• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant"

Copied!
229
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM

PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

DI PT. IDEA CONSULTANT

FIKA WIDYA NASTITI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT.

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2012

(3)

Abstract

(4)

RINGKASAN

FIKA WIDYA NASTITI. A44070061. Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT Idea Consultant. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan VERA DIAN DAMAYANTI.

Indonesia mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Salah satunya pengembangan wisata alam, dimana kegiatan wisata alam merupakan suatu bentuk industri yang minimal dalam mengeksploitasi atau merusak keberadaan serta kelestarian sumber daya alam. Salah satu kawasan wisata alam di Indonesia adalah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). TNUK sebagai kawasan konservasi membutuhkan perencanaan dan perancangan lanskap untuk pengembangan kegiatan wisata alam.

PT. Idea Consultant sebagai konsultan lanskap memiliki pengalaman yang banyak dalam pengerjaan proyek-proyek lanskap di Indonesia terutama pada pengembangan kawasan-kawasan konservasi. Oleh karena itu kegiatan magang kali ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam proses pengerjaan suatu proyek pengembangan wisata alam serta menjadi bahan perbandingan teori yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja. Kajian terapan desain tapak Pulau Peucang TNUK ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh PT. Idea Consultant. Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses Kajian terapan desain tapak Pulau Peucang TNUK pada lingkup kegiatan studio dan lapang di PT. Idea Consultant. Pelaksanaan magang mengikuti jadwal dari proses pengerjaan proyek PT. Idea Consultant. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan sesuai dengan jadwal kegiatan proyek yang sedang berlangsung, memahami sistem kerja, dan memahami struktur organisasi yang ada di PT. Idea Consultant.

(5)

digunakan sebagai suatu bentuk percontohan proses pengerjaan desain tapak. Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK dilakukan melalui beberapa tahapan yang berbeda dengan prosedur standar yang telah ditetapkan perusahaan, karena tahapan pengerjaan proyek ini merupakan kesepakatan antara pihak PT. Idea Consultant dengan klien. Pengerjaan proyek Kajian Terapan Desain Tapak ini hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain (design development).

Tahapan pertama adalah perusahaan mempersiapkan kebutuhan teknis proyek, mengurus administrasi dan berdiskusi dengan klien, membuat jadwal serta pembagian kerja sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan proyek.. Tahap kedua adalah survei lapang dan melakukan analisis lebih lanjut menggunakan data primer yang didapat dan juga aturan-aturan yang harus diterapkan pada pengerjaan proyek ini. Hasil pengumpulan data tersebut dianalisis dan dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan konsep desain. Tahap ketiga merupakan tahap pembuatan konsep dan rencana tata ruang. Konsep desain untuk proyek ini adalah The Windows To The Last Home Of The Javan Rhinos. Untuk konsep ruang proyek ini terdiri dari area penerimaan, area gedung multifungsi, area chalet dan ecotoilet, area multifungsi dan area danau. Tahap terakhir yang merupakan tahap keempat adalah tahap pengembangan desain, dimana pada tahap ini dilakukan pembuatan site plan untuk setiap area yang direncanakan serta sarana dan prasarana yang akan dibangun pada setiap area tersebut.

Desain dan material sarana dan prasarana pada proyek ini sejalan dengan prinsip “the law of the similar” menurut Simonds (1983). Terdapat dua prinsip

similar yang terlihat dalam proses pengerjaan proyek ini yaitu similar dalam

(6)

® Hak Cipta IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

(7)

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM

PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

DI PT. IDEA CONSULTANT

FIKA WIDYA NASTITI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan Magang : Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant

Nama Mahasiswa : Fika Widya Nastiti

NRP : A44070061

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Aris Munandar, MS. Vera Dian Damayanti, SP, MLA. NIP. 19561228 198303 1 003 NIP. 19740716 200604 2 004

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP. 19480912 197412 2 001

(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas kesehatan, kekuatan, dan kemauan, serta berkat rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant. Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Mama, Budi Widodo (alm) dan Nevo Angkasawati, adik-adik tersayang, Tasya Dewi Parastika dan Wyne Mitha Triana, yang merupakan anugrah terindah yang pernah penulis miliki atas kasih sayang, doa, perhatian, serta dukungan materil kepada penulis selama penulis berkuliah dan menyelesaikan skripsi.

2. Dr. Ir. Aris Munandar MS dan Vera Dian Damayanti SP, MLA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama masa akademik terutama dalam penyelesaian skripsi.

3. Ir. Qodarian Pramukanto MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan masukan selama kegiatan akademik berlangsung.

4. Dr. Ir. Andi Gunawan M.Agr.Sc selaku dosen penguji atas kritik, saran dan masukannya.

5. Keluarga besar Ayah dan Mama atas kasih sayang, doa, perhatian, serta dukungan materil kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan ARL 44 dan pengurus Himaskap 2010 semoga kita semua selalu diberi rahmat den berkah.

(10)

8. Teman-teman magang Caroline Puspita (ARL 44), Faizol Hatzri (UPM), dan Gusti Putri (UPM) atas kerjasama yang baik saat kegiatan magang berlangsung.

9. Staf pegawai Balai Taman Nasional Ujung Kulon yaitu Bapak I Putu Garjita dan Bapak Haryono, serta staf pegawai PJLKKHL yaitu Bapak Sumaedi atas bantuan dan kerjasamanya pada penulis selama enam hari berada di Pulau Peucang TNUK.

10.Teman-teman ARL lainnya dari angkatan 41, 42, 43, 45, 46, dan 47.

11.Pihak-pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat dan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan bagi pihak PT. Idea Consultant, Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan pihak lain yang memerlukan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang bersifat membangun agar penulis dapat melakukan hal yang lebih baik lagi.

Bogor, April 2012

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 17 Februari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Budi Widodo (alm) dan Nevo Angkasawati.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1995 dan menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Sawitri Jakarta Timur pada tahun 1996. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SD Negri 01 Duren Sawit, Jakarta Tmur. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 255 Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 61 Jakarta. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian pada tahun 2008.

Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan-kegiatan di luar akademik. Penulis pernah menjabat sebagai anggota Divisi Keprofesian dan Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) periode 2008-2010. Penulis bersama tim basket ARL pernah mewakili Departemen Arsitektur Lanskap dalam menjuarai kompetisi olahraga Fakultas Pertanian (Seri-A) tahun 2008, 2010, dan 2011 cabang olahraga bola basket. Penulis juga pernah mewakili tim basket Fakultas Pertanian dalam mengikuti Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2009-2011.

(12)

DAFTAR ISI

2.4. Perancangan Lanskap... 7

2.5. Konsultan Lanskap... 9

2.6. Manajemen Proyek ... 11

III. METODOLOGI ... 13

3.1. Tempat dan Waktu ... 13

3.2. Metode ... 13

3.3. Data ... 14

3.4. Tahapan Kegiatan Magang ... 15

3.5. Batasan Magang ... 16

IV. HASIL KEGIATAN MAGANG ... 18

4.1. Kondisi Umum Perusahaan... 18

4.1.1. Profil Perusahaan ... 18

4.1.2. Struktur Organisasi ... 19

4.1.3. Pengelolaan Proyek Lanskap... 21

4.1.3.1. Fasilitas Peralatan Kerja Perusahaan ... 21

4.1.3.2. Cara Mendapat Proyek ... 23

4.1.3.3. Prosedur dan Sistem Kerja Perusahaan ... 25

4.2. Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang TNUK ... 28

(13)

