• Tidak ada hasil yang ditemukan

20040915 pengelolaan berbasis masyarakat. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "20040915 pengelolaan berbasis masyarakat. pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

“CO M M U N ITY B A S ED M AN A GEM EN T ( CB M ) ”

“P e n ge lo la a n B e rb a s is Ma s ya ra ka t ( P B M) ”

1

Oleh :

YU D I W AH YU D IN 2

1. P EN D AH U LU AN

Wilayah pesisir m erupakan daerah pertem uan an tara darat dan laut; ke arah darat m eliputi bagian daratan , baik kerin g m aupun teren dam air, yan g m asih dipen garuhi sifat-sifat laut seperti pasan g surut, angin laut, dan perem besan air asin ; sedan gkan ke arah laut m eliputi bagian laut yan g m asih dipen garuhi oleh proses-proses alam i yan g terjadi di darat seperti sedim en tasi dan aliran air tawar, m aupun yan g disebabkan oleh kegiatan m an usia di darat seperti pen ggun dulan hutan dan pen cem aran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 20 0 1). Berdasarkan Keputusan Men teri Kelautan dan Perikan an Nom or: KEP.10 / MEN/ 20 0 2 ten tan g Pedom an Um um Peren can aan Pen gelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefin isikan sebagai wilayah peralihan an tara ekosistem darat dan laut yan g salin g berin teraksi, dim an a ke arah laut 12 m il dari garis pan tai un tuk propin si dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewen an gan propin si) un tuk kabupaten / kota dan ke arah darat batas adm in istrasi kabupaten / kota.

Kedua defin isi wilayah pesisir tersebut di atas secara um um m em berikan gam baran besar, betapa kom pleksitas aktivitas ekon om i dan ekologi terjadi di wilayah in i. Kom pleksitas aktivitas ekon om i seperti perikan an , pariwisata, pem ukim an , perhubun gan , dan sebagain ya m em berikan tekan an yan g cukup besar terhadap keberlan jutan ekologi wilayah pesisir seperti ekosistem m an grove, padan g lam un dan terum bu karan g. Tekan an yan g dem ikian besar tersebut jika tidak dikelola secara baik akan m en urun kan kualitas dan kuan titas sum berdaya yan g terdapat di wilayah pesisir.

Peran an pem erin tah, swasta dan m asyarakat dalam hal in i m en jadi bagian terpen tin g yan g tidak terpisahkan dalam upaya m en gelola sum berdaya wilayah pesisir. Dewasa in i, pen gelolaan wilayah pesisir terpadu disin yallir terbukti m em berikan peluan g pen gelolaan yan g cukup efektif dalam ran gka m en yeim ban gkan an tara pelestarian sum berdaya dan pem an faatan ekon om i sum berdaya tersebut. Nam un dem ikian , hal in i tidak m en utup kem un gkin an akan adanya ben tuk-ben tuk pen gelolaan lain yan g lebih aplikatif (applicable) dan adaptif (acceptable). Salah satu ben tuk pen gelolaan yan g cukup berpeluan g m em berikan jam in an

1 Makalah disam paikan pada Pelatihan Peren can aan dan Pen gelolaan Wilayah Pesisir

Terpadu (ICZPM, Integrated Coastal Zon e Plann in g M an agem en t). Bogor, 15 Septem ber 20 0 4.

2 Pen eliti Pusat Kajian Sum berdaya Pesisir dan Lautan In stitut Pertan ian Bogor

(2)

efektifitas dalam pen gim plem en tasian n ya adalah pen gelolaan berbasis m asyarakat (com m un ity based m an agem en t).

2 . PEN GERTIAN CBM/ PBM

Kom un itas/ m asyarakat m em iliki adat istiadat, n ilai-nilai sosial m aupun kebiasaan yan g berbeda dari satu tem pat ke tem pat lain n ya. Perbedaan dalam hal-hal tersebut m en yebabkan terdapatn ya perbedaan pula dalam praktek-praktek pem an faatan sum berdaya. Oleh karen a itu, dalam proses pen gelolaan sum berdaya perlu m em perhatikan m asyarakat dan kebudayaan n ya, baik sebagai bagian dari subjek m aupun objek pen gelolaan tersebut. Den gan m em perhatikan hal in i dan ten tun ya juga kon disi fisik dan alam iah dari sum berdaya, proses pen gelolaan n ya diharapkan dapat m en jadi lebih padu, lan car dan efektif serta diterim a oleh m asyarakat setem pat. Pernahkah kita berpikir bahwa kitalah oran g yan g san gat tergan tun g pada kondisi alam di sekitar kita ? Pern ahkah kita berpikir bahwa kita san gat m em butuhkan air yan g n otaben e san gat tergan tun g pada keadaan hutan di sekitar kita ? Lalu bagaim an a keadaan hutan di sekitar, pern ahkah kita berpikir bahwa hutan tersebut adalah m ilik kita, sehin gga harus kita kelola agar terjaga kelestarian n ya ? Pern ahkah kita dilibatkan dalam proses peren can aan pen gelolaan sum berdaya alam di sekitar kita ?

Proses pen gelolaan sum berdaya ada baikn ya dilakukan den gan lebih m em an dan g situasi dan kon disi lokal agar pen dekatan pen gelolaan n ya dapat disesuaikan den gan kondisi lokal daerah yan g akan dikelola. Pan dan gan in i tam pakn ya relevan un tuk dilaksan akan di In don esia den gan cara m em perhatikan kon disi m asyarakat dan kebudayaan serta un sur-un sur fisik m asin g-m asin g wilayah yan g m un gkin m em iliki perbedaan disam pin g kesam aan . Den gan dem ikian , strategi pen gelolaan pada m asin g-m asin g wilayah akan bervariasi sesuai den gan situasi setem pat. Yan g perlu diperhatikan adalah n ilai-n ilai dan n orm a-n orm a yan g dian ut oleh suatu m asyarakat yan g m erupakan kearifan m asyarakat dalam pen gelolaan sum berdaya alam dan lin gkun gan .

