• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga pada Siswa Kelas I SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga pada Siswa Kelas I SD"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Kelas I SDN Tegalrejo

Semester I tahun pelajaran 2017/2018. Letak SD ini ialah di jalan Jl.

Pahlawan, Tegalrejo. Lokasi sekolah ini berada di satu komplek dengan

Kodim Tegalrejo tepatnya berada di belakang Kodim Tegalrejo di jalan

Magelang-Kopeng. Sekolah ini berdampingan dengan pemukiman

penduduk Dusun Krajan, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo,

Kabupaten Magelang. Di sekolah ini terdapat 9 ruang kelas, 1

perpustakaan, 1 lapangan multifungsi, 1 ruang aula, 1 ruang gudang, 1

ruang UKS, dll. Alasan peneliti mengambil lokasi ini dengan

mempertimbangkan relasi yang sudah cukup baik dengan pihak sekolah

khususnya guru yang mengajar dikelas I, kemudian jarak tempat tinggal

peneliti dengan SD tidak terlalu jauh sehingga mudah untuk memperoleh

data yang dibutuhkan dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan

target peneliti.

Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Tegalrejo. Jumlah

siswa di kelas tersebut sebanyak 27 orang siswa yang terdri atas 14 orang

siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Wali kelas IB pada saat ini

adalah Ibu Triana Handayani, S.Pd. dan Kepala Sekolah adalah Bapak

Fazan Istarta, S.Pd., M.M Siswa kelas I SDN Tegalrejo ini berasal dari

latar belakang keluarga dan ekonomi yang berbeda, mata pencaharian

orang tua mereka pun juga berbeda. Asal daerah mereka pun berbeda

antara siswa satu dengan yang lainnya. Dari berbagai karakteristik yang

berbeda ini, menimbulkan dampak untuk siswa saat dalam pembelajaran

(2)

bacaan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan pemahaman bacaan bagi

siswa untuk menunjang kemampuannya di berbagai subjek pembelajaran.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan jenis penelitian tindakan

kelas (classroom action research), dengan model pembelajaran kolaboratif

yaitu hadirnya suatu kerja sama dangan pihak guru dengan peneliti.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini dibantu dengan bantuan

kolabolator yaitu guru kelas I SDN Tegalrejo. Harapan peneliti melalui

penelitian kolaboratif ini dapat membantu pelaksanaan hipotesis tindakan

yang telah direncanakan pada bab sebelumnya dengan baik. Penelitian

tindakan kelas ini dikumpulkan dengan dua jenis data, yaitu kuantitatif dan

kualitatif. Data yang diperoleh digunakan untuk menggambarkan

perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja guru, kinerja siswa, dan

perubahan yang terjadi di kelas. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi

pemahaman siswa terhadap suatu bacaan. Kemudian, data kualitatif berupa

lembar observasi guru dan siswa.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan

dengan menggunakan desain pembelajaran menurut Suharsimi Arikunto

(2006), yang mana satu siklusnya terdiri dari tiga tahapan yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan dan pengamatan, serta (3) refleksi.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang

berupa tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

(3)

Gambar 3.1 Langkah – langkah Penelitian Tindakan

3.4 Perencanaan Penelitian

1) Permintaan Izin

Permintaan izin di SDN Tegalrejo kepada kepala sekolah sebelum

melakukan penelitian.

2) Observasi dan wawancara sebelum diadakannya penelitian

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan

gambaran awal tentang SDN Tegalrejo secara keseluruhan dan keadaan

proses pemahaman membaca siswa kelas I.

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS 1

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS 2

Pengamatan

Refleksi

(4)

3) Identifikasi masalah

Dalam kemampuan pemahaman membaca siswa kelas I SDN

Tegalrejo, siswa membaca dengan hafalan huruf tanpa mengetahui makna

dari bacaan, sehingga siswa ketika mendapat soal yang tersirat dalam

bacaan sering merasa kebingungan. Dengan mengajak siswa membaca

bacaan dengan alat peraga dan memahami maknanya maka akan

membantu siswa untuk melatih menemukan makna tersirat dalam bacaan

sehingga siswa dapat dengan mudah mencari makna dari suatu bacaan.

