• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES PERANCANGAN LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA BOGOR"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES PERANCANGAN

LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA

BOGOR

Lintang Yuniar Pratiwi A34204028

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul

MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES PERANCANGAN

LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA BOGOR

merupakan karya tulis saya pribadi dengan arahan Dosen Pembimbing, kecuali yang dengan jelas disebutkan rujukannya.

Bogor, Oktober 2008 Yang membuat pernyataan

Nama : Lintang YP. NRP : A34204028

(3)

RINGKASAN

LINTANG YUNIAR PRATIWI. Kegiatan Magang Perancangan Lanskap di PT. Sheils Flynn Asia, Bogor. (Dibimbing oleh Siti Nurisjah).

Seiring dengan tingkat perkembangan kota yang semakin pesat, maka kebutuhan masyarakat akan kenyamanan, selera dan fasilitas meningkat pula. Kebutuhan-kebutuhan tersebut salah satunya tak lepas dari kebutuhan akan peningkatan kualitas lanskap yang terkait dengan kegiatan perancangan. Dibutuhkan studi dan pembelajaran untuk mendukung perkembangan kemampuan diri khususnya ilmu perancangan kota. Salah satu upaya pendukung studi dan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dilakukan dengan kegiatan magang.

Salah satu tujuan magang adalah untuk mempelajari perancangan area yang berbasis karakter perkotaan (urban character) dalam berbagai skala serta manajemen proyek yang sangat berperan penting dalam mendukung keberhasilan proses perancangan itu sendiri. Kegiatan magang dilakukan di salah satu perusahaan yang bergerak pada jasa konsultan untuk perancangan dan perencanaan lanskap karena spesialisasi di bidang jasa konsultan adalah dasar pada tahap pelaksanaan lebih lanjut. Salah satu perusahaan lanskap yang bergerak di jasa konsultan adalah PT. Sheils Flynn Asia (SFA).

Tiga hal utama yang menjadi tujuan magang adalah memperoleh pengetahuan tentang manajemen proyek arsitektur lanskap dalam kegiatan perancangan serta mekanisme pengalokasian waktu dalam menyelesaikan proyek, mengikuti dan mempelajari manajemen studio yang diterapkan SFA dalam menangani proyek perancangan lanskap dan mempelajari faktor penunjang maupun faktor penghambat kegiatan perancangan lanskap.

Manfaat yang didapat dari kegiatan magang antara lain upaya pengembangan profesionalisme diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap dalam berbagai kegiatan praktek perancangan lanskap, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik perancangan dalam skala yang lebih kompleks, menambah pengalaman aplikasi ilmu yang telah didapat untuk diterapkan di dalam teknik pelaksanaan proyek.

Kegiatan magang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia Jl. Ir. H. Juanda No.13 Bogor. Waktu pelaksanaan magang selama 16 minggu, dimulai dari tanggal 3 Maret 2008 hingga 21 Juni 2008.

Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah :

1. Metode kualitatif berorientasi pada lokasi magang dengan mengamati dan mempelajari ; lembaga kerja dan staf, struktur organisasi, fasilitas dan aplikasi teknologi yang diterapkan, pengenalan kondisi lapang, dan manajemen kerja yang diterapkan.

2. Metode deskriptif kualitatif, mempelajari dan ikut serta dalam segala kegiatan yang menghasilkan produk gambar perancangan berkaitan dengan pengembangan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya perancangan lanskap.

(4)

3. Metode kualitatif dengan melakukan penilaian terhadap berbagai sub kegiatan untuk mengetahui faktor penghambat dan penunjang kegiatan perancangan lanskap.

Bentuk data yang yang dikumpulkan diperoleh melalui studi pustaka pada SFA. Kegiatan magang yang dilakukan adalah dengan mengikuti mekanisme dan manajemen kerja studio serta proses perancangan proyek.

Proses perancangan yang diterapkan PT. Sheils Flynn Asia meliputi : tahap persiapan, tahap riset dan analisa (RA), tahap konsep desain (CD), tahap pengembangan desain (DD), tahap pembuatan gambar kerja (PD).

Manajemen kerja studio meliputi ; 1). Sistem penyimpanan data, 2). Sistem penanganan proyek, 3). Sistem penamaan proyek dan tahapan gambar, 4). Sistem kelengkapan dan lay outing gambar, 5). Standar gambar kerja proyek, 6). Manajemen kerja proses perancangan.

Proyek perancangan yang menjadi bahan studi dan pembelajaran dalam kegiatan magang yaitu perancangan lanskap jalan (streetscape) pada kawasan Alam Sutera fase II yang berlokasi di Tangerang sampai pada tahap pengembangan desain dan taman kantor pada kantor pemasaran Panorama Resort (Panorama Resort Marketing Office) yang berlokasi di Bali sampai pada tahap pembuatan gambar kerja.

Faktor penghambat kegiatan perancangan lanskap secara umum adalah adaptasi standar kerja dan gambar yang ditetapkan cukup menyulitkan serta koordinasi kerja pada dua pihak pimpinan Asia dan UK cukup rumit. Untuk tiap tahapan perancangan pada kedua proyek menghadapi faktor penghambat yang bermacam-macam sesuai kondisi masing-masing. Faktor penunjang kegiatan perancangan lanskap secara umum antara lain organisasi staf yang terstruktur cukup baik, fasilitas, teknologi dan peralatan kerja lengkap dan mutakhir, serta manajemen kerja dan studio yang diterapkan cukup baik sehingga menunjang kinerja.

Kegiatan magang di SFA sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khususnya dalam bidang perancangan Arsitektur Lanskap. Selain mempelajari aspek manajemen kerja perusahaan, peran aktif dalam proses perancangan proyek lanskap juga dilakukan. SFA mempunyai sistem dan manajemen kerja yang sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dipelajari dari organisasi perusahaan yang terstruktur dengan baik, sistem kerja pengelolaan data, mekanisme penanganan proyek melalui sistem teamwork dan pedoman kerja serta standar gambar dengan kualitas grafis cukup baik yang selama ini diterapkan.

(5)

© Hak Cipta milik Lintang YP dan PT. Sheils Flynn Asia, tahun 2008

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan pustaka suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin Lintang YP dan PT. Sheils Flynn Asia.

(6)

MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES PERANCANGAN

LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA

BOGOR

Lintang Yuniar Pratiwi A34204028

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untyk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : MANAJEMEN PROYEK DAN PROSES

PERANCANGAN LANSKAP DI PT. SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

Nama Mahasiswa : Lintang Yuniar Pratiwi NRP : A34204028

Disetujui : Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 130 516 290

Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP 131 124 019

(8)

RIWAYAT HIDUP

Lintang Yuniar Pratiwi, dilahirkan di Cilacap, tanggal 11 Juni 1986 merupakan anak kedua dari pasangan Subardi Hangga Suwita (bapak) dan Isti Nuguharti (ibu). Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dengan satu kakak perempuan bernama Ika Yanuaris Afniatin dan satu orang adik laki-laki yaitu Tryas Kartiko.

Penulis mengawali kegiatan studi formalnya pada tahun 1991 di Taman Kanak-kanak Perwanida di Banjarnegara, lalu penulis melanjutkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) di SD N III Kasilib, Banjarnegara. Tahun 1998 penulis masuk pada sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTP N I Wanadadi, Banjarnegara dan pada tahun 2001 penulis melanjutkan jenjang pendidikan sekolah menengah umum di SMU N II Purwokerto. Studi formal tingkat perguruan tinggi dilanjutkan pada tahun 2004 dengan mengambil program studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).

Selain kegiatan wajib akademik, Penulis juga cukup aktif dalam kegiatan yang bersifat non-akademik yaitu pada tahun 2005-2006 menjadi sekretaris organisasi mahasiswa daerah (OMDA) untuk IKAMAHAMAS (Ikatan Mahasiswa Banyumas), kemudian pada tahun 2006-2007 menjadi ketua divisi eksternali di Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP). Penulis juga beberapa kali aktif dalam kepanitiaan dalam kegiatan di lingkungan kampus.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta berkat rahmat, kesempatan dan karuniaNYA yang telah begitu banyak diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Perancangan Panorama Marketing Office Park dan Streetscape Kawasan alam Sutera Fase II” dengan baik dan lancar. Adapun diketahui bahwa skripsi merupakan salah satu syarat utama mendapat gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Di kesempatan yang baik ini, penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih kepada

1. Kedua orang tuaku tercinta Subardi Hangga Suwita (bapak) dan terutama Isti Nugiharti (ibu) yang setiap detik menjadi inspirasi terhebat untuk selalu menjadi lebih baik dan terbaik atas pengorbanan materi dan spiritual yang tak ternilai.

