• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses perencanaan lanskap hotel resor kawasan pesisir senggigi, Lombok di PT Townland Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses perencanaan lanskap hotel resor kawasan pesisir senggigi, Lombok di PT Townland Internasional"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PERENCANAAN LANSKAP HOTEL RESOR

KAWASAN PESISIR SENGGIGI LOMBOK

DI PT TOWNLAND INTERNASIONAL

RENNY YAHNA OKTEVIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor Kawasan Pesisir Senggigi Lombok di PT Townland Internasional adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RENNY YAHNA OKTEVIA. Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor Kawasan Pesisir Senggigi Lombok di PT Townland Internasional. Dibimbing oleh SITI NURISJAH.

Indonesia memiliki potensi wisata yang tinggi dan dikembangkan dalam upaya meningkatkan pelestarian alam dan budaya. Salah satu wilayah yang sedang dikembangkan untuk kepariwisataan ini adalah Pulau Lombok. Pulau Lombok didukung oleh kekayaan alam serta budaya sebagai aset wisata, khususnya di kawasan Senggigi yang berada di tepi pantai. Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata ditunjang oleh adanya sarana akomodasi seperti hotel resor. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh keterampilan kerja dan mengaplikasikan ilmu arsitektur lanskap dalam proses perencanaan lanskap hotel resor kawasan pesisir Senggigi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survei, wawancara, studi pustaka, dan studi komparatif. Metode analisis dilakukan secara deskriptif dalam membahas sistem manajemen kerja perusahaan dan proses perencanaan lanskap hotel resor. Hasil dari kegiatan magang menyatakan bahwa sistem manajemen perusahaan dan sistem pelaksanaan proyek perencanaan lanskap hotel resor di Kawasan Senggigi berkategori baik. Untuk meningkatkan kualitas hasil perencanaan disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan terkini dan melengkapi data yang dibutuhkan terutama yang terkait dengan kondisi lingkungan fisik dan ekologis. Kata kunci: Hotel resor, perencanaan lanskap, pengembangan wisata, Senggigi

ABSTRACT

RENNY YAHNA OKTEVIA. Landscape Planning Process of Hotel Resor, Senggigi, West Lombok Nusa Tenggara Barat at PT Townland International. Supervised by SITI NURISJAH.

Indonesia has a high tourism potential that can be developed in an effort to improve the preservation of nature and culture. One of the area which being developed for tourism is the island of Lombok which is supported by a wealth of natural and cultural assets in particular in the area of Senggigi that near from the beach. The successful development of the tourism sector is also supported by the presence of accommodation facilities such as hotels resort . The purpose of an internship is to acquire job skills and apply knowledge of landscape architecture in the planning process of coastal landscape Senggigi resort area. The method used was a survey, interviews, literature studies, and comparative studies. Methods of analysis done on descriptive in discussing the company's work management system and a resort hotel landscape planning process. The result of internship stated that the company's management system and landscape planning system implementation project in Senggigi Resort Hotel either good category. To improve the quality of planning results are required to keep up to date and complete the sufficient data, especially related to the physical environment and ecological conditions.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PROSES PERENCANAAN LANSKAP HOTEL RESOR

KAWASAN PESISIR SENGGIGI, LOMBOK

DI PT TOWNLAND INTERNASIONAL

RENNY YAHNA OKTEVIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul skripsi : Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor Kawasan Pesisir Senggigi, Lombok di PT Townland Internasional.

Nama : Renny Yahna Oktevia

NIM : A44090073

Disetujui oleh

Dr Ir Siti Nurisjah MSLA Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Bambang Sulistyantara MAgr Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor Kawasan Pesisir Senggigi Lombok di PT Townland Internasional”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Siti Nurisjah MSLA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada penulis selama masa akademik terutama dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi, Ir Qodarian Pramukanto MSi selaku dosen pembimbing akademik, Fitriyah Nurul H Utami ST, MT dan Dewi Rezalini Anwar SP, MAdes selaku penguji pada ujian akhir atas masukan yang diberikan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis tujukan kepada PT Townland Internasional selaku perusahaan konsultan arsitektur lanskap tempat penulis melakukan kegiatan magang. Terima kasih kepada Mr. Johannes Spies, Ibu Tetty Siagian, Ibu Monika Indria dan Mba Agnes Stephanie yang telah memberikan bimbingannya selama penulis magang, serta staf lainnya yang telah membantu penulis selama melaksanakan kegiatan magang.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Landscaper 46, senior, junior, dan teman-teman terdekat penulis atas dukungan, semangat dan motivasinya. Terakhir dan tidak terlupakan, terima kasih sebesar-besarnya kepada orangtua, Bapak Faisal Andriansyah dan Ibu Agustini, serta adik tersayang Indra, Keishya dan Calista atas kasih sayang, dukungan dan doanya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, namun diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Magang 2

Manfaat Magang 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Lanskap dan Perencanaan Lanskap 3

Lanskap Pesisir Pantai 3

Rekreasi dan Wisata 4

Hotel Resor 4

Konsultan Lanskap 5

METODOLOGI 6

Lokasi dan Waktu Magang 6

Metode Magang 6

Pengumpulan Data 7

Tahapan Kegiatan Magang 8

Batasan Magang 9

KONDISI UMUM 10

PT Townland Internasional 10

Wilayah Senggigi, Lombok Barat 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Sistem Kerja Perusahaan 18

Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor di Kawasan Senggigi 21

Permasalahan Dan Rekomendasi Hasil Evaluasi 48

SIMPULAN DAN SARAN 50

Simpulan 50

Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 52

(11)

DAFTAR TABEL

1 Jadwal pelaksanaan magang di PTTI, 2013 6

2 Jenis, bentuk dan sumber data 7

3 Alat yang digunakan PTTI dan kegunaannya 13

4 Perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengerjaan oleh PTTI 13

5 Data curah hujan, suhu dan kelembaban 15

6 Obyek wisata yang berkembang di Lombok Barat (DPLB 2012) 17

7 Kriteria analisis nilai lahan 34

8 Penyusunan strategi Analisis SWOT 35

9 Rencana ruang, aktivitas dan fasilitas 38

10 Strategi perhitungan vegetasi dalam perencanaan 40

11 Rencana daya dukung 46

12 Permasalahan dalam manajemen perusahaan 48

13 Evaluasi proses perencanaan proyek 49

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan kegiatan magang 9

2 Perkembangan PT Townland Group 10

3 Struktur organisasi PTTI 12

4 Peta Kawasan Wisata Senggigi di Kecamatan Batu Layar 14

5 Potensi pariwisata di kawasan Senggigi 16

6 Tahapan dan produk dalam menyusun Rencana Induk 20

7 Prosedur pelaksana pengerjaan proyek 21

8 Tahapan pengerjaan proyek 22

9 Lokasi proyek perencanaan 23

10 Tapak eksisting dalam tiga zona 24

11 Keadaan tapak Zona A 25

12 Keadaan tapak Zona B 25

13 Keadaan tapak zona C 26

14 Jumlah pengunjung dalam lima tahun di Lombok Barat 27

15 Jenis tingkatan hotel di Lombok Barat 27

16 Kebudayaan Lombok 28

17 Aksesibilitas kawasan 29

18 Peta sebaran vegetasi eksisting tapak 30

19 Vegetasi eksisting tapak 30

20 Peta hidrologi kawasan perencanaan 31

21 Keadaan Sungai Kerandangan 32

22 Peta topografi kawasan 32

23 Nilai dan kesesuaian lahan 33

24 Pengembangan konsep rencana induk 36

25 Konsep ruang 38

(12)

27 Konsep dan strategi perencanaan vegetasi 40

28 Rencana drainase 41

29 Sistem bioswale pada tepi jalan 42

30 Referensi gambar untuk konsep sirkulasi pada area komersial 42

31 Ilustrasi rencana desain 43

32 Ilustrasi konsep 44

33 Konsep desain produk pada area rekreasi alam 44

34 Ilustrasi rencana tapak 45

35 Rencana induk hotel resor 47

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur organisasi perusahaan Townland Group 54

2 Studi banding kompetitor sekitar kawasan 55

3 Studi parameter pengembangan hotel resor 56 4 Parameter pengembangan luasan area hijau 57

5 Kebutuhan unit akomodasi 58

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri pariwisata semakin berkembang sejalan dengan semakin besarnya peminat wisata. Salah satu pulau yang sedang dikembangkan Indonesia sebagai kawasan wisata adalah Pulau Lombok. Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang strategis dan menjadi tujuan pariwisata domestik dan internasional. Lombok Barat merupakan kawasan pariwisata di Lombok. Lombok Barat memiliki kekayaan alam serta keanekaragaman budaya sebagai aset wisata, khususnya kawasan Senggigi. Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lombok Barat dilakukan melalui kebijakan pemerintah yang menjadikan sektor pariwisata menjadi prioritas pengembangan. Hal tersebut dicapai melalui peningkatan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan, dengan tetap memperhatikan segala aspek pembangunan kepariwisataan yaitu tetap terjaga dan terpeliharanya kepribadian bangsa, serta pelestarian lingkungan (Dispar 2013).

Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata didukung dengan adanya sarana prasarana seperti hotel resor. Hotel resor adalah suatu tempat yang berada pada tepi pantai atau pegunungan yang dikembangkan sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk akomodasi, rekreasi, dan kebutuhan lainnya (Bovy dan Lawson 2002). Kawasan Senggigi menjadi pusat kawasan akomodasi wisata, sehingga para investor bersaing dalam menciptakan hotel resor yang unggul.

PT Pantai Indah Kerandangan (PIK) sebagai salah satu investor yang bercita-cita mengembangkan dan membangun daerah tujuan wisata kelas dunia, menunjuk PT Townland International (PTTI) untuk merencanakan sebuah hotel resor yang dapat menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara, melestarikan alam dan mengangkat nilai budaya Lombok. PTTI merupakan salah satu konsultan lanskap yang memberikan pelayanan dalam bidang arsitektur lanskap, master planning, dan urban design bagi pembangunan hotel, resor, pemukiman, area komersial, dan area rekreasi. Perencanaan rencana induk hotel resor di Kawasan Senggigi merupakan proyek kerjasama antara PIK dan PTTI. Kawasan tersebut memiliki potensi dan fitur alam yang mendukung daya tarik pariwisata. Rencana yang dibangun bertujuan untuk membuat hotel resor dengan nilai yang tinggi dan pengembangan yang baik dan tepat. Perencanaan hotel resor juga harus dapat memenuhi persyaratan dan strategi pelayanan yang dapat memanfaatkan potensi alam, integrasi dengan lingkungan, serta fasilitas dan bentuk ruang yang tepat (Lawson 2004).

(15)

2

di studio maupun di lapang sangat penting untuk dipelajari dan diteliti dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan arsitektur lanskap.

Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh keterampilan kerja dan akademik, memperluas wawasan, dan mengaplikasian ilmu arsitektur lanskap bagi mahasiswa dalam proses perencanaan hotel resor. Adapun tujuan khusus kegiatan magang di PT Townland Internasional ini adalah:

1. mengidentifikasi dan menganalisis sistem kerja perusahaan,

2. mengidentifikasi dan menganalisis proses perencanaan lanskap hotel resor di kawasan Senggigi,

3. menganalisis permasalahan dalam proses penyelesaian proyek dan menyusun rekomendasi hasil evaluasi kegiatan magang.

Manfaat Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di PT Townland Internasional bermanfaat untuk:

1. meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam bidang keilmuan arsitektur lanskap dan menghadapi kondisi lapangan kerja,

2. memperoleh dan memberikan informasi yang berkaitan dengan proses perencanaan lanskap hotel resor di pesisir pantai,

3. menjadi media pertukaran informasi ilmu dalam mengembangkan, mengaplikasikan penerapan arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur Lanskap dan perusahaan tempat magang, dan

(16)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap dan Perencanaan Lanskap

Lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia (Simonds 2006). Perencanaan lanskap adalah salah satu produk utama dalam ilmu dan kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap ini merupakan bentuk kegiatan penataan yang berbasis lahan melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau bentang alam yang fungsional, estetik, serta lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan, kesejahteraan, dan kesehatannya (Nurisjah dan Pramukanto 2012). Proses Perencanaan merupakan suatu kegiatan berurutan yang saling terkait tidak hanya pada tahapannya, tetapi produk rencana yang dihasilkan. Tahapan perencanaan lanskap meliputi persiapan, pengumpulan data, fakta dan informasi, analisis data, sintesis, dan perencanaan lanskap (Nurisjah dan Pramukanto 2012).

Penyusunan perencanaan pengembangan wilayah adalah instrumen perencanaan pengelolaan sumber alam dan lingkungan dengan menetapkan kawasan yang berfungsi lindung dan daya tampung atau carrying capacity kawasan budidaya, dalam menghadapi pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk yang tidak merata serta kondisi permintaan (kebutuhan) yang terus meningkat. Perencanaan pengembangan wilayah harus memperhatikan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang lestari (Subroto 2003). Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan lanskap adalah:

1. mengidentifikasi potensi ruang dan wilayah,

2. mengidentifikasi faktor penghambat pengembangan ruang wilayah, 3. mengidentifikasi kebutuhan dan kepentingan pengembangan,

4. mengidentifikasi spesifikasi kegiatan pembangunan dan dampaknya terhadap komponen wilayah,

5. mengidentifikasi koneksitas antar kegiatan dengan daya dukung ruang dan wilayah, dan

6. mengidentifikasi dan analisis kebijakan dan peraturan yang relevan mendukung pemanfaatan ruang secara sustainable (Subroto 2003).

Lanskap Pesisir Pantai

Pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan. Pesisir adalah bagian dari permukaan bumi yang terletak di antara pasang dan surut yang dipengaruhi oleh gelombang air laut. Pada waktu pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut dan pada waktu surut berupa daratan. Karakteristik pesisir antara lain:

(17)

4

2. pesisir merupakan kawasan yang kaya akan sumberdaya alam, baik yang terdapat di ruang daratan maupun ruang lautan, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia (James 2010).

Ekosistem pesisir berdasarkan sifatnya, dibagi menjadi ekosistem yang bersifat alami (natural) dan yang bersifat buatan (man made). Hutan Mangrove merupakan salah satu ekosistem alami pantai. Mangrove banyak ditemui di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah landai. Mangrove tumbuh optimal di wilayah pesisir yang memiliki muara sungai yang besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur.

Rekreasi dan Wisata

Menurut Bell (2008), rekreasi adalah aktivitas yang dilakukan tidak jauh dari rumah dalam rutinitas sehari-hari. Wisata alam adalah kegiatan yang merupakan bagian dari hari libur atau liburan yang melibatkan orang yang tinggal jauh dari rumah dan menggunakan area tertentu untuk melakukan kegiatan. Tren dalam permintaan untuk rekreasi memperhatikan dua hal, yaitu (Bell 2008): 1) permintaan rekreasi tumbuh terus-menerus, dan 2) setiap orang memiliki kebutuhan rekreasi yang berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan rekreasi antara lain tren demografi, politik, teknologi, ekonomi, dan gaya hidup.

Perencanaan wisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan perekonomian dan membangun karakter kawasan. Perencanaan rekreasi yang berkelanjutan adalah tentang menilai permintaan dan mengembangkan potensi, mengetahui kemampuan dasar tanah untuk memenuhi permintaan dalam cara yang berkelanjutan, dan penggunaan sumber daya yang tersedia dengan bijaksana untuk mengoptimalkan potensi (Bell 2008). Kombinasi dalam menciptakan kesinambungan antara lingkungan, kebudayaan, dan sosial menjadi hal utama dalam pengembangan pariwisata. Selain itu, menciptakan sebuah petualangan dan keunikan yang berbeda dalam wisata menjadi kebutuhan wisatawan.

Hotel Resor

Hotel resor adalah suatu tempat yang dikembangkan sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan dengan berbagai fasilitas yang disediakan, serta berada pada kawasan wisata alam (Bovy dan Lawson 2002). Dalam merencanakan sebuah hotel resor diperlukan pemahaman terhadap prinsip dasar perencanaan hotel resor, yaitu:

1. menciptakan kawasan yang memiliki karakter dan tujuan yang berbeda, didukung dengan adanya fungsi ruang dan fasilitas yang disediakan;

2. memenuhi kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata, meliputi suasana yang mendukung istirahat dan ketenangan, fasilitas olahraga dan hiburan;

(18)

5 Perencanaan resor merupakan tujuan wisata yang terintegrasi dengan perencanaan wilayah antara pemilik, kerjasama dengan sektor luar, dan pemerintah. Perencanaan dan pengembangan dilakukan setelah mengetahui target dan kebutuhan pasar. Dalam merencanakan pengembangan resor perlu mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu:

1. keadaan iklim sebagai kenyamanan relaksasi;

2. kedekatan dengan tempat wisata dan kegiatan termasuk atraksi yang menyenangkan, bersejarah dan budaya, olahraga dan fasilitas rekreasi, dan belanja dan hiburan kegiatan;

3. kemudahan pencapaian akses transportasi utama;

4. kemudahan mengarahkan kepada pemandangan yang indah dan alami; 5. keadaan fasilitas dan kegiatan rekreasi;

6. keadaan utilitas dan infrastruktur (Lawler 2010).

