• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP UNTUK PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI PT IdeA CAROLINE PUSPITA DEWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEGIATAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP UNTUK PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI PT IdeA CAROLINE PUSPITA DEWI"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP UNTUK

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI PT IdeA

CAROLINE PUSPITA DEWI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(2)

Natural landscape is need to be preserved. Looking to urban communities needs to the receration in the form of natural attraction, therefore some natural landscapes which provide nature tourim such as National Park and Training and Education Forest are need to be considered the quality, the ecology, and the aesthetic, because natural landscape have high sensitivity to human activity. Landscape design projects for nature tourism development had process that student followed during the internship programme. Internship programme was followed at PT Innovative Development for eco Awareness (IdeA). PT IdeA is a landscape consultant who delivered landscape planning, landscape design, and landscape management service especially in conservation areas, another sensitive areas, and urban region. During the internship, student contributed actively in site visit and studio activities. The Mount Halimun Salak National Park, Jampang Tengah and Rumpin Training and Education Forest projects which owned by PT. IdeA had been followed and learned by student during the internship programme. Internship activities aimed to get variety practical knowledge, experience,and improved soft skills within the field of landscape architecture proffesionalism. Internship activities carried out interviews, direct observatory, analysis, literature study, and every following steps as PT IdeA methode for handling landscape project, especially to know the right design implementation in natural landscape.

(3)

RINGKASAN

Caroline Puspita Dewi. A44070015. Kegiatan Proses Perancangan Lanskap untuk Pengembangan Wisata Alam di PT IdeA Dibimbing oleh Aris Munandar dan Akhmad Arifin Hadi.

Kejenuhan yang ditimbulkan oleh kepadatan aktivitas kota membuat masyarakat lebih menuntut kegiatan wisata alam karena dibutuhkannya suasana baru yang alami dengan kesegaran dengan suasana berbeda dari nuansa kota. Wisata alam merupakan salah satu alternatif kegiatan yang disediakan untuk menunjang kebutuhan rekreasi pengunjung yang berarti juga mengharmonisasikan aktivitas manusia dengan keberlanjutan lingkungan alam, tumbuhan, dan hewan.

Perancangan lanskap untuk pengembangan wisata alam dilakukan guna menghasilkan lanskap yang dapat menunjang kebutuhan manusia akan wisata. Proses perancangan lanskap yang dilaksanakan harus dilakukan dengan tepat dan terarah, sehingga produk yang dihasilkan tersebut dapat bekerja secara fungsional dan estetik untuk memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap penggunanya.

Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di PT Innovative Development for eco Awareness (IdeA) dengan mengikuti berbagai proses kerja yang berkaitan dengan pendalaman proses perancangan lanskap. Maka, kegiatan magang ini akan menjadi bagian penting yang dapat dipelajari guna meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan bagi seorang calon arsitek lanskap, baik pada kegiatan studio maupun pada kegiatan lapang, khususnya dalam mempelajari proses perancangan lanskap untuk pengembangan wisata yang tepat. Perusahaan ini memiliki studio proyek perusahaan berlokasi di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Bogor.

Tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan di PT IdeA dalam bidang perancangan lanskap, yaitu mempelajari, menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan dalam keprofesian arsitektur lanskap, serta mempelajari proses manajemen proyek perusahaan.

Metode magang yang digunakan adalah berpartipasi aktif dalam kegiatan studio ataupun kegiatan lapang, wawancara pihak terkait, dan studi pustaka terkait proses perencanaan dan perancangan lanskap dengan bahasan proyek penyediaan lanskap wisata alam di Hutan Diklat Jampang Tengah, dan Hutan Diklat Rumpin, dan zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Batasan kegiatan magang berada pada ruang lingkup struktural internal manajemen PT IdeA dan kegiatan proses perancangan lanskap perusahaan.

Proyek yang berlokasi di zona pemanfataan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tepatnya di Kecamatan Cidahu bertujuan untuk melakukan penataan lanskap untuk dijadikan kawasan yang menyediakan kegiatan wisata alam dengan nilai intrinsik lingkungan melalui eksplorasi, pendidikan, dan apresiasi terhadap alam yang akan menghadirkan kesadaran publik terhadap lanskap alami. Ruang lingkup penataan lanskap tersebut meliputi proses perancangan dan pembuatan design guidelines berisi pengembangan persyaratan dan ketentuan fasilitas untuk diberikan kepada Pengusaha Pariwisata Alam (PPA) yang berminat membangun area wisata di kawasan tersebut.

(4)

Sedangkan tujuan dari proyek di Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin adalah (1) mengoptimalkan potensi kawasan Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin, pengunjung, dan pengelola; (2) mendukung pengembangan rencana pengelolaaan untuk perlindungan Hutan Diklat; (3) mengembangkan program dan manajemen yang tepat dari kegiatan wisata alam berupa wisata edukasi bidang kehutanan, sosial, dan dasar ekonomi; (4) meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan yang bergantung pada perkembangan itu sendiri.

Setiap proyek yang dikerjakan melalui tahapan yang berbeda-beda karena dikondisikan dengan deadline proyek dan kondisi tapak. Kegiatan survai lapang yang dilakukan PT IdeA didukung dengan fasilitas seperti meteran, GPS, dan kamera. Sedangkan dalam kegiatan studio untuk melakukan strategi penghematan waktu dan biaya adalah menggabungkan teknik freehand dan komputerisasi. Proses perancangan lanskap perusahaan telah didukung dengan teknologi dan fasilitas yang baik sehingga dapat menghasilkan produk yang optimal, fungsional, dapat memuaskan kebutuhan klien dan perusahaan, serta menjaga kualitas lingkungan.

Kendala yang ditemui dalam proses perancangan di TNGHS, Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin adalah (1) deadline proyek yang singkat; (2) kondisi tapak yang rentan dan sensitif.

Mengikuti dan mengamati kegiatan proses perancangan lanskap di PT IdeA, khususnya dalam proyek pengembangan wisata alam di lanskap alami telah mendapat tambahan pengetahuan dan wawasan. Salah satunya adalah mengenai regulasi atau peraturan pemerintah dalam mengatur dan mengawasi penataan lanskap melalui perancangan lanskap. Selain itu, mengenai arsitektural fasilitas kawasan dan infrastruktur yang dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna dalam melakukan kegiatan wisata alam dengan memberikan dampak negatif seminimal mungkin bagi kawasan.

(5)

KEGIATAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP UNTUK

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI PT IdeA

CAROLINE PUSPITA DEWI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departenen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(6)

Judul Skripsi : Kegiatan Proses Perancangan Lanskap untuk Pengembangan Wisata Alam di PT IdeA

Nama Mahasiswa : Caroline Puspita Dewi

NRP : A44070015

Disetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Aris Munandar, MS. Akhmad Arifin Hadi, SP., MALA. NIP. 19561778 198303 1 003 NIP. 19810330 200501 1 004

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP.19480912 197412 2 001

(7)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Kegiatan Proses Perancangan Lanskap untuk Pengembangan Wisata Alam di PT IdeA” adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2012 Penulis

(8)

© Hak Milik Cipta IPB, Tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh hasil karya ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan YME atas ridho-Nya sehingga pnulis dapat menyelesaikan skripsi magang ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Kegiatan Proses Perancangan Lanskap untuk Pengembangan Wisata Alam di PT IdeA” merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan magang untuk skripsi ini dilaksanakan di konsultan arsitektur lanskap PT IdeA.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Aris Munandar, MS. dan Bapak Akhmad Arifin Hadi, SP., MALA. serta kepada PT IdeA. Ungkapan terima kasih juga Penulis sampaikan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu, khususnya kepada keluarga dan teman-teman tercinta yang selalu mendukung Penulis.

Pada akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi bagi penelitian di masa yang akan datang, khususnya mengenai perancangan pengembangan wisata alam di kawasan konservasi. Tuhan memberkati.

Bogor, April 2012

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 April 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dalam keluarga Agustinus Bambang Wisanggeni dan Herwidiastuti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2001 di sekolah swasta katolik Bunda Maria, Depok, Jawa Barat. Dilanjutkan pendidikan menengah pada tahun 2004 di sekolah swasta katolik Bunda Maria, Depok, Jawa Barat dan selanjutnya di Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) 105 Jakarta pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 Penulis diterima menjadi mahasiswa di Institur Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2008, penulis masuk menjadi mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB. Selain mengambil program mayor, penulis juga mengambil program supporting course (SC) manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, rekreasi alam dan ekowisata, dan analisis spasial lingkungan.