Segen ap gam baran wacan a tersebut di atas secara um um m em berikan cerm in bagaim an a sebuah pen gelolaan yan g m elibatkan un sur m asyarakat cukup pen tin g un tuk dikaji dan diujicobakan . Peran serta m asyarakat dalam pen gelolaan in i lebih diken al den gan istilah pen gelolaan berbasis m asyarakat (PBM) atau com m un ity based m an agem en t (CBM).

(3)

dim ilikin ya, dim an a m asyarakat sen diri yan g m en defin isikan kebutuhan , tujuan dan aspirasin ya serta m asyarakat itu pula yan g m em buat keputusan dem i kesejahteraan n ya.

Defin isi PBM berdasarkan Petun juk Pelaksan aan Pen gelolaan Berbasis Masyarakat (COREMAP-LIPI, 1997) adalah sistem pen gelolaan sum berdaya (terum bu karan g) terpadu yan g perum usan dan peren can aan n ya dilakukan den gan pen dekatan dari bawah (bottom up approach) berdasarkan aspirasi m asyarakat dan dilaksan akan un tuk kepen tin gan m asyarakat.

Sedan gkan Nikijuluw (20 0 2) m en defin isikan PBM sebagai suatu proses pem berian wewen an g, tan ggun g jawab dan kesem patan kepada m asyarakat un tuk m en gelola sum berdayan ya (dalam bukun ya Nikijuluw lebih m enitikberatkan pada pen gelolaan perikan an ) sen diri den gan terlebih dahulu m en defin isikan kebutuhan dan kein gin an , tujuan serta aspirasin ya. Lebih lan jut Nikijuluw (20 0 2) m en gem ukakan bahwa PBM m en yan gkut pula pem berian tan ggun g jawab kepada m asyarakat sehin gga m ereka dapat m en gam bil keputusan yan g pada akhirn ya m en en tukan dan berpen garuh pada kesejahteraan hidup m ereka.

J adi, dapat disim pulkan bahwa pen gelolaan yan g berbasis m asyarakat (PBM/ CBM) adalah suatu sistem pen gelolaan sum berdaya alam di suatu tem pat dim an a m asyarakat lokal di tem pat tersebut terlibat secara aktif dalam proses pen gelolaan sum berdaya alam yan g terkan dun g didalam n ya. Pen gelolaan di sin i m eliputi berbagai dim en si seperti peren can aan , pelaksan aan , serta pem an faatan hasil-hasiln ya.

3 . P ERKEMB AN GAN D AN CON TOH -CON TOH B EN TU K

P EN GELOLAAN BERB AS IS MAS YARAKAT D I IN D ON ES IA

3 .1. Pe rke m b a n ga n Be n tu k Pe n ge lo la a n Be rba s is Ma s ya ra ka t

Sejarah pen gelolaan sum berdaya alam di wilayah pesisir berbasis m asyarakat (Com m un ity Based M an agem en t, CBM ) seben arn ya telah ada sejak jam an dahulu, dim an a dim an a n en ek m oyan g m ulai m em an faatkan sum berdaya alam tersebut un tuk m en un jan g kehidupan n ya. Pen gelolaan sum berdaya alam pada waktu itu m asih bersifat lokal dan m asih sederhan a, dim an a struktur m asyarakat dan aktivitasn ya m asih sederhan a dan juga belum ban yak dicam puri oleh pihak luar. Proses-proses pen gelolaan m ulai dari perencan aan , pen gorgan isasian , pelaksan aan , pen gawasan sam pai pada pen erapan san ksi hukum , dilakukan secara bersam a oleh m asyarakat.

(4)

sum berdaya alam ; (2) m am pu m erefleksikan kebutuhan -kebutuhan m asyarakat lokal yan g spesifik; (3) m am pu m en in gkatkan m an faat lokal bagi seluruh an ggota m asyarakat yan g ada; (4) m am pu m en in gkatkan efisien si secara ekon om is m aupun tekn is; (5) respon sif dan adaptif terhadap variasi kon disi sosial dan lin gkun gan lokal; (6) m am pu m en um buhkan stabilitas dan kom itm en ; serta (7) m asyarakat lokal term otivasi un tuk m en gelola secara berkelan jutan .

Nam un dem ikian , dalam perkem ban gan n ya kon sep pen gelolaan berbasis m asyarakat (CBM ) m en galam i perubahan den gan dikem ban gkan n ya satu kon sep yan g disebut M an agem en t”. Dalam konsep “Co-M an agem en t” in i pen gelolaan wilayah pesisir tidak han ya m elibatkan un sur m asyarakat lokal saja tapi juga m elibatkan un sur pem erin tah. H al tersebut dilakukan un tuk m en guran gi adan ya tum pan g tin dih kepen tin gan pem an faatan di wilayah pesisir dan lautan .

Peluan g pen gelolaan sum berdaya alam berbasis m asyarakat di Indon esia san gat besar m en gin gat di beberapa lokasi sesun gguhn ya sudah ditem ukan praktek-praktek pen gelolaan sum berdaya alam berbasis m asyarakat, walaupun m asih m urn i oleh m asyarakat, seperti di Kepulauan Maluku, Sulawesi, Bali dan lain sebagainya. Perlu ditegaskan bahwa dalam kon sep Co-M an agem en t, m asyarakat lokal m erupakan salah satu kun ci dari pen gelolaan sum berdaya alam , sehin gga praktek-praktek pen gelolaan sum berdaya alam yan g m asih m urn i oleh m asyarakat (CBM) m en jadi em brio dari pen erapan kon sep Co-M an agem en t tersebut. Bahkan secara lebih tegas Gawell (198 4) dalam White et al (1994) m en yatakan bahwa tidak ada pen gelolaan sum berdaya alam yan g berhasil (dalam studi Gawell adalah ekosistem terum bu karan g) tanpa m elibatkan m asyarakat lokal sebagai pen ggun a (the users) dari sum berdaya alam tersebut.

Selan jutn ya Pom eroy an d William s (1994) m en yatakan bahwa pen erapan Co-M anagem ent akan berbeda-beda dan tergan tun g pada kon disi spesifik lokasi, m aka Co-m an agem en t hen dakn ya tidak dipan dan g sebagai strategi tun ggal un tuk m en yelesaikan seluruh perm asalahan dari pen gelolaan perikan an / sum berdaya. Tetapi lebih dipan dan g sebagai altern atif pen gelolaan yan g sesuai un tuk situasi dan lokasi terten tu. Pen erapan Co-m anagem ent yan g baik dan sukses m em erlukan waktu, biaya dan upaya bertahun -tahun .

