• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS

GALLERY

WEST,

KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

TIARA SARTIKA ANDRYANA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY WEST,

KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka

di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

(3)

Barat)

Tiara Sartika Andryana1, Setia Hadi2

1

Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB

2

Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB

Abstract

Jakarta is a metropolitan city that plays an important role in urban development. As the center of the city, urban development has increased with the increasing of buildings and office buildings as places for businesses and economic activities. Moreover, the entertainment center and residential area such as hotels and apartment buildings began to grow rapidly, leaving limited open space area and green areas. It takes a strategy in the utilization efficiency of construction building and effectiveness for a variety of needs in an area that is well integrated.

Mixed-use development is a strategy that blends a combination of residential, commercial, cultural, institutional, or industrial uses, where those functions are physically and functionally integrated, and that provides pedestrian connections. The concept of mixed-use has been widely applied in many big city in America and Europe. Mixed-use nowadays began to developed in Jakarta, especially in residential complex area. The benefits of mixed-use development include: reduced distances between housing, workplaces, retail businesses, and other amenities and destinations, walkable, bike-able neighborhoods, increased accessibility via transit, both resulting in reduced transportation costs, more compact development, land-use synergy stronger neighborhood character, sense of place etc.

Oemardi_zain (OZ) is one of the landscape consultant that based on landscape planning and designing in Indonesia. The scope of landscape design covers landscape hotel, club, resort, residential, theme park, civic,dan comercial park. Internship activities conducted on one project design of Gallery West that used the concept of mixed-use in its buildings development. With a total area of ± 20.400 m² with area landscape design includes entrance area and gateway, roof garden, green connector and pool courtyard corridor, and terrace. Through several of following designing landscape process during the internship, student can learns implementing design process in landscape project, improving skills and ability in analyzing and designing in the studio. The internship involves active participation, interview with employees, direct observations on site, and literature study. The result of the internship is to learn the project implementation procedures, organizational structure of OZ, division of works, design process include: project acceptance, documentation and agreement research and analysis, concept, design development and detail constructions.

(4)

TIARA SARTIKA ANDRYANA. Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Dibimbing oleh SETIA HADI.

Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain

beserta istrinya Ir. Dini Arfianti, terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri Blok

BE no 2 , Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan jasa yang dilakukan melingkupi

perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park, civic, dan

comercial park. Jasa konsultan yang diberikan sudah termasuk proyek perancangan dan manajemen. Konsultan Lanskap Oemardi_zain memiliki visi “to

be a world class landscape consultant” yang dibuat sedemikian rupa sebagai

bentuk kepercayaan bagi perusahaan-perusahaan dan developer-developer

terhadap konsultan yang ada di Indonesia. Misinya adalah “memberikan

pelayanan lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah”.

Kegiatan magang dilaksanakan selama 16 minggu, yang dimulai pada

bulan Februari – Mei 2012. Jadwal hari kerja dilakukan dari hari Senin-Jumat,

dari pukul 09.00 – 17.30 WIB. Metode magang yang dilakukan pada kegiatan

“Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West Kebun Jeruk, Jakarta Barat” diutamakan pada parsitipasi aktif selama proses perancangan (desain)

produk dan mempelajari kegiatan di studio seperti: mengikuti dan beradaptasi

terhadap kegiatan dan jadwal kerja di studio, melakukan wawancara dan

parsitipasi aktif yang berhubungan dengan proyek terkait, membantu kegitan

studio dalam beberapa proyek lain yang ada, dan studi pustaka.

Proses perancangan proyek Gallery West pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain memiliki kesamaan dengan proses perancangan menurut Booth

(1983) yaitu melalui tahapan project acceptance, studi analisis, desain, gambar kerja, dan pelaksanaan (implementation), sedangkan pada post construction evaluation dan maintainance tidak dikerjakan langsung oleh konsultan lanskap. Perbedaan diantara keduanya terletak pada perbedaan istilah dan kelengkapan

(5)

mengambil tema mixed use pada areal gedung perkantoranWisma AKR oleh PT. AKR Land Development sebagai pemilik dan pengembang kawasan. Lokasi proyek Perancangan Gallery West terletak di Jl. Panjang No. 5, Kebun Jeruk, Jakarta yang terletak diantara kawasan padat gedung dan jalan raya utama. Proyek

Gallery West memiliki total luas area ± 20.400 m² dengan area pembangunan seluas ±6.393,78 m² untuk apartement guest dan office, dan seluas ±1.231,41 m² diperuntukan sebagai hotel. Area perencanaan lanskap meliputi area entrance & gateway, roof garden, green connector & corridor pool courtyard, terrace, dan perimeter kawasan. Menurut konsep yang dideskripsikan pihak owner, Gallery West akan menjadi “the Gate of West” dimana menyediakan tempat dalam mengejar karir serta entrepreneurship, dimana menyediakan tempat hunian yang aman dan nyaman di tengah kota dengan lingkungan yang hijau dan bersahabat

(eco-friendly).

Konsultan Lanskap Oemadi_zain melakukan analisis secara cepat (quick analysisis) dalam mencapai tahap konsep dengan data-data dari arsitek maupun

owner. Tujuan desain yaitu mengarah pada tema mixed-use development diantaranya menghubungkan antara satu fungsi bangunan ke fungsi bangunan

lain, menghadirkan fasilitas untuk beragam aktivitas dari fungsi bangunan yang

berbeda, efisien dan efektif untuk pembangunan yang berkelanjutan. Konsep

lanskap Konsultan Lanskap Oemardi_zain dalam perancangan area Gallery West adalah green building, merupakan pembangunan berkelanjutan yang mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan

dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut .

(6)

® Hak Cipta IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan penulis, IPB

dan Konsultan Lanskap Oemardi_zain.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin penulis, IPB dan Konsultan Lanskap

(7)

PROSES PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS

GALLERY

WEST,

KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT

TIARA SARTIKA ANDRYANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan Magang : Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Nama Mahasiswa : Tiara Sartika Andryana

NRP : A44080024

Departemen : Arsitektur Lanskap

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Setia Hadi, MS NIP. 19600424 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi magang

dengan judul Proses Perancangan Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat dapat diselesaikan dengan baik.

Kegiatan magang yang dilakukan selama 4 bulan dari bulan Februari

hingga Mei 2012 dilakukan sebagai tugas akhir untuk syarat mendapatkan gelar

sarjana pertanian dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi, diantaranya :

1. Kedua orangtua saya, Bpk. Tatang Turyana Arlimansyah (alm) dan Ibu

Vevi Andriani yang selalu menjadi motivasi saya untuk menjadi pribadi

yang tangguh, adik-adik saya terkasih.

2. Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS sebagai dosen pembimbing saya yang selalu

memberikan bimbingan, motivasi dalam penulisan skripsi saya.

3. Bapak Dr. Kaswanto dan Bapak Ir. Qodarian Pramukanto, Msi sebagai

dosen penguji saya yang telah banyak memberikan masukan untuk

perbaikan skripsi saya.

4. Dr. Ir Nurhayati H.S. Arifin, selaku dosen pembimbing akademik saya

selama berada di Departemen Arsitektur Lanskap.

5. Bapak Umar Zain selaku owner Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang telah banyak memberikan pengetahuan baru, bimbingan dan masukan

dalam bidang arsitektur lanskap. Staf OZ yang telah memberikan

bimbingan selama magang (Mas Beni, Mas Yudi, Pak Igel, Mbak Dince,

Dinco, Mas Nanang, Mbak Citra, Pak Budi, Pak Kobel, Mbak Uwi, Kak

Chan-chan, Kak Listya, Kak Bulan, Ka Irfan, Mas Rahmat dan lainnya).

