok atas

Analisis Statistik

1. Untuk menguji apakah prestasi belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran matematika dengan perangkat pembelajaran beracuan konstruktuvisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran tuntas mencapai KKM yakni 70 dilakukan uji rata-rata yakni dengan analisis One Sample T Test. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : µ2 = 70, Ha : µ2≠ 70,

µ2 = rata-rata prestasi belajar peserta didik pada kelas ujicoba2

Rumus uji statistik menggunakan: t =

n

s

x

x

/

0 _

dengan s adalah simpangan baku hasil belajar peserta didik pada kelas ujicoba 2 dan x0

(6)

2. Menguji apakah prestasi belajar peserta didik yang pembelajaran matematika dengan perangkat pembelajaran beracuan konstruktuvisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran lebih baik dari pada peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional dilakukan analisis uji banding yakni dengan analisis Independen sample T test, mana yang lebih baik dilihat dari rata-rata. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Sebelum dilakukan uji banding terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan varian.

H0 : Varian variabel 1 = Varian variabel 2

Ha : Varian variabel 1 ≠ Varian variabel 2

dengan menggunakan rumus:

kecil Varian

besar Varian

F 

3. Untuk menguji apakah aktivitas peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan perangkat pembelajaran beracuan konstruktuvisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik dilakukan analisis regresi linier berganda dengan model persamaan regresi liniernya: Ŷ = a + bX1 +cX2 di mana: Ŷ = prestasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Tegal, X1 = Aktivitas peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Tegal (oleh pengamat1), dan X2 = Aktivitas peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Tegal (oleh pengamat2). Selanjutnya dilakukan Uji Koefisien Korelasi untuk mengetahui besar hubungan prestasi belajar peserta didik (Y) dengan aktivitas peserta didik oleh pengamat pertama (X1) dan besar hubungan prestasi belajar(Y) dengan aktivitas peserta didik oleh pengamat kedua (Y2).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Geometri dan Pengukuran Beracuan Konstruktivisme dalam Kemasan CD Interaktif meliputi beberapa tahap yaitu: Tahap Investigasi Awal, Tahap Perancangan, Tahap Realisasi/Konstruksi, Tahap Pengujian, Evaluasi, dan Revisi. Pada tahap pengujian, evaluasi, dan revisi diperoleh hasil penilaian dan revisi perangkat pembelajaran sebagai berikut:

a. Validasi RPP

RPP yang digunakan dinyataka valid menurut 4 orang validator ahli. Hal ini didasari pada perhitungan nilai rata-rata validasi untuk materi luas permukaan prisma, volume prisma, luas permukaan limas dan volume limas secara berurutan masing-masing sebesar 4.66, 4.68, 4.61, dan 4.64.

b. Validasi revisi LKPD

Setelah LKPD direvisi, selanjutnya diberikan kembali kepada validator. Hasil validasi ketiga (terakhir) telah diperoleh LKPD yang valid menurut ahli. Nilai rata-rata validasi LKPD untuk materi luas permukaan prisma, volume prisma, luas permukaan limas dan volume limas secara berurutan masing-masing sebesar 4.74, 4.69, 4.82, dan 4.82.

c. Validasi LTPD

Setelah LTPD direvisi, selanjutnya diberikan kembali kepada validator. Hasil validasi ketiga (terakhir) telah diperoleh LTPD yang valid menurut ahli.

Nilai rata-rata validasi LTPD untuk materi luas permukaan prisma, volume prisma, luas permukaan limas dan volume limas secara berurutan masing-masing sebesar 4.72, 4.64, 4.60, dan 4.64.

d. Validasi CD Interaktif

Setelah CD interaktif direvisi, selanjutnya diberikan kepada validator. Hasil validasi ketiga (terakhir) telah diperoleh CD interaktif yang valid menurut ahli, karena sudah diperoleh rata-rata nilai validasi ahli 4,29 yang artinya sangat valid.

