• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan Lanskap Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta di PT Bakrie Swasakti Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Perancangan Lanskap Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta di PT Bakrie Swasakti Utama"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

DINDA ADISTY MESSALINA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

DI PT BAKRIE SWASAKTI UTAMA

DINDA ADISTY MESSALINA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(3)

Kuningan Jakarta di PT Bakrie Swasakti Utama

Nama : Dinda Adisty Messalina

NIM : A44080080

Disetujui,

Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr NIP. 19601022 198601 1 001

Disetujui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir.Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(4)

DINDA ADISTY MESSALINA. Proses Perancangan Lanskap dan pekerjaan fisik Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta di PT Bakrie Swasakti Utama. Di bawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA.

Setiap waktu dari tahun ke tahun terlihat adanya berubah fisik pada kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penduduk di Jakarta sehingga menjadikan daya tarik bagi perusahaan-perusahaan pengembang yang bergerak dibidang pengembangan kawasan pada suatu perkotaan untuk menghadirkan suatu kawasan baru dengan sarana dan prasarana yang berada di sekitarnya seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, rumah susun (apartemen), fasilitas pendidikan dan lain-lain. Salah satu perusahaan pengembang yang berfokuskan kepada suatu kawasan perkotaan adalah PT Bakrie Swasakti Utama.

PT Bakrie Swasakti Utama merupakan anak perusahaan Bakrieland Development Tbk, perusahaan ini telah menyelesaikan proyek Wisma Bakrie 1 dan 2, Graha Capital, dan saat ini sedang melaksanakan proyek pengembangan kawasan perkotaan di bidang properti yaitu berada di Jakarta Selatan tepatnya di daerah Kuningan dengan proyek pembuatan suatu kawasan bisnis yang bernama Kawasan Rasuna Epicentrum. Rasuna Epicentrum adalah kawasan superblok terbesar di Jakarta Selatan dengan luasan mencapai 53,5 Ha dan akan berkembang menjadi 70 Ha, Kawasan ini merupakan suatu proyek dari Bakrieland yang terletak di wilayah Kuningan, Jakarta. Kawasan Rasuna Epicentrum dirancang dengan konsep mixed-use area yang bergaya arsitektur modern yang selaras dengan lanskap di sekitarnya. Penataan lanskap yang juga mengarah kepada taraf internasional dengan menghadirkan satu ciri khas yang dapat menjadi sebuah keunggulan tersendiri bagi kawasan. Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa untuk magang di PT Bakrie Swasakti Utama.

(5)

Adapun rincian dari kegiatan partisipasi aktif yang diikuti mahasiswa magang pada proyek Helipad Area selama 1 bulan 30 hari yaitu dalam pembuatan dokumen proyek pada area lanskap. Mahasiswa mengikuti tahap awal dengan melihat kondisi eksisting tapak; analisis yang dilakukan pada tapak adalah melakukan penilaian keuntungan dan kelemahan tapak untu dijadikan suatu landasan helicopter. Keuntungan dari tapak yang akan digunakan sebagai lokasi helipad ini masih berupa tanah kosong dan tidak terlalu banyak bangunan pada area sekitarnya. Kekurangan pada tapak masih banyak terlihat pada pemandangan yang buruk, noisy yang berasal dari suara kendaraan bermotor, dan tidak terdapatnya tanaman yang berfungsi untuk menaungi daerah di sekitarnya; sehingga sintesis yang dikeluarkan berupa gambar siteplan hingga pembuatan gambar ilustrasi. Pada proyek RingRoad (Jalan Lingkar) berpartisipasi aktif selama 2 bulan dalam pembuatan dokumen proyek area lanskap pada sisi kanan dan kiri jalan, yaitu pembuatan desain alternatif sampai dengan gambar ilustrasi. proyek planter box dalam pembuatan desain alternatif dengan melakukan partisipasi aktif selama 30 hari. Kegiatan kedua adalah pengawasan ke lapang dengan proporsi pekerjaan selama 4 bulan yang terdiri dari kegiatan pengawasan pembangunan dan pengecekan kondisi tanaman di kawasan Rasuna Epicentrum. Kegiatan pengawasan ke lapang ini juga dilakukan kepada masing-masing lokasi proyek pada kegiatan perancangan di studio. Kegiatan pengawasan pembangunan dilakukan pada proyek The Wave/ OCEA yang merupakan sebuah kompleks apartemen baru di Kawasan Rasuna Epicentrum.

Melalui kegiatan magang ini mahasiswa dapat mampu melakukan proses perancangan lanskap dan pekerjaan fisik serta meningkatkan keterampilan profesionalisme kerja dalam lingkup arsitektur lanskap. Pemberian tutoring oleh pihak perusahaan magang sangat baik dan dilakukan secara terprogram kepada mahasiswa magang, sehingga mampu memberikan pengarahan dan dapat menghindari kebingungan mahasiswa magang.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan magang ini. Judul skripsi magang ini adalah Proses Perancangan Lanskap Kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan Jakarta di PT Bakrie Swasakti Utama, skripsi kegiatan magang ini sebagai prasyarat tugas akhir mahasiswa strata 1 untuk melakukan kegiatan magang sehingga dapat menyelesaikan studinya.

Terima kasih dan penghargaan tak terhingga penulis sampaikan kepada ayah dan ibu yang telah mencurahkan segala cinta, kasih sayang, doa dan dukungannya. Selain itu terima kasih pula penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M. Agr, selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, arahan, bimbingan dan dukungan kepada penulis.

2. PT Bakrieland Development Tbk. dan PT Bakrie Swasakti Utama atas kesediaan untuk memberikan kesempatan melakukan kegiatan magang skripsi kepada penulis, kemudahan dan kesediaan dalam memperoleh data.

3. Keponakanku tercinta, dan semua keluarga besar atas doa, dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

4. Novi dan Aulia Ulfah atas persahabatan, serta segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

5. Teman-teman seperjuangan Indah Prastiwi, Dwi Nurullah, Syam Rezza, dan Septyan S, atas semangat dan dukungannya kepada penulis.

6. Seluruh teman-teman ARL 45 atas semangat kepada penulis, dan kebersamaan yang indah

7. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga studi ini dapat memberikan manfaat demi kelanjutan kegiatan magang skripsi di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Mei 2013

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 15 Agustus 1989. Penulis adalah anak ke-dua dari empat bersaudara pasangan Ir. Adi Irianto, MM dan Dr.Ir. Triwulandari S.D, MM. Penulis mempunyai seorang kakak bernama Ir. Bayu Aditya Pradhana dan mempunyai dua orang adik yang bernama Adisty Putri Jayanti dan Orlando Aditya Kurniawan.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Lanskap ... 4

2.2. Tata Ruang ... 4

2.3. Kota ... 5

2.3.1. Klasifikasi kota... 6

2.3.2. Kawasan Bisnis ... 7

2.4. Ruang Terbuka Hijau ... 8

2.5. Arsitektur Lanskap ... 10

2.5.1. Perencanaan Lanskap ... 10

2.5.2. Perancangan Lanskap ... 10

2.5.3. Pengelolaan Lanskap ... 12

2.6. Proyek ... 12

2.7. Kawasan Rasuna Epicentrum ... 13

2.7.1. Tanah dan Topografi ... 14

2.7.2. Vegetasi ... 15

2.7.3. Hidrologi ... 16

BAB III. METODOLOGI ... 18

3.1. Lokasi dan Waktu Magang ... 18

3.2. Metode Magang ... 19

3.3. Data Magang ... 20

3.4. Batasan Magang ... 20

BAB IV. HASIL KEGIATAN MAGANG ... 21

(9)

4.1.1. Sejarah Perusahaan Bakrie Swasakti Utama ... 21

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 21

4.1.3. Sistem Kerja Perusahaan... 23

4.1.4. Prosedur Kerja Perusahaan ... 26

4.2. Proses Perancangan ... 39

4.2.1. Helipad Area ... 39

4.2.1.1. Tujuan Proyek ... 40

4.2.1.2. Tahapan Kegiatan Perancangan ... 40

4.2.1.2.1. Tahap Persiapan ... 41

4.2.1.2.2. Kondisi Eksisting Tapak ... 42

4.2.1.2.3. Tahap Analisis ... 42

4.2.1.2.4. Tahap Sintesis ... 43

4.2.1.3. Rencana Kebutuhan Lanskap ... 51

4.2.1.4. Evaluasi Desain ... 55

4.2.2. RingRoad (Jalan Lingkar) ... 58

4.2.2.1. Tujuan Proyek ... 58

4.2.2.2. Tahapan Kegiatan Perancangan ... 58

4.2.2.2.1. Kondisi Eksisting ... 58

4.2.2.2.2. Proses Pembuatan Jalan ... 59

4.2.2.2.3. Sintesis ... 61

4.2.2.3. Evaluasi Desain ... 65

4.2.3. Planter Box... 76

4.2.3.1. Tujuan Proyek ... 76

4.2.3.2. Tahapan Kegiatan Perancangan ... 77

4.2.3.2.1. Pembuatan Planter Box ... 77

4.2.3.2.2. Perubahan Elemen Softscape ... 78

4.3. Pengawasan dan pengecekan ke Lapang ... 81

4.3.1. Tahapan Pembangunan atau Kontruksi ... 82

4.3.2. Tahapan Pengecekan ... 83

4.3.3. Evaluasi Pembangunan ... 83

BAB V. PEMBAHASAN ... 85

(10)