Perencanaan yang tepat adalah perencanaan yang mempertimbangkan hal-hal di bawah ini, yaitu:

1. mengembangkan daya wisata pada kawasan,

2. memperhatikan kompetitor dan pesaing dalam ekonomi wisata,

3. meningkatkan ekonomi, sosial, dan budaya untuk wisata berkelanjutan, dan 4. menyesuaikan dengan pemerintah, rencana ruang, dan wilayah, serta

memperhatikan keadaan tapak (Lawler 2010).

Konsultan Lanskap

Konsultan lanskap adalah pengembang yang memiliki tanggung jawab moral dalam penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi, perencanaan kota, perancangan ruang terbuka, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Konsultan merupakan penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien, serta memulai pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultan meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek.

Sebuah konsultan profesional harus memiliki persyaratan sebagai berikut (Russ 2009).

1. Memiliki pengetahuan dan profesional dalam bekerja.

2. Menerima pendapat dan memberi masukan informasi kepada klien, tim, dan pelaksana proyek.

3. Memiliki wawasan dalam peraturan perencanaan.

4. Memiliki prosedur pelaksana dan manajemen projek yang baik. 5. Mampu memperbaiki kendala yang ada.

6. Mampu mengembangkan dan perencanaan yang tepat hingga mencapai kualitas yang maksimal.

(19)

6

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT Townland Internasional (PTTI) yang berlokasi di Gedung Graha Tirtadi, Jalan Raden Saleh No 20, Jakarta Pusat. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan, mulai 3 Februari sampai dengan 3 Juni 2013. Kegiatan magang meliputi tahap persiapan, pengenalan perusahaan, proses perencanaan, serta kegiatan pendukung magang. Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari dan mengikuti proses proyek perencanaan hotel dan resor pada kawasan Senggigi, Lombok Barat. Pelaksanaan kegiatan magang mengikuti jadwal dan proses perencanaan PTTI yang dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jadwal pelaksanaan magang di PTTI, 2013

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. mempelajari kelembagaan perusahaan dan mengamati proses pekerjaan proyek,

2. mempelajari dan berpartisipasi aktif dalam proses pengerjaan proyek perencanaan hotel resor di Senggigi,

3. melakukan partisipasi aktif dalam membantu penanganan proyek lain, yaitu perancangan lanskap Hotel Sahid Yogya guna mendukung proses kegiatan magang,

4. melakukan analisis terhadap hasil kegiatan magang yang dilaksanakan, dan 5. melakukan studi pustaka mengenai proses perencanaan guna mendukung hasil

(20)

7

Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menunjang kegiatan magang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Data Primer

a. Observasi dan wawancara langsung dengan pihak PTTI terkait sistem perusahaan, struktur tim, dan sistem pengerjaan proyek untuk melengkapi kebutuhan data dalam penulisan skripsi.

2. Data Sekunder

a. Studi mengenai data awal yang telah tersedia di perusahaan tempat magang berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan oleh staf yang berkepentingan di perusahaan tempat magang, data yang dikirim dari pihak surveyor, dan klien.

b. Studi pustaka dalam melengkapi kebutuhan data perencanaan berkaitan dengan studi banding, kebutuhan wisata, peraturan yang berlaku, keadaan umum wilayah dan data terkait perencanaan hotel resor, berdasarkan tinjauan buku, jurnal dan data statistik.

Pengumpulan data meliputi dua aspek yaitu aspek kelembagaan perusahaan dan aspek dalam perencanaan proyek. Berikut merupakan sumber dan jenis data yang akan dijadikan acuan dalam perencanaan lanskap resor dan hotel Senggigi yang dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Jenis, bentuk dan sumber data

No Aspek data Jenis data Bentuk data Sumber data

A. Kelembagaan

1 Profil perusahaan Deskriptif / bagan

Data sekunder

dan primer PTTI

c

dan wawancara

2 Struktur organisasi Bagan Data sekunder PTTI

3 Sistem kerja Deskriptif Data sekunder

dan primer

Observasi, wawancara dan studi pustaka

4 Aplikasi dan alat Bagan Data primer Observasi dan wawancara

5 Manajemen kerja Deskriptif

Data sekunder

dan primer PTTI dan wawancara

B. Proyek

1 Deskripsi proyek Deskriptif Data sekunder PTTI

2 Orientasi, letak Spasial/deskriptif Data sekunder PTTI dan studi pustaka 3 Tata guna lahan Spasial/deskriptif Data sekunder studi pustaka

4 Hidrologi Spasial/deskriptif Data sekunder PTTI dan studi pustaka

5 Topografi Spasial/deskriptif Data sekunder PTTI dan studi pustaka

6 Ekonomi dan budaya Spasial/deskriptif Data sekunder PTTI dan studi pustaka

7 RTRWa Spasial/deskriptif Data sekunder Studi pustaka

8 Kompetitor Spasial/deskriptif Data sekunder PTTI dan studi pustaka

9 RDTRWb Deskriptif Data sekunder Studi pustaka

10 Iklim Deskriptif Data sekunder Studi pustaka

11 Tanah dan vegetasi Deskriptif Data sekunder Studi pustaka

a

(21)

8

Tahapan Kegiatan Magang

Tahapan kegiatan magang (Gambar 1) meliputi kegiatan pra magang, magang dan pasca magang meliputi:

1. pra magang, dimulai dari pembuatan usulan magang, pencarian perusahaan tempat magang, perizinan dari Departemen Arsitektur Lanskap dan perusahaan tempat magang,

2. kegiatan magang yang dilakukan di PTTI meliputi pengenalan perusahaan, dan kegiatan proses perencanaan proyek hotel resor.

3. kegiatan pasca magang, meliputi analisis data hasil magang dan penyusunan laporan hasil kegiatan magang. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari informasi yang terkait pengerjaan proyek, mencari literatur yang diperlukan untuk mendukung penulisan melalui studi pustaka.

Lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan magang meliputi dua aspek utama dalam perusahaan dan pengerjaan proyek, meliputi:

A.Kegiatan Kelembagaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam proses manajemen perusahaan dan kualitas kerja untuk menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap.Aspek yang dipelajari dalam kegiatan ini meliputi: a) profil dan struktur organisasi perusahaan,

b) sistem administrasi perusahaan,

c) sistem manajemen kerja yang dilakukan dalam perusahaan, d) sistem manajemen penanganan proyek.

B.Proses perencanaan lanskap

Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari proses pengerjaan proyek perencanaan hotel resor, melalui beberapa tahapan antara lain sebagai berikut. a) Persiapan dan pengumpulan data

Pada tahap ini para profesional perencanaan mengumpulkan dan mencatat informasi tentang wilayah tapak melalui data yang didapatkan dari klien, data sekunder berdasarkan pencarian studi pustaka, serta data hasil survey lapang. Kegiatan survei lapang tidak dilakukan mahasiswa magang, untuk itu pengenalan terhadap kondisi awal tapak dilakukan dengan memahami foto hasil survei tapak dan arahan dari tim pelaksana. b) Data dan analisis

Tahap analisis merupakan tahapan dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan. Analisis dilakukan terhadap data fisik, ekonomi, sosial dan budaya, serta data regional wilayah dalam pariwisata. Setelah data dianalisis, didapatkan hasil analisis kesesuaian lahan dan analisis SWOT sebagai pertimbangan dalam menentukan zonasi ruang,

c) Pengembangan konsep

Tahap pengembangan konsep berdasarkan strategi bisnis dan produk pengembangan, strategi perencanaan terhadap struktur, penggunaan lahan, merencanakan konsep ide desain.

d) Pembuatan rencana induk

(22)

9

Gambar 1 Tahapan kegiatan magang

Batasan Magang

Batasan kegiatan magang adalah mengikuti prosedur perencanaan proyek lanskap pada perusahaan hingga tahap perencanaan Rencana Induk lanskap hotel resor di kawasan pesisir Senggigi.

1. penentuan tempat perusahaan magang, 2. perizinan lokasi magang

3. perizinan Departemen Arsitektur Lanskap, 4. penyusunan proposal kegiatan magang.

Kegiatan magang

A. Kegiatan kelembagaan

1. mempelajari kelembagaan perusahaan, 2. mempelajari manajemen perusahaan, dan

manajemen proyek

3. Observasi, wawancara dan studi literatur dalam

kegiatan pasca magang

C. Kegiatan pendukung

1. observasi, wawancara dan studi literatur untuk mendukung hasil laporan,

2. identifikasi proses dan kendala yang dalam perusahaan dan penanganan proyek, Persiapan

Pra - magang

B. Kegiatan studio dan lapang

1. membantu pengerjaan proyek perusahaan dalam beberapa tahapan,

2. mengikuti dan mempelajari proses

perencanaan hotel resor kawasan Senggigi, 3. berpastisipasi aktif dalam merancang hotel

dan mall sebagai penunjang kegiatan magang .

