• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK

DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

RAHMAT HIDAYAT A34204005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

RAHMAT HIDAYAT, Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA

Sistem ekologis dan hidrologis sempadan sungai harus terjaga dengan baik dan harus ada penetapan garis sempadan sungai sebagai daerah cagar alam sungai. Dengan terbebasnya daerah sempadan sungai dari daerah pemukiman memungkinkan komponen vegetasi sebagai zona penyangga dapat ditata dengan baik. Penataan lanskap sempadan sungai yang terencana akan memberikan manfaat yang sangat penting terutama untuk keberlangsungan sistem ekologi sempadan sungai. Selain menempatkan area forest sebagai kumpulan vegetasi utama yang dapat mengkonservasi sempadan sungai, penempatan taman-taman sebagai penunjang kegiatan rekreasi juga dapat memberikan nilai positif bagi kepentingan lingkungan. Komponen vegetasi yang tertata dan terpelihara dengan baik akan memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi nama tumbuhan maupun asal usulnya, secara tidak langsung lanskap sempadan sungai dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan konservasi tumbuhan bagi manusia.

Botanical Park (kebun raya) merupakan suatu kawasan konservasi ex-situ yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan, yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap serta jenis-jenisnya mengutamakan berasal dari Indonesia dan dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi (Irawati, 2007). Botanical Park yang terletak di sempadan sungai sangat bermanfaat baik dari segi konservasi sempadan sungai itu sendiri maupun untuk menyelamatkan keberadaan tumbuhan asli Indonesia yang terancam punah. BSD City Botanical Park ini akan dibangun di sempadan Sungai Cisadane yang melewati kota BSD. Botanical Park ini merupakan bagian dari perencanaan PT BSD untuk pengembangan perumahan di kota BSD tahap yang kedua. Dengan luas lahan ± 54 Ha yang akan dibangun untuk Botanical Park ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan rekreasi yang berorientasi alam serta sebagai pusat pembelajaran bagi pengembangan perumahan di BSD City. Proyek ini dipegang oleh PT Sheils Flynn Asia (SFA) bersama dengan perusahaan arsitektur, surveyor dan engineer.

Kegiatan magang di SFA ini bertujuan untuk mendapatkan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja praktis di bidang Arsitektur Lanskap, melalui kegiatan di lapang dan studio. Kegiatan magang ini bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya dan sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap antara mahasiswa dan tempat magang.

(3)

konsep (Concept Design) dan pengembangan desain (Design Development). Disamping kegiatan perancangan, kegiatan lain yang dilakukan antara lain mengenal kelembagaan SFA dan pengenalan administrasi serta proses kerja di SFA.

BSD City Botanical Park akan dibangun di kawasan sempadan Sungai Cisadane yang melewati kota BSD. Secara geografis BSD Botanical Park berada pada titik 6º 17’ 57, 64” LS dan 106º 39’ 41, 00” BT. Konsep yang ditawarkan pada BSD Botanical Park ini adalah menghadirkan vegetasi ex - situ yang berasal dari hutan dataran rendah yang mengacu kepada konservasi tumbuhan asli Indonesia dan untuk mengkonservasi sempadan Sungai Cisadane itu sendiri serta menghadirkan taman-taman atau area-area publik sebagai tempat rekreasi yang menarik.

Forest Area. Area ini merupakan area yang paling dominan pada BSD City Botanical Park. Konsep yang dituangkan pada area ini disesuaikan dengan karakter lanskapnya yang berupa dataran rendah dengan species-species asli Indonesia. Desain planting yang dihadirkan mencerminkan pergerakan arus sungai yang berbeda-beda pada tapak. Pada tapak bagian selatan pergerakan arus sungainya cendrung dinamis sehingga tipe vegetasi yang dihadirkan yaitu tipe

forest yang mencerminkan konsep alami. Pada tapak bagian tengah memiliki karakter pergerakan sungai yang cendrung linier sehingga tipe vegetasi yang dihadirkan yaitu tipe ornamental yang mencerminkan konsep yang formal. Sedangkan tapak bagian utara akan menghadirkan tipe vegetasi kombinasi. Dan untuk area yang berada di bawah vegetasi forest akan ditempatkan vegetasi

understorey mix. Vegetasi pada area forest ini disajikan secara berkelompok sesuai dengan jenisnya masing-masing ada yang dominan dan ada yang tidak, sehingga akan memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi tentang tumbuhan tersebut.

Wetland Area. Area ini merupkan area yang pada kondisi awalnya merupakan area yang tergenang oleh air ketika banjir. Area ini terdapat pada bagian pinggir sungai yang sering tergenang ketika air sungai meluap ke sisi kanan atau kiri sungai. Vegetasi yang dihadirkan pada area ini yaitu riparian planting yang bentukan areanya dimodifikasi dengan berbagai macam bentukan seperti riparian garden dan riparian island.

Gully Forest Area. Area ini merupakan area yang dibentuk sebagai koridor hijau sebagai pengarah untuk mengarahkan pengunjung masuk ke kawasan Botanical Park dari kawasan perumahan BSD City tahap dua. Vegetasi yang dihadirkan pada area ini didesain menggunakan pohon pengarah sehingga akan memfokuskan pengunjung untuk memasuki kawasan Botanical Park. Selain sebagai koridor pengarah, pada daerah yang berupa selokan atau saluran drainase tapak, juga menempatkan vegetasi berupa gully forest khusus untuk mengkonservasi saluran drainase tersebut.

(4)

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

RAHMAT HIDAYAT A34204005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL

PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR Nama Mahasiswa : Rahmat Hidayat

NRP : A34204005

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP : 131 124 019

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor.

Keberhasilan studi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ama, Apa (Alm), Uni Maya (Alm), Uda Riski atas segala do’a, pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya

2. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr sebagai dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dan waktunya selama membimbing penulisan skripsi

3. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr dan Kaswanto, SP, MSi selaku dosen penguji atas saran dan masukan selama pengujian

4. Ir. Marietje Wungkar, MSi sebagai dosen pembimbing akademik

5. Stephen Flynn, Eoghan Sheils, Kate Collins, Yannes Pasaribu, Rahman Andra Wijaya, Iman Prastoto. S dan rekan-rekan di PT Sheils Flynn Asia (Pak Bob, Pak Daniel, Pak Gunang, Pak Arif, Pak Ferdy, Pak Dedy, Ubud, Beteu, Ibu Widya, Pak Hoer dan Lintang) yang telah memberikan banyak dukungan dan kesempatan kepada penulis selama mengikuti kegiatan magang

6. Dimas, Anjar dan Ita atas dukungan dan semangatnya 7. Rekan Landscape 41

8. Rekan Pondok Lestari Andri, Wardi, Ance, Anca dan Pak Faisal atas dukungan dan motivasinya

9. Rekan Mahasiswa Lintau Bogor (MLB) atas do’a dan dorongannya

Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan arti penting bagi perkembangan arsitektur lanskap.