5.2. Proses Perancangan Lanskap ... 87

5.3. Aspek Desain ... 88

5.3.1. Proyek Helipad Area ... 89

5.3.2. Proyek Ring Road (Jalan Lingkar) ... 90

5.3.3. Proyek Planter box ... 92

5.4. Aspek Pekerjaan Fisik atau Konstruksi ... 92

5.4.1. Pemasangan Paving pada Plasa Kolam Renang ... 98

5.4.2. Water future pada Kolam Renang The Wave/Ocea ... 102

5.5. Pemeliharaan Kawasan ... 106

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 108

6.1. Simpulan ... 108

6.2. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(11)

DAFTAR TABEL

1 Penggunaan lahan DKI Jakarta tahun 2008 ... 8

2 Jenis, bentuk, dan sumber ... 20

3 Rencana kebutuhan lanskap proyek helipad ... 52

4 Kebutuhan semak tanaman/meter2 ... 56

5 Rencana kebutuhan lanskap proyek ringroad alternatif 1 ... 68

6 Rencana kebutuhan lanskap proyek ringroad alternatif 2 ... 70

7 Rencana kebutuhan lanskap proyek ringroad alternatif 3 ... 72

8 Rencana kebutuhan lanskap proyek ringroad alternatif 4 ... 74

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan kontraktual suatu proyek ... 13

2 Kawasan Rasuna Epicentrum ... 15

3 Penempatan tanaman pada lokasi... 16

4 Sungai Cideng ... 17

5 Lokasi PT Bakrie Swasakti Utama ... 18

6 Situasi ruang penerimaan tamu (lobby) PT Bakrie Swasakti Utama ... 24

7 Situasi studio kerja PT Bakrie Swasakti Utama ... 25

8 Peralatan dan bahan yang tersedia di PT Bakrie Swasakti Utama ... 25

9 Tahap studi awal proyek ... 27

10 Tahap pendalaman fs oleh konsultan ... 28

11 Tahap persiapan tender konsultan ... 31

12 Tahap pelaksanaan tender ... 33

13 Tahap konstruksi ... 35

14 Tahap claim process ... 37

15 Tahap pasca proyek ... 39

16 Proses perancangan proyek helipad ... 40

17 Lokasi proyek helipad ... 41

18 Kondisi eksisting proyek helipad ... 42

19 Peta analisis proyek helipad ... 43

20 Pembagian zona pada helipad ... 45

21 Zonasi konsep ruang proyek helipad ... 45

22 Zonasi konsep sirkulasi proyek helipad ... 46

23 Zonasi konsep vegetasi proyek helipad ... 47

24 Jarak ketinggian tanaman pada Helipad ... 47

25 Detail penanaman pohon pada proyek helipad ... 49

26 Detail penanaman rumput pada proyek helipad... 49

27 Detail penanaman tanaman penutup tanah pada proyek helipad ... 50

(13)

29 Ilustrasi keseluruhan area proyek helipad ... 51

30 Layout penataan helipad ... 55

31 Ukuran TLOF, FATO dan safety area ... 56

32 Penggunaan lampu pada helipad ... 57

33 Ilustrasi dari evaluasi desain proyek helipad ... 57

34 Proses perancangan proyek ringroad ... 58

35 Lokasi proyek ringroad ... 59

36 Kondisi eksisting proyek ringroad ... 59

37 Kondisi eksisting tanah proyek ringroad ... 60

38 Tahapan pembangunan jalan ... 60

39 Ilustrasi posisi mata burung proyek ringroad alternatif 1 ... 62

40 Ilustrasi proyek ringroad alternatif 1 ... 62

41 Ilustrasi posisi mata burung proyek ringroad alternatif 2 ... 63

42 Ilustrasi detail proyek ringroad alternatif 2 ... 63

43 Ilustrasi posisi mata burung proyek ringroad alternatif 3 ... 64

44 Ilustrasi keseluruhan proyek ringroad alternatif 4 ... 64

45 Ilustrasi tampak depan proyek ringroad alternatif 4 ... 65

46 Tahapan proyek planter box... 77

47 Proses pembuatan planter box ... 78

48 Kondisi eksisting planter box di South Gate... 78

49 Desain planter boxSouth Gate alternatif 1 ... 79

50 Desain planter boxSouth Gate alternatif 2 ... 79

51 Kondisi eksisting planter box di Bakrie Tower ... 80

52 Ilustrasi tampak atas planter box di Bakrie Tower ... 80

53 Ilustrasi Tampak Samping planter box di Bakrie Tower ... 80

54 Ilustrasi Posisi Mata Burung planter box di Bakrie Tower... 81

55 Lokasi proyek The Wave ... 82

56 Pondasi telapak... 95

57 Pondasi rollag bata ... 95

58 Pondasi batu kali ... 96

59 Pondasi batu bata... 97

(14)

61 Pondasi sumuran ... 96

62 Pondasi bored pile ... 97

63 Pondasi tiang pancang ... 97

64 Material coral sikat ... 98

65 Langkah pemasangan keramik ... 102

66 Kondisi eksisting pemasangan keramik ... 102

67 Instalasi kontruksi air terjun ... 105

68 Desain air terjun pada area kolam renang The Wave ... 105

69 Transportasi tram ... 106

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Masterplan kawasan Rasuna Epicentrum... 112

2 Struktur organisasi perusahaan Bakrie Swasakti Utama ... 113

3 Jurnal harian ... 114

4 Siteplan proyek helipad... 130

5 Rencana vegetasi proyek helipad ... 131

6 Desain penanaman proyek helipad ... 132

7 Siteplan proyek ringroad alternatif 1 ... 133

8 Desain penanaman proyek ringroad alternatif 1 ... 134

9 Siteplan proyek ringroad alternatif 2 ... 135

10 Desain penanaman proyek ringroad alternatif 2 ... 136

11 Siteplan proyek ringroad alternatif 3 ... 137

12 Desain penanaman proyek ringroad alternatif 3 ... 138

13 Siteplan proyek ringroad alternatif 4 ... 139

14 Desain penanaman proyek ringroad alternatif 4 ... 140

15 Rencana vegetasi proyek Planter Box Bakrie Tower ... 141

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang dinamis secara administratif mempunyai luas kurang lebih 65.000 ha, yang terbagi menjadi 5 wilayah kota (Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta selatan) dan 1 kabupaten (Kepulauan Seribu). Menurut sensus pada tahun 2011 jumlah penduduk DKI Jakarta berjumlah 9,6 juta jiwa ditambah warga luar Jakarta pada siang hari sebanyak 2,5 juta. Dengan begitu di siang hari, populasi di Jakarta sudah mencapai 12,1 juta jiwa. Meningkatnya angka jumlah penduduk di Jakarta yang terjadi setiap tahunnya menjadikan daya tarik bagi perusahaan-perusahaan pengembang yang bergerak di bidang pengembangan kawasan pada suatu perkotaan untuk menghadirkan suatu kawasan baru dengan sarana dan prasarana yang berada di sekitarnya seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, rumah susun apartemen, fasilitas pendidikan dan lain-lain. Akan tetapi, sering kali kawasan baru tersebut tidak didukung dengan kondisi ruang terbuka hijau atau lanskap yang berada di sekitarnya dan di kelilingi oleh gedung-gedung bertingkat yang akan menjadikan suatu kawasan yang padat.

