• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan jalur interpretasi alam di pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan jalur interpretasi alam di pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Rafika
  • Pengajar:
    • Ir. Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F
    • Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si
  • Sekolah: Institut Pertanian Bogor
  • Mata Pelajaran: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
  • Topik: Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2011
  • Kota: Bogor

I. PENDAHULUAN

Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan kawasan konservasi yang memiliki ekosistem laut yang kaya. Pulau Kapota, sebagai salah satu pulau dalam TNW, memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan jalur interpretasi alam yang dapat meningkatkan pengalaman pengunjung dan pemahaman mereka tentang lingkungan dan budaya setempat. Dengan adanya rencana ini, diharapkan pengunjung dapat lebih menghargai dan berpartisipasi dalam pelestarian sumber daya alam.

1.1 Latar Belakang

Pulau Kapota memiliki kekayaan alam dan budaya yang dapat menarik minat wisatawan. Mengingat potensi tersebut, penting untuk mengembangkan jalur interpretasi yang dapat memberikan informasi dan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan serta budaya lokal.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun rencana jalur interpretasi alam di Pulau Kapota, serta menginventarisasi potensi objek dan daya tarik wisata yang ada. Dengan adanya rencana ini, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengunjung dan mendukung pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan.

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar untuk pengembangan objek wisata dan jalur-jalur yang dapat diakses oleh pengunjung. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola taman nasional dan pemerintah daerah dalam merencanakan pengelolaan ekowisata yang lebih baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang konsep taman nasional dan interpretasi. Taman nasional merupakan kawasan konservasi yang dikelola untuk tujuan penelitian, pendidikan, dan pariwisata. Interpretasi adalah kegiatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengunjung tentang lingkungan dan budaya. Dengan memahami konsep-konsep ini, perencanaan jalur interpretasi dapat dilakukan dengan lebih efektif.

2.1 Taman Nasional

Taman nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi. Tujuannya adalah untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menyediakan ruang untuk penelitian serta pariwisata. Taman nasional juga berfungsi sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan.

2.2 Interpretasi

Interpretasi adalah kegiatan yang menghubungkan pengunjung dengan objek-objek di taman nasional. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman yang mendidik dan menyenangkan bagi pengunjung. Unsur-unsur penting dalam interpretasi termasuk pengunjung, pemandu wisata, dan objek interpretasi.

2.2.1 Definisi Interpretasi

Interpretasi didefinisikan sebagai kegiatan yang mengungkapkan makna melalui pengalaman langsung dengan objek. Ini bukan hanya sekadar penyampaian fakta, tetapi juga mengajak pengunjung untuk memahami nilai-nilai yang ada di dalam lingkungan.

2.2.2 Tujuan Interpretasi

Tujuan utama dari kegiatan interpretasi adalah untuk meningkatkan pengalaman pengunjung selama kunjungan, serta menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari kegiatan pariwisata.

2.2.3 Unsur-Unsur Interpretasi

Dalam pelaksanaan interpretasi terdapat tiga unsur pokok yaitu pengunjung, pemandu wisata, dan objek interpretasi. Ketiga unsur ini harus saling berinteraksi agar kegiatan interpretasi dapat berjalan dengan baik.

III. GAMBARAN UMUM KAWASAN PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, yaitu Pulau Kapota. Terdapat informasi mengenai letak geografis, sejarah, kondisi fisik, biologi, serta sosial budaya masyarakat setempat. Pengetahuan ini penting dalam merencanakan jalur interpretasi yang sesuai dengan karakteristik kawasan.

3.1 Letak, Luas dan Batas Administrasi

Pulau Kapota terletak di bagian barat laut Pulau Wangi-wangi dengan luas sekitar 1.804,97 ha. Kawasan ini menjadi bagian dari Taman Nasional Wakatobi yang memiliki ekosistem laut yang kaya. Letak geografis yang strategis menjadikan pulau ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lokasi ekowisata.

3.2 Sejarah Kawasan

Sejarah kawasan TNW mencakup penetapan sebagai taman nasional dan pengelolaan yang dilakukan berdasarkan zonasi. Hal ini penting untuk memahami konteks pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam yang ada di Pulau Kapota.

3.3 Kondisi Fisik

Topografi Pulau Kapota umumnya datar dengan beberapa mikro atol. Iklim tropis yang ada di kawasan ini mendukung keberagaman hayati yang tinggi, termasuk terumbu karang dan ekosistem laut lainnya.

3.4 Kondisi Biologi

Pulau Kapota merupakan bagian dari segitiga karang dunia dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang dapat dijadikan objek interpretasi, yang akan meningkatkan daya tarik wisatawan.

3.5 Sosial Budaya Masyarakat

Masyarakat Pulau Kapota terdiri dari masyarakat adat yang memiliki budaya dan tradisi yang unik. Pemahaman terhadap budaya lokal ini penting untuk merancang kegiatan interpretasi yang relevan dan menarik bagi pengunjung.