Bogor, Maret 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Rahmat Hidayat lahir di Lintau, Kabupaten Tanah Datar - Sumatera Barat pada tanggal 29 September 1985 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zaherman Thaher (Alm) dan Ibu Elva Erda. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 3 Tanjung Bonai, Kabupaten Tanah Datar pada tahun 1992-1998, dilanjutkan ke SMP Negeri 3 Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar tahun 1998-2001, kemudian meneruskan ke SMA Negeri 1 Lintau Buo dan lulus pada tahun 2004.

(8)

DAFTAR ISI

Arsitektur Lanskap... 4

Perencanaan Lanskap... 4

Perancangan Lanskap ... 5

Sempadan Sungai... 7

Botanical Park ... 9

METODOLOGI ... 10

Lokasi dan Waktu Magang... 10

Metode Magang... 10

Jenis, Bentuk dan Sumber Data ... 14

KONDISI UMUM... 15

Profil PT Sheils Flynn Asia... 15

Posisi Mahasiswa Magang... 16

Aplikasi Teknologi Informasi... 18

Kondisi Umum BSD City... 19

Kondisi Umum Proyek... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN... 23

Sistem Kerja PT Sheils Flynn Asia... 23

Sistem Penyimpanan Data... 23

Sistem Penamaan dan Layout Gambar... 24

Standar Gambar Kerja PT Sheils Flynn Asia... 27

Perancangan BSD City Botanical Park... 28

Persiapan... 28

Riset dan Analisa (Research and Appraisal)... 29

Hasil Riset dan Analisa... 31

Desain Konsep (Concept Design)... 45

Hasil Desain Konsep... 47

Konsep Ruang... 53

Konsep Sirkulasi ... 56

Konsep Vegetasi ... 57

Konsep Fasilitas dan Utilitas... 62

(9)

Halaman

Pengembangan Desain (Design Development) ... 78

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 78

Tahap Akhir Pengembangan Desain (Final Design Development) ... 85

Masalah dan Kendala Pada Saat Magang ... 86

Tahap Riset dan Analisa (Research and Appraisal) ... 86

Tahap Desain Konsep (Concept Design) ... 87

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 87

Pembahasan ... 88

Tahap Riset dan Analisa (Research and Appraisal... 89

Tahap Desain Konsep (Concept Design) ... 89

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 91

KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

Kesimpulan ... 92

Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang... 13

2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data... 14

3. Jenis Software yang Digunakan di PT SFA dan Kegunaannya... 18

4. Tugas dan Hasil dari Tahap Riset dan Analisa... 30

5. Tugas dan Hasil dari Tahap Desain Konsep... 47

6. Planting Schedule (draft) ... 59

7. Tugas dan Hasil dari Tahap Awal Pengembangan Desain... 79

8. Daftar Material Softscape ... 81

9. Daftar Material Hardscape... 84

(11)

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK

DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

RAHMAT HIDAYAT A34204005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

RAHMAT HIDAYAT, Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA

Sistem ekologis dan hidrologis sempadan sungai harus terjaga dengan baik dan harus ada penetapan garis sempadan sungai sebagai daerah cagar alam sungai. Dengan terbebasnya daerah sempadan sungai dari daerah pemukiman memungkinkan komponen vegetasi sebagai zona penyangga dapat ditata dengan baik. Penataan lanskap sempadan sungai yang terencana akan memberikan manfaat yang sangat penting terutama untuk keberlangsungan sistem ekologi sempadan sungai. Selain menempatkan area forest sebagai kumpulan vegetasi utama yang dapat mengkonservasi sempadan sungai, penempatan taman-taman sebagai penunjang kegiatan rekreasi juga dapat memberikan nilai positif bagi kepentingan lingkungan. Komponen vegetasi yang tertata dan terpelihara dengan baik akan memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi nama tumbuhan maupun asal usulnya, secara tidak langsung lanskap sempadan sungai dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan konservasi tumbuhan bagi manusia.

Botanical Park (kebun raya) merupakan suatu kawasan konservasi ex-situ yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan, yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap serta jenis-jenisnya mengutamakan berasal dari Indonesia dan dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi (Irawati, 2007). Botanical Park yang terletak di sempadan sungai sangat bermanfaat baik dari segi konservasi sempadan sungai itu sendiri maupun untuk menyelamatkan keberadaan tumbuhan asli Indonesia yang terancam punah. BSD City Botanical Park ini akan dibangun di sempadan Sungai Cisadane yang melewati kota BSD. Botanical Park ini merupakan bagian dari perencanaan PT BSD untuk pengembangan perumahan di kota BSD tahap yang kedua. Dengan luas lahan ± 54 Ha yang akan dibangun untuk Botanical Park ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan rekreasi yang berorientasi alam serta sebagai pusat pembelajaran bagi pengembangan perumahan di BSD City. Proyek ini dipegang oleh PT Sheils Flynn Asia (SFA) bersama dengan perusahaan arsitektur, surveyor dan engineer.

Kegiatan magang di SFA ini bertujuan untuk mendapatkan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja praktis di bidang Arsitektur Lanskap, melalui kegiatan di lapang dan studio. Kegiatan magang ini bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya dan sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap antara mahasiswa dan tempat magang.

(13)

konsep (Concept Design) dan pengembangan desain (Design Development). Disamping kegiatan perancangan, kegiatan lain yang dilakukan antara lain mengenal kelembagaan SFA dan pengenalan administrasi serta proses kerja di SFA.

BSD City Botanical Park akan dibangun di kawasan sempadan Sungai Cisadane yang melewati kota BSD. Secara geografis BSD Botanical Park berada pada titik 6º 17’ 57, 64” LS dan 106º 39’ 41, 00” BT. Konsep yang ditawarkan pada BSD Botanical Park ini adalah menghadirkan vegetasi ex - situ yang berasal dari hutan dataran rendah yang mengacu kepada konservasi tumbuhan asli Indonesia dan untuk mengkonservasi sempadan Sungai Cisadane itu sendiri serta menghadirkan taman-taman atau area-area publik sebagai tempat rekreasi yang menarik.

Forest Area. Area ini merupakan area yang paling dominan pada BSD City Botanical Park. Konsep yang dituangkan pada area ini disesuaikan dengan karakter lanskapnya yang berupa dataran rendah dengan species-species asli Indonesia. Desain planting yang dihadirkan mencerminkan pergerakan arus sungai yang berbeda-beda pada tapak. Pada tapak bagian selatan pergerakan arus sungainya cendrung dinamis sehingga tipe vegetasi yang dihadirkan yaitu tipe

forest yang mencerminkan konsep alami. Pada tapak bagian tengah memiliki karakter pergerakan sungai yang cendrung linier sehingga tipe vegetasi yang dihadirkan yaitu tipe ornamental yang mencerminkan konsep yang formal. Sedangkan tapak bagian utara akan menghadirkan tipe vegetasi kombinasi. Dan untuk area yang berada di bawah vegetasi forest akan ditempatkan vegetasi

understorey mix. Vegetasi pada area forest ini disajikan secara berkelompok sesuai dengan jenisnya masing-masing ada yang dominan dan ada yang tidak, sehingga akan memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi tentang tumbuhan tersebut.