2. Kedua saudaraku tersayang, Ika Yanuaris Afniatin (kakak) dan Tryas Kartiko (adik), yang menjadi tolak ukur perjuangan selama ini, yang telah membuat penulis menyadari bahwa persaudaraan adalah bagian dari kekuatan hidup.

3. Yang Terhormat Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA yang bertindak sebagai pembimbing skripsi penulis yang telah banyak membantu dalam kegiatan pembimbingan dan penuntunan penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam kegiatan akademik selama ini.

5. Yang terhormat Dr. Ir. Andi Gunawan, Msc dan Ir. Qodarian Pramukanto, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak pengarahan, saran, masukan, kritik yang bermanfaat untuk lebih baik ke depannya. 6. PT. Sheils Flynn Asia atas ketersediaannya menjadi lokasi magang, atas

segala ilmu, pengalaman, pengetahuan, keakraban, kekeluargaan, yang diberikan dan sangat luar biasa sehingga penulis dapat belajar banyak selama kegiatan magang, terima kasih kepada seluruh pimpinan dan staf yaitu Eoghan Sheils, Stephen Flynn, Kate Collins, Yannes Pasaribu, Iman

(10)

P. Septadarma, Rahman Andra W., Widya, Bob Hendrianto, Dedy Guswandi, Ferdy Kusnaedi, Arif Hidayat, Gunang, Pak Nur, Pak Khoer. 7. Sahabat-sahabatku tersayang ARL 41 yang menjadi salah satu alasan

utama semangat kuliah karena tawa canda yang selalu terbangun. Aku diantara kalian, Memey. Yuni, Dinny, Krista, Sari, Ria, Dian, Dita, Aini, Mufida, Occy, Tyas, Jafar, Anggi, Dayat, Sekar, Ipep, Karina, Putri, Syita, Putra, Nana, Neno, Sony, Hendy, Dimas, Fuji, Ita, Intan, Diana, Faikoh, Dyah, Anjar, Ozy, Ridho, Imad, Dewina, Piko.

8. Sahabat WR (wisma rahayu) yang menjadi keluarga kesekian yang sangat memberi kehangatan persaudaraan : Inggit, Lita, Ardha, Ani, Ides, Tina, Tanti, Ari, Fitri

9. Penyemangatku yang lain, Wahyu Aidil Fitiriawan dan Ipul, ada atau tidaknya kalian saat ini setidaknya kalian telah membuat hidupku lebih hidup.

10. Seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB angkatan 37, 38, 39, 40, 42, 43 dan 44.

11. Seluruh staf Departemen Arsitektur Lanskap IPB.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan persatu-satu untuk segala dukungan secara moril ataupun spiritual baik langsung maupun tak langsung.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sepenuhnya sempurna sehingga saran kritik yang membangun sangat penulis harapkan dan akan diterima dengan lapang dada. Penulis sangat berharap dengan tulisan skripsi ini dapat membantu semua poihak yang membaca dan menggunakannya.

Bogor, Oktober 2008

(11)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan... 2 Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Lanskap ... 3

Konsep Kota Baru ... 4

Lanskap Jalan... 5

Klien ... 10

KONDISI UMUM Filosofi Perusahaan ... 11

Profil PT. Sheils Flynn ... 11

Lokasi PT. Sheils Flynn Asia ... 12

Struktur Organisasi ... 13 Penghargaan Desain ... 13 METODOLOGI Lokasi magang ... 15 Waktu magang ... 15 Metode magang... 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum... 19

Struktur Organisasi... 19

Proses Perancangan Lanskap di PT.SFA... 20

Fasilitas Peralatan Kerja ... 22

Aplikasi Teknologi Informasi ... 23

Mekanisme Survei Lapang ... 24

Manajemen Kerja Studio ... 25

Sistem Penyimpanan Data ... 26

Sistem Penanganan Proyek ... 28

Sistem Penamaan Proyek dan Tahapan Gambar... 29

(12)

Standar Gambar Kerja Proyek ... 32

Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek ... 33

Proses Perancangan Lanskap ... 36

Perancangan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II... 37

Kondisi Umum Kawasan Alam Sutera ... 37

Tahap Persiapan ... 37

Tahap Riset dan Analisa ... 38

Inventarisasai Tapak ... 38

Analisis Tapak ... 48

Review of Current Masterplan ... 57

Tahap Konsep Desain ... 68

Design Principles ... 68

Design Layers... 73

Site plan... 81

Tahap Pengembangan Desain ... 81

Perancangan Panorama Resort Marketing Office (PMRO) ... 84

Kondisi Umum PMRO ... 84

Tahap Persiapan ... 84

Tahap Riset dan Analisa ... 84

Inventarisasi Ruang... 84

Analisis Ruang... 87

Tahap Konsep Desain ... 90

Design Principles ... 90

Design Layers... 93

Tahap Pengembangan Desain ... 99

Tahap Pembuatan Gambar Kerja ... 99

Faktor Penghambat dan Penunjang Kegiatan Magang ... 107

KESIMPULAN DAN SARAN... 109

DAFTAR PUSTAKA... 111

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Fasilitas Pejalan Kaki... 7

2. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah pejalan Kaki... 8

3. Rekomendasi Lebar Zona Koridor Pejalan Kaki... 9

4. Jadwal Kegiatan Magang ... 16

5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia... 21

6. Peralatan Kerja Kantor SFA... 22

7. Aplikasi Komputer yang Digunakan Serta Kegunaannya... 24

8. Kelengkapan Gambar Pada Folder Xref ... 30

9. Klasifikasi Gambar Detil ... 32

10. Inventarisasi Tapak Alam Sutera Fase II ... 38

11. Hasil Analisis Topografi Tapak Alam Sutera Fase II ... 48

12. Hasil Analisis Aspek Drainase Tapak Alam Sutera Fase II ... 50

13. Analisis Konteks Kultural Tapak Alam Sutera Fase II ... 54

14. Luasan Area Tata Ruang Alam Sutera Fase II (masterplan) ... 62

15. Hirarki Jalan Kawasan Alam Sutera Fase II...67

16. Perancangan detil ROW Alam Sutera fase II ... 82

17. Inventarisasi Tapak Panorama Resort Marketing Office ... 87

18. Analisis Bagian Ruang Luar PRMO... 88

19. Analisis Bagian Ruang Dalam Bangunan PRMO ... 89

20. Detil Material sub Area Halaman Depan ... 100

21. Detil Material sub Area Halaman Samping... 101

22. Detil Material sub Area Halaman Belakang... 101

23. Deskripsi Detail Edging ... 102

24. Deskripsi Detail Furniture ... 103

25. Deskripsi Detail Curbs... 104

26. Deskripsi Detail Paving ... 105

27. Deskripsi Detail Walling ... 106

28. Analisis Keikutsertaan Dalam Proses Perancangan... 107

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Peta Lokasi PT. Sheils Flynn Asia...12

2. Struktur Organisasi PT. Sheils Flynn Asia...14

3. Sistem Penamaan Proyek PT. Sheils Flynn Asia...29

4. Sistem Kerja dalam Proses Perancangan ...34

5. Konteks Regional Kawasan Alam Sutera Fase II...39

6. Konteks Tapak Kawasan Alam Sutera Fase II ...40

7. Foto Satelit Batas Kawasan Alam Sutera Fase II ...41

8. Tapak Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...42

9. Foto Vegetasi Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...43

10. Foto view 1 Kawasan Alam Sutera Fase II...44

11. Foto view 2 Kawasan Alam Sutera Fase II...45

12. Foto view 3 Kawasan Alam Sutera Fase II...46

13. Analisis Topografi Kawasan Alam Sutera Fase II...49

14. Analisis Drainase Kawasan Alam Sutera Fase II ...52

15. Analisis Vegetasi Kawasan Alam Sutera Fase II...53

16. Analisis view Kawasan Alam Sutera Fase II ...55

17. Analisis Konteks Kultural Kawasan Alam Sutera Fase II ...56

18. Zonasi Tata Ruang Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...59

19. Gambar Klasifikasi Bangunan Berdasar Jumlah Lantai Sesuai Masterplan.60 20. Luasan Area Lanskap Berdasar Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II..61

21. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Kemarau Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...64

22. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Hujan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...65

23. Hirarki Jalan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II ...66

24. Prinsip Desain Koridor Pergerakan Kendaraan dan Pejalan Kaki...70

25. Prinsip Desain Usulan Jalur Pergerakan ...71

26. Peta Overlay Prinsip Desain Pergerakan dan Tempat Tujuan...72 27. Desain Jalur Pergerakan dan Tempat Tujuan Kawasan Alam Sutera Fase II 75