4.2.2. Kondisi Umum TNUK ... 30

4.2.1.1. Batas Geografis dan Administratif ... 30

4.2.1.2. Iklim ... 32

4.2.1.3. Flora dan Fauna ... 32

4.2.1.4. Aksesibilitas ... 34

4.2.3. Kondisi Umum Pulau Peucang ... 35

4.2.4. Proses Pengerjaan Proyek... 40

4.2.4.1. Persiapan ... 40

4.2.4.2. Inventarisasi dan Analisis ... 40

4.2.4.3. Konsep dan Rencana Tata Ruang ... 52

4.2.4.4. Pengembangan Desain (Design Development) ... 55

V. PEMBAHASAN ... 73

5.1. Pengelolaan Perusahaan ... 73

5.1.1. Fasilitas Perusahaan... 74

5.1.2. Prosedur Pengerjaan Proyek Perusahaan... 75

5.2. Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam ... 77

5.2.1. Pengelolaan Proyek ... 77

5.2.1.1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 77

5.2.1.2. Pengelolaan Waktu (Jadwal) ... 78

5.2.1.3. Pengelolaan Biaya ... 81

5.2.1.4. Pengelolaan Komunikasi ... 81

5.2.2. Tahapan Pengerjaan Proyek ... 81

5.2.2.1. Tahap Persiapan ... 82

5.2.2.2. Tahap Inventarisasi dan Analisis ... 82

5.2.2.3. Tahap Konsep dan Rencana Tata Ruang ... 84

5.2.2.4. Tahap Pengembangan Desain ... 85

5.3. Posisi Mahasiswa Magang ... 89

5.4. Perusahaan Konsultan sebagai Penyedia Jasa... 90

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 92

6.1. Simpulan ... 92

6.2. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang ... 13

2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Magang ... 15

3. Peralatan gambar yang digunakan Perusahaan ... 22

4. Fasilitas yang digunakan Perusahaan ... 22

5. Aplikasi software yang digunakan Perusahaan ... 23

6. Jenis dan Nilai Kontrak lelang ... 24

7. Jadwal Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak ... 79

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Tahapan Perancangan Lanskap dan Batasan Magang Proyek Kajian

Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang ... 16

2. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ... 20

3. Kondisi studio proyek perusahaan ... 21

4. Struktur Tim Proyek Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon ... 29

5. Peta Taman Nasional Ujung Kulon ... 31

6. Satwa-satwa di TNUK ... 33

7. Jenis-jenis ikan yang menarik di TNUK ... 33

8. Peta Aksesibilitas Menuju TNUK ... 35

9. Orientasi Pulau Peucang ... 36

10. Kondisi perairan di Pulau Peucang ... 36

11. Lokasi Proyek ... 37

12. Lokasi Sarana dan Prasarana di Pulau Peucang ... 38

13. Signage yang terdapat di Pulau Peucang ... 39

14. Wisatawan sedang mengambil foto rusa ... 39

15. Rumah tinggal Suku Baduy ... 45

16. Kondisi rawa pada tapak ... 46

17. Letak dan Luasan Tapak ... 47

18. Tata Guna Lahan disekitar tapak... 48

19. Beberapa view yang terdapat pada tapak ... 49

20. Ekosistem Hutan Pantai ... 50

21. Jenis-jenis vegetasi yang terdapat pada tapak ... 51

22. Jenis-jenis satwa yang terdapat pada tapak ... 52

23. Konsep The Windows ... 52

24. Salah satu vista yang terbentuk pada tapak ... 53

25. Pembagian ruang pada tapak ... 54

26. Lokasi mooring buoy area ... 55

27. Ilustrasi tampak atas mooring buoy... 56

(16)

29. Kondisi eksisting jetty area ... 57

30. Ilustrasi tampak atas jetty area ... 57

31. Rekomendasi desain jetty ... 58

32. Kondisi eksisting area gedung multifungsi ... 58

33. Ilustrasi tampak atas area gedung multifungsi ... 59

34. Information centre dan canteen yang dilengkapi dengan ecotoilet ... 59

35. Rekomendasi desain bangunan pada area gedung multifungsi ... 60

36. Ilustrasi tampak atas area chalet 1 dan 2 ... 61

37. Kondisi eksisting area chalet 1 ... 61

38. Kondisi eksisting area chalet 2 ... 62

39. Kondisi eksisting area chalet 3 ... 62

40. Kondisi eksisting area chalet 4 ... 62

41. Ilustrasi tampak atas area chalet 3 dan 4 ... 63

42. Kasa transparan yang digunakan sebagai material untuk jendela ... 64

43. Gambar detail chalet dan ecotoilet ... 65

44. Sistem pemasangan septic tank biofil pada ecotoilet ... 66

45. Kondisi eksisting area danau ... 66

46. Ilustrasi tampak atas area danau ... 67

47. Ilustrasi area danau ... 67

48. Rekomendasi desain shelter ... 68

49. Kondisi eksisting area multifungsi ... 68

50. Imagery Boards untuk area multifungsi ... 69

51. Rekomendasi desain signage di beberapa lokasi ... 70

52. Imagery Boards untuk education signage... 71

53. Rekomendasi desain boardwalk dan light walkway... 72

54. Imagery Boards untuk boardwalk ... 72

55. Kesesuaian prosedur standar tahap pengerjaan proyek perusahaan dengan proses perancangan menurut Booth (1983) ... 76

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Keterangan Pembagian Tugas untuk Pengerjaan Proyek ... 96

2. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Chalets dan Ecotoilet ... 100

3. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Pedestrian Circulation... 101

4. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Jetty ... 102

5. Sketsa Rekomendasi Desain untuk area Gedung Multifungsi ... 103

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata sekarang ini merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat, yakni untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas pekerjaan. Permintaan pasar untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata di Indonesia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun (Nirwandar, 2006). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata, maka dewasa ini kegiatan pariwisata lebih ditingkatkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, kegiatan pariwisata juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Indonesia mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Salah satunya pengembangan wisata alam, dimana kegiatan wisata alam merupakan suatu bentuk industri yang minimal dalam mengeksploitasi atau merusak keberadaan serta kelestarian sumber daya alam. Selain itu juga minimal dalam menghasilkan bahan – bahan yang mencemari lingkungan, sehingga peluang pengembangannya akan menduduki prioritas yang tinggi (Nurisjah, 2001).

(19)

konservasi membutuhkan perencanaan dan perancangan lanskap untuk pengembangan kegiatan wisata alam. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian perancangan lanskap mengenai pengembangan wisata alam di TNUK. Kajian ini dilakukan oleh PT. Innovative Development for Eco Awareness (Idea) Consultant yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam perencanaan dan perancangan kawasan-kawasan konservasi.

Perencanaan dan perancangan kawasan konservasi termasuk dalam bidang ilmu arsitektur lanskap. Sikap profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dapat diwujudkan melalui pemahaman dan aplikasi teori keilmuan dalam praktek di lapang. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan praktek kerja lapang pada suatu perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap. PT. Idea Consultant sebagai perusahaan dengan berbagai pengalaman dalam perencanaan dan perancangan kawasan-kawasan konservasi menjadi pilihan sebagai tempat kegiatan magang ini.

Kegiatan magang pada PT. Idea Consultant merupakan suatu upaya dalam mempelajari proses pengerjaan proyek di bidang lanskap khususnya dalam pengembangan kawasan konservasi. Tahapan proses tersebut, baik dalam kegiatan studio maupun di lapang sangat penting untuk dipelajari dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan calon arsitek lanskap.

1.2. Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan beragam pengetahuan praktis, pengalaman, dan keterampilan dalam bidang arsitektur lanskap, mempelajari dan meningkatkan soft skill serta kemampuan dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada proyek kajian desain lanskap wisata alam. Secara spesifik, tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapang sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh PT. Idea Consultant.

(20)

3. Menganalisis sistem dan teknik serta proses kajian desain lanskap pengembangan wisata alam Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant.

1.3. Manfaat

Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Idea Consultant bermanfaat untuk:

1. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja.

2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengerjaan suatu proyek pengembangan wisata alam.

