JAKARTA
CINTYA ASTARI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Dibimbing oleh SETIA HADI.
Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Sebagian besar lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang kotor, berpolusi, kemacetan terjadi setiap saat serta tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Kepenatan yang terjadi akibat semua hal tersebut salah satunya dapat diatasi dengan kegiatan rekreasi. Selain membutuhkan rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan suatu RTH yang dapat membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Ancol Ecopark merupakan suatu ruang terbuka hijau yang didalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang mengusung konsep edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai platform pusat rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.
Selama kegiatan magang berlangsung di bawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol, mahasiswa melakukan beberapa metode pendekatan, yaitu pendekatan manajerial, pendekatan teknis pekerjaan lapang, dan metode pengambilan data. Pendekatan manajerial meliputi mempelajari organisasi perusahaan dan manajerial proses implementasi lanskap Ancol Ecopark. Untuk pendekatan teknis pekerjaan lapang, mahasiswa berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi perencanaan dan pembangunan Ancol Ecopark dan proses pemiliharaan Ancol Ecopark. Sedangkan pengambilan data dilakukan untuk pengenalan kondisi umum dan biofisik Ancol Ecopark dengan metode survei, yang mencakup pengamatan langsung, pendokumentasian proses kerja, wawancara pekerja, pengukuran dan pengamatan data primer, dan penyebaran kuisioner untuk pengunjung Taman Impian Jaya Ancol.
Ecopark nantinya, didapatkan bahwa 90% responden berminat untuk mengunjungi Ancol Ecopark dan 10% lainnya merasaka tidak berminat. Berdasarkan pengukuran kenyaman iklim menggunakan perhitungan THI didapatkan nilai 27,51 yang berarti bahwa area tersebut masih diatas batas kenyamanan yang seharusnya yaitu 27. Berdasarkan analisis kapasitas kerja pemeliharaan yang menunjukkan masih adanya kapasitas tenaga kerja pemeliharaan yang dibawah standard kapasitas kerja yang seharusnya, sementara untuk penghitungan tenaga kerja pemeliharaan didapatkan hasil bahwa tenaga kerja pemeliharaan yang dibutuhkan adalah sebanyak 194 orang.
Dari kegiatan selama magang, mahasiswa mendapat banyak pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru terutama dalam hal perencanaan dan implementasi pembangunan lanskap. Selain itu juga dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui masih terdapat beberapa kendala dan masalah yang terjadi di lapang, misalnya dalam hal penentuan wewenang pengambilan keputusan dalam hal revisi desain perencanaan Ancol Ecopark. Oleh karena, pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan pengelolaan sumber daya yang ada untuk perbaikan pengelolaan Ancol Ecopark kedepannya.
JAKARTA
CINTYA ASTARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta ” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, September 2011
© Hak cipta milik IPB, tahun 2011
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan
kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
Nama : Cintya Astari
NRP : A44070060
Departemen : Arsitektur Lanskap
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Setia Hadi, Ms NIP 19600424 1986011 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
ridho dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi
ini merupakan hasil dari kegiatan magang di Taman Impian Jaya Ancol yang
penyusunannya bertujuan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.
Setia Hadi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan masukan, dan
arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan
kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi motivasi, saran dan nasehat yang
sangat membantu penulis, Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc dan Dr. Syartinilia,
SP, M.Si selaku dosen penguji, Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc selaku dosen
pembimbing akademik, Ibu Fietry Imerza, Bapak Hargo dan Bapak Chalil El
serta seluruh karyawan Taman Impian Jaya Ancol khususnya Departemen
Perencanaan Rekreasi dan Resort yang telah membimbing penulis selama
kegiatan magang berlangsung, teman-teman Arsitektur Lanskap 44 atas semua
kebersamaan dan bantuannya selama ini, seluruh teman-teman yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
Ucapan terima kasih terakhir yang tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima
kasih kepada Papa, Mama, Mbak Dhita dan seluruh keluarga lainnya yang
senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak Ancol Ecopark dan semua pihak
yang berkepentingan.
Bogor, September 2011
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 September 1990. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Ayahanda Mohammad Isa
Sidharta dan Ibunda Agustien Riadewi.
Pendidikan penulis diawali pada tahun 1994 dan menyelesaikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Islam Gema Bisikan Rohani Anak pada tahun 1996.
Pada tahun 2001 penulis lulus dari SD Islam Gema Bisikan Rohani Anak, Bekasi.
Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studinya di SLTP Negeri 252
Jakarta Timur. Selanjutnya pada tahun 2007 penulis lulus SMAN 71, Jakarta
Timur.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui
jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studi di
IPB, penulis aktif mengikuti kepanitiaan beberapa acara, baik yang
diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap maupun pada tingkat
Fakultas Pertanian. Pada tahun 2011, penulis mengikuti kegiatan magang untuk
menyelesaikan studinya pada Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol.
Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar
DAFTAR TABEL ……….………... xiii
DAFTAR GAMBAR ……….……….….... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi
I PENDAHULUAN ………...……... 1
1.1 Latar Belakang ………....….. 1
1.2 Tujuan ……….……… 3
1.3 Manfaat ………...… 3
II TINJAUAN PUSTAKA ……….………..… 4
2.1 Pelaksanaan Lanskap ……….………….….……...… 4
2.2 Ecopark ………..…………..………..… 5
2.3 Rekreasi ……….…..…..……….……...… 7
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap ……….…...…...… 8
III METODOLOGI ………...… 11
3.1 Lokasi dan Waktu Magang ………...… 11
3.2 Metode Magang ………...…….…… 12
3.3 Metode Pengolahan data ………...…….…...… 13
IV KONDISI UMUM LOKASI ……….…...… 16
4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol………..…....… 16
4.2 Sejarah Kawasan Taman Impian Jaya Ancol ………….…...… 17
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………...… 18
4.4 Letak dan Luas Kawasan Ancol Ecopark ……….… 19
4.5 Aksesibilitas ………..… 20
4.6 Tanah dan Topografi ……….…………...….… 20
4.7 Hidrologi ………..…………..………...… 21
4.8 Iklim ……….…..… 22
V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK ………...…... 26
5.1 Konsep Pengembangan dan Tata Ruang Ancol Ecopark …….… 26
5.1.1 Area Eco Art ………….………...… 27
5.1.2 Area Eco Care ……….…...… 29
5.1.3 Area Eco Nature ………... 30
5.1.4 Area Eco Energy ……….………….…...… 31
5.2 Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas pada Kawasan Ancol Ecopark………... 32
VI IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK………...…...… 35
6.1 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark ………...… 35
6.2 Kontraktor Lanskap ………... 36
6.3 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap …………...……... 37
6.3.1 Revisi Perencanaan Ancol Ecopark ………...… 38
6.3.2 Pengawasan Pekerjaan Lanskap ……….……...… 42