(15)

28. Desain Luasan Area Danau Buatan Berdasar Masterplan

Alam Sutera Fase II...76

29. Desain Luasan Danau Buatan Kawasan Alam Sutera Fase II ...77

30. Desain Infrastruktur Lanskap Kawasan Alam Sutera Fase II...78

31. Peta Overlay Usulan Desain Kawasan Alam Sutera Fase II ...79

32. Siteplan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II ...80

33. Ilustrasi Lanskap Jalan Tol Alam Sutera Fase II ...81

34. Peta dan Foto Inventarisasi Tapak PMRO ...85

35. Klasifikasi Ruang PMRO...86

36. Softscape Plan PMRO...96

37. Hardscape Plan PMRO...97

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Standar Penggunaan Layer CAD di PT. Sheils Flynn Asia...113

2. Drawing List 117 ...114

3. Detil Potongan ROW 47 ...115

4. Detil Potongan ROW 38 ...116

5. Detil Potongan ROW 28 type 1 ...117

6. Detil Potongan ROW 28 type 2 ...118

7. Detil Potongan ROW28 type 3 ...119

8. Ilustrasi Potongan ROW 47...120

9. Ilustrasi Potongan ROW 38...120

10. Ilustrasi Potongan ROW 28 type 1 ...120

11. Ilustrasi Potongan ROW type 2 ...120

12. Detil 1 Water feature...121

(17)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan... 2 Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Lanskap ... 3

Konsep Kota Baru ... 4

Lanskap Jalan... 5

Klien ... 10

KONDISI UMUM Filosofi Perusahaan ... 11

Profil PT. Sheils Flynn ... 11

Lokasi PT. Sheils Flynn Asia ... 12

Struktur Organisasi ... 13 Penghargaan Desain ... 13 METODOLOGI Lokasi magang ... 15 Waktu magang ... 15 Metode magang... 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum... 19

Struktur Organisasi... 19

Proses Perancangan Lanskap di PT.SFA... 20

Fasilitas Peralatan Kerja ... 22

Aplikasi Teknologi Informasi ... 23

Mekanisme Survei Lapang ... 24

Manajemen Kerja Studio ... 25

Sistem Penyimpanan Data ... 26

Sistem Penanganan Proyek ... 28

Sistem Penamaan Proyek dan Tahapan Gambar... 29

(18)

Standar Gambar Kerja Proyek ... 32

Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek ... 33

Proses Perancangan Lanskap ... 36

Perancangan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II... 37

Kondisi Umum Kawasan Alam Sutera ... 37

Tahap Persiapan ... 37

Tahap Riset dan Analisa ... 38

Inventarisasai Tapak ... 38

Analisis Tapak ... 48

Review of Current Masterplan ... 57

Tahap Konsep Desain ... 68

Design Principles ... 68

Design Layers... 73

Site plan... 81

Tahap Pengembangan Desain ... 81

Perancangan Panorama Resort Marketing Office (PMRO) ... 84

Kondisi Umum PMRO ... 84

Tahap Persiapan ... 84

Tahap Riset dan Analisa ... 84

Inventarisasi Ruang... 84

Analisis Ruang... 87

Tahap Konsep Desain ... 90

Design Principles ... 90

Design Layers... 93

Tahap Pengembangan Desain ... 99

Tahap Pembuatan Gambar Kerja ... 99

Faktor Penghambat dan Penunjang Kegiatan Magang ... 107

KESIMPULAN DAN SARAN... 109

DAFTAR PUSTAKA... 111

(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Fasilitas Pejalan Kaki... 7

2. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah pejalan Kaki... 8

3. Rekomendasi Lebar Zona Koridor Pejalan Kaki... 9

4. Jadwal Kegiatan Magang ... 16

5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia... 21

6. Peralatan Kerja Kantor SFA... 22

7. Aplikasi Komputer yang Digunakan Serta Kegunaannya... 24

8. Kelengkapan Gambar Pada Folder Xref ... 30

9. Klasifikasi Gambar Detil ... 32

10. Inventarisasi Tapak Alam Sutera Fase II ... 38

11. Hasil Analisis Topografi Tapak Alam Sutera Fase II ... 48

12. Hasil Analisis Aspek Drainase Tapak Alam Sutera Fase II ... 50

13. Analisis Konteks Kultural Tapak Alam Sutera Fase II ... 54

14. Luasan Area Tata Ruang Alam Sutera Fase II (masterplan) ... 62

15. Hirarki Jalan Kawasan Alam Sutera Fase II...67

16. Perancangan detil ROW Alam Sutera fase II ... 82

17. Inventarisasi Tapak Panorama Resort Marketing Office ... 87

18. Analisis Bagian Ruang Luar PRMO... 88

19. Analisis Bagian Ruang Dalam Bangunan PRMO ... 89

20. Detil Material sub Area Halaman Depan ... 100

21. Detil Material sub Area Halaman Samping... 101

22. Detil Material sub Area Halaman Belakang... 101

23. Deskripsi Detail Edging ... 102

24. Deskripsi Detail Furniture ... 103

25. Deskripsi Detail Curbs... 104

26. Deskripsi Detail Paving ... 105

27. Deskripsi Detail Walling ... 106

28. Analisis Keikutsertaan Dalam Proses Perancangan... 107

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Peta Lokasi PT. Sheils Flynn Asia...12

2. Struktur Organisasi PT. Sheils Flynn Asia...14

3. Sistem Penamaan Proyek PT. Sheils Flynn Asia...29

4. Sistem Kerja dalam Proses Perancangan ...34

5. Konteks Regional Kawasan Alam Sutera Fase II...39

6. Konteks Tapak Kawasan Alam Sutera Fase II ...40

7. Foto Satelit Batas Kawasan Alam Sutera Fase II ...41

8. Tapak Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...42

9. Foto Vegetasi Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...43

10. Foto view 1 Kawasan Alam Sutera Fase II...44

11. Foto view 2 Kawasan Alam Sutera Fase II...45

12. Foto view 3 Kawasan Alam Sutera Fase II...46

13. Analisis Topografi Kawasan Alam Sutera Fase II...49

14. Analisis Drainase Kawasan Alam Sutera Fase II ...52

15. Analisis Vegetasi Kawasan Alam Sutera Fase II...53

16. Analisis view Kawasan Alam Sutera Fase II ...55

17. Analisis Konteks Kultural Kawasan Alam Sutera Fase II ...56

18. Zonasi Tata Ruang Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...59

19. Gambar Klasifikasi Bangunan Berdasar Jumlah Lantai Sesuai Masterplan.60 20. Luasan Area Lanskap Berdasar Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II..61

21. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Kemarau Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...64

22. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Hujan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...65

23. Hirarki Jalan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II ...66

24. Prinsip Desain Koridor Pergerakan Kendaraan dan Pejalan Kaki...70

25. Prinsip Desain Usulan Jalur Pergerakan ...71

26. Peta Overlay Prinsip Desain Pergerakan dan Tempat Tujuan...72 27. Desain Jalur Pergerakan dan Tempat Tujuan Kawasan Alam Sutera Fase II 75

(21)

28. Desain Luasan Area Danau Buatan Berdasar Masterplan

Alam Sutera Fase II...76

29. Desain Luasan Danau Buatan Kawasan Alam Sutera Fase II ...77

30. Desain Infrastruktur Lanskap Kawasan Alam Sutera Fase II...78

31. Peta Overlay Usulan Desain Kawasan Alam Sutera Fase II ...79

32. Siteplan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II ...80

33. Ilustrasi Lanskap Jalan Tol Alam Sutera Fase II ...81

34. Peta dan Foto Inventarisasi Tapak PMRO ...85

35. Klasifikasi Ruang PMRO...86

36. Softscape Plan PMRO...96

37. Hardscape Plan PMRO...97

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Standar Penggunaan Layer CAD di PT. Sheils Flynn Asia...113 2. Drawing List 117 ...114 3. Detil Potongan ROW 47 ...115 4. Detil Potongan ROW 38 ...116 5. Detil Potongan ROW 28 type 1 ...117 6. Detil Potongan ROW 28 type 2 ...118 7. Detil Potongan ROW28 type 3 ...119 8. Ilustrasi Potongan ROW 47...120 9. Ilustrasi Potongan ROW 38...120 10. Ilustrasi Potongan ROW 28 type 1 ...120 11. Ilustrasi Potongan ROW type 2 ...120 12. Detil 1 Water feature...121 13. Detil 2 Water feature...122