3. Meningkatkan keterampilan teknik perencanaan dan perancangan lanskap serta menambah pengalaman sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur Lanskap IPB dan perusahaan tempat magang.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanskap

Menurut Simonds dan Starke (2006) Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami terdiri dari hutan, sungai, kolam, rawa, bukit pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, lembah dan padang pasir. Sedangkan lanskap buatan merupakan suatu lanskap alami yang telah dimodifikasi oleh manusia untuk menunjang aktivitas manusia tanpa merusak lanskap tersebut.

Major feature (fitur lanskap mayor) merupakan bentukan-bentukan penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti bentukan pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan minor feature (fitur lanskap minor) yaitu elemen lanskap yang dapat diubah yaitu bukit-bukit, semak belukar, dan parit, dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds dan Starke, 2006).

2.2. Taman Nasional

Taman Nasionaladalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (Pasal 1 Butir 14 UU No. 5 Tahun 1990).

(22)

Kemudian dalam Pasal 34 Ayat 1 dinyatakan bahwa, pengelolaan taman nasional dilakukan oleh pemerintah dengan penjelasannya, yaitu pada dasarnya pengelolaan kawasan pelestarian alam merupakan kewajiban dari pemerintah sebagai konsekuensi pengusahaan oleh negara atas sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 UUD 1945. Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan atas zona pemanfaatan taman nasional pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan kepada koperasi, badan usaha milik negara, perusahaan swasta, dan perorangan.

Selanjutnya, dalam pasal 35 UU No. 5 tahun 1990 dinyatakan bahwa dalam keadaan tertentu dan sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memulihkan kelestarian sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya, pemerintah dapat menghentikan kegiatan pemanfaatan, dan menutup taman nasional sebagian atau seluruhnya untuk waktu tertentu. Yang dimaksud adalah karena bencana alam seperti gunung meletus, keluar gas beracun, bahaya kebakaran, dan kerusakan akibat pemanfaatan terus menerus yang dapat membahayakan pengunjung atau kehidupan flora dan faunanya

Menurut Arief (2001), taman nasional adalah lanskap pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Lanskap ini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi. Ketetapan pembagian zonasi diberikan batasan atau kriteria berdasarkan kandungan jenis tumbuhan dengan kerapatan tertentu, ciri khas habitat beserta satwanya ataupun yang endemik. Kriteria batasan dalam penetapan zonasi taman nasional adalah sebagai berikut :

1. Zona Inti, yaitu mengandung jenis tumbuhan > 200 jenis spesies/1.000 hektar, mengandung jenis tumbuhan endemik, mengandung ekosistem khas, merupakan habitat/daerah jelajah satwa yang dilindungi, dan mengandung tumbuhan langka/dilindungi.

2. Zona Rimba, yaitu mengandung jenis tumbuhan 200 spesies/1.000 hektar, mengandung tegakan dan rapatan > 100 batang/hektar, dan merupakan habitat/daerah jelajah satwa liar.

(23)

4. Zona Pemanfaatan tradisional, yaitu lebih dari 25 % kebutuhan pokok warga desa setempat tergantung pada lanskap taman nasional, berdekatan dengan wilayah desa, dan mempunyai ekosistem yang tidak asli.

5. Zona Rehabilitasi, yaitu kandungan tegakan < 100 batang/hektar, merupakan daerah tangkapan air potensial, merupakan koridor satwa liar, dan mempunyai ekosistem yang asli.

Pembentukan zonasi dalam taman nasional tersebut tidak semua sesuai dengan kriteria, sehingga hanya beberapa saja yang memenuhi kriteria. Kelima manfaat dan fungsi zona tersebut merupakan zonasi yang tidak baku sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lanskap taman nasional. Manfaat dan fungsi zonasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Zona Inti, yaitu zona secara khusus diperuntukkan bagi upaya perlindungan dan pelestarian, maka dalam zona ini tidak diperbolehkan adanya kegiatan pengunjung kecuali kegiatan penelitian. Kedudukan zona ini sama dengan cagar alam ata suaka margasatwa.

2. Zona Rimba, yaitu zona yang dapat dikunjungi dengan berbagai kegiatan rekreasi, tetapi dalam batas-batas tertentu. Kegiatan yang ada umumnya suatu pengelolaan habitat dan pembuatan jalan setapak atau paling sedikit wisata alam terbatas.

3. Zona Pemanfaatan Intensif, yaitu zona yang dialokasikan untuk menampung bentuk kegiatan rekreasi dan penyediaan sarana untuk pengelolaan, misalnya kantor dan stasiun penelitian, bumi perkemahan, tempat parkir, dan lain-lain. Zona ini mudah dicapai oleh pengunjung dan memiliki manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut. Zona ini sama dengan hutan wisata/taman wisata atau wana wisata.

2.3. Wisata Alam

(24)

Merencanakan suatu kawasan wisata adalah upaya untuk menata dan mengembangkan suatu areal dan jalur pergerakan pendukung kegiatan wisata sehingga kerusakan lingkungan akibat pembangunannya dapat diminimumkan tetapi pada saat yang bersamaan kepuasan wisatawan dapat terwujudkan.

Gunn (1994) menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kawasan wisata adalah ketersediaan obyek dan atraksi wisata, pelayanan wisata, dan transportasi pendukung. Obyek dan atraksi wisata merupakan andalan utama untuk mengembangkan kawasan wisata.

Lebih lanjut Gunn (1994) menyatakan wisata alam merupakan kegiatan wisata dengan atraksi utamanya adalah sumber daya alam yang terdiri dari lima bentukan dasar alam, yaitu air, perubahan topografi, flora, fauna, dan iklim. Bentuk sumberdaya alam yang sangat umum untuk dikembangkan adalah air seperti telaga, danau, laut, air terjun, dan sebagainya. Selain itu potensi alam seperti daerah yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu dan modifikasi lanskap serta flora dan fauna endemik yang sangat bervariatif akan sangat menarik bagi pengunjung. Sedangkan menurut Departemen Kehutanan (2001) wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

2.4. Perancangan Lanskap

Rogers (2011) menyatakan bahwa, arsitek lanskap merupakan profesi yang menerapkan seni dan prinsip ilmu pengetahuan untuk penelitian, perencanaan, perancangan, dan manajemen lingkungan. Praktisi profesi ini menerapkan keterampilan yang kreatif dan kemampuan teknis serta pengetahuan, budaya, dan politik dalam menyusun unsur-unsur alam yang direncanakan dan dibangun diatas tanah dengan kepedulian terhadap pengelolaan dan konservasi alam, konstruksi dan sumberdaya manusia. Lingkungan yang dihasilkan harus melayani pengguna, estetik, aman, dan menyenangkan.

(25)

kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di dalam tapak (Laurie, 1986).

Perancangan menurut Simonds (1983) merupakan sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, dan aspek psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna dan ruang hasil pemikiran yang saling berhubungan. Perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume mempunyai bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna dan kualitas lain yang dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai.

Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Proses desain menurut Booth (1983) yaitu:

1. Penerimaan proyek (Project acceptance) 2. Riset dan Analisis (Research and analysis)

a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembagian program 3. Desain/perancangan (Design)

a. Diagram fungsi

b. Diagram hubungan tapak

c. Concept plan

d. Studi bentuk perancangan

e. Preliminary design

f. Schematic plan

g. Master plan

h. Design development

4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)

a. Layout plan

(26)

c. Planting plan

d. Construction details

5. Pelaksanaan (Implementation)

6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Construction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Management)

Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa dalam merancang sebuah lanskap terdapat sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap resort, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan. Menurut Simonds (2006), proses perencanaan/perancangan terdiri dari enam tahapan, yaitu:

1. Comission merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang

berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.

2. Research merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang

didapat dari kegiatan inventarisasi.

3. Analysis pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan

penentuan kendala serta potensi.