(17)

mempunyai fokus masing-masing untuk melengkapi suatu area atau kawasan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Salah satu anak perushaan PT Bakrieland Development Tbk adalah PT Bakrie Swasakti Utama, perusahaan ini berfokus kepada pengembangan kawasan di DKI Jakarta yang memperhatikan pentingnya ruang terbuka hijau dalam suatu kawasan. Perusahaan ini telah menyelesaikan proyek Wisma Bakrie 1 dan 2, Graha Capital dan saat ini sedang melaksanakan proyek di bidang pengembangan properti perkotaan yaitu di Jakarta Selatan tepatnya berada di daerah Kuningan dengan proyek pembuatan suatu kawasan bisnis yang bernama Kawasan Rasuna Epicentrum. Kawasan ini dirancang dengan tema mixed-use area yang selaras dengan lanskap yang berada di sekitarnya. Penataan lanskap yang juga mengarah kepada taraf internasional dengan menghadirkan satu ciri khas yang dapat menjadi sebuah keunggulan tersendiri bagi kawasan tersebut.

1.2. Tujuan

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan keterampilan serta soft kill dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada proses perancangan lanskap suatu kawasan yang dilaksanakan di PT Bakrie Swasakti Utama. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah :

1. mempelajari sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap kawasan maupun pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh PT Bakrie Swasakti Utama.

(18)

1.3. Manfaat

Manfaat dari kegiatan magang yang dilakukan di PT Bakrie Swasakti Utama ini adalah :

1. mengembangkan sikap profesionalisme kerja dalam lingkup keilmuan arsitektur lanskap yang terwujud melalui kegiatan praktek perancangan lanskap pada suatu kawasan di perkotaan.

2. meningkatkan soft kill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja khususnya pada proses perancangan dalam satu kawasan di perkotaan. 3. meningkatan keterampilan teknik perancangan dan menambah

pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa dengan PT Bakrie Swasakti Utama.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanskap

Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari dua bagian yang membentuknya yaitu lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami merupakan lanskap yang terbentuk oleh elemen-elemen atau komponen secara alami sesuai dengan kaitannya dengan alam. Lanskap alami diekspresikan oleh suatu pemandangan yang alami dengan sentuhan yang memiliki hubungan dari keseluruhan komponen di alam yang harmonis dan membentuk kesatuan yang kuat sedangkan lanskap buatan merupakan lanskap alami yang telah mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia seperti taman, area wisata dan rekreasi, danau buatan, dan lain-lain. Suatu lanskap juga dapat dikatakan sebagai suatu wajah atau karakter lahan atau tapak bagian dari permukaan bumi dengan semua kegiatan kehidupan yang ada didalamnya. Baik yang bersifat alami, non alami, atau keduanya, yang merupakan bagian total lingkungan hidup manusia beserta makhluk lainnya, sejauh indra manusia dapat menikmati dan merasakannya serta sejauh imajinasi dapat membayangkan.

2.2. Tata Ruang

Tata dapat diartikan sebagai aturan atau kaidah aturan dan susunan atau cara menyusun sedangkan ruang merupakan wadah atau tempat atau lingkungan. Jayadinata (1999), mendefinisikan ruang berdasarkan aspek geografi umum dan geografi regional. Dalam aspek geografi umum, ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer yang berarti tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Dilihat dalam aspek geografi regional, ruang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi. Batas geografi itu berarti memiliki batas keadaan fisik, sosial atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan di bawahnya.

(20)

dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Definisi tata ruang menurut Sugandi dan Murtopo dalam Adisasmita (2010), dimana tata ruang lebih menekankan kepada kegiatan menata yang merupakan suatu pengaturan susunan ruang dalam suatu wilayah atau daerah sehingga tercipta sebagai prasyarat yang bermanfaat bagi segi ekonomi, sosial, budaya dan politik yang dapat bermanfaat bagi wilayah itu sendiri. Tata ruang ditinjau dalam segi perkembangan ruang adalah suatu wadah tiga dimensi yang mempunyai tinggi, lebar dan kedalaman yang menyangkut bumi, air, sungai, danau, lautan dan yang terkandung didalamnya maupun angkasa luar yang dapat diperuntukkan dan penggunaannya serta pengelolaannya dapat diambil manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

2.3. Kota

Definisi kota dilihat secara geografis yang berada dalam Jayadinata (1999) merupakan suatu tempat yang terdapat jumlah penduduknya yang banyak, rumah-rumahnya atau tempat tinggalnya secara berkelompok dan mata pencahariaan penduduknya bukan pertanian. Kota menurut pengertian umum adalah tempat yang mempunyai prasarana kota yaitu bangunan besar-besar (perkantoran), jalan yang lebar, pasar yang luas beserta pertokoan, jaringan kawat listrik dan jaringan pipa air. Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling kompleks, karena pengembangannya dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntunan hidup.

(21)

hasil rekayasa manusia untuk memenuhi kehidupan ekonomi penggunanya. serta kota juga mempengaruhi kehidupan di segala bidang, yang berdampak pada timbulnya masalah-masalah yang semakin kompleks sehingga memerlukan pemecahaan suatu solusi (Mulyandari, 2001). Menurut Imendagri no. 14 tahun 1988, kota didefinisikan sebagai pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administratif yang diatur dalam peraturan perundangan serta telah memperhatikan watak dan ciri perkotaan. Serta menurut Simonds (2006) kota didefinisikan sebagai bentukan lanskap buatan manusia yang terjadi akibat kegiatan manusia dalam mengelola kepentingan hidupnya.

2.3.1.Klasifikasi Kota

Menurut Djunaedi (2000), Kota dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota itu sendiri. Klasifikasi menurut jumlah penduduk :

1.kota kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa, 2.kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa, 3.kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa,

4.metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa, dan 5.megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa.

Klasifikasi menurut Djunaedi (2000) dibagi berdasarkan tingkat perkembangan kota:

1. tahap ecopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa ke arah kehidupan kota,

2. tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris,

3. tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagian kehidupan ekonomi masyarakat ke sektor industri,

(22)

5. tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi, dan

6. tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

Jika dilihat dari jumlah penduduk, Kota Jakarta termasuk ke dalam kota megapolitan dikarenakan Kota Jakarta memiliki jumlah penduduknya sudah mencapai 7,55 juta jiwa sedangkan menurut tingkat perkembangan kota, Jakarta termasuk ke dalam tahap metropolis dan mengarah ke arah megapolis. Oleh karena itu, kota Jakarta lebih dikenal dengan istilah kota metropolitan. Menurut Adisasmita (2010), kota metropolitan merupakan suatu bentuk dari kesatuan sistem perkotaan antara kota besar dengan sekelilingnya yang biasa disebut dengan kota satelit dimana terdapat pembagian tugas antara kota inti dan kota satelit dalam memberikan pelayanan.

2.3.2.Kawasan Bisnis

Kawasan sistem pusat kegiatan atau kawasan bisnis adalah kawasan yang diarahkan bagi pemusatan berbagai kegiatan campuran maupun yang spesifik, memiliki fungsi strategis dalam menarik berbagai kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi dan budaya serta kegiatan pelayanan kota. Menurut hirarki terdiri dari kawasan pusat kegiatan primer, kawasan pusat kegiatan sekunder dan kawasan pusat kegiatan tersier. Kawasan pusat kegiatan primer adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala nasional atau beberapa provinsi dan internasional. Kawasan pusat kegiatan sekunder adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kota/kabupaten administrasi. Kawasan pusat kegiatan tersier adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kota/kabupaten administrasi atau beberapa kecamatan.

(23)

yang memiliki kawasan bisnis di setiap sudut kotanya. Salah satu kawasan bisnis di Kota Jakarta adalah Kuningan. Daerah Kuningan di Jakarta Selatan telah menjadi Kawasan Bisnis yang dilengkapi berbagai tempat aktivitas yang terpenting seperti adanya kawasan bangunan kedutaan negara asing, Bunderan Hotel Indonesia, dan berbagai bangunan perkantoran.

2.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 tahun 2007, secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

Kota Jakarta memiliki beberapa jenis ruang terbuka publik misalnya taman bermain, taman kompleks (perumahan), dan taman rekreasi. Ruang terbuka menciptakan karakter masyarakat kota itu sendiri. Ruang terbuka itu sendiri dapat berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau. Luas dan persentase lahan terbangun dan potensi RTH di wilayah DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1. Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik (public space). Setiap kota diharapkan melakukan penataan terhadap kawasan ruang publik dan disusun dalam Rencana Tata Ruang (RTR) kota. Dalam menyusun perencanaan tata ruang wilayah kota, maka suatu kota harus menyediakan dan memanfaatkan areal untuk ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik (Joga dan Ismaun, 2011).

Tabel 1. Penggunaan lahan di DKI Jakarta tahun 2008 No. Guna Lahan Luas wilayah Persentase

1 Lahan terbangun 42.941,38 ha 66,62 %

(24)

3 RTH Privat 15.205,92 ha 23,59 % Luasan Daratan

DKI Jakarta 64.457,19 ha

100 %

Sumber: Joga dan Ismaun, 2011

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian RTH kawasan perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika. Ruang terbuka hijau yang berada diperkotaan merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi, kawasan hijau kegiatan olahraga, dan kawasan pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk vegetasinya (Riswandi, 2004).

RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan (urban space) yang diisi oleh vegetasi guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. RTH merupakan bagian dari elemen perkotaan yang menjadi bagian yang terpenting untuk sirkulasi udara perkotaan atau yang biasa disebut sebagai paru-paru kota. Secara umum RTH didominasi oleh banyak pepohonan yang rimbun dan termasuk kedalam kasus pertamanan. Hal ini dikarenakan sebuah ruang terbuka menjadi sebuah bagian dari taman perkotaan, areal pemakaman, ruang cadangan pemukiman,dan lain-lain (Edyanto, 2010).

2.5. Arsitektur Lanskap

(25)

akhirnya dapat tersajikan dalam suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim, 2012). Di dalam aktivitas profesional kerjanya seorang arsitek lanskap mempunyai komponen kegiatan dengan adanya pengklasifikasian yang berdasarkan kepada tuntutan kebutuhan masyarakat yaitu perencanaan lanskap, perancangan lanskap, dan pengelolaan.

2.5.1.Perencanaaan Lanskap

Menurut Hakim (2012), perencanaan lanskap merupakan suatu gagasan atau pendapat untuk memberikan masukan ke dalam tapak/ lahan yang akan direncanakan. Perencanaan lanskap harus terdapat suatu sistem ekologi yang kuat dan alami yang menjadikan suatu dasar serta berkonsentrasikan kepada suatu evaluasi keadaan tanah atau tempat yang berkesinambungan untuk mempunyai fungsi yang tepat. Proses ini selalu didukung dengan adanya sebuah tim yang memfokuskan kepada suatu rencana tapak atau hukum. Perencanaan lanskap adalah suatu proses kolaboratif untuk memberdayakan peran-serta masyarakat dalam mengambil keputusan, pembebasan lahan, pengembangan, konektivitas, pendanaan dan pengelolaan.

2.5.2.Perancangan Lanskap

(26)

Menurut Simonds (2006) perancangan lanskap lebih ditujukan kepada penggunaan volume dan ruang, yang setiap volume mempunyai bentuk, ukuran, warna, tekstur dan kualitas lain sebagai pencirinya. Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanksap terdiri atas Commission, Research, Analysis, Synthesis, Construction, and Operation. Commission adalah tahap dimana klien menyatakan keinginannya atau kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap inventarisasi atau pengumpulan data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar dan potensi tapak.

Synthesis merupakan tahap perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi sistematis atas menentukan metode pelaksanaan.

Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan membuat dokumen pekerjaan, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan secara periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.

Dalam Ingels (2004), perancangan yang menghasilkan suatu desain harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam desain tersebut seperti keseimbangan, titik pusat yang menjadi perhatian (focal point), simpel, irama, proporsi, dan kesatuan. Desain yang mempunyai keseimbangan antara satu sisi dengan sisi yang lainnya akan jauh lebih baik untuk dilihat maka nilai estetika yang terkandung dalam desain tersebut lebih tinggi. Titik pusat yang menjadi perhatian (focal point)

(27)

berbagai elemen atau komponen dan unsur yang ada dalam suatu rancangan. Keharmonisan ini akan membentuk suatu karakter yang khas dari suatu rancangan lanskap.

2.5.3.Pengelolaan Lanskap

Suatu obyek yang telah dirancang kemudian dilakukan pelaksanaan pembangunan atau implementasi, setelah dilakukan tahap implementasi maka perlu adanya suatu pengelolaan/pemeliharaan agar obyek tersebut tetap berada pada kondisi yang baik. Pengelolaan menurut Oktaviarni (2008) berhubungan dengan kebijakan dan perencanaan yang panjang dan organisasi dari staf dan pelengkapan untuk mencapai pemeliharaan yang efektif. Dengan melakukan pemeliharaan yang efektif maka suatu lanskap atau obyek yang telah di implementasikan akan mengandung nilai estetika yang lebih tinggi dan menjadikan obyek tersebut lebih nyaman untuk dilihat.

2.6. Proyek

Menurut buku panduan PMBOK ( A Guide to the Project Management Body of Knowledge ) dalam Heryanto dan Triwibowo (2009), proyek adalah suatu usaha sementara yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang unik. Makna sementara yakni setiap proyek memiliki tanggal mulai dan selesai yang tertentu. Sedangkan makna unik berarti produk atau jasa yang dihasilkan adalah berbeda dari produk atau jasa sejenis lainnya, tidak ada dua proyek yang seratus persen sama.

(28)

mendapatkan suatu hasil yang dapat memuaskan. Urutan langkah dalam pengerjaan suatu proyek lanskap adalah dimulai menerjemahkan keingingan atau hasrat dari klien, selanjutnya bergerak ke tahap desain, kemudian akhirnya masuk ke dalam tahapan konstruksi dan dilanjutkan dengan pemeliharaan serta pengelolaan.

Menurut Ingels (2004) suatu proyek lanskap akan melibatkan klien dan tenaga ahli yang berkaitan dengan bidangnya seperti arsitek, insiyur sipil, arsitek lanskap, perusahaan kontraktor lanskap, perusahaan pemeliharaan dan pemasok material. Kontraktor adalah pihak yang bekerja untuk klien dalam suatu kontrak atau wakil dari klien. Subkontraktor adalah kontaktor yang disewa oleh kontraktor utama untuk melakukan porsi pekerjaan proyek. Biasanya subkontraktor berhubungan langsung dengan kontraktor utama bukan dengan klien. Hubungan kontraktual yang dijalankan pada suatu proyek dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan kontraktual suatu proyek Sumber : Ingels, 2004

2.7. Kawasan Rasuna Epicentrum

Rasuna Epicentrum adalah kawasan superblok terbesar dari Bakrieland yang terletak di wilayah Kuningan, Jakarta. Rasuna Epicentrum akan menjadi superblok pertama di Jakarta yang membawa paradigma baru mengenai urban development. Kawasan ini mengangkat sebuah konsep live, work, and play yang berintegrasi dengan gaya hidup masyarakat serta karya arsitektur kelas dunia yang berkualitas tinggi. Area mixed-use terintegrasi mempunyai konsep retail outdoor

Klien

Konsultan Lanskap

Kontraktor Lanskap

(29)

yang modern yang diberi nama dengan media walk, dimana setiap blok pada Rasuna Epicentrum menyatu dan masing-masing memiliki kontribusi besar untuk kesuksesan seluruh konsep. Area yang memiliki batas yang jelas antara aksesibilitas untuk pejalan kaki dan kendaraan bermotor, juga memiliki pedestrian hijau yang luas dan sangat tertata untuk area publik.

Rasuna Epicentrum mempunyai luasan mencapai 53,5 Ha dan akan berkembang menjadi 70 hektar yang diantaranya gedung perkantoran, kondominium, taman, dan lain-lain (Gambar 2). Kondisi tata ruang yang telah dikembangkan oleh pihak perusahaan dapat dilihat pada gambar masterplan yang selalu dilakukan perbaikan sesuai dengan kondisi eksisting di lapangan. Gambar masterplan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Kawasan ini disediakan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan keuntungan bagi penghuni, pengunjung dan investor. Kawasan ini didesain dengan konsep modern “Citywalk” sehingga tercipta suasana unit dengan pedestrian yang menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kawasan ini dijadikan kawasan dengan aktivitas 24 jam yang terdiri dari Lifestyle Club, The Convergence Indonesia, Bakrie Tower, Apartemen Taman Rasuna, Pasar festival, Aston Rasuna Residence, Rasuna Office Park, Klub Rasuna, Epicentrum Circle, dan

Media Walk & Lifestyle Center. Kawasan ini juga dikelilingi oleh tiga jalan utama yang lebih dikenal dengan “Golden Triangle”, yaitu Jl. R.Rasuna Said, Jl. Gatot Subroto, dan Jl. Prof. Dr. Satrio.

Gambar 2. Kawasan Rasuna Epicentrum Sumber : A. www.dinastataruang.com

B. PT Bakrie Swasakti Utama, 2011 2.7.1.Tanah dan Topografi

Tanah merupakan benda yang tidak homogen, sangat bervariasi baik secara fisik (warna, tekstur, struktur) maupun secara kimia atau kandungan mineralnya

(30)

yang digunakan sebagai dasar pengolahan untuk berbagai penggunaan tanah. Berdasarkan data tahun 2011, jenis tanah di daerah Kuningan diklasifikasikan kedalam jenis tanah lempung yang mempunyai kadar air yang tinggi. Tanah lempung atau tanah liat adalah tanah akan membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah. Kondisi tanah yang masam (pH < 6,5) dapat dikondisikan dengan penambahan kapur dolomit. Kapur dolomite [CaMg(CO3)2]

adalah kapur yang memiliki kandungan kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya terdapat dalam jumlah banyak. Pemberian kapur dolomite berguna untuk menaikkan pH tanah yang asam, senyawa Ca atau Mg serta mampu menekan dan menetralkan sifat buruk dari unsur-unsur yang dapat berpotensi untuk meracuni tanaman seperti aluminium.

Pengapuran dapat menciptakan struktur tanah menjadi lebih baik sehingga mikroorganisme tanah dapat hidup dan berkembang dengan baik serta menstimulir terbentuknya unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan kondisi tanah yang basa (pH >7) dapat dikondisikan dengan penambahan Asam Sulfida. Oleh karena itu, diperlukan penambahan top soil dan media tanam dilakukan pada area hijau dan planter box. Topografi pada rasuna epicentrum relatif datar karena pada saat pembangunan, tanah mengalami cut and fill untuk mendapatkan kontur yang lebih datar karena kawasain ini merupakan kawasan terbangun.

2.7.2. Vegetasi

(31)

(Sammanea saman),dan lain-lain. Dalam penggunaan pada lokasi dapat dilihat melalui Gambar 3.

Gambar 3. Penempatan tanaman pada lokasi (Foto : Messalina, 2012)

2.7.3. Hidrologi

Kawasan Rasuna Epicentrum ini dilewati oleh sungai Cideng sehingga menjadikan kawasan ini mengembangkan konsep menjadi kawasan waterfront

yang dimana orientasi bangunan yang berada disisi sungai menghadap ke arahnya. Keberadaan sungai ini digunakan sebagai area serapan sehingga pada sungai ini dilakukan sistem penjernihan air sehingga air yang terdapat di sungai tersebut dapat lebih jernih (Gambar 4). Sungai tersebut sengaja dibendung untuk menambah nilai estetika pada kawasan tersebut.

Gambar 4. Sungai Cideng

Keterangan: A. Sungai cideng; B. Alat penjernihan air (Foto : Messalina, 2012)

Sistem hidrologi yang terdapat pada Rasuna Epicentrum ini dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem air bersih dan sistem irigasi. Sistem air bersih yang digunakan dalam Kawasan Rasuna Epicentrum ini yaitu bekerja sama

(32)

dengan PAM. Sedangkan menggunakan sistem irigasi dapat memberikan efisiensi dalam penggunaannya. Hal ini dapat dilakukan melalui :

 pengurangan jumlah air yang diberikan ke area penanaman,

 mengurangi kebocoran pada sistem irigasi,

 pergiliran pemberian air berdasarkan saluran sekunder dan saluran tertier atau dengan sistem terputus (intermittent), dan

 mengelola air hujan dan air limbah di lingkungan epicentrum dengan tujuan penghematan penggunaan air bersih.

(33)

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

[image:33.595.100.494.102.750.2]

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat magang mengenai Perancangan Lanskap pada Kawasan Bisnis adalah PT Bakrieland Development Tbk dan kemudian ditempatkan pada PT Bakrie Swasakti Utama. Magang ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2012. PT Bakrie Swasakti Utama ini merupakan sebuah anak perusahaan dari PT Bakrieland Development Tbk yang bergerak di bidang properti khususnya dalam hal pemeliharaan gedung-gedung perkantoran dan lingkungan di sekitarnya serta pembangunan gedung-gedung perkantoran yang dilengkapi dengan ruang terbuka hijau atau lanskap di sekitarnya. PT Bakrie Swasakti Utama berlokasi di Lantai dasar podium utara, Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. HR. Rasuna Said (Gambar 5).

(34)

3.2. Metode Magang

Metode yang dilakukan selama kegiatan magang pada PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), yaitu:

1. pengenalan kelembagaan perusahaan

Merupakan kegiatan orientasi mahasiswa magang dengan staf dan divisi dalam perusahaan, pengamatan sejarah, latar belakang, pengenalan struktur organisasi, teknologi dan sumberdaya, pembagian kerja, dan prosedur pengerjaan proyek yang berlaku pada PT BSU.

2. proses perancangan di Studio

Mempelajari proses perancangan di studio yang meliputi tahap persiapan, pengumpulan data inventarisasi, analisis untuk mendesain, konsep desain hingga menghasilkan suatu produk desain. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang utama pada pelaksanaan magang yaitu dengan mengikuti sistem kerja perusahaan dalam melakukan pekerjaan studio pada suatu proyek lanskap.

3. kunjungan lapang

Kegiatan kunjungan ke tapak proyek yang dikerjakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal dan mempelajari kondisi eksisting lebih detail. Selain itu kunjungan lapang dilakukan apabila proyek tersebut sedang berlangsung dengan adaya pengawasan terhadap proyek tersebut.

4. pengumpulan data dan studi pustaka

(35)

3.3. Data Magang

Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dalam bentuk data kuantitatif maupun kualitatif mengenai sumberdaya alam dan lingkungan serta bentukan lanskap. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan dan melalui wawancara pada pihak perusahaan, pekerja, dan pihak lain yang terkait dengan proyek yang dikerjakan. Data sekunder berasal dari studi pustaka yang dilakukan melalui pencarian di

website dan buku sumber, data yang diperoleh dari perusahaan dan lainnya. Jenis, bentuk, dan sumber data dapat dilihat melalui Tabel 2.

Tabel 2. Jenis, bentuk, dan sumber data

NO JENIS BENTUK SUMBER

1 Kelembagaan

Sejarah Perusahan Deskripsi Perusahaan Struktur Organisasi Deskripsi Wawancara

Bagan atau diagram Perusahaan Sistem Kerja divisi Deskripsi Wawancara

Jadwal kerja Deskripsi Wawancara

Alat dan Metode

kerja Deskripsi Dokumentasi

2 Proyek

Lokasi Deskripsi

Perusahaan, studi pustaka

Gambar wawancara, site visit

Tujuan Deskripsi Wawancara

Base plan Gambar Perusahaan

3.4. Batasan Magang

(36)

BAB IV

HASIL KEGIATAN MAGANG

Selama empat bulan masa kegiatan magang di PT Bakrie Swasakti Utama diperoleh hasil magang yang dilakukan di perusahaan yang selanjutnya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1. kelembagaan PT Bakrie Swasakti Utama, 2. Proses perancangan di studio, dan

3. Pengawasan ke lapang.

4.1. Kelembagaan PT Bakrie Swasakti Utama (BSU)

Data mengenai kelembagaan perusahaan BSU yang diperoleh pada saat kegiatan magang dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. sejarah perusahaan dari perusahaan BSU, 2. struktur organiasasi perusahaan BSU, 3. sistem kerja perusahaan BSU, dan 4. prosedur kerja perusahaan.

Data kelembagaan perusahaan diperoleh melalui proses wawancara, survei, perolehan data dari perusahaan, dan studi pustaka. Proses wawancara dan survei merupakan data primer sedangkan data yang diperoleh dari perusahaan maupun studi pustaka merupakan data sekunder.

4.1.1. Sejarah perusahaan BSU

PT Bakrie Swasakti Utama yaitu suatu perusahaan yang menangani bidang

(37)

mempunyai lokasi pada JL. Kemang Raya. Proyek yang sedang dikerjakan sekarang adalah Kawasan Rasuna Epicentrum.

4.1.2.Struktur Organisasi Perusahaan

PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) merupakan sebuah anak perusahaan dari PT Bakrieland Development TBK. PT BSU merupakan perusahaan yang mempunyai beberapa divisi yang saling berhubungan untuk menghadapi suatu proyek. Adapun struktur organisasi yang terdapat di PT BSU dapat dilihat pada lampiran 2. Divisi-divisi tersebut terdiri dari divisi Bussiness Of Directur (BOD),

Human Resource Development (HRD), Bussiness Development, Development,

Legal, Finance, Accounting, Marketing, Operational, dan IT. Divisi BOD merupakan singkatan dari Bussiness Of Directur, divisi ini ditempati oleh para direktur yang bertugas untuk menyetujui atau tidaknya suatu proyek berjalan. Divisi HRD yang merupakan singkatan dari Human Resource Development

adalah salah satu divisi yang bertugas untuk mengelola para karyawan baik dari karyawan yang baru masuk ataupun yang ingin keluar serta mengurus segala sesuatu hal yang berkaitan dengan bagian internal perusahaan. Divisi Bus Dev singkatan dari Buiness Development merupakan divisi yang menangani bagian bisnis dari Divisi Development atau pengambilan suatu proyek dan mencover

seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Development.