(23)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan... 2 Manfaat... 2 TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Lanskap ... 3 Konsep Kota Baru ... 4 Lanskap Jalan... 5 Klien ... 10

KONDISI UMUM

Filosofi Perusahaan ... 11 Profil PT. Sheils Flynn ... 11 Lokasi PT. Sheils Flynn Asia ... 12 Struktur Organisasi ... 13 Penghargaan Desain ... 13 METODOLOGI Lokasi magang ... 15 Waktu magang ... 15 Metode magang... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum... 19 Struktur Organisasi... 19 Proses Perancangan Lanskap di PT.SFA... 20 Fasilitas Peralatan Kerja ... 22 Aplikasi Teknologi Informasi ... 23 Mekanisme Survei Lapang ... 24 Manajemen Kerja Studio ... 25

Sistem Penyimpanan Data ... 26 Sistem Penanganan Proyek ... 28 Sistem Penamaan Proyek dan Tahapan Gambar... 29 Sistem Kelengkapan dan Layouting Gambar... 30

(24)

Standar Gambar Kerja Proyek ... 32 Sistem Kerja dalam Proses Perancangan Proyek ... 33 Proses Perancangan Lanskap ... 36 Perancangan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II... 37

Kondisi Umum Kawasan Alam Sutera ... 37 Tahap Persiapan ... 37 Tahap Riset dan Analisa ... 38 Inventarisasai Tapak ... 38 Analisis Tapak ... 48 Review of Current Masterplan ... 57 Tahap Konsep Desain ... 68 Design Principles ... 68 Design Layers... 73 Site plan... 81 Tahap Pengembangan Desain ... 81 Perancangan Panorama Resort Marketing Office (PMRO) ... 84 Kondisi Umum PMRO ... 84 Tahap Persiapan ... 84 Tahap Riset dan Analisa ... 84 Inventarisasi Ruang... 84 Analisis Ruang... 87 Tahap Konsep Desain ... 90 Design Principles ... 90 Design Layers... 93 Tahap Pengembangan Desain ... 99 Tahap Pembuatan Gambar Kerja ... 99 Faktor Penghambat dan Penunjang Kegiatan Magang ... 107

KESIMPULAN DAN SARAN... 109

DAFTAR PUSTAKA... 111

(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Fasilitas Pejalan Kaki... 7 2. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah pejalan Kaki... 8 3. Rekomendasi Lebar Zona Koridor Pejalan Kaki... 9 4. Jadwal Kegiatan Magang ... 16 5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia... 21 6. Peralatan Kerja Kantor SFA... 22 7. Aplikasi Komputer yang Digunakan Serta Kegunaannya... 24 8. Kelengkapan Gambar Pada Folder Xref ... 30 9. Klasifikasi Gambar Detil ... 32 10. Inventarisasi Tapak Alam Sutera Fase II ... 38 11. Hasil Analisis Topografi Tapak Alam Sutera Fase II ... 48 12. Hasil Analisis Aspek Drainase Tapak Alam Sutera Fase II ... 50 13. Analisis Konteks Kultural Tapak Alam Sutera Fase II ... 54 14. Luasan Area Tata Ruang Alam Sutera Fase II (masterplan) ... 62 15. Hirarki Jalan Kawasan Alam Sutera Fase II...67 16. Perancangan detil ROW Alam Sutera fase II ... 82 17. Inventarisasi Tapak Panorama Resort Marketing Office ... 87 18. Analisis Bagian Ruang Luar PRMO... 88 19. Analisis Bagian Ruang Dalam Bangunan PRMO ... 89 20. Detil Material sub Area Halaman Depan ... 100 21. Detil Material sub Area Halaman Samping... 101 22. Detil Material sub Area Halaman Belakang... 101 23. Deskripsi Detail Edging ... 102 24. Deskripsi Detail Furniture ... 103 25. Deskripsi Detail Curbs... 104 26. Deskripsi Detail Paving ... 105 27. Deskripsi Detail Walling ... 106 28. Analisis Keikutsertaan Dalam Proses Perancangan... 107 29. Analisis Faktor Penghambat dan Penunjang Proses Perancangan Proyek.... 108

(26)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Peta Lokasi PT. Sheils Flynn Asia...12 2. Struktur Organisasi PT. Sheils Flynn Asia...14 3. Sistem Penamaan Proyek PT. Sheils Flynn Asia...29 4. Sistem Kerja dalam Proses Perancangan ...34 5. Konteks Regional Kawasan Alam Sutera Fase II...39 6. Konteks Tapak Kawasan Alam Sutera Fase II ...40 7. Foto Satelit Batas Kawasan Alam Sutera Fase II ...41 8. Tapak Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...42 9. Foto Vegetasi Eksisting Kawasan Alam Sutera Fase II...43 10. Foto view 1 Kawasan Alam Sutera Fase II...44 11. Foto view 2 Kawasan Alam Sutera Fase II...45 12. Foto view 3 Kawasan Alam Sutera Fase II...46 13. Analisis Topografi Kawasan Alam Sutera Fase II...49 14. Analisis Drainase Kawasan Alam Sutera Fase II ...52 15. Analisis Vegetasi Kawasan Alam Sutera Fase II...53 16. Analisis view Kawasan Alam Sutera Fase II ...55 17. Analisis Konteks Kultural Kawasan Alam Sutera Fase II ...56 18. Zonasi Tata Ruang Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...59 19. Gambar Klasifikasi Bangunan Berdasar Jumlah Lantai Sesuai Masterplan.60 20. Luasan Area Lanskap Berdasar Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II..61 21. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Kemarau Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...64 22. Pengaruh Efek Bayangan Matahari Oleh Halangan Gedung Pada Musim Hujan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II...65 23. Hirarki Jalan Sesuai Masterplan Kawasan Alam Sutera Fase II ...66 24. Prinsip Desain Koridor Pergerakan Kendaraan dan Pejalan Kaki...70 25. Prinsip Desain Usulan Jalur Pergerakan ...71 26. Peta Overlay Prinsip Desain Pergerakan dan Tempat Tujuan...72 27. Desain Jalur Pergerakan dan Tempat Tujuan Kawasan Alam Sutera Fase II 75

(27)

28. Desain Luasan Area Danau Buatan Berdasar Masterplan

Alam Sutera Fase II...76 29. Desain Luasan Danau Buatan Kawasan Alam Sutera Fase II ...77 30. Desain Infrastruktur Lanskap Kawasan Alam Sutera Fase II...78 31. Peta Overlay Usulan Desain Kawasan Alam Sutera Fase II ...79 32. Siteplan Streetscape Kawasan Alam Sutera Fase II ...80 33. Ilustrasi Lanskap Jalan Tol Alam Sutera Fase II ...81 34. Peta dan Foto Inventarisasi Tapak PMRO ...85 35. Klasifikasi Ruang PMRO...86 36. Softscape Plan PMRO...96 37. Hardscape Plan PMRO...97 38. Landscape Plan PMRO...98

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Standar Penggunaan Layer CAD di PT. Sheils Flynn Asia...113 2. Drawing List 117 ...114 3. Detil Potongan ROW 47 ...115 4. Detil Potongan ROW 38 ...116 5. Detil Potongan ROW 28 type 1 ...117 6. Detil Potongan ROW 28 type 2 ...118 7. Detil Potongan ROW28 type 3 ...119 8. Ilustrasi Potongan ROW 47...120 9. Ilustrasi Potongan ROW 38...120 10. Ilustrasi Potongan ROW 28 type 1 ...120 11. Ilustrasi Potongan ROW type 2 ...120 12. Detil 1 Water feature...121 13. Detil 2 Water feature...122

(29)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bentuk pembagian wilayah secara administratif pada suatu negara dapat diketahui dengan adanya penetapan wilayah kota dan desa. Kota merupakan suatu wilayah luas yang padat penduduk merupakan pusat bagi kegiatan ekonomi, sosial dan politik, memiliki keterkaitan antara posisi geografisnya dengan kekuatan pemerintahan dalam suatu negara (Simonds, 1983). Perkembangan kota cenderung lebih komplek terutama pada masalah pertumbuhan penduduk.

Tingkat sosial serta ekonomi warga kota berkembang seiring dengan perkembangan aspek sosial ekonomi kota. Peningkatan aspek tersebut akan mempengaruhi kebutuhan yang lebih spesifik secara individual antara lain pada tingkat konsumsi, pendidikan dan selera. Menurut Lynch (1994) sebuah komunitas sosial suatu kota yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan pergeseran interest. Hal tersebut tercermin pada meningkatnya kebutuhan warga terhadap fasilitas pribadi, fasilitas kota serta peningkatan kualitas lanskap yang lebih komplek dan lebih baik. Menanggapi perkembangan tersebut dibutuhkan studi dan pembelajaran kreatif dan inovatif agar keberhasilan perancangan infrastruktur dan lanskap kota dapat tercapai.