6.4 Pemeliharaan Lanskap dan Kebersihan Ancol Ecopark …...… 42
6.4.1 Kontraktor Pemeliharaan Lanskap ………...…... 43
6.4.2 Jadwal Pemeliharaan dan Kebersihan Taman ……...… 44
6.4.3 Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark ……...… 45
6.4.4 Keselamatan Kerja Pemeliharaan dan Kebersihan ....…… 46
6.4.5 Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan……..……… …………...… 46
6.4.6 Aktivitas Pemeliharaan Fisik ……….…...… 50
6.4.7 Anggaran Biaya Pemeliharaan ………...… 55
6.4.8 Pengelolaan Peralatan dan Bahan ……….…....… 56
6.5 Fasilitas, Sarana dan Prasarana ………...… 58
6.6 Kendala Permasalahan Selama Proses Pembangunan……...… 61
6.6.1 Perbedaan Pendapat Dalam Proses Implementasi Desain 62
6.7.1 Karakteristik Pengunjung ………...……...… 64
6.7.2 Minat Pengunjung ……….………...… 70
VII SIMPULAN DAN SARAN ………..………...… 74
7.1 Simpulan ………...…...… 74
7.2 Saran ……….……...… 74
DAFTAR PUSATAKA ………..…...… 76
Halaman
1 Jenis Data dan Indikator Pengamatan ………...….….. 15
2 Uraian Luas Area Kawasan Ancol Ecopark………...…...… 19
3 Frekuensi Pemeliharaan Taman di Ancol Ecopark…………...……...… 45
4 Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan di Ancol Ecopark………..…...… 47
5 Kebutuhan HOK Pemeliharaan di Ancol Ecopark Dalam Satu Tahun… 49
Halaman
10 Konsep Aksesibilitas Pada Kawasan Ancol Ecopark ………...…… 34
11 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark ……….…………...… 36
12 Revisi Desain Lanskap Plaza 1 Ancol Ecopark ………….………...…… 39
13 Penambahan Pohon pada Pedestrian di Area Eco Energy…………...… 41
14 Penambahan Pohon pada Area Pulau Tengah ………...….… 41
15 Penambahan Pohon pada Area Parkir ………...….… 42
16 Aktivitas Pemangkasan di Ancol Ecopark ………..…………...…… 51
17 Aktivitas Pembersihan Jalan dan Rumput di Ancol Ecopark………...… 51
18 Aktivitas Penyiraman di Ancol Ecopark Menggunakan Mobil Tangki.... 52
19 Aktivitas Pendangiran dan Penyetikan di Ancol Ecopark………... 53
20 Penanggulangan Pada Tanaman Asplenium nidus Yang Terserang Hama Ular………...……... 54
21 Penanganan Sampah di Kawasan Ancol Ecopark……...………...… 55
22 Konsep Desain Signage Di Kawasan Ancol Ecopark………...… 60
23 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Di Kawasan Ancol Ecopark………....… 61
24 Data Jumlah Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Tahun 2005 – 2009 64 25 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Usia.. 65
26 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol berdasarkan Tingkat Pendidikan………..…………...…... 65
29 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan
Frekuensi Kunjungan Per Tahun………..………..…...… 67
30 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan
Tujuan Berkunjung………...……..……...… 68
31 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Lama
Kunjungan……….……... 68
32 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan
Pendamping Saat Berkunjung ………...…... 69
33 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan
Kendaraan Yang Digunakan Saat Berkunjung……….. 70
34 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Pengertian
“Ecopark”………..……...… 70 35 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Ancol
Ecopark……….……….…...…. 71
36 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Kunjungan
Ke Kawasan Ecopark Lainnya………... 72
37 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Minat
Halaman
1 Kuisioner Untuk Pengunjung………...…...… 79
2 Struktur Organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol………....…....… 81
3 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Rekreasi……...…...… 82
4 Daftar Nama Tanaman di Ancol Ecopark………...… 83
5 Desain Lanskap Ancol Ecopark………...………...…... 85
6 Desain Lanskap Area Eco Art………... 86
7 Desain Lanskap Area Eco Care………..………... 87
8 Desain Lanskap Area Eco Nature………..……….….... 88
9 Desain Lanskap Area Eco Energy………..………... 89
10 Desain Penanaman Lanskap Ancol Ecopark…………...….…..……....… 90
11 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Art ………...………....…. 91
12 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Care………....………...… 92
13 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Nature………..………..… 93
14 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Energy……….……….…..… 94
15 Desain Penanaman Lanskap Area Pulau Tengah……….….…..… 95
16 Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan………..……...… 96
17 Absensi Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark…………...……..… 97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal
ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Tingkat pembangunan di Ibukota Jakarta
cenderung semakin meningkat seiring meningkatnya tingkat aktivitas masyarakat
kota. Gedung-gedung bertingkat terus bertambah, pusat perbelanjaan dan
perkantoran semakin banyak dan bervariasi. Hal ini membuat Ruang Terbuka
Hijau (RTH) semakin sedikit.Seperti diketahui lingkungan perkotaan merupakan
lingkungan yang kotor, polusi merajalela, kemacetan terjadi setiap saat serta
tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Hal ini jelas menambah
kepenatan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan seperti Jakarta.
Salah satu hal yang bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kepenatan
adalah rekreasi. Rekreasi merupakan suatu kebutuhan yang dirasa semakin
penting khususnya bagi masyarakat perkotaan saat ini. Selain membutuhkan
rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan suatu RTH yang dapat
membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Sehingga salah satu
bentuk refreshing yang cocok untuk masyarakat perkotaan adalah suatu rekreasi yang berhubungan dengan wisata alam.
RTH merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu kota,
yang berfungsi sebagai penyangga dan penetralisir lingkungan kota. Karena
kepadatan lanskap perkotaan, RTH yang dibuat harus memiliki fungsi yang lebih
dan dapat menunjang kehidupan masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat
aktivitas tinggi. RTH yang ada harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
hanya bermanfaat untuk kelestarian lingkungan tetapi juga dapat mereduksi
kepenatan masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu, keberadaan taman rekreasi yang
dapat memanfaatkan RTH dirasa penting dan menjadi suatu kebutuhan bagi
masyarakat umum.
Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan
kepenatan dari rutinitas keseharian. Rekreasi sekarang ini menyuguhkan suatu
lingkungan industrial yangg modern (Kraus,1977). Sehingga dengan berekreasi
diharapkan masyarakat dapat merasa fresh kembali baik secara perasaan maupun
dari aspek kesehatan lingkungannya.
Pembangunan suatu kawasan rekreasi terkadang tidak selalu menuju ke arah
yang lebih baik karena seringkali pihak pengembang dan perencana lebih fokus
pada sisi ekonomi dari pembangunan dan melupakan sisi ekologisnya. Suatu
kawasan rekreasi yang ekologis harus tetap mengutamakan sisi ekologisnya
ketimbang sisi ekonominya. Ismaun (2008) mengemukakan pendekatan baru
dalam model manajemen perubahan tata guna lahan perkotaan adalah untuk
mencoba mengintegrasikan vitalitas dan aktivitas perkotaan dengan segala
aspeknya melalui kriteria ekologi; sebagai sebuah sistem yang akan dapat
menjaga keberlangsungan ekosistem kawasan pada saat kini dan masa datang.
Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan rekreasi yang
telah berhasil mencitrakan dirinya sebagai suatu tempat berlibur dan rekreasi yang
selalu memanjakan para pengunjungnya dan berupaya mengakomodasikan
kegiatan pariwisata di Jakarta dengan beragam objek wisata yang ditawarkan.