4) Perencanaan tindakan

Menelaah pemahaman membaca siswa kelas semester I yang akan

dilakukan untuk penelitian dengan menelaah kemampuan siswa

memahami bacaan. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sesuai indikator yang telah ditetapkan. Kemudian, menyusun skenario

kemampuan pemahaman membaca siswa dengan metode global.

Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran, menyiapkan lembar

observasi yang akan digunakan dalam penelitian. Menyiapkan alat

evaluasi yang berupa lembar kerja siswa dalam bentuk tes tertulis.

5) Pelaksanaan tindakan

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui 2 siklus yang mana siklus

1 dimulai dari perencanaan pembelajaran kemudian kegiatan pelaksanaan

sekaligus pengamatan kegiatan terakhir yaitu diadakan suatu refleksi

setelah diadakan pembelajaran. Alur siklus 2 sama dengan siklus 1, siklus

2 dimulai dari perencanaan pembelajaran, kemudian pelaksanaan sekaligus

pengamatan, kemudian diadakan refleksi setelah pembelajaran. Siklus 2

yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sebelumnya. Jika 2

siklus belum tuntas, dapat menggunakan 3 siklus yaitu kembali ke

(5)

6) Observasi saat pembelajaran berlangsung

Kegiatan observasi dilaksanakan oleh guru pengamat untuk

mengamati aktivitas siswa selama memahami bacaan yang menggunakan

metode global. Selain siswa, guru pengamat juga mengamati guru yang

menerapkan metode pembelajaran global.

7) Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode global

pada 2 siklus, kemudian diperoleh hasil kemampuan membaca siswa.

Selain itu hasil pengamatan terhadap aktivitas gurupun juga telah

diperoleh. Dari data yang telah diperoleh peneliti, peneliti melihat

indikator ketercapaian indikator kinerja telah dicapai. Apabila belum

tercapai maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus berikutnya agar

pelaksanaannya lebih efektif dan tercapai indikator kinerjanya.

3.5 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008), “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.” Variabel merupakan suatu yang bersikap berubah-ubah dan tidak tetap, sehingga variabel ini dapat berberubah-ubah seiring

perkembangan. Variabel dibagi menjadi dua yang sering dikatahui yaitu

variabel bebas dan variabel tetap. Variabel terikat atau variabel tergantung

adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan

variabel bebas.Variabel tergantung merupakan variabel yang diamati dan

diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel.

Variabel penelitian pada tindakan ini adalah siswa kelas I SDN

Tegalrejo pada kemampuan pemahaman membaca serta penelitian ini

menggunakan tiga variabel yaitu metode global, berbantuan media gambar

dan alat peraga dan kemampuan pemahaman membaca siswa. Adapun

(6)

3.5.1 Variabel Bebas (X) Metode Global dengan Berbantuan Media

Gambar dan Alat Peraga

Variabel bebas dari penelitian tindakan yang akan dilakukan adalah

metode global dikolaborasikan dengan media gambar dan alat peraga yang

digunakan.

a. Metode global (X1)

Metode global adalah sebuah metode pembelajaran membaca utuh

satu kalimat kemudian dipecah menjadi kata, kemudian kata dipecah

menjadi suku kata, kemudian suku katadipecah menjadi huruf.

Pertama-tama siswa diarahkan untuk dapat memahami bacaan dengan disuguhkan

kalimat yang utuh. Kemudian setelah siswa memahami secara kalimat

utuh kemudian dibagi memjadi kata. Setelah siswa memahami makna dari

setiap katanya siswa diarahkan untuk dapat memahami setiap subkatanya.

Langkah terakhir adalah siswa memahami huruf pada subkata yang ada.

b. Media gambar dan alat peraga (X2)

Menurut Haryanto (2009), “Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai

curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret,

slide, film, strip, opaque proyektor.” Kemudian Panjiamboro (2013),

menyatakan bahwa, “Alat peraga pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif.”

3.5.2 Variabel Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2008), variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada

penelitian ini yang mejadi variabel terikat adalah kemampuan pemahaman

membaca siswa kelas I SDN Tegalrejo.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

pemahaman membaca siswa. Kemampuan pemahaman membaca siswa

(7)

sehingga siswa mampu untuk memahami maksut penulis dalam kalimat

yang ada. Hal yang berkaitan dengan skor ketepatan siswa memahami

bacaan sesuai maksud penulis merupakan ranah kognitif dalam

pembelajaran.