IV. METODOLOGI

Metodologi penelitian ini mencakup lokasi dan waktu penelitian, alat dan bahan yang digunakan, serta metode pengumpulan data. Dengan pendekatan yang sistematis, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai potensi objek dan jalur interpretasi di Pulau Kapota.

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pulau Kapota selama dua bulan, dari Juli hingga Agustus 2010. Pemilihan waktu ini mempertimbangkan kondisi cuaca dan aksesibilitas yang lebih baik untuk pengumpulan data.

4.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat tulis, binokuler, kamera digital, GPS, dan software pemetaan. Penggunaan alat ini bertujuan untuk mendukung pengumpulan dan analisis data secara efektif.

4.3 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder, yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif mengenai potensi objek wisata.

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui metode studi literatur, wawancara, dan observasi lapang. Metode ini dipilih untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat mengenai potensi objek dan daya tarik wisata di Pulau Kapota.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi objek dan jalur yang dapat dikembangkan sebagai jalur interpretasi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya berbagai objek dan daya tarik wisata di Pulau Kapota yang dapat diklasifikasikan menjadi potensi biologis, fisik, sejarah, dan seni-budaya. Pembahasan ini akan menguraikan lebih lanjut mengenai potensi-potensi tersebut serta jalur-jalur yang direncanakan untuk interpretasi.

5.1 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata

Terdapat berbagai potensi objek wisata di Pulau Kapota, termasuk keanekaragaman flora dan fauna, serta situs-situs sejarah. Klasifikasi ini penting untuk merencanakan jalur interpretasi yang sesuai dengan karakteristik objek yang ada.

5.2 Jalur yang Berpotensi untuk Dikembangkan sebagai Jalur Interpretasi

Dari hasil pengamatan, ditemukan tujuh jalur yang dapat digunakan untuk mencapai objek-objek wisata. Enam jalur direncanakan sebagai jalur interpretasi, yang mencakup jalur terestrial dan aquatik.

5.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Interpretasi

Perencanaan sarana dan prasarana pendukung sangat penting untuk mendukung kegiatan interpretasi. Hal ini mencakup pusat informasi, tempat pembuangan sampah, dan fasilitas lainnya yang akan meningkatkan pengalaman pengunjung.

5.4 Pengunjung Taman Nasional Wakatobi

Analisis pengunjung yang datang ke Taman Nasional Wakatobi menunjukkan bahwa terdapat minat yang tinggi terhadap kegiatan ekowisata. Data ini dapat digunakan untuk merancang program interpretasi yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan pengunjung.

5.5 Sumberdaya Manusia Pengelola Kegiatan Wisata Pulau Kapota

Pengelolaan kegiatan wisata memerlukan sumber daya manusia yang terlatih dan berkompeten. Pelatihan bagi pemandu wisata sangat penting untuk memastikan kualitas interpretasi yang diberikan kepada pengunjung.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pulau Kapota memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai lokasi jalur interpretasi. Saran yang diberikan meliputi perlunya pengembangan fasilitas pendukung dan pelatihan bagi pemandu wisata untuk meningkatkan pengalaman pengunjung.

6.1 Kesimpulan

Perencanaan jalur interpretasi alam di Pulau Kapota sangat penting untuk meningkatkan pengalaman pengunjung serta mendukung pelestarian sumber daya alam. Jalur-jalur yang direncanakan dapat memberikan nilai tambah bagi kegiatan ekowisata.

6.2 Saran

Diperlukan pengembangan fasilitas pendukung dan pelatihan bagi pemandu wisata untuk meningkatkan kualitas interpretasi. Selain itu, kolaborasi antara pihak taman nasional dan masyarakat lokal perlu ditingkatkan untuk mencapai pengelolaan yang berkelanjutan.

Referensi Dokumen

  • Burung Kenari ( Coates & Bishop )

Gambar

Tabel 3  Informasi rute perjalanan menuju Taman Nasional Wakatobi
Gambar 4  Peta lokasi penelitian.
Tabel 4  Rekapitulasi pengumpulan data
Tabel 5 Jenis burung yang dapat dijumpai di Pulau Kapota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014 ini adalah interpretasi, dengan judul Perencanaan Jalur Interpretasi Birdwatching di

Kuisioner ini merupakan bagian dari penelitian yang bertujuan menyusun perencanaan program interpretasi alam pada jalur trekking di kawasan hutan pendidikan USU Tahura

Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK ini merupakan proses pengkajian penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam

STUDI PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI ALAM PADA JALUR TREKKING HUTAN PENDIDIKAN USU.. TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN

Berdasarkan hasil penelitian, monyet ekor panjang di sepanjang jalan yang menghubungkan Plang Hijau dengan PLG, individu-individu monyet ekor panjang

Jenis mangrove dengan INP tertinggi pada empat desa sampling bervariasi, jenis-jenis mangrove dominan dan kodominan yang ditemukan pada empat desa di Pulau

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan pengelompokan jenis pakan burung di beberapa tipe hutan di kawasan hutan Seksi Ndalir.. Dengan menggunakan metode

Penyebaran formasi vegetasi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo dibagi dalam beberapa tipe, yaitu hutan dataran rendah lahan kering yang terbuka, hutan