(38)

Divisi Finance merupakan divisi bagian keuangan yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan keuangan baik gaji maupun uang yang akan dikeluarkan pada tender suatu proyek. Divisi ini bekerja sama dengan Divisi

Accounting akan tetapi Divisi Accounting mempunyai tugas untuk melakukan penghitungan bugdet atau keuangan di perusahaan baik pembagian gaji karyawan, pembagian bonus yang dihasilkan jika perusahan berhasil melakukan tender, dan lain-lain. Divisi Marketing adalah bagian atau divisi yang bertugas mensosialisasikan atau melakukan penjualan unit-unit apartemen yang telah dibangun, penjualan tersebut dilakukan oleh sales.

4.1.3.Sistem Kerja Perusahaan

PT Bakrie Swasakti Utama mempunyai sistem kerja yang beroperasi setiap hari dikarenakan perusahaan ini menangani seluruh kawasan Rasuna Epicentrum baik dari segi penjualan, pembangunan, maupun perawatan. Akan tetapi, perusahaan ini mempunyai jam kerja yang beroperasi dari hari Senin- Jum’at pada pukul 08:30- 17:30 yang dibantu dengan kurang lebih 300 orang karyawan yang dibagi menjadi sepuluh divisi. Dari sepuluh divisi tersebut mahasiswa magang di tempatkan pada divisi development, divisi ini berhubungan langsung dengan pengembangan proyek baik dalam segi perencanaan sampai bagian pemeliharaan. Divisi development menggunakan sistem kerja seperti sistem kerja yang dilakukan oleh perusahaan konsultan maupun kontraktor.

(39)

dan potongan. Sistem manual ini hanya digunakan sebagai sketsa kasar atau coret-coret yang dilakukan oleh desainer.

Operasi komputer yang dimaksud adalah dengan menggunakan PC (Personal Computer) yang didalamnya dilengkapi software untuk mengerjakan gambar-gambar proyek persentasi. Software yang digunakan oleh para desainer (arsitek dan arsitek lanskap) adalah Adobe Photoshop CS3, Computer Aided Design (AutoCAD) 2010, Sketchup 8, dan Microsoft Office 2007 khususnya Microsoft Office Power Point, Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel. Hasil dari penggunaan operasi komputer ini adalah gambar perspektif, gambar potongan, gambar detail seperti planting plan, lighthing plan dan gambar kontruksi. Keberhasilan produk yang dihasilkan oleh divisi ini tidak terlepas dari keterampilan dan kemampuaan staff perusahaan serta peralatan dan perlengkapan yang dimiliki. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan perusahaan BSU sudah tergolong cukup lengkap. Peralatan yang ada sudah mendukung pekerjaan dalam studio juga pekerjaan saat survei dan pengawasan di lapangan. Berbagai peralatan ini yang digunakan perusahaan khususnya pada Divisi Development adalah:

1. unit komputer yang berada di masing-masing staff, 2. satu unit Scanner,

3. satu unit printer A3 yang sekaligus A4,

4. berbagai alat gambar yang dimiliki setiap desainer (marker, spidol, pensil warna, drawing pen dan pensil),

5. White Board,

6. Trassing paper dan kalkir,

7. Kertas ukuran A4, A3, F4 dan art paper, 8. Papan plastik (board) untuk panel presentasi, 9. Rak buku dan file, dan

10.Meteran.

(40)

Gambar 6. Situasi ruang penerimaan tamu (lobby) PT Bakrie Swasakti Utama (Foto: Messalina, 2012)

Gambar 7. Situasi studio kerja PT Bakrie Swasakti Utama (Foto: Messalina,2012)

Gambar 8. Peralatan dan bahan yang tersedia di PT Bakrie Swasakti Utama (foto: Messalina, 2012)

4.1.4.Prosedur kerja perusahaan

(41)

sumber daya personil proyek. Sub-kontrak yaitu pengerjaan proyek yang diproyekkan atau dilakukan dengan sistem tender maupun dilimpahkan ke perusahaan lain yakni konsultan lain (Heryanto dan Triwibowo, 2009).

PT Bakrie Swasakti Utama memiliki kedua cara dalam pengerjaan proyek seperti yang dikemukakan oleh Heryanto dan Triwibowo (2009), pada proyek yang berskala kecil pihak perusahaan melakukan dengan cara swakelola sedangkan untuk proyek yang berskala besar pihak perusahaan menggunakan cara sub-kontrak. Adapun proyek dalam skala kecil yakni adanya penggantian tanaman ataupun adanya penambahan elemen pada suatu tapak sedangkan untuk proyek yang berskala besar pihak perusahaan akan melakukan tender ataupun melakukan penunjukkan kepada salah satu konsultan atau kontraktor yang akan menjalankan proyek.

Tahapan proyek yang diterapkan oleh PT Bakrie Swasakti Utama terdiri dari 7 tahap, yaitu :

1. tahap studi awal

Tahap studi awal ini merupakan suatu tahap awal yang dilakukan oleh

Business Development Division (Divisi Bus dev) dengan melihat definisi proyek yakni pembangunan properti yang dapat berupa apartemen, perkantoran, hotel, mal, dan sejenisnya beserta sarana prasarana penunjangnya yang merupakan properti komersial dan menjadi produk utama dari perusahaan. Divisi Bus Dev didukung oleh marketing, operation, finance, design management (baik dalam

(42)

sampai disetujui oleh direktur. Dari tahapan studi awal ini maka akan menghasilkan suatu output yang berupa internal bussines plan, market analysis,

[image:42.595.109.432.161.593.2]

dan master plan maupun masih berupa gambar preliminary design. Tahapan ini dapat dilihat secara skematik pada Gambar 9.

Gambar 9. Tahap studi awal proyek Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011

2. tahap pendalaman FS oleh konsultan

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari studi awal suatu proyek setelah terpilihnya konsultan untuk melakukan Feasibility Study (FS). Pendalaman FS ini dipimpin atau mendapatkan pengawasan dari Divisi Bus Dev (Bussiness Development) yang didukung oleh divisi Marketing, Operation, Finance, Design Management, Project Management, ADM & Contract monitoring, Legal, Project Manager dan beberapa konsultan yang mengikuti atau terlibat dari proyek seperti

Start

Pemilihan/Penunjukan Konsultan untuk Feasibility Study (FS) Feasibility Study (FS) Internal (Div. BusDev melibatkan divisi terkait)

Rencana Proyek Pembangunan

Persetujuan BOD untuk Preliminary FS

(43)

konsultan arsitek, konsultan masterplan, konsultan perencana dan konsultan QS (Quantity Surveyor). Pada tahap ini akan menghasilkan suatu input atau pemasukan yang dapat berupa project background (gambaran awal dari proyek yang akan dilakukan), data existing site (data awal yang didapatkan dari pengamatan di tapak), design brief , dan any related regulation. Berdasarkan input tersebut menghasilkan suatu final project yang akan mendapatkan persetujuan dari Divisi Bussiness Of Directure (BOD) atau keluarnya kelayakan ijin, financial (keuangan) baik proyek yang akan dibangun maupun yang akan dijual. Jika telah mendapatkan ijin dari Divisi BOD maka akan menghasilkan suatu pengeluaran yang berupa gambaran awal dari rencana biaya, jadwal pengerjaan, analisis dan konsep desain. Apabila tidak mendapatkan persetujuan dari Divisi BOD maka divisi-divisi yang terlibat dalam proyek harus kembali melakukan tahap pendalaman FS dengan konsultan. Tahapan ini dapat dilihat secara skematik pada Gambar 10.