4. Syntesis merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi

sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan.

5. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan

dokumen, kontrak kerja, supervisi, dan pengecekan pelaksanaan.

6. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup

pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi tapak.

2.5. Konsultan Lanskap

(27)

aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek.

Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut Gold (1980) menyatakan, konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya: 1. Kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa

kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan.

2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.

3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai

beban kerja yang dibutuhkan.

5. Memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam.

6. Hasil kerja yang obyektif dan profesional.

7. Sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.

(28)

konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa.

Dalam hal ini konsultan merupakan penyedia jasa, oleh karena itu konsultan yang baik haruslah memenuhi persyaratan sebagai penyedia jasa. Lebih lanjut dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 disebutkan bahwa persyaratan sebagai penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi perundang-undangan untuk menjalankan usaha.

2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial. 3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit.

4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk menandatangani kontrak. 5. Memenuhi kewajiban pajak.

6. Dalam waktu kurun waktu 4 tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan (termasuk pengalaman memperoleh pekerjaan sub-kontrak), kecuali bagi perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun.

7. Memiliki SDM (termasuk tenaga ahli yang kompeten), modal, peralatan dan fasilitas.

8. Tidak termasuk dalam daftar hitam (black list). 9. Memiliki alamat tetap.

2.6. Manajemen Proyek

Stoner and Freeman (1992) menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang telah ditetapkan. Proses manajemen mencakup empat fungsi utama yaitu:

1. Perencanaan (planning), merupakan konsep dasar dari suatu proses manajemen, dimana tugas-tugas manajemen disusun dan tujuan serta sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat, dan perumusan perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang.

(29)

organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara optimum.

3. Pengarahan (directing), merupakan tahap yang mencakup hal yang mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian (controlling), adalah fungsi pengendalian manajemen yang mencakup penetapan standar kerja, mengukur kinerja yang sedang berjalan, membandingkan kinerja ini dengan standar kerja yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan.

Manajemen proyek menurut Soeharto (1999) adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan yaitu:

1. Pengelolaan sumber daya manusia, bertujuan untuk mengupayakan secara efektif sumber daya manusia untuk melaksanakan proyek. Pengelolaan ini meliputi penyusunan organisasi, pembentukan tim, serta mempraktekan cara kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan proyek.

2. Pengelolaan waktu (jadwal), meliputi identifikasi kegiatan, penyusunan urutan kegiatan, perkiraan kurun waktu dan penyusunan jadwal.

3. Pengelolaan biaya, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek.

(30)

III. METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilakukan di PT. Idea Consultant yang beralamat di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Kabupaten Bogor. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada awal Maret 2011 sampai pertengahan Juni 2011. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin-Jumat, pukul 09.00-17.00 WIB. Jadwal pelaksanaan kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

3.2. Metode

Metode magang untuk kegiatan perancangan di PT. Idea Consultant dilakukan dengan cara: 3 Kegiatan Studio

(31)

1. Partisipasi aktif dalam pengerjaan proyek utama yaitu Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, TNUK, dilakukan baik dalam kegiatan pengamatan (survey) lapang secara langsung maupun kegiatan studio.

2. Partisipasi aktif juga dilakukan pada proses perancangan di studio untuk beberapa proyek yang dikerjakan oleh perusahaan selama kegiatan magang berlangsung. Proyek-proyek tersebut adalah:

a. “The Bintangur Eco Camp”, Riau (Sinar Mas Forestry Project). b. “The Halfway to The Wilderness”, Riau (Sinar Mas Forestry Project). c. “The Tasik Betung”, Riau (Sinar Mas Forestry Project).

d. Rencana Pengelolaan Hutan Diklat Bogor di Rumpin.

Selain berpartisipasi aktif dalam proyek-proyek yang dikerjakan perusahaan, kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan selama magang yaitu:

1. Melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses pengerjaan proyek yang sedang berlangsung, baik melalui buku maupun website yang terkait.

2. Wawancara dengan Direktur Utama, Manager Pengelola, Manager Produksi (Perencanaan dan Perancangan), serta pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek yaitu penanggung jawab dari pihak balai TNUK dan penanggung jawab dari pihak Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL).

3.3. Data

(32)

Tabel 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Magang

3.4. Tahapan Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilakukan pada perusahaan PT. Idea Consultant. dengan melalui tahapan kegiatan magang sebagai berikut:

1. Persiapan

Meliputi pembuatan proposal usulan magang dan mengurus administrasi dengan PT. Idea Consultant.

2. Pengenalan Kelembagaan Perusahaan

Kegiatan ini merupakan orientasi mahasiswa magang dengan staf yang ada di PT. Idea Consultant selain itu juga dilakukan pengenalan struktur organisasi, pembagian kerja dan prosedur pengerjaan proyek. Pengenalan Kelembagaan dilakukan pada awal kegiatan magang.

3. Kegiatan di studio

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan saat melakukan kegiatan magang yaitu mempelajari seluruh proses pengerjaan pada proyek yang dilaksanakan perusahaan. Mahasiswa magang melakukan pengumpulan data dan studi pustaka mengenai perusahaan dan proyek yang dikerjakan.

No Jenis Data Bentuk Sumber d. Konsep dan rencana

(33)

Persiapan

Sumber data berasal dari klien, pihak perusahaan, semua pihak yang terkait dengan proyek dan studi pustaka.

3.5. Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pembelajaran terhadap sistem manajemen serta mekanisme kerja studio di PT. Idea Consultant. Selain itu juga pemahaman terhadap proses selama pengerjaan proyek yang dilakukan di perusahaan. Tahapan perancangan lanskap yang dilakukan perusahaan meliputi tahap persiapan, inventarisasi dan analisis, desain konsep, pengembangan desain, pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan (Gambar 1).

Tahap 4 – Design Development

(Planning Application)

Gambar 1. Tahapan Perancangan Lanskap perusahaan dan Batasan Magang Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang

Pada setiap proyek yang dikerjakan perusahaan selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa magang hanya mengikuti sampai pada tahap

BATASAN MAGANG Tahapan Perancangan Lanskap

Perusahaan

(34)

pengembangan desain. Untuk tahap pembuatan gambar kerja dilakukan oleh tim teknis perusahaan, sedangkan tahap pelaksanaan perusahaan bisa bertindak sebagai pengawas maupun pelaksana.

Untuk pengerjaan proyek Kajian Terapan Desain Tapak di Pulau Peucang TNUK, lingkup pekerjaan proyek yaitu berupa pembuatan rencana tata ruang dan planning application. Tahapan yang dilakukan untuk proyek ini meliputi tahap persiapan, pengumpulan data dan penilaian tapak, pembuatan konsep dan rencana tata ruang, serta pengembangan desain (planning application) (Gambar 1).

(35)

IV. HASIL KEGIATAN MAGANG

4.1. Kondisi Umum Perusahaan 4.1.1. Profil Perusahaan

PT. Innovative Development for Eco Awareness (Idea) Consultant merupakan perusahaan konsultan perencanaan dan perancangan lanskap yang berbasis lingkungan dan ekologis bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Perusahaan konsultan ini beralamat di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Bogor. PT. Idea Consultant menyediakan pelayanan untuk klien swasta dan umum dengan cakupan layanan yaitu land

planning dan master planning. Dalam perencanaannya PT. Idea tidak hanya

melibatkan detail studi mengenai kawasan, tetapi juga melibatkan pemahaman aspek ekologis kawasan tersebut berdasarkan pemetaan lingkungan.

PT. Idea Consultant mencari metode baru dan unggul dalam setiap pengembangan kawasan untuk memenuhi kebutuhan setiap pengguna dengan cara yang terbaik. PT. Idea Consultant menerapkan konsep “eco” yaitu eco-perencanaan, eco-desain, eco-teknologi, dan eco-aktivitas untuk menciptakan pengembangan kawasan yang berbasis ekologis dan ramah lingkungan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup alam dan penggunanya serta masa depan yang berkelanjutan.