Penulis semasa menjadi mahasiswa aktif dalam kegiatan berorganisasi sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP). Selain itu, mahasiswa juga ikut dalam kepanitiaan acara-acara himpunan profesi lanskap seperti The 1st Student National Workshop Landscape Architecture dalam divisi sponsorship dan divisi logistik dan transportasi. Penulis juga menjadi asisten mahasiswa pada mata kuliah Tanaman dalam Lanskap tahun ajaran 2011-2012.

Penulis melakukan kegiatan magang skripsi di PT IdeA selama 3,5 bulan, dimulai pada tanggal 3 Maret 2011 sampai dengan 18 Juni 2011.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... . xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Magang... 2

1.3 Manfaat Magang ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Wisata Alam dan Ekowisata ... 3

2.2 Bumi Perkemahan ... 4

2.3 Hutan Diklat ... 6

2.4 Perancangan Lanskap ... 9

2.5 Proses Perancangan Lanskap ... 10

2.6 Kegiatan Magang ... 12

2.7 Konsultan Lanskap ... 13

2.8 Manajemen Proyek Lanskap ... 14

BAB III METODOLOGI... 15

3.1 Lokasi dan Waktu Magang ... 15

3.2 Metode Magang ... 16

3.3 Tahapan Kegiatan ... 17

3.4 Batasan Magang ... 18

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Manajemen PT IdeA ... 19

4.1.1 Profil Umum dan Ruang Lingkup Kerja PT IdeA ... 19

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 20

4.1.3 Penerimaan Proyek ... 22

4.1.4 Tahapan Proses Perancangan Lanskap Perusahaan ... 23

4.1.5 Teknologi dan Fasilitas Kerja Studio Gambar ... 25

(12)

4.3 Proyek Perancangan Lanskap ... 30

4.3.1 Kajian Terapan Desain Tapak Zona Pemanfaatan di Resort PTNW Kawah Ratu Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kecamatan Cidahu ... 30

4.3.1.1 Tujuan dan Sasaran Proyek ... 30

4.3.1.2 Tahapan Kegiatan Perancangan ... 31

4.3.2 Review Management Plan Hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi dan Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor ... 59

4.3.2.1 Tujuan dan Sasaran Proyek ... 60

4.3.2.2 Tahapan Perancangan Hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi ... 60

4.3.2.3 Tahapan Perancangan Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor... 72

4.4 Analisis Proses Perancangan Lanskap dalam Proyek ... 83

4.4.1 Proyek Perancangan Tapak Zona Pemanfaatan TNGH, Resort PTNW Kawah Ratu, Kecamatan Cidahu ... 85

4.4.2 Proyek Perancangan Tapak Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin ... 90

4.5 Pencapaian Kegiatan Magang... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Simpulan ... 99

5.2 Saran... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tempat Berkemah

(Hardjowigeno, 1985) ... 6

Tabel 2 Tujuan Tipe-Tipe Pemanfaatan Lahan untuk Hutan (Soemarno, 2002) ... 7

Tabel 3 Kriteria Setiap Tipe Pemanfaatan Lahan Hutan (Soemarno, 2002) ... 7

Tabel 4 Jadwal Kegiatan Magang ... 16

Tabel 5 Nama Proyek, Waktu Proyek, Tahapan Perancangan, dan Penghasilan Produk yang Diikuti Mahasiswa ... 16

Tabel 6 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang 17 Tabel 7 Teknologi Berupa Software yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan ... 25

Tabel 8 Fasilitas yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan ... 25

Tabel 9 Kondisi Eksisting Keempat Zona dalam Tapak TNGHS ... 33

Tabel 10 Hubungan Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas ... 48

Tabel 11 Kelas Kemiringan Lahan dan Luasnya di Hutan Latihan Jampang Tegah ... 66

Tabel 12 Hubungan Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas Hutan Diklat Jampang Tengah ... 81

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Lokasi Tempat Magang (Perumahan Dosen Jl. Cempaka No.3)... 15

Gambar 2 Tahapan Kegiatan Magang... 18

Gambar 3 Skema Konsep Pandangan Kerja PT IdeA... 19

Gambar 4 Bagan Struktur Organisasi PT IdeA... 22

Gambar 5 Tahapan Perancangan Lanskap dalam Pengerjaan Proyek TNGHS. 31 Gambar 6 GPSmap 60CSx... 32

Gambar 8 Peta Dasar Pembagian Zona Resort PTNW Kawah Ratu... 34

Gambar 7 Peta Dasar Pembagian Zona Resort PTNW Kawah Ratu... 34

Gambar 9 Sumber Air dalam Tapak ; Air Terjun 1 (a) Penampang Air Terjun 2 (b) Air Terjun 3 (c) Air Terjun 4 (d) Air Terjun 5 (e) Air Terjun 6 (f) Aliran AirTerjun Menuju Sungai (g) View Sungai(h)... 36

Gambar 10 Peta Kontur Resort PTNW Kawah Ratu... 37

Gambar 11 Vegetasi dan Satwa yang Terdapat di TNGHS ; Dominansi Damar pada Blok Perkemahan (a) Damar Sebagai Pembatas Blok Perkemahan (b) Kombinasi Pohon, Semak, dan Ground Cover Pada Tapak (c) Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) (d) Owa Jawa (Hylobates moloch) (e) Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) (f)... 38

Gambar 12 Peta Kondisi Eksisting dan Analisis Resort PTNW Kawah Ratu... 44

Gambar 13 Konsep Ruang Pada Tapak... 45

Gambar 14 Konsep Sirkulasi dalam Tapak... 47

Gambar 15 Ilustrasi Blok Perkemahan (a) Chalet 1 (b) Tree House Berupa Chalet (c) Ilustrasi Shelter (d)... 49

Gambar 16 Bubble Diagram Resort PTNw Kawah Ratu... 50

Gambar 17 Material fasilitas Terbangun Menyerupai Dahan Pohon Damar (a) Model Rumah Panggung yang Diadaptasi (b) Kayu Lapis Pernis (c) Siklus Konsep Eco-Design (d)... 51

(15)

Gambar 18 Ilustrasi Welcome Sign Board TNGHS, Kecamatan Cidahu; Sebelum Adanya Welcome Sign Board (a)

Setelah Adanya Welcome Sign Board (b)

Welcome Sign Board Tampak Depan (c)... 52

Gambar 19 Ilustrasi Zona Pelayanan Dilengkapi Fasilitasnya (a) Zona Pelayanan Sebelum Perancangan (b) Zona Pelayanan Sesudah Proses Perancangan... 53

Gambar 20 Interpretation Board untuk Vegetasi dan Satwa (a) Interpretation Board untuk Peta Kawasan dan Jalur (b) Signage Berupa Petunjuk Arah (c)... 54

Gambar 21 Ilustrasi Eco-Toilet Dalam Zona Petualangan; Kondisi Eksisting Toilet (a) Toilet Menjadi Eco-Toilet (b) Eco Toilet Tampak Atas (c)... 55

Gambar 22 Ilustrasi ShelterEksisting Blok Perkemahan 3A (a) Blok Perkemahan 3A Dilengkapi Fasilitas Shelter (b)... 56

Gambar 23 Ilustrasi Desain Chalet; Penempatan Chalet Pada Hutan Damar (a) Chalet Tampak Atas (b) 57 Gambar 24 Ilustrasi Gazebo, Warung, Bangku, dan Signage dalam Blok Kemah 3A... 58

Gambar 25 Stainless Steel untuk Material Hand Railing (a) Batu Andesit untuk Alas Tangga Loop Trail Menuju Air Terjun (b)... 59

Gambar 26 Tahapan Perancangan Lanskap dalam Pengerjaan Proyek Hutan Diklat Jampang Tengah... 60

Gambar 27 Peta Kondisi Eksisting di Hutan Diklat Jampang Tengah... 62

Gambar 28 Peta Tutupan Vegetasi Hutan Diklat Jampang Tengah... 66

Gambar 29 Konsep Ruang Hutan Diklat Jampang Tengah... 70

Gambar 30 Alternatif Pintu Masuk; Pola dengan Tiga Pintu Masuk (a) Pola Cul De Sac (b)... 71

Gambar 31 Tahapan Perancangan Lanskap dalam Pengerjaan Proyek Hutan Diklat Rumpin... 72

Gambar 32 Peta Kondisi Eksisting Hutan Diklat Rumpin... 74

(16)

Gambar 34 Kontur pada Kawasan Hutan Pendidikan Rumpin... 76 Gambar 35 Konsep Ruang Hutan Diklat Rumpin... 80 Gambar 36 Material Utama bambu untuk Fasilitas seperti Hand Rail

dan Papan Informasi... 81 Gambar 37 Konsep Sirkulasi Hutan Diklat Rumpin... 83

Gambar 38 Proses Perancangan Lanskap Menurut Booth (1983) dan PT IdeA. 84 Gambar 39 Ilustrasi Welcome Gate dan Signage;

Welcome Gate Hutan Diklat Jampang Tengah (a) Welcome Gate Hutan Diklat Rumpin (b)

Papan Titik Blok Hutan Diklat Jampang Tengah (c)... 96 Gambar 40 Ilustrasi Bambu Sebagai Pengarah Jalan

di Hutan Diklat Rumpin (a) Ilustrasi Cendana Sebagai

Pengarah Jalan Hutan Diklat Jampang Tengah (b)... 96 Gambar 41 Hasil Analisis Lokasi Hutan Diklat Jampang Tengah

Dengan Teknik Hand Drawing... 118 Gambar 42 Konsep Pembagian Ruang dan Sirkulasi Hutan

Diklat Jampang Tengah Dengan Teknik Hand Drawing... 118 Gambar 43 Konsep Pembagian Ruang Hutan Diklat Rumpin

Dengan Teknik Hand Drawing... 119 Gambar 44 Konsep Pembagian Sirkulasi Hutan Diklat Rumpin Dengan

Teknik Hand Drawing... 119 Gambar 45 Sketsa Pagar Sebagai Border Kawasan yang Ditumbuhi

Tanaman Rambat... 120 Gambar 46 Sketsa Chalet Dari Bambu Untuk Hutan Diklat Rumpin... 120

Gambar 47 Sketsa Rumah Penangkaran Kupu-Kupu dan Bangku dari

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Proses Tender ... 105 Lampiran 2 Spesifikasi dan Penggunaan GPS ... 106 Lampiran 3 Tabel Hubungan Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas dalam

Hutan Diklat Jampang Tengah... 107 Lampiran 4 Rapat Non Formal Bersama Seluruh Tim Proyek

Resort PTNW Kawah Ratu ... 110 Lampiran 5 Arahan Teknis Dari Main Designer,

Lembar Jadwal dan Pembagian Tugas Proyek Resort

PTNW Kawah Ratu ... 112 Lampiran 6 Hasil Arahan Pada Tahap Analisis Sampai Pengembangan

Konsep ... 118 Lampiran 7 Sketsa Alternatif Desain Fasilitas di Hutan Diklat

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejenuhan yang ditimbulkan oleh kepadatan aktivitas kota membuat masyarakat lebih menuntut kegiatan wisata alam karena membutuhkan suasana baru yang alami dengan kesegaran berbeda dari nuansa kota. Wisata alam merupakan salah satu alternatif kegiatan yang disediakan untuk menunjang kebutuhan rekreasi pengunjung yang berarti juga mengharmonisasikan aktivitas manusia dengan keberlanjutan lingkungan alam, tumbuhan, dan hewan (McHarg,1995).

Perancangan lanskap untuk pengembangan wisata alam dilakukan guna menghasilkan lanskap yang dapat menunjang kebutuhan manusia akan wisata. Proses perancangan lanskap yang dilaksanakan harus dilakukan dengan tepat dan terarah, sehingga produk yang dihasilkan tersebut dapat bekerja secara fungsional dan estetik untuk memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap penggunanya (Simonds, 1983).

PT IdeA sebagai salah satu konsultan lanskap telah memiliki pengalaman dalam perencanaan dan perancangan lanskap, khususnya perencanaan dan perancangan lanskap alami, seperti Taman Nasional dan Hutan Diklat. Selain itu, PT IdeA juga memiliki hubungan kerja sama dalam kaitannya dengan perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lanskap alam, dengan pihak pemerintah seperti Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Direktorat

Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL) dan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Taman Nasional, Balai Diklat Kehutanan Bogor, serta pihak swasta seperti Pengusaha Pariwisata Alam (PPA).

Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di konsultan tersebut dengan mengikuti berbagai proses kerja yang berkaitan dengan pendalaman proses perancangan lanskap. Maka, kegiatan magang ini akan menjadi bagian penting yang dapat dipelajari guna meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan bagi seorang calon arsitek lanskap, baik pada kegiatan studio maupun pada kegiatan lapang, khususnya dalam mempelajari proses perancangan lanskap untuk pengembangan wisata yang tepat.

(19)

1.2 Tujuan Magang

Tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan di PT IdeA dalam bidang perancangan lanskap, yaitu :

a. Mendiskripsikan dan menganilis proses perancangan untuk pengembangan kegiatan wisata alam, yaitu survai, analisis-sintesis, penentuan konsep, perencanaan dan perancangan dalam menciptakan karakter ruang, serta memahami fungsi peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses perancangan.

b. Menganalisis permasalahan dan kendala yang terjadi selama proses perancangan, serta cara yang tepat untuk memecahkan masalah pada pengembangan lanskap.

c. Menganalisis manajemen proyek PT IdeA dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan dan perancangan suatu lanskap beserta sarana yang dibutuhkan dalam menyediakan kegiatan wisata alam.

1.3 Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh pada kegiatan magang ini selain dalam bidang akademik, bagi mahasiswa dan perusahaan tempat magang.

Beberapa manfaat yang dirasakan mahasiswa antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang perencanaan dan perancangan wisata alam baik di lapang maupun di studio.

2. Meningkatkan pengalaman mengenai dunia kerja di bidang Arsitektur Lanskap.

Beberapa manfaat bagi perusahaan tempat magang :

1. Terbantu secara aktif dalam pelaksanaan proyek, khususnya proyek perancangan untuk pengembangan wisata alam.

2. Mendapatkan alternatif desain yang berguna berdasarkan ilmu yang diperoleh diperkuliahan.

3. Menjadi media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur Lanskap IPB dan perusahaan tempat magang.

(20)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Alam dan Ekowisata

Wisata alam merupakan salah satu jenis rekreasi dengan mengadakan kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam melalui terminologi ekoturisme (Ceballos-Lascurain, 1987 yang diacu oleh Kohdyat, 1997). Kegiatan wisata alam sering kali disediakan di lanskap alami seperti zona pemanfaatan Taman Nasional oleh Pengusaha Pariwisata Alam (PPA) yang diawasi dan diarahkan sesuai dengan PP No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam yang telah diperbaharui menjadi PP No. 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Selain itu, dalam penetapan kawasan wisata di lanksap alami juga diarahkan dan ditetapkan melalui Peraturan Dirjen PHKA No. P.3/IV-SET/2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, sehingga kelestarian kawasan tersebut tetap terjaga.

Salah satu bentuk konsep dari wisata alam adalah ekowisata. Ekowisata merupakan pengembangan dan operasi dari aktivitas wisata dalam melindungi lingkungan dengan meningkatkan keterlibatan komunitas lokal secara aktif dalam menghasilkan operasi dan pengelolaan wisata, menciptakan produk wisata berupa pembelajaran, nilai edukasi dan wisata yang meminimalisir dampak negatif dan menghasilkan kontribusi positif dalam perkembangan ekonomi lokal (Sekartjakrarini dan Legoh, 2004). Dalam pengembangan sarana dan prasarana fisik di kawasan konservasi perlu mempertimbangkan (WAPJL,2003):

a. Aspek ekologi; dengan memperhatikan konsep ramah lingkungan, tidak memotong jalur satwa, memperhatikan garis sempadan pantai/sungai.

b. Aspek fisik; memperhatikan tekstur dan jenis tanah serta topografi.

Model pengembangan berdasarkan pelaku pengembangan menurut Sukandi (2000) terdapat empat model pengembangan ekoturisme, yaitu :

(21)

Model ini merupakan suatu pengembangan pariwisata atas usaha usaha masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensi pariwisata lokal. Sebagai contoh, penduduk setempat menyediakan penginapan-penginapan sederhana bagi turis mancanegara atau lokal.

b. Imported-Private Sector Led

Pelaku pengembangan terutama tenaga terdidik berasal dari luar masyarakat setempat dalam model ini. Saat ini model Imported-Private Sector Led banyak diterapkan untuk mengelola obyek-obyek wisata alam, baik di Indonesia ataupun di negara-negara lain. Perusahaan biasanya menyewa suatu kawasan wisata untuk jangka waktu tertentu.

c. Imported-Government Led

Pemerintah mengembangkan kegiatan pariwisata untuk membantu meningkatkan pertumbuhan pariwisata. Biasanya jika sudah berjalan lancar, dilakukan swastanisasi dalam pengoperasiannya.

d. Home Grown-with Outside Influences

Penduduk setempat menyediakan suatu obyek wisata kemudian dibantu oleh pihak luar masyarakat setempat, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), penyandang dana internasional, dan pihak swasta. Motif kegiatan dapat berupa konservasi, pengembangan masyarakat, dan komersial. Peranan pihak luar adalah untuk menstimulasi agar suatu kegiatan kepariwisataan yang dimiliki dan dioperasikan oleh masyarakat setempat dapat berhasil dalam mencapai tujuannya.

2.2 Bumi Perkemahan

Bumi perkemahan adalah sebidang lahan yang memenuhi persyaratan mendirikan tenda untuk berteduh atau menyelenggarakan kegiatan berkemah. Melalui bumi perkemahan, kegiatan menikmati alam, serta mengembangkan bakat dan keterampilan dapat dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut dikembangkan melalui fungsi konservasi, pendidikan, dan pariwisata untuk kawasan lanskap seperti taman nasional.

Prinsip-prinsip pembangunan bumi perkemahan menurut PHPA (1986) untuk memenuhi fungsi konservasi adalah sebagai berikut :

(22)

1. Layout bumi perkemahan harus seminimal mungkin mengubah alam lingkungan.

2. Penyebaran areal tidak terlalu luas agar dapat dikendalikan secara efektif. 3. Pembangunan dan pemanfaatannya tidak akan menimbulkan kerusakan

atau menurunkan potensi ekosistem lingkungan.

4. Harus mampu memberikan perlindungan dan keamanan yang cukup terhadap areal bumi perkemahan.

5. Mempunyai fasilitas dan akomodasi yang memadai bagi kepuasan pengguna areal bumi perkemahan.

6. Mudah dikelola tanpa memerlukan biaya tinggi oleh pihak pengelola. Jenis bumi perkemahan menurut Sriyanto dkk. (1988), dibedakan sebagai berikut:

1. Bumi perkemahan sederhana dengan ciri pengelolaan ekstensif, luas 0,25 ha, dikembangkan secara terbatas, suasana alami untuk petualangan, modifikasi sumberdaya alam minimal dan memberi kenyamanan bagi pengguna. Fasilitas yang tersedia adalah areal perkemahan, sarana sanitasi, jalan setapak, pos jaga, dan gudang.

2. Bumi perkemahan sedang dengan pengelolaan semi intensif dengan luas 1-2 ha, dikembangkan secara terbatas, modifikasi sumberdaya secukupnya, dan memberi kenyamanan bagi pekemah. Fasilitas yang tersedia adalah areal perkemahan, areal api unggun, areal upacara, dapur umum, jalan setapak, reservoir air, pondok jaga, dan gudang.

3. Bumi perkemahan lengkap dengan ciri pemeliharaan intensif, luas 2-3 ha, modifikasi sumberdaya secukupnya. Fasilitas yang tersedia terdiri dari sarana akomodasi, areal perkemahan, arena api unggun, arena ketangkasan, sarana sanitasi, reservoir air, jalan setapak, jalan mobil, area parkir, pintu gerbang, dapur umum, pusat informasi, pondok jaga, amphitheatre, dan pusat pertolongan pertama pada kecelakaan.

Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan tenda, beserta kendaraan kemah dan segenap aktivitas di luar perkemahan outdoor living. Dalam kondisi seperti ini tanah harus dapat dilewati berulang kali oleh manusia atau secara terbatas oleh kendaraan. Kriteria evaluasi lahan untuk tempat berkemah disajikan dalam Tabel 1.

(23)

Tabel 1 Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tempat Berkemah (Hardjowigeno, 1985)

Sifat tanah Kesesuaian lahan

Baik Sedang Buruk Drainase*) c, ac,b,ab ab, aj. aj, j, sj. Air tanah > 75 cm Air tanah > 50 cm Air tanah < 50 cm Banjir Tanpa musim kemah Tanpa dalam musim

kemah

Banjir dalam musim kemah Permeabilitas Sangat cepat, Agak lambat, Sangat lambat sedang lambat

Kemiringan 0-8% 8-15% > 15% Tekstur tanah **) lp,lph,lpsh, lli,lip, lip,lid, permukaan l, ld lid, pl, p pasir lepas (bukan pasir (mudah ter-

lepas) bang),organik

Kerikil dan 0-20% 20-50% > 50% Kerakal

Batu 0-0.1% 0.1 - 3% > 3%

*) c = cepat; ac = agak cepat; b = baik; ab = agak baik; aj = agak jelek; j = jelek; sj = sangat jelek.

**) lp= lempung berpasir; lph= lempung berpasir halus; lpsh= lempung berpasir sangat halus; l= lempung; ld= lempung berdebu; lli= lempung liat; llip= liat berpasir; llid= liat berdebu; pl= pasir berlempung; p= pasir.

Kebutuhan area setiap orang untuk aktivitas berkemah yaitu seluas 84,3 m², termasuk area parkir. Sedangkan hasil studi yang dilakukan oleh Arifin (1990), kebutuhan ruang per orang adalah 22,5 m², yang mencakup areal tenda, bermain, penyangga, dan bangunan MCK.

2.3 Hutan Diklat

Hutan Diklat adalah Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk pendidikan dan pelatihan tanpa merubah fungsi hutan tersebut. Suatu Hutan Diklat dapat memenuhi dan menampung berbagai tujuan khusus melalui tipe pemanfaataan lahan didalamnya. Berbagai tipe pemanfaatan lahan untuk hutan mempunyai spesifikasi yang jelas mengenai tujuan pengelolaannya. Berbagai tipe pemanfaatan lahan beserta tujuannya dalam suatu hutan dijelaskan pada Tabel 2 dan beberapa kriteria bagi setiap tipe pemanfaatan lahan hutan disajikan dalam Tabel 3.

(24)

Tabel 2 Tujuan Tipe-Tipe Pemanfaatan Lahan untuk Hutan (Soemarno, 2002)

No. Tipe Pemanfaatan Tujuan

1. Hutan lindung tetap pendidikan

Konservasi hutan alam pegunungan sebagai sumber plasma nutfah dan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan 2. Hutan konservasi air

alamiah

Pengamanan kesinambungan suplai air, untuk pertanian dan domestik.

3. Hutan konservasi tanah alamiah

Konservasi tanah terhadap erosi dalam rangka untuk mencegah kerusakan mekanik dan sedimentasi pada sistem penampung dan penyaluran air, sangat penting ada lereng yang curam dan mudah longsor.

4. Hutan produksi alamiah dengan pengelolaan ekstensif

Produksi kayu gergajian dan hasil kayu tambahan di hutan alam pegunungan dengan tingkat produksi rendah

5. Hutan produksi alamiah yang intensif

Produksi kayu gergajian dan kayu lain dengan produktivitas medium, dengan preservasi fisiognomi hutan.

6. Hutan tanaman kayu timber

Produksi kayu gergajian untuk kebutuhan lokal dan ekspor. 7. Hutan tanaman kayu

pulp

Produksi kayu pulp sangat fleksibel dengan biaya murah. 8. Hutan tanaman Produksi kayu bakar dengan biaya murah

kayu bakar

9. Hutan bambu Produksi material multiguna &sekaligus untuk konservasi tanah

10. Hutan rakyat Produksi kayu campuran di sekitar wilayah desa 11. Agro-hutani/

Wanatani

Sistem hutan tanaman dengan ternak dan budidaya tanaman pertanian menggunakan sistem rotasi yang terkendali 12. Hutan tanaman

konservasi

Vegetasi penutup tanah di daerah yang sangat peka erosi dalam rangka untuk mengamankan daerah di bawahnya 13. Hutan wisata Menciptakan fasilitas wisata di kawasan hutan.

Tabel 3 Kriteria Setiap Tipe Pemanfaatan Lahan Hutan (Soemarno, 2002) No. Tipe Pemanfaatan

Lahan

Kriteria

1. Hutan lindung

tetap

Tipe-tipe vegetasi alamiah yang relatif tidak terganggu, luas minimum setiap tipe vegetasi 50-100 ha, lokasi dan deskripsi tipe-tipe vegetasi, teknologi tradisional, taraf pengelolaan medium, perlindungan terhadap gangguan, petak observasi permanen, pemantauan perkembangan vegetasi, latihan dan pendidikan. 2. Hutan konservasi Distribusi hutan seimbang per Sub DAS, air alamiah , luas total

minimum 7000 ha; data setiap sub-DAS tentang kekurangan/kelebihan air dan debit air di batas hutan.

taraf pengelolaan medium, pengalaman dalam konservasi air dan pemantauan perkembangan hutan, konservasi tajuk dan perakaran, perlindungan terhadap gangguan, pemantauan curah hujan dan debit air di batas hutan.

3. Hutan alam untuk konservasi tanah

Komposisi vegetasi, klasifikasi erodibilitas DAS, taraf pengelolaan medium, pemantauan curah hujan, sedimentasi dan perkembangan vegetasi, stimulasi tajuk, topsoil yang strukturnya bagus dan perakaran yang dalam, perlindungan terhadap gangguan, ada perencanaan jalan dan metode pemanenan.

(25)

4. Hutan produksi alamiah yang ekstensif

Data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan > 5 ha pada kemiringan > 100%, data tentang kelas lereng, akses dari desa terdekat, taraf pengelolaan rendah hingga medium, pemantauan perkembangan hutan, perencanaan, perlakuan silvikultur, perlindungan terhadap gangguan, pengetahuan metode panen dan konservasi, pelatihan personil.

5. Hutan produksi alamiah yang intensif

Data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan > 25 ha pada lereng <70%, data tentang kelas kemiringan, sistem jalan yang terencana dengan aksesibilitas potensial yang bagus, taraf pengelolaan tinggi, perencanaan perlakuan silvikultur, perlindungan terhadap gangguan, pengetahuan tentang metode pembangunan jalan dan pemanenan, pelatihan personil.

6. Hutan tanaman kayu timber

Data komposisi spesies, potensial dan dimensi silvikultur, syarat tumbuh spesies tentang iklim, tanah dan hidrologi; tergantung pada teknologi yang digunakan pada kemiringan hingga 50% atau 70%, sebaiknya pada permukaan lahan yang tidak kasar dan aksesibilitasnya baik, taraf pengelolaan medium atau tinggi, perencanaan yang intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi panen, supervisi yang bagus dan intensif, fasilitas transpor yang baik, pelatihan personil.

7. Hutan tanaman kayu pulp

Data komposisi dan dimensi spesies; pada slope > 50% tidak peka terhadap erosi, potensi produktivitasnya baik, aksesibilitasnya baik dan permukaan tanah tidak kasar; unit-unit minimum > 5 ha, skala usaha > 500 ha, taraf pengelolaan medium hingga tinggi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi pemanenan, fasilitas transportasi yang baik, pelatihan personil.

8. Hutan tanaman kayu bakar

Data tentang komposisi spesies dan potensial hasil; pada slope< 50% pada wilayah di dekat desa, tingkat pengelolaan rendah atau medium, pada areal yang dapat tererosi operasi pemanenan lebih ekstensif.

9. Hutan tanaman bambu

Data komposisi spesies dan potensial hasil; sebaiknya padatanah-tanah yang subur, taraf pengelolaan rendah hingga medium, penelitian tentang sistem pengelolaan dan potensial hasil.

10. Hutan rakyat Data tentang komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur; pada slope hingga 50%; Di sekitar wilayah desa, taraf pengelolaan medium, perencanaan dan implementasinya di bawah supervisi lembaga kehutanan.

11. Agro-hutani Data tentang kompoisi spesies, potensial, dimensi dan hasil tanaman hutan dan tanaman pertanian, pengetahuan tentang kompetisi antara spesies pohon dan tanaman pertanian; pada tanah-tanah yang tingkat kesuburannya moderat dan peka erosi; pada slope < 30%; aksesibilitas internal dan eksternalnya baik, taraf pengelolaan medium atau tinggi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap penggunaan lahan ini, termasuk sistem penelitian dan pengelolaannya.

12. Hutan tanaman konserva si tanah

Data komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur,data penutupan tajuk dan penutupan permukaan tanah; pada areal yang sangat peka erosi, dengan slope > 70%, taraf pengelolaan medium, pengetahuan tentang perlakuan silvikultur dan konservasi tanah.

(26)

13. Hutan wisata Komposisi vegetasi yang sesuai, berselang- seling dengan tempat terbuka; kondisi iklim yang nyaman, lokasi camping atau slope <15%, aksesibilitas eksternal dan internal yang bagus, fasilitas rekreasi yang memadai, taraf pengelolaan medium hingga tinggi, pengetahuan tentang pemanfaatan kawasan hutan untuk wisata.

2.4 Perancangan Lanskap

Menurut Simonds (1983), perancangan secara umum adalah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, dan biologi, serta efek psikologis dan fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang, tekstur, dan kualitas lainnya.

Terdapat enam prinsip desain menurut Ingles (2004) yang dapat diterapkan dalam perancangan suatu lanskap, yaitu :

1. Balance ( keseimbangan )

Merupakan sesuatu yang baik dilihat dan apabila tidak seimbang maka secara fisik akan terlihat tidak nyaman.

2. Focal point (pusat perhatian)

Focal point dalam lanskap dalam diciptakan dengan menggunakan elemen lunak, elemen keras, warna, pergerakan tekstur, dan atau kombinasi dari beberapa fitur. Elemen atau komposisi yang dihasilkan tersebut memiliki karakter yang kuat, sehingga dapat menarik dan mengambil perhatian pengunjung.

3. Simplicity (kesederhanaan)

Tujuan dari prinsip desain ini adalah memberikan kenyamanan bagi pengunjung dengan meminimalisasi penggunaan elemen yang terlalu banyak.

4. Rhythm and line (ritme dan garis)

Ritme sebagai prinsip desain merupakan hasil yang diberikan dari pergerakan suatu objek dengan suatu interval dan standar jarak diantara pengulangan objek tersebut. Garis tercipta ketika material yang berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material juga akan membentuk garis.

(27)

5. Proportion (proporsi)

Proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara semua elemen lanskap termasuk hubungan vertikal dan horizontal.

6. Unity (kesatuan)

Kesatuan diukur ketika kelima prinsip desain lainnya telah dimasukkan dalam lanskap. Kesatuan juga memiliki kontribusi dalam mengkreasikan desain secara keseluruhan.

2.5 Proses Perancangan Lanskap

Menghasilkan suatu rencana dan rancangan areal rekreasi yang baik, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, dipelajari dan dianalisis. Nurisjah dan Pramukanto (1995) menyebutkan yaitu potensi dan kendala tersedia, potensi pengunjung, kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumberdaya dan penggunannya, alternatif dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan ulang yang dilakukan dan pemantauan hasil perencanaan dan perancangan. Nurisjah dan Pramukanto (1995) menambahkan, terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan suatu kawasan di antaranya sebagai berikut:

1. Mempelajari hubungan antara kawasan tersebut dengan lingkungan sekitar.

2. Memperhatikan keharmonisan antara daerah sekitarnya dengan kawasan yang akan direncanakan.

3. Menjadikan sebagai objek (wisata) yang menarik.

4. Merencanakan kawasan tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu kawasan yang dapat menampilkan kesan masa lalunya.

Perancangan lanskap kawasan wisata, terutama wisata alam adalah merencanakan suatu bentuk penyesuaian program rekreasi dengan suatu lanskap untuk menjaga kelestariannya. Program wisata alam dibuat untuk menciptakan lingkungan fisik luar atau bentang alam yang dapat mendukung tindakan dan aktivitas rekreasi manusia yang menunjang keinginan, kepuasan dan kenyamanannya, dimana proses perencanaan dan perancangan dimulai dari pemahaman sifat dan karakter serta kebijakan manusianya dalam menggunakan tapak untuk kawasan wisata (Knudson, 1980).

(28)

Menurut Booth (1983), proses perancangan sampai pada konstruksi harus memberikan pemikiran yang logis dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Perancangan lanskap untuk pengembangan wisata alam akan menghasilkan sebuah desain yang menarik yang berbasis ramah lingkungan, sehingga fungsi dari kawasan tersebut dapat berjalan dengan baik dengan mengikuti tahapan proses desain yang ada. Proses desain tersebut, yaitu:

1. Penerimaan proyek (Project acceptance) 2. Riset dan analisis (Research and analysis)

a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembagan program 3. Desain/perancangan (Design)

a. Diagram fungsi

b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan

d. Studi bentuk perancangan e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan

h. Design development

4. Gambar-gambar konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan

b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details

5. Pelaksanaan (Implementation)

6. Evaluasi setelah konstruksi (Post-Contruction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Maintenance)

(29)

Simonds (1983) juga mengatakan dasar proses perencanaan dan perancangan meliputi enam tahap, yaitu :

1. Tahap commission, tahap ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan sebuah proyek melalui sebuah persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.

2. Tahap research, adalah kegiatan pengumpulan berbagai informasi melalui survai, pengumpulan data, atau wawancara.

3. Tahap analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap tapak dengan identifikasi potensi dan kendala pada tapak.

4. Tahap synthesis, pada tahap ini dilakukan pemecahan setiap masalah dan pemanfaatan potensi.

5. Tahap construction, persiapan dokumen secara detail meliputi perancangan gambar detail, spesifikasi dan perkiraan biaya.

6. Tahap operation, adalah tahap proses dan pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pembangunan kegiatan wisata alam sesuai dengan rencana desain, serta pemeliharaan yang telah dibuat terhadap proyek yang telah dikerjakan.

Proses pengerjaan suatu taman lanskap hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah pengawasan dan evaluasi yang kontinyu dan fleksibel, serta peka terhadap penyempurnaan waktu dan dana yang disediakan.

2.6 Kegiatan Magang

Kegiatan magang merupakan pelaksanaan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memfasilitasi pegawai, mahasiswa, siswa, dan masyarakat umum dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam dunia kerja. Fakta seringkali menunjukkan bahwa fresh graduate belum mampu bekerja secara optimal karena belum memiliki pengalaman kerja. Pembekalan diri dengan pengalaman kerja dapat diperoleh melalui kegiatan magang mahasiswa. Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan di bidang keilmuan tertentu. Kegiatan magang sifatnya hanya mengikuti secara teknis kegiatan dan rutinitas yang dilaksanakan oleh institusi yang menjadi tempat magang.

(30)

Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan serta upaya dalam membentuk sikap profesionalisme dalam bekerja. Kegiatan magang berarti melaksanakan apa yang menjadi fungsi, tugas, kewajiban, dan pekerjaan pokok dari institusi tempat magang yang relevan dengan bidang keilmuan yang terkait.

2.7 Konsultan Lanskap

Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitektur lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia.

Konsultasi memiliki beberapa kelebihan di antaranya:

1. Kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan.

2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.

3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan degan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai beban kerja yang dibutuhkan.

5. Memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam.

6. Hasil kerja yang objektif dan profesional.

7. Sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.

Pemilihan konsultan yang profesional, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: (1) pengalaman dan reputasi, (2) latar belakang dari setiap staf yang ada, (3) kemampuan tingkat muatan kerja, (4) ketersediaan pakar ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu, (5) tanggung jawab secara profesional, (6) tanggung jawab sosial.

(31)

2.8 Manajemen Proyek Lanskap

Menurut Oberlender (1993), manajemen proyek adalah sebuah ilmu yang dan seni yang mengatur sumberdaya manusia, peralatan, bahan, dana, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yan optimal. Berbagai disiplin ilmu memiliki keterkaitan dengan manajemen proyek yang terfokus menorganisasi semua kebutuhan dalam pelaksanaan.

Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen memiliki proses yang mencakup empat fungsi utama, yaitu:

a. Perencanaan (planning), merupakan konsep dasar dari suatu manajemen, dimana tugas-tugas manajemen disusun dan tujuan serta sasaran ditetapkan.

b. Pengorganisasian (organizing), adalah suatu proses pengaturan dan diferensiasi kerja, wewenang, dan sumberdaya dalam anggota organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

c. Pengarahan (directing), mencakup tahap mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik.

d. Pengendalian (controlling), ditujukan untuk penetapan standar kerja, mengukur kinerja yang sedang berjalan, membandingkan kinerja ini dengan standar yang telah ditetapkan.

(32)

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di PT IdeA yang merupakan perusahaan konsultan perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lanskap dengan basis lingkungan dan ekologis. Konsultan lanskap tersebut bekerja cukup berpengalaman di bidang penyediaan lanskap untuk pariwisata dalam lanskap alami dengan konsep ekowisata. Perusahaan ini memiliki studio perancangan yang berlokasi di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Bogor. Kegiatan magang ini berlangsung kurang lebih selama 3,5 bulan yaitu mulai bulan Maret 2011 sampai bulan Juni 2011 seperti yang disajikan pada Tabel 4.

(Keterangan tanpa skala) Gambar 1 Lokasi Tempat Magang (Perumahan Dosen Jl. Cempaka No.3)

(Sumber : http://www.ipb.ac.id/tour/index.html) 690 m

(33)

Tabel 4 Jadwal Kegiatan Magang

Kegiatan Magang Waktu

Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 Kegiatan Studio Proses Perancangan Kegiatan Pendukung Persiapan Orientasi perusahaan Evaluasi Hasil Magang Penyusunan Laporan

3.2 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan pengembangan wisata alam di bawah bimbingan PT IdeAdilakukan dengan cara :

1. Partisipasi aktif dalam proses perancangan lanskap berkaitan dengan pengembangan wisata alam yang berlangsung di dalam perusahaan, baik kegiatan lapang maupun studio. Proyek yang diikuti selama kegiatan magang berlangsung dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nama Proyek, Waktu Proyek, Tahapan Perancangan, dan Penghasilan Produk yang Diikuti Mahasiswa

No. Nama Proyek Waktu Tahapan Perancangan

Produk 1. Kajian Terapan

Desain Tapak Zona Pemanfaatan di Resort PTNW Kawah Ratu Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kecamatan Cidahu

15-24 Juni 2011 Survai dan Analisis-Desain konsep-Pengembangan Desain

x Peta Kontur (A0; skala 1:2500)

x Peta eksisting dan analisis (A0; skala 1:2500)

x Master plan (A0; skala 1:2500)

x Ilustrasi desain suasana tapak x Ilustrasi fasilitas dalam tapak

2. Review Management Plan Hutan Diklat Jampang Tengah, Sukabumi 5 Maret-5 Juli 2011 Survai Analisis-Sintesis-Desain konsep-Tahap Pengembangan Desain

x Peta eksisting (A0, skala 1:5000)

x Ilustrasi pengembangan desain konsep

x Ilustrasi desain suasana tapak

3. Review Management Plan Hutan Diklat Rumpin, Bogor 5 Maret-5 Juli 2011 Survai Analisis-Sintesis-Desain konsep-Tahap Pengembangan Desain

x Peta eksisting (A0, skala 1:5000)

x Ilustrasi pengembangan desain konsep

(34)

2. Melakukan pengamatan dan pekerjaan langsung di lapang pada proyek yang sedang dikerjakan secara aktif dengan menggunakan kamera sebagai perekaman kondisi eksisting pada lokasi proyek dan GPS (Global Positioning System) untuk cekjalur atau plot. Pada kegiatan studio melakukan pengerjaan proyek sesuai dengan sistem kerja perusahaan, serta arahan dari pimpinan perusahan dan pimpinan proyek.

3. Mewawancara staf perusahaan dan penanggung jawab proyek dan kawasan. 4. Melakukan studi pustaka dalam pengumpulan data pada proses perancangan

lanskap, baik melalui buku maupun website terkait. Data Magang

Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang berlangsung dikategorikan menjadi data teks, gambar, tabel, dan bagan. Keempat bentuk data tersebut merupakan bentuk data dari kondisi umum perusahaan dan data yang berkaitan dengan proyek perancangan lanskap yang sedang berjalan. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan studi pustaka melalui library perusahaan, buku, dan website terkait. Jenis, bentuk, dan sumber data dari kondisi umum perusahaan dan semua aspek perancangan lanskap yang berkaitan akan ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang

No. Jenis Data Bentuk Sumber

1. Kondisi Umum Perusahaan Sejarah perusahaan

Struktur organisasi Sistem kerja Bahan, alat, dan metode kerja

Teks

Teks dan bagan Teks dan bagan Teks dan tabel

Wawancara dan studi pustaka

Wawancara Wawancara Wawancara 2. Proyek Perancangan Lanskap

Lokasi Tujuan proyek

Proses perancangan lanskap Pasca proses perancangan

Teks, gambar, tabel, dan bagan

Wawancara, studi pustaka, dokumentasi, dan survai lapang

3.3 Tahapan Kegiatan

Kegiatan magang yang dilakukan di PT IdeA dilakukan mulai dari tahap persiapan, orientasi perusahaan, dan kegiatan perancangan lanskap dalam perusahaan. Setelah selesai pada tahap kegiatan perancangan maka akan

(35)

dilakukan evaluasi hasil serta penyusunan laporan pasca kegiatan magang. Tahapan kegiatan dan waktu magang digambarkan pada Gambar 5.

Gambar 2 Tahapan Kegiatan Magang 3.4 Batasan Magang

Ruang lingkup kegiatan magang difokuskan pada proses perancangan lanskap pada pengerjaan proyek perancangan lanskap dalam perusahaan sampai pada tahap design development. Pembahasan proyek dan manajemen perusahaan hanya dilakukan sesuai pada tahap yang diikuti selama pengerjaan proyek perancangan pengembangan wisata alam kawasan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu magang yang dimiliki.

Orientasi Perusahaan

Mengenal kelembagaan perusahaan dan pembelajaran ilmu perancangan lanskap

Kegiatan Perancangan

Mempelajari proses perancangan lanskap perusahaan untuk mengetahui bagaimana menghasilkan produk lanskap yang tepat

Evaluasi Hasil

Review seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dalam proses seleksi data yang dibutuhkan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang

Penyerahan proposal dan pengurusan administrasi kepada perusahaan magang

Pra Magang

Partisipasi aktif dalam kegiatan perancangan, seperti survai, inventarisasi, analisis, perancangan, dan pelaksanaan di bawah bimbingan konsultan.

Evaluasi perusahaan dan evaluasi proyek untuk rekap data magang

Persiapan

Penyusunan proposal magang dan proses administrasi perusahaan

1. Pengenalan karyawan

2. Mempelajari struktur organisasi

perusahaan

3. Mempelajari alat, bahan, dan

teknik dalam perusahaan untuk perancangan lanskap

Penyusunan Laporan

Pasca Magang

(36)

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen PT IdeA

4.1.1 Profil Umum dan Ruang Lingkup Kerja PT IdeA

PT Innovative Development for eco Awareness (IdeA) merupakan salah satu konsultan lanskap yang berlokasi di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Bogor. Ruang lingkup kerja dari PT IdeA mencakup penyediaan jasa di bidang arsitektur lanskap, seperti perencaanaan, perancangan, dan rencana pengelolaan lanskap pada sektor privat, sektor pemerintah, dan sektor umum dengan cakupan layanan land use planning dan master planning.

Dalam penyediaan jasa arsitektur lanskap yang bertanggung jawab dan memuaskan, PT IdeA memiliki pandangan untuk bertindak dan berpikir inovatif dalam mencari metode pendekatan kebutuhan klien dan kebutuhan lingkungan sehingga dapat menemukan kebutuhan yang tepat bagi klien, lanskap yang ditangani, serta kebutuhan perusahaan. Perusahaan juga berusaha mengembangkan pertumbuhan sosio-ekonomi lokal ke arah yang positif tanpa merusak sistem ekologis dan sosial yang ada. Implementasi planning, eco-design, eco-technology, dan eco-activity untuk mengacu kepada pengembangan yang ekologis, serta memiliki kesadaran untuk merubah sikap dan pendekatan dalam meningkatkan kualitas hidup lokal yang berkelanjutan.

Gambar 3 Skema Konsep Pandangan Kerja PT IdeA Sumber : PT IdeA (2011)

Tempat tujuan yang merefleksikan keseimbangan ekologi-sosial budaya-keberlanjutan ekonomi PEMANFAATAN PERLINDUNGAN PELESTARIAN

(37)

PT IdeAmenitikberatkan pada pelayanan bidang desain, masterplan, dan perencanaan lingkungan dan ekologi untuk hasil yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya dan pengguna tapak. Layanan bidang arsitektur lanskap yang dimiliki PT IdeA memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memandu suatu proyek dari langkah yang paling awal yaitu tahap inventarisasi hingga tahap administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi.

PT IdeAtelah menangani beberapa proyek perancangan lanskap sejak tahun 2004. Beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh PT IdeAantara lain:

1. Site Plan and Detail Design of Bintangur Area, Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve tahun 2011

2. Site Plan and Architectural Design Four Priority Sites in Karimun Jawa National Park tahun 2011

3. Site Plan and Detail Design of Tekelan Eco Camp, Betung Kerihun National Park tahun 2010

4. Eco Friendly Parking Area Site Plan, Indonesia Safari Park tahun 2006 5. Sukamade and Bande Meru Betiri National Park Site Plan tahun 2006 6. Bukit Dua Belas National Park Site Plan tahun 2006

7. Berbak National Park Tourism Development Plan, Jambi pada tahun 2004 PT IdeA juga turut berperan aktif dalam beberapa kompetisi desain lanskap dan memperoleh beberapa penghargaan desain. Penghargaan yang pernah didapat perusahan ini antara lain:

1. Memenangkan Juara Pertama pada Sayembara Desain Kebun Raya Bogor yang diadakan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asosiasi Arsitek Indonesia.

2. Mengembangkan Caravan Camping Ground Pertama di Asia Untuk Taman Safari Indonesia

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

PT IdeAmemiliki struktur organisasi yang sederhana untuk mengatur dan mengarahkan hubungan kerja perusahaannya. Struktur organisasi yang ada juga bertujuan untuk memberikan diferensiasi pekerjaan bagi para pekerjanya sesuai

(38)

dengan keahlian masing-masing pekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja dan efesiensi kerja, serta produktivitas kerja di dalam perusahaan sehingga berjalan dan berkembang dengan baik. Terdapat tiga divisi dalam perusahaan ini, yaitu divisi produksi, manajemen, pemasaran dan sumber daya manusia. Dalam penanganan suatu proyek pimpinan perusahaan yang juga berstatus pemilik perusahaan yaitu Ir. Soehartini Sekartjakrarini, M.Sc, Ph.D memiliki peran penting dalam memberikan arahan dan melakukan pengawasan terhadap ketiga divisi tersebut.

Divisi produksi meliputi pekerjaan di bidang perencanaan dan perancangan lanskap. Tim ahli yang tergabung di dalam divisi ini memiliki peran dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan teknis yang berkaitan dengan proses perencanaan dan perancangan lanskap sesuai arahan manajer produksi. Tim desain yang ada terdiri dari berbagai bidang disiplin ilmu, seperti arsitektur, arsitektur lanskap, teknik sipil, spesialis grafis dan 3D. Pekerjaan teknis yang dimaksud meliputi pekerjaan awal seperti inventarisasi atau pengumpulan data primer dan sekunder kondisi tapak, lalu analisis dan sintesis, penentuan ide konseptual, perancangan lanskap, sampai pada mengemas dan mempresentasikan produk akhir kepada klien dengan baik. Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dilakukan di bawah pengawasan langsung pimpinan perusahaan dan project leader.

Divisi manajemen bertugas mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi perusahaan seperti urusan perpajakan yang menjadi kewajiban perusahaan, menyiapkan dan membuat kontrak proyek, membuat rancangan anggaran biaya (RAB), dan mengarsipkan dokumen-dokumen perusahaan. Selain itu, divisi ini juga bertugas mengelola kebutuhan studio proyek perusahaan, perekrutan tenaga kerja dengan proses seleksi, dan tim pendukung seperti drafter dan operator GIS. Divisi manajemen memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pembuatan kontrak proyek dan perhitungan rencana angaran biaya sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak klien ataupun PT IdeA.

Divisi pemasaran dan sumberdaya manusia merupakan divisi yang bertugas mengawasi kegiatan perusahaan serta mengelola sumber daya manusia

(39)

Direktur Eksekutif PT IdeA Ir. Soehartini Sekartjakrarini M.Sc, Ph.D

Produksi Manajemen Pemasaran & SDM Manajer Produksi Manajer Pengelola Manajer Pemasaran & SDM Tenaga Ahli : - Regional and Urban Planner - Tourism Planner - Landscape Architect - Architect Studio : - Drafter - GIS Operator - Perpajakan & Administrasi

yang terdapat di dalam perusahaan, serta memasarkan penyediaan jasa perusahaan melalui berbagai media khusunya melalui situs resmi perusahaan.

Komunikasi internal yang dilakukan oleh pekerja perusahaan dilakukan secara dua arah sehingga dapat meminimalisir kesalahan komunikasi dalam penanganan suatu proyek lanskap sehingga pekerjaan proyek dapat diselesaikan sesuai target atau deadline. Komunikasi eksternal juga dilakukan secara dua arah oleh direktur setiap divisi produksi dan Direktur Eksekutif (pimpinan perusahaan) dengan klien. Bagan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 7.

Keterangan : Alur struktur organisasi perusahaan Alur komunikasi dalam perusahaan

Gambar 4 Bagan Struktur Organisasi PT IdeA Sumber : PT IdeA (2011)

4.1.3 Penerimaan Proyek

Proyek yang ditangani oleh PT IdeA baik proyek mengenai perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan lanskap diperoleh melalui tiga cara, yaitu :

(40)

1. Penunjukkan langsung dari klien

Beberapa proyek yang telah ditangani oleh PT IdeA merupakan proyek yang langsung diberikan oleh klien tanpa pengajuan penawaran dari pihak perusahaan. Klien yang dimaksud merupakan klien baru maupun klien yang telah mempercayakan proyeknya dan sudah berlangganan jasa PT IdeA.

2. Kerjasama dengan lembaga

PT IdeA juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik lembaga swasta maupun lembaga pemerintahan dalam mendapatkan proyek. Dinas pemerintahan yang dimaksud contohnya Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Kehutanan dan lainnya di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor non pemerintah.

3. Mengajukan penawaran (tender) pada pihak-pihak tertentu

Pengajuan penawaran yang dilakukan oleh PT IdeA kepada penyelengara proyek merupakan rancangan proyek yang akan dilaksanakan beserta dengan rencana kerja dan syarat (RKS) dan rancangan anggaran biaya (RAB). Penyerahan proyek kepada PT IdeA sebagai pemenang tender dilakukan melalui proses penilaian kesesuaian dengan nilai proyek dan berdasarkan penilaian-penilaian teknis lainnya. Tahapan proses lelang dengan jenis pengadaan jasa sesuai nilai kontrak proyek diuraikan pada Lampiran 1.

4.1.4 Tahapan Proses Perancangan Lanskap Perusahaan

PT IdeA memiliki standar proses penanganan dan pengerjaan proyek lanskap khususnya proyek perancangan lanskap. Namun, proses setiap proyek berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan awal dengan klien. Standar proses yang telah ditetapkan oleh PT IdeA meliputi kegiatan tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konseptual, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. Pengembangan selanjutnya dapat muncul pada masing-masing tahapan proyek berdasarkan kebutuhan klien dan kondisi lapang. Pengembangan tersebut sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama sehinga dapat menyebabkan bergesernya perubahan jadwal target yang

(41)

diharapkan. Hal tersebut terjadi karena munculnya beberapa kendala yang berasal dari perusahaan sendiri maupun pihak luar sehingga membuat tahapan yang ada dikerjakan berulang-ulang dan keluar dari jadwal.

Tahapan kerja yang dilakukan oleh PT IdeA dalam perancangan lanskap adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan (Inception), diawali penyusunan proposal dan penawaran rancangan proyek, serta pertemuan dengan klien untuk kesepakatan dan penyerahan proyek.

2. Tahap Inventarisasi dan Analisis (Inventaritation and Analysis), meliputi kegiatan pengumpulan informasi dan data kondisi tapak, baik data primer ataupun data sekunder, kemudian dianalisis guna mengidentifikasi potensi dan kendala tapak. Pada tahap ini dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk menemukan solusi terbaik.

3. Tahap Desain konseptual (Conceptual Design), meliputi penentuan ide secara konseptual, pembuatan masterplan dan gambar ilustrasi. Penentuan tema utnuk konsep dilakukan dengan mempertimbangkan keinginan dari klien.

4. Tahap Pengembangan Desain (Design Development), pada tahap ini pembuatan gambar ilustrasi dilakukan untuk mendukung konsep yang telah dibuat guna membantu dalam planning application, dan gambar detil secara general layout.

5. Tahap Pembuatan Gambar Kerja (Documentation Production), produk akhir berupa gambar kerja detil rancangan dan zonasi tapak, pembuatan gambar teknis beserta penggunaan hardscape dan softscape, detil konstruksi, dan informasi lainnya yang mendukung dalam pelaksanaan. 6. Tahap Pelaksanaan (Implemetation), implementasi hasil akhir dari

perencanaan dan perancangan ke dalam tapak.

7. Tahap Evaluasi (Evaluation), dilakukan setelah tahap pelaksanaan untuk mengetahui hasil akhir dari produktivitas dan produk kerja. Tahap ini juga sebagai penuntun untuk menyusun rencana pemeliharaan lanskap yang telah didesain dan dibnagun agar kualitasnya dapat terjaga.

(42)

4.1.5 Teknologi dan Fasilitas Kerja Studio Gambar

PT IdeA memiliki fasilitas peralatan kerja yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan proyek-proyek yang dikerjakan. Fasilitas berupa peralatan kerja yang digunakan perusahaan antara lain berupa perlengkapan sebagai berikut, yaitu : (1) Alat gambar (marker, spidol, drawing pen, rapido dengan berbagai ukuran ketebalan), serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan); (2) Meja tracing; (3) Tracing paper dan kertas kalkir; (4) Kertas ukuran A3 dan A4; (5) Meja dan kursi kerja; (6) Berbagai buku sumber (perencanaan, perancangan dan manajemen) yang ada di perusahaan sebagai library dan referensi dalam pengerjaan proyek lanskap. Kegiatan studio PT IdeA juga didukung dengan berbagai perangkat lunak (software) dan aplikasi berikut ini (Tabel 7).

Tabel 7 Teknologi Berupa Software yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan

No. Software yang digunakan Kegunaan 1. AutoCAD 2004, 2007 CAD Drawing 2. Google Sketch Up 7 3D Rendering, Animasi 3. Adobe Photoshop CS3 3D Rendering

4. 3D Studio Max Animasi dan 3D Rendering

5. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan dan juga untuk mengetahui lokasi proyek yang berlangsung, kondisi fisik.

6. MS. Office 2007 Terkait untuk presentasi kepada klien, daftar RAB, list material (Document Publishing)

Sumber : PT IdeA (2011)

Terdapat juga fasilitas kerja lainnya yang ikut mendukung dalam pengerjaan proyek. Fasilitas kerja yang terdapat di PT IdeA dapat terlihat pada Tabel 8. Tabel 8 Fasilitas yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan No. Fasilitas Kegunaan

1. PC, komputer Pengerjaan grafis dan 3D animasi

2. Printer A3 dan A4 Mencetak produk kerja seperti laporan dan gambar-gambar kerja

3. Scanner A4 Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy

(43)

4. Mesin fax dan telepon Berkomunikasi dengan klien ataupun kontraktor, memudahkan dalam hal pengiriman data atupun informasi

5. Harddisk Penyimpanan data

6. LCD Projector Untuk rapat intern PT. Idea Consultant

7. Wifi Penghubung satu sama lainnnya (antar staf) dan klien memudahkan dalam penyelesaian suatu proyek, searching materi yang berhubungan dengan proyek (ide,referensi,dll), serta sarana berkomunikasi dengan klien.

Sumber : PT IdeA (2011)

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan berkualitas baik dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi tersebut. Oleh karena itu, setiap fasilitas yang ada dijaga dengan baik dan kualitasnya juga terus ditingkatkan dengan sistem upgrade. Perusahaan juga selalu update dengan fasilitas dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja perusahaan. Sistem kerja pada perusahaan ini dalam pengerjaan proyek diketahui oleh seluruh staf dengan dilakukannya briefing terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan dari pimpinan perusahaan. Suatu proyek dikerjakan dengan cara teamwork. Setiap proyek memiliki project leader yang bertanggung jawab untuk mengatur pelaksanaan proses pembagian kerja dalam tim. Pimpinan perusahaan menjelaskan mengenai proyek tersebut kepada project leader kemudian project leader menyampaikan, berdisikusi dan mengerjakan bersama dengan tim. Setelah itu, project leader bersama dengan pimpinan perusahaan akan mempresentasikan hasil kerja tim kepada klien.

4.2 Analisis Manajemen Perusahaan

PT IdeA sebagai sebuah konsultan yang bekerja di bidang arsitektur lanskap bertugas dalam memberikan barang dan jasa kepada klien. Perusahaan berupaya memberikan barang berupa produk-produk lanskap dan jasa yang terbaik bagi perusahaan, klien, maupun lingkungan, khususnya yang terkait dengan proses perancangan.

Menurut Stoner dan Freeman (1992), fungsi manajemen operasi PT IdeA dalam menghasilkan produk memiliki faktor pendukung dan penghambat sebagai berikut :

Gambar

Tabel 5 Nama Proyek, Waktu Proyek, Tahapan Perancangan, dan  Penghasilan Produk yang Diikuti Mahasiswa
Tabel 6 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengambilan Data Proyek Magang
Tabel 7 Teknologi Berupa Software  yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek  Perusahaan
Gambar 11 Vegetasi dan Satwa yang Terdapat di TNGHS ;
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan perancangan ini untuk mewujudkan Taman Wisata Alam berkonsep Forest Garden, yang menggabungkan kegiatan konservasi, edukasi, dan wisata alam untuk mendapatkan

Pengembangan wisata alam antara lain: (1) pengembangan obyek daya tarik wisata alam dengan menjaga keaslian dan kelestarian kawasan, pembatasan pada blok pemanfaatan

Taman Wisata Alam Sorong (TWAS) berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dengan tindakan konservasi yang tepat dalam bentuk pemanfaatan dan aktivitas yang

Sedangkan sarsaran pembahasannya adalah sebagai landasan program perencanaan dan perancangan Penataan dan Pengembangan Sarana Rekreasi Wisata Alam Curug Sewu Kendal dengan

• Pengembangan kawasan wisata alam Air Terjun Madakaripura Kabupaten Probolinggo selaian sebagai kawasan wisata alam juga berperan sebagai kawasan hutan lindung, sehingga

Pengalaman wisatawan mengenai akivitas baru yang dapat dilakukan pada kawasan wisata merupakan faktor yang tidak mempengaruhi dalam pengembangan wisata alam air terjun

Oleh karena itu, penting dikaji apakah pengembangan Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki nilai dan manfaat ekonomi bagi konservasi cagar alam dan masyarakat

Terdapat beberapa kekurangan perusahaan dalam pengerjaan proyek ini : (1) Tidak adanya analisis tapak (site analysis) secara spasial pada tahapan inventarisasi dan analisis,