• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Penyusunan RPP Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan di Kalangan Guru SDN Tidar 6 Kota Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Penyusunan RPP Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan di Kalangan Guru SDN Tidar 6 Kota Magelang"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1

Pendidikan Karakter

(2)

dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Diharapkan dengan adanya pendidikan karakter dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi peserta didik.

Fungsi pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,terpadu,dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan masyrakat sekitarnya.Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

2.1.1 Guru sebagai agen pendidikan karakter

(3)

menyatakan bahwa dalam pembelajaran peran guru tidak akan mampu digantikan oleh hebatnya teknologi yang mampu memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan. Hal ini diyakini bahwa guru sebagai agen pendidikan karakter akan berdampak langsung kepada peserta didik dalam perubahan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan yang dikuasainya. Disamping itu menurut Darmiyati (2013:3), guru akan mampu menjalankan peranannya sebagai pendidik dan pengajar apabila guru mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggungjawab yang besar untuk memajukan peserta didik, bersikap realistis, bersikap jujur, bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama dalam inovasi pembelajaran.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa implikasi terhadap pendidikan untuk mewujudkan peran guru sebagai agen pendidikan karakter, ada beberapa hal yang dilakukan guru. yaitu guru sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.Hal ini berarti bahwa guru harus mampu mengembangkan potensi peserta didik melalui kemampuan yang dimiliki guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(4)
(5)

menghubungkan pengalaman yang lalu dengan karakter yang akan dibentuk.

Menurut Mulyasa(2011:66) fungsi guru dalam pendidikan karakter adalah sebagai (1) Keteladanan; (2)Inspirator; (3) Motivator; (4)Dinamisator;(5) Evaluator Hal ini dapat berarti bahwa dalam pendidikan karakter, keteladanan yang dibutuhkan guru berupa konsistensi dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya, kepedulian terhadap orang tidak mampu, kegigihan dalam meraih prestasi secara individu maupun sosial, ketahanan menghadapi tantangan, rintangan dan godaan, serta kecepatan dalam bergerak dan beraktualisasi. Keteladanan guru sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter. Guru sebagai inspirator harus dapat membangkitkan semangat untuk maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki peserta didik guna meraih prestasi dirinya. Guru sebagai motivator maksudnya dapat membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik . fungsi guru sebagai dinamisator artinya guru menjadi penggerak mendorong kearah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dengan demikian fungsi guru dalam pendidikan karakter sangat bermakna bagi perkembangan peserta didik.

2.2

Kompetensi Guru

(6)
(7)

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psychomotor dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi sebagai penguasan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan ( Mulyasa, 2003:38 ). Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Kompetensi seorang guru akan menunjukkan kualitas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik peserta didik agar mempunyai kepribadian yang luhur dan ketrampilan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru.

2.2.1 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran peserta didik , kompetensi wajib dimiliki oleh seorang guru hal ini ditegaskan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

(8)

program belajar mengajar yang mencakup kemampuan :(1) Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran. (2) Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar. (3)Merencanakan pengelolaan kelas. (4) Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran. (5) Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

(9)

diri tentang kemampuan atau life skill terutama kemampuan personal yang dimilikinya. Potensi peserta didik ada dua wujud yakni prestasi yang berwujud akademik dan prestasi non akademik, oleh karena itu kepala sekolah harus memahami kemampuan masing-masing guru, sehingga dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat terpadu.Dengan demikian guru memilii tanggungjawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.

2.3

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Berkarakter

(10)

membedakannya ke program lain. Implikasi dari RPP Pendidikan Karakter sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.

Komponen RPP berkarakter menurut Permendiknas no 81 A tahun 2013 meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Karakter yang akan dibentuk, Indikator, Tujuan Pembelajaran Materi Pokok, Metode, Media, Sumber Belajar, dan manajemen pembelajaran. Manajemen pembelajaran yangdimaksud di sini adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi pembukaan, kegiatan ini dan penutup.(Format RPP berkarakter ada pada lampiran) Dengan demikian RPP Pendidikan Karakter pada hakekatnya merupakan sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan, serta berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi dan karakter tertentu.

(11)

Untuk kepentingan tersebut, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP berkarakter. Prinsip-prinsip penyusunan RPP berkarakter menurut Mulyasa adalah sebagai berikut. 1)Karakter yang dirumuskan harus jelas.

2)RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel

3)Kegiatan- kegiatan yang telah disusun dan dikembangkan dalam RPP berkarakter harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

4)RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

5)Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.

(12)

Uraiannya komponen-komponen adalah sebagai berikut.

1. Mencantumkan identitas,yang meliputi : a. Nama sekolah

b. Mata Pelajaran c. Kelas/Semester d. Alokasi Waktu

Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.

2. Kompetensi Dasar Berkarakter

Guru akan mengidentifikasi kompetensi dasar karakter yang akan dibentuk dengan melihat Syarat-syarat Kecakapan Khusus(SKK) dan Syarat-syarat (SKU) Kompetensi dasar karakter yang dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi mata pelajaran yang dituangkan dalam indikator.

3. Tujuan Pembelajaran Berkarakter

(13)

yang operasional dari kompetensi dasar berkarakter. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

4. Materi Pembelajaran Berkarakter

Adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran berkarakter. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok diambil dari kompetensi berkarakter yang diharapkan.

5. Metode Pembelajara Berkarakter

Dalam pembelajaran berkarakter yang dipilih harus memuat kerjasama antar kelompok.