Gambar 10. Tahap pendalaman FS oleh konsultan Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011 Conducted by:

Business Development Div dan FS Consultant

Supervised by:

Marketing, Finance, Operation, Design Management (P & D Div), Project Management (PCM Div), ADM & Contract Monitoring (CPA), Legal, Other Related consultant, dan Project Manajer

Feasibility Study (FS) (Konsultan)

Final Report Feasibility Study (FS) (Business

Development Div)

Final Report Feasibility Study (FS) (Business

(44)

3. tahap persiapan tender konsultan

Tahap persiapan tender dipimpin oleh project manager yang bertugas sebagai ketua tim proyek. Seorang project manager mengeluarkan suatu permintaan tender kepada para konsultan seperti konsultan QS (Quantity Surveyor) yang merupakan Divisi Cost Planning Administration (CPA) atau

Administration and Contract Monitoring (ACM)); konsultan arsitek, struktur, MEP, Lighting (divisi Design and Planning atau Development); dan konsultan CM atau PM (divisi proyek manajemen atau ketua proyek). Setelah adanya permintaan tersebut maka diadakan pemilihan untuk menjadi panitia tender atau tim pelaksana pada masing-masing konsultan (konsultan QS, Konsultan Design, dan konsultan CM atau PM). Berdasarkan Prelimary Cost Plan FS dan Design Brief yang merupakan input dari tahap pendalaman FS maka konsultan QS bertugas untuk membuat Budget Estimate, Cost Plan, Cash Out Plan, dan Cost Report . Konsultan QS menghasilkan suatu pengeluaran atau Ouput yang berupa

Bill of Quantity For Tender dan Cost Plan Report.

Jika dilihat dari Design Criteria FS dan Design Brief maka konsultan desain mempunyai tugas untuk membuat Concept Design, Schematic Design dan Design Development, semua desain yang terkait diserahkan kepada konsultan desain. Dari tugas yang telah dikerjakan oleh konsultan desain maka akan menghasilkan suatu output atau pengeluaran berupa gambar dan spesifikasinya untuk dilakukan tender. Sedangkan berdasarkan Prelimary Schedule Planning FS dan Design Brief

maka suatu konsultan CM atau PM mempunyai tugas membuat Master Schedule, Contruction Method Guidance, Review dan sinkronisasi desain. Dari tugas yang dikerjakan oleh konsultan CM atau PM maka akan menghasilkan suatu output atau pengeluaran yang berupa Master Schedule, Contruction Method Guidance,dan Quality Plan. Tahapan ini dapat dilihat secara skematik pada Gambar 11.

TOR yang harus diberikan kepada konsultan yang terlibat dalam tender dari proyek tersebut, terdiri dari :

1. latar belakang dari proyek 2. deskripsi proyek

(45)

b) estimasi lantai pada area, berapa lantai/ tingkat yang akan di bangun

3. visi dan misi proyek 4. periode atau jadwal proyek 5. spesifikasi pembelian

a) nilai perusahaan atau gambar yang mewakilinya b) nilai kualitas standar bangunan

c) pemilihan gaya dalam arsitektur 6. layanan yang diperlukan oleh konsultan 7. pihak yang terlibat

8. pengiriman konsultan yang diharapkan dengan ketentuan a) mengirimkan rincian dari lingkup pelayanan

b) mengirimkan personel yang bertanggung jawab dan cv mereka masing-masing

c) mengirimkan kerangka waktu dari suatu desain

d) mengirimkan metode dalam menghadapi suatu perkerjaan e) mengirimkan biaya dan ketentuan pembayaran

(46)
[image:46.595.110.512.68.444.2]

Gambar 11. Tahap persiapan tender konsultan Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011 4. tahap tender

Pada tahap ini dipimpin oleh seorang project manager yang diorganisasikan oleh konsultan Quantity Surveyor (QS) dan didukung oleh panitia tender yang terdiri dari divisi finance, Administration and Contract Monitoring (ACM), dan Divisi project management (PCM). Sedangkan secara teknik/ lapangan didukung oleh tim teknik dari konsultan arsitektur, konsultan sipil dan struktur, dan konsultan CM serta didukung oleh tim proyek itu sendiri. Pelaksanaan tender dimulai dengan melakukan pengecekan alokasi budget atau biaya jika disetujui oleh Bussiness Of Directure (BOD) maka tahap selajutnya dilakukan tahap pra-kualifikasi sedangkan jika tidak disetujui oleh BOD maka perlu dilakukan pengajuan budget atau biaya kembali ke pihak BOD. Kriteria untuk melakukan tahap pra-kualifikasi pada suatu proyek yang akan dilakukan tender yaitu spesialisasi, ukuran dan kelas dari kontraktor, organisasi (jumlah pekerja dan staff), track record dan referensi proyek, reputasi, pengalaman dalam proyek

2

Project Manager ( Tim Leader)

Pemilihan Konsultan QS (Panitia Tender dan Tim Teknis)

Request Tender Konsultan CM/PM (Div. CM / PM) Request Tender Konsultan

Ars, Struktur, MEP, dan Ligthing (Div. D & P / DM) Request Tender Konsultan

QS (Div. CPA / ACM)

Pemilihan Konsultan Desain (Panitia Tender dan Tim Teknis)

Pemilihan Konsultan CM / PM (Panitia Tender dan Tim Teknis)

Berdasarkan Premilary Cost & Design Brief : Konsultan QS membuat Budget Estimate, Cost Plan, Cost Out Plan, dan Cost Repot.

Berdasarkan Kriteria FS & Design Brief : Konsultan Desain membuat Concept Design, Schematic Design dan Design Development (All Design Consultant)

Berdasarkan Premilary Schedule Planning FS, & Design Brief : Konsultan CM /PM membuat Master Schedule, Construction Method Guidance, Review dan Sinkronisasi design

Output:

Bill of Quantity for tender dan Cost Plan Report (Konsultan QS)

Output:

Drawing & Specification for tender (All Design

Consultant)

Output:

Master Schedule, Construction Method Guidance dan Quality Plan

(47)

serupa, peralatan pendukung yang dimiliki, dokumen status hukum yang jelas, sampel/ contoh proyek yang sedang dikerjakan atau dalam pengerjaan, kapasitas keuangan, rekomendasi dari klien lain, dan lisensi dari profesionalisme kerja. Setelah melihat kriteria tersebut dan mempunyai serta memenuhi semua kriteria yang diinginkan maka project manager atau tim proyek tersebut mengundang vendor yang telah memenuhi semua kriteria yang diinginkan untuk melakukan proses Aanwijzing dan site visit (berkunjung ke tapak yang akan digunakan).

Setelah itu dilakukan tahap tender submission oleh kontaktor, pada tahap ini dilakukan pembukaan dokumen penawaran yang disaksikan oleh owner dan tim. Setelah dilakukannya penawaran oleh kontraktor maka proses klarifikasi dijalankan dengan memperhatikan beberapa ketentuan dari masing-masing konsultan. Kontraktor harus memperhatikan bill of quantity (BQ), ketentuan administrasi dan draft kontrak dari konsultan Quantity Surveyor (QS). Kontraktor juga harus memperhatikan drawing and specification for tender dari konsultan arsitek, MEP, struktur,dan lain-lain. Kontraktor harus lebih memperhatikan

(48)
[image:48.595.104.512.80.504.2]

Gambar 12. Tahap pelaksanaan tender Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011

5. tahap kontruksi

Kontruksi baru akan dilaksanakan apabila kontraktor sudah mendapatkan SPK (Surat Perintah Kerja) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Setelah dikeluarkan SPK tersebut maka kontraktor yang terpilih melakukan persiapan pekerjaan, diawali dengan mengadakan pertemuan dengan para staff yang bekerja pada kontraktor tersebut. Tahap ini disebut dengan kick of meeting. Tahap kick of meeting dilakukan kontraktor beserta para staffnya untuk membicarakan bagaimana teknis di lapangan dan bagaimana diadakannya pembagian kerja. Setelah diadakannya tahap tersebut kontraktor siap untuk melakukan kegiatan lapang dimulai dengan melakukan kunjungan ke site atau tapak yang akan dilakukan pembangunan. Kunjungan ke tapak yang dilakukan oleh kontraktor

Pelaksanaan Tender

Approval BOD

Prakualifikasi

Proses klarifikasi

Membuat Evaluasi Panitia Tender Pembukaan dokumen penawaran

(disaksikan oleh tim dan user) Proses Aanwijzing & Site visit

Mengundang vendor yang memenuhi kriteria

Tender Submission Kontraktor Cek alokasi

budget

Dokumen Kontrak (BQ, Tender Drawing & Specification, Contract, dan Minutes Of Meeting) Drawing &

Specification for Tender (Konsultan Arsitek, Struktur, MEP, Other)

Bill of Quantity, Ketentuan Administrasi Tender,

dan Draft Kontrak. (Konsultan QS)

Penerbitan Kontrak Kerja Penerbitan Surat Perintah Kerja

(SPK) Rekomendasi BOD Pengajuan Budget ke BOD Ya Tidak 3 3 4 3

Bill of Quantity, Ketentuan Administrasi Tender,

(49)

dengan membawa gambar yang telah disediakan oleh perusahaan atau konsultan yang terkait dengan proyek berupa gambar konstruksi.