Upaya pendukung studi dan pembelajaran dilakukan dengan kegiatan magang, yang bertujuan untuk mempelajari perancangan area yang berbasis karakter perkotaan (urban character). Agar menghasilkan suatu produk rancangan yang berkualitas maka aspek manajemen proyek dalam hal ini sangat berperan. Kegiatan magang dilakukan di perusahaan yang bergerak pada jasa konsultan untuk perancangan dan perencanaan lanskap.

Salah satu perusahaan lanskap yang bergerak di jasa konsultan adalah PT. Sheils Flynn Asia (SFA). Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang landscape planning and designing consultant. Penting dalam hal ini adalah keikutsertaan dalam kegiatan studio dalam proses perancangan taman dan pembelajaran manajemen proyek yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi sebagai arsitek lanskap. Mengacu dan melihat pengalaman serta kinerja SFA, modifikasi teori, prinsip, teknik dan sistem

(30)

kerja adalah hal utama yang dipelajari sehingga kegiatan magang di konsultan ini diharapkan dapat memacu perkembangan ilmu maupun ketrampilan yang menunjang studi sebagai mahasiswa arsitektur lanskap.

Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap profesionalisme. Tujuan tersebut diperoleh melalui upaya kerjasama dalam proses mendesain dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada teknik-teknik perancangan berbasis pada perkotaan. Tujuan khususnya adalah :

1. Memperoleh pengetahuan tentang manajemen proyek Arsitektur Lanskap dalam kegiatan perancangan serta mekanisme pengalokasian waktu dalam menyelesaikan proyek.

2. Mengikuti dan mempelajari manajemen studio yang diterapkan SFA dalam menangani proyek perancangan lanskap.

3. Mempelajari faktor penunjang maupun faktor penghambat kegiatan perancangan lanskap.

Manfaat Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia ini diharapkan mempunyai manfaat dalam rangka mengembangkan profesionalisme diri sebagai mahasiswa arsitektur lanskap. Peningkatan kemampuan dalam berbagai kegiatan praktek perancangan lanskap dalam skala yang lebih kompleks.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik perancangan dan teknik aplikasi komputer pendukung, menambah pengalaman khususnya dalam aplikasi ilmu yang telah didapat untuk diterapkan di dalam teknik pelaksanaan proyek.

(31)

TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Lanskap

Menurut Simonds (2006), perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia, tergantung pada pengorganisasiannya seperti keriangan, ketegangan, gerakan, keheningan dan perenungan.

Proses desain membantu arsitek lanskap untuk mencapai disain tapak total yang secara keseluruhan memanfaatkan seluruh elemen disain untuk memenuhi kebutuhan proyek seefisien mungkin dan nilai estetika yang tinggi. Menurut Simonds (2006), tanaman dipilih sebagai alternatif terbaik terhadap kondisi lingkungan yang ada. Desain penanaman terbaik didapatkan dengan memadukan ilmu pengetahuan dan seni yang pada akhirnya disain lanskap yang baik adalah apakah pengguna atau pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya dan apakah ruanng tersebut dapat digunakan seperti yang diinginkan.

Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (1983) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan/inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan standar serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup

(32)

pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuain dan perbaikan serta observasi penampakan.

Kota Baru Dalam Kota

Konsep kota baru dalam kota menyangkut rehabilitasi berskala besar, modernisasi dan peremajaan pusat kota (Gallion dan Eisner, 1992). Lebih lanjut dikemukakan oleh Gallion dan Eisner (1992) bahwa konsep kota baru dalam kota mengusulkan agar fungsi-fungsi kawasan tertentu diubah guna memungkinkan suatu lingkungan kehidupan yang bergairah yang akan merangsang dan memberi rasa aman bagi warganya dimana kegiatan-kegiatan yang menarik tersedia.

Lanskap Jalan

Gallion dan Eisner (1992) menyatakan bahwa sistem sirkulasi menentukan batas-batas unit lingkungan. Sejalan dengan perkembangan kota, maka rencana sirkulasi akan menjadi suatu acuan untuk membangun dan memperbaiki sistem sirkulasi kota. Rencana-rencana sirkulasi dan penggunaan lahan perlu diintegrasikan. De Chiara dan Koppelman (1994) menyatakan bahwa jalan merupakan unsur penting untuk rancangan pengelompokan yang harus diletakkan secara fungsional dan sesuai kenyamanaannya.

Bagian-bagian Jalan

Sesuai dengan standar peraturan yang telah ditetapkan, dalam setiap jalan raya khususnya jalan tol terdiri menjadi beberapa bagian utama. Menurut UU RI Nomor 13 Tahun 1980 Pasal 5 (www.wikipedia.com) disebutkan bahwa : 1. Bagian-bagian jalan meliputi Daerah Manfaat Jalan, Daerah Milik Jalan, dan

Daerah Pengawasan Jalan.

2. Daerah Manfaat Jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.

3. Daerah Milik Jalan meliputi Daerah Manfaat Jalan dan sejalur tanah tertentu, di luar Daerah Manfaat Jalan.

Lebih jelas dideskripsikan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga (1990) mengenai bagian-bagian jalan tersebut (www.lampuhijau.files.wordpress.com).

(33)

1). Damaja (Daerah Manfaat Jalan)

Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman. Ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembina Jalan dan diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, pemisahan jalur, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman timbunan dan galian gorong-gorong perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya. Lebar Damaja ditetapkan oleh Pembina Jalan sesuai dengan keperluannya. Tinggi minimum 5.0 meter dan kedalaman mimimum 1,5 meter diukur dari permukaan perkerasan.

2). Damija (Daerah Milik Jalan)

Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan guna peruntukkan daerah manfaat jalan dan perlebaran jalan maupun menambahkan jalur lalu lintas dikemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Lebar Minimum Lebar Damija sekurang-kurangnya sama dengan lebar Damaja. Tinggi atau kedalaman, yang diukur dari permukaan jalur lalu lintas, serta penentuannya didasarkan pada keamanan, pemakai jalan sehubungan dengan pemanfaatan Daerah Milik Jalan, Daerah Manfaat Jalan serta ditentukan oleh Pembina Jalan.

3). Dawasja (Daerah Pengawasan Jalan)

Merupakan ruas disepanjang jalan di luar Daerah Milik Jalan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan terhadap pandangan pengemudi, ditetapkan oleh Pembina Jalan.

Daerah Pengawasan Jalan dibatasi oleh : Lebar diukur dari As Jalan.

a. Untuk Jalan Arteri Primer tidak kurang dari 20 meter. b. Untuk Jalan Arteri Sekunder tidak kurang dari 20 meter. c. Untuk Jalan Kolektor Primer tidak kurang dari 15 meter. d. Untuk Jalan Kolektor Sekunder tidak kurang dari 7 meter. e. Untuk Jalan Lokal Primer tidak kurang dari 10 meter. f. Untuk Jalan Lokal Sekunder tidak kurang dari 4 meter.

(34)

Tinggi yang diukur dari permukaan jalur lalu lintas dan penentuannya didasarkan pada keamanan pemakai jalan baik di jalan lurus, maupun di tikungan dalam hal pandangan bebas pengemudi, ditentukan oleh Pembina Jalan.

Dalam Damija terdiri dari beberapa bagian antara lain : (1). Bahu Jalan

Bahu jalan didefinisikan sebagai tempat kendaraan berhenti dalam keadaan darurat ketika mengalami gangguan pada kendaraan. Anda tidak diperkenankan mendahului kendaraan lain pada jalur ini.

(2). Median

Median adalah jarak pemisah antar jalan tol yang berlawanan arah. Biasanya dilengkapi dengan guardrail dan elemen penahan silau yang umumnya berupa vegetasi (http://www.toyota-ownerclub.com).

Jalur Pejalan Kaki

Keberadaan jalur pejalan kaki penting untuk diperhatikan, hal ini menyangkut kepentingan para pengguna jalan yang tidak menggunakan kendaraan bermotor. Direktorat Jenderal Bina Marga (1990) menyatakan bahwa jalur pejalan kaki yang kondisinya sesuai standar keamanan dan kenyamanan sangat membantu aktivitas pejalan kaki, dengan jalur yang baik diharapkan akan mengurangi pengguanaan kendaraan bermotor yang akhir-akhir ini meningkat jumlahnya. Jalur pejalan kaki terdiri dari trotoar, penyeberangan dan non trotoar. (http://lampuhijau.files.wordpress.com).

Dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993 disebutkan beberapa fasilitas pejalan kaki yaitu trotoar; tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu lalu lintas; jembatan penyeberangan; dan terowongan penyeberangan. Trotoar merupakan bagian dari jalan yang disediakan khusus untuk pejalan kaki. Trotoar umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Fasilitas pejalan kaki dan persyaratan lebar trotoar berdasarkan jumlah pejalan.dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 (www.hubdat.web.id/peraturan/km65tahun1993.pdf).

(35)

Tabel 1. Fasilitas Pejalan Kaki

NO Fasilitas Pejalan Kaki Persyaratan Umum

1. 2. 3. 4. Trotoar Tempat penyeberangan Jembatan penyeberangan Terowongan penyeberangan

ruang bebas >2,50 m dari permukaan trotoar. berupa zebra cross

lebar > 2 m, tinggi >5 m dari permukaan jalan lebar > 2 m, tinggi >3 m dari lantai

terowongan dan terdapat lampu penerangan

Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993

Tabel 2. Lebar Trotoar Berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki

NO

Jumlah pejalan kaki/detik/meter Lebar Trotoar (meter) 1. 2. 3. 4. 6 orang 3 orang 2 orang 1 orang 2.3-5.0 1.5-2.3 0.9-1.5 0.6-0.9 Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993

Dalam Portland Pedestrian Guide (1998) dijelaskan bahwa terdapat empat sub-zona pada sebuah jalur pejalan kaki. Sub-zona tersebuta adalah :

1. Curb zone, merupakan area penempatan kerb yang membatasi jalur pejalan kakai dengan jalan raya.

2. Furnishing zone, area penempatan street furniture dan vegetasi yang berfungsi sebagai area penyangga untuk pejalan kaki terhadap jalan raya. 3. Through Pedestrian zone, jalur yang ditujukan untuk aktivitas berjalan

kaki tanpa halangan, zona ini harus bebas dari objek permanen maupun temporer.

4. Frontage zone, area diantara jalur pejalan kaki dan area pemanfaatan di sekitarnya sebagai transisi ke area lain di luar jalur pejalan kaki.

(36)

Tabel 3. Rekomendasi Lebar Zona Koridor Pejalan Kaki

Rekomendasi Ukuran Sub-Zona (m) Lebar

Koridor Jalur (m)

Aplikasi

Curb zone Furnishing zone Through Pedestrian zone Frontage zone 4.6 jalan arteri, ROW ± 24,5m 0,15 1,2 2,5 0,75 3.7 jalan lokal, ROW ± 18,2m 0,15 1,2 1,9 0,45 3.4 jalan lokal kota, ROW ± 15,2m 0,15 1,2 1,9 0,15 3.0 Jalan perumahan 0,15 1,2 1,5 0,15

Sumber : Portland Pedestrian Guide (1998)

Prinsip-prinsip Perancangan Jalur Pejalan Kaki (pedestrian)

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam perancangan jalur pejalan kaki sebagaimana disebutkan dalam Portland Pedestrian Guide (1998) seharusnya memperlihatkan suatu nilai keseimbangan dimana timbul integrasi sampai pada taraf tertentu dalam setiap peningkatan kualitas jalur pejalan kaki. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan relatif mempunyai arti penting. Prinsip yang dipertimbangkan dalam perancangan pedestrian antara lain :

1). Lingkungan jalur pejalan kaki merupakan lingkungan yang aman

Desain yang diimplementasikan hendaknya bebas dari bahaya dan meminimalisir faktor eksternal yang meliputi bising, polusi suara, bahaya lalu lintas dan ketidaksesuaian elemen lanskap.

2). Jaringan pedestrian hendaknya mudah diakses oleh berbagai pihak Desain harus memastikan mendukung tingkat mobilitas pengguna dengan tidak memandang usia, kepentingan maupun kemampuan.

(37)

3). Jalur pedestrian hendaknya terhubung dengan tempat tujuan orang bepergian

Pedestrian seharusnya mempunyai cakupan jaringan menuju ke area yang menjadi tujuan orang bepergian, memberi hubungan yang bersifat langsung dan menyenangkan serta kontinyu diantara area-area tersebut termasuk perumahan, sekolah, area belanja, public area, serta area rekreasi.

4). Lingkungan pedestrian hendaknya mudah untuk dimanfaatkan

Pedestrian dapat dengan mudah diketahui oleh pengguna, menyediakan rute perjalanan langsung kepada tempat tujuan.

5). Lingkungan pedestrian hendaknya memberikan area yang menarik Lingkungan pedestrian meliputi area terbuka (plasa), lapangan, dan halaman, dan tentu saja bangunan yang memberi kesan penguat dan bentuk pada jalan. Amenity yang ada antara lain berasal dari elemen dan furnitur jalan, tanaman, paving, yang diintegrasikan dengan nilai sejarah dan budaya. Desain yang baik akan meningkatkan nilai dari segi visual maupun perasaan.

6). Lingkungan pedestrian hendaknya dapat digunakan untuk banyak kepentingan

Pedestrian hendaknya mendukung kepentingan umum antara lain area istirahat, rekreasi, makan, promosi yang tentu saja tidak bertentangan dengan keamanan dan kemudahan akses berjalan kaki.

7). Peningkatan nilai dan kualitas pedestrian hendaknya bernilai ekonomis Hal ini dapat diartikan bahwa desain yang dibuat seharusnya memberi manfaat dan keuntungan dari segi ekonomi khususnya biaya pemeliharaan yang minimal.

(38)

Proyek

Proyek adalah kegiatan/usaha bersifat sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk atau jasa yang unik, bukan kegiatan rutin dan berulang (repetitive). Proyek setidaknya dapat dilihat dan dikelola dari 9 subdisiplin pengetahuan/manjemen yaitu ; manajemen lingkup pekerjaan, waktu, biaya, kualitas, SDM, komunikasi, risiko, procurement, dan integrasi (a guide to project management body of knowledge dalam Saleh, 2004).

Manajemen Proyek

Menurut Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (2008) manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, 'tools and techniques' pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : 'initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process' (www.prosys.co.id, 19 Agustus 2008).

Klien

Menurut Ingels (2004), suatu proyek lanskap akan meibatkan klien atau tenaga ahli yang berkaitan dengan bidangnya. Beberapa kontrak harus dinegosiasikan untuk menyatukan semua pihak yang teribat agar proyek berjalan dengan baik tidak ada pihak yang sangat dirugikan. Klien adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan finansial dari proyek tersebut (Ingels, 2004). Klien dalam istilah lain adalah pihak baik individu maupun kelompok yang mempunyai hajat atas suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu pihak klienpun sebaiknya mengetahui informasi yang cukup mengenai manajemen operasional dari suatu proyek agar tidak ada unsur negatif yang muncul dalam proses pelaksanaan kesepakatan.

(39)

KONDISI UMUM

Filosofi Perusahaan

Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan suatu badan usaha yang bergerak di bidang konsultasi perancangan. Status SFA termasuk ke dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). PT. Sheils Flynn merupakan sebuah konsultan lanskap yang cakupan kegiatannya meliputi perancangan lanskap, perencanaan lanskap, kebijakan dan konservasi lanskap, studi kelayakan serta skema restorasi lanskap. Kantor pusat dan kepemimpinan utama berada di London, United Kingdom (UK). Pekerjaan desain PT. Sheils Flynn tidak saja proyek di UK, tetapi juga banyak pekerjaan desain lanskap yang berada di luar UK terutama kawasan Asia. Atas hal tersebut maka PT. Sheils Flynn mendirikan konsultan cabang pada tahun 2001 yang berada di kawasan Asia dan ditempatkan di Indonesia tepatnya di kota Bogor yaitu Sheils Flynn Asia (SFA).

Pembentukan perusahaan cabang (SFA) ini sangat membantu dalam pendistribusian pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan yang diterima PT. Sheils Flynn ditangani di SFA. Struktur organisasi yang lebih lengkap berada di SFA dan SFA memang ditujukan sebagai lokasi utama penanganan proyek yang dalam kenyataannya tidak hanya proyek yang berlokasi di kawasan Asia tetapi juga proyek yang berada di luar kawasan Asia khususnya UK.