Wetland Area. Area ini merupkan area yang pada kondisi awalnya merupakan area yang tergenang oleh air ketika banjir. Area ini terdapat pada bagian pinggir sungai yang sering tergenang ketika air sungai meluap ke sisi kanan atau kiri sungai. Vegetasi yang dihadirkan pada area ini yaitu riparian planting yang bentukan areanya dimodifikasi dengan berbagai macam bentukan seperti riparian garden dan riparian island.

Gully Forest Area. Area ini merupakan area yang dibentuk sebagai koridor hijau sebagai pengarah untuk mengarahkan pengunjung masuk ke kawasan Botanical Park dari kawasan perumahan BSD City tahap dua. Vegetasi yang dihadirkan pada area ini didesain menggunakan pohon pengarah sehingga akan memfokuskan pengunjung untuk memasuki kawasan Botanical Park. Selain sebagai koridor pengarah, pada daerah yang berupa selokan atau saluran drainase tapak, juga menempatkan vegetasi berupa gully forest khusus untuk mengkonservasi saluran drainase tersebut.

(14)

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

RAHMAT HIDAYAT A34204005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL

PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR Nama Mahasiswa : Rahmat Hidayat

NRP : A34204005

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr NIP : 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP : 131 124 019

(16)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia, Bogor.

Keberhasilan studi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ama, Apa (Alm), Uni Maya (Alm), Uda Riski atas segala do’a, pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya

2. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr sebagai dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dan waktunya selama membimbing penulisan skripsi

3. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr dan Kaswanto, SP, MSi selaku dosen penguji atas saran dan masukan selama pengujian

4. Ir. Marietje Wungkar, MSi sebagai dosen pembimbing akademik

5. Stephen Flynn, Eoghan Sheils, Kate Collins, Yannes Pasaribu, Rahman Andra Wijaya, Iman Prastoto. S dan rekan-rekan di PT Sheils Flynn Asia (Pak Bob, Pak Daniel, Pak Gunang, Pak Arif, Pak Ferdy, Pak Dedy, Ubud, Beteu, Ibu Widya, Pak Hoer dan Lintang) yang telah memberikan banyak dukungan dan kesempatan kepada penulis selama mengikuti kegiatan magang

6. Dimas, Anjar dan Ita atas dukungan dan semangatnya 7. Rekan Landscape 41

8. Rekan Pondok Lestari Andri, Wardi, Ance, Anca dan Pak Faisal atas dukungan dan motivasinya

9. Rekan Mahasiswa Lintau Bogor (MLB) atas do’a dan dorongannya

Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan arti penting bagi perkembangan arsitektur lanskap.

Bogor, Maret 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Rahmat Hidayat lahir di Lintau, Kabupaten Tanah Datar - Sumatera Barat pada tanggal 29 September 1985 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zaherman Thaher (Alm) dan Ibu Elva Erda. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 3 Tanjung Bonai, Kabupaten Tanah Datar pada tahun 1992-1998, dilanjutkan ke SMP Negeri 3 Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar tahun 1998-2001, kemudian meneruskan ke SMA Negeri 1 Lintau Buo dan lulus pada tahun 2004.

(18)

DAFTAR ISI

Arsitektur Lanskap... 4

Perencanaan Lanskap... 4

Perancangan Lanskap ... 5

Sempadan Sungai... 7

Botanical Park ... 9

METODOLOGI ... 10

Lokasi dan Waktu Magang... 10

Metode Magang... 10

Jenis, Bentuk dan Sumber Data ... 14

KONDISI UMUM... 15

Profil PT Sheils Flynn Asia... 15

Posisi Mahasiswa Magang... 16

Aplikasi Teknologi Informasi... 18

Kondisi Umum BSD City... 19

Kondisi Umum Proyek... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN... 23

Sistem Kerja PT Sheils Flynn Asia... 23

Sistem Penyimpanan Data... 23

Sistem Penamaan dan Layout Gambar... 24

Standar Gambar Kerja PT Sheils Flynn Asia... 27

Perancangan BSD City Botanical Park... 28

Persiapan... 28

Riset dan Analisa (Research and Appraisal)... 29

Hasil Riset dan Analisa... 31

Desain Konsep (Concept Design)... 45

Hasil Desain Konsep... 47

Konsep Ruang... 53

Konsep Sirkulasi ... 56

Konsep Vegetasi ... 57

Konsep Fasilitas dan Utilitas... 62

(19)

Halaman

Pengembangan Desain (Design Development) ... 78

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 78

Tahap Akhir Pengembangan Desain (Final Design Development) ... 85

Masalah dan Kendala Pada Saat Magang ... 86

Tahap Riset dan Analisa (Research and Appraisal) ... 86

Tahap Desain Konsep (Concept Design) ... 87

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 87

Pembahasan ... 88

Tahap Riset dan Analisa (Research and Appraisal... 89

Tahap Desain Konsep (Concept Design) ... 89

Tahap Awal Pengembangan Desain (Draft Design Development) ... 91

KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

Kesimpulan ... 92

Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(20)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang... 13

2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data... 14

3. Jenis Software yang Digunakan di PT SFA dan Kegunaannya... 18

4. Tugas dan Hasil dari Tahap Riset dan Analisa... 30

5. Tugas dan Hasil dari Tahap Desain Konsep... 47

6. Planting Schedule (draft) ... 59

7. Tugas dan Hasil dari Tahap Awal Pengembangan Desain... 79

8. Daftar Material Softscape ... 81

9. Daftar Material Hardscape... 84

(21)

DAFTAR GAMBAR

7. Proses Kerja Pada Tahap Persiapan Proyek ... 29

8. Kondisi Topografi Tapak... 32

9. Topografi ... 33

10.Kemiringan Tapak ... 34

11.Kondisi Hidrologi Tapak ... 35

12.Level Sungai Normal ... 36

13.Sejarah Umum Sungai ... 37

14.Kondisi Vegetasi Tapak ... 38

15.Garis Sempadan Sungai 100 m dari Level Air Normal ... 40

16.Level Banjir 100 Tahunan ... 41

17.Garis Sempadan Sungai 100 m dari Level Banjir 100 Tahunan ... 42

18.Garis Sempadan Sungai 100 m dari Level Air Normal (Overlay) ... 43

19.Garis Sempadan Sungai 100 m dari Level Banjir 100 Tahunan (Overlay) ... 44

20.Proses Kerja pada Tahap Desain Konsep ... 46

21.Sketsa Desain Konsep ... 50

22.Site Plan Desain Konsep ... 51

23.Gambar Section 1 ... 52

24.Gambar Section 2 ... 52

25.Ilustrasi Entrance Area... 53

26.Ilustrasi Forest Area... 54

27.Ilustrasi Wetland Area... 55

28.Ilustrasi Open Grass Land... 56

(22)
(23)

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sempadan sungai merupakan daerah ekologis dan sekaligus hidrologis sungai yang sangat penting. Sempadan sungai tidak dapat dipisahkan dengan badan sungainya (alur sungai) karena secara hidrologis dan ekologis merupakan satu kesatuan. Secara hidrologis sempadan sungai merupakan daerah bantaran banjir yang berfungsi memberikan kemungkinan luapan air banjir ke samping kanan kiri sungai sehingga kecepatan air ke hilir dapat dikurangi, energi air dapat diredam di sepanjang sungai, serta erosi tebing dan erosi dasar sungai dapat dikurangi secara simultan.