3.6 Rencana Tindakan

3.6.1 Pra Siklus

Pada tahap ini, peneliti mengambil hasil pemahaman membaca

siswa. Kemudian dari hasil belajar itulah, dilakukan refleksi tentang

temuan baik mengenai kelebihan maupun kekurangan yang dijadikan

bahan perbaikan pada siklus 1.

3.6.2 Siklus 1

Pada siklus 1 terdapat beberapa tahapan rencana pelaksanaan

penelitian, diantaranya yaitu:

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini yang akan dilakukan ialah berikut ini.

a. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian,

waktu penelitian akan dilakukan, dan guru kolabolator.

b. Menentukan KI dan KD dengan guru kolabolator koordinasi

dengan observer.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

metode global berbantuan media gambar dan alat peraga.

d. Melakukan koordinasi yang baik dan bekerjasama dengan

guru kelas untuk memecahkan permasalahan yang terjadi

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

e. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang berfungsi untuk

membantu dalam kegiatan melakukan pengamatan.

f. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai

observer kedua terhadap guru aktivitas guru kelas selama

(8)

g. Penyusunan asesmen atau penelitian yaitu menggunakan tes

dan hasil observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan secara umum meliputi tiga kegiatan yaitu:

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk menerima

pelajaran dan menyiapkan alat pembelajaran.

2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

3. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai siswa.

4. Guru melakukan apresepsi.

b. Kegiatan Inti

1. Guru mengajak siswa benyanyi untuk awalan pembelajaran.

2. Guru menampilkan gambar sesuai materi pembelajaran.

3. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan sesuai materi.

4. Guru meminta siswa untuk membuat satu kalimat utuh.

5. Guru memandu siswa untuk memahami kalimat yang telah

dibuat.

6. Guru bersama siswa memahami kalimat dengan membagi

kedalam kata per kata.

7. Guru bersama siswa memahami kata dengan membagi kedalam

subkatanya.

8. Guru bersama siswa memahami subkata dengan membagi

kedalam huruf.

9. Siswa dengan didampingi guru menyusun kata dengan

stereoform sesuai materi.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang

(9)

3. Guru memberikan refleksi.

4. Guru mengajak siswa untuk berdoa.

3) Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas I sebagai pengganti kepala

sekolah. Dalam observasi ini, observer disediakan oleh peneliti lembar

observasi untuk aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam mengajar

melalui metode global berbantuan media gambar dan alat peraga.

4) Refleksi

Refleski dilakukan di kegiatan akhir pertemuan pada siklus 1.

Yang mana, pada kegiatan ini lebih condong ke evaluasi, apakah

kekurangan pada pertemuan satu maupun pertemuan ke dua.

Kekurangan dalam proses pembelajaran pada tahap satu dapat

diperbaiki pada tahap pertemuan kedua. Sedangkan untuk kelebihan

pada tahap 2 dapat dipertahankan, sehingga hasil pembelajaran selalu

meningkat.

3.6.3 Siklus 2

Siklus 2 dapat dilakukan karena belum tercapainya indikator

kinerja. Berdasarkan dari uraian refleksi serta kerjasama dengan

kolabolator peneliti menyusun perencanaan pembelajaran untuk siklus 2.

Yang mana, akan diuraikan pada langkah-langkah berikut ini:

1) Perencanaan

a. Permasalahan dapat diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan pada siklus 1, sehingga rumusannya pun harus

disesuaikan dengan permasalahan pada kegiatan pembelajaran

siklus 1.

b. Merancang kembali RPP, lembar observasi serta soal- soal yang

akan digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan indikator

yang berbeda pada siklus 1.

(10)

d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja

siswa.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan

aktivitas siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan secara umum dilakukan dengan tiga macam

tindakan yaitu: tindakan awal, tindakan inti dan tindakan akhir.

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk menerima

pelajaran dan menyiapkan alat pembelajaran.

2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

3. Guru menyampaiakan tujuan yang akan dicapai siswa.

4. Guru melakukan apresepsi.

b. Kegiatan Inti

1. Guru menampilkan gambar dan mendemonstrasikan gambar.

2. Guru memberikan contoh kalimat pada gambar.

3. Guru memandu siswa untuk memahami kalimat yang telah

dibuat.