Profil PT. Sheils Flynn

Kantor pusat: SHEILS FLYNN LANDSCAPE ARCHITECTS LTD. East of England in the village of Docking, Norfolk

Nomor registrasi: 339475

Alamat kantor pusat: London Studio 9 Leinster Avenue

London, United Kingdom SW14 7JW

Telp. +44 (0)208 8765024 Fax. +44 (0)208 8766627

(40)

e-mail : london@sheilsflynn.com web site : www.sheilsflynn.com

Direktur utama: Eoghan Sheils BA (Hons) Dip LA Kate Collins MA MLA MLAUD

Stephen Flynn MA MLA MLAUD Kantor Asia: PT. SHEILS FLYNN ASIA Kota Bogor, Jawa Barat-Indonesia Alamat: Kebun Raya Bogor

Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor 16122

Telp +62 251 310945 Fax +62 251 306016

e-mail: asia@sheilsflynn.com web site: www.sheilsflynnasia.com Direktur Asia : Ir. Yannes A. Pasaribu

Lokasi PT. Sheils Flynn Asia

SFA berlokasi di Komplek Kebun Raya Bogor Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor.

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (RDTRK Bogor, 2002)

U

(41)

Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT. Sheils Flynn UK dan PT. Sheils Flynn Asia adalah satu kesatuan. Secara umum terdiri dari tiga orang direktur utama di UK, seorang direktur Asia, seorang direktur desain dan direktur proyek, serta beberapa yang terdiri dari staf senior dan staf junior yang terspesifikasi di beberapa bidang disiplin ilmu (Gambar 2).

Penghargaan Desain

Beberapa penghargaan atas desain yang telah dibuat oleh SFA antara lain : 1. Civic Trust Award desain Louth Bus Station UK, pada tahun 2001

2. Civic Trust Award desain Urban Design Scheme for Horncastle

Lincolnshire, pada tahun 2000

3. Runner up untuk International Design Competition for Garden of Hope,

Love Peace and Harmony, pada tahun 2000

(42)

Direktur Pusat Uk Eoghan Sheils Kate Collins Stephen Flynn Direktur SF Asia Yannes Pasaribu Sekretaris Widya Direktur Desain Iman Prastoto S. Direktur Proyek Rahman Andra W. Arsitek Senior Arsitek Lanskap Hendrianto Dedy Guswandi Daniel Tobing Ubudiyah Euis Citra Arsitek Gunang Drafter Ferdi Kusnadi Manajer CAD Arif Hidayat

(43)

METODOLOGI

Lokasi Magang

Kegiatan magang dalam proses perancangan ini dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia, sebuah perusahaan konsultan lanskap yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang ini difokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan bagian lanskap.

Waktu Magang

Kegiatan magang berlangsung selama 16 minggu dimulai dari tanggal 3 Maret 2008 hingga 21 Juni 2008. Jadwal harian kegiatan magang adalah 5 hari kerja yaitu Senin-Jumat dimulai pukul 09.00-18.00. Untuk melihat dan mempelajari lebih jelas mengenai alokasi waktu kegiatan magang selama 16 minggu tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Metode Magang

Metode yang diaplikasikan dalam kegiatan magang ini secara umum meliputi:

1.Metode kualitatif berorientasi pada lembaga perusahaan lokasi magang dengan mengamati dan mempelajari ;

a. Struktur organisasi,

b. Proses perancangan lanskap yang diterapkan, c. Fasilitas peralatan kerja,

d. Aplikasi teknologi informasi, e. Mekanisme survei,

(44)

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Magang

MARET APRIL MEI JUNI

JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kegiatan Inti 1. Proses Perancangan Panorama Marketing Office Park - Tahap persiapan - Tahap 1 (riset dan

analisa)

Survei inventarisasi Review dan analisis - Tahap 2 (konsep desain) - Tahap 3 (pengembangan desain) Siteplan Section plan - Tahap 4 (gambar kerja) Detail plan Detail construction&material 2. Proses Perancangan Steetscape Kawasan Alam Sutera - Tahap persiapan - Tahap 1 (riset dan

analisa)

Review dan analisis - Tahap 2 (konsep desain) - Tahap 3 (pengembangan desain) Siteplan Section plan Kegiatan Penunjang - Pengenalan profil perusahaan - Mempelajari sistem

dan mekanisme kerja - Mempelajari aplikasi komputer penunjang

(45)

2. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, mempelajari dan ikut serta dalam segala kegiatan yang menghasilkan produk gambar perancangan berkaitan dengan pengembangan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya perancangan lanskap.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Melakukan kegiatan dan pengamatan proses perancangan lanskap. Proses perancangan berdasarkan standar yang ada dalam teori perancangan Simonds (1983) yaitu commision, research, analysis, synthesis, construction dan operation. Dalam perusahaan lokasi magang maka proses serta cakupan kerja disesuaikan dengan aturan perusahaan yang telah ditetapkan.

b. Mempelajari dan mengikuti manajemen studio dan standar kerja yang diterapkan dalam perusahaan dalam kegiatan perancangan di studio maupun tahap pelaksanaan di lapangan.

c. Mempelajari dan menggunakan fasilitas kerja dan aplikasi teknologi informasi dalam pelaksanaan proses perencangan.

d. Mempelajari prosedur-prosedur pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan proses desain, birokrasi, prosedur menghadapi klien dan pihak lain yang berkaitan agar tercipta suasana yang kondusif sampai pada tahap akhir.

e. Mengamati dan mempelajari berbagai macam data dari proyek yang telah dilaksanakan sebelumnya sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk proyek pekerjaan yang akan ditangani.

f. Penyusunan database dari setiap proyek pekerjaan yang telah terselesaikan.

3.Menggunakan metode kualitatif dengan melakukan penilaian terhadap berbagai sub kegiatan untuk mengetahui faktor penghambat dan penunjang kegiatan perancangan lanskap.

(46)

4. Data

Data yang dikumpulkan adalah berbagai data mengenai perusahaan serta berbagai data yang berhubungan dengan proyek perancangan lanskap. Data dikumpulkan melalui studi pustaka pada PT. Sheils Flynn Asia.

5. Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan adalah dengan mengamati dan mengikuti mekanisme dan manajemen kerja, manajemen studio serta proses perancangan proyek lanskap.

(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat tiga hal utama yang menjadi fokus pembahasan dalam kegiatan magang ini. Fokus pembahasan dilakukan terhadap ; 1). Lembaga SFA secara umum yang meliputi ; struktur organisasi, proses perancangan lanskap yang diterapkan SFA, fasilitas peralatan kerja, aplikasi teknologi informasi, mekanisme survei lapang dan manajemen kerja studio; 2). Proses perancangan proyek lanskap ; 3). Faktor pendukung dan penghambat kegiatan magang.

Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum

Struktur Organisasi

Melihat dan mempelajari struktur organisasi PT. Sheils Flynn (Gambar 2) di dalamnya terdapat beberapa disiplin ilmu terlibat dalam penanganan pekerjaan desain lanskap pada SFA. Staf utama dari disiplin ilmu Arsitektur Lanskap yang didukung dan diperkuat dengan ilmu Arsitektur dan bangunan. Tugas direktur utama Asia dibantu oleh direktur desain dan direktur proyek. Direktur desain bertanggung jawab dalam konsep desain lanskap yang basik ilmu dari Arsitektur Lanskap sedangkan direktur proyek bertugas dalam proses pekerjaan desain terutama distribusi pekerjaan pada staf yang sesuai.

Dengan adanya kolaborasi dan modifikasi beberapa disiplin ilmu tersebut, produk yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih baik karena lebih banyak aspek yang diperhitungkan misalnya dari segi aristektur bangunan dan perhitungan konstruksi. Dari jumlah staf yang ada dalam kenyataannya masih belum sebanding dengan banyaknya pekerjaan yang masuk di SFA, khususnya spesifikasi staf bidang lanskap. Sehingga dalam kondisi tertentu ada beberapa staf yang overlap ke dalam beberapa pekerjaan. Tetapi sejauh ini kekurangan pekerja tersebut masih dapat ditangani dengan upaya kerjasama yang cukup baik dan saling membantu diantara semua staf.