Dengan tingkat permasalahan kota yang ada, Taman Impian Jaya Ancol pun mulai
memperhatikan kelestarian lingkungan perkotaan dengan membuka wahana objek
wisata baru yang bernama Ancol Ecopark.
Ancol Ecopark yang dibangun oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol berupa
sebuah taman terbuka yang dilengkapi berbagai fasilitas edutainment, botanical garden dan sarana adventure berbasis green lifestyle. Pemanfaatan Taman Impian Jaya Ancol sebagai daerah wisata tentu memberikan dampak bagi kondisi
lingkungannya, terutama bagi kondisi ekologis perkotaan. Sehingga pembangunan
Ancol Ecopark ini merupakan suatu alternatif untuk menebus semua dampak yang
telah ditimbulkannya.
Kondisi Ancol Ecopark saat ini masih dalam tahap pembangunan dan implementasi perencanaannya. Dalam proses pembangunan ini, dibutuhkan suatu
evaluasi dari implementasi perencanaan yang baik, sehingga hasil akhir Ancol
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini antara lain :
1. Mempelajari perencanaan lanskap kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol.
2. Mempelajari proses implementasi perencanaan dan perancangan kawasan
Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol.
3. Mengevaluasi implementasi perencanaan lanskap kawasan Ancol
Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol kedepannya.
1.3 Manfaat
Kegiatan magang di Taman Impian Jaya Ancol ini bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidang perencanaan
dan implementasi lanskap khususnya yang terjadi pada pembangunan kawasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelaksanaan Lanskap
Pelaksanaan lanskap merupakan proses implementasi dari perencanaan
lanskap. Perencanaan lanskap menentukan bermacam-macam penggunaan tapak
secara mendetail dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan serta analisis
suatu tapak, membuat rencana penggunaan lahan, membuat perancangan secara
keseluruhan pada tapak.
Menurut Simonds (1983), proses perencanaan dan perancangan merupakan
proses yang dipakai sebagai dasar dalam merencana dan merancang, Proses ini
meliputi enam tahap, antara lain:
1. Commission, pada tahap ini dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai
dasar pegangan pelaksanaan tugas.
2. Research, pada tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi yang didapatkan berupa kegiatan survei, pengumpulan data, wawancara,
observasi dan pembuatan dokumentasi.
3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap tapak dengan penentuan kendala maupun potensi.
4. Synthesis, pada tahap ini dilakukan pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi kemudian dikemukakan dalam berbagai alternatif rencana
pembangunan atau pengembangan tapak dilihat dari estimasi biaya yang
memungkinkan.
5. Construction, pada tahap ini dipersiapkan dokumen secara detail meliputi perencanaan, gambar detail spesifikasi dan perkiraan biaya
yang lebih akurat dari tahap sebelumnya untuk kegiatan konstruksi di
lapangan.
Tahap implentasi pembangunan lanskap merupakan bagian dari tahap
construction, yang mengaplikasikan bagian dari perencanaan dan perancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Tahap pelaksanaan pembangunan merupakan
tahap yang paling penting untuk diperhatikan karena kualitas dari keseluruhan
proyek tergantung pada keahlian dan pengelolaan saat pelaksanaan tersebut
berlangsung.
2.2 Ecopark
Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark sendiri dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang didalamnya
terdapat koleksi tanaman eksitu dan insitu. Pengertian eksitu merupakan usaha
pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya sedangkan insitu adalah usaha
pelestarian yang dilakukan pada habitat aslinya.
Menurut Setiawan et al. (2006) secara kuantitatif upaya Indonesia dalam melakukan konservasi sumberdaya genetik telah sangat nyata dilakukan melalui
konservasi insitu, yaitu dengan membangun sistem kawasan konservasi. Sampai
dengan tahun 2000 Indonesia telah menetapkan 385 unit kawasan dilindungi
(protected area) yang mencakup 22.560.545,46 ha. Akan tetapi, perlindungan
insitu saja tidak cukup dan belum dapat menjamin pemanfaatan sumberdaya
hayati secara lestari. Untuk itu diperlukan upaya-upaya lebih lanjut, yaitu
konservasi eksitu yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya alam hayati,
khusunya pohon, bagi kesejahteraan umat manusia. Salah satu areal yang
potensial dikembangkan sebagai sarana konservasi eksitu adalah ruang terbuka
hijau (RTH).
Sebagai sebuah wahana wisata Ancol Ecopark mengusung konsep edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari
seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai
platform pusat rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan
Ancol Ecopark merupakan sarana rekreasi baru yang ditawarkan oleh pihak
Taman Impian Jaya Ancol yang mengembangkan wahana hiburan berbasis
pendidikan (edutainment). Didirikan di areal seluas 33,8 ha yang menjadi taman
hijau terbuka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup. Selain memperluas area terbuka
untuk kegiatan edukatif, hiburan dan olahraga, Ancol Ecopark juga akan semakin
memperkaya lingkungan natural di kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan
memunculkan pusat paru-paru di kawasan ini. Sedangkan untuk mencapai tujuan
Blue Ancol, kehadiran Ancol Ecopark akan dimanfaatkan kebutuhan publik terhadap waterfront management dengan membangun daerah kanal sebesar 20% dari area Ancol Ecopark dengan konsep relink, reform dan create.
Pembangunan kanal tersebut selain akan meningkatkan kemampuan water management sebagai drainase untuk mengantisipasi air pasang, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, juga sekaligus akan menjadi saluran transportasi air
yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol.
Ekologi adalah ilmu yang masih tergolong baru yang berkonsentrasi kepada
hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sisi ekologis suatu tapak
harus sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pengembangan suatu tapak
yang identik dengan pertumbuhan populasi dan pola tata guna lahan (Simonds dan
Starke, 2006).
Menurut Frick dan Sukiyanto (2007), ekologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungan. Persoalan tentang wawasan lingkungan pada masa kini
mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan mendorong
kedudukan ekologi dari segi akademis menjadi perhatian umum.
Basuni (2001) mengemukakan berdasarkan perspektif ekologi, tidak ada
yang baru mengenai pariwisata ekologis atau ekoturisme. Yang ada adalah
manusia "modern" telah gagal menerapkan prinsip-prinsip ekologi dalam industri
pariwisata, khususnya pariwisata alam. Para pihak yang terlibat dan bersangkutan
dengan pariwisata alam, khususnya pembuat kebijakan, para pengembang
dan pengunjung telah gagal mengembangkan etika ekologis, yaitu kebijaksanaan
moril di dalam manusia (para pihak) mencampurtangani ekosistem alam atau
bergaul dengan alam sekitarnya. Dengan perkataan lain ekologisme belum
dipahami oleh masyarakat luas, termasuk para pihak yang bersangkutan dengan
pariwisata alam. Akibatnya sistem transportasi semrawut, keseimbangan
ekosistem terganggu, obyek wisata alam rusak sehingga tidak menarik lagi,
pengunjung berjejal, vandalisme dimana-mana - di sepanjang perjalanan sampai
di daerah tujuan wisata dan pada obyek wisata alam, dan polusi. Apa yang harus
dilakukan dengan belajar dari kegagalan ini adalah bahwa ilmu ekologi perlu
dikembangkan dan ekologisme perlu diajarkan kepada masyarakat luas.
Oleh karenanya, seorang arsitek lanskap harus selalu menjaga integritas dari
lanskap alami maupun buatan. Sebuah tapak tidak bisa lagi diperlakukan
semaunya dan anggapan bahwa sebuah tapak dapat dimiliki sepenuhnya oleh
pihak tertentu dan dirancang tanpa memperhatikan sisi-sisi ekologis tidak dapat
lagi diterima. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan tapak yang baik
menjadi hal yang fundamental dan harus benar-benar dipahami dan dibuat secara
berkelanjutan (Simonds dan Starke, 2006).
Prospektif lanskap perkotaan merupakan basis potensi bagi kawasan yang
inginmembangun dirinya sebagai sebuah pembangunan kawasan berbasis
lingkungan dan berkelanjutan. Sustainable development merupakan perkembangan yang melahirkan pelayanan terhadap lingkungan, sosial dan
ekonomi tanpa membahayakan keberadaan sistem alam, sosial dan lingkungan
terbangun sebagi tempat hidup dan bergantung. Sustainable development bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek dengan tidak
memboroskan sumberdaya alam yang tidak terbarukan serta tidak melampaui
kapasitas dan daya dukung lingkungan (Uniaty, 2008).
2.3 Rekreasi
Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi (NARRP), sumber daya
rekreasi adalah sumber daya dalam pengaturan yang menentukan pengalaman
pada daerah, fasilitas, infrastruktur, personil, peraturan manajemen dan tindakan.
Perencanaan sumber daya rekreasi harus mempromosikan, manfaat lingkungan
kesehatan manusia dan masyarakat yang bertambah dari partisipasi rekreasi
seperti kesehatan fisik dan mental yang baik, kohesi keluarga, kesopanan,
integrasi sosial, perkembangan anak, stimulasi ekonomi, produktivitas kerja,
pengelolaan sumber daya, dan etika konservasi.
Menurut Gold (1980), pemerintah daerah dan pihak pengembang swasta
mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan suatu kawasan rekreasi dan
pelayanan waktu luang dalam suatu kota. Seorang perencana kawasan urban dan
arsitek lanskap sangatlah berperan dalam penentuan lokasi, preservasi, desain dari
sebuah ruang terbuka, pengembangan fasilitas rekreasi dan analisis program sosial
untuk memenuhi kebutuhan rekreatif pengunjung. Mereka juga harus
berhubungan dengan pihak-pihak lain yang profesional di bidang taman dan
kawasan rekreasi juga agen-agen yang mengatur peluang-peluang kegiatan
rekreasi.
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
Pengelolaan lanskap atau lingkungan hidup merupakan sebuah upaya
terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan,
pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap
yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin,
2005). Sementara itu, Simonds dan Starke (2006) mengungkapkan bahwa
pengelolaan yang efektif hendaknya dipertimbangkan sejak awal perencanaan
sehingga pelaksanaannya terprogram.
Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi (NARRP), manajemen
pada alternatif rekreasi harus jelas, komprehensif, dan menyediakan berbagai
pilihan yang layak untuk dipertimbangkan publik. Setiap alternatif dapat
dibandingkan dengan tujuan yang diusulkan, kondisi masa depan yang diinginkan,
pengalaman rekreasi yang diinginkan, fasilitas, strategi manajemen dan tindakan,
standar kualitas, kapasitas pengunjung, nilai ekonomi, kebutuhan anggaran yang
Sedangkan untuk pemeliharaan lanskap adalah suatu upaya untuk menjaga
dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar
kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang
sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula (Arifin dan Arifin, 2005).
Pemeliharaan taman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan,
penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, pemupukan, pemindahan tanaman, pembibitan dan pemeliharaan
peralatan.
Prinsip-prinsip pemeliharaan taman untuk mencapai efektivitas di dalam
pemeliharaan taman antara lain :
1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan.
2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga, peralatan
maupun bahan.
3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan
telah disusun.
4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan
dan prioritas yang benar.
5. Penekanan pada pemeliharaan pencegahan.
6. Sistem pemeliharaan harus diorganisasikan dengan baik.
7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang
telah ditetapkan.
8. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsi
pemeliharaan.
9. Program pemeliharaan harus dirancang melindungi lingkungan alami.
10. Pengelola pemeliharan taman bertanggung jawab terhadap keamanan umum
dan para operator pemelihara taman.
11. Pemeliharaan harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan awal.
12. Operator pemeliharaan bertanggung jawab pada pengelola pemeliharaan
taman.
Di dalam lanskap dikenal adanya pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan
diadakan suatu evaluasi. Sedangkan pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan
taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah,
asri dan nyaman.
Pemeliharaan ideal didukung oleh upaya-upaya seperti berikut:
1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga
memudahkan pemeliharaan fisik.
2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman,
hendaknya yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian
atau penyulaman tanaman.
sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah.
Kapasitas kerja para operator taman mempengaruhi efisiensi biaya
pemeliharaan taman. Tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kemampuan tenaga
dan keterampilan membuat anggaran pemeliharaan optimal Efisiensi dan
efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan
yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, pemelihara taman
hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat, mengetahui jenis
peralatan yang digunakan, fungsi, serta kerjanya. Efektivitas kerja operator
pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin (2005) sangat ditentukan oleh:
1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para pegawai
pemeliharaan taman.
2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman.
3. Ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang.
5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor serta
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di Kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol, Kecamatan Ancol, Jakarta Utara. Pelaksanaan kegiatan
magang dilakukan selama 12 minggu, yaitu sejak tanggal 21 Februari hingga 13
Mei 2011, yang secara rutin dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat pukul
08.00-17.00 WIB. Kegiatan magang ini dilakukan dibawah bimbingan kepala
bagian lanskap di Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian
Jaya Ancol. Adapun peta lokasinya seperti pada Gambar 1.
Peta Jakarta PetaTaman Impian Jaya Ancol
Peta Ancol Ecopark
Sumber : http://www.google.com/, 2011
Gambar 1 Peta Lokasi Ancol Ecopark
Keterangan Gambar
3.2 Metode Magang
Pada kegiatan magang ini status mahasiswa adalah “research student” yang mengikuti kegiatan perencanaan dan pengelolaan lanskap Ancol Ecopark. Namun
pada skripsi ini pembahasannya akan fokus pada proses implementasi
pembangunan lanskapnya. Metode magang yang dilakukan menggunakan
beberapa pendekatan teknis dan analisis data yang telah diambil.
3.2.1 Pendekatan teknis manajerial, yaitu :
a. Mempelajari organisasi perusahaan dan sistem kerja, khususnya bagian
perencanaan rekreasi dan pemeliharaan taman,
b. Mempelajari manajerial proses implementasi perencanaan Ancol
Ecopark yang mencakup perencanaan awal, proses implementasi perencanaan, pengawasan pembangunan, dan pemeliharaan taman.
3.2.2 Pendekatan teknis pekerjaan lapang, yaitu :
a. Manajemen kerja di lapang khususnya yang mencakup proses
pemeliharaan taman, pengkoordinasian dan penjadwalan tenaga kerja
pemeliharaan,
b. Berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi
perencanaan Ancol Ecopark dan redesain beberapa spot pada
perencanaan awal.
3.2.3 Metode pengambilan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut (Tabel 1). Pengambilan data
dilakukan dengan cara:
a. Pengenalan kondisi umum dan kondisi biofisik Ancol Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol,
b. Kegiatan survei yang dilakukan dengan cara :
1. Pengamatan langsung terhadap sistem pemeliharaan lanskap di Ancol
Ecopark, seperti proses berlangsungnya pemeliharaan dan implementasi desain perencanaan awal,
3. Wawancara terhadap karyawan Departemen Perencanaan Rekreasi
dan Resort Taman Impian Jaya Ancol mengenai proses perencanaan
dan pembangunan Ancol Ecopark, misalnya, konsep dasar, program atraksi, desain penanaman. Wawancara juga dilakukan dengan bagian
pelaksanaan pembangunan, untuk mengetahui kelancaran dan
pengelolaan proses pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu
wawancara juga dilakukan dengan pengawas, pekerja dan pihak
kontraktor pemeliharaan, yaitu PT. Budimanunggal Primasentosa.
4. Pengukuran dan penghitungan langsung data-data yang akan dianalisis
lebih lanjut. Misalnya data kelembaban dan suhu udara (iklim mikro).
5. Penyebaran kuisioner secara acak kepada pengunjung Taman Impian
Jaya Ancol untuk mengetahui latar belakang sosial pengunjung dan
memprediksi minat pengunjung terhadap Ancol Ecopark.
3.3 Metode Pengolahan data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan beberapa analisis untuk
mengetahui potensi dan kendala yang ada di dalam kawasan rekreasiAncol
Ecopark. Analisis yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data
hasil pengamatan selama magang yang didapat melalui studi pustaka,
wawancara dengan pengelola dan pengunjung, dan pengamatan langsung.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sistem kerja selama
kegiatan implementasi perencanaan lanskap Ancol Ecopark berlangsung.
b. Analisis Karakteristik dan Persepsi Minat Pengunjung
Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran
kuisioner kepada 30 orang pengunjung Taman Impian Jaya Ancol secara
acak. Pengisian kuisioner tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik
pengunjung Taman Impian Jaya Ancol secara umum dan mengetahui minat
c. Pengukuran Kenyamanan Iklim
Temperature Humidity Index (THI) adalah indeks yang menunjukkan tingkat kenyamanan suatu area secara kuantitatif berdasarkan nilai suhu dan
kelembaban udara relatif. Kenyamanan menyatakan pengaruh keadaan
lingkungan fisik atmosfer atau iklim terhadap manusia. Keadaan yang
nyaman adalah apabila sebagian energi manusia dibebaskan untuk kerja
produktif & usaha pengaturan suhu tubuh berada pada tingkat minimum.
(Fandeli, 2009)
Tingkat kenyamanan berdasarkan iklim dapat diukur dengan:
Temperature Humidity Index (THI)
Keterangan:
T = suhu udara (ºC)
RH = kelembaban Nisbi Udara (%)
d. Kapasitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja
Menurut Arifin dan Arifin (2005), tingkat efektivitas kerja para tenaga
kerja dapat mempengaruhi optimalisasi biaya pemeliharaan taman, karena
dengan memliki tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan
yang sesuai maka pemanfaatan biaya pemeliharaan dapat dilakukan seoptimal
mungkin. Sedangkan kapasitas kerja dapat dikatakan baik jika tenaga kerja
bekerja secara efektif. Dengan mengetahui kapasitas kerja maka dapat
direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan luasan
taman yang akan diperlihara. Perhitungan kapasitas kerja dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang ideal untuk pemeliharaan kawasan
Jenis Data Indikator Pengamatan Sumber Data
Kondisi Umum Deskripsi dan Sejarah
Perusahaan Taman Impian Jaya Ancol Letak dan luas area Taman Impian Jaya Ancol Aksesibilitas Taman Impian Jaya Ancol Kondisi Biofisik Tanah dan Topografi Taman Impian Jaya Ancol Hidrologi Taman Impian Jaya Ancol
Iklim BMKG Kemayoran
Vegetasi dan Satwa Taman Impian Jaya Ancol Kondisi Sosial dan
Ekonomi
Data Jumlah Pengunjung
TIJA Taman Impian Jaya Ancol
Karakteristik Pengunjung Kuisioner Pengunjung TIJA
Minat Pengunjung Kuisioner Pengunjung TIJA
Konsep Pengembangan
Ecopark Master plan Taman Impian Jaya Ancol
Konsep Desain Konsultan Lanskap Administrasi Struktur Organisasi Taman Impian Jaya Ancol Aspek Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan Ancol Ecopark
SPK Pemeliharaan Ancol Ecopark
Absensi dan Penjadwalan
Tenaga Kerja Ancol Ecopark
Pelaksanaan Fisik
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI
4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa konsultasi bidang
perencanaan dan pembangunan serta di bidang usaha kawasan pariwisata,
perhotelan dan sarana olahraga melalui anak perusahaannya. Taman Impian Jaya
Ancol mengelola “area pariwisata terintegrasi” seluas 552 Ha. Kawasan rekreasi ini dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai, penginapan, olahraga dan seni,
wisata belanja dan wisata pendidikan.
PT. Pembangunan Jaya Ancol memilki visi untuk menjadi perusahaan
pengembang kawasan wisata terpadu terbesar dan terbaik se-Asia Tenggara yang
memiliki jaringan sentra rekreasi terluas pada tahun 2015. Dengan misinya adalah
sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi kebanggaan
bangsa dan senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui
sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya, pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas „Life Re-Creation‟ yang menjadi kebanggaan bangsa.
Sampai bulan Mei 2011 ini, Taman Impian Jaya Ancol telah memiliki
fasilitas rekreasi berupa:
a. Pantai dan Taman.
Pantai dan Taman memiliki 5 pantai (Pantai Festival, Indah, Elok, Ria dan Carnival Beach Club) dan Danau Impian.
Sejak tahun 2010 Taman Impian Jaya Ancol membuat sebuah wahana baru
yang diberi nama Ancol Ecopark. Ancol Ecopark merupakan sebuah taman rekreasi yang berbasis ekologi yang menawarkan hiburan bertema pendidikan dan
seni bagi pengunjung kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Untuk total
luasan Ancol Ecopark sendiri berkisar 33,8 ha yang mengambil lahan bekas lapangan golf. Pengerjaan area ini sudah dimulai dari beberapa bulan yang lalu
dan masih terus berjalan hingga saat ini dengan rencana pembukaan tahap pertama
pada bulan Juni 2011. Pembuatan Ancol Ecopark ini merupakan pengaplikasian langsung tentang kampanye hijau yang sedang digalakkan oleh pihak Taman
Impian Jaya Ancol.
4. 2 Sejarah Kawasan Taman Impian Jaya Ancol
Berdasarkan data sejarah yang diperoleh dari pengelola dan website resmi
Taman Impian Jaya Ancol, pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol
merupakan sebuah kawasan rawa yang tidak terawat dan tempat bersarangnya
nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Oleh karena itu, Presiden pertama
Republik Indonesia, Ir.Soekarno, menunjuk Pemerintah Daerah (Pemda) DKI
Jakarta dalam hal ini Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo sebagai gubernur DKI
Jakarta saat itu untuk melaksanakan gagasannya, yaitu mengembangkan kawasan
Ancol yang meliputi areal seluas 552 ha sebagai daerah wisata.
Sejak awal berdirinya di tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa
disebut Ancol sudah ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda
DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan
(BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan
perekonomian nasional serta daya beli masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat di tahun
1992 status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi
PT Pembangunan Jaya Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10
Juli 1992 sehingga terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan
saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh
Pada 2 Juli 2004 Ancol melakukan “go public” dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh
Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah “go public” ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan
tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan.
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Ancol Ecopark merupakan salah satu kawasan rekreasi yang berada di kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. PT. Taman Impian Jaya Ancol
merupakan salah satu anak usaha dari PT. Pembangunan Jaya Ancol yang
sekarang berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PT. Pembangunan Jaya
Ancol merupakan hasil kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Pembangunan
Jaya, dengan status kepemilikan 72% Pemda DKI Jakarta, 18% PT. Pembangunan
Jaya dan 10% publik. Tingkatan pimpinan di Taman Impian Jaya Ancol ini adalah
Direktur Utama, Direktur, Direktorat, Kepala Divisi, Kepala Departemen/General
Manager (Lampiran 2).
Hingga saat ini, Ancol Ecopark belum memiliki divisi manajemen khusus
yang menanganinya. Pembentukan manajemen Ancol Ecopark masih dalam proses penyusunan lebih lanjut. Oleh karenanya, saat ini proses pembangunan
Ancol Ecopark masih dipegang oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol. Maka dari
itu, mahasiswa melakukan magang di Departemen Perencanaan Rekreasi dan
Resort, Taman Impian Jaya Ancol untuk mempelajari tentang proses
pembangunan Ancol Ecopark. Pada Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, tingkatan kepemimpinannya adalah Kepala Departemen, Kepala Bidang,
Kepala Bagian, dan Kepala Seksi (Lampiran 3). Sementara pada proses magang
ini, mahasiswa berada dibawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap di
Deapartemen Perencanaan Rekreasi dan Resort. Bagian Lanskap di Taman Impian
Jaya Ancol lebih fokus pada perencanaan tanaman, sedangkan untuk elemen
4.4 Letak dan Luas Kawasan Ancol Ecopark
Taman Impian Jaya Ancol merupakan kawasan rekreasi yang berada di
Jakarta Utara dengan posisi yang berbatasan langsung dengan pantai utara Pulau
Jawa. Posisi Ancol Ecopark tidak jauh dari pinggir pantai Festival. Alamatnya terletak di Jalan Lodan Timur, Jakarta Utara. Adapun batasan kawasan Ancol
Ecopark adalah sebagi berikut :
Utara : Hotel Mercure
Selatan : Kali Ancol
Barat : Dunia Fantasi dan Hailai
Timur : Pasar Seni dan Atlantis
Dilihat dari ekosistem lingkungannya yang terletak di dekat pantai, maka
sedikit banyak karakteristik ekosistem pantai mempengaruhi lingkungan Ancol
Ecopark, seperti kekuatan hembusan angin, kandungan garam pada tanah, serta vegetasi utama daerah pantai yaitu pohon kelapa. Pada konsepnya Green Mission
Paintball merupakan bagian dari Ancol Ecopark, namun GM Paintball saat ini telah dibuka dan memiliki loket masuk yang berbeda dengan Ancol Ecopark.
Kawasan Ancol Ecopark memiliki luas 33,8 ha (berdasarkan luasan siteplan) dengan sebuah kanal dengan panjang 2,5 km yang berfungsi sebagai tampungan air tadah hujan. Luas Ancol Ecopark memiliki uraian yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Uraian Luas Area Kawasan Ancol Ecopark
Sumber : Dept. Perencanaan Rekreasi dan Resort Taman Impian Jaya Ancol
No Uraian Luas Satuan
7 Toilet Barat, Musholla dan Perkerasan 201 m²
4.5 Aksesibilitas
Aksesibilitas dapat dikatakan berupa segala infrastruktur yang transportasi
yang mengakomodir wisatawan dari, ke dan selama kegiatan rekreasi di dalam
area wisata berlangsung. Taman Impian Jaya Ancol memiliki lokasi yang strategis
karena berada dekat dengan pusat Kota Jakarta. Selain lokasinya yang strategis,
Taman Impian Jaya Ancol juga dilengkapi kemudahan akses transportasi untuk
beberapa jenis transportasi.
Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, kemudahan akses
dapat melalui Jalan Tol Tanjung Priok dan keluar langsung di exit tol Ancol. Setelah itu saat ini pengunjung dapat masuk Taman Impian Jaya Ancol melalui 3
gerbang, yaitu gerbang carnaval, gerbang PMK dan gerbang Hailai (Ancol Barat).
Sebenarnya Taman Impian Jaya Ancol memiliki satu gebang lagi yaitu gerbang
Ancol Timur yang biasa menjadi gerbang utama, namun saat ini sedang dalam
tahap renovasi, sehingga dialihkan ke gerbang PMK.
Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, kemudahan akses
dapat dirasakan dengan beroperasinya Transjakarta Busway koridor V jurusan
PGC-Ancol dan koridor VII dengan jurusan Kampung Melayu-Ancol.
Pemberhentian kedua jalur tersebut berada pada shelter di depan Dunia Fantasi Ancol (DUFAN).
Selain itu, ada pula kemudahan transportasi umum yang dapat digunakan
pengunjung, yaitu dengan adanya kereta wisata. Pihak PT. Taman Impian Jaya
Ancol melakukan kerjasama dengan PT.KAI untuk menyediakan kereta wisata
dengan jurusan Bogor-Ancol yang langsung masuk kedalam kawasan Taman
Impian Jaya Ancol. Namun kereta wisata ini hanya tersedia pada hari Sabtu,
Minggu dan Libur.
4.6 Tanah dan Topografi
Tanah yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta pada
awalnya berupa tanah rawa. Tanah asli kawasan Taman Impian Jaya Ancol,
Jakarta memiliki sifat massa tanah yang mudah terpisah karena memiliki tekstur
pasir yang dominan dan miskin terhadap unsur hara. Untuk menunjang
reklamasi dengan menggunakan pasir dari laut Ancol sebanyak 100,7 juta m3
dengan ketebalan mencapai 2,5 m. Proses ini memerlukan waktu hingga 5 tahun,
selanjutnya ditimbun kembali dengan tanah urugan dan tanah latosol yang berasal
dari Bekasi dan Tengerang.
Pada kawasan Ancol Ecopark khususnya, membutuhkan tanah yang lebih stabil yang sesuai untuk habitat tumbuhan. Oleh karenanya, hampir secara
keseluruhan tanah rawa eksisting di Kawasan Ancol Ecopark ini ditimbun menggunakan tanah merah super. Tanah merah super sendiri merupakan jenis dari
tingkatan kualitas tanah itu sendiri.
Topografi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Baycity relatif
datar dengan ketinggian 0-5 mdpl. Di beberapa area TIJA seperti pada kawasan
Ancol Ecopark, topografinya di desain berbukit-bukit guna kepentingan estetika dan fungsional.
4.7 Hidrologi
Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta mengalami pencampuran air
laut sehingga daerah tepi pantai memiliki kandungan garam yang tinggi. Oleh
karena itu, air tanah dan air laut yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya
Ancol bersifat payau.
Kawasan Ancol memiliki dua sistem saluran DAS, yaitu Kali Ancol dan
Kali Bintang Mas. Kali Bintang Mas merupakan saluran penting di Kawasan
Ancol karena berfungsi sebagai badan penerima air buangan limbah rumah tangga
dan banjir kanal dari kawasan Gunung Sahari dan Sungai Ciliwung. Drainase
yang terdapat di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol menggunakan sistem
drainase terbuka. Pembuangan dari drainase ini menuju ke Kali Martadinata.
Untuk kawasan Ancol Ecopark sendiri, drainase berupa kanal dengan air yang berasal dari tadahan air hujan. Namun, karena lokasinya yang berbatasan
langsung dengan laut sehingga air yang tertampung pun bersifat payau. Air kanal
tersebut biasa digunakan untuk penyiraman beberapa tanaman di Ancol Ecopark.
Tetapi beberapa tanaman yang baru di tanam masih membutuhkan adaptasi
dengan air payau. Sehingga ada beberapa tanaman di Ancol Ecopark yang harus
dari PT. PAM. Hal ini terutama dilakukan pada tanaman-tanaman yang letaknya
jauh dari kanal.
Selain itu pada Ancol Ecopark, terdapat saluran pompa drainase besar yang
berfungsi untuk membuang air kanal yang berlebih ke laut. Hal ini terutama
terjadi ketika curah hujan tinggi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Pompa
drainase besar tersebut secara otomatis mengalirkan air kanal ke laut ketika
jumlah air yang tertampung telah melebihi ambang batas.
Pada rencana kedepannya, pola penyiraman tanaman di Ancol Ecopark akan
dibantu dengan adanya sprinkler. Dengan adanya sprinkler, penyiraman tanaman
akan lebih mudah bagi pemelihara, karena dengan begitu, pemelihara hanya perlu
mengaktifkan satu kontrol pusat untuk melakukan penyiraman di seluruh
Kawasan Ancol Ecopark.
4.8 Iklim
Kondisi iklim Jakarta Utara - Tanjung Priok berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran yang terletak pada
posisi 6,10º LS dan 106,83º BT dengan ketinggian stasiun pada 2 mdpl
menunjukkan Kawasan Ancol memiliki curah hujan rata-rata bulanan selama
tahun 2009 sebagai berikut :
(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)
Terlihat bahwa curah hujan tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Februari
sebesar 498,52 mm dan terendah pada bulan Juli sebesar 18,42 mm. Sementara itu
untuk suhu udara rata-rata bulanan di kawasan Ancol ini memiliki data sebagai
berikut :
(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)
Gambar 3 Data Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol 2005-2009
Dari data tersebut terlihat bahwa suhu udara rata-rata bulanan tertinggi di
kawasan Ancol terjadi pada bulan September dengan suhu 29,5 ºC dan suhu
terendah pada bulan Februari dengan suhu sebesar 27,3ºC. Kemudian untuk data
kelembaban rata-rata bulanan pada Kawasan Ancol didapatkan data sebagai
berikut :
(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)
Dari data tersebut terlihat bahwa kelembaban rata-rata bulanan tertinggi di
Kawasan Ancol terjadi pada bulan Februari dengan kelembaban 82%dan terendah
terjadi pada bulan Agustus dan Oktober yaitu sebesar 70%.
4. 9 Vegetasi dan Satwa
Ancol Ecopark memiliki berbagai koleksi vegetasi yang dapat dikatakan sangat beragam spesiesnya. Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini
terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman
merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Spesies vegetasinya pun
masih terus dikembangkan oleh pihak perencanaannya.
Karena Ancol Ecopark ini merupakan lahan bekas lapangan golf, maka vegetasi eksistingnya didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera). Ancol
Ecopark bertujuan utama sebagai taman ekologi dengan elemen utamanya adalah vegetasi yang bervariasi. Sehingga pada proses perencanaannya banyak sekali
ditanam vegetasi baru yang menyesuaikan 4 pilar konsep area pada Ancol
Ecopark yaitu Eco Art, Eco Nature, Eco Energy, dan Eco Care. Untuk tanaman yang kurang sesuai dengan konsep, pihak perencanaan melakukan pemindahan
tanaman tersebut. Namun ada juga beberapa tanaman yang harus ditiadakan, yaitu
tanaman yang tidak sesuai konsep dan kondisinya pun sudah buruk. Untuk daftar
nama tanaman yang terdapat di Ancol Ecopark dapat dilihat di Lampiran 4.
Sementara, untuk jenis satwa yang sudah ada di Ancol Ecopark saat ini adalah rusa pada deer island, angsa putih, beberapa spesies burung dan monyet
liar, ikan-ikan seperti ikan nila, ikan mujair, ikan lele, burung pelikan. Untuk
kedepannya masih akan ada lagi satwa-satwa yang dipelihara di Ancol Ecopark yang akan menambah variasi atraksi wisata bagi pengunjung.
4. 10 View
ditutupi oleh Exhibition Hall yang nantinya akan dilapisi vertical garden pada dindingnya.
Kondisi hijau seperti itu jelas jarang sekali kita jumpai di tengah padatnya
Kota Jakarta ini, sehingga semua pemandangan hijau yang terdapat di Ancol
Ecopark bisa dikatakan sebagai Good view yang akan menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
4. 11 Sosial dan Ekonomi
Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa kawasan di sekitar lokasi Taman
Impian Jaya Ancol telah berkembang menjadi sebuah kawasan yang lebih maju
dan padat. Kepadatan ini dapat dilihat dari jumlah pemukiman, pusat perbelanjaan
dan kawasan perdagangan yang semakin berkembang di sekitar kawasan Taman
Impian Jaya Ancol. Sebagian besar tenaga kerja di Taman Impian Jaya Ancol
merupakan penduduk sekitar lokasi yang merupakan warga Kelurahan Ancol.
Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan
kawasan Taman Impian Jaya Ancol merupakan tujuan dan tuntutan diawal
pembangunan kawasan ini. Setidaknya 20% dari tenaga kerja di Kawasan Taman
Impian Jaya Ancol merupakan penduduk lokal yang tinggal di sekitar kawasan
tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari keberadaan Taman
Impian Jaya Ancol bagi warga sekitarnya.
Keberadaan Taman Impian Jaya Ancol ditujukan untuk segala lapisan
masyarakat dengan berbagai tingkatan umur. Berbagai area yang ada di Taman
Impian Jaya Ancol ditujukan untuk dapat mengakomodir segala tujuan wisata
bagi setiap pengunjung. Berdasarkan data bulan Mei 2011, harga tiket masuk
Taman Impian Jaya Ancol adalah Rp. 15.000 per orang, Rp. 15.000 per mobil
serta Rp. 10.000 untuk motor.
Ancol Ecopark nantinya pun ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal lingkungan alam. Pihak Pembangunan Jaya Ancol
menargetkan bahwa pengunjung yang akan datang ke Ancol Ecopark dapat mencapai 15 juta orang pada tahun pertama pembukaannya, dengan puncak
BAB V
PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK
5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark
Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal, pihak
PT.Pembangunan Jaya Ancol dibantu oleh pihak konsultan lanskap PT.AECOM
yang berasal dari Singapura. Konsultan lanskap sendiri adalah pengembang
swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan
fasilitas rekreasi dalam kota (Gold, 1980). Perencana kota dan arsitek lanskap
berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka,
pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan
rekreasi bagi manusia. Penciptaan konsep pada Ancol Ecopark ini bertujuan untuk
menambah pengalaman rekreasi yang baru bagi para pengunjungnya. Gambar
desain lanskap per area dari PT.AECOM dapat dilihat pada lampiran, untuk
desain lanskap keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 5, sedangkan desain
lanskap Area Eco Art pada Lampiran 6, desain lanskap Area Eco Care pada Lampiran 7, desain lanskap Area Eco Nature pada Lampiran 8, dan desain lanskap Area Eco Energy pada Lampiran 9. Dari konsep dan pengembangan desain yang diberikan oleh PT.AECOM pihak Departemen Perencanaan Rekreasi
dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol pun melakukan beberapa penyesuaian
desain dengan beberapa alasan sehingga akhirnya dihasilkan sebuah rencana
lanskap akhir berupa gambar final yang nantinya digunakan sebagai panduan
dalam proses pembangunannya.
Tujuan dari konsep rencana ini adalah untuk memberikan inovasi baru bagi
Taman Impian Jaya Ancol agar dapat terus menjadi kawasan tujuan rekreasi
utama di Indonesia dan mencapai keberhasilan dari segi desain kawasan dan
keunggulan komersial. Penciptaan konsep Ancol Ecopark ini mengambil referensi
dari beberapa kawasan rekreasi di dunia salah satunya adalah Sentosa Island dan Jurong Bird Park di Singapura. Desain penanaman lanskap Ancol Ecopark dapat
pengelola Taman Impian Jaya Ancol yang bertindak sebagai klien. Dari tujuan
yang diinginkan tersebut, PT.AECOM berusaha menerjemahkannya kedalam
bentuk spasial dengan desain yang bertujuan menciptakan kawasan rekreasi yang
berbasis lingkungan.
Secara keseluruhan perencanaan konsep desain kawasan Ancol Ecopark dibuat oleh pihak konsultan PT.AECOM, Singapura yang mengikuti kehendak
pengelola Taman Impian Jaya Ancol sebagai klien. Selain proses desain, terjadi
perubahan desain, baik karena penyesuaian tapak maupun untuk menyesuaikan
keinginan klien. Baik pihak klien maupun konsultan terus melakukan
perkembangan ide, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan
dari kawasan Ancol Ecopark itu sendiri.
Perkembangan ide, rapat koordinasi, penyesuaian lapang, pencarian
referensi dari kawasan rekreasi lain terus dilakukan untuk mendapatkan
inovasi-inovasi kreatif baru yang memperbaiki kualitas desain kawasan Ancol Ecopark. Saat ini tahap desain dari PT. AECOM telah berakhir, konsep desain yang
diberikan kepada pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol sudah mencapai
tahap final, sehingga perubahan dan penyesuaian desain sudah menjadi tanggung
jawab pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya
Ancol dan pengelola Ancol Ecopark sendiri.
Berbagai program atraksi utama direncanakan untuk dihadirkan pada
kawasan Ancol Ecopark ini. Keberadaan penghijauan yang baik di suatu areal bermain tidak hanya bersifat sebagai material struktur saja, tetapi juga dipakai
sebagai media pengetahuan (Marcus dan Francis, 1998).
Dari segi konsep ruang Ancol Ecopark dibagi menjadi 4 area, yaitu Eco Art, Eco Care, Eco Nature, dan Eco Energy. Setiap area memiliki konsep memiliki program rekreasi masing-masing dan konsep desain yang berbeda.
5.1.1 Area Eco Art
Area Eco Art adalah sebuah galeri ruang terbuka yang menampilkan
kesenian berupa (sculpture) seni lingkungan, pemainan komposisi pada desain
penanaman dan open space area yang multifungsi. Area Eco Art merupakan suatu
dengan sumber daya alam. Pedoman desain pada area Eco Art adalah menciptakan
kenyamanan, minimalis dengan penggunaan bahan modern.
Konsep utama pada area ini adalah Garden Art yang merupakan sebuah taman yang menonjolkan unsur warna, bentukan, tekstur dan patung (sculpture).
Dengan menciptakan bentukan pada vegetasi (topiary), permainan bentuk dan
warna yang tidak biasa pada elemen yang tedapat di area tersebut, penciptaan
suatu nilai seni dari sumber daya alam yang ada. Konsep desain penanaman pada
area ini menitik beratkan pada unsur bentuk dan warna. Konsep desain Eco Art oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 5.
Dengan desain yang relatif detail, maka pihak pengelola harus melakukan
pemeliharaan yang intensif pada area ini. baik dari segi frekuensi pemeliharaan
maupun standar baku pemeliharaan yang harus dilakukan oleh kontraktor
pemeliharaan. Desain penanaman lanskap Area Eco Art dapat dilihat pada Lampiran 11.
(Sumber: PT.AECOM, 2011)
5.1.2 Area Eco Care
Area Eco Care memiliki kegiatan rekreasi alam yang fokus utamanya adalah interaksi dengan vegetasi dan satwa. Di area ini terdapat penangkaran rusa,
angsa, dan burung pelikan. Selain itu juga terdapat bagian yang nantinya akan
dikhususkan untuk penangkaran satwa oleh WWF. Area Eco Care memiliki konsep utama berupa keseimbangan tanaman dan hewan yang menonjolkan
keanekaragaman hayati lokal. Menjadi tempat persinggahan bagi burung asli dan
migran. Memiliki sumber daya tanaman yang digunakan sebagai habitat hidup
hewan. Untuk konsep desain penanamannya adalah berkarakter hutan alami,
menggunakan tanaman asli lokal, dan penanamannya secara berkelompok.
Konsep desain area Eco Care oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 6.
Pada area Eco Care ditunjukkan bagaimana perlakuan manusia terhadap lingkungan sekitarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga
dan melestarikan keseimbangan dan kesehatan habitat makhluk hidup lain yang
ada. Pembentukan vegetasi dengan karakter hutan hujan yang memiliki kesan
alami. Selain itu juga terdapat pulau-pulau kecil yang berfungsi sebagai habitat
hewan yang dipelihara. Desain penanaman lanskap Area Eco Care dapat dilihat pada Lampiran 12.
(Sumber: PT.AECOM, 2011)