4. Guru bersama siswa memahami kalimat dengan membagi

kedalam kata per kata.

5. Guru bersama siswa memahami kata dengan membagi

kedalam subkatanya.

6. Guru bersama siswa memahami subkata dengan membagi

kedalam huruf.

7. Guru meminta siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan.

c. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang

disampaikan.

2. Guru memberikan refleksi.

3. Guru memberikan soal evaluasi.

(11)

3) Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas I sebagai pengganti kepala

sekolah. Dalam observasi ini, observer disediakan oleh peneliti lembar

observasi untuk aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam mengajar

melalui metode global berbantuan media gambar dan alat peraga.

4) Refleksi

Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pengajar

atau guru bersama observer akan melakukan suatu evaluasi mengenai

kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilakukan untuk

memperbaiki pertemuan berikutnya. Ketika persentase pemahaman

membaca siswa dalam siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan

yang ditentukan, maka penelitian dinyatakan selesai.

3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

teknik tes, observasi dan dokumentasi.

1. Teknik Tes

Pengertian Menurut Naniek Sulistya Wardani (2012: 144)

menyebutkan bahwa tes tertulis adalah tes yang soalnya harus dijawab

peserta dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara

umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: tes obyektif, ada yang

pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar atau salah, dan bentuk

menjodohkan. Teknik tes yang digunakan peneliti adalah

menggunakan tes kemampuan membaca siswa berupa tes tertulis.

Dalam setiap akhir siklus akan disajikan soal berupa tes pilihan ganda,

jawaban singkat, dan bentuk menjodohkan.

2. Observasi

Untuk mengamati penerapan metode global yang dilakukan serta

kemampuan pemahaman membaca siswa dalam pembelajaran

(12)

pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Observer mengamati aktivitas guru

dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3. Dokumentasi

Pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan, peneliti

mendokumentasikan (mengambil gambar) kegiatan pembelajaran baik

aktivitas guru maupun siswa, yang mana dapat digunakan bukti

pelaporan penelitian.

3.7.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi

unjuk kerja.

a. Lembar Soal Tes Evaluasi

Lembar soal tes evaluasi diberikan pada siswa setelah

dilakukannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode

global. Hasil dari tes evaluasi yang dikerjakan siswa digunakan untuk

mengetahui seberapa efektif penggunaan metode global dalam

meningkatkan pemahaman membaca siswa. Jumlah soal tes evaluasi

siklus 1 sebanyak 4 soal, dan jumlah soal tes evaluasi siklus 2

sebanyak 4 soal. Penjabaran lembar soal tes evaluasi siklus 1 dan

(13)

Tabel 3.1

Kisi – kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus 1

KD Indikator

Item Soal

No. Item Jumlah

Item

Bahasa Indonesia

3.4 Mengenal kosa kata

tentang anggota tubuh

dan panca indera serta

perawatannya melalui

dengan kosa katan yang

tepat tentang anggota

tubuh dan panca indera

(14)

Tabel 3.2

Kisi – kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus 2

KD Indikator

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa pada setiap pertemuan mulai siklus 1 dan 2. Aktivitas guru yang

diamati mulai dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti

sampai kegiatan akhir melalui metode pembelajaran global, begitu

pula dengan aktivitas siswa mulai dari pra pembelajaran, kegiatan

awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir melalui melalui metode

global. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa

(15)

Tabel 3.3

Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Langkah-

1 Guru mempersiapkan ruang,alat, dan

media pembelajaran

2 Guru meminta siswa mengeluarkan alat

tulis

Pendahuluan

3 Guru mengawali pembelajaran

pembelajaran dengan mengucap salam dan mengabsen siswa.

4 Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

5 Guru menyampaikan apersepsi dengan

bernyanyi lagu “Dua Mata Saya” dan

bertanya tentang bagian tubuh yang disebutkan dalam lagu tersebut.

Inti

6 Menampilkan dan

penggunaan

bagian tubuh sesuai instruksi.

8 Guru menuliskan kalimat sesuai

peragaan yang telah dilakukan siswa saat menunjukkan bagian tubuh.

9 Memisahkan

kalimat-kalimat menjadi kata-kata

Guru memandu siswa memahami kalimat yang dituliskan dengan memisahkan per-kata-nya.