PT. Idea Consultant menitikberatkan pada pelayanan bidang desain, master plan, perencanaan lingkungan dan ekologi, untuk hasil yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya. Layanan bidang arsitektur lanskap yang dimiliki PT. Idea Consultant memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memandu suatu proyek dari langkah yang paling awal yaitu tahap konseptual desain hingga tahap administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi.

PT. Idea Consultant telah menangani beberapa proyek sejak tahun 2004. Beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh perusahaan antara lain:

1. Kajian Lanskap Prospektif Kota Lama Sawahlunto pada tahun 2009

(36)

3. Rencana Pemanfaatan Pariwisata Taman Nasional Kelimutu pada tahun 2006 4. Perancangan Zona Pemanfaatan intensif Sukamade dan Bande Alit, Taman

Nasional Meru Betiri pada tahun 2006

5. Master Plan Kebun Raya Kuningan pada tahun 2006

6. Perancangan Area Parkir Baru Taman Safari Indonesia, Cisarua pada tahun 2005

7. Master Plan Pengembangan Pariwisata Alam dan jasa lingkungan Taman Nasional Berbak, Jambi pada tahun 2004

PT. Idea Consultant juga turut berperan aktif dalam beberapa kompetisi desain lanskap dan memperoleh beberapa penghargaan desain. Penghargaan yang pernah didapat perusahan ini antara lain:

1. Memenangkan Juara Pertama pada Sayembara Desain Kebun Raya Kuningan yang diadakan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asosiasi Arsitek Indonesia pada tahun 2006. 2. Mengembangkan Caravan Camping Ground Pertama di Asia Untuk Taman

Safari Indonesia pada tahun 2005.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam kinerja para karyawan dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi ini berfungsi untuk mengatur hubungan kerja dan juga efisiensi kerja sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berkembang dengan baik serta meningkatkan kinerja para karyawan. PT. Idea Consultant memiliki struktur organisasi yang sederhana untuk menjalankan perusahaannya. Perusahaan memiliki direktur yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan.

(37)

Divisi manajemen merupakan merupakan divisi yang bertugas mengelola studio proyek perusahaan. Selain itu, manajer pengelola juga mengerjakan kegiatan yang berhubungan dengan perpajakan dan administrasi seperti menyiapkan dan membuat kontrak proyek. Divisi Pemasaran dan SDM merupakan divisi yang bertugas mengelola sumber daya manusia yang terdapat di dalam perusahaan serta mencari proyek-proyek yang dapat dikerjakan oleh perusahaan melalui kegiatan lelang/tender. Jumlah seluruh sumber daya manusia yang terdapat di perusahaan saat kegiatan magang berlangsung adalah 10 orang, yang terdiri dari 4 orang staf tetap, 4 orang mahasiswa magang dan 2 orang pekerja lepas (freelance). Bagan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan : Alur komunikasi langsung

Alur komunikasi tidak langsung (Sumber : Idea, 2011)

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur Eksekutif PT. Idea Consultant

Ir. Soehartini Sekartjakrarini M.Sc, Ph.D

(38)

Direktur Eksekutif perusahaan memberikan pengarahan kepada setiap divisi serta melakukan diskusi dalam mengerjakan proyek agar menghasilkan produk yang baik dan maksimal. Produk yang dihasilkan yaitu produk yang fungsional, estetik, tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitarnya, dan juga sesuai dengan keinginan klien. Komunikasi dua arah yang dilakukan semua staf perusahaan bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan, tercapainya efisiensi waktu pada proses perancangan, pelaksananaan dan penanganan proyek.

4.1.3. Pengelolaan Proyek Lanskap

4.1.3.1. Fasilitas Peralatan Kerja Perusahaan

PT. Idea Consultant memiliki fasilitas peralatan kerja yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan proyek-proyek yang dikerjakan. Beberapa fasilitas yang dimiliki perusahaan dapat dilihat melalui kondisi studio proyek perusahaan pada Gambar 3.

(Sumber : Idea, 2011)

Gambar 3. Kondisi studio proyek perusahaan

(39)

Tabel 3. Peralatan gambar yang digunakan Perusahaan

No. Jenis alat gambar Kegunaan

1. Alat gambar (spidol, drawing pen, penggaris, rapido dengan berbagai ukuran ketebalan, serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan).

Pembuatan gambar secara manual

2. Tracing paper dan kertas kalkir Pembuatan gambar secara manual serta

untuk menjiplak gambar

3. Kertas HVS ukuran A3 dan A4 Pembuatan gambar secara manual, mencetak laporan serta gambar-gambar kerja

4. Meja kerja panjang (2 unit) dan kursi kerja (8 unit)

Pengerjaan proyek

Selain peralatan gambar seperti yang telah disebutkan, terdapat juga fasilitas seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Fasilitas yang digunakan Perusahaan

No. Fasilitas Jumlah Kegunaan

1. PC, komputer 3 unit Pelaksanaan pekerjaan proyek, pembuatan gambar, pembuatan laporan, pencarian data. 2. Printer A3

dan A4

Masing-masing 1 unit

Mencetak laporan serta gambar-gambar kerja

3. Scanner A4 1 unit Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy.

4. Mesin Fax dan Telepon

Masing-masing 1 unit

Berkomunikasi dengan klien ataupun kontraktor, memudahkan dalam hal pengiriman data atupun informasi

5. Harddisk 2 unit Penyimpanan data

6. Wifi Memudahkan dalam penyelesaian suatu

proyek, searching materi yang berhubungan dengan proyek(ide,konsep,dll) serta cara berkomunikasi dengan klien.

7. Berbagai buku sumber (perencanaan, perancangan)

(40)

Dalam kegiatan studio perusahaan didukung dengan berbagai perangkat lunak (software) dan aplikasi seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Aplikasi software yang digunakan Perusahaan

No. Software Kegunaan

1. AutoCAD 2004, 2007 CAD Drawing 2. Google Sketch Up 7 3D Rendering 3. Adobe Photoshop CS3 3D Rendering

4. 3D Studio Max Animasi dan 3D Rendering

5. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan dan juga untuk mengetahui lokasi proyek yang berlangsung, kondisi fisik. 6. MS. Office 2007 Terkait untuk presentasi kepada klien,

daftar RAB, list material. (Document Publishing)

4.1.3.2. Cara Mendapat Proyek

Proyek yang ditangani oleh PT. Idea Consultant baik proyek mengenai perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan lanskap diperoleh melalui tiga cara, yaitu :

1. Permintaan langsung dari klien

PT. Idea Consultant mendapatkan proyek tanpa harus mengajukan penawaran pada pihak lain, melainkan permintaan langsung dari klien. Klien merupakan individu ataupun suatu perusahaan ataupun suatu lembaga pemerintahan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan finansial dari proyek tersebut. Klien yang dimaksud adalah klien yang baru ataupun klien yang sudah berlangganan menggunakan jasa perusahaan.