(48)

Proses Perancangan Lanskap di PT. Sheils Flynn Asia

SFA mempunyai standar proses perancangan lanskap yang telah ditetapkan. Proses perancangan yang diterapkan oleh SFA meliputi ;

a. Tahap Persiapan, tahap ini diawali dengan penyusunan proposal yang mencakup tujuan, penawaran konsep, program serta informasi.

b. Tahap 1 Riset dan Analisa (RA); tahap ini meliputi kegiatan inventarisasi, melalui survei kondisi fisik, biofisik, sosial serta ekonomi. Kegiatan ini berlanjut pada analisis hasil survei mengenai potensi dan kendala. Tahap ini juga dilakukan review atas master plan yang ada jika memungkinkan dilakukan penyesuaian agar mendapat hasil optimal pada tahap selanjutnya.

c. Tahap 2 Konsep Desain (CD); tahap ini meliputi proses pembuatan masterplan dan penggambaran atau sketsa ilustrasi pada area-area utama yang vital.

d. Tahap 3 Pengembangan Desain (DD); tahapan ini terbagi menjadi 2 yaitu: 1). Tahap awal sebagai pengembangan desain sampai pada tahap produk Siteplan yang diperkuat dengan beberapa ilustrasi yang memperkuat konsep. 2). Tahap akhir yaitu setelah melalui beberapa review dan diskusi dengan pihak Sheils Flynn United Kingdom, direktur proyek, pimpinan proyek maupun klien dilakukan penyempurnaan Siteplan, detil zonasi, gambar potongan dan panel foto.

e. Tahap 4 Pembuatan Gambar Kerja (PD); tahapan ini semua konsep, detail rancangan, detail konstruksi telah final disepakati sehingga produk akhir berupa gambar kerja sebagai acuan utama pihak pelaksana (kontraktor). Gambar kerja meliputi detail rencana atau rancangan, detail zonasi, detail konstruksi, detail material serta denah penanaman.

(49)

Tabel 5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia

Tahapan Proses Perancangan Kegiatan Produk

Tahap Persiapan penyusunan proposal

proyek

proposal tertulis Tahap Riset dan Analisa (RA) inventarisasi, review

master plan, analisis (potensi dan kendala fisik, biofisik, sosial-budaya)

data tertulis, peta inventarisasi, peta analisis (potensi dan kendala)

Tahap Konsep Desain (CD) usulan konsep desain master/site plan

awal dan hasil review, gambar ilustrasi (sketsa dan 3D image)

Tahap Pengembangan Desain (DD) tahap awal :

pengembangan desain awal, pengembangan zonasi

tahap akhir :

pengembangan desain akhir setelah melalui diskusi/meeting dan revisi dari pihak terkait

siteplan umum dan siteplan per zona,

sketsa dan ilustrasi

siteplan umum dan siteplan per zona,

gambar potongan dan panel foto (softwork panel)

Tahap Pembuatan Gambar Kerja (PD)

pembuatan gambar akhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proyek siteplan dengan layoutplan, gambar potongan, detil konstruksi dan material, denah penanaman (planting plan) lengkap dengan semua spesifikasinya Sumber : SFA (2008)

Proses perancangan yang diterapkan SFA secara teori tidak persis sama dengan proses perancangan yang dikemukakan oleh Simonds (1983). Standar tahapan yang diterapkan SFA merupakan modifikasi dari standar proses perancangan lanskap seperti yang telah dikemukakan Simonds. Tetapi dalam praktek dan aplikasi standar yang ditetapkan di SFA, tidak jauh berbeda dengan aplikasi teori Simonds yang dapat dilihat dari alokasi tahapan kerja serta produk yang dihasilkan dari masing-masing tahapan tersebut.

(50)

Fasilitas Peralatan Kerja

Dalam kantor SFA terdapat peralatan kerja yang sudah cukup lengkap. Peralatan-peralatan kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peralatan Kerja Kantor SFA

Jenis Fasilitas Jumlah

Server 2 PC 11 Laptop/notebook 2 Laser printer 1 Color printer 1 Plotter 2 Digital Camera 1 Scanner A4 1 LCD Projector 1 Headset Microphone 11 Sumber : SFA (2008)

Fasilitas kerja yang tergolong hardware sangat membantu dalam proses perancangan maupun komunikasi. Dalam proses perancangan di SFA berorientasi pada peralatan elektronik dan mesin. Hasil gambar grafisnya didominasi olahan komputer. Dibutuhkan spesifikasi komputer yang cukup tinggi (high speed) dan jumlah yang memenuhi untuk menunjang efektifitas kerja.

Untuk mempermudah kegiatan perancangan khususnya dalam produksi gambar maka SFA telah melengkapi fasilitas kerjanya dengan printer dan plotter. Produk gambar yang berukuran kertas <A4 menggunakan Laser printer dan Color printer, sedangkan produk gambar berukuran kertas A3-A0 menggunakan Plotter. Scanner yang ada masih terbatas ukuran A4. Scanner cukup penting untuk mendokumentasi informasi tertulis khususnya revisi tulisan tangan dari direktur atau pihak terkait. Untuk mendapatkan referensi khususnya gambar dari buku sebagai pendukung kegiatan perancangan secara mudah dan cepat dapat diambil dari dokumentasi hasil scanning,

Fasilitas pendukung hubungan dan komunikasi baik intern SFA maupun dengan pihak luar adalah Server, headset dan LCD projector. Dalam proses

(51)

pengiriman dan penerimaan data serta informasi membutuhkan efisiensi waktu yang tinggi. Akses Internet dan data yang kapasitasnya cukup berat secara cepat dapat dikirim dari dan ke klien menggunakan Server. Headset digunakan untuk komunikasi dua arah baik intern SFA, SF UK maupun dengan klien yang tentu saja melalui Server Internet. LCD projector digunakan pada saat rapat intern SFA maupun untuk presentasi pada saat meeting dengan klien.

Fasilitas kerja yang tersedia sejauh ini cukup memenuhi kebutuhan yang ada. Meskipun demikian masih diperlukan beberapa peralatan penunjang kerja baik secara kualitas maupun kuantitas. Beberapa waktu belakangan ini, secara bertahap SFA sedang melakukan pembaharuan terhadap peralatan yang ada misalnya perbaikan spesfikasi PC staf.

Aplikasi Teknologi Informasi

Aplikasi komputer utama yang digunakan dalam proses desain didominasi oleh aplikasi AutoCAD. Oleh karena itu terdapat posisi staf ahli CAD sebagai manajer CAD yang dibantu drafter CAD. Semua proyek produk CAD mengikuti standar yang telah ditentukan oleh SFA dan proses persetujuan produk CAD melalui manajer CAD.

Selain aplikasi CAD juga digunakan beberapa aplikasi pendukung baik yang berhubungan dengan proses desain maupun aplikasi pendukung lain sebagai penunjang kinerja (Tabel 7). Dalam SFA juga terdapat posisi arsitek dan desain grafis sebagai illustrator dan image editing yang biasanya menggunakan beberapa aplikasi grafis yaitu Adobe Photoshop 7.0, CS2 dan 3D studio max. Untuk proyek

pemetaan lanskap dan identifikasi tata guna lahan biasanya digunakan aplikasi Google

Earth, ArcGIS dan Adobe Photosop. Kegiatan presentasi pada saat meeting intern

maupun dengan klien menggunakan Ms. Office Power Point. Aplikasi Skype dan Outlook Express biasa digunakan untuk komunikasi via jeringan Internet.

Sebelum produk gambar proses desain dihasilkan, terlebih dahulu harus dicek oleh manajer CAD dan direktur proyek. Yang menjadi basik adalah aplikasi CAD sehingga semua hasil gambar CAD harus melalui persetujuan manager CAD khususnya masalah standar dan aturan gambar CAD.

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Sheils Flynn Asia  (RDTRK Bogor, 2002)U
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA ,2008)
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Magang
Tabel 6. Peralatan Kerja Kantor SFA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup kegiatan magang ini dilakukan di bawah pengawasan divisi development pada PT Bakrie Swasakti Utama tepatnya pada bagian lanskap yaitu meliputi

Kegiatan magang yang telah dilakukan pada PT Tropica Greeneries memberikan pengalaman kerja nyata, manfaat, dan pengetahuan baru mengenai pengelolaan lanskap di kawasan

Sedangkan tujuan khuslls yang ingin dicapai yaitu mempelajari dan ikut serta dalam pekerjaan yang berkaitan dengan aspek perancangan lanskap pada proyek pembangunan

Faktor penunjang kegiatan perancangan lanskap secara umum yaitu struktur organisasi perusahaan yang cukup komplek dengan adanya berbagai multi disiplin ilmu di

Studi ini untuk membuat perencanaan lanskap kawasan wisata alam yang terintegrasi dengan wisata penunjangnya dimana memiliki nilai edukatif sebagai aset wisata, memberikan

Fase-fase kegiatan dalam pengembangan sebuah proyek ini sangat bervariasi dan tergantung pada karakteristik dari proyek itu sendiri atau organisasi yang

Fase-fase kegiatan dalam pengembangan sebuah proyek ini sangat bervariasi dan tergantung pada karakteristik dari proyek itu sendiri atau organisasi yang mengembangkan proyek

Beberapa masalah yang dihadapi oleh BCI dalam melakukan proses perancangan, pada proyek Panyu Agile Residence, antara lain: (1) Fase/tahapan proyek yang berbeda