(16)

11 Guru memandu siswa untuk memahami kata bagian tubuh manusia dengan menempel stereoform pada samping gambar sesuai instruksi.

14 Guru membagikan soal evaluasi.

15 Guru menyampaikan rencana kedepan.

16 Guru mengucap salam.

Tabel 3.4

Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No.

2 Siswa mengeluarkan alat tulis.

Pendahuluan

3 Siswa menjawab salam dari guru.

4 Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang disampaikan guru. 5 Siswa bernyanyi lagu “Dua Mata Saya”

dan menjawab tentang bagian tubuh yang disebutkan dalam lagu tersebut.

Inti

6 Menampilkan dan

penggunaan gambar atau alat

peraga dalam permulaan

Siswa mengamati gambar bagian tubuh.

7 Siswa menunjukkan bagian tubuh sesuai

instruksi guru.

8 Siswa mengamati kalimat yang dituliskan

guru dan memahaminya.

9 Memisahkan

kalimat-kalimat menjadi kata-kata

Siswa memahami kalimat yang dituliskan dengan pemisahan per-kata-nya.

(17)

kata menjadi suku kata dan Memisahkan suku kata menjadi huruf

menjadi sub kata dan huruf.

11 Siswa menempel stereoform pada

samping gambar sesuai instruksi. Penutup

12 Siswa mengulang materi dan menarik

kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyaan guru.

13 Siswa melakukan refleksi terhadap materi

pelajaran.

14 Siswa mengerjakan soal evaluasi.

15 Siswa mendengarkan rencana kedepan

yang disampaikan guru.

16 Siswa menjawab salam.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap responden. Uji coba tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui instrumen tersebut dapat memenuhi syarat

validitas dan reliabilitas atau tidak.

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dalam penelitian ini berfungsi untuk menguji setiap

item soal yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan tes individual

setelah pembelajaran dengan menggunakan metode global berbantuan

media gambar dan alat peraga . Untuk mengetahui validitas dan instrumen

sebelumnya harus diuji cobakan di kelas uji coba terlebih dahulu yaitu

kelas II SDN Tegalrejo Kabupaten Magelang.

Penafsiran harga koefisien korelasi (r) dilakukan dengan

membandingkan antara r hitung dengan perhitungan r tabel product

moment yang dengan jumlah N yang sama dengan taraf signifikan 5 %.

“Kriteria pengujian yakni jika r hitung ≥r tabel maka

kita dapat menyimpulkan bahwa instrumen atau item-item

(18)

artian item-item pertanyaan tersebut sudah valid, sebaliknya

jika r hitung < r tabel maka kita dapat menyimpulkan bahwa

instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total dalam artian item-item pertanyaan

tersebut tidak valid.” (Yusri dalam Ilmu Pragmatik dalam Perspektif Kesopanan Berbahasa,2016)

Besar r tabel tergantung dari jumlah responden (N) dan taraf

kesalahannya (a). Dari r tabel product moment untuk responden (N) = 47

dengan df = n – 2, maka df = 47 – 2 = 45, dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga r tabel = 0,294. Berikut nilai-nilai tabel r product moment.

Tabel 3.5

Tabel r Product Moment

Sumber:www.slideshare.net/Bangtri/manajemen-sumber-daya-manusia-20286219

Analisis validitas pada penelitian ini akan dibantu dengan program

(19)

indeks korelasi antara skor butir skor total dapat dilihat pada ouput Item

Total Statistics pada kolom Corrected Item Total Correlation. Jika

Corrected Item Total Correlation >0,294 maka dapat disimpulkan bahwa

semua butir instrumen dikatakan valid. Berdasarkan atas tabel r,

didapatkan 15 soal valid pada dari 20 soal yang diujikan dan beberapa soal

yang valid tersebut dijadikan instrumen tes oleh peneliti untuk mengetahui

hasil belajar siswa. Berikut nomor item yang dinyatakan valid dan tidak

valid:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Item

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan

hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Naniek S. Wardani, 2012 :344).