Analisis Kualitas Perangkat Pembelajaran 1. Uji Kevalidan

Perangkat pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan perangkat pembelajaran materi geometri dan pengukuran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif terdiri atas RPP, LKPD, LTPD, dan CD interaktif. Berdasarkan hasil pengembangan perangkat

(7)

pembelajaran, kelima perangkat pembelajaran yang dirancang menunjukkan kriteria baik (hasil validasi perangkat pembelajaran menunjukkan hasil baik, hasil validasi RPP 4.65 yaitu termasuk dalam kategori sangat valid; hasil validasi LKPD 4.77 yang bermakna sangat valid; hasil validasi LTPD 4,65 dan hasil validasi CD Interaktif 4.29 juga mempunyai makna sangat valid. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid menurut ahli dalam kategori sangat valid yaitu dapat diterapkan dalam pembelajaran.

2. Uji Kepraktisan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan pembelajaran materi geometri dan pengukuran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif termasuk kategori baik, yaitu dengan diperoleh Kp = 4.10 yang artinya keterlaksanaan pembelajaran sangat tinggi. Lebih dari 80% peserta didik memberi respon positif, yaitu respon peserta didik pada pembelajaran prisma 94,84% menyatakan senang, dan pada pembelajaran limas 94,38% menyatakan senang terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan perangkat konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif dan guru memberikan respon cukup baik terhadap perangkat pembelajaran. Respon guru pada pembelajaran materi limas 75% menyatakan sangat setuju, pada pembelajaran prisma 70% menyatakan sangat setuju.

3. Uji Keefektivan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria (1) Aktifitas peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar, (2) Prestasi belajar peserta didik lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan (3) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik kelas ujicoba ke2 dan prestasi belajar peserta didik pada kelas konvensional, dan

1. Aktifitas peserta didik dan keterampilan proses peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar .

Hasil analisis data dengan SPSS ver. 12 diperoleh F hitung sebesar 59,963 dan nilai sig = 0,000 < 0,05 jadi Ho tolak atau persamaan adalah linear, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi prestasi belajar. sementara itu, hasil analisi juga diperoleh t hitung sebesar 7,744 dan nilai Sig. Sebesar 0.000. berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat dikatakan koefisien regresi signifikan, atau aktivitas peserta didik yang diamati oleh pengamat 1 dan 2 benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Nilai R sebesar 0.861 artinya variabel keaktivan peserta didik memberi kontribusi terhadap Y sebesar 86,1%, sisanya 13,9% dipengaruhi faktor lain. 2. Keterampilan proses peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap

prestasi belajar.

Hasil Analisis of Varians menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 35,957 dan nilai

sig = 0,000 < 0,05 jadi Ho tolak atau persamaan adalah linear, maka model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi prestasi belajar. Uji t menunjukkan nilai t hitung sebesar dan nilai sig di bawah 0,05, yaitu 0,000 < 0,05. Dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan, atau keterampilan peserta didik yang diamati oleh pengamat 1 dan 2 benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Sementara itu nili R square adalah sebesar R square = 0,631 = 63,1%, artinya variabel memberi kontribusi terhadap Y sebesar 63,1%, sisanya 36,9% dipengaruhi faktor lain.

3. Aktifitas peserta didik dan keterampilan peserta didik pada pembelajaran materi Geometri dan pengukuran

a. Hasil Analisis of varians aktivitas peserta didik dan keterampilan peserta didik pada pembelajaran materi Geometri dan Pengukuran diperoleh nilai F hitung 30,623 dan nilai sig = 0,000 < 0,05 jadi Ho tolak atau persamaan adalah linear, maka model

regresi dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar. sementara itu hasil uji t menunjukkan nilai t hitung keaktifan dan keterampilan peserta didik masing-masing sebesar 3,155 dan 1,036 dengan nilai Sig masing-masing sebesar 0.005 sehinga dapat dikatakan koefisien regresi signifikan, atau aktivitas peserta didik dan keterampilan peserta didik yang diamati oleh pengamat 1 dan 2 benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Nilai R quare sebesar 0.754 75,4%, artinya variabel keaktivan dan keterampilan peserta didik memberi kontribusi terhadap Y sebesar 75,4%, sisanya 24,6% dipengaruhi faktor lain.

(8)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran materi geometri dan pengukuran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif dan perangkat pembelajarannya efektif.

b. Prestasi belajar peserta didik lebih besar atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

Berdasarkan hasil uji One-Sample Test di atas, diperoleh nilai signifikansi (sig) 0,000 = 0 %, ini berarti nilai sig = 0% < 5 %. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima, artinya peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar.

c. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara peserta didik kelas ujicoba ke-2 dan prestasi belajar peserta didik pada kelas konvensional.

Berdasarkan hasil uji independent Sample Test diperoleh hasil

Keputusan: F hitung untuk prestasi belajar peserta didik adalah 2,461 dengan probabilitas 0,124. Oleh karena probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, atau kedua varians homogen, sehingga kita pilih asumsi: equal variances assumed.

Hipotesis untuk untuk kasus ini adalah sebagai berikut:

Ho = Kedua rata-rata kelas ujicoba dan konvesional adalah sama

Ha = Kedua rata-rata kelas ujicoba dan konvesional adalah tidak sama

Keputusan: Dilihat pada deretan equal variances assumed. Sig = 0,009 < 0,05 artinya Ho ditolak, atau terdapat perbedaan antara kelas ujicoba dan konvesional. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Pembahasan hasil pengembangan perangkat pembelajaran yang valid

LKPD dan LTPD dirancang dalam rangka membimbing, mengarahkan, dan menuntun peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuannya sehingga menemukan sendiri rumus volume dan luas permukaan prisma dan limas, kemudian dengan rumus tersebut mereka dibimbing, diarahkan, dan dituntun untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan volume dan luas permukaan prisma dan limas.

THB direvisi terutama lebih banyak pada (1) materi, (2) konstruksi, dan (3) bahasa. Materi yang disusun dalam THB harus disesuaikan dengan materi geometri dan pengukuran yang dirancang dengan beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif. Konstruksi soal harus mengacu pada aturan membuat soal.

2. Pembahasan Hasil Perbaikan Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas delapan instrumen, yaitu (1) lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, (2) lembar pengamatan aktivitas peserta didik, (3) lembar angket respon peserta didik, (4) lembar angket respon guru, (5) lembar validasi RPP, (6) lembar validasi LKPD, (7) lembar validasi LTPD, (8) lembar validasi CD interaktif.

3. Pembahasan pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif materi geometri dan pengukuran yang efektif.

Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD Interaktif materi geometri dan pengukuran ternyata efektif terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini karena perangkat pembelajaran memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Aktivitas peserta didik dan keterampilan proses peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar

Hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 15 menunjukkan bahwa t hitung sebesar 3.155 dan 1.036. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Terlihat pada angka sig yang jauh di bawah 0,05. Dapat dikatakan koefisien regresi signifikan, atau aktivitas peserta didik dan keterampilan peserta didik yang diamati oleh pengamat 1 dan 2 benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Sementara itu, angka sig sebesar 0.000 dan jauh di bawah 0.05. Hal ini berarti aktivitas peserta didik dan keterampilan proses peserta didik berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, dengan melihat pada tabel R square = 0,754 = 75,4%, artinya variabel

(9)

keaktivan dan keterampilan peserta didik memberi kontribusi terhadap Y sebesar 75,4%, sisanya 24,6% dipengaruhi faktor lain.

b. Prestasi belajar peserta didik lebih besar atau sama dengan ketuntasan minimal (KKM).

SIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikemukan simpulan penelitian sebagai berikut:

1. Perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran yang telah dikembangkan adalah valid menurut ahli,

2. Perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran yang dikembangkan dikatakan praktis, karena (1) Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata 4,10, artinya kategori keterlaksanaan sangat baik, (2) respon peserta didik pada pembelajaran prisma 94,84% peserta didik menyatakan senang, dan pada pembelajaran limas 94,38% menyatakan senang terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan perangkat konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif, (3) guru memberikan respon baik terhadap perangkat pembelajaran. Respon guru pada pembelajaran materi limas 75% menyatakan sangat setuju, pada pembelajaran prisma 70% menyatakan sangat setuju.

