• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT FEBRUARI 2008"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

; Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Februari 2008 mencapai 344.205 orang, bertambah 48.059 orang dibanding jumlah angkatan kerja Agustus 2007 sebesar 296.146 orang atau bertambah 38.964 orang dibanding Februari 2007 sebesar 305.241 orang.

; Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Papua Barat pada Februari 2008 mencapai 312.205 orang, bertambah 44.088 orang jika dibandingkan dengan keadaan pada Agustus 2007 sebesar 268.117 orang, atau bertambah 38.037 orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 20067 sebesar 274.168 orang.

; Jumlah penganggur pada Februari 2008 mengalami kenaikan sebesar 3.971 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 yaitu dari 28.029 orang pada Agustus 2007 menjadi 32.000 orang pada Februari 2008, dan mengalami kenaikan sebesar 927 orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 sebesar 31.073 orang.

; Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua Barat pada Februari 2008 mencapai 9,30 persen, mengalami penurunan dibandingkan keadaan pada Agustus 2007 (9,46 persen), demikian juga terhadap keadaan Februari 2007 (10,18 persen).

; Situasi ketenagakerjaan pada bulan Februari 2008 ditandai dengan meningkatnya jumlah pekerja di seluruh sektor, kecuali sektor pertambangan. Sektor yang mengalami peningkatan dengan jumlah tertinggi dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 adalah sektor jasa kemasyarakatan, perdagangan, industri, dan konstruksi.

; Dari sisi gender, selama Februari 2007-Februari 2008, jumlah pekerja perempuan bertambah 12.495 orang, sedangkan jumlah pekerja laki-laki juga bertambah 25.542 orang. Kenaikan jumlah pekerja baik laki-laki maupun perempuan terutama berada pada sektor jasa kemasyarakatan dan perdagangan.

; Tingkat pengangguran terbuka Provinsi Papua Barat pada Februari 2008 sebesar 9,30 persen, masih lebih tinggi dari angka TPT nasional yang berada pada level 8,40 persen.

No. 04/05/91/Th. II,15 Mei 2008

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka Pengangguran

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2008, keadaan ketenagakerjaan di Papua Barat ditandai dengan perubahan beberapa indikator, yang cukup menggembirakan adalah menurunnya tingkat pengangguran terbuka baik terhadap Agustus 2007 maupun Februari 2007, yaitu masing-masing terjadi penurunan sebesar 0,17 persen dan 0,88 persen. Selain itu, indikator lain yang dinilai penting, yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami kenaikan. TPAK Februari 2008 lebih tinggi dibandingkan dengan Agustus 2007 dan Februari 2007, yaitu masing-masing terjadi kenaikan sebesar 3,29 persen dan 0,47 persen. Hal ini disebabkan oleh tingginya kenaikan penduduk yang bekerja di dalam angkatan kerja, terutama jumlah pekerja perempuan.

Pada bulan Februari 2008, jumlah angkatan kerja mencapai 344.205 orang bertambah sebanyak 16,23 persen dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007, dan bertambah sebesar 12,76 persen dibandingkan keadaan Februari 2007. Kenaikan jumlah angkatan kerja laki-laki jauh lebih besar dibandingkan dengan penambahan jumlah angkatan kerja perempuan. Hal ini diakibatkan semakin bertambahnya pekerja perempuan yang lebih memilih untuk mengurus rumah tangga, karena memang sebagian besar pekerja perempuan bergerak di sektor informal yang lebih mudah untuk beralih pekerjaan.

Jumlah penganggur mengalami kenaikan sebesar 3.971 orang (14,17 persen) jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007, dan mengalami penambahan sebesar 927 orang (2,98 persen) jika dibandingkan keadaan Februari 2007. Selama setahun terakhir, jumlah penganggur mengalami kenaikan karena penurunan jumlah penganggur perempuan kurang sebanding dengan kenikan jumlah penganggur laki-laki yang relatif tinggi. Penganggur perempuan mengalami penurunan sebanyak 2.072 (13,21 persen), sedangkan penganggur laki-laki justru mengalami kenaikan sebanyak 6.043 orang. Penurunan penganggur perempuan diduga karena lebih terserap menjadi pekerja, khususnya pada lapangan pekerjaan jasa kemasyarakatan dan perdagangan yang cenderung bersifat informal dan lebih mudah beralih pekerjaan maupun dalam mempersiapkan pekerjaan. Sedangkan kenaikan penganggur laki-laki diduga karena kurang terserap di pasar tenaga kerja yang relatif terbatas, dibandingkan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja yang cukup tinggi.