(5)

H al in i jelas m en un jukkan bahwa peran pem erin tah dan m asyarakat dalam pen gelolaan sum berdaya seoptim al m un gkin harus seim ban g, terkoordinasi dan tersin kron isasi. H al in i pen tin g dilakukan m en gin gat pem erin tah m em punyai kewajiban un tuk m em berikan pelayan an terhadap m asyarakat, term asuk m en dukun g pen gelolaan sum berdaya dem i sebesar-besarn ya kepen tin gan dan kesejahteraan m asyarakat. Di sisi lain , m asyarakat juga m em pun yai tan ggun g jawab dan turut berperan serta un tuk m en jaga kelestarian dan keberlan jutan sum berdaya.

3 .2 . Co n to h -Co n to h Be n tu k Pe n ge lo la a n Be rba s is Ma s ya ra ka t

In don esia m em pun yai ragam budaya dan adat istiadat yan g tersebar sean tero n usan tara, dari saban g sam pai m erauke. Fen om en a kebhin ekaan tersebut m em berikan ragam ben tuk pen gelolaan sum berdaya, tetapi tujuan utam a pen gelolaan n ya relatif sam a, yaitu m en gelola sum berdaya dan m em bagi alokasi sum berdaya secara adil bagi para pem an faat sum berdaya tersebut sehin gga terwujud keharm on isan pem an faatan dan kelestarian sum berdaya. Berikut in i disajikan beberapa ben tuk pen gelolaan sum berdaya yan g dewasa in i m asih ada, walaupun beberapa ben tuk dian taran ya sudah jaran g dim an faatkan sebagai tradisi lokal di wilayah tersebut.

( 1) PBM : Tra d is i La d a n g Be rp in d a h

Misaln ya, kebiasaan m en eban g hutan un tuk ladan g berpin dah yan g dilakukan oleh m asyarakat Bajo m erupakan salah satu con toh kebiasaan yan g jika dilakukan secara tidak terken dali dapat berdam pak terhadap kerawan an dan kelan gkaan hutan . Nam un , seben arn ya jika ditelusuri, m asyarakat Bajo m en eban g pohon secara periodik dan berpin dah yan g dilakukan den gan m em ben tuk sirkular wilayah. Misaln ya, daerah asal pem bukaan hutan ada di wilayah A, kem udian secara berurut dilakukan di wilayah B, kem udian wilayah C, selan jutn ya wilayah D dan seterusn ya sam pai kem bali lagi ke wilayah A. H al in i dilakukan den gan asum si bahwa ladan g di wilayah A ketika ditin ggalkan ke wilayah B, wilayah C dan seterusn ya akan m en galam i pertum buhan alam i dan m em ben tuk hutan baru den gan kom posisi jen is hutan yan g m un gkin sam a atau m un gkin juga tidak. Sehin gga ketika siklus perpin dahan ladan g kem bali ke daerah A, daerah tersebut telah sedem ikian rupa berupa hutan yan g harus kem bali dibuka. Sehin gga, secara alam i seben arn ya m asyarakat Bajo un tuk m em en uhi kebutuhan hidupn ya den gan cara pem bukaan hutan dan ladan g berpin dah telah m elakukan upaya in tern alisasi kerusakan lin gkun gan atau pen gelolaan hutan lestari dan berkelan jutan .

( 2 ) PBM : Tra d is i S a s i

(6)

dilakukan oleh sebagian m asyarakat pesisir di Propin si Maluku. Salah satun ya yan g terken al adalah tradisi Sasi di Kecam atan Saparua, Kabupaten Maluku Ten gah. Sasi adalah suatu kesepakatan tradision al ten tan g pem an faatan sum berdaya alam yan g disusun oleh m asyarakat dan disahkan m elalui m ekan ism e struktural adat di suatu desa. Nikijuluw (1994) m en gun gkapkan bahwa pelaksan aan Sasi di Desa Nolloth m isaln ya, pada saat in i berdasarkan atas Keputusan Desa ten tan g Peraturan Sasi Desa Nolloth yan g dikeluarkan pada tan ggal 21 J an uari 1994 dan disahkan oleh kepala desa dan kewan g. Bersam aan den gan keputusan tersebut, juga dikeluarkan aturan ten tan g san ksi terhadap pelan ggaran Sasi. Zona Sasi m eliputi seluas 125.0 0 0 m2

pada pesisir pan tai sepan jan g 2,5 km , m ulai dari pan tai Um isin (batu berluban g) sam pai den gan pan tai Waillessy (batas den gan Desa Iham ahu). Sedan gkan ke arah laut, zon a in i m ulai dari surut teren dah sam pai kedalam an 25 m . Den gan dem ikian, sebuah zon a sasi m erupakan daerah terbatas bagi pem an faatan sum berdaya alam laut yan g sepen uhn ya diatur m elalui peraturan Sasi.

Seperti yan g telah dikem ukakan di atas, Sasi m erupakan salah satu in stitusi adat yan g berisi kesepakatan -kesepakatan adat len gkap den gan san ksi apabila terjadi pelan ggaran terhadap adat tersebut. Sebagai con toh, dalam ayat 2 pasal 1 Peraturan Sasi dikatakan bahwa zon a in i tertutup bagi an ak n egeri m aupun oran g luar. Kegiatan lain yan g dilaran g, yaitu m em an ah ikan serta kegiatan wisata bahari yan g belum m en dapat ijin dari kepala desa.

Secara alam iah, segen ap peraturan yan g terdapat pada sistem Sasi disam paikan secara lisan dari gen erasi ke gen erasi. Berbeda den gan beberapa sistem tradision al di tem pat lain , sistem Sasi di Desa Nolloth sudah diakom odasi pelaksan aan n ya oleh pem erin tah form al m elalui legitim asi secara tertulis dan form al oleh pem erintah desa pada tahun 1990 . Dengan dem ikian sejak saat itu Sasi m en jadi suatu pran ata yan g form al di ada tin gkat desa.

Sebagai layakn ya sebuah peraturan , pada sistem Sasi juga diatur ten tan g m ekan ism e san gsi apabila terdapat pelan ggaran -pelan ggaran dalam pelaksan aan Sasi. J ika terjadi -pelan ggaran Sasi, m aka oran g yan g bersan gkutan akan ditangkap dan akan dijatuhi san ksi den gan cara m em bayar den da. Nikijuluw (1994) m en giden tifikasi bahwa jika seseoran g m elakukan pem buan gan jarin g atau kegiatan lain yan g m en gharuskan beren an g dan m en yelam , m aka oran g tersebut diden da Rp.25.0 0 0 / oran g; jika m en gam bil bia lola, batu laga, capin g-capin g, teripan g, akar bahar/ bun ga karan g, diden da Rp.7.50 0 / buah, batu, pasir dan kerikil, dendan ya m asin g-m asin g Rp.7.50 0 / buah, Rp.25.0 0 0 / buah, Rp.2.50 0 / buah, Rp.1.0 0 0 / ekor, Rp.5.0 0 0 / pohon , Rp.5.0 0 0 / m3,

Rp.7.50 0 / m3, dan Rp.10 .0 0 0 / m3, sedan gkan jika m en an gkap ikan

(7)

Sistem Sasi di Kabupaten Maluku Tengah ini pada dasarnya diben tuk berdasarkan kesepakatan adat dan disam paikan secara alam iah dari gen erasi ke generasi. Sistem Sasi in i kem udian dilegitim asi oleh in stitusi form al, dalam hal in i pem erin tah m elalui in stitusi desa yan g m em bawahi praktek-praktek Sasi tersebut.

( 3 ) PBM : H u ku m Ad a t Pa n glim a La o t ( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

Propin si Nan ggroe Aceh Darussalam m em iliki hukum adat laut yan g berlaku secara turun tem urun dan hin gga saat in i m asih dipertahankan . H ukum adat laut in i dibuat dan diran can g pada zam an Pem erin tahan Sultan Iskan dar Muda (160 7-1636). H ukum adat laut di Nan groe Aceh Darussalam diken al den gan istilah

Pa n glim a La o t.

Men urut Peraturan Daerah (Perda) Nanggroe Aceh Darussalam Pasal 1 ayat 14 Nom or 7 Tahun 20 0 0 , Panglim a Laot didefin isikan sebagai oran g yan g m em im pin adat istiadat, kebiasaan -kebiasaan yan g berlaku di bidan g pen an gkapan ikan di laut, term asuk m en gatur tem pat atau wilayah pen an gkapan ikan dan pen yelesaian sen gketa.

Fun gsi dan Tugas Pan glim a Laot :

(i) Mem ban tu pem erin tah dalam pem ban gun an perikan an dan pelestarian adat istiadat dalam m asyarakat n elayan

(ii) Mem elihara dan m en gawasi keten tuan hukum adat laut

(iii) Men gkoordin ir setiap usaha pen an gkapan ikan di laut

(iv) Men yelesaikan perselisihan atau sen gketa yan g terjadi an tar sesam a an ggota n elayan atau kelom pokn ya

(v) Men gurus dan m en yelen ggarakan upacara adat laut

(vi) Men jaga dan m en gawasi hutan bakau dan pohon -pohon lain di tepi pan tai agar jan gan diteban g karen a ikan akan m en jauh ke ten gah laut

(vii) Merupakan badan pen ghubun g an tara n elayan den gan pem erin tah dan pan glim a laut.

Adapun keten tuan -keten tuan yan g diatur dalam hukum adat laut adalah :

(8)

(ii) Keten tuan ten tan g pen yelesaian sen gketa an tar n elayan dalam pen an gkapan ikan

(iii) Pan tan gan turun ke laut

(iv) Keten tuan ten tan g adat sosial

(v) Keten tuan adat ten tan g pem eliharaan lin gkun gan

Perda in i secara tegas m en gam an atkan bahwa Pan glim a Laot adalah lem baga yan g berwen an g m en gelola sum berdaya perikan an yan g terdapat di wilayah perairan Lhok (teluk).

( 4 ) P B M : Tra d is i A w ig -a w ig d i N u s a P e n id a B a li ( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

Aturan pen gelolaan sum berdaya perikan an pan tai yan g ada di Nusa Pen ida, Provin si Bali disebut den gan aw ig-aw ig. Aw ig-aw ig tersebut m erupakan aturan turun tem urun yan g tertulis dalam tulisan Kawi atau J awa Kun o pada daun lon tar, kem udian diterjem ahkan ke dalam tulisan latin den gan m en ggun akan Bahasa Bali pada Tahun 198 2 m en jadi 8 (delapan ) bab dan 92 pasal.

Peraturan pem an faatan dan pen gelolaan pan tai yan g saat in i berlaku di J un gut Batu m erupakan im plem en tasi dari peraturan form al, yaitu Un dan g-Un dan g Nom or 4 Tahun 198 2 ten tan g Keten tuan -Keten tuan Pokok Pen gelolaan Lin gkun gan H idup. Isi dari aturan yan g m en yan gkut pen gelolaan sum berdaya perikan an pan tai ditetapkan oleh pem erin tah desa, peran gkat adat, dan tokoh-tokoh agam a atau adat sebagai berikut :

(i) Masyarakat Adat Desa J un gut Batu dilarang m en gam bil dan m em an faatkan kayu bakau un tuk kepen tin gan apapun

(ii) Masyarakat Adat Desa J un gut Batu tidak diperkenan kan m en gam bil batu karan g karen a dapat m erusak ekosistem yan g m en yebabkan abrasi pan tai dan m erusak kein dahan

(iii) Un tuk kebutuhan pem ban gun an rum ah tin ggal, pen gam bilan pasir pan tai dialokasikan di daerah terten tu di desa adat den gan sepen getahuan kepala adat

( 5 ) P B M : Ke s e p a ka ta n A w ig -a w ig d i Lo m bo k B a ra t

( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

(9)

Den gan dem ikian , setiap wilayah laut yan g di saw en sum berdaya ikan lautn ya tidak boleh ditan gkap, sehin gga saw en diartikan sebagai laran gan un tuk m elakukan kegiatan pen an gkapan ikan di suatu zon a dalam waktu yan g sudah ditetapkan m elalui kesepakatan m asyarakat lokal.

Tujuan dilaksan akan n ya upacara adat saw en adalah agar ikan -ikan m en jadi jin ak sehin gga akan tercapai hasil yan g optim al. Aturan adat saw en dalam pen gelolaan sum berdaya perikan an m erupakan kebiasaan yan g berlaku secara turun tem urun dan tidak tertulis, n am un m asyarakat setem pat san gat m em atuhi aturan tersebut.

Sem en tara itu, seirin g den gan ditetapkan n ya Un dan g-Un dan g Nom or 22 Tahun 1999 ten tan g Pem erin tahan Daerah, m aka m asyarakat Lom bok Barat bagian Utara m elakukan rekon struksi dan revitalisasi aturan lokal (saw en ) yan g hilan g. Adan ya pen guatan aturan lokal in i dipen garuhi oleh m asalah pokok, yaitu kon flik dalam kegiatan pem an faatan sum berdaya perikan an laut. Adapun kon flik itu sen diri dipengaruhi oleh kerusakan lin gkun gan (ekologi), pertam bahan pen duduk (dem ografi), lapan gan pekerjaan yan g m akin sedikit, lin gkun gan politik legal, perubahan tekn ologi dan perubahan tin gkat kom ersialisasi.

Wilayah yan g diatur oleh aw ig-aw ig sejauh tiga m il dari garis pan tai dan bersifat eksklusif, karen a setiap kegiatan yan g m em an faatkan sum berdaya perikan an laut harus sesuai den gan aturan yan g berlaku dan alat tan gkap yan g dipergunakan adalah alat tan gkap tradisional. Sedan gkan lem baga yan g disepakati oleh m asyarakat un tuk m en yelen ggarakan aw ig-aw ig dalam pen gelolaan sum berdaya perikan an laut di Lom bok Barat bagian Utara adalah Lem baga Musyawarah Nelayan Lom bok Utara (LMNLU) sesuai den gan Surat Keputusan LMNLU Nom or 0 6/ LMNLU/ V/ 20 0 0 den gan susun an pen gurus yan g terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, ben dahara, dan seksi-seksi yaitu keam an an laut, kebersihan pan tai, kesejahteraan sosial, serta kon servasi dan rehabilitasi.

( 6 ) PBM : Ke s e p a ka ta n A w ig -a w ig d i Lo m bo k Tim u r ( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

(10)

(i) Batas dan jalur pen an gkapan ikan di Perairan Tan jun g Luar.

(ii) San ksi terhadap pelan ggaran batas dan jalur pen an gkapan ikan di Perairan Tan jun g Luar.

Dasar pertim ban gan dikeluarkan keputusan desa tersebut adalah :

(i) Dem i keam an an , ketertiban dan ken yam an an para n elayan dalam m en an gkap ikan di Perairan Tan jun g Luar.

(ii) Serin g terjadi pertikaian dan perkelahian di laut an tara sesam a n elayan tradision al, akibat kuran g jelasn ya pem batasan jalur an tara n elayan yan g setin gkat lebih m odern .

Keputusan desa tersebut diken al dengan n am a Aw ig-aw ig Pen gaturan J alur-jalur Pen an gkapan Ikan bagi Nelayan atau

A w ig -a w ig J a lu r La u t. Adapun keputusan in i m en gatur ten tan g

adan ya 4 (em pat) jalur pen an gkapan ikan bagi para n elayan tradision al yan g m elakukan kegiatan pen an gkapan ikan di laut. Pen en tuan jalur in i m erupakan im plem en tasi dari peraturan form al yan g telah ditetapkan pada Keputusan Men teri Pertan ian Nom or 60 7/ KPTS/ UM/ 1976 ten tan g J alur-J alur Pen an gkapan Ikan , yaitu:

(i) J alur pen an gkapan I adalah perairan selebar 3 m il laut.

(ii) J alur pen an gkapan II adalah perairan selebar 3-6 m il laut.

(iii) J alur pen an gkapan III adalah perairan selebar 6-12 m il laut.

(iv) J alur pen an gkapan IV adalah perairan selebar 12 m il.

H ukum adat Aw ig-Aw ig di Desa Tan jun g Luar, Kecam atan Keruak, Kabupaten Lom bok Tim ur in i kuran g dipatuhi oleh m asyarakat lokal, dikaren akan kuran g dilibatkan n ya m asyarakat dalam sistem kelem bagaan n ya.

( 7) PBM : H a k U la ya t La u t d i Pu la u P a ra , S u la w e s i U ta ra ( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

(11)

Selam a in i pelaksan aan hak ulayat laut di Pulau Para tidak m en im bulkan kon flik dan berjalan den gan baik, karen a :

(i) Adan ya kepercayaan tradisional terhadap ikan layan g dian ggap sebagai ikan yan g dipelihara oleh arwah leluhur n elayan Pulau Para, dan han ya boleh ditan gkap den gan alat tan gkap seke dan pukat lin gkar. Kepercayaan in i didukun g oleh adan ya m itos bahwa tem pat pen an gkapan ikan dian ggap sebagai tem pat keram at.

(ii) Seke yan g m erupakan alat tan gkap ikan layan g dian ggap

sebagai sim bol persatuan m asyarakat Pulau Para. Oleh karen a itu m erupakan suatu kewajiban un tuk m en jadi an ggota seke agar m asyarakatn ya dapat bersatu.

(iii) Desa m asih berperan dom in an dalam m en egakkan pelaksan aan hak ulayat laut di Pulau Para. Kepala desa akan m elibatkan tokoh m asyarakat dan elit desa serta pen gurus organ isasi seke dalam m elakukan pen jadwalan pen goperasian seke, pem oton gan sebagian hasil tan gkapan un tuk kepen tin gan um um , pen gawasan terhadap pelan ggaran di tem pat pen an gkapan ikan dan pem berian izin un tuk sekelom pok n elayan yan g akan m en goperasikan seke.

Pen gaturan jadwal pen an gkapan , poton gan , pen gawasan dan pem berian izin yan g disepakati dalam organ isasi seke selaku lem baga yan g diben tuk berdasarkan kesepakatan spon tan n elayan in i m en un jukkan adan ya upaya pen gelolaan sum berdaya ikan laut yan g berkelan jutan .

( 8 ) PBM : H a k U la ya t La u t d i En d o kis i Ka b u p a te n J a ya p u ra ( Ku s u m a s ta n to e t a l, 2 0 0 4 )

En dokisi adalah sebuah desa pan tai yan g berada di Teluk Tanah Merah, yan g secara adm in istratif m asuk wilayah Kecam atan Dem ta, Kabupaten J ayapura. Mata pen caharian pen duduk En dokisi pada m ulan ya sebagai petan i tetapi kem udian ban yak yan g beralih m en jadi n elayan . Kepem im pin an di Desa En dokisi bertum pu pada “tiga tun gku” yaitu pem erin tah, pem im pin tradision al dan gereja yan g m en yatu dalam dewan adat dan diben tuk tahun 198 6. Tugas Dewan Adat adalah m en yelesaikan perm asalahan yan g ada kaitan n ya den gan m asalah adat.

(12)

suku-suku dalam m elakukan kegiatan pen an gkapan ikan m em pergun akan pan ah dan tom bak, n am un oran g di luar suku pem ilik wilayah laut boleh m en an gkap ikan secara bebas.

Den gan diken aln ya alat tan gkap jarin g dan sero apun g yan g dapat m en geksploitasi sum berdaya secara lebih besar, m en im bulkan kesadaran para pem egan g hak ulayat laut un tuk m em berlakukan aturan yan g m en gharuskan pem ilik sero atau jarin g yan g akan m en goperasikan alat tan gkapn ya di wilayah suku lain un tuk m em in ta izin kepada Kepala Suku yan g bersan gkutan m elalui Dewan Adat. Keputusan Dewan Adat itulah yan g m erupakan sum ber legalitas dari pelaksan aan hak ulayat laut disam pin g legen da ten tan g sejarah desa sebagai sum ber legalitas pem ilikan wilayah laut.

Perubahan tekn ologi dalam kegiatan pen an gkapan ikan san gat berpen garuh terhadap pelaksan aan hak ulayat laut. H al tersebut disebabkan oleh kekhawatiran m asyarakat terhadap kelan gsun gan sum berdaya di wilayah pem ilik hak ulayat laut terutam a terhadap tin gkat eksploitasi sero dan jarin g yan g dian ggap lebih tin ggi. Perm ohon an dan pem berian izin tidak dilakukan dalam ben tuk tertulis dan tidak didasarkan pada perhitun gan m ateri. Nam un dem ikian , pem ilik alat tan gkap akan m en yerahkan sebagian uan g dari hasil pen jualan ikan kepada Dewan Adat.

San ksi oleh Dewan Adat han ya diberikan kepada para n elayan yan g m en goperasikan jarin g atau sero apun g atau alat tan gkap lain yan g dian ggap m em iliki tin gkat eksploitasi yan g tin ggi di wilayah lain tan pa izin . Di Desa En dokisi diken al em pat tin gkatan san ksi, yaitu (1) teguran , (2) tobu (disuruh m en cari kelapa), (3) disuruh m en an gkap babi, dan (4) H ukum an m ati. H ukum an m ati sejak m asukn ya In jil tidak diberlakukan lagi. Pada saat in i san ksi terhadap pelan ggaran hak ulayat laut han ya berupa den da saja.

Pen gaturan jum lah alat tan gkap yan g boleh dioperasikan di perairan laut Desa En dokisi diberikan oleh Dewan Adat dapat m en jam in kelestarian sum berdaya ikan di sekitar wilayah perairan n ya yan g m erupakan salah satu tujuan pen gelolaan sum berdaya ikan .

(13)

4 . REKAYAS A IMPLEMEN TAS I KEGIATAN PEN GELOLAAN B ERB AS IS MAS YARAKAT

Pen gelolaan berbasis m asyarakat m erupakan altern atif pen gelolaan yan g diharapkan m am pu m en jawab persoalan yan g terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik sum berdaya alam dan sum berdaya m an usia di wilayah tersebut. Dalam hal in i, suatu kom un itas m em pun yai hak un tuk dilibatkan atau bahkan m em pun yai kewen an gan secara lan gsun g un tuk m em buat sebuah peren can aan pen gelolaan wilayahn ya disesuaikan den gan kapasitas dan daya dukun g wilayah terhadap ragam aktivitas m asyarakat di sekitarnya. Pola peren can aan pen gelolaan seperti in i serin g diken al den gan sebutan participatory m anagem ent planning, dim an a pola pen dekatan peren can aan dari bawah yan g disin kron kan den gan pola pen dekatan peren can aan dari atas m en jadi sin ergi diim plem en tasikan . Dalam hal in i prin sip-prin sip pem berdayaan m asyarakat m en jadi hal krusial yan g harus dijadikan dasar im plem en tasi sebuah pen gelolaan berbasis m asyarakat.

COREMAP-LIPI (1997) juga m en yebutkan bahwa tujuan um um program pen gelolaan berbasis m asyarakat adalah m em berdayakan m asyarakat agar dapat berperan serta secara aktif dan terlibat lan gsun g dalam pen gelolaan sum berdaya alam lokal un tuk m en jam in dan m en jaga kelestarian pem an faatan sum berdaya tersebut dan den gan dem ikian dapat m en jam in adan ya pem ban gun an yan g berkesin am bun gan di wilayah bersan gkutan . Sedan gkan tujuan khusus program PBM adalah (i) m en in gkatkan kesadaran m asyarakat m en genai pen tin gn ya pen gelolaan sum berdaya alam secara lestari; (ii) m en in gkatkan kem am puan m asyarakat un tuk berperan serta dalam pen gem ban gan ren can a pen gelolaan sum berdaya terpadu yan g sudah disetujui bersam a; (iii) m em ban tu m asyarakat setem pat m em ilih dan m en gem ban gkan aktivitas ekon om i altern atif yan g lebih sustain dan m em berikan ben efit yan g m in im al sam a den gan aktivitas ekon om i yan g dilakukan sebelum n ya; (iv) m em berikan pelatihan m en gen ai sistem pelaksan aan dan pen gawasan pen gelolaan berbasis m asyarakat; serta (v) m em bekali m asyarakat setem pat den gan keteram pilan dasar dan praktis dalam berusaha.

(14)

m en gan ut kon sep keberlan jutan sum berdaya (kon servatif). J ika pertan yaan -pertan yaan tersebut tidak len gkap terjawab, m aka perlu dilakukan upaya un tuk m em buat kesepakatan baru secara bersam a yan g bersifat m elem baga dan atau m en tran sform asi kesepakatan lokal yan g telah ada.

Sesuai dengan petun juk tekn is pen gelolaan berbasis m asyarakat (PBM) yan g diacu COREMAP (dim odifikasi), terdapat 10 lan gkah kegiatan dalam im plem en tasi PBM, yaitu:

( 1) Pe rs ia p a n

Dalam persiapan in i terdapat tiga kegiatan kun ci yan g harus dilaksan akan , yaitu (i) sosialisasi ren can a kegiatan den gan m asyarakat dan kelem bagaan lokal yan g ada, (ii) pem ilihan / pen gan gkatan m otivator (key person ) desa, dan (iii) pen guatan kelom pok kerja yan g telah ada/ pem ben tukan kelom pok kerja baru.

( 2 ) Pe re n ca n a a n

Dalam m elakukan peren can aan pen gelolaan berbasis m asyarakat in i terdapat tujuh cirri peren canaan yan g din ilai akan efektif, yaitu (i) proses peren can aan n ya berasal dari dalam dan bukan dim ulai dari luar, (ii) m erupakan peren can aan partisipatif, term asuk keikutsertaan m asyarakat lokal, (iii) berorien tasi pada tin dakan (aksi) berdasarkan tin gkat kesiapan n ya, (iv) m em iliki tujuan dan luaran yan g jelas, (v) m em iliki keran gka kerja yan g fleksibel bagi pen gam balian keputusan , (vi) bersifat terpadu, dan (vii) m eliputi proses-proses un tuk pem an tauan dan evaluasi.

( 3 ) P e rs ia p a n S o s ia l

Un tuk m en dapatkan dukun gan dan partisipasi m asyarakat secara pen uh, m aka m asyarakat harus dipersiapkan secara sosial agar dapat (i) m en gutarakan aspirasi serta pen getahuan tradision al dan kearifan n ya dalam m en an gan i isu-isu lokal yan g m erupakan aturan -aturan yan g harus dipatuhi, (ii) m en getahui keun tun gan dan kerugian yan g akan didapat dari setiap pilihan in terven si yan g diusulkan yan g dian ggap dapat berfun gsi sebagai jalan keluar un tuk m en an ggulan gi m asalah-m asalah yan g dihadapi, dan (iii) berperan serta dalam peren can aan dan pen gim plem en tasian ren can a tersebut.

( 4 ) Pe n ya d a ra n Ma s ya ra ka t

(15)

pen yadaran ten tan g poten si ekonom i lokal yan g m em un gkin kan un tuk dikem ban gkan .

( 5 ) An a lis is Ke bu tu h a n

Un tuk m elakukan an alisis kebutuhan terdapat tujuh lan gkah pelaksan aan n ya, yaitu: (i) PRA den gan m elibatkan m asyarakat lokal, (ii) iden tifikasi situasi yan g dihadapi di lokasi proyek, (iii) an alisis kekuatan , kelem ahan , peluan g dan an cam an , (iv) iden tifikasi m asalah-m asalah yan g m em erlukan tin dak lan jut, (v) iden tifikasi pem an faatan kebutuhan -kebutuhan yan g diin gin kan di m asa depan , (vi) iden tifikasi ken dala-ken dala yan g dapat m en ghalan gi im plem en tasi yan g efektif dari ren can a-ren can a tersebut, dan (vii) iden tifikasi strategi yan g diperlukan un tuk m en capai tujuan kegitan .

( 6 ) Pe la tih a n Ke te ra m p ila n D as a r

Dalam pelaksan aan pelatihan keteram pilan dasar terdapat delapan kegiatan pokok yan g harus dilaksan akan , yaitu (i) pelatihan m en gen ai peren can aan pen gelolaan sum berdaya, (ii) keteram pilan ten tan g dasar-dasar m an ajem en keuan gan , (iii) keteram pilan ten tan g tata buku dan audit, (iv) pelatihan tekn is yan g berkaitan den gan usaha m ikro dan prasaran a, (v) peran serta m asyarakat dalam pem an tauan dan pen gawasan , (vi) pelatihan dasar ten tan g pen gam atan sum berdaya, (vii) pelatihan pem an tauan kon disi sosial ekon om i dan ekologi, dan (viii) orien tasi m en gen ai pengawasan dan pelaksan aan keten tuan -keten tuan yan g berkaitan den gan pelestarian sum berdaya.

( 7) Pe n yu s u n a n Re n ca n a Pe n ge lo la a n S u m be rd a ya Te rp a d u D a n Be rke la n ju ta n

Terdapat lim a lan gkah pen yusun an ren can a pen gelolaan sum berdaya terpadu dan berkelan jutan , yaitu: (i) m en gkaji perm asalahan , strategi dan ken dala yan g akan dihadapi dalam pelaksan aan pen gelolaan sum berdaya, (ii) m en en tukan sasaran dan tujuan pen yusun an ren can a pen gelolaan , (iii) m em ban tu pelaksan aan pem etaan oleh m asyarakat, (iv) m en giden tifikasi hak gun a atas sum berdaya yan g ada, dan (v) m elibatkan m asyarakat dalam proses peren can aan serta dalam pem an tauan pelaksan aan ren can a tersebut.

( 8 ) Pe n ge m b a n ga n Eko n o m i Lo ka l

(16)

m an ajem en usaha, dan (v) m en gusahakan pem biayan bagi usaha-usaha pilihan m elalui pen yediaan dan a awal, pen in gkatan akses ke berbagai sum ber dan a dan m en gkaji kem un gkin an pen gem ban gan koperasi.

( 9 ) Pe n ge m b a n ga n Fa s ilita s S o s ia l

Terdapat dua kegiatan pokok dalam pen gem ban gan fasilitas sosial in i, yaitu: (i) m elakukan perkiraan atau an alisis ten tan g kebutuhan prasaran a yan g dibutuhkan un tuk m em ban tu pen gem ban gan ekon om i lokal, pen yusun an ren can a pen gelolaan dan pelaksan aan pen gelolaan berbasis m asyarakat, serta (ii) m en in gkatkan kem am puan (keteram pilan ) lem baga-lem baga desa yan g bertan ggung jawab atas pelaksan aan lan gkah-lan gkah pen yelam atan sum berdaya dan pem ban gun an prasaran a.

( 10 ) Pe n d a n a a n

Pen dan aan m erupakan bagian terpen tin g dalam proses im plem entasi PBM. Oleh karena itu, peran pem erintah selaku pen yedia pelayan an diharapkan dapat m em berikan alternatif pem biayaan sebagai dan a awal peren can aan dan im plem en tasi PBM. Nam un dem ikian , dan a swadaya m asyarakat diharapkan dapat m enjadi tum puan pelaksan aan PBM selan jutn ya terlebih bilam an a kegiatan ekon om i lokal telah m em berikan m an faat bagi m asyarakat setem pat.

Kesepuluh proses im plem en tasi PBM tersebut di atas tidak bersifat absolut, tetapi dapat disesuaikan den gan karakteristik wilayah, sum berdaya dan m asyarakat setem pat, terlebih bilam an a di wilayah tersebut telah terdapat kelem bagaan lokal yan g m em berikan peran positif bagi pen gelolaan sum berdaya dan pem ban gun an ekon om i m asyarakat sekitarn ya.

5 . B AH AN BACAAN

Carter, J .A. 1996. Introductory Course on Integrated Coastal Zone M an agem en t (Train in g M an ual). Pusat Pen elitian Sum berdaya Alam dan Lin gkun gan Un iversitas Sum atera Utara, Medan dan Pusat Pen elitian Sum berdaya Man usia dan Lin gkun gan Un iversitas In don esia, J akarta; Dalhousie University, En viron m en tal Studies Cen tres Developm en t in In don esia Project.

COREMAP-LIPI. 1997. Petun juk Pelaksan aan Pen gelolaan Berbasis Masyarakat. Dokum en buah kerjasam a an tara Lem baga Ilm u Pen getahuan In don esia, Pusat Pen elitian dan Pen gem ban gan Osean ologi, Proyek Rehabilitasi dan Pen gelolaan Terum bu Karan g dan PT. ECOLINK UTAMA. 19 hal.

(17)

Osean ologi, Proyek Rehabilitasi dan Pen gelolaan Terum bu Karan g dan PT. ECOLINK UTAMA. 30 hal.

Dahuri, R. Rais, J ., Gin tin g, S.P., dan Sitepu, M.J . 20 0 1. Pen gelolaan Sum berdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Cetakan Kedua : ISBN 979-40 8 -38 1-X. PT. PRADNYA PARAMITA, J akarta. 328 hal.

Departem en Kelautan dan Perikan an Republik In don esia [DKP-RI]. 20 0 2. Keputusan Men teri Kelautan dan Perikan an Nom or: KEP. 10 / MEN/ 20 0 2 ten tang Pedom an Um um Peren can aan Pen gelolaan Pesisir Terpadu. Diperban yak oleh Din as Perikan an dan Kelautan Propin si J awa Ten gah. 51 hal.

Kusum astan to, T. Aziz, K.A., Boer, M., Purbayan to, A., Kurn ia, R., Yulian to, G., Eidm an , E., Wahyudin , Y, Vitn er, Y. dan Solihin , A. 20 0 4. Kebijakan Pen gelolaan Sum berdaya Perikan an In don esia. Kerjasam a Direktorat J en deral Perikan an Tan gkap Departem en Kelautan dan Perikan an dan Pusat Kajian Sum berdaya Pesisir dan Lautan In stitut Pertan ian Bogor.

Kusum astanto, T. Koeshen drajan a, S., H aridijatn o, dan Wahyudin , Y. 1999. Pen yusun an Kon sep Pen gelolaan Sum erdaya Pesisir yan g Berbasis Masyarakat (PBM) di Propin si Lam pun g. Laporan Akhir, Kerjasam a Direktorat J en deral Pem ban gun an Daerah Departem en Dalam Negeri dan Pusat Kajian Sum berdaya Pesisir dan Lautan In stitut Pertan ian Bogor. 79 hal.

McAllister, Karen . 1999. Un derstan din g Participation : Mon itorin g an d Evaluatin g Process, Output an d Outcom es. In tern ation al Developm en t Research Cen ter [IDRC], Coastal Based Natural Resources Man agem en t [CBNRM], Can ada. 51p (p:10 ).

Nikijuluw, V.P.H . 1994. Sasi sebagai Suatu Pen gelolaan Sum berday a Berdasarkan Kom un itas (PSBK) di Pulau Saparua, M aluku. J urn al Pen elitian Perikan an Laut, 93:79-92.

Pom eroy, R.S. and M.J . William s. 1994. Fisheries Co-m anagem ent and Sm all-scale Fisheries : A Policy Brief. ICLRAM, Man ila. 15 p.

Soegiarto. 1976. Pedom an Um um Pen gelolaan Wilayah Pesisir. Lem baga Osean ologi Nasion al, J akarta.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian untuk diketahui dan dimaklumi, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. Kelompok Kerja (Pokja) VII Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor : 10/PL/ULP-POKJA I/DINKES/WKTB/IX/2012 tanggal 29 September 2012, dengan ini kami umumkan perusahaan tersebut di bawah ini

Sejalan dengan itu, SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YPI AL-IKHLAS PAINAN merupakan bagian lembaga pendidikan yang cukup tinggi dilingkungan pendidikan formal, juga

[r]

[r]

Berkaitan dengan hal tersebut saat ini dalam proses transaksi penjualannya masih bersifat manual atau masih menggunakan tulis tangan yang mengakibatkan lamanya

Apakah emoticon BBM bisa mewakili diri anda, pada saat anda sedang mengalami masalah, misalnya menggunakan salah satu emoticon di BBM untuk membuat status di BBM anda.. Jawab