3. Perangkat pembelajaran beracuan konstruktivisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran yang dikembangkan dikatakan efektif, karena 4 indikator efektif sudah terpenuhi. Diantaranya adalah:

(1) Aktivitas peserta didik dan keterampilan proses peserta didik selama proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar Pembelajaran peserta didik mencapai ketuntasan.

(2) Prestasi belajar peserta didik mencapai ketuntasan

(3) Ada perbedaan prestasi belajar antara kelas ujicoba ke2 dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. ____ . 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Borich, G. D. 1994. Observation Skills for Effectiv Teaching, Second Edition. New York: Macmillan Publishing Company.

Gagnon, W. G dan Collay, M. 2000. Designing for Learning. Six Elements in Construktivist

Classroom. California: Corwin Press, Inc.

Hendikawati, P. 2006. Meningkatkan Aktivitas untuk Mencapai tuntas Belajar Peserta didik

SMP Citi School Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Dilengkapi Modul dan VCD Pembelajaran. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Unnes.

Iswadji, D. 1993. Materi Pokok Geometri Ruang. Jakarta: Universitas Terbuka.

Luck, Rachel. 1999. Constructivist Teaching VS Direct Instruction

http://ematusov.soe.udel.edu/EDUC390.99F (18 Januari 2009)

Marpaung, Y. 2006. Metode Pembelajaran Matematika untuk Anak SD/MIN. Makalah disampaikan pada Sarasehan Pengembangan Pembelajaran di SD dan TK Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY, Karangmalang, 1 Oktober 2006. Yogyakarta.

Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. In Jan Van den Akker. R.M. Branh,K. Gustafson, N. Nieveen & Tj. Plomp (Eds) Design Approaches and Tools in

Education and Training (pp 125 – 135). Dordrecht, Nederland: Kluwer Academic

Publisher.

Padmo, dkk. 2003. Teknologi Pembelajaran, Upaya Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

(10)

Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and Training System Design. Enschede, The Netherlands: Univercity of Twente.

Popham, J.W. 1994. Classroom Assessment, What Teachers Need To Know. Los Angeles: Allyn and Bacon.

Schramm.1984. Media Besar Media Kecil. Alat dan Teknologi untuk Pengajaran. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.5. IKIP Semarang.

Sudrajat,A.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (5 Februari 2009)

Suparman. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik konsep,

Landasan, Teoritis, dan implementasinya. Jakarta: PRESTASI PUSTAKA PUBLISHER

Vygotsky. 2002. Characteristics of Constructivist Learning and Teaching...

http:www.stemnet.nf.ca (5 januari 2009).

________. 2002. Characteristics of Constructivist Learning and Teaching...

http:www.google.co.id/pembelajaran vigotsky.nf.ca (25 Januari 2009).

Waluya, S. B. 2006. Multimedia Pembelajaran. Handout perkuliahan Program Magister Program Studi Matematika. Semarang: Unnes.

Referensi

Dokumen terkait

Citra Produk adalah kesan atau keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek, semakin baik citra dari suatu produk maka konsumen akan tertarik dan memiliki

contoh kasus feeling of inferiority siswa obesitas yang dialami oleh siswa perempuan dalam penelitian ini, bagi mereka anak laki-laki adalah salah satu.

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana wacana politik tentang pemberitaan Capres Joko Widodo di dalam program jurnalisme warga Wide Shot MetroTv pada

Beberapa penyalahgunaan pada jenis hp diatas contoh pada android mudahnya mendapatkan celah-celah informasi dari berbagai sistem bug ( beberapa developer android

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak ikan toman yang diberikan secara oral dapat mempercepat proses penutupan luka sayat dan berapa dosis ekstrak

Melalui sebuah judul penelitian “Pola Komunikasi Komunitas Gay Pada Komunitasnya Di Kota Malang”, Maka peneliti menggunakan metode kualitatif sebagai cara untuk

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmanda, Suhadak dan Topowijono 2014 dengan variabel yang digunakan antara lain kurs, inflasi, BI rate, harga saham indeks sektoral dan

Berdasarkan analisis didapatkan lokasi black spot daerah Semarang Selatan tahun 2013 yaitu Daerah Sultan Agung, Daerah Perintis Kemerdekaan, Daerah Sompok, Daerah Setia