2. Mengikuti tender/lelang

(41)

a. Tahap awal penetapan proyek

Sebelum proses lelang dilakukan, telah terdapat Judul Proyek yang telah ditetapkan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) serta produk yang akan dihasilkan dari proyek tersebut. Anggaran yang ditetapkan untuk suatu proyek berasal dari dana APBD atau APBN. Setelah penetapan judul dan anggaran proyek, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memutuskan untuk dilakukan proses lelang. Setelah itu pihak panitia lelang membuat Term of Reference (TOR) untuk lelang tersebut.

b. Tanggapan terhadap TOR

Dalam proses lelang tersebut, setiap perusahaan yang mengikuti kegiatan lelang membuat usulan teknis sesuai dengan TOR yang telah dibuat panitia lelang. Dalam proses TOR perusahaan membuat usulan teknis dari proyek tersebut yang anggarannya kurang dari anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Usulan teknis berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh perusahaan serta hasil produk yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Dalam proses lelang, masing-masing perusahaan membuat anggaran untuk pelaksanaan proyek tersebut.

c. Proses lelang

Peraturan lelang perusahaan swasta tidak mengikuti peraturan lelang yang dilakukan oleh pemerintah. Peraturan lelang pemerintah hanya berlaku untuk kalangan lembaga pemerintahan, BUMN dan BUMD. Jenis pengadaan jasa sesuai dengan nilai kontrak diuraikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Nilai Kontrak lelang

Nilai Kontrak (rupiah) Metode Pengadaan Jasa

0 – 50 juta Penunjukan langsung

50 – 125 juta Lelang diikuti oleh tiga perusahaan Lebih dari 125 juta Lelang diikuti oleh lima perusahaan (Sumber : Idea, 2011)

(42)

- Biaya sebesar 70% merupakan biaya yang digunakan langsung dalam pengerjaan proyek seperti membayar tenaga ahli untuk pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut.

- Biaya sebesar 30% merupakan biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan survey, meeting ataupun kegiatan FGD (Focused Group Discusion) lainnya.

3. Kerjasama dengan lembaga

Dalam mendapatkan proyek, PT. Idea Consultant juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintahan maupun swasta. Dinas pemerintahan yang dimaksud contohnya Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Kehutanan dan lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor non pemerintah. Contoh kerjasama PT. Idea Consultant dengan Dinas pemerintahan yaitu kerjasama dengan Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Departemen Kehutanan dalam proyek Rencana Penyusunan (Site Plan) Taman Nasional Bukit Dua Belas. Sedangkan kerjasama PT. Idea Consultant dengan pihak swasta yaitu kerjasama dengan Taman Safari Indonesia dalam proyek Penyusunan Rencana Tapak (Site Plan) dan Rancangan Arsitektur Parkir Baru Taman Safari Indonesia Cisarua.

4.1.3.3. Prosedur dan Sistem Kerja Perusahaan

1. Prosedur Kerja Perusahaan

PT. Idea Consultant memiliki prosedur standar dalam mengerjakan proyek lanskap. Prosedur pengerjaan setiap proyek memiliki tahapan yang berbeda-beda tergantung kesepakatan awal dari klien. Prosedur standar pengerjaan proyek yang telah ditetapkan oleh perusahaan meliputi tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konsep, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. a. Tahap persiapan

(43)

dan juga urusan administrasi proyek. Pada tahap ini terjadi pertemuan pertama dengan klien. Pada pertemuan ini klien membicarakan mengenai keinginannnya dan harapannya akan proyek yang ditangani, konsep yang ingin dicapai dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Selanjutnya pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih detail yang mencakup pelayanan, bentuk produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Pada tahap ini dilakukan penerimaan proyek.

b. Tahap inventarisasi dan analisis

Tahap inventarisasi merupakan tahap awal pada proses perancangan. Tujuan dari tahap ini adalah melakukan pengumpulan data mengenai proyek serta mempelajari kondisi tapak. Tahap ini dilakukan secara langsung ke lokasi proyek untuk melihat kondisi awal tapak dengan survei lapang oleh staf perusahaan. Data untuk keperluan proyek diperoleh melalui data primer dan sekunder. Data primer merupakan data eksisting yang ada pada tapak seperti letak dan luas, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi serta merekamnya dalam gambar berupa foto. Data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan tapak dan lingkungannya. Pencarian data sekunder dilakukan melalui internet atau melalui buku-buku yang berkaitan dengan tapak. Data ini diperlukan juga untuk proses analisis.

Selanjutnya dilakukan proses analisis, yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada proses inventarisasi serta mempelajari potensi dan kendala dalam tapak. Pada tahap ini dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk mendapatkan sintesis setelah analisis dilakukan. Pada semua proyek yang dikerjakan, tahapan analisis dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama (singkat), karena staf perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lain yang sudah ditangani.

c. Tahap desain konsep (concept design)

(44)

proses pembuatan rencana tata ruang jika klien belum memiliki masterplan dari tapak yang akan dirancang. Desain konsep merupakan tahap awal untuk membuat perancangan lanskap secara konseptual dengan memasukan semua ide untuk menciptakan sebuah tema dan karakter yang sesuai dengan keinginan klien. Untuk pembuatan konsep awal ini dilakukan diskusi tim proyek untuk mempertimbangkan keinginan dari klien.

d. Tahap pengembangan desain (design development)

Tahap pengembangan desain merupakan pengembangan dari desain konsep. Tahap ini bertujuan untuk mengaplikasikan perencanaan tapak (planning application) pada tiap zona tapak. Pada tahap ini juga dibuat gambar-gambar ilustrasi yang mendukung konsep, gambar potongan, serta imagery boards untuk memberikan gambaran kepada klien mengenai desain yang diusulkan.

e. Tahap pembuatan gambar kerja

Tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk menghasilkan gambar-gambar kerja detail seperti detail rancangan, detail zonasi, detail material, detail konstruksi, RAB dan informasi lainnya yang mendukung. Produk dari tahap ini digunakan sebagai acuan dalam proses pelaksanaan.

f. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan memiliki tujuan untuk mewujudkan atau membangun rancangan pada tapak. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap tetap bisa memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan.

2. Sistem Kerja Perusahaan

Selain prosedur standar pengerjaan proyek, perusahaan juga memiliki sistem kerja. Sistem kerja perusahaan merupakan suatu bentuk pengorganisasian proyek dalam perusahaan. Sistem kerja perusahaan ini dalam pengerjaan proyek diketahui oleh seluruh staf dengan dilakukannya

briefing terlebih dahulu dan mendapatkan penjelasan dari owner (direktur).

(45)

struktur tim proyek yang dibentuk pada tahap persiapan. Tim proyek dipimpin oleh project leader. Direktur atau owner menjelaskan mengenai proyek tersebut kepada project leader kemudian project leader menyampaikan, berdisikusi dan mengerjakan bersama dengan tim.

Struktur tim proyek yang ditetapkan perusahaan terdiri dari project

leader, main designer, dan tim teknis. Project leader bertanggung jawab

untuk mengatur dalam pelaksanaan proses pembagian kerja dalam tim. Main designer bertugas membuat konsep dan desain awal untuk proyek yang dikerjakan. Tim teknis pada proyek bertanggung jawab dalam pengamatan lapang serta pengerjaan pengembangan desain dan gambar kerja.

4.2. Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang TNUK 4.2.1. Deskripsi Proyek

Proyek ini mengkaji penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional. Proyek yang terletak di Pulau Peucang ini, termasuk ke dalam wilayah Provinsi Banten, Indonesia. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk ke dalam TNUK dan berbatasan langsung dengan Selat Panaitan. Pada pulau ini terdapat 100 ha zona pemanfaatan taman nasional yang terletak di bagian timur pulau ini.

(46)

Gambar 4.Struktur Tim Proyek Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon

Dari 100 ha zona pemanfaatan di kawasan Pulau Peucang ini, 50 ha sebelumnya sudah dimanfaatkan untuk pengembangan beberapa fasilitas penginapan bagi wisatawan yang berkunjung dibawah pengelolaan pihak Wana Wisata Alam Hayati (WWAH). Pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant ini adalah melakukan kajian terapan desain tapak pada 50 ha zona pemanfaatan yang tersisa. Zona pemanfaatan ini dikelola pihak balai TNUK untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata alam. Dari kawasan seluas 50 ha ini akan

CLIENT

Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung

Balai Taman Nasional Ujung Kulon

MAIN DESIGNER Puspita Galih Resi LANDSCAPE ARCHITECT PT. Innovative Development for Eco

Awareness (Idea) Consultant

Fika Widya Nastiti (IPB) INTERN STUDENT

(47)

diletakan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan wisata alam dimulai dari kawasan pantai hingga kawasan dalam hutan. Dalam proyek ini PT. Idea Consultant terlibat dari awal proyek dan berperan dalam penentuan tata ruang pada tapak. Sebagian besar data awal untuk proyek merupakan data sekunder yang di dapat dari pihak Balai TNUK. Disamping itu dilakukan survei langsung ke lokasi tapak serta dilakukan juga studi pustaka untuk pengerjaan proyek ini.

4.2.2. Kondisi Umum TNUK

Kawasan Ujung Kulon dinyatakan sebagai calon Taman Nasional pada tahun 1982, dari fungsi awalnya sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 736/Kpts/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 pada saat kongres III taman nasional sedunia di Bali. Kemudian, tahun 1992 kawasan Ujung Kulon ditetapkan sebagai taman nasional dan pengelolaannya dibawah Balai Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 (BTNUK, 2010).

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan aset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1991. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis. TNUK merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang Ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan (BTNUK, 2010).

4.2.1.1. Batas Geografis dan Administratif

(48)

1. Sebelah Barat dan Utara, berbatasan dengan Selat Sunda dan Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.

2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Teluk Selamat Datang dan Kecamatan Cimanggu, Kab. Pandeglang.

3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia.

TNUK yang terdiri dari daratan dan perairan merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya. TNUK merupakan hutan tropis dataran rendah dengan luas wilayah 122.956 ha, yang terdiri dari 78.619 ha daratan dan 44.337 ha perairan laut. Ditetapkannya taman nasional ini bertujuan untuk pelestarian sumber daya alam serta memberikan dukungan dalam kesejahteraan masyarakat setempat. Bagian-bagian penting dalam kawasan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu, Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Handeleum, Pulau Pecang, dan Pulau Panaitan (Gambar 5).

(Sumber : BTNUK, 2010)

(49)

4.2.1.2. Iklim

TNUK memiliki iklim tropis laut dengan curah hujan tahunan rata-rata 3.250 mm. Suhu dalam kawasan berkisar antara 25-30qC dengan kelembaban antara 80-90%. Bulan April-Oktober merupakan musim kering, khususnya Juli- Oktober. Musim hujan mulai dari Bulan November dan berakhir pada Bulan Maret dengan rata-rata curah hujan 400 mm. Musim hujan terberat antara Bulan Desember-Januari dan disertai dengan angin kencang. Musim kemarau terjadi pada Bulan Mei-September dengan curah hujan normal tiap bulan rataǦ rata tidak melebihi 100 mm (BTNUK, 2010).

Pada musim angin barat antara Bulan Oktober hingga Bulan April angin bertiup kencang. Musim angin barat ini sering menyebabkan pohon tumbang dan menyulitkan perjalan kapal karena ombak besar. Angin timur berlangsung selama Bulan Mei hingga Bulan September membuat perairan bagian utara Semenanjung Ujung Kulon menjadi terang dan kurang berombak.

4.2.1.3. Flora dan Fauna

Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di TNUK mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820. Kurang lebih 700 spesies tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 spesies diantaranya langka seperti Merbau (Intsia bijuga), Palahlar (Dipterocarpus haseltii), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Cerlang (Pterospermum diversifolium), Ki Hujan (Engelhardia serrata) dan berbagai macam jenis anggrek (BTNUK, 2010).

(50)

(Sumber : BTNUK, 2010)

Gambar 6. Satwa-satwa di TNUK

Jenis-jenis ikan yang menarik di TNUK baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain Ikan Kupu-Kupu (Pantodon buchholzi), Ikan Badut (Clown Fish), Ikan Bidadari (Angle Fish), Ikan Glodok (Mudskipper) dan Ikan Sumpit (Archer Fish). Ikan Glodok dan Ikan Sumpit (Gambar 7) adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak mangsanya (serangga kecil) yang berada di daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air.

(Sumber : BTNUK, 2010)

Gambar 7. Jenis-jenis ikan yang menarik di TNUK Rusa

Babi Hutan

Badak Jawa

Banteng dan Burung Merak

(51)

4.2.1.4. Aksesibilitas

Balai TNUK beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan, Pandeglang. Aksesibilitas menuju ke kawasan Balai TNUK dapat dicapai melalui beberapa jalur darat, yaitu sebagai berikut (Gambar 7):

1. Jakarta – Serang (via jalan Tol) – Pandeglang – Labuan, dengan jarak 153 km dan waktu tempuh ± 3,5 jam.

2. Jakarta – Cilegon (via jalan Tol) – Labuan, dengan jarak 153 Km dan waktu tempuh ± 3 jam.

3. Bogor – Rangkasbitung – Pandeglang – Labuan, dengan jarak 160 Km dan waktu tempuh ± 4 jam.

Untuk menuju kawasan-kawasan TNUK, dari Balai TNUK Labuan ditempuh melalui daerah Sumur yang merupakan kawasan transit. Daerah Sumur juga merupakan kawasan tambat kapal-kapal kecil nelayan dan perahu motor. Kapal-kapal kecil nelayan dan perahu motor digunakan sebagai kapal transit menuju kapal-kapal besar yang akan digunakan untuk penyebrangan laut. Aksesibilitas menuju kawasan-kawasan TNUK dapat ditempuh dengan melalui jalan darat atau laut (Gambar 8), antara lain:

1. Kawasan Resort Taman Jaya (90 km)

Perjalanan melalui darat menggunakan kendaraan umum dari Labuan menuju Sumur dengan jarak 70 km memakan waktu ± 2 jam. Perjalanan dari Sumur menuju kawasan Resort Taman Jaya dapat ditempuh dengan kendaraan mobil dan motor (20 km/jam) atau perjalanan laut dengan cara menyewa perahu motor dari Sumur (1,5 jam).

2. Pulau Handeleum

Perjalanan laut (speed boat) dengan waktu tempuh 2-6 jam dari Carita atau dari Labuan, 2 jam perjalanan laut (speed boat) dari Sumur dan 40 menit perjalanan laut dari Taman Jaya.

3. Pulau Peucang dan Pulau Panaitan

(52)

(Sumber : BTNUK, 2010)

Gambar 8. Peta Aksesibilitas Menuju TNUK

4.2.3. Kondisi Umum Pulau Peucang

Pulau Peucang terletak di sebelah barat laut Semenanjung Ujung Kulon (Gambar 9). Pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk ke dalam kawasan TNUK dan berbatasan langsung dengan Selat Panaitan. Pulau Peucang merupakan pulau dengan luas kurang lebih 450 ha. Pada pulau ini terdapat zona pemanfaatan taman nasional seluas 100 ha.

(53)

Provinsi Banten TNUK

Pulau Peucang

: Lokasi Pulau Peucang (Sumber : BTNUK, 2010)

Gambar 9. Orientasi Pulau Peucang

(Sumber : Survei, Juni 2011)

Gambar 10. Kondisi perairan di Pulau Peucang

Dari 100 ha zona pemanfaatan di kawasan Pulau Peucang ini, 50 ha sudah dimanfaatkan untuk pengembangan beberapa fasilitas sarana dan prasana untuk wisatawan yang berkunjung. Pengelolaan 50 ha zona pemanfaatan ini dikelola oleh Wana Wisata Alam Hayati (WWAH). Balai TNUK merencanakan 50 ha

(54)

zona pemanfaatan yang tersisa sebagai kawasan wisata alam. Oleh karena itu, tapak ini menjadi lokasi proyek kajian terapan desain tapak wisata alam (Gambar 11). Selain untuk pengembangan kegiatan wisata alam, proyek ini juga merupakan contoh proses pengerjaan desain tapak yang akan digunakan pihak balai taman nasional lain.