6. Langkah-langkah Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan :

1). Pendahuluan

(14)

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2). Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)

(15)

lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)

5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)

b. Elaborasi

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)

(16)

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

c. Konfirmasi

(17)

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)

4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:

5) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);

6) Membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);

7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis)

8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan

(18)

3). Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

7. Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

8. Penilaian

(19)

2.4

Pelatihan Tutorial Kelompok

2.4.1 Konsep Pelatihan

(20)

(1)Analisis kebutuhan (2) Penetapan kriteria keberhasilan(3) Merancang program pelatihan (4) Pelaksanaan Program pelatihan (5) Evaluasi program. Perencanaan ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan. Peserta pelatihan sudah memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, sehingga bantuan yang diberikan lebih berfungsi sebagai motivasi agar hasil kerjanya lebih maksimal.

Kegiatan pelatihan mempunyai tujuan

meningkatkan kemampuan kerja peserta yang menimbulkan perubahan perilaku kognitif, keterampilan dan sikap.

(21)

perubahan tingkah laku menunjukkan peningkatan kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

2.4.2 Tutorial Kelompok

(22)

Adapun langkah-langkah metode Tutorial menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut.

1. Penentuan Ruang Lingkup.

Penentuan ruang lingkup sama artinya dengan kebutuhan .Kebutuhan merupakan langkah awal yang amat penting untuk dilakukan, yaitu melalui analisis kebutuhan. Dengan analisis kebutuhan yang cermat dapat dinyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang benar-benar perlu dilakukan.

2. Penentuan Tujuan.

Berdasarkan analisis kebutuhan selanjutnya dapat ditetapkan tujuan yang ingin di capai dari sebuah pelatihan. Penentuan tujuan ini memiliki arti penting bagi tolok ukur keberhasilan pelatihan dan bahan dalam menentukan langkah selanjutnya.

3. Penyajian Materi.

(23)

4. Evaluasi

Evaluasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta tersebut terjadi suatu suatu proses tranformasi. Proses tranformasi dapat dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal, yaitu: Peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan tugas, perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja yang tinggi.

Keunggulan Pelatihan Turorial Kelompok menurut Oemar Hamalik meliputi:

a.Peserta dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya.

b.Aktivitas peserta cukup tinggi, dan terlibat langsung dalam pembelajaran.

c. Dapat membiasakan peserta dalam memahami masalah sosial.

d.Dapat membina hubungan personal yang positif e. Dapat membangkitkan imajinasi.

f. Membina hubungan yang komunikatif dan bekerjasama dalam kelompok.

Selain keunggulan Oemar Hamalik juga menyatakan kelemahan pelatihan Tutorial Kelompok

a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak b. Sangat bergantung pada aktifitas peserta

c. Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar

2.5

Kajian Penelitian yang Relevan

(24)

Karakter bagi siswa SD oleh guru agama Islam,menuliskan bahwa pola penerapan pendidikan karakter di Padang melalui Proses pembelajaran di kelas diterapkan pada pembuatan RPP berkarakter, silabus dan Kegiatan Belajar Mengajar.Persamaan dengan penelitian ini adalah pada cara penyusunan RPP berkarakter,sedangkan perbedaannya ada pada tindakan penelitian. Penelitian yang dilakukan Abna menggunakan KKG guru agama Islam, sedang pada penelitian ini menggunakan Tutorial Kelompok. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan cara menyusun RPP berkarakter.

(25)

menggunakan pemaparan hasil sedangkan penelitian ini sedang penelitian menggunakan Tutorial Kelompok. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menggunakan pengintegrasian pembelajaran karakter melalui bidang studi.

Penelitian Darmiyati Zuhdi ini berjudul Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar, penelitian ini membahas model pendidikan karakter yang efektif adalah yang menggunakan pendekatan komprehensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui bidang studi tetentu tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi, keteladanan, fasilitasi nilai dan pengembangan soft skill.(antara lain berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi masalah) Persamaan penelitian Darmiyati dengan penelitian ini adalah cara mengajarkan pendidikan karakter pada peserta didik,sedang perbedaanya pada metode yang digunakan. Darmiyati menggunakan metode komprehensif, sedang penelitian ini meng gunakan pelatihan tutorial kelompok.

(26)

bermacam-macam. Khusus untuk penelitian ini menggunakan pelatihan Tutorial Kelompok, karena peneliti ingin langsung mengetahui hasil yang dicapai.

2.6

Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

PELATIHAN TUTORIAL KELOMPOK

Mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan harus didukung oleh kompetensi guru yang tangguh. Guru yang tangguh adalah guru yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengemban pendidikan.Peningkatan kompetensi harus

Penyusunan RPP Berkarakter

Persiapan Pelatihan

Pelaksnaan & Pengmatan Refleksi

Evaluasi

(27)

selalu diupayakan, agar guru profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Kesulitan Easy

Sosialisasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran dan penjualan dilakukan kepada pengerajin cangkang kerang di Sentra Ikan Bulak yang

Pengembangan model laboratorium virtual ini diharapkan dapat melatih mahasiswa menyelesaikan permasalahan fisika, sehingga kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa

By examining the application of spontaneous order ideas in the work of Smith, Hume, Hayek and Popper, Adam Smith’s Political Philosophy traces similarities in approach and from

Aplikasi kesehatan digital dapat membantu dokter untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja, meningkatkan kualitas data informasi kesehatan pasien, serta yang

[r]

Jadi air dapat naik ke atas dalam suatu pipa kecil (yang disebut pipa kapiler). Ini dikenal sebagai kapilaritas. Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat

Dibutuhkan tambahan 3 petugas di bagian pendaftaran BPJS dengan asumsi jumlah loket sama dengan jumlah petugas yang dibutuhkan dalam satu shif dan perlu peletakan way inding