1. mengorganisasi data hasil kegiatan magang 2. menganalisis data pada lingkup kegiatan

magang

3. menyusun laporan akhir kegiatan magang, 4. menyusun rekomendasi hasil evaluasi kegiatan

(23)

10

KONDISI UMUM

PT Townland Internasional

Profil Perusahaan

PT Townland International (PTTI) merupakan sebuah perusahaan konsultan desain berskala internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan kota dan wilayah, perancangan lanskap, serta pengembangan dan konsultasi desain. PTTI pertama kali didirikan di Hongkong pada tahun 1985 oleh Karen R Seddon, seorang berkebangsaan Inggris, yang kini menjadi komisaris perusahaan pada Townland Group. PTTI berkembang di beberapa negara yaitu Indonesia, China dan India (Gambar 2). Setiap cabang PTTI dipimpin oleh seorang direktur. Di Indonesia, PTTI mulai berdiri pada tahun 1992 dibawah pimpinan Johannes H Spies. PTTI kini berlokasi di Graha Granadi, Kuningan, Jakarta Pusat.

Gambar 2 Perkembangan PT Townland Group

(Sumber: PTTI 2013)

Perusahaan ini diakui sebagai konsultan perencanaan dan desain terkemuka di dunia internasional. Selain itu, perusahaan dikenal juga sebagai sebuah organisasi dengan pandangan global dan perspektif yang multidisiplin. PTTI turut

memberikan prestasi dalam dunia dengan menjuarai “International Landscape Planning and design Scheme Competition 2011” yang diadakan oleh Administrative Committee of Shuzhou Science and Technology Town (SSTT). Sebuah karya perencanaan dan skema desain lanskap di Zhihui Valley, Tiongkok bagian Timur, menjadi yang terbaik dengan konsep Science in the Park yang menyatukan elemen lanskap sebagai kawasan penelitian dan pengembangan. PTTI telah sukses melaksanakan proyek yang ada di seluruh dunia selama 25 tahun. Perusahaan ini telah merencanakan lebih dari 3000 proyek yang terdapat di beberapa negara di benua Asia, Afrika, dan Eropa.

(24)

11 Lingkup Pekerjaan Proyek

PTTI memiliki banyak pengalaman dalam memberikan jasa pelayanan perencanaan kota dan perancangan desain lanskap, resort dan area pemukiman. Perencanaan kota merupakan salah satu pelayanan dalam membangun dan merencanakan kota yang strategis dan komprehensif baik dalam lingkup pemerintah maupun swasta. Perancangan desain lanskap merupakan pelayanan dalam merencanakan dan mengembangkan desain lanskap. Layanan PTTI dalam lingkup ini mencakup pelayanan kota baru; pengembangan taman sebagai bisnis, pendidikan, dan taman industri; pengembangan area permukiman; pengembangan area bisnis dan komersial; serta pengembangan area rekreasi.

Seiring dengan berkembangnya keinginan klien dari tahun ke tahun, maka PTTI telah menambah jenis pelayananannya dalam bidang Hospitality Planning. Hospitality planning merupakan sub divisi perencanaan kota, yang menjadi layanan dalam mendukung dan meningkatkan sektor pariwisata melalui perencanaan sarana akomodasi yang unggul dengan memperhatikan karakteristik kawasan. Pendekatan untuk proyek perencanaan pariwisata dan rekreasi dicirikan dengan kepekaan terhadap budaya lokal dan keadaan lingkungan, serta memastikan bahwa pembangunan tidak akan merusak sumber daya alam.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memegang peranan penting dalam kinerja suatu perusahaan. Struktur organisasi suatu perusahaan berperan dalam mengatur sistem dan hubungan kerja termasuk efisiensi kerja dan pengelolaannya sehingga tatanan kegiatan usaha dapat berkembang. Dengan adanya struktur organisasi yang berjalan dengan baik dan sistematis diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan dalam perusahaan.

PTTI dipimpin oleh seorang komisaris utama (Commisioner) yang bertugas mengelola seluruh struktur dalam perusahaan, dan bertanggung jawab dalam mengawasi kelembagaan. Komisaris utama bertanggung jawab atas tugas-tugas operasionalisasi harian hingga tindakan yang diperlukan dalam langkah bisnis, kegagalan/kesuksesan sebuah perusahaan, operasi, pemasaran, strategi, pendanaan, penciptaan budaya perusahaan, sumber daya manusia, perekrutan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, penjualan, hubungan masyarakat, dan sebagainya (Cleland dan ireland 2002).

Sistem kelembagaan perusahaan dipimpin oleh seorang direktur utama yang bertanggung jawab memimpin perusahaan dan mengontrol semua kegiatan usaha dan kinerja karyawan dari setiap divisi serta mengkoordinasi dalam hal pemberian tugas, tanggung jawab, serta wewenang kepada masing-masing anggota divisi. Direktur utama dibantu oleh manajer perusahaan (Deputy Office Manager) dan manajer proyek (Assosiate). Manajer perusahaan bertugas mengelola dan mengatur kegiatan eksternal perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia, dan pengaturan dalam sistem kerja perusahaan. Sedangkan, manajer proyek bertanggung jawab terhadap kegiatan internal tim, penanganan proyek, dan melakukan koordinasi dengan tim maupun klien yang terlibat.

(25)

12

di antaranya: 1) Deputy Managing yang menangani bagian operasi proyek dan Human Resources Development; 2) Accounting menangani administrasi dan keuangan perusahaan terkait pembayaran upah dan gaji karyawan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan, pengurusan pajak perusahaan, administrasi kantor, dan lainnya; 3) Project Secretary merupakan asisten projek dalam pendataan dan hubungan eksternal sekaligus mengatur jadwal kepentingan direktur; dan 4) IT manajer yang menangani permasalahan data dan sistem komputerisasi.

Gambar 3 Struktur organisasi PTTI

(Sumber: PTTI 2010)

Sistem Komunikasi dan Aplikasi Komputer

Komunikasi merupakan salah satu sarana penting dalam hubungan antar staf perusahaan maupun pihak luar yang terlibat. Bentuk komunikasi yang digunakan PTTI dapat secara langsung maupun melalui media/perantara. Komunikasi secara langsung dengan klien dilakukan dengan mengadakan pertemuan (meeting) secara terjadwal. Komunikasi secara tidak langsung difasilitasi dengan sarana komunikasi berupa surat, email, fax, dan telepon. Email tersebut berhubungan langsung dengan PT Townland Group. Selain itu, untuk meningkatkan pemasaran, PTTI memiliki website yang memberikan bermacam informasi mengenai perusahaan, ruang lingkup pekerjaan, dan hasil pekerjaan produk.

PTTI memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai, sehingga memberikan kemudahan dan mengefisiensikan waktu dan biaya, serta kinerja perusahaan dapat berjalan secara optimal. Fasilitas penunjang tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.

Ket. Gambar

Pimpinan

Staf profesional

(26)

13

Tabel 3 Alat yang digunakan PTTI dan kegunaannya

No. Alat Kegunaan

1 PC / laptop Kebutuhan pekerjaan gambar

2 Server Koneksi internet

3 Printer multifungsi Mencetak gambar ukuran hingga <A3, Fotocopy, Scanner

4 Plotter Mencetak gambar ukuran A2-A0

5 Printer (khusus admin) Mencetak data administrasi perusahaan

6 LCD Proyektor Kebutuhan presentasi

7 Kamera digital Kebutuhan dokumentasi tapak

8 Mesin penghancur kertas Menghancurkan dokumen rahasia yang tidak terpakai

9 Telepon extension Menghubungkan komunikasi antar staf

10 CD Room Mencopy file ke CD

Sumber: Hasil pengamatan penulis 2013

Teknik pembuatan produk gambar dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem manual dan sistem operasi komputer Teknik manual dipergunakan dalam penggambaran konsep secara cepat sebelum pada tahap pengembangan. Teknik ini menggunakan peralatan seperti pensil, penggaris, pena marker, pensil warna, dan peralatan warna lainnya. Hasil teknik tersebut digunakan untuk pembuatan gambar kerja, seperti gambar konsep, potongan sketsa, dan gambar perspektif. Sedangkan, produk hasil menggunakan perangkat lunak untuk menghasilkan gambar-gambar kerja secara detail (Tabel 4).

Tabel 4 Perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengerjaan oleh PTTI

No. Perangkat lunak Kegunaan

1 Adobe Photoshop CS5, dan CS6 Render, layouting, dan memodifikasi foto

2 Adobe acrobat Publikasi dokumen

3 Autocad 2012 Gambar kerja atau produk

4 Microsoft office Pembuatan dokumen tertulis

5 Google sketchup Desain 3D

6 3D Max Membuat desain 3D dan rendering

7 Google earth Pencitraan peta

8 Adobe Indesign Layouting laporan hasil

9 Macromedia Freehand Penggambaran freehand

Sumber: Hasil pengamatan penulis 2013

(27)

14

dibatasi oleh Selat Lombok di sebelah barat, Desa Senteluk dan Desa Sandik di sebelah selatan, Desa Lembah Sari di sebelah timur dan Desa Malaka Kecamatan Pemenang (Kabupaten Lombok Utara) di sebelah utara (Gambar 4).

Gambar 4 Peta Kawasan Wisata Senggigi di Kecamatan Batu Layar

(Sumber: Bappeda Lombok Barat 2012)

(28)

15 Kondisi Fisik dan Biofisik

Bentang alam di kawasan Senggigi berupa pantai, dataran rendah dan perbukitan. Dataran rendah mempunyai kondisi yang istimewa dengan Pantai Senggigi pada bagian depan dan bukit sebagai latar belakang. Daerah rendah merupakan kawasan landai dengan ketinggian kurang lebih dua meter diatas permukaan laut. Lahan yang berada ditepi pantai memiliki kemiringan 0–2% merupakan lahan untuk akomodasi, kemiringan 2–10% dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas penunjang, sarana rekreasi, dan kemiringan di atas 40% tidak dibangun bangunan untuk menghindari longsor.

Jenis tanah pada kawasan Senggigi terdiri atas regosol pada kawasan pesisir pantai, aluvial pada bagian dekat sungai, dan litosol pada area berbukit. Kawasan yang direncanakan didominasi oleh dataran regosol. Regosol memiliki tekstur tanah yang kasar dan belum membentuk agregat sehingga peka terhadap erosi. Kondisi tanah di kawasan Senggigi tidak pernah tergenang air dan tidak ada erosi, sehingga drainase dikatakan cukup baik (Marianti 1996). Selain itu, kondisi tanah regosol yang homogen menjadikan pemanfaatan lebih leluasa tanpa batasan peruntukan lahan.

Kawasan ini memiliki iklim tipe D (Schmidt–Ferguson). Iklim tipe D merupakan iklim tropis sedang. Data pengamatan suhu, curah hujan, kelembaban dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Data curah hujan, suhu dan kelembaban

Jenis data Maksimum Minimum Rata-rata

Suhu (oC) 310 C 210 C 26.50 C

Secara umum, pasang surut pada bagian pantai barat Lombok relatif rendah dibanding dengan pantai bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pasang surut air Pantai Senggigi relatif minimum, sehingga pertimbangan terhadap kenaikan air laut relatif kecil. Kondisi laut di kawasan Senggigi memiliki kedalaman laut berkisar 5 meter pada jarak 200–400 m dengan gelombang 0.5–1 m (SPKL 2012). Garis Pantai Senggigi pendek dan dikelilingi pasir yang berwarna putih dan air laut yang jernih. Garis pantai dengan tapak berkisar hingga 50 meter. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kawasan tidak berbahaya untuk area wisata.

(29)

16

Kondisi Sosial dan Budaya

Jumlah penduduk pada Kawasan Batu Layar mencapai 39.507 jiwa dan penduduk Desa Senggigi mencapai 8.777 jiwa. Sebagian besar penduduk Senggigi memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, dan karyawan swasta yang bergerak pada bidang pariwisata, dan beberapa lainnya bekerja sebagai buruh tani, peternak, dan lain sebagainya (SPKL 2012). Masyarakat daerah pesisir umumnya bersifat menunggu dan melihat pengenalan teknologi baru dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga (SPKL 2012), sehingga adanya pariwisata dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan membuka peluang lapangan kerja.

Sekitar 80% penduduk di Pulau Lombok adalah Suku Sasak. Suku Sasak memiliki kebudayaan antara hindu dan islam, namun sebagian besar memeluk agama islam. Kebudayaan tersebut tercermin dalam berbagai event dan corak bangunannya, serta kesenian daerah. Arsitektural tradisional Sasak merupakan arsitektur tradisional yang belum banyak mendapat pengaruh dari luar dan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk melihat karakteristik Lombok. Selain itu, budaya masyarakat Lombok memiliki keanekaragaman jenis kerajinan tangan diantaranya tenunan kain adat, anyam-anyaman dari pandan, bambu dan lontar, ukiran-ukiran kayu, bambu, dan tanah liat, serta kerajinan tangan lainnya yang dapat dijadikan cinderamata.

Potensi Pariwisata dan Pengunjung di Lombok

Kawasan pariwisata Senggigi merupakan kawasan wisata yang potensial dan banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara. Daerah ini merupakan daerah yang terbanyak dikunjungi wisatawan karena adanya kemudahan pencapaian, lokasi yang strategis, tersedianya fasilitas yang lengkap, serta potensi kawasan wisata yang tinggi. Kawasan Senggigi berada dekat dengan bandara internasional Praya dan pelabuhan laut Lembar, serta dekat dengan area pariwisata diantaranya Kepulauan Gili, Kuta Mandalika, Pegunungan Rinjani, Pura Batu Bolong, dan Mangsit (Gambar 5). Selain itu, keindahan pegunungan dan pantai menjadi salah satu faktor utama yang dinikmati dalam rekreasi di kawasan Senggigi.

Gambar 5 Potensi pariwisata di kawasan Senggigi

(30)

17 Sektor Pariwisata Lombok menjadi sektor andalan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ditunjang dengan banyaknya objek wisata yang dikembangkan. Jumlah obyek pariwisata di Kabupaten Lombok Barat sebelum pemekaran sebanyak 60 obyek, baik yang sudah berkembang maupun yang belum berkembang (Tabel 6). Obyek wisata ini tersebar diseluruh kecamatan yang terdiri dari 41 obyek wisata alam, 15 obyek wisata budaya, dan 4 obyek wisata sejarah. Setelah terjadi pemekaran maka jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 40 obyek wisata, yang terdiri dari: 24 obyek wisata alam, 15 obyek wisata budaya/sejarah dan 1 obyek wisata minat khusus (DPLB 2012).

Tabel 6 Obyek wisata yang berkembang di Lombok Barat (DPLB 2012)

No. Nama Obyek Lokasi Jenis Wisata Jarak

dari Mataram

1. Pantai Senggigi Senggigi Alam 13 Km

2. Batu Bolong Batulayar Budaya 12 Km

3. Pantai Mangsit Senggigi Alam 20 Km

4. Hutan Wisata Pusuk

Kekait Alam 16 Km

5. Taman Lingsar Lingsar Budaya 9 Km

6. Taman Narmada Narmada Budaya/Sejarah 12 Km

7. Suranadi Suranadi Budaya/Sejarah 17 Km

8. Banyumulek Banyumulek Budaya/Sejarah 10 Km

9. Pantai Sire Sokong Alam 30 Km

10. Pura Agung Lendang Bajur Budaya 4 Km

11. Desa Sesela Sesela Budaya 5 Km

12. Gunung Pengsong Kuranji Budaya 5 Km

13. Karang Bayan Karang Bayan Budaya 14 Km

14. Aik Nyet Narmada Alam 20 Km

(31)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Kerja Perusahaan

PTTI mempunyai alur kerja yang sistematis apabila ditinjau dari segi administrasi. Sistem ini mempermudah pekerjaan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. Sistem kerja perusahaan yang ada diantaranya sistem penyimpanan dan pendistribusian data perusahaan dan sistem pekerjaan proyek. Sistem Penyimpanan dan Pendistribusian Data

PTTI menggunakan sistem penyimpanan dan pendistribusian data server client. Server client menggunakan satu komputer sebagai server yaitu pengumpul data dan komputer lainnya sebagai client atau penerima. Pendistribusian data dengan sistem server memiliki kelebihan di antaranya mempercepat pendistribusian data, menyimpan data secara keseluruhan, dan mengefisienkan data. Namun, menjadi kendala apabila server mengalami kerusakan sistem. Untuk itu, pengelolaan dilakukan dengan pengecekan sistem secara berkala dan mengunci sistem data dari luar.

Data perusahaan disimpan dalam data server yang dikelompokkan ke dalam folder yang disesuaikan dengan jenis proyek. Dalam satu folder proyek diberi kode nama proyek (IP***) didalamnya terdapat dua folder utama yaitu incoming document yang berisi data yang didapat dari klien dan outgoing document berisi data yang telah dikerjakan oleh tim PTTI. Dalam setiap folder tersebut terdapat beberapa sub-folder, yaitu:

1. CAD

Sub-folder ini berisi data CAD yang dikerjakan pada tahap draft gambar kerja dan final product.

2. Correspondence

Sub-folder ini berisi data dokumen yang disimpan untuk pendataan proyek dan mendukung proses pekerjaan proyek. Pada folder ini terdapat empat sub-folder berdasarkan jenis dokumennya yaitu FAX, Letter, Transmittal, dan Misc berisi dokumen program kerja dan hasil pertemuan kerja.

3. Graphic

Sub-folder ini berisi data gambar grafis yang telah dikerjakan dan disesuaikan dengan tahap draft gambar kerja dan final product.

4. Report Production

Sub-folder dalam folder ini antara lain a) folder PPT berisi data hasil presentasi setiap proses tahapan pekerjaan, b) folder report berisi laporan kerja yang terbagi dalam jenis dokumen text, flatten image (pdf, jpg) dan layout gambar kerja.

5. Misc

Sub-folder dalam folder ini antara lain contact list, CV, email, photo, response and comment, site visit, speech, and traslation.

(32)

19 kesulitan bagi staf lainnya dalam mengakses data tersebut. Untuk itu, perlunya perbaikan sistem pengelolaan data dan penerapan sistem penyimpanan data kepada staf.

Sistem Pembagian Kerja Staf

Setiap staf memiliki pembagian kerja dan tanggung jawab sesuai jabatan pekerjaannya. Pembagian kerja dilakukan dengan sistem worksheet. Sistem worksheet membagi jenis pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang ditentukan. Dalam hal pembagian tugas, seorang manajer proyek membagi pekerjaan dan waktu pekerjaan yang harus dicapai kepada setiap staf dalam satu periode (dua minggu) yang biasa disebut Professional Personnel Manajement Reporting (PPMR). PPMR merupakan data yang wajib diisi setiap staf sebagai laporan hasil kegiatan kerja yang telah dan akan dilakukan dalam satuan waktu pekerjaan. Selain itu, setiap staf wajib mengisi time sheet yang merupakan catatan pekerjaan harian yang telah dilakukan. PPMR dan timesheet diakses secara on-line dengan sistem yang terhubung dengan Townland Group. Sistem pembagian kerja yang berjalan saat ini cukup efektif dan terorganisir dengan baik, serta mempermudah komunikasi dan penyampaian informasi.

Prosedur Penerimaan dan Pekerjaan Proyek

Secara umum PTTI mendapatkan proyek melalui tiga cara yaitu penunjukkan langsung, pengajuan penawaran (tender), dan kegiatan pemasaran. Biasanya, PTTI mendapat proyek melalui penunjukan langsung ataupun hasil kegiatan marketing. Hal ini karena semakin banyaknya klien yang mempercayai kualitas pelayanan PTTI. Dalam sistem penunjukkan langsung, klien memberikan pekerjaan langsung pada perusahaan dengan kerangka acuan kerja. Pekerjaan dilaksanakan setelah terjadi kesepakatan dalam kontrak antara kedua belah pihak. Kesepakatan kontrak kerja mencangkup tenggat waktu pelaksanaan, batasan dalam pengerjaan proyek, kesepakatan biaya serta keluaran produk yang dihasilkan.

PTTI memiliki prosedur dalam tahapan pekerjaan proyek. Prosedur pekerjaan merupakan tahapan pekerjaan, batasan kesepakatan dengan klien, dan produk yang dihasilkan. Gambar 6 menunjukkan prosedur pekerjaan perencanaan dan penyusunan rencana induk. Prosedur pekerjaan mempermudah staf dalam mengerjakan dan menyampaikan metode pekerjaan proyek kepada klien. Proses pengembangan produk yang diinginkan pada perencanaan hotel resor disesuaikan dengan keinginan klien, pertimbangan terhadap kompetitor, dan hasil analisis yang telah dilakukan. Batasan kesepakatan dengan klien sampai pada tahap pengembangan konsep. Untuk itu, diskusi dilakukan secara berkala hingga mencapai kesepakatan bersama. Hal ini dilakukan agar pengerjaan dan batasan pekerjaan proyek dapat terstruktur dengan baik.

(33)

20

dalam bentuk minutes of meeting dan dibagikan kepada semua pihak yang terlibat. Hill (2002) mengatakan bahwa setiap menit proses meeting dan dokumen hasil harus disimpan. Minutes of meeting memperlihatkan kemajuan proses pelaksanaan, site meetings, keterlibatan klien, dan masalah lainnya.

Gambar 6 Tahapan dan produk dalam menyusun Rencana Induk

(Sumber: PTTI 2013)

Sistem Manajemen Kerja Proyek

Sistem manajemen proyek dipimpin oleh seorang manajer proyek yang bertanggung jawab mengkoordinasi, mengontrol pekerjaan tim, dan melaporkan kemajuan pekerjaan kepada direktur perusahaan. Kondisi tersebut didukung oleh pernyataan Russ (2009) bahwa manajer proyek sangat berpengaruh dalam mensukseskan sebuah proyek, mengelola kerja tim dan mengatur jadwal pengerjaan proyek. Manajer proyek dibantu oleh pemimpin proyek dalam mengatur kerja tim pada setiap proyek. Biasanya suatu proyek dikerjakan oleh 2-4 orang yang terlibat dan bertanggung jawab atas proses pekerjaan proyek tersebut.

Pada pengerjaannya, setiap staf profesional mengerjakan lebih dari satu proyek dalam satuan waktu. Hal ini diupayakan agar penyelesaian pekerjaan proyek dapat lebih efisien. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, diperlukan manajemen waktu yang baik dan kerja yang efisien agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik. Semakin baik kualitas yang dihasilkan dengan waktu pengerjaan yang cepat, maka jumlah proyek yang dipegang dalam satu satuan waktu dapat semakin banyak.

Sistem komunikasi PTTI dilakukan secara dua arah (Gambar 7) Komunikasi dua arah berguna dalam mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan setiap tim yang terlibat. Evaluasi hasil kerja tim dilakukan terlebih dahulu oleh pemimpin proyek dan didiskusikan kembali dengan manajer. Kemudian dievaluasi kembali oleh direktur sebelum dipresentasikan oleh pihak klien. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil kerja tim cukup baik atau masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang harus dikoreksi. Mekanisme komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang baik dalam meningkatkan kinerja tim dan mencapai hasil yang maksimal.

(34)

21

Gambar 7 Prosedur pelaksana pengerjaan proyek

Salah satu bentuk manajemen kerja yang baik dengan adanya komunikasi antar pihak yang terlibat terstrukturnya sistem pekerjaan dan adanya hasil yang telah dilakukan, sehingga pekerjaan dapat berjalan secara optimal. Manajemen proyek yang terstruktur adalah terstrukturnya tahapan dalam proses pengerjaan dan memiliki prosedur pekerjaan pada setiap lingkup pekerjaan. Seperti yang telah dikemukakan Cleland dan Ireland (2002), bahwa manajemen proyek terdiri atas tahapan konsep, perencanaan, desain, pengadaan (procurement), persiapan eksekusi dan diakhiri dengan accomplishment yang biasanya ditandai dengan antara lain deliverable (capaian yang dijanjikan).

Proses Perencanaan Lanskap Hotel Resor di Kawasan Senggigi

Dekripsi Proyek

Proyek perencanaan hotel resor di kawasan Senggigi diperoleh dari penunjukkan langsung oleh PT Indah Krandangan (PIK). Proses perencanaan berlangsung pada Desember 2012 hingga Juni 2013. Proses perencanaan proyek ini dimulai dari evaluasi proyek dengan pihak klien. Evaluasi proyek yang dimaksud adalah kegiatan perundingan proyek yang akan direncanakan atau investasi yang dilakukan. Evaluasi proyek dalam proyek lanskap dibedakan menjadi dua, yaitu proyek yang bertujuan bisnis dengan non bisnis (Cleland dan Ireland 2002). Proyek perencanaan hotel resor difokuskan pada proyek yang bertujuan bisnis, sehingga pengembangan ditujukan untuk meningkatkan perekonomian Lombok, masyarakat dan investor.

Perencanaan hotel resor di Kawasan Senggigi ini hanya melibatkan pihak investor dan konsultan perencana, karena penyusunan rencana induk masih berupa gambaran konsep yang menjadi dasar dalam pengembangan selanjutnya. Pihak investor terlebih dahulu mengupayakan untuk mencari investor dalam bidang perhotelan yang akan mengelola hotel resor yang dimilikinya. Hal ini memberi dampak pada perubahan dalam data rencana induk dan limitasi pekerjaan yang tidak tentu.

Tujuan pengembangan dan penyusunan rencana induk wisata hotel resor pada proyek ini adalah mengangkat nilai budaya Lombok, meningkatkan minat

Direktur

Manajer Proyek

Ketua Proyek

(35)

22

wisatawan dan perekonomian wilayah, serta melestarikan alam dengan konsep ekologi dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan kriteria yang harus dilakukan dalam merencanakan kawasan wisata, seperti yang telah tercantum dalam Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010–2014.

Proses perencanaan rencana induk mengikuti alur prosedur perencanaan yang telah ditetapkan PTTI, meliputi tahapan persiapan dan pencarian data awal, analisis, pengembangan konsep hingga rencana induk (Gambar 8). Secara umum, tahapan proses perencanaan di PTTI hampir sama dengan tahapan proses perencanaan lanskap menurut Nurisjah dan Pramukanto (2012), bahwa proses perencanaan lanskap meliputi persiapan, pengumpulan data, fakta dan informasi, analisis data, sintesis, dan perencanaan lanskap. Tahapan sintesis yang dilakukan PTTI merupakan pengembangan konsep berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Namun, tidak semua teori dalam proses perencanaan ini diterapkan. Pekerjaan disesuaikan dengan estimasi waktu pekerjaan dan keinginan klien.

Gambar 8 Tahapan pengerjaan proyek

(Sumber: PTTI 2013)

Proses perencanaan lanskap ini diikuti mahasiswa magang mulai dari tahap data dan analisis hingga penyusunan rencana induk. Setiap proses dalam perencanaan dilakukan dengan diskusi bersama dan studi literatur untuk mengembangkan konsep dan rencana ruang. Pengembangan konsep biasanya ditulis dalam sebuah sketsa, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk komputerisasi oleh mahasiswa magang dan tim yang terlibat.

Persiapan (Inventarisasi)

 Latar belakang dan tujuan proyek

 Kondisi umum wilayah

 Data ekonomi wilayah

 Data topografi, hidrologi, dan klimatologi

Identifikasi dan Analisis

 Analisis konteks wilayah Lombok meliputi topografi,hidrologi,sirkulasi dan vegetasi

 Analisis konteks fisik, lingkungan, sosial budaya

 Analisis SWOT dan nilai kesesuaian lahan

Pengembangan Konsep

 Menggambarkan visi pengembangan

 Memberi opsi terhadap rencana ruang dan sirkulasi dengan kekurangan dan kelebihan tiap opsi

 Merencanakan konsep pengembangan

Perencanaan

Masterplan

 Desain rencana ruang dan rencana penggunaan lahan

 Perencanaan parameter pengembangan resort

 Rencana sirkulasi, ruang hijau, dan strategi lanskap

 Rencana fasilitas publik

 Rencana pengembangan masterplan

 Strategi bisnis dan produk pelayanan

Final Masterplan  Laporan akhir perencanaan masterplan meliputi rencana pengembangan tapak dan desain

(36)

23 Proyek perencanaan hotel dan resor di Kawasan Senggigi ini terletak di Jalan Raya Senggigi, Dusun Senggigi, Desa Batu Layar, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat (Gambar 9). Lokasi tapak yang direncanakan dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Senggigi b. sebelah timur berbatasan dengan Puri Sharon Hotel c. sebelah selatan berbatasan dengan Pantai Kerandangan d. sebelah barat berbatasan dengan Pantai Mangsit

Gambar 9 Lokasi proyek perencanaan

(Sumber: google.com dan google earth 2012)

Persiapan dan Inventarisasi

(37)

24

pandangan setiap titik posisi harus dicatat. Tujuan dari kegiatan inventarisasi adalah agar perencana memahami, mengevaluasi dan mengenali karakter tapak, serta masalah pada tapak, dan potensi tapak (Hill 2002). Selain itu, bertujuan untuk mengidentifikasi kunci utama atau petunjuk dari tapak yang akan mempengaruhi bagaimana konsep perencanaan memberikan dampak positif bagi penggunanya dan mengurangi aspek negatif yang ditimbulkan bagi tapak.

Tapak memiliki luas area sebesar 20 hektar. Kondisi eksisting tapak didominasi oleh pohon kelapa. Potensi vegetasi ini menjadi karakter khas kawasan. Tapak terbagi dalam tiga zona karena kondisi eksisting yang terpisah oleh Sungai Krandangan dan Jalan Raya Senggigi (Gambar 10). Hal tersebut dapat menjadi kendala dalam menyatukan area pengembangan. Sebagai alternatif dalam mengatasi kendala tersebut, maka direncanakan sebuah kawasan yang terintegrasi dengan konsep fungsi ruang dan sasaran wisata yang berbeda.

Gambar 10 Tapak eksisting dalam tiga zona

(Sumber: PTTI 2012)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi tapak terdiri dari:

1. Zona A merupakan area berkontur yang berbukit yang semakin curam ke arah pantai dan sungai. Pada Zona A terdapat habitat vegetasi bakau di dekat pantai, sehingga tidak terlihat pandangan ke arah pantai. Zona ini sangat baik untuk direncanakan area resor bernuansa alami (Gambar 11).

2. Zona B memiliki kontur yang relatif datar dan berada dekat dengan tepi pantai. Pengembangan memanfaatkan potensi pantai sebagai pemandangan utama dan direncanakan area untuk rekreasi pantai (Gambar 12).

(38)

25

Gambar 11 Keadaan tapak Zona A

(Sumber: PTTI 2012)

Gambar 12 Keadaan tapak Zona B

(Sumber: PTTI 2012)

Pintu masuk Sungai Kerandangan

Pagar pembatas area perencanaan

Hamparan pohon kelapa pada kawasan

Area tepi sungai

Hamparan pohon kelapa dekat jalan utama Sungai Kerandangan Habitat Mangrove

Akses jalan eksisting pada kawasan Bagian tengah Sungai Kerandangan Laguna Sungai Kerandangan Area wetland

Area tepi jalan Jalur masuk kawasan

(39)

26

Gambar 13 Keadaan tapak zona C

(Sumber: PTTI 2012)

Data dan Analisis

Tahapan pengumpulan data dan analisis menjadi bagian penting dalam mengawali proses perencanaan. Kegiatan pengumpulan data fisik didapatkan melalui data awal yang telah disediakan oleh klien meliputi data topografi, vegetasi dan batas tapak perencanaan. Kebutuhan terhadap data ekonomi dan sosial budaya didapatkan melalui hasil survei, wawancara, studi literatur dan data dari Badan Pusat Statistik.

Analisis tapak merupakan langkah yang paling penting dalam proses perencanaan suatu kawasan. Tujuan analisis tapak awal adalah untuk mengumpulkan data perencanaan awal, mengevaluasi tapak untuk kompatibilitas dengan proyek yang diusulkan, mengenali kebutuhan terhadap proses perencanaan, dan membentuk pemahaman tentang persyaratan administratif proyek seperti membangun izin dan persetujuan (Russ 2009). Analisis dilakukan berdasarkan aspek ekonomi dan keinginan wisatawan, aspek lingkungan dan sosial budaya, serta keadaan fisik tapak kawasan. Analisis tersebut merupakan langkah awal dalam mempertimbangkan tujuan perencanaan (Gunn 2002). Analisis yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.

A. Aspek Ekonomi

Pendekatan ekonomi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan ekonomi dan kebutuhan pengembangan pada kawasan. Analisis ekonomi menjadi dasar dalam permintaan rekreasi wisata dan pertimbangan dalam penentuan produk dan sasaran produk wisata (Gunn 2002).

Jumlah kunjungan wisatawan di Lombok Barat meningkat setiap tahunnya. Wisatawan terbanyak berasal dari mancanegara, yaitu 120 % wisatawan yang berasal dari Eropa, 90 % wisatawan Asia dan beberapa wisatawan dari Afrika dan Amerika (BPS 2011). Sebagian besar wisatawan Eropa tinggal rata-rata 14 hari dan lebih menyukai akomodasi yang bersifat privasi.

Jumlah wisatawan meningkat secara drastis pada 2009 karena adanya kampanye nasional “Visit Indonesia” yang dimulai pada 2008 dan 2009, serta

Area tepi jalan yang menyudut Pintu masuk kawasan

(40)

27 acara tahunan “Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) atau “Pasar Wisata

Indonesia” yang diadakan di Senggigi (Gambar 14). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kunjungan dalam wisata sangat dipengaruhi oleh adanya acara yang menarik minat wisatawan. Oleh karena itu, rencana dibuat dengan menghadirkan sarana pusat kegiatan seni dan budaya, serta konsep pengembangan sesuai dengan keinginan wisatawan.

Gambar 14 Jumlah pengunjung dalam lima tahun di Lombok Barat

(Sumber: BPS 2011)

Kebutuhan wisatawan terhadap lingkungan alami dan suasana yang dihadirkan sebuah penginapan semakin meningkat. Berdasarkan data yang dikumpulkan, jumlah penginapan terbanyak pada skala budget hotel dan star hotel (Gambar 15). Sementara, kebutuhan hunian terhadap hotel berbintang di Nusa Tenggara Barat telah mencatat kenaikan bertahap sejak 2006 untuk 2010 yaitu sebanyak 17,88% (BPS 2011). Oleh karena itu, pengembangan dalam menciptakan hotel berbintang empat sangat baik untuk direncanakan pada kawasan Senggigi.

Gambar 15 Jenis tingkatan hotel di Lombok Barat (Sumber: PTTI 2013)

Studi banding juga dilakukan sebagai pertimbangan dalam mencapai tujuan pemasaran hotel resor yang tepat. Studi ini bertujuan memberikan gambaran rencana pengembangan terhadap kompetitor sekitar kawasan perencanaan yang diamati berdasarkan fasilitas penginapan, tahun pendirian bangunan, luas wilayah, dan kisaran harga jual penginapan (Lampiran 2), sehingga produk unit hotel dan harga dapat disesuaikan dan diharapkan lebih unggul dibandingkan sekitar.

0

(41)

28

B.Aspek Sosial Budaya

Sosial dan budaya merupakan salah satu potensi dalam pengembangan pariwisata. Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang kaya akan warisan budaya, diantaranya seni tari (Gandrung Dance, Tari Batek Baris, Malean Sampe), pertunjukkan (Senggigi Festival) dan adat setempat (Sasarehan) yang diadakan pada waktu tertentu. Adanya pertunjukkan dan acara kebudayaan memberi peluang besar dalam mempromosikan produk-produk pariwisata lokal dan karakteristik wisata (Gambar 15).

Gambar 16 Kebudayaan Lombok (a) Rumah adat Lombok, (b) Tari Gandrung

(Sumber: google.com)

Perencanaan hotel resor mempunyai pengaruh yang besar terhadap lingkungan kawasan dan masyarakat sekitar. Kehadiran kegiatan pariwisata sedapat mungkin memelihara nilai budaya masyarakat setempat, meminimalkan dampak negatif pada kerusakan sumber daya alam, dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat. Salah satunya yaitu mengembangkan hotel resor dengan corak pembangunan fisik mendekati pola dan suasana budaya masyarakat lokal. Selain itu, kerjasama dengan masyarakat dilakukan dengan mengadakan area pertunjukkan tarian dan seni khas Lombok pada area amphiteater dan plaza, serta pusat perbelanjaan cinderamata khas Lombok. Perencanaan hotel resor yang tepat adalah perencanaan yang mempertimbangan kebudayaan dalam wisata sebagai karakteristik tempat dan memfasilitasi kebutuhan wisatawan (Gunn 2002).

C.Aspek Fisik dan Biofisik

Analisis fisik merupakan pertimbangan utama dalam perencanaan berdasarkan keadaan internal tapak. Russ (2009) mengatakan bahwa faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan antara lain tanah, vegetasi, hidrologi, iklim, topografi, estetika, ciri historis dan tantangan fisiografi. Secara umum, analisis yang dilakukan PTTI cukup baik, namun pertimbangan terhadap keadaan tanah, vegetasi dan kondisi iklim masih perlu diperhatikan agar pengembangan lebih maksimal. Tanah merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangan karena mempengaruhi pemilihan jenis vegetasi dan kesesuaian tapak dalam menunjang bangunan. Iklim juga menjadi pertimbangan dalam penentuan arah dan letak bangunan, pemilihan dan penempatan vegetasi sesuai fungsi, pengaturan arah angin, serta penentuan aktivitas dan fasilitas untuk kenyamanan pengguna. Analisis spasial terhadap pemandangan dan bunyi juga perlu ditambahkan dalam pengembangan analisis kawasan. Pemandangan dan bunyi dapat meningkatkan kualitas fisik dan keharmonisan penggunaan area dalam tapak (Simonds 2006).

(42)

29 Berikut merupakan data dan analisis yang telah dilakukan berdasarkan aspek fisik dan biofisik pada kawasan perencanaan.

a. Aksesibilitas dan infrastuktur kawasan

Aksesibilitas kawasan merupakan faktor pendukung dalam mencapai kenyamanan dan keinginan masyarakat dalam memilih hunian wisata. Umumnya masyarakat memilih resor yang berada pada wilayah strategis, serta dekat dengan potensi alam. Lokasi merupakan salah satu karakteristik yang menjadi keunggulan dalam pemasaran sebuah hotel resor.

Lokasi proyek perencanaan hotel resor berada 12 km dari Kota Mataram, 20 km dari Bandara Internasional Praya. Lokasi tersebut berada pada akses jalan utama Senggigi dan dekat dari pusat kota. Jalur ini dillintasi wisatawan menuju arah utara Lombok. Kemudahan pencapaian tapak merupakan potensi untuk menarik pengunjung. Kemudahan ini didukung oleh infrastruktur yang ada, yakni jalan beraspal sampai ke tapak dengan lebar jalan 10m. Jalan di sekitar tapak masih berupa jalan tanah yang dapat dilalui kendaraan, dan akses langsung menuju tepi pantai (Gambar 17).

Gambar 17 Aksesibilitas kawasan (a) jalur masuk kawasan utama, (b) Jalan Raya Senggigi, dan (c) jalur kawasan

(Sumber: PTTI 2012)

b. Vegetasi dan habitat satwa

Vegetasi merupakan komponen yang mempunyai berbagai fungsi yang bermanfaat bagi suatu tapak. Selain untuk keindahan visual, vegetasi dapat mengendalikan iklim mikro yaitu pemecah angin, tempat habitat satwa, dan peneduh. Kawasan perencanaan merupakan lahan bebas yang belum terbangun dengan tanah yang berpasir dan rumput yang pendek. Gambar 18 merupakan peta sebaran vegetasi yang terdapat pada kawasan perencanaan.

Vegetasi di dominasi oleh pohon kelapa, serta beberapa pohon kanopi di tepian sungai dan lahan miring. Pohon kanopi diantaranya pohon ketapang, waru laut, dan mahoni. Sebagian pohon tersebut merupakan rumah bagi beberapa spesies burung liar lokal dan burung cicadas. Lebih dekat ke mulut muara adalah habitat alami hutan bakau, ditutupi oleh semak dan vegetasi bakau (Gambar 19). Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan tapak, jumlah pohon kelapa adalah 656 pohon, sedangkan pohon kanopi berjumlah 36 pohon. Kondisi tersebut menjadi keunggulan dalam mempertahankan kawasan ekologi pantai dengan

a

b

(43)

30

banyaknya pohon kelapa pada tapak. Untuk itu, analisis yang dilakukan dalam perencanaan terhadap vegetasi dan habitat lokal antara lain:

1. memanfaatkan sebagian vegetasi eksisting tapak untuk konsep rencana vegetasi,

2. menjadikan vegetasi kelapa sebagai bagian dari prinsip pelestarian lingkungan, 3. melestarian hutan bakau pada habitat mangrove sebagai potensi alam yang

menarik, serta berfungsi menahan air dan abrasi pantai, dan

4. merencanakan konsep kawasan dengan memperhatikan tata letak vegetasi dan penambahan vegetasi yang berfungsi untuk kenyamanan wisata.

Gambar 18 Peta sebaran vegetasi eksisting tapak

(Sumber: PTTI 2013)

Gambar 19 Vegetasi eksisting tapak (a) pohon kanopi (terminallia cattapa), (b) habitat mangrove dan (c) pohon kelapa

(Sumber: PTTI 2012)

c. Hidrologi

Sumber air pada tapak berasal dari sumur air bersih yang berada pada di dalam kawasan perencanaan, serta kondisi hidrologi yang baik dengan adanya Sungai Kerandangan (Gambar 20). Berkembangnya kawasan ini menjadi kawasan wisata menyebabkan kebutuhan air bersih semakin meningkat dan memungkinkan

Legenda

Gambar

Tabel 2 Jenis, bentuk dan sumber data
Gambar 1 Tahapan kegiatan magang
Gambar 2 Perkembangan PT Townland Group
Gambar 3 Struktur organisasi PTTI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan perancangan yang berlangsung di studio, dengan proyek utama Panyu Agile

Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Sementara itu Elderly Community Housing merupakan salah satu proyek yang

Tujuan khusus dari kegiatan magang, meliputi: (1) menganalisis proses desain Taman Lingkungan JGC sesuai mekanisme kerja yang diterapkan OZ; (2) menganalisis

Agnela Saneta L./07 01 12706 167 Penekanan studi pada Hotel Resor di Obyek Wisata Pantai Parangtritis dibentuk oleh konsep bentuk, skala, proporsi, warna, tekstur dan karakteristik

Proses pengelolaan proyek untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan mengenai manajemen yang diterapkan pada perusahaan tempat magang, meliputi kegiatan proyek :

Kegiatan magang dilakukan di hotel Jakarta Hilton International pada bulan April hingga Juli 2005, yang terdiri dari proses pelaksanaan pemeliharaan outdoor.. Kegiatan

Tiga hal utama yang menjadi tujuan magang adalah memperoleh pengetahuan tentang manajemen proyek arsitektur lanskap dalam kegiatan perancangan serta

Proyek perancangan yang menjadi bahan studi dan pembelajaran dalam kegiatan magang yaitu perancangan lanskap jalan (streetscape) pada kawasan Alam Sutera fase II