Sistem ekologi dan hidrologis sempadan sungai harus terjaga dengan baik dan harus ada penetapan garis sempadan sungai sebagai daerah cagar alam sungai. Dengan terbebasnya daerah sempadan sungai dari daerah pemukiman memungkinkan komponen vegetasi sebagai zona penyangga dapat ditata dengan baik. Komponen vegetasi secara ekologis dapat mengkonservasi sempadan sungai sehingga bencana akibat kerusakan lingkungan bisa ditekan seminimal mungkin.

Penataan lanskap sempadan sungai yang terencana akan memberikan manfaat yang sangat penting terutama untuk keberlangsungan sistem ekologi sempadan sungai. Selain menempatkan area forest sebagai kumpulan vegetasi utama yang dapat mengkonservasi sempadan sungai, penempatan taman-taman sebagai penunjang kegiatan rekreasi juga dapat memberikan nilai positif bagi kepentingan lingkungan. Komponen vegetasi yang tertata dan terpelihara dengan baik akan memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi nama tumbuhan maupun asal usulnya, secara tidak langsung lanskap sempadan sungai dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan konservasi tumbuhan bagi manusia.

(25)

menyelamatkan keberadaan tumbuhan asli Indonesia yang terancam punah. Komponen vegetasi pada Botanical Park yang terletak di sempadan sungai secara natural akan mendapatkan pupuk dari sedimentasi periodis dari hulu dan tebing, selanjutnya komponen vegetasi ini akan berfungsi sebagai pemasok nutrisi untuk komponen fauna sungai dan juga sebaliknya. Lebih jauh, komponen vegetasi ini secara hidrologis berfungsi sebagai retensi alamiah sungai. Dengan demikian, air sungai dapat secara proporsional dihambat lajunya ke hilir (http://id.ecoton.or.id/ Ekologi_lahan basah, (1 April 2008). Dampaknya dapat mengurangi banjir dan erosi disepanjang sempadan sungai. Disamping itu, keberadaan Botanical Park di sempadan sungai akan menarik pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi yang sehat serta akan memberikan nuansa rekreasi yang berbeda.

Proyek Botanical Park yang akan dibangun di Bumi Serpong Damai (BSD) City terletak di sempadan Sungai Cisadane yang melewati kota BSD.

Botanical Park ini merupakan bagian dari perencanaan PT BSD untuk pengembangan perumahan di kota BSD tahap kedua. Dengan luas lahan ± 54 Ha yang akan dibangun untuk Botanical Park ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan rekreasi yang berorientasi alam serta sebagai pusat pembelajaran bagi pengembangan perumahan di BSD City. Proyek ini dipegang oleh PT Sheils Flynn Asia bersama dengan perusahaan arsitektur, surveyor dan engineer.

Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan perusahaan cabang dari perusahaan konsultan internasional Sheils Flynn Ltd yang berpusat di London. Sebagai perusahaan bertaraf internasional SFA tidak hanya menangani proyek yang berada di Indonesia, tetapi juga di beberapa tempat di luar negeri. Berbagai contoh hasil karya SFA yang terdapat di Indonesia antara lain Taman Niaga Karawang, Darmohill Surabaya, Sculpture Park Bandung, Vajra Villas Bali, Lotus Pond Area

(26)

perusahaan tersebut dapat diharapkan menjadi suatu bahan perbandingan apa yang diperoleh di bangku perkuliahan berdasarkan teori dengan apa yang dilakukan di lapangan kerja sesungguhnya.

Tujuan Magang

Secara umum kegiatan magang ini bertujuan untuk mendapatkan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja praktis di bidang arsitektur lanskap, melalui kegiatan di lapang dan studio. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk:

1. Mempelajari dan berpartisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan proses perancangan yang dilakukan Konsultan Arsitektur Lanskap SFA pada sebuah proyek yang dilaksanakannya, khususnya pada proyek Perancangan BSD City

Botanical Park.

2. Menganalisa permasalahan yang ada di tapak dan mempelajari alternatif pemecahannya.

Manfaat Magang

(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur Lanskap

Lanskap adalah karakter total dari suatu wilayah. Lanskap adalah konfigurasi partikel topografi, tanaman penutup, permukaan lahan dan pola kolonialisasi yang tidak terbatas, beberapa koherensi dari kealamian dan proses kultural dan aktifitas (Ferina, 1998). Lebih lanjut Ferina membatasi lanskap sebagai sebuah potongan lahan yang diamati seluruhnya, tanpa melihat dekat pada komponen-komponennya.

Lanskap dapat pula diartikan sebagai suatu area-area dimana tanaman-tanaman, rumput, dek dan fasilitas lainnya, digunakan untuk mengkreasikan area luar sehingga menjadikan area tersebut memiliki nilai fungsi dan visual yang nyaman (Mugnisjah dan Ardiansyah, 2007). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa arsitektur lanskap adalah ilmu dan seni dalam mengubah atau menyusun sebuah lahan sedemikian rupa, sehingga menjadi serasi, bernilai ekonomis, mempunyai fungsi yang jelas dan punya nilai estetik untuk memenuhi keinginan penggunanya

Arsitektur lanskap adalah ilmu yang mempelajari tentang seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan dan perbaikan tanah dan perbaikan konstruksi buatan manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan regional, perencanaan ruang dan perawatan sejarah (http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_lanskap, (03 Januari 2008).

Perencanaan Lanskap

(28)

tenaga atau gerak. Data sosial juga meliputi segala keinginan, maksud, tujuan dan kebiasaan manusia, sedang data ekonomi meliputi sumber dana yang tersedia dan dapat digali. Selain itu juga terdapat data teknik yang berisi teknik operasional dari ilmu atau standar yang lazim. Empat aspek data tersebut disesuaikan dengan faktor yang berkaitan yaitu faktor ruang mengenai lokasi dan luasannya; faktor waktu mengenai pengadaan dan alokasi waktu, ketahanan, kemantapan dan lain-lain, dan faktor tenaga atau gerak mengenai ketersedian sumberdaya dan kualiatasnya.

Perancangan Lanskap

Proses perencanaan dan perancangan menurut Gold (1982), terdiri atas enam tahapan yaitu persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan dan perancangan. Persiapan merupakan tahap perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan, dan selanjutnya adalah membuat persetujuan kerjasama antara perencana dengan pemberi tugas suatu proyek perencanaan lanskap.

Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data keadaan awal dari tapak yang diperoleh dari survey lapang, wawancara, pengamatan, perekaman dan sebagainya. Data yang dikumpulkan merupakan data fisik, antara lain iklim, elevasi, fisiografi dan lain-lain, data sosial antara lain kebudayaan, pendidikan dan kependudukan, serta data ekonomi (Gold, 1982).