(Sumber: BTNUK, 2010)

Gambar 11. Lokasi Proyek

(55)

(Sumber : Survei, Juni 2011)

Gambar 12. Lokasi Sarana dan Prasarana di Pulau Peucang

Terdapat juga fasilitas lain berupa beberapa signage di Pulau Peucang. Signage berfungsi sebagai penunjuk lokasi maupun peta objek-objek wisata yang terdapat di Pulau Peucang dan sekitarnya (Gambar 13).

f. Mushola e. Pusat informasi

c. Penginapan d. Penginapan

g. Kamar petugas b. Restoran

a. Darmaga

a b

c

d e f

(56)

(Sumber : Survei, Juni 2011)

Gambar 13. Signage yang terdapat di Pulau Peucang

Satwa-satwa liar seperti rusa, babi, monyet dan kadal merumput dan bermain di sekitar tempat penginapan yang tersedia. Hal ini menjadi objek yang menarik bagi wisatawan yang meyukai fotografi, untuk mengambil beberapa foto dari aktifitas yang dilakukan oleh satwa-satwa tersebut (Gambar 14).

(Sumber : Survei, Juni 2011)

Gambar 14. Wisatawan sedang mengambil foto rusa Penunjuk Lokasi

(57)

4.2.4. Proses Pengerjaan Proyek 4.2.4.1. Persiapan

Persiapan adalah tahap awal dari proses pekerjaan perancangan. Pada tahap ini dilakukan pengaturan terhadap semua pihak yang terkait dan menyiapkan anggota tim untuk melaksanakan proses pengerjaan proyek. Tahap awal yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant adalah membentuk suatu tim proyek yang terdiri dari project leader, main designer, dan tim teknis. Pada proyek Kajian terapan desain tapak Pulau Peucang ini mahasiswa magang bertindak sebagai tim teknis

4.2.4.2. Inventarisasi dan Analisis

(1) Inventarisasi

Sebelum dilakukan inventarisasi, terlebih dahulu dibuat rencana awal untuk fasilitas yang akan dikembangkan pada tapak. Fasilitas utama yang akan dikembangkan pada tapak adalah darmaga dan chalets (penginapan). Inventarisasi dilakukan dengan cara survei langsung untuk mendapatkan data-data pada tapak dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan kamera. GPS dan kamera digunakan untuk menentukan titik-titik lokasi yang sesuai untuk darmaga dan chalets tersebut.

(2) Analisis

Analisis yang dilakukan perusahaan pada tapak menitikberatkan kepada perlindungan kawasan sehingga mengacu pada hal-hal sebagai berikut, yaitu filosofi pengembangan kawasan, prinsip panduan pengembangan kawasan, peraturan dan pedoman pengembangan kawasan, serta studi arsitektur lokal.

a. Filosofi Pengembangan Kawasan

(58)

i) Pengembangan sarana dan prasarana harus proporsional dengan luas area pengembangan dan tidak mendominasi sumber daya alam kawasan. Konsep pengembangan teknis tidak terlepas dari ketentuan yang mengatur pengembangan pariwisata alam di Taman Nasional, yaitu luas area yang diizinkan untuk pengembangan wisata tidak melebihi dari 10% luas seluruh Zona pemanfaatan. Dari luas area pengembangan tersebut, maksimum luas area pembangunan sarana dan prasarana dibatasi sampai dengan 10%. ii) Pengembangan sarana dan prasarana menghindari sejauh mungkin

daerah-daerah perlindungan setempat seperti: sempadan pantai dan sungai, tumbuhan dan atau koral endemik, jelajah satwa.

iii) Pengembangan sarana dan prasarana harus seminimal mungkin melakukan perubahan terhadap lanskap yang ada, namun memberikan kepuasan kepada pengunjung semaksimal mungkin. iv) Kepedulian terhadap lingkungan harus dicerminkan dengan

pengembangan pusat interpretasi, yang bertujuan untuk memperkaya pengalaman pengunjung melalui pelayanan yang menyenangkan dan penyampaian informasi yang akurat tentang sumber daya alam dan budaya di dalam dan di sekitar kawasan. Fungsi pusat interpretasi yaitu: (a) menjelaskan sumber-sumber daya alam dan budaya kawasan; (b) memberikan dan merangsang pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung; (c) memberikan sarana pendidikan lingkungan; (d) menambah daya tarik wisata. v) Penurunan kualitas sumber daya kawasan harus dikurangi atau

dihindari dengan memberikan alternatif atau mengembangkan desain sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan kebersihan, kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. vi) Pengembangan sarana dan prasarana kegiatan harus merupakan

(59)

vii) Pengembangan sarana dan prasarana harus sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan.

viii) Penggunaan bahan untuk sarana dan prasarana harus sesuai dengan kondisi iklim kawasan dan menerapkan konsep arsitektur tradisional setempat.

b. Prinsip Panduan Pengembangan Kawasan

Dalam penyusunan kajian ini, pemanfaatan lingkungan bertujuan untuk membangun hubungan simbiosis antara wisata dengan lingkungan yang dilandaskan pada prinsip-prinsip, antara lain :

i) Pemanfaatan untuk perlindungan.

ii) Penggalian serta penyajian produk wisata yang diselaraskan dengan potensi dan karakter lingkungan setempat dan bermuatan pendidikan dan pembelajaran.

iii) Pemanfaatan yang memberikan nilai tambah terhadap penyelenggaraan program konservasi.

iv) Keindahan lingkungan ternikmati dan terapresiasi oleh pengunjung, penyelenggara kegiatan dan masyarakat.

c. Peraturan dan Pedoman Pengembangan Kawasan

Untuk memastikan bahwa pengembangan tidak melebihi daya dukung dan secara bersamaan berwawasan pariwisata dan konservasi, diperlukan panduan atau pedoman penataan ruang secara menyeluruh di TNUK serta panduan pengembangan fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung program kegiatan wisata alam di Pulau Peucang. Peraturan dan pedoman yang digunakan dalam pengerjaan proyek ini antara lain Peraturan Direktur Jendral No. P.3/IY-SET/2011 tanggal 9 Maret 2011 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 mengenai Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

Gambar

Tabel  2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Magang
Gambar 1. Tahapan Perancangan Lanskap perusahaan dan Batasan Magang
Gambar 5. Peta Taman Nasional Ujung Kulon
Gambar 7. Jenis-jenis ikan yang menarik di TNUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis : Kajian Pengelolaan Wisata Di Ka~vasan Konsewasi (Studi Kasus Di Taman Nasionsl Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten).. Nama :

Nilai ekonomi pengembangan wisata alam di Pulau Pramuka telah banyak dikaji, sebagai contoh oleh Triutami (2009) dan Prasetio (2011), namun kajian terhadap nilai

Perencanaan Tapak Bumi Perkemahan Kawasan Wisata Alam Gunung Tujuh Taman Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Kerinci, Jambi.. (Dosen Pembimbimg Ir. Qodarian

Konsep utama dari rencana pengelolaan lanskap kawasan wisata alam Gunung Tujuh, Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu membuat serta merencanakan suatu model pengelolaan lanskap yang

yang penulis ajukan adalah “Perencanaan dan Perancangan Place Branding Pulau Sempu – Kabupaten Malang, Jawa Timur sebagai Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam..

Data primer adalah data pokok yang diperoleh langsung di lapangan dengan cara mengamati atraksi wisata yang terdapat di blok pemanfaatan Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau

Berdasarkan hasil analisis keanekaragaman jenis burung diurnal di Taman Wisata Alam Pulau Menipo masuk dalam kategori tinggi, ditunjukan dengan nilai

Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data mengenai satwa yang terdapat di alam hasil inventarisasi BKSDA Sumatera Selatan, sarana prasarana wisata, kebijakan-kebijakan