• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ETIKA BISNIS (8). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS ETIKA BISNIS (8). docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Banjir di Negeri galala dan penanggulangannya

ETIKA BISNIS

Nama Lusia lartutul Kelas IIIc Nim 131443083

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI AMBON

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai desa yang berada di daratan rendah, galala satu negeri yang terletak di kota ambon kec.sirimau tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut pengamatan saya banjir yang terparah terjadi pada tahun 2013. Salah satu bencana banjir terparah

yang pernah terjadi di kota ambon adalah banjir yang terjadi di bulan Februari2013. Saat itu hampir sebagian besar negeri galala terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah seputaran

kali galala,

Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di kota ambon. Walau demikian warga galala tidak berhenti mencoba

mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah mereka. Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan di

ambil penulis adalah daerah Kebagusan wilayah kali galaa. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang. Pentingnya melakukan penulisan untuk membahas penyebab banjir di daerah tersebut, maka penulis tertarik untuk memberi judul dalam

(3)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan banjir, dan apa dampak yang di timbulkannya ? 2. Mengapa banjir dapat menggenangi kota ?

3. Siapa yang bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di ibukota ? 4. Bagaimana cara mengatasi banjir di ibukota?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui tentang banjir dan dampak yang ditimbulkannya

2. Mengetahui penyebab banjir yang terjadi di kota ambon

3. Mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab atas terjadinya banjir tersebut

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengeritian Banjir dan Dampak Yang Ditimbulkannya

Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari

mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang lebih

rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di

dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah hujan.

Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu hadir

di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan sebagainya.

Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia dapat

memilih takdirnya sendiri.

Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal berikut ini:

1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat penampungan

air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang akan dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di sepanjang aliran sungai yang akan digenangi

(5)

2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan, karena lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang menyebabkan banjir di waktu

yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau memperhebat banjir yang biasanya terjadi.

3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.

4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase agar tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya menyalurkan air

hujan yang turun atau menyalurkan aliran permukaan ke sungai-sungai atau saluran yang lebih besar.

5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau memilih

takdirnya untuk tidak kena banjir.

Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek pemukiman, satu kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus seluruh umat manusia.

Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat menghadapi banjir

yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata lain, diperlukan kerjasama internasional untuk menghadapinya.

Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk dapat mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang melibatkan suatu DAS. Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman atau kota karena buruknya drainase, maka perlu

(6)

kerjasama antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, dan kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Misalnya:

apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); bila DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut

sampah maka Pemerintah harus memenuhinya; dan sebagainya.

Dampak yang ditimbulkan oleh banjir ( efek )

Merugikan Secara Umum

Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir.

Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu.

Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang banjir.

Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir

Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan warga.

(7)

Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak terjadi.

Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

Mematikan Usaha

Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir.

Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.

Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta

kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.

Kerugian Administratif

Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya.

Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting yang

(8)

Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat

bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu.

Kembali Ke Titik Nol

Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan masyarakat, instansi, sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang pula keluarga harus kehilangan segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya, juga pekerjaan.

Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak jarang mereka yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula karena mengalami depresi yang berat

akibat tidak kuat menanggung beban dampak banjir untuk dirinya.

Bencana Nasional

Sering kali di negara kita tercinta ini terjadi bencana banjir besar atau banjir bandang. Baru-baru ini juga terjadi di Papua dan Negeri Lima kec. leihitu tepatnya di Wasior terjadi banjir bandang

yang memakan korban manusia begitu banyak.

Kehidupan masyarakat yang teratur dan tentram tiba-tiba terkoyak gara-gara banjir. Penderitaan begitu jelas tergambar pada mereka yang harus mengalaminya. Pemerintah menetapkan sebagai

bencana nasional.

Sebagai Warga negara yang memiliki kepedulian tinggi hampir semua warga Negara Indonesia di

(9)

meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang terkena dampak banjir di Wasior Papua (http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm).

2.2 Faktor Penyebab Banjir Di Negeri Galala

Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan kondisi sosial

masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia khususnya Ngeri galala cukup besar. Banjir dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan intesitasnya mengingat kali galala

yang sewaktu waktu bias meluap diakalah hujan, tempat, waktu baik pada daerah yang sudah ditangani dan belum sempat di tangani.

Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan atau

kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh tiga faktor yaiut kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia.

1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah kondisi wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri sungai seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi, pembendungan alami

pada suatu ruas sungai.

2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti curah

hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang berlebihan, pengendapan sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena terdapat tanah longsor , pemanasan global yang mengakibatkan permukaan air laut tinggi.

(10)

kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat, dan pemukiman padat penduduk (http://dwiiastuti.blogspot.com/2010/03/makalah-penyebab-banjir-di-daerah.html).

2.3 Yang Bertanggung Jawab Atas Banjir Negeri galala kota Ambon

Ketidak konsistenan pemerintah terbukti karena tidak ada real action dari pemerintah. Padahal

Pemerintah kita salah satu negara yang mendukung konferensi perubahan, akan tetapi sekarang tetap banyak kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan, terbukti banyak perumahan,

perumahan dan perusahan rumahan yang tidak ramah lingkungan yang tidak berifkir tempat penampungan air dan sanitasi yang baik. Semakin tahun semakin meningkat intensitas banjir. Konsep hijau harus diterapkan setiap kebijakan pemerintah hal ini tertuang dalam UU RI No.32

Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan bahkan sanksinya cukup tegas. Akan tetapi hal itu dianggap lalu. Dan masyarakatpun seakan menikmati dengan adanya banjir

menganggap banjir adalah hal biasa, bagaimana tidak pola fikir ( MIndset ) yang menganggap banjir adalah hal biasa dan dinikmati. Membuang sampah di sungai adalah hal biasa dan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan hanya sebatas obrolan bukan sebuah tindakan. Jika semua orang

berfikir satu orang saja yagn membuang sampah mengakibatkan banjir dan merugikan ratusan hingga ribuan orang. Jika Pemerintah yang membuat kebijakan ( Green Policy ) dan rakyat

melaksanakan kebijakan itu maka Indonesia bebas banjir.

Permasalahan Banjir di Indonesia merupakan masalah klasik yang tidak pernah dapat teratasi secara tuntas. Terutama terjadi dikota-kota besar yang tersebar dari sabang hingga merauke.

Minimnya pengetahuan tentang perencanaan tata ruang dan rendahnya akan kesadaran serta kelestarian lingkungan menjadi akar permasalahan banjir tidak pernah tuntas teratasi. Kendati

(11)

curah hujan. Padahal masalah fundamental terkait dengan kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam tidak pernah menjadi fokus perhatian.

Sebagai negara yang diapit dua benua dan dua samudra, Indonesia memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Pada awalnya keseimbangan itu terjadi, dimana lahan terbuka hijau tumbuh subur di tanah Nusantara. Ketika kemarau tidak terjadi kekeringan dan ketika musim

penghujan, daerah resapan air masih mampu menampung debit air yang turun ketika hujan. Namun, fenomena itu kini telah musnah, dan hanya kenangan. Pendirian gedung-gedung pencakar

langit, pembangunan perumahan, perambahan hutan, tata ruang buruk, dan sanitasi yang tidak memadai menjadi alasan yang kuat banjir terus datang setiap tahunnya.

Data State of the World’s Forests 2007 dan The UN Food & Agriculture Organization

(FAO), menyebutkan angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005 mencapai 1,8 juta hektar/tahun. Dengan laju deforestasi hutan tersebut, membuat Guiness Book of The Record

memberikan “gelar kehormatan” bagi Indonesia sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, Kementerian Kehutanan (sebelumnya menyebutkan angka 135 juta hektar) sebanyak 21 persen atau setara

dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi.

Rusaknya ekosistem dan keseimbangan lingkungan merupakan suatu bentuk minimnya

kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Kepentingan jangka pendek selalu mendominasi setiap tindakan dan kebijakan yang dibuat. Alhasil, kerugian jangka panjang pun hanya menunggu waktu saja. Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya sanitasi, baik

(12)

2.4 Cara Mengatasi Banjir Di kota ambon pada umumnya dan negeri galala pada khususnya Bila ingin mencari cara menanggulangi banjir, yang harus kita lihat terlebih dahulu adalah

mengapa banjir bisa datang. Banjir bisa terjadi sebenarnya karena ulah manusia sendiri. Lihat saja, di kota-kota besar, sungai yang sebenarnya berfungsi untuk menampung air disalahgunakan untuk menampung sampah. Di sekitar sungai tersebut, bahkan, dijadikan permukiman.

Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya pepohonan yang berfungsi sebagai jantung kota. Bisa kita hitung sendiri, kira-kira berapakah perbandingan antara hutan kota dengan

gedung-gedung bertingkat. Mana yang lebih banyak.

Ibarat rumah, kota-kota yang rawan banjir tersebut adalah rumah yang tidak memiliki atap dan jendela. Saat badai menyerang, otomatis tidak ada perlindungan sama sekali.

Cara Menanggulangi Banjir

Apakah kita akan terus-menerus membiarkan kondisi tidak sehat terjadi di kota-kota yang rawan banjir. Tentunya tidak. Itu sebabnya, kita dan pemerintah harus mencari cara menanggulangi banjir meskipun sebenarnya cara tersebut sudah ada. Kita tinggal merealisasikannya.

Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir.

1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah

tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian. Malah

(13)

membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama (untuk menetap).

3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon

sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba

(http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-banjir.htm).

Cara menanggulangi banjir tersebut bisa dilakukan saat ini juga. Bila tidak sekarang, kapan lagi?

(14)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan kesluruhan, khususnya pada daerah Jakarta

Selatan maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Daerah Jakarta Selatan ini terjadi banjir disebabkan oleh pemukiman padat penduduk, saluran

air yang diperkecil, alih fungsi lahan, tidak ada resapan air, dan pembuangan sampah yang liar. 2. Karena daerah ini sering di datangi banjir, maka warga yang menjadi korban banjir yang selalu terkena dampak nya, seperti :

a. Ancaman wabah penyakit b. Aktivitas masyarak terganggu c. Ancaman penyakit diare

d. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk

3. Cara mengatasi banjir di daerah Jakarta selatan adalah

a. Membuat daerah resapan air yang lebih luas lagi, dan jangan memperkecil saluran air yang sudah ada.

b. Mengkaji ulang tata kota daerah Kebagusan, untuk mengetahui titik-titik daerah banjir.

c. Membuat tanggul baik yang permanent atau non permanent dirumah masing-masing yang selalu terkena banjir.

(15)

3.2 Saran ( solusia )

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan yang mungkin

dapat berguna bagi penanganan banjir di Daerah Jakarta Selatan.

Sebaiknya seluruh warga membuat musyawarah dalam penanganganan maslah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan di

setipa rumah dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat mengurangi resiko banjir, tindakan saat terjadi banjir dan setelah banjir kepada seluruh warga Kebagusan

Referensi

Dokumen terkait

Rata – rata lama pelayanan menunjukkan lamanya pelanggan dilayani oleh kasir ( server) Dalam hasil simulasi dari 3 model diketahui bahwa rata – rata lama

20000000 bcm/yr Production Working hours 6000 hrs/yr Support unit working hours 3000 hrs/yr.

Perkembangan pemeringkatan webometrics untuk repositori institusi perguruan tinggi pada skala nasional cukup menarik untuk diikuti.. pengamatan yang dilakukan oleh

Pemilihan program Microsoft Excel untuk Perhitungan Posisi Bulan dan Matahari Algoritma Meeus by Rinto Anugraha sebagai program pembanding dikarenakan program tersebut

Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan KIT mekanika dapat meningkatkan kemampuan menganalisis grafik kinematika siswa pada materi kinematika di kelas X

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengeloalaan Lingkungan Hidup telah mengamanatkan terdapat setiap usaha dan kegitan yang menimbulkan Dampak besar penting

Di Kementrian Agama Kabupaten Lebak juga terjadi permasalahan yang sesuai dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaporan keuangan pemerintah, diantaranya

Untuk menjawab rumusan masalah yaitu tentang peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa yang memperoleh pendekatan CBL lebih baik daripada siswa yang