Analisis adalah tahap untuk mengetahui masalah, kendala, potensi dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Pada tahap ini dibuat program pengembangan yang menyeluruh dengan menyusun tujuan dan metode, daftar kebutuhan dalam perencanaan yang akan dibuat, dan deskripsi proyek serta hubungan antar komponen tersebut (Gold, 1982).

Sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Setelah dilakukan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi, akan diperoleh alternatif-alternatif perencanaan (Gold, 1982).

(29)

Alternatif terpilih yang disebut konsep perencanaan, umumnya disajikan dalam tata letak atau rencana tapak (Nurisjah dan Pramukanto, 2004).

Perancangan lanskap merupakan pengembangan konsep perencanaan yang terinci, yang menyajikan rincian rencana spesifik terhadap elemen-elemen lanskap pada tapak tersebut (Nurisjah dan Pramukanto, 2004). Perancangan adalah ilmu dan seni pengorganisasian ruang dan masa dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami serta kegiatan yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tata ruang yang secara fungsi berdaya guna dan secara estetik bernilai indah sehingga tercapai kepuasan jasmaniah dan rohaniah manusia serta makhluk hidup lain di dalamnya (Rachman, 1984). Proses desain membantu arsitek lanskap untuk mencapai desain tapak total yang secara keseluruhan memanfaatkan seluruh elemen desain untuk memenuhi kebutuhan proyek seefisien dan seestetis mungkin (Booth, 1983).

Penerapan prinsip-prinsip perancangan merupakan hal yang mendasar dalam perancangan lanskap. Prinsip perancangan terdiri dari kesatuan (unity), keseimbangan (balance) dan penekanan (emphasis). Kesatuan dapat diciptakan antara lain melalui pengulangan bentuk (repetation), penggunaan modul, grid, dan tema. Keseimbangan dapat diciptakan melalui pengaturan secara simetri, asimetri maupun radial. Sedangkan penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak dan kontras terhadap elemen, serta variasi dalam ukuran dan jumlah elemen. Prinsip-prinsip desain terdiri dari:

1. Unity, sebagai unsur penyatu 2. Harmony, sebagai unsur penyelaras 3. Simplicity, sebagai unsur kesederhanaan

4. Emphasis atau dominasi adalah menitikberatkan pandangan pada elemen atau pola tertentu

5. Balance, sebagai unsur penyeimbang yang menciptakan kestabilan

6. Scale dan proportion, yang mengacu pada pembidangan relatif antara ketinggian, panjang, luas, massa, dan volume.

(30)

Perancangan lanskap akan menghasilkan ruang tiga dimensi dan setiap ruang memiliki bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan kualitas-kualitas lain yang dapat dengan baik mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai. Ruang tiga dimensi yang dihasilkan melalui perancangan dapat berupa bahan-bahan alami, bentuk lahan maupun tanaman. Pembatas-pembatas ruang juga dapat berupa bahan buatan manusia. Elemen lanskap alami seperti bentukan lahan, air dan tanaman mempunyai potensi yang besar untuk perancangan. Pemilihan materi merupakan hal penting dalam perancangan lanskap. Pemilihan materi merupakan satu titik perhatian selain penggunaan teknologi dan pemeliharaan untuk bahan/materi. Materi yang digunakan dalam perancangan bervarisai sifatnya serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing (Laurie, 1975).

Sempadan Sungai

Sempadan sungai sering juga disebut dengan bantaran sungai. Namun, sebenarnya ada sedikit perbedaan, karena bantaran sungai adalah daerah pinggir sungai yang tergenangi air saat banjir (flood plain). Bantaran sungai bisa juga disebut bantaran banjir. Sedang sempadan sungai adalah daerah bantaran banjir ditambah lebar longsoran tebing sungai (sliding) yang mungkin terjadi, lebar bantaran ekologis, dan lebar keamanan yang diperlukan terkait dengan letak sungai (Gambar 1), (http://id.ecoton.or.id/ Ekologi_lahan basah, (1 April 2008).

Sempadan sungai (terutama di daerah bantaran banjir) merupakan daerah ekologi dan sekaligus hidrologis sungai yang sangat penting. Sempadan sungai tidak dapat dipisahkan dengan badan sungainya (alur sungai) karena secara hidrologis dan ekologis merupakan satu kesatuan. Secara hidrologis sempadan sungai merupakan daerah bantaran banjir yang berfungsi memberikan kemungkinan luapan air banjir ke samping kanan kiri sungai sehingga kecepatan air ke hilir dapat dikurangi, energi air dapat diredam di sepanjang sungai, serta erosi tebing dan erosi dasar sungai dapat dikurangi secara simultan, (http://id.ecoton.or.id/ Ekologi_lahan basah, (1 April 2008).

(31)

inflow dan outflow tersebut merupakan proses konservasi hidrologis sungai dan air tanah pada umumnya. Secara ekologis sempadan sungai merupakan habitat dimana komponen ekologi sungai berkembang.

Gambar 1. Tipe Umum sungai (Sumber: Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah)

Komponen vegetasi sungai secara natural akan mendapatkan pupuk dari sedimentasi periodis dari hulu dan tebing, selanjutnya komponen vegetasi ini akan berfungsi sebagai pemasok nutrisi untuk komponen fauna sungai dan juga sebaliknya. Proses ini merupakan pendukung keberlangsungan ekosistem sungai yang memiliki sifat terbuka hulu-hilir. Dengan ekosistem sempadan sungai yang subur, maka sistem konservasi air di sepanjang sungai dapat terjaga. Lebih jauh, komponen vegetasi sungai secara hidrologis berfungsi sebagai retensi alamiah sungai. Dengan demikian, air sungai dapat secara proporsional dihambat lajunya ke hilir. Dampaknya dapat mengurangi banjir dan erosi di sepanjang sungai. Jika sistem ekologi dan hidrologis sempadan sungai ini terganggu, misalnya dengan adanya bangunan di atasnya, proyek pentalutan sungai, pelurudan, dan sudetan yang mengubah areal sempadan, serta adanya penanggulan, maka fungsi ekologis dan hidrologis yang sangat vital tersebut akan rusak (http://id.ecoton.or.id/ Ekologi_lahan basah, (1 April 2008).

(32)

(Kepres No.32/1990 dan PP No.47/1997). Sementara itu PP No. 47/1997 menetapkan bahwa lebar sempadan sungai bertanggul di luar daerah pemukiman adalah lebih dari lima meter sepanjang kaki tanggul. Sedang lebar sempadan sungai yang tidak bertanggul di daerah pemukiman ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat berwenang. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam (PP No. 35 tahun 1991).

Botanical Park

Botanical Park (kebun raya) merupakan suatu kawasan konservasi ex-situ

yang mengkoleksi berbagai jenis tumbuhan, yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap. Jenis-jenis tumbuhan koleksinya diutamakan berasal dari Indonesia, yang dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi.

(33)

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang Perancangan BSD City Botanical Park ini dilaksanakan di perusahaan konsultan lanskap PT Sheils Flynn Asia, Bogor-Jawa Barat (Gambar 2). Kegiatan magang dilaksanakan selama 15 minggu, dimulai dari awal Bulan Maret hingga akhir Bulan Juni 2008 (Tabel 1).