Selama satu tahun terakhir terjadi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) walapun secara agregat jumlah penganggur mengalami kenaikan, hal ini terjadi karena jumlah kenaikan penganggur tidak sebanding dengan kenaikan jumlah angkatan kerja yang bekerja. Bila dilihat dari sisi gender angka TPAK perempuan mengalami kenaikan sebesar 4,79 persen seiring dengan kenaikan jumlah angkatan kerja yang bekerja dan turunnya penganggur perempuan, sedangkan TPAK laki-laki mengalami penurunan 0,17 persen hal ini merupakan dampak dari kenaikan jumlah penganggur laki-laki, walupun dari segi jumlah angkatan kerja yang bekerja mengalami kenaikan. TPAK juga mengalami kenaikan bila ditinjau dari klasifikasi urban-rural (perkotaan-perdesaan), masing-masing mengalami penambahan sebanyak 2,48 persen untuk daerah perkotaan dan 3,79 persen untuk daerah perdesaan.

(3)

Tabel 1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Februari 2006-Agustus 2007

Kegiatan Utama 2006 2007 2008

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (3) (4) (5)

1 Penduduk 15+ 436.019 440.220 445.226 493,090

2 Angkatan Kerja 312.475 305.241 296.146 344,205

- Bekerja 280.705 274.168 268.117 312,205

- Penganggur 31.770 31.073 28.029 32,000

3 Bukan Angkatan Kerja 123.544 134.979 149.080 148,885 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 71,67 69,34 66,52 69.81

5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 10,17 10,18 9,46 9.30

Tabel 2.

Penduduk Laki-Laki Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Agustus 2006 - Februari 2008

Kegiatan Utama 2006 2007 2008

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penduduk 15+ 218.650 220.711 223.186 261.615

2 Angkatan Kerja 193.294 192.157 191.416 223.943

- Bekerja 181.364 180.010 179.068 205.552

- Penganggur 11.930 12.147 12.348 18.391

3 Bukan Angkatan Kerja 25.356 28.554 31.770 37.672 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 88,4 87,06 85,77 85,60

5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,17 6,32 6,45 8,21

Tabel 3.

Penduduk Perempuan Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Agustus 2006 - Februari 2008

Kegiatan Utama 2006 2007 2008

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Penduduk 15+ 217.369 219.509 222.040 231.475

2 Angkatan Kerja 119.181 113.084 104.730 120.262

- Bekerja 99.341 94.158 89.049 106.653

- Penganggur 19.840 18.926 15.681 13.609

3 Bukan Angkatan Kerja 98.188 106.425 117.310 111.213 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 54,83 51,52 47,17 51,95

5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 16,65 16,74 14,97 11,32

Catatan: 1. Tingkat Partisipasi Angakatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja (15+). 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.

(4)

Penduduk yang termasuk Angkatan Kerja, Bekerja dan Penganggur, Februari 2006 – Februari 2008

(dalam ribuan)

2. Lapangan Pekerjaan Utama

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2008 relatif lebih tinggi dibandingkan keadaan Agustus 2007 pada hampir seluruh sektor lapangan pekerjaan. Bila ditinjau dari lapangan pekerjaan, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja tertinggi terjadi pada sektor jasa kemasyarakatan, diikuti oleh sektor perdagangan dan industri. Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan sebesar 24.013 orang, sektor perdagangan sebesar 5.785 orang, dan sektor industri sebesar 5.030 orang. Sektor yang mengalami peningkatan paling rendah adalah sektor keuangan dan jasa perusahaan, yang hanya meningkat sebesar 887 orang, sedangkan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertambangan.

Sektor Pertanian di Bulan Februari 2008, masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi jumlah pekerja paling banyak di Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 151.096 orang atau sekitar 48,4 persen dari penduduk yang bekerja, kemudian diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pasar tenaga kerja dengan share sebesar 19,2 persen. Sektor perdagangan juga mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja yang konsisten dari periode Agustus 2006, dan berada pada peringkat ketiga pemberi kontribusi jumlah tenaga kerja dengan 12,1 persen pada Februari 2008.

Bila ditelaah dari segi kewilayahan, untuk daerah perkotaan, jumlah pekerja pada lapangan pekerjaan utama pada Februari 2008 masih didominasi oleh sektor jasa kemasyarakatan (44,6 persen), hal ini berlanjut sejak periode Agustus 2006 samapai dengan Februari 2008. Untuk wilayah perdesaan, adalah suatu hal yang wajar bila sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang paling besar,

(5)

Tabel 4.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2006 – Februari 2008

Lapangan Pekerjaan Utama 2006 2007 2008

Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 188.404 157.352 149.305 151.096

Pertambangan 2.319 3.282 7.884 7.362

Industri 3.783 18.748 9.904 14.934

Listrik. Gas. dan Air 127 1.322 1.277 1.965

Konstruksi 12.506 8.678 11.674 16.561 Perdagangan 19.931 21.902 32.020 37.805 Transportasi 16.390 20.994 18.681 20.210 Keuangan 1.036 4.193 1.429 2.316 Jasa Kemasyarakatan 36.209 37.697 35.943 59.956 TOTAL 280.705 274.168 268.117 312.205

3. Status Pekerjaan Utama

Kegiatan formal dan informal dapat dilihat berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal hanya terdiri dari kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan. Jika melihat status pekerjaan berdasarkan klasifikasi formal dan informal, maka pada Februari 2007 masih relatif sama seperti kondisi Agustus 2007, sekitar 67 persen tenaga kerja bekerja pada kegiatan informal.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa dari 312.205 orang yang bekerja, hanya terdapat 31.47 persen penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan. Jika dilihat dari sisi gender, walaupun jumlahnya cenderung menurun dari 69.353 pada Agustus 2007 menjadi 60.301 pada periode Februari 2008, sebagian besar (36,88 persen) tenaga kerja perempuan bekerja dengan status pekerja tidak dibayar. Sementara itu, sekitar 37,23 persen tenaga kerja laki-laki bekerja dengan status buruh/karyawan.

Tabel 5.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Agustus 2006 - Februari 2008

Status Pekerjaan Utama 2006 2007 2008 Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5)

Berusaha Sendiri 54.672 50.716 37.074 82.995 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 93.451 94.240 71.419 58.199 Berusaha dibantu buruh tetap 7.077 4.166 4.969 4.897 Buruh / Karyawan 66.055 84.185 81.219 98.243 Pekerja Bebas di Pertanian 2.125 978 1.401 1.239 Pekerja Bebas di Non Pertanian 352 1.560 2.682 6.331 Pekerja Tak Dibayar 56.973 38.323 69.353 60.301 TOTAL 280.705 274.168 268.117 312.205

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi: Rodin, S. Si

Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jln. Drs. Essau Sesa, Wosi, Manokwari Telepon/Fax: (0986) 211237-213995 / (0986) 215138

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular GSM pada FY-2011 yang berakhir pada 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp28,4 ribu, mengalami

Dari perencanaan ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  Unit pengolahan yang diperlukan untuk mengolah air banjir di Surabaya menjadi air minum adalah unit

Tile baru GRANITO The New Salsa dengan 4 pilihan warna yang berbeda, cocok sekali bila dipadukan dengan koleksi Mosaic, misalnya Grafitti.. Stone

dari tweet tersebut. Dengan menggunakan metode tersebut, konten yang ada di dalam tweet seperti lokasi, waktu, objek yang dibicarakan dan sebagainya bisa

Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal Nias (khususnya peradilan adat Nias) kaitannya pada peradilan pidana berbasis keadilan restoratif yakni keharmonisan,

Analisis Tobin’s Q < 1 maka menunjukkan bahwa nilai buku aset perusahaan lebih besar dari nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan akan menjadi sasaran akuisisi

Variabel independen yaitu usia, jenis kelamin, besar uang saku, aktivitas fi sik, pola konsumsi makanan, beban glikemik, tingkat konsumsi zat gizi (energi, karbohidrat, lemak

Terkait dengan penelitian ini, maka yang dimaksud dengan bimbingan pribadi adalah bantuan yang diberikan kepada siswa kelas VIII B SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2