Pengukuran tingkat reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini

menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan

tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Menurut Naniek Sulistya

Wardhani, dkk (346 : 2012) koefisien reliabilitas selalu berada dalam

rentangan 0 – 1 yang menunjukkan pada presentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu

tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Tes yang

memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat terhadap kesempatan

testing dan instrumen tes lainnya. Berikut koefisien reliabilitas

berdasarkan nilai alfa, sebagai berikut:

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 20

Jumlah Siswa 47

Nomor Soal Valid 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 20

Nomor Soal Tidak Valid 1, 2, 7, 8, 19

(20)

Tabel 3.7

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel

2 < 0,80 – 0,60 Reliabel

3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

5 <0,20 Kurang reliabel

Sumber: Naniek Sulistya Wardhani, dkk 2012:346

Berikut hasil output pada siklus 1 dapat dilihat pada kotak Reability

Statistics, pada kolom Cronbach’s Alpha:

Tabel 3.8

Berdasarkan analisis outputdari program SPSS, kolom N of Items

menunjukkan banyaknya nomor item yang bersangkutan. Sedangkan

indeks reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,797. Karena nilai rentang

indeks reliabilitas Alpha seperti yang telah dijelaskan diatas mencapai nilai

0,80 – 1,00 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah reliabel.

3.9 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Nanik S. Wardani, dkk (2012: 338) tingkat kesukaran soal

adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan

tertentu yang biasanya dinyataka dalam bentuk indeks. Indeks tingkat

sekuran soal tersebut digunakan untuk mengatahui soal yang masuk ke

dalam kategori soal mudah, soal sedang atau soal sukar.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal

sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(21)

P =

Keterangan:

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar

N= Jumlah peserta didik

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat

menggunakan tabel tingkat kesukaran, sebagai berikut.

Tabel 3.9

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

Sumber: Naniek Sulistya Wardhani, 2012:339

Hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan pada siswa kelas II SD N Tegalrejo dengan jumlah 47 siswa sebagai berikut:

Tabel 3.10

(22)

Tabel 3.11

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1 0,00 – 0,25 Sukar - -

2 0,26 – 0,75 Sedang 15,16,18,20 4

3 0,76 – 1,00 Mudah 3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,17 11

Jumlah 15

3.10 Indikator Keberhasilan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini dapat dilihat

dari indikator yaitu adanya peningkatan kemampuan membaca siswa kelas

I setelah menerapkan metode global berbantuan media gambar dan alat

peraga yang mencapai 80% dari 27 siswa mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). KKM yang harus dicapai siswa yaitu 70.

3.11 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

Dalam Naniek Sulistya Wardhani, dkk (2012:337) penelahaan soal secara

kuantitif maksudnya adalah penelaahan butir soal berdasarkan pada data

empirik dari butir soal yang bersangkutan. Analisis data kuantitatif diambil

berdasarkan hasil belajar yang berupa tes evaluasi atau tes formatif yang

diolah untuk mencari nilai tertinggi, nilai terendah, rata – rata nilai yang diperoleh seluruh siswa, dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada

setiap akhir siklus. Sementara analisis kualitatif diambil berdasarkan

Gambar

Gambar 3.1 Langkah – langkah Penelitian Tindakan
Gambar dan Alat Peraga
Kisi Tabel 3.1 – kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus 1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan hasil analisa observasi awal menyebabkan peneliti tertarik untuk menemukan cara yang mampu mengatasi miskonsepsi siswa pada materi larutan

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini maka Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 138 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Tata

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidin.14 Pesaing atau pemberi layanan kebidanan lain merupakan variabel yang paling

Pembelajaran yang dilakukan sebagai proses atau bagian dari program pembangunan atau pengembangan masyarakat, biasanya diikuti oleh peserta orang dewasa sehingga pendidikan

Dengan begitu penyusun tertarik untuk meneliti bagaimana efektivitas pelaksanaan program KKBPK di Dusun Jasem Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul dan peran

SEKOLAH CITRA KASIH yang telah memberi kami kesempatan untuk melakukan survei dan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi inii. Orang tua

Untuk menjamin pelaksanaan program-program bidang permukiman/Cipta Karya guna percepatan pencapaian target yang telah ditetapkan baik arahan kebijakan pemerintah

(42) Dokumen terkait Laporan Hasil Pelaksanaan On The Job Training di puskesmas Keranggan Tahun 2011 ada dan dikuasai oleh pihak Termohon dalam bentuk Laporan Realisasi