Gambar 2. Peta Lokasi Kegiatan Magang (PT Sheils Flynn Asia)

Metode Magang

(34)

Kegiatan Studio

Kegiatan studio yang dilakukan mahasiswa selama magang, mengikuti proses Perancangan BSD City Botanical Park yang sedang dilakukan di SFA (Gambar 3). Kegiatan tersebut meliputi beberapa tahapan yang selalu digunakan dalam pengerjaan proyek-proyek yang dipegang perusahaan tersebut. Tahapan tersebut terdiri dari persiapan, riset dan analisa (Riset & Appraisal), desain konsep (Concept Design) dan pengembangan desain (Design Development).

Kegiatan Administrasi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SFA disamping kegiatan perancangan antara lain:

- Mengenal kelembagaan SFA

(35)

Gambar 3. Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia Tahap

Riset dan Analisa

Tahap Desain Konsep

Tahap Pengembangan

Desain

• Data-data survey • Gambar-gambar analisa

• Gambar-gambar potensi dan kendala

• Site plan desain konsep skala 1 : 2000 • Gambar potongan dan tampak skala 1:200 • Sketsa dan ilustrasi

Pengembangan Desain Tahap Awal • Siteplan keseluruhan skala 1: 7500 (draft) • Siteplan setiap area skala 1 : 1000 (draft)

• Gambar potongan dan tampak skala 1 : 200 (draft) Pengembangan Desain Tahap Akhir

• Siteplan keseluruhan skala 1: 7500 (final) • Siteplan setiap area skala1 : 1000 (final)

• Gambar potongan dan tampak skala 1 : 200 (final)

(36)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

JENIS KEGIATAN MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

KEGIATAN INTI

1. Persiapan

2. Tahap 1 - Riset dan Analisa

3. Tahap 2 - Desain Konsep

4. Tahap 3 - Pengembangan Desain Tahap Awal Pengembangan Desain

KEGIATAN PENUNJANG

(37)

Jenis, Bentuk dan Sumber Data

Bentuk data yang diperlukan selama kegiatan magang Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia terdiri dari data kondisi umum tapak (meliputi kondisi biofisik, profil perusahaan dan proses perancangan lanskap) yang menjadi proyek perancangan dan data kelembagaan (Tabel 2).

Tabel 2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data

Jenis Data Bentuk data Sumber data

Data Fisik Dan Biofisik - Orientasi, letak dan luas - Aksesibilitas

- Tata guna lahan - Hidrologi

- Vegetasi dan satwa - View

- Topografi

Derajat LS dan derajat BT, Ha Km

PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia PT Sheils Flynn Asia Profil Perusahaan

Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia

Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia

Wawancara dan PT Sheils Flynn Asia

Proses Perancangan Lanskap - Tahap inventarisasi - Tahap riset dan analisa - Tahap desain konsep - Tahap pengembangan

(38)

KONDISI UMUM

Profil PT Sheils Flynn Asia

Sheils Flynn Asia (SFA) merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang konsultasi desain. Proyek-proyek SFA meliputi pekerjaan-pekerjaan kebijakan dan konservasi, studi kelayakan, skema restorasi lanskap, serta desain dan implementasinya. Status SFA termasuk kedalam bentuk Perseroan Terbatas (PT).

Perusahaan ini dipimpin oleh tiga direktur utama yakni; Eoghan Sheils, Stephen Flynn dan Kate Collins. Semua keputusan yang diambil, harus berdasarkan persetujuan salah satu dari ketiga direktur utama ini. Ketiga direktur utama ini dibantu oleh seorang lagi direktur utama cabang Asia yakni Yannes Pasaribu. Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari direktur utama cabang Asia dibantu oleh dua orang direktur harian yakni direktur desain dan direktur proyek. Kedua direktur tersebut akan bersama-sama memantau kegiatan pengerjaan proyek setiap harinya. Setiap proyek akan dipegang atau dipimpin oleh seorang

project leader (pimpinan proyek). Project leader inilah yang akan mengatur jalannya pelaksanaan proyek kepada timnya. Project leader dapat dipegang oleh siapa saja disesuaikan dengan beban proyek yang ditanganinya nantinya.

Dalam pengerjaan proyek mulai dari desain hingga drafting dikerjakan bersama-sama dalam satu tim. Hasil penggambaran setiap staf harus dikonfirmasikan kembali kepada manajer CAD untuk gambar CAD dan direktur desain untuk gambar selain CAD. Setelah mendapat persetujuan dari masing-masing pihak yang terkait gambar yang sudah dikerjakan harus dikirim/dicek lagi oleh pihak Sheils Flynn pusat untuk mendapat persetujuan. Setelah itu baru gambar siap dikirim ke klien. Gambar 4 menunjukan struktur organisasi SFA serta hubungan setiap bagian dalam kaitannya dengan pengelolaan suatu proyek.

Beberapa penghargaan atas desain yang telah dibuat oleh SFA telah diraih. Penghargaan-penghargaan itu antara lain:

Civic Trust Awards untuk desain Louth Bus Station UK, pada tahun 2001. • Civic Trust Awards untuk Urban Design Scheme for Horncastle,

(39)

Runner Up untuk International Design Competition for Garden Hope, Love Peace and Harmony, pada tahun 2000.

Civic Trust Awards untuk desain Wainfleet Market Place, pada tahun 1999.

Posisi Mahasiswa Magang

Mahasiswa magang berpartisipasi dalam membantu mengerjakan proyek BSD City Botanical Park di bawah pengawasan direktur proyek, pimpinan proyek, arsitek lanskap. Pada tahap survey mahasiswa juga ikut dilibatkan dalam membantu pengambilan foto kondisi eksisting tapak dan pengamatan terhadap jenis-jenis vegetasi yang ada pada tapak.

(40)

Gambar 4. Struktur Organisasi PT SFA

Tim Desain Teknisi

(41)

Aplikasi Teknologi Informasi

PT Sheils Flynn Asia memiliki beberapa perangkat lunak yang digunakan untuk menunjang kegiatan proyek. Aplikasi peralatan komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3. Semua software yang digunakan SFA merupakan

software asli dan memilki lisensi dan sertifikat.

Tabel 3. Jenis Software yang Digunakan di SFA dan Kegunaannya

Nama Software Kegunaan

AUTOCAD LT 2006, AUTOCAD 2000 CAD Drawing

3D Studio Max 3D Rendering/Animasi

Adobe Potoshop 7.0, Adobe Photoshop CS2 2D dan 3D Rendering

Adobe Ilustrator Layout dan Edit Foto

Adobe Acrobat Dokumen dan Publishing

Adobe Pagemaker Presentasi

Adobe Image Ready CS2 Layout dan Edit Foto

Microsoft Office Dokumen

Outlook Express E-mail

Skype Komunikasi Internal dan Rapat

(meeting) dengan UK Staf

(42)

Kondisi Umum BSD City

BSD City adalah sebuah kota yang terletak di Kabupaten Tangerang, yang berdiri pada 16 Januari 1984. PT Bumi Serpong Damai (BSD) telah menjadi pelopor pembangunan kota mandiri di Jabodetabek BSD dikenal sebagai salah satu kota mandiri di Indonesia yang pada saat sekarang masih melakukan tahap pengembangan. Di sini semua kebutuhan masyarakat akan lingkungan yang menunjang aktifitas hidup terpenuhi mulai dari tempat tinggal berkualitas, area komersil, kawasan industri, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum seperti sekolah, transportasi, tempat ibadah, sarana olah raga serta rekreasi seperti lapangan tenis, kolam renang, taman kota, dan lapangan golf.

BSD telah memasuki babak baru untuk menuju perbaikan dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi contoh karya kota besar ideal, yang juga merupakan barometer pertumbuhan industri property di Jabotabek pada umumnya dan daerah Serpong pada khususnya.

BSD City telah mendapatkan berbagai macam penghargaan atas prestasinya menjadi kota mandiri dengan proyek berskala nasional serta mendapatkan sertifikat ISO 9001 tahun 2000 untuk perencanaan dan pembangunan rumah hunian dan bangunan komersil, penghargaan Rumah Lestari dari Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Negara Perumahan Rakyat untuk pemukiman berwawasan lingkungan pada tahun 1997 dan 2000, dan penghargaan dari Majalah Properti Indonesia sebagai pelopor proyek kota baru di Jabotabek pada tahun 1999, 2000 dan 2004.

(43)

Kondisi Umum Proyek

Salah satu poyek yang sedang dikerjakan oleh SFA selama mahasiswa melakukan kegiatan magang adalah proyek desain BSD City Botanical Park, yang mana proyek ini merupakan bagian dari perencanaan PT BSD untuk pengembangan perumahan BSD City tahap kedua. Proyek tersebut melibatkan beberapa perusahaan konsultan antara lain SFA (konsultan lanskap), Image Creator (konsultan arsitektur), perusahaan surveyor dan perusahaan engineer. Proyek ini dimulai 1 April 2008.

(44)

Gambar 5. Lokasi Proyek

(45)
(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Kerja SFA

Sistem kerja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan memiliki proses dan alur sendiri yang mana sistem tersebut berfungsi untuk mengatur kegiatan yang ada menjadi lebih efisien dan jelas. Sistem kerja yang dimiliki oleh SFA diantaranya adalah penyimpanan data dan sistem penamaan gambar.

Sistem Penyimpanan Data

Semua data yang ada di SFA disimpan pada komputer server yang telah dibagi menjadi beberapa bagian atau partisi sesuai dengan fungsi masing-masing data dengan nama-nama sebagai berikut:

1. Financial, untuk menyimpan data yang berkaitan dengan keuangan perusahaan

2. Sage, berupa software komputer yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dan masih berkaitan dengan data penyimpanan pada partisi

finance

3. Marketing, untuk menyimpan data yang berhubungan pemasaran pihak SFA 4. Library, untuk menyimpan file gambar CAD material softscape dan

hardscape yang biasa digunakan, selain itu terdapat juga file gambar CAD standar yang digunakan oleh SFA

5. Photography, untuk menyimpan hasil foto setiap proyek dari proses inventarisasi hingga pelaksanaan proyek tersebut, selain itu juga menyimpan foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh SFA

6. Work, untuk menyimpan data dalam masing-masing folder tentang administrasi perusahaan dan profil staf, kemudian terdapat folder project

(47)

7. Archive, untuk menyimpan semua proyek yang telah dikerjakan oleh SFA 8. References, untuk menyimpan data tentang site furniture, material softscape

dan hardscape yang digunakan pada setiap proyek

9. Outlook, untuk menyimpan semua e-mail yang masuk ke SFA, baik e-mail

dari Sheils Flynn Ltd maupun e-mail dari konsultan lainnya.

Sistem Penamaan dan Layout Gambar

Sistem kerja di SFA terdiri dari beberapa tahap (proses), namun tahap tersebut tidak selalu dilakukan. Tahap kerja yang dilaksanakan tergantung dari kontrak yang disepakati antara SFA dengan kliennya. Setiap proyek yang dilaksanakan oleh SFA memiliki kode penamaan tersendiri untuk mempermudah dalam sistem administrasi data. Proyek yang dikerjakan oleh perusahaan dibedakan menjadi dua yakni proyek internasional dan proyek lokal (Indonesia). Untuk proyek internasional digunakan kode berupa tiga digit angka, misalnya proyek May Gurney Site – Trowse Norwich diberi kode 153, Nar Ouse – UK diberi kode 163, Canvey Island 173 dan seterusnya. Sedangkan untuk membedakan antara proyek lokal (Indonesia) dengan proyek internasional, proyek tersebut menggunakan kode berupa tiga digit angka dengan menambahkan abjad huruf ‘A’ di depan angka tersebut. Misalnya proyek Cibinong Ecology Park diberi kode A102, Balikpapan Botanical Garden diberi kode A106, Panorama Resort

Bali diberi kode A114 dan seterusnya.

Untuk mempermudah pengevalusian pekerjaan yang telah dilakukan oleh perusahaan, setiap tahap yang sedang berlangsung dalam proyek tersebut memiliki kode panamaan pada masing-masing gambarnya, sehingga setiap tahap memiliki kode masing-masing, misalnya setiap tahap pada proyek Balikpapan

Botanical Garden memiliki kode sebagai berikut: - Riset dan Analisa (Research and Appraisal) – RA - Desain Konsep (Concept Design) – CD

- Pengembangan Desain (Design Development) – DD

- Pembuatan Gambar Kerja (Production Documentation) – PD

(48)

Setiap gambar yang dibuat, memiliki nomor masing-masing dimulai dari no 01, 02, 03, dan seterusnya, sesuai urutan gambar tersebut. Bahkan setiap revisi yang dilakukan oleh klien maupun perusahaan, setiap gambar tersebut memiliki kode tersendiri dimulai dari A yang artinya gambar perdana, B revisi pertama, C revisi kedua, dan seterusnya sesuai dengan urutan revisinya. Sehingga pada setiap gambar yang akan dipresentasikan/diberikan ke klien memiliki urutan nama sebagai berikut: Kode proyek - Tahap - No gambar - Revisi. Contoh: A116 - CD - 031A. Arti nomor gambar tersebut adalah Proyek Botanical Park tahap Concept Design urutan gambar ke 31 gambar perdana.

Sheils Flynn Asia memiliki layout gambar sendiri yang terdiri dari dua bagian. Layout yang pertama adalah layout informal yang digunakan pada tahap RA hingga DD. Sedangkan layout kedua merupakan layout formal yang digunakan pada tahap PD. Layout resmi tersebut digunakan untuk kepentingan tender. Untuk layout informal informasi yang terdapat didalamnya terdiri dari: 1. Arah Utara dan Skala Garis, terletak di sisi sebelah kanan bawah gambar 2. Logo Perusahaan, terletak pada kop gambar di sisi sebelah kiri bawah

3. Nama Proyek dan Judul Gambar, nama proyek terletak pada kop gambar bagian tengah, dan judul gambar terletak di bawah nama proyek

4. Nomor Gambar, terletak di sisi kanan bawah kop gambar.

Tidak seperti gambar-gambar pada tahap sebelumnya gambar-gambar pada tahap PD dibuat menggunakan layout resmi untuk tender. Gambar-gambar yang diproduksi pada tahap ini harus memiliki standar data dengan tujuan untuk mempermudah penyusunan gambar dan mempermudah penyampaian informasi yang diperlukan. Standar data yang harus tertera dalam gambar proyek SFA adalah sebagai berikut:

(49)

2. Kolom Pernyataan, berisi lima poin pernyataan yang harus dipatuhi ketika akan melaksanakan gambar tersebut di lapang. Kelima poin pernyataan tersebut adalah:

a. Pernyataan bahwa gambar yang telah tercetak ini beserta seluruh

copy-annya dalam bentuk apapun adalah hak milik Sheils Flynn Ltd, sehingga dilarang memperbanyak tanpa izin tetulis dari Sheils Flynn Ltd.

b. Semua ketidaksesuian harus dikonfirmasikan kembali kepada Sheils Flynn Ltd sebelum dilakukan pekerjaan lapang.

c. Semua ukuran pada gambar harus dicek terlebih dahulu terhadap tapak sebelum dilakukan pelaksanaan di lapang.

d. Dilarang memperkirakan ukuran pada gambar tersebut untuk kepentingan konstrkusi.

e. Semua material yang dikirim/dipasang/diletakan, seperti pada spesifikasi, relevan dan sesuai standar serta sesuai dengan rekomendasi pemasok/produsen.

3. Kolom Status Gambar, terdiri atas empat item. Item yang pertama merupakan status kegunaan gambar, item kedua berisi nama yang bertanggung jawab atas gambar tersebut, item ketiga berisi inisial lembaga yang bertanggung jawab atas kebenaran gambar tersebut, item keempat berisi bulan dan tahun gambar tersebut dibuat.

4. Kolom Persetujuan Gambar, berisi lembaga-lembaga atau perusahaan- perusahaan yang terlibat dalam pembuatan gambar dan pihak yang bertanggung jawab terhadap gambar.

5. Judul Proyek, berisi nama proyek yang digunakan pada SFA. Hal ini dimaksud agar tidak terjadi pencurian informasi tentang proyek yang sedang ditangani oleh pihak SFA

6. Keterangan Gambar Proyek, memuat nama-nama yang merancang, mengecek dan draftsman serta skala gambar tersebut.

(50)

Standar Gambar Kerja SFA

(51)

Perancangan BSD City Botanical Park

Proses perancangan yang ada di SFA terdiri dari lima tahapan, yaitu persiapan, riset dan analisis (Research & Appraisal), desain konsep (Concept Design), pengembangan desain (Design Development), dan pembuatan gambar kerja (Production Documentation). Masing-masing dari setiap tahap menghasilkan output yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Pada perancangan BSD City Botanical Park ini, hanya meliputi 4 tahapan saja yaitu sampai pada tahap pengembangan desain sedangkan tahap gambar kerja tidak termasuk dalam kontrak kerja SFA dengan klien. Proses-proses atau tahapan ini seringkali mengalami revisi yang berulang untuk mendapatkan hasil yang baik. Proyek Botanical Park ini didapat melalui sistem tender dengan cara SFA mengajukan proposal kepada BSD City, tahapan ini termasuk kepada tahap persiapan. Setelah mendapat surat perintah kerja dari klien, SFA melakukan tahap inventarisasi yaitu berupa pengamatan di lapang dan cross check data yang diperoleh dari klien atau surveyor. Selanjutnya dilakukan tahap analisa yang akan memunculkan berbagai peluang dan kendala yang nantinya akan dipresentasikan kepada klien. Semua peluang dan kendala akan terjawab dengan mengeluarkan gambar desain konsep yang nantinya akan dilakukan pengembangan desain seiring dengan isu yang muncul pada tapak dan keinginan dari klien.

Persiapan

(52)

Gambar 7. Proses Kerja Pada Tahap Persiapan Proyek

Riset dan Analisa (Research and Appraisal)

Pada tahap ini SFA mengumpulkan data survey yang diperlukan untuk proyek, termasuk potensi dan kendala pada tapak dan konteksnya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk lebih mengenal tapak, pengaruh kondisi eksisting, karakter alam serta nilai budaya di sekitar tapak terhadap kondisi lanskapnya. Selanjutnya pihak SFA bertemu dengan klien untuk mengeksplorasi ide-ide dan mengembangkan pemahaman sepenuhnya akan strategi operasional keseluruhan yang dimiliki klien untuk rencana kerja kedepan. Hasil akhir tahap ini berupa laporan lengkap dengan gambar analisa tapak mengenai peluang dan kendala yang akan membentuk dasar untuk tahap berikutnya.

Pertemuan dengan calon klien untuk melakukan penawaran proyek

Pertemuan internal untuk penyusunan program kerja Menerima konfirmasi proyek dari manajer proyek

Pembuatan proposal

Start

Presentasi kepada klien

(53)

Tabel 4. Tugas dan Hasil dari Tahap Riset dan Analisa

Tugas Hasil 1. Mengamati tapak dan area sekelilingnya

untuk lebih mengenal karakteristik tapak.

• Database yang relevan, foto-foto kondisi eksisting tapak

2. Konsultasi dengan klien untuk mengembangkan dan memahami karakter dan kualitas desain.

• Gambar analisis topografi, drainase, tata guna lahan sekitar tapak, bentukan lahan, vegetasi.

3. Penilaian secara menyeluruh dari semua aspek lanskap untuk dibuat analisa bentukan lahan, hidrologi, tanah, orientasi, tata guna lahan, vegetasi (species tanaman dan ekologinya), karakter lanskap, view dan sebagainya.

• Gambar hasil analisa terhadap potensi dan kendala yang ada di tapak

4. Menghadiri dua kali pertemuan proyek di Serpong.

• Presentasi kepada klien menggunakan

Power Point.

(54)

Hasil Riset dan Analisa

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan data keseluruhan tapak, baik data primer dan data sekunder, SFA melakukan analisa tapak berdasarkan data yang diperoleh. Data primer diperoleh melalui hasil observasi langsung pada tapak, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil riset/studi pustaka yang berkaitan langsung dengan kondisi tapak. Tahap ini akan memunculkan peluang dan kendala pada tapak yang kemudian akan dipresentasikan kepada klien untuk menjawab semua peluang dan kendala tersebut sebagai dasar untuk melakukan tahapan kerja selanjutnya.

Konteks Regional

Tapak dari BSD City Botanical Park ini terletak di sekitar sempadan Sungai Cisadane tepatnya berseberangan dengan perumahan BSD City tahap satu. Secara geografis lokasi BSD City Botanical Park terletak pada titik 6º 17’ 57, 64” LS dan 106º 39’ 41, 00” BT (Gambar 6). Total luas tapak yang akan di bangun untuk Botanical Park adalah ± 54 Ha. Tapak merupakan lahan milik BSD City yang merupakan bagian dari perencanaan