Perusahaan (owner atau klien) membuat pengorganisasian proyek tersebut yang dapat berupa Standar Opersional (SOP) dan peraturan atau ketentuan proyek yang harus dipatuhi kemudian diinformasikan kepada kontraktor. Dengan menaati peraturan atau ketentuan proyek tersebutlah kontraktor yang terpilih boleh melakukan kegiatan kontruksi, yang sebagaimana pembangunan tersebut harus sesuai dengan dokumen proyek baik dokumen untuk tender maupun dokumen untuk melakukan pembangunan atau kontruksi. Jika sudah sesuai dengan dokumen yang telah dibuat dan disepakati tersebut serta tidak terdapatnya variasi dalam permintaan pada dokumen maka kontraktor diperbolehkan untuk melakukan proses konstruksi. Apabila tidak sesuai, maka kontaktor berhak untuk membuat pengajuan yang dapat berupa permintaan agar dokumen yang tidak sesuai tersebut diganti. Pengajuan tersebut kemudian dibicarakan oleh konsultan

Quantity Surveyor (QS) dan CM, jika telah mendapatkan verifikasi dari kedua konsultan tersebut kemudian harus meminta persetujuan pihak owner (klien). Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak owner dan masih terdapatnya permintaan perubahan dokumen maka pihak owner akan mengeluarkan atau menerbitkan SI (Site Intruction). Adanya penerbitan SI oleh owner maka kontraktor dapat segera melakukan proses konstruksi. Jika persetujuan dari pihak

(50)
[image:50.595.103.510.76.677.2]

Gambar 13. Tahap konstruksi Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011

4

Preparation Work (Contractor have SPK)

Kick Of Meeting

Site Possession by Contractor

Drawing for Construction (Issued to Contractor)

Project Organization, SOP, dan Rule of the game informed to Contractor

Construction Execution

Kesesuaian dokumen untuk Tender dan Konstruksi

Pengajuan Variation Order (VO) oleh Kontraktor

Verifikasi Konstultan QS dan CM Sesuai Persetujua n Owner

Penerbitan Site Instruction (SI) dan Variation Order

Proses Konstruksi

Tidak adanya Variation Order (VO)

(51)

6. tahap proses klaim

Proses konstruksi yang sedang dikerjakan oleh pihak kontraktor sehingga pihak kontraktor harus mengirimkan progress klaim kepada owner dan konsultan. Hal ini dilakukan untuk proses pembayaran yang akan dilakukan oleh pihak

owner. Setelah kontraktor mengirimkan atau mengajukan progress klaim tersebut maka akan mendapatkan verifikasi yang diberikan oleh konsultan QS dan CM, jika tidak diberikan verifikasi maka kontraktor harus mengirimkan kembali atau mengajukan kembali progres klaim kepada konsultan QS. Berdasarkan hasil verifikasi ini akan diteruskan dengan adanya progress valuation yang dilakukan oleh konsultan QS yang dapat berupa jumlah pembiayaan atau budget dari proyek tersebut. Kemudian kontaktor mengajukan inVoice untuk melakukan proses

Certificate Job Completion (CJC). Proses CJC tersebut digunakan untuk proses pembayaran yang dilakukan oleh pihak owner berdasarkan perjanjian atau dokumen serta perhitungan dari konsultan QS. Tahapan ini dapat dilihat secara skematik pada Gambar 14.

7. tahap pasca proyek

Tahap pasca proyek dilakukan untuk menguji atau melakukan pengetesan bila terjadi kerusakan atau yang tidak diinginkan setelah tahap pembangun selesai. Kontraktor mengirimkan pengajuan yang berupa progres 100% dari pengerjaan pembangunan dan serah terima pekerjaan kepada pihak owner. Serah terima pekerjaan ini didukung dengan dilakukannya inspeksi atau pemeriksaan yang pertama (join inspection 1) yang berupa percobaan atau pengecekan (testing and commission) dan percobaan yang dilakukan selama berjalannya waktu (trial run). Yang terlibat dalam kegiatan join inspection 1 adalah konsultan CM/PM dan konsultan QS. Kegiatan join inspection 1 menghasilkan suatu pengeluaran atau output yang berupa daftar list perbaikan. Jika dalam melakukan join inspection 1 terjadi permasalahan atau kerusakan serta tidak sesuai dengan gambar konstruksi maka kontraktor harus melakukan tindakan perbaikan dengan melihat daftar list perbaikan. Setelah dilakukannya kegiatan join inspection 1 telah disetujui oleh

(52)
[image:52.595.116.470.197.715.2]

pihak kontraktor mendapatkan sertifikasi dan final account dari pihak owner. Pihak owner dapat melihat perkembangan dari proyek dengan adanya pemeliharaan yang berlangsung selama jangka waktu tertentu, jangka waktu tersebut telah dibicarakan oleh pihak kontraktor. Selama berlangsungnya pemeliharaan maka kontraktor berhak untuk mengeluarkan atau mengajukan surat serah terima yang kedua.

Gambar 14. Tahap claim process

Sumber : PT Bakrie Swasakti Utama, 2011

Berdasarkan pengajuan serah terima yang dilakukan oleh kontraktor maka pihak owner melakukan inspeksi atau pemeriksaan kedua (join inspection 2) dengan melihat kembali daftar list perbaikan sebelumnya sehingga dapat diketahui bagian yang telah diperbaiki oleh pihak kontraktor. Pada kegiatan join inspection 2 pihak yang terlibat adalah konsultan CM/PM dan konsultan QS.

5

Kontraktor mengajukan progress klaim

Progress valuation by QS Consultant

Kontraktor mengajukan InVoice

Process Certificate Job Completion (CJC)

Process Payment

Verifikasi oleh Konsultan QS dan CM

Tidak

(53)
(54)
[image:54.595.108.510.74.653.2]

Gambar 15. Tahap pasca proyek Sumber: PT Bakrie Swasakti Utama, 2011

4.2. Proses Perancangan di Studio

Pada kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di PT Bakrie Swasakti Utama dikerjakan tiga proyek pada kegiatan perancangan di studio,yaitu:

I. Helipad Area;

II. Ringroad (Jalan Lingkar); dan III. Planter box.

Pengajuan progres 100% dan Serah Terima pekerjaan oleh Kontraktor

Berita Acara Serah Terima pertama (BAST 1)

Sertifikasi dan Final Account

Maintenance Period

Pengajuan Serah Terima kedua oleh kontraktor

Final Completion / Berita Acara Serah Terima Ke dua (BAST 2)

Perhitungan Retensi

Contract Closed Out

Finish

Join Inspection 1:Testing & Comm.

Trial Run

Join Inspection 2 Tindakan Perbaikan olehKontraktor Tindakan Perbaikan oleh Kontraktor

Tidak

Tidak Ya

(55)

pada setiap proyek yang dikerjakan, keikutsertaan yang dilakukan selama m

Gambar

Gambar 5. Lokasi Magang PT Bakrie Swasakti Utama
Gambar 9.  Tahap studi awal proyek
Gambar 11. Tahap persiapan tender konsultan
Gambar 12. Tahap pelaksanaan tender
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap berikutnya kegiatan magang yang dilakukan meliputi penelaahan desain lapangan golf di lapang dan dari dokumen Padang Golf Halim, yakni kegiatan mengamati dan

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP RUMAH SAKIT OTORITA BATAM DAN SUPERVlSl PELAKSANAAN PENANAMAN..

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013.. Di bawah bimbingan Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM. Penelitian ini mengkaji fenomena menurunnya Profitabilitas pada PT Bakrie Telecom

Kegiatan magang yang telah dilakukan pada PT Tropica Greeneries memberikan pengalaman kerja nyata, manfaat, dan pengetahuan baru mengenai pengelolaan lanskap di kawasan

2. Hasil atau produk akhir yang diinginkan, yang menentukan sampai dimana tahapan proses kerja disain lanskap dikerjakan. Penyebab utama perbedaan tersebut adalah

Bentuk data yang diperlukan selama kegiatan magang Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia terdiri dari data kondisi umum tapak (meliputi kondisi

Proses perancangan pada setiap proyek di Konsultan Lanskap Oemardi_zain umumnya memiliki kesamaan dengan Proses Perancangan menurut Booth (1983) yang melalui tahapan:

Pada fungsi dasar perancangan Gallery West oleh Konsultan Lanskap Oemardi_zain, dalam hal pengelolaan lingkup kerja sudah memiliki dokumen yang berisi batasan