6. Arni Harumi sebagai sahabat dalam memotivasi saya selama penulisan

skripsi.

7. Sahabat-sahabat angkatan Bantimurung Bulusaraung Lawalata yang telah

(10)

8. Organisasi Pecinta Alam LAWALATA dan saudara-saudara yang telah

memberikan pengalaman yang tidak akan terlupakan selama di IPB.

9. Teman-teman ARL angkatan 45 yang menjadi teman-teman saya selama

berada di perkuliahan lanskap.

10.Teman-teman dan kakak-kakak 43, 44, 46 atas dukungannya dan yang

pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang

keilmuan lanskap dan ilmu lainnya di masa mendatang.

Bogor, Desember 2012

Tiara Sartika Andryana

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Cianjur pada tanggal 30 Juni 1990. Penulis

merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari keluarga Tatang Turyana

Arlimansyah dan Vevi Andriani. Pendidikan awal penulis dari Taman

Kanak-Kanak (TK), dilanjutkan dengan Sekolah Dasar SDN Bintara Jaya hingga tahun

1997. Kemudian penulis melanjutkan bersekolah di Waverly Elementary School

hingga tahun 1999 di Cleveland, Ohio diteruskan di SD kesatuan Bogor hingga

lulus. Selanjutnya penulis bersekolah di SMPN 1 Pringsewu, Lampung dan

SMAN 1 Bogor hingga akhir 2008.

Penulis diterima melalui jalur PMDK pada tahun 2008 pada jurusan

Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian di IPB. Selama di IPB penulis aktif pada

organisasi kampus dan kegiatan di kampus.

Penulis bergabung dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam

(MAPALA) IPB yaitu LAWALATA pada awal perkuliahan. Penulis memiliki

minat dalam bidang pendakian gunung dan penelusuran goa. Pada tahun 2009

penulis ikut dalam Ekspedisi Bantimurung Bulusaraung selama 1 bulan di

Sulawesi Selatan sebagai kegiatan tahunan LAWALATA. Pada kegiatan

departemen penulis mengikuti Woskshop Nasional Arsitektur Lanskap pada tahun 2010. Kegiatan lain yang pernah diikuti penulis seperti ikut dalam tim OMI basket

Faperta, ikut dalam kegiatan klub futsal, bergabung dalam Komunitas Pecinta

(12)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR……….... xv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Tujuan Kegiatan Magang ………... 2

1.3 Manfaat Kegiatan Magang ………. 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Lanskap ……….. 3

2.2 Lanskap Perkotaan ………... 3

2.3 Mixed-use Development ……….. 4

2.4 Perancangan Lanskap ……….. 5

2.5 Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap ……….. 9

2.6 Manajemen Proyek ………... 10

2.7 Hunian Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan ……….. 11

2.8 Vegetasi Pereduksi Bising ……… 12

2.9 Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik ……….. 12

BAB 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang ………. 14

3.2 Waktu Magang ………. 14

3.3 Metode Magang ……… 14

3.4 Tahapan Kegiatan Magang ………... 15

3.5 Pengumpulan Data ………... 16

3.6 Batasan Magang ………... 16

BAB 4. PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain ………….. 20

4.1.1 Struktur Organisasi ……….. 21

4.1.2 Fasilitas Studio ………. 22

(13)

4.1.4 Manajemen Proyek ……… 24

4.2 Analisis Manajemen Proyek ………... 26

4.3 Analisis Proses Perancangan ………..………. 27

BAB 5. PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS GALLERY WEST, KEBUN JERUK, JAKARTA BARAT 5.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Barat ………... 32

5.2 Gambaran Umum Wisma AKR Corporindo Tbk …………... 33

5.3 Proses Perancangan ……….. 34

5.3.1 Penerimaan Proyek ……….…. 34

5.3.2 Lokasi dan Deskripsi Proyek ……….. 34

5.3.3 Riset dan Analisis ExistingTapak ………... 35

5.3.4 Analisis dan Sintesis ……… 41

5.3.4.1 Uraian Singkat Proyek Gallery West ………. 43

5.3.5 Konsep ……… 44

5.3.5.1 Konsep Dasar ………. 44

5.3.5.2 Konsep Lanskap ………. 45

5.3.5.3 Design Key Drive ……….... 52

5.3.5.4 Zonasi dan Fasilitas ………... 53

5.3.5.5 Strategi Lanskap Desain ……… 55

5.3.6 Pengembangan Desain ……….. 60

5.3.6.1 Denah Tapak ...……….. 61

5.3.6.2 Ilustrasi Lanskap ……… 61

5.3.6.3 Gambar 3D ……… 66

5.3.6.4 Landscape Plan & Section……… 66

5.3.6.5 Landscape Plan Planting Plan……….. 67

5.3.6.6 Dimension, Material & Leveling Plan……... 71

5.3.7 Gambar Kerja ……… 72

5.4 Pembahasan Hasil Magang dan Gambar Detail ……….. 74

5.4.1 Hasil Proses Magang ………. 74

5.4.2 Proyek yang Diikuti Selama Magang ……… 75

(14)

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN ………. 98

6.1 Simpulan ………. 98

6.2 Saran ………... 99

DAFTAR PUSTAKA ………. 100

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Alokasi Rencana Waktu Magang ………... 15

2. Jadwal Kerja Perancangan Gallery West……….... 17

3. Jenis Data yang Dikumpulkan dan Kegunaannya …………...………..…. 19

4. Fasilitas Perangkat Keras Konsultan Lanskap Oemardi_zain ……… 23

5. Jenis Software yang Digunakan ………... 23

6. Tahap Pembayaran (Proposal) ………...………...…….. 25

7. Falisitas pada Area Perancangan ……….... 56

8. Fungsi Softscape pada Area Lanskap ………... 58

9. Penutupan Area Lanskap ………... 69

10.Kode Nama Tanaman Pohon ………..… 69

11.Kode Nama Shrubs……….… 70

12.Kode Nama Tanaman Aksen ……….. 70

13.List Working Drawing Gallery West ………...… 72

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram Hubungan Peningkatan Kualitas Hidup dengan Pembangunan

Berkelanjutan ………... 12

2. Lokasi Konsultan Oemardi_zain ………... 14

3. Proses Perancangan Booth ………. 18

4. Bagan Struktur Organisasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain ….………. 21

5. Siklus Desain Lanskap (Proses) ……… 27

6. Perbandingan Proses Perancangan Booth dan Oemardi_zain ………….... 29

7. Kota Jakarta Barat ……….. 32

8. Lokasi Gallery West………... 35

9. Kondisi Entrance dan Exit Gedung Utama ……… 36

10.Kondisi Umum Area Parkir ……… 37

11. Kondisi Bad View Tapak ………... 37

12. Kondisi Fasilitas Area Gedung ………..……... 38

13. Aliran dan Saluran Drainase ………...… 39

14. Kondisi Tanaman Existing……… 41

15. Zonasi Area Perancangan Gallery West ………..………….. 53

16. Area Roof Garden………... 55

17. Strategi PavingMaterial ………...…. 57

18. Strategi Softscape……….. 58

19. Siluet Pohon dan Karakteristik ………...……...… 59

20.Image Reference Lighting ………..… 60

21.Ilustrasi Landscape Plan………. 62

22. Wisma AKR Plan ……… 62

23. ApartmentandParking Building Plan………... 63

24. Hoteland Building Feature Wall……….... 63

25. Hotel andOffice Building Plan………... 64

26.Canopy Bridge………. 64

27. Pool Deck Parkir ……… 65

(17)

29. Ilustrasi 3D ………... 66

30. Ilustrasi 3D Pool Deck………..………. 66

31. Pohon Gallery West ………... 68

32. Material Hardscape Gallery West………... 71

33. Rekomendasi Slopes Untuk Komponen Lanskap …….………….…….. 78

34. Jalur Jogging Track yang Baik Bagi Keterbatasan Penglihatan ... 79

35.Dimensi Jogging Track……….... 80

36.Denah dan Section Jogging Track ……….. 81

37. Denah dan Section Children Playground….………...…….. 82

38. Denah dan SectionFitness Corner………...….. 85

39. Gambar 3D Fitness Corner ... 86

40. Lokasi Sumur Resapan ……….. 87

41. Kolam Resapan Tipe 1 ………... 89

42.Denah dan Section Apartment Wall………. 92

43. Denah dan SectionPlanter Box Type 2………... 93

44. Tampak Pot Tipe 1………...………... 94

45. Denah dan Section Pot Tipe 1………. 95

46. Riser dan Tread Ingels ………... 96

47. Standar Riser dan Tread Ingels ………...… 96

48. Potongan Steps 1………. 96

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Planting Plan Ground and Upper Floor………... 98

2. Planting Plan Hotel Pool (LEV 28) ………..………… 105

3. Planting Plan Condohouse Pool (Podium) ……….. 106

4. Planting Plan Pedestrian Bridge ………. 107

5. Detail Children Playground Equipment………... 108

6. Gambar Detail Swimming Pool………... 109

7. Gambar Detail Condohouse Pool………. 111

8. BoQ Condohouse Pool ………...………..…… 113

9. BoQ Pedestrian Bridge……… 117

(19)

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan tingkat populasi penduduk yang

tinggi. Proses urbanisasi yang terjadi pada daerah perdesaan mengakibatkan

persebaran penduduk yang tidak merata di berbagai daerah dan jumlah populasi

terpusat di daerah perkotaan. Pembangunan dan pertambahan penduduk yang

terjadi setiap waktu mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan untuk

pemukiman dan infrastruktur, sementara ruang hunian yang tersedia relatif tetap,

yang berakibat terjadi peningkatan kawasan terbangun.

Hunian mengalami perkembangan, mulai dari rumah, townhouse, apartemen, tower block, maupun superblock (Schoenauer, 2000). Berbagai macam bentuk hunian mulai dikembangkan mengikuti pergerakan kota yang dinamis dan

modern. Berkembangnya kawasan properti di kota-kota besar kini mulai

membangun kawasan superblock yang mengacu pada konsep mixed-use development. Masuknya hunian dalam kawasan mixed-use merupakan suatu upaya pengintegrasian fungsi dalam memudahkan aktivitas pengguna kawasan

(The Oregon Transportation & Growth Management, 2008). Mixed-use dalam suatu kawasan merupakan penggabungan beragam aktivitas pengguna yang

berbeda seperti kegiatan belanja, bermain, olahraga, bersantai yang jaraknya

berdekatan sehingga mudah dijangkau oleh penggunanya. Kawasan mixed-use

merupakan pengembangan suatu kawasan yang berkaitan dengan kelengkapan

bangunan dan keragaman fungsi yang ditampungnya (Sumargo, 2003).

Gallery West adalah proyek pembangunan dari Wisma AKR yang akan dikembangkan menjadi satu kompleks mixed-use dalam satu kawasan. Gallery West berlokasi di Kebun Jeruk, Jakarta Barat yang merupakan daerah perkotaan yang padat dan dinamis. Pembangunan Gallery West menyediakan berbagai macam fasilitas dengan desain yang mengikuti pola urban living masa kini.

Konsultan lanskap merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

jasa penataan ruang dalam suatu kawasan. Konsultan Lanskap Oemardi_zain

(20)

lanskap. Kegiatan magang pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain ini merupakan

tahap pembelajaran untuk menambah pengetahuan, mengasah ketrampilan

mahasiswa dan praktik langsung dalam proses perancangan lanskap yang

dilakukan di studio. Proses perancangan yang diikuti diharapkan dapat

menghasilkan produk desain yang baik dalam pemanfaatan fungsi fasilitas dan

estetikanya.

1.2 Tujuan Kegiatan Magang

Tujuan dilaksanakannya kegiatan magang ini antara lain:

1. Mempelajari proses perancangan lanskap di Konsultan Lanskap

Oemardi_zain.

2. Menganalisis potensi dan kendala pada tapak dalam membuat produk desain yang memiliki nilai fungsional dan estetik dalam perancangan di

proyek Gallery West.

3. Menghasilkan produk desain alternatif sebagai bagian dari proyek Gallery West.

1.3 Manfaat Kegiatan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain

manfaatnya adalah :

1. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, dan manajemen kerja yang baik

dalam proses perancangan lanskap.

2. Menambah pengalaman dan mengasah ketrampilan dalam pengaplikasian

berbagai jenis alat kerja yang berhubungan dengan disiplin ilmu arsitektur

lanskap.

3. Menambah pengalaman kerja dan portofolio dalam bidang arsitektur

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur lanskap

Pada hakikatnya Arsitektur Lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan

(planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan

memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan

sumberdaya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang

fungsional dan estetis. Dengan demikian, arsitektur lanskap mempunyai wawasan

dan berperan dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar seperti: studi

perancangan regional, studi kebijakan ruang terbuka, perancangan tapak daerah

industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil seperti taman lingkungan

manusia (Hakim dan Utomo, 2004).

Seorang arsitek lanskap membawa proses perencanaan-desain

dispesialisasikan pada ilmu psikis, seperti psiographi, geologi, hidrologi, biologi,

dan ekologi, dan merasakan kebutuhan tapak, hubungan manusia dan desain

didalamnya (Simonds, 2006).

2.2 Lanskap Perkotaan

Pengertian lanskap perkotaan merupakan karakter, pola-pola dan struktur

dari spesifik geografis sebuah area kota, termasuk komposisi biologisnya,

lingkungan psikisnya dan pola-pola sosialnya (www.eionet.europa.eu).

Edmun Bacond (Eckbo,1964) mendefinisikan lanskap perkotaan sebagai

bangunan-bangunan individual yang harus berkaitan satu dengan lainnya dan

lingkungan sekitarnya dengan sistem organisasi ruang terbuka.

Perancangan kota (urban design) memiliki tekanan pada penataan lingkungan fisik kota. Elemen yang membentuk suatu kota (terutama pusat kota)

(22)

Pendukung Kegiatan (Activity Support), dan Preservasi (Preservation) (Shirvani, 1985 dalam shareallabout.blogspot.com).

2.3 Mixed Use Development

Pengertian kawasan mixed-use adalah sebuah kombinasi sesuai antara berbagai multifungsi, dalam sebuah struktur atau tempat dalam lingkungan,

dimana ragam bentuk aktivitas hidup (tinggal, kerja, belanja, bermain) mudah

dijangkau (dengan jarak berjalan) bagi tiap penduduknya (Suprenant, 2006).

Kawasan mixed-use memiliki beberapa karakteristik (Schwanke, 2003):

- Terdapat tiga fungsi bangunan atau lebih yang terdapat pada kawasan

tersebut.

- Terdapat pengintegrasian secara fisik dan fungsional terhadap

fungsi-fungsi didalamnya.

- Hubungan yang relatif dekat antar satu bangunan dengan bangunan

yang lainnya dengan hubungan interkoneksi antar bangunan

didalamnya.

- Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan.

Suprenant (2006) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi utama yang dapat berada

dalam kawasan mixed-use, yaitu residential atau hunian, kantor dan retail.

Terdapat berbagai kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan dalam

kawasan mixed-use (Sumargo, 2003), yaitu:

1. Mixed-use Tower, merupakan struktur tunggal baik masa maupun ketinggian, dimana fungsi-fungsi ditempatkan dalam lapisan-lapisan.

Bangunan dapat berupa high rise tower dengan fungsi bertumpuk, atau

high rise tower dengan struktur bawah yang diperbesar.

2. Multitowered Megastructure, merupakan podium dengan tower-tower yang secara arsitektur dilebur dengan atrium atau kompleks perbelanjaan

secara struktural hal ini mengintegrasikan semua komponen pada lantai

(23)

3. Freestanding Structure with pedestrian connection, yaitu bangunan-bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian.

4. Combination, merupakan gabungan ketiga bentuk diatas.

2.4 Perancangan Lanskap

Desain adalah sebuah kegiatan pemecahan masalah, proses pembuatan

keputusan, dan merupakan proses membuat karya seni. Desain bermula dari

rangkaian analisis masalah dan sumber, berujung pada solusi yang memiliki

tujuan yang merupakan sintesis imajinasi dan ketrampilan (Eckbo, 1964).

Proses desain menurut Booth (1983) yaitu:

1. Penerimaan proyek (project acceptance)

Dalam tahap pertama ini proposal proyek telah diterima dan disetujui oleh

kedua belah pihak yaitu arsitek lanskap dan klien. Pada pertemuan

pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap,

kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya

arsitek lanskap mempersiapkan proposal detail yang mencakup

pelayanan, produk dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak

menandatangani kontrak.

2. Riset dan analisis (research and analysis)

Selanjutnya arsitektur lanskap membutuhkan rencana dasar tapak dan

mengadakan inventarisasi tapak dan analisis. Mengujungi (survey)

langsung ke tapak merupakan hal yang penting untuk melengkapi tahap

ini. Mewawancarai pemilik dan menyusun program termasuk bagian dari

tahap ini pula.

3. Desain/perancangan (design)

a. Diagram fungsi ideal (Ideal functional diagram), yaitu permulaan dari pembuatan grafis suatu desain. Tujuan dibuat diagram ini adalah untuk

mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan

pertama dengan ruang perancangan/desain.

(24)

c. Rencana konsep (Concept Plan) merupakan perkembangan langsung menjadi besar dari diagram keterhubungan fungsi tapak. Secara

keseluruhan, area terdiri dari diagram fungsi keterhubungan tapak dan

membagi semuanya ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada

area tersebut.

d. Studi tentang komposisi bentuk (Form composition study) dalam tahap ini desainer telah setuju dengan rasional, pertimbangan yang praktis

dari fungsi dan lokasi. Dengan kata lain desainer telah mampu

menyelesaikan masalah.

e. Desain awal (Preliminary Master Plan), dalam desain awal semua elemen desain dimasukan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan

lainnya, gaya grafis semi komplit, semua elemen desain

diperhitungkan. Untuk pertama kalinya, sebagai komponen yang

berhubungan dalam keseluruhan lingkungan.

f. Rencana induk (master plan) merupakan perbaikan/penghalusan dari desain awal. Perbedaannya dengan desain awal yaitu revisi desain,

dalam gaya grafis. Walaupun sama memakai gambar tangan tapi

memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis

bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan,

dek, dll)

g. Desain skematik (Schematic Desain ), untuk beberapa proyek proses desain dilanjutkan dengan rencana skematik. Pada skala kecil seperti

perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tata gunalahan

yang banyak desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail

yang dalam pula.

h. Design development merupakan tahap terakhir dalam proses mendesain. Dalam tahap ini desainer lebih konsentrasi terhadap detail

penampilan dan kesatuan dari material.

4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)

Dalam tahap ini desainer mempersiapkan gambar-gambar konstruksi.

(25)

rencana penanaman, dan detail konstruksi dengan spesifikasinya. Semua

gambar-gambar tersebut dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana

membangun semua elemen dalam proyek.

5. Pelaksanaan (Implementation)

Setelah semua gambar-gambar konstruksi komplit, membuat tawaran yang

tersedia. Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan

proses pembangunan dan memasukan desain yang telah dibuat

sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor,

arsitek lanskap masih tetap boleh untk memantau tahap pembangunan

untuk memberikan saran apabila diperlukan.

6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation and Maintenance)

Proses desain tidak akan pernah selasai begitu saja dalam saatu proyek.

Desainer harus mengobservasi dan menganalisis proyek tersebut dari

waktu ke waktu untuk melihat bagaimana kerjanya dan perkembangannya

seiring dengan perubahan waktu.

7. Pengelolaan (Maintenance)

Agar berhasil, desain seharusnya tidak hanya kerja bagus dalam kertas

tetapi juga dapat dilakukan pembangunan dengan pemeliharaan

sepenuhnya dan kualitas, tapi ini juga harus dipelihara sebagaimana

mestinya dengan sepenuhnya agar tetap terjaga.

Prinsip-prinsip desain menurut Ingels (2004) yaitu:

1. Balance (Keseimbangan)

Keseimbangan merupakan keadaan sesungguhnya sama baiknya dengan

visualnya. Secara psikis kita akan merasa tidak nyaman ketika keadaan

tidak seimbang. Terdapat tiga macam keseimbangan: symetric (simetris),

asymetric (asimetris), dan proximal/distal. Keseimbangan simetris (symetric balance) merupakan keseimbangan yang terdapat bagi taman formal. Satu bagian merupakan cerminan dari bagian sebaliknya.

(26)

dan peletakannya bervariasi. Keseimbangan asimetris berpotensi secara

visual terlihat lebih menarik bagi pengamat karena adanya dua sisi untuk

diperhatikan dan dieksplor. Keseimbangan proximal/distal

(proximal/distal balance) adalah asimetris namun lebih mengembangkannya pada kedalaman tapak yang dilihat. Selain

menghubungkan keseimbangan kanan/kiri dalam komposisi lanskap, perlu

adanya kebutuhan untuk mengatur keseimbangan jauh/dekatnya.

2. Focalization of Interest (Titik Pusat Perhatian)

Segala sesuatu yang didesain dengan baik memiliki titik pusat

perhatian, satu lokasi dalam suatu komposisi yang menarik perhatian

pengamat pertama kali. Segala sesuatu lainnya dalam komposisi itu ada

untuk mendukungnya.Titik Pusat perhatian merupakan prinsip desain yang

memilih dan menata secara visual karakter objek yang kuat dalam

komposisi lanskap. Focal point/titik focal bisa diciptakan dari tanaman, komponen elemen keras, elemen arsitektur, warna, pergerakan, tekstur,

atau kombinasi dari fitur tersebut.

3. Simplicity (simpel/sederhana)

Sama halnya seperti prinsip keseimbangan, kesederhanaan mencari

kenyamanan pengamat saat melihat lanskap. Kompleksitas tidak selalu

lawan dari simplicity. Simplicity bukan berarti datar, membosankan atau kurang imajinasi. Adanya pilihan menghindari terlalu banyak spesies,

warna, tekstur, bentuk, kurva, dan sudut dalam suatu area atau proyek.

4. Rhythm and Line ( ritme dan garis)

Ketika pengulangan sesuatu beberapa kali dengan standar repetisi,

maka terbentuk ritme. Pengulangan dapat berupa suatu struktur, seperti

lampu pos atau bangku taman. Bisa terbentuk dari pola, seperti pola jalan

yang diulang setiap 50 kaki dari ujung mall ke ujung lainnya. Garis

tercipta akibat pertemuan dua material yang berbeda. Tidak ada lanskap

yang tercipta tanpa adanya ritme dan garis dalam pembuatan tampilannya.

5. Proportion (Proporsi)

Proporsi terletak pada ukuran hubungan antara semua elemen

(27)

6. Unity (kesatuan)

Sebagai salah satu prinsip desain, kesatuan mudah diukur jika

kelima prinsip telah diterapkan dengan benar dalam desain. Sebuah

kesatuan desain adalah satu dimana setiap bagian lainnya memberi

kontribusi pada keseluruhan desain.

2.5 Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap

Bentuk penyajian gambar yang biasa digunakan dalam perancangan dan

penyampaian ide atau konsep menurut Reid (1996):

 Denah Tata Letak

Merupakan gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dimensi

dan material elemen-elemen struktur.

 Rencana Irigasi

Menunjukkan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda ketinggian, katup,

pelindung pipa, dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi.

 Rencana Penanaman (Planting Plan)

Merupakan gambar yang digunakan untuk penanaman tumbuhan. Gambar

tersebut menunjukkan lokasi yang tepat dan jenis tanaman secara jelas.

Biasanya menggunakan simbol-simbol huruf yang mempuyai arti sebagai

nama tanamannya.

 Gambar Detail Konstruksi

Merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak, gambar kerja

semacam ini menunjukkan komponen-komponen stuktur secara mendetail,

termasuk elemen-elemen internal, dan bagaimana hal-hal tersebut bekerja

bersama-sama.

 Potongan-Tampak

Gambar yang mampu menunjukkan detail elemen vertikal dan bagaimana

elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan

permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar

(28)

Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap

adalah untuk:

1. Menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan kegiatan dan

penggunaannya.

2. Mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah.

3. Menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-titik pandang tertentu.

4. Mengkaji bentuk tanah.

5. Menggambarkan proses lanskap.

6. Memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro.

7. Digunakan dalam pengkajian pencahayaan.

8. Menunjukkan hubungan ekologis.

9. Menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun.

2.6 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek

yang ditentukan (Soeharto, 1997). Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu

kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan

alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

sasarannya telah digariskan dengan jelas.

Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok berikut ini:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah

digariskan secara spesifik.

c. Memakai pendekatan sistem (system approach to management).

d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal disamping hirarki vertikal.

Ciri-ciri pokok proyek adalah:

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai

(29)

3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas.

Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.

4. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah

sepanjang proyek berlangsung.

2.7 Hunian Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam penelitian Kurniawaty (2012) dijelaskan Indonesia Property Watch (IPW) pernah melakukan riset dan menemukan bahwa konsep properti hijau belum diterapkan secara penuh oleh pengembang. Dari penelitian tersebut,

hanya enam proyek perumahan di Jabodetabek yang sudah memenuhi sekitar 50%

dari delapan kriteria hunian hijau versi lembaga tersebut. Tiga proyek lainnya

mencapai 38%, dan sisanya hanya memenuhi sekitar 25% dari seluruh kriteria

yang ditetapkan. Rendahnya penerapan hunian hijau tersebut, menurut pengamat

lingkungan Nirwono Joga, karena tidak adanya dukungan regulasi yang

mewajibkan pengembang dalam penerapan hunian hijau tersebut. Delapan kriteria

hunian hijau menurut IPW (Indonesia Property Watch), yaitu: resapan air, ruang terbuka hijau, lanskap, energi, sanitasi, alam, material, dan proses daur ulang

limbah. Menurut IPW, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi pengembang

dalam pengembangan properti hijau, salah satunya mengenai biaya yang tinggi.

Dalam artikel oleh Manan dan Uniaty (2010) dijelaskan bahwa

pembangunan berkelanjutan didasarkan pada dua konsep terkait yaitu:

1. Konsep kebutuhan (the concept of needs); menciptakan kondisi yang menjaga tetap terpenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi

masyarakat.

2. Konsep keterbatasan (the concept of limits); memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan masa kini dan

masa yang akan datang.

Sustainability mengakomodasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan integrasi pembangunan terhadap lingkungan alam, ekonomi, dan

sosial. Diagram hubungan peningkatan kualitas hidup dengan pembangunan

(30)

Gambar 1. Diagram Hubungan Peningkatan Kualitas Hidup Dengan Pembangunan Berkelanjutan (Jenks, M. Burton, E. William, K, 1996 dalam

Kurniawaty, 2012 )

2.8 Vegetasi Pereduksi Bising

Menurut studi penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati (2005) dengan

menggunakan metode transmission loss (TL) terdapat beberapa tanaman yang baik digunakan sebagai vegetasi peredam bising. Dari hasil penelitiannya didapat

bahwa tanaman Puspa (Schima noronhae) cenderung merefleksikan kembali suara-suara pada frekuensi 63-1000 Hz sehingga tanaman ini berfungsi sebagai

pereduksi kebisingan. Lebih lanjut lagi dijelaskan tanaman-tanaman seperti

Bambu kuning (Bambusa vulgaris), Teh-tehan (Acalypha macrophylla), Soka

(Ixora sp), Kisirem (Syglglum sp) baik untuk mereduksi bising.

Dibandingkan dengan tanaman lain, Bambu kuning (Bambusa vulgaris)

adalah tanaman yang paling baik mereduksi kebisingan di frekuensi 125-4000 Hz,

sedang Teh-tehan (Acalypha macrophylla) paling baik mereduksi kebisingan di frekuensi 63-8000 Hz. Secara umum, jenis vegetasi tinggi/pohon Kisirem, Bambu

kuning dan Puspa paling efektif mereduksi kebisingan dengan frekuensi tinggi

(8000 Hz) dan paling tidak efektif mereduksi kebisingan dengan frekuensi rendah

(63 Hz). Jenis vegetasi semak Teh-tehan dan Soka paling efektif mereduksi

kebisingan masing-masing di frekuensi 1000 dan 2000 Hz dan paling tidak efektif

mereduksi kebisingan dengan frekuensi 63 Hz.

2.9 Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik

Menurut penelitian Baskara (2011) taman bermain yang merupakan

(31)

dari kelompok umur pengguna dan kriteria dan komponen dalam prinsip

pengendalian rancangan taman bermain anak. Sementara itu taman bermain anak

di area rekreasi pada umumnya sudah dirancangan dengan baik, namun belum

mempertimbangkan kriteria kemudahan kaitannya dengan pengguna yang

memiliki keterbatasan fisik. Agar tujuan dari bermain tercapai, rancangan taman

bermain perlu memperhatikan prinsip pengendalian rancangan taman bermain

anak yang mengacu pada kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan,

kemudahan, keamanan, dan keindahan terkait dengan komponen tata letak,

peralatan permainan, konstruksi, dan penggunaan material.

Komponen yang diatur di dalam pengendalian perancangan taman bermain

(32)

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Lokasi Magang

Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain

yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa

Barat. Kantor ini merupakan sebuah studio konsultan yang bergerak dalam bidang

perancangan lanskap. Lokasi tempat magang ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.com)

3.2 Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan selama 16 minggu, yang dimulai pada

bulan Februari hingga Mei 2012. Jadwal hari kerja dilakukan dari hari

Senin-Jumat, dari pukul 09.00 – 17.30 WIB.

3.3 Metode Magang

Metode magang yang dilakukan pada kegiatan “Proses Perancangan

Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat” diutamakan pada parsitipasi aktif selama proses perancangan produk dan mempelajari kegiatan di

studio. Adapun kegiatan yang dilakukan lainnya :

1. Mengikuti dan beradaptasi terhadap kegiatan dan jadwal kerja di studio

2. Melakukan wawancara dan parsitipasi aktif yang berhubungan dengan

proyek terkait.

3. Membantu kegitan studio dalam beberapa proyek lain yang ada. KOTA BOGOR

(33)

4. Studi pustaka dalam menunjang kegiatan magang.

5. Mengenal dan memahami manajemen kerja studio.

3.4 Tahapan Kegiatan Magang

Kegiatan magang yang sudah dilakukan di Oemardi_zain ditunjukan pada

Tabel 1, melalui tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan persiapan dilakukan sebelum kegiatan magang dilakukan.

Kegiatan persiapan yang dilakukan adalah peninjauan lokasi magang,

pembuatan proposal magang, perizinan magang dan kolokium.

2. Kegiatan Magang

2.1Orientasi Tempat Magang

Pada tahap ini merupakan pengenalan terhadap studio.

Mempelajari struktur organisasi, profil perusahaan, visi misi, teknik

perancangan, jadwal kegiatan dan penggunaan alat-alat yang

berhubungan dengan perancangan produk.

2.2 Perancangan Produk Desain

Pada tahap ini merupakan rangkaian kegiatan dalam “Perancangan

Lanskap Kompleks Gallery West, Kebun Jeruk, Jakarta Barat” yaitu kegiatan dalam studio.

Tabel 1. Alokasi Rencana Waktu Magang

Jenis kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Persiapan

-proposal -makalah -surat ijin -kolokium

Kegiatan Magang

(34)

Jadwal kerja proyek Gallery West merupakan jadwal yang dibuat pada tahap awal penerimaan proyek, namun seperti banyaknya proyek yang pernah

dilaksanakan, terdapat vacuum dikarenakan adanya masalah dari pihak lainnya sehingga jadwal mengalami keterlambatan. Tahap kegiatan yang diikuti pada

bulan Februari-Maret adalah mengikuti tahap pengembangan desain atau desain development (DD) dan tahap awal gambar kerja atau working drawing (WD).

Jadwal kerja Perancangan Gallery West terdapat pada Tabel 2.

Proses perancangan pada setiap proyek di Konsultan Lanskap

Oemardi_zain umumnya memiliki kesamaan dengan Proses Perancangan menurut

Booth (1983) yang melalui tahapan: Penerimaan proyek dimana terjadi

kesepakatan konsultan lanskap dengan klien, Riset dan Analisis melalui survey

tapak atau data dari klien, Desain/Perancangan merumuskan konsep ke dalam

desain dan gambar-gambar konstruksi seperti site plan dan spesifikasi material, sedangkan untuk tahapan pelaksanaan hingga maintainance tidak termasuk dalam kegiatan perancangan di studio. Gambar proses perancangan (Booth, 1983)

terdapat pada Gambar 3.

3.5 Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan selama kegiatan magang meliputi dua jenis

yaitu data yang berhubungan dengan perusahaan (konsultan tempat magang) dan

data proyek perancangan Kompleks Gallery West. Jenis data yang diambil pada proses magang ditunjukan pada Tabel 3.

3.6 Batasan Magang

Batasan magang adalah sebatas mengikuti kegiatan proyek perancangan

GalleryWest yang dilakukan di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, pengumpulan data tempat magang, pengerjaan proyek lain yang terkait dan kegiatan studio

(35)

Tabel 2. Jadwal Kerja Perancangan Gallery West, Jakarta Barat

2011 Remarks

No. Tahap Disain Target I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Date

A Konsep Disain 5 minggu

(Design Concept) Inventory 1 Studio 3 Presentasi 4 Design Review

Final Design Concept (Report 1) Tuesday, October 25, 2011 - Kondisi Existing

Final Design Development (Report 2) Friday, December 02, 2011 - Denah Disain Skematik

(36)

Setelah proposal disetujui

Gambar 3. Proses Perancangan (Booth, 1983)

Penerimaan Proyek keinginannya pada konsultan melalui media masa, tatap muka atau melalui media komunikasi lainnya. Pada tahap ini pihak konsultan mulai mempersiapkan rumusan proposal

Melakukan survey kondisi tapak:

1. Iventarisasi tapak (kondisi umum, topografi, drainase, vegetasi, view,dll) 2. Analisis tapak, mengetahui kendala dan

potensi tapak dan merumuskan solusinya. 2. Gambar potongan dan tampak yang

akan terbentuk setelah pelaksanaan.

1. Site Plan beserta kelengkapan denah

2. Detail konstruksi (softscape, hardscape),potongan dan tampak desain.

3. Spesifikasi material dan detail ukuran

(37)

Tabel 3. Jenis Data yang Dikumpulkan dan Kegunaannya

Jenis Data Unit Data Kegunaan Data

DATA PROYEK WEST GALLERY Kondisi Umum

1. Peta tapak,batas tapak, Ha, meter Acuan desain, batas desain

Orientasi,luas

2. View: good view,bad view titik Acuan desain

3. Siteplan kawasan Ha, meter Acuan desain, batas desain 4. Bangunan dan fasilitas Titik, meter Acuan desain, batas desain 5. Drainase letak, arah Acuan desain

6. Aksesbilitas dan sirkulasi Km, meter Acuan desain

Aspek Biofisik

1. Iklim/cuaca/suhu derajat celcius Acuan desain

2. Vegetasi Letak, jumlah,jenis Acuan desain,daya dukung 3. Topografi % Kemiringan Lahan Acuan desain, grading

4. Tanah Jenis tanah,karakteristik Efektivitas pembangunan

DATA PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan dokumen, tulisan Penulisan Skripsi

(38)

BAB 4

PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN

4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain

Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain

beserta istrinya Ir. Dini Arfianti. Pada tahun 2006, studio telah berkembang

dengan tiga senior arsitek lanskap dan 5 orang arsitek lanskap muda. Berlokasi

di Bogor, Jawa Barat, kini studio telah dikembangkan lagi dengan 2 studio yang

berada di Surabaya dan Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan jasa yang dilakukan

melingkupi perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park,

civic,dan comercial park. Jasa konsultan yang diberikan sudah termasuk proyek perancangan dan manajemen.

Konsultan Lanskap Oemardi_zain memiliki visi “to be a world class

landscape consultant” yang dibuat sedemikian rupa sebagai bentuk kepercayaan bagi perusahaan-perusahaan dan developer-developer terhadap konsultan yang

ada di Indonesia. Misinya adalah “memberikan pelayanan lanskap dengan produk

yang terbaik dengan harga yang relatif murah”.

Konsultan Lanskap Oemardi_zain saat ini masih berbentuk studio desain,

namun dalam waktu dekat akan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Data

umum Oemardi_zain sebagai berikut:

Nama Perusahaan : Oemardi_zain

Asal Negara : Indonesia

Tahun Pembentukan : 2004

Alamat : Perumahan Bumi Menteng Asri Blok BE no 2.

Bogor, Jawa Barat

No Telephone : +62 251 8319 664

Fax : +62 251 8319 664

(39)

4.1.1 Struktur Organisasi

Secara terstruktur organisasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain terdiri atas

Direktur, Manajer Teknis, Manajer Kantor, Manajer Administrasi dan Keuangan, Arsitek,Arsitek lanskapdan Drafter yang dapat dilihat pada bagan (Gambar 4):

Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain 2012

Secara singkat deskripsi pembagian jobdesk dalam struktur organisasi sebagai berikut:

1. Direktur: Seseorang yang bertanggung jawab terhadap kinerja staf di

studio, menjalin hubungan dengan klien, memutuskan penerimaan proyek,

membimbing pelaksanaan dan jalannya proyek, berdiskusi dan

Ir. Umar Zain 4. Citra Indahasti (ars. lanskap) 5. Benny Susanto (ars. Lanskap) 6. Yudi Mardian (ars. Lanskap) 7. Julina P. (ars. Lanskap) 8. Nanang Sudrajat (ars. Lanskap) 9. Dwi Setyani (ars. Lanskap) 10. Chandra Nurnovita (ars.lanskap) 11. Listrya D. N (arsitek lanskap) 12. Bulan Rama (arsitek lanskap) 13. Irfan M. (arsitek lanskap)

(40)

merumuskan konsep desain lanskap bersama project manager dan staf lainnya dan membuat sistem kerja dan jadwal kerja kantor.

2. Manajer Kantor: Seseorang yang bertanggung jawab terhadap segala

aktivitas di studio/kantor selama direktur tidak ada, mewakili direktur

dalam kantor dan mengawasi staf.

3. Manajer Administrasi dan Keuangan: bertanggung jawab atas keperluan

administrasi dan keuangan pegawai dan kebutuhan kantor.

4. Manajer Teknis: Bertanggung jawab terhadap masalah teknis perangkat

keras dan teknis di kantor.

5. Arsitek dan Arsitek Lanskap: Terlibat dalam segala bentuk aktivitas

gambar proyek perancangan lanskap, komunikasi internal seperti rapat dan

briefing dengan project manager dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan studio.

6. Drafter: Membantu pekerjaan detail lanskap dan membantu pekerjaan arsitek dan artitek lanskap dalam kegiatan studio.

Pada bagian ini mahasiswa magang berperan aktif sebagai drafter dibawah bimbingan project manager, yaitu seseorang yang bertanggung jawab dalam satu proyek serta ketua dalam tim proyek yang berisi drafter/arsitek lanskap. Project manager merupakan arsitek/arsitek lanskap yang dipilih oleh direktur sebagai penanggung jawab satu proyek dalam pengerjaan studio gambar, hubungan

dengan klien mengenai perkembangan desain gambar, meeting dengan pihak konsultan lain yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek tersebut.

4.1.2 Fasilitas studio

Dalam kegiatan studio, Konsultan Lanskap Oemardi_zain menggunakan

fasilitas perangkat keras dalam menunjang pekerjaan gambar dan hubungan

komunikasi antar staf maupun klien. Pada Tabel 4 menunjukan daftar perangkat

(41)

Tabel 4. Fasilitas Perangkat Keras Konsultan Lanskap Oemardi_zain (Oemardi_zain, 2012)

No Perangkat Jumlah Kegunaan

1

Komputer masing-masing staf yang berisi file proyek yang dikerjakan.

Untuk keperluan pekerjaan studio.

Hasil gambar kerja dalam bentuk kertas A3.

Hasil gambar kerja dalam bentuk kertas A4.

Penerjemah gambar desain.

Alat media komunikasi.

Penghubung komunikasi antar staf, dengan klien dan membantu dalam kegiatan studio.

Aplikasi software (perangkat lunak) yang digunakan pada proses pengerjaan proyek di Konsultan Lanskap Oemardi_zain meliputi (Tabel 5) :

Tabel 5. Jenis Software yang Digunakan (Oemardi_zain, 2012)

Nama Software Kegunaan

AutoCad 2004 CAD drawing 3D Studio Max 3D Rendering & Animasi Google SketchUp 3D Rendering & Animasi Adobe Photoshop CS2 3D Rendering & Animasi Adobe Acrobat Dokumentasi

Microsoft Office Dokumentasi

Yahoo Messenger Komunikasi internal staf Oemardi_zain

4.1.3 Sistem Kerja dan Komunikasi Internal

Kegiatan studio pada pengerjaan desain dilakukan secara teamwork.

Terdapat banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh Konsultan Lanskap

Oemardi_zain, walaupun jumlah tenaga kerja sudah mencukupi namun teamwork

masih digunakan dalam pengerjaan suatu proyek lanskap agar terbina hubungan

yang baik antar sesama rekan kerja. Selain untuk membina hubungan, sistem

(42)

dan efisien. Tenaga kerja terutama project manager yang bertanggung jawab terhadap satu proyek lanskap memimpin pengerjaan desain dan membina tim

yang terdiri dari arsitek maupun arsitek lanskap agar dapat memahami pengerjaan

proyek dan mengikuti ritme kerja di studio.

Komunikasi internal yang digunakan pada Konsultan Lanskap

Oemardi_zain menggunakan sistem LAN, dimana semua perangkat komputer

terhubung dalam satu koneksi sehingga dapat mengetahui perkembangan kerja

suatu proyek. Setiap komputer terhubung dengan koneksi internet sehingga dapat

memudahkan komunikasi antar sesama dan terhadap klien/owner.

Dalam penyimpanan folder, tiap komputer merupakan server dimana pengerjaan proyek itu disimpan. Tiap server menyimpan folder nama proyek yang sedang atau telah dikerjakan. Dalam satu folder proyek, umumnya terdapat folder

3D yang merupakan folder berisi gambar hasil rendering software Sketchup dan perbaikan Photoshop, folder Data yang berisi data-data penting atau gambar terkait gambar proyek, Documentation yang berisi dokumen seperti proposal,

surat kontrak, jadwal kerja studio, BoQ, RAB dan lainnya, Drawing berisi semua

gambar dengan format dwg AutoCAD seperti gambar DD (Design Development),

WD (Working Drawing) dan lainnya, Image berisi gambar hasil pewarnaan Photoshop seperti gambar potongan (section), site plan, perspektif dan lainnya,

Image Precedent berisi gambar referensi hardscape maupun softscape, Send

berisi gambar atau hal terkait proyek yang terkirim.

4.1.4 Manajemen Proyek

Dalam Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal

terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek memiliki

dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Manajemen ini didukung

oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan

berkelanjutan. Perencanaan proyek merupakan penentuan rasional untuk memulai,

mempertahankan dan menghentikan proyek.

(43)

pembayaran Gallery West. Pada isi perjanjian menurut Surat Perjanjian Kerja (SPK) Jasa Konsultan Perencanaan Lanskap Gallery West, ruang lingkup pekerjaan konsultan lanskap adalah :

1. Perencanaan Area Entrance dan Driveway

2. Perencanaan Area Roof Garden (Parking building dan hotel) 3. Perencanaan Area Green Connector dan Corridor

4. Perencanaan Area Pool Courtyard (Apartment Tower)

5. Perencanaan Area Terrace

6. Perencanaan Area Perimeter Kawasan

7. Perencanaan Drainase dan Irigasi Lanskap

8. Perencanaan Titik dan Disain lampu eksterior

9. Perencanaan Tata Hijau

10.Penyusunan spesifikasi hardscape dan softscape atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Jangka waktu pengerjaan terhitung 15 minggu kalender, dengan imbalan jasa

konsultan lanskap sebesar Rp. 140.000.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Rupiah)

sudah termasuk PPh, belum termasuk PPN 10%. Berikut tahap pembayaran sesuai

dengan kesepakatan (Tabel 6):

Tabel 6. Tahap Pembayaran (Proposal)

Pembayaran Persen (%) Akumulasi

Tahap I: dibayarkan setelah

dikeluarkannya penandatangan perjanjian

Tahap II: dibayarkan setelah Tahap Skematik Desain selesai.

Tahap III: dibayarkan setelah Tahap Pengembangan Desain selesai.

Tahap IV: dibayarkan setelah Tahap Gambar Kerja dan Dokumentasi selesai.

(44)

4.2 Analisis Manajemen Proyek

Dalam Soeharto (1997) terdapat model manajemen proyek yang dikenal

dengan nama PM-BOK (Project Management-Body of Knowledge) yang terdiri atas 4 fungsi dasar dan 4 fungsi integrasi. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri

atas pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya dan mutu. Pengelolaan

aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan

penyelenggaraan proyek. Fungsi integrasi terdiri atas pengelolaan sumber daya

(manusia dan non-manusia), pengelolaan kontrak dan pembelian, pengelolaan

resiko dan pengelolaan komunikasi.

Pada fungsi dasar perancangan Gallery West oleh Konsultan Lanskap Oemardi_zain, dalam hal pengelolaan lingkup kerja sudah memiliki dokumen

yang berisi batasan lingkup proyek yang memuat kuantitas, kualitas, spesifikasi

dan kriteria yang tertera dalam kesepakatan Surat Perintah Kerja (SPK) yang

disetujui kedua belah pihak yaitu klien AKR Land Development dan Konsultan Lanskap Oemardi_zain. Pengelolaan waktu jadwal meliputi perencanaan,

penyusunan dan pengendalian jadwal dilakukan Konsultan Lanskap

Oemardi_zain sesuai dengan kesepakatan kontrak yaitu 15 minggu. Dalam

pengelolaan mutu, Konsultan Lanskap Oemardi_zain sudah cukup dalam

memenuhi syarat untuk produk yang akan dipakai kelak, seperti material-material

hardscape maupun softscape melalui kajian ilmu lanskap yang dimiliki, sedangkan untuk kualitas sistem kerja dalam studio mengikuti jadwal kerja

kantor dan pada tiap proyek memiliki project manager yang bertugas mengarahkan tim proyek dan perkembangan kerja di studio.

Pada fungsi integrasi yaitu pengelolaan sumber daya manusia dan

non-manusia sudah cukup baik dilihat dari jumlah perangkat kerja yang memadai dan

cukup lengkap untuk kerja studio, sedangkan dalam mengelola sumber daya

manusia untuk pekerjaan proyek, Konsultan Lanskap Oemardi_zain menerapkan

bekerja secara teamwork dalam studio dimana tiap staf dapat ikut membantu pengerjaan proyek lain yang tenggat waktunya lebih utama dari yang lain.

Walaupun baik dalam hubungan antarpersonal staf dan cepat dalam pengerjaan

suatu proyek, sistem ini memiliki kelemahan dikarenakan akan berkurang

(45)

pengelolaan resiko, Konsultan Lanskap Oemardi_zain saling terhubung dengan

klien dan konsultan lain terkait proyek melalui email, fax, telepon dan alat komunikasi lainnya dalam menghadapi persoalan gambar kerja yang kurang

sesuai. Selain itu terdapat meeting yang dihadiri oleh pihak konsultan dan klien untuk mempresentasikan perkembangan gambar kerja. Pengelolaan komunikasi di

studio berjalan baik dengan adanya sistem LAN dan internet yang

menghubungkan komputer masing-masing staf dalam berkoneksi dan menyimpan

file sehingga dapat diakses dengan mudah. Dapat disimpulkan dalam penanganan manajemen proyek, Konsultan Lanskap Oemardi_zain sudah baik.

4.3 Analisis Proses Perancangan

Menurut Ingels (2004) rangkaian keputusan merupakan pekerjaan yang

dilakukan oleh arsitek lanskap maupun arsitek dalam menafsirkan kebutuhan

klien dan keinginannya berikut dengan beragam karakteristik pada tapak sehingga

cocok satu sama lain. Proses desain dianalogikan sebagai proses yang memiliki

siklus yang terus berlangsung tanpa henti untuk mencapai kepuasan yang lebih

dari sebelumnya (Gambar 5).

Proses perancangan proyek pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain

memiliki kesamaan dengan proses perancangan menurut Booth (1983). Perbedaan

diantara keduanya terletak pada perbedaan istilah dan kelengkapan proses

pengerjaan (Gambar 6). Pada proses perancangan Booth, studi analisis terdiri atas

Siklus berlanjut

Tahap awal harapan klien

Gambar 5. Siklus Desain Lanskap (proses) (Ingels, 2004)

Siklus berlanjut

Level pertama ekspetasi klien

Kebutuhan dan keinginan

klien tahap berikutnya Proses Lanskap

Lingkungan baru lainnya

Kebutuhan dan keinginan awal klien

(46)

tahapan persiapan peta dasar, inventarisasi dan analisis, wawancara dengan klien

dan pengembangan program sedangkan pada proses perancangan Oemardi_zain

inventarisasi tidak dilakukan langsung ke tapak melainkan bersumber dari data

arsitek dan owner. Selain itu metode analisis Konsultan Lanskap Oemardi_zain dilakukan secara quick analysis yang dipimpin oleh direktur beserta project manager dan tim pada studio.

Pada tahap desain Booth melalui proses yang melibatkan diagram fungsi

ideal, diagram hubungan tapak, peta konsep, studi bentuk perancangan,

preliminary design, master plan, schematic design dan design development

sedangkan pada Konsultan Lanskap Oemardi_zain berupa konsep yang

melibatkan gabungan dari proses Booth.

Pada tahap gambar kerja Booth terdiri atas layout plan, grading plan, planting plan dan contructions detail sedangkan pada Working Drawing

Konsultan Lanskap Oemardi_zain pada Gallery West mencakup semua kecuali

grading plan. Pada tahap implementation, post contruction evaluation dan

maintenance Booth berbeda dengan pelaksanaan dan pemeliharaan Konsultan Lanskap Oemardi_zain. Pada tahap akhir ini Konsultan Lanskap Oemardi_zain

sebagai konsultan desain lanskap tidak ikut melakukan proses pemeliharaan

langsung ke tapak.

Pada proses perancangan (desain) pada proyek Gallery West terjadi siklus yang sama yaitu terjadi hubungan komunikasi antara pihak klien dan konsultan

yang diwakili oleh project manager yang berlangsung secara bertahap pada tiap proses mulai dari penerimaan proyek hingga tahap pengembangan desain secara

intense (rutin) dan terus menerus sehingga tercipta desain yang sesuai dengan kebutuhan klien. Komunikasi antar klien dan arsitek lanskap dilakukan melalui

media komunikasi telepon, email, fax maupun meeting sehingga proses desain dapat dipantau oleh klien perkembangannya.

Pada tahap proses perancangan proyek Gallery West terdapat kekurangan atau tahap yang tidak dilakukan oleh Konsultan Lanskap Oemardi_zain yaitu

tahap riset dan analisis tapak secara langsung. Tahap riset dan analisis pada

(47)

Gambar 6. Perbandingan Proses Perancangan Booth (1983) dan Konsultan Lanskap Oemardi_zain (2012)

dan owner. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat tenggat waktu dalam melaksanakan tahapan kerja lainnya. Secara singkat proses perancangan Gallery West meliputi tahap :

1. Penerimaan Proyek (Project Acceptance)

Pada tahap ini AKR Land selaku owner dan pengembang Wisma AKR memilih Konsultan Lanskap Oemardi_zain sebagai konsultan desain

lanskap dalam proyek Gallery West. Selanjutnya klien menyampaikan keinginan dan syarat kerja. Pada tahap ini pihak konsultan lanskap

merumuskan proposal yang berisi ruang lingkup area perancangan lanskap

yang telah disepakati dengan klien berupa produk rencana gambar dan estimasi biaya awal. Selanjutnya klien beserta konsultan lanskap

(Booth) (Oemardi_zain)

Project Acceptance

Studi Analisis

Desain

Gambar Kerja

(Construction Drawings)

Pelaksanaan

(implementation)

Post construction evaluation

Maintenance

Penerimaan proyek dan persiapan

Inventarisasi dan Analisis

Konsep

Design Development

Working Drawing (detail)

Gambar

Tabel 2. Jadwal  Kerja Perancangan Gallery West, Jakarta Barat
Gambar-gambar Konstruksi
Tabel 3. Jenis Data yang Dikumpulkan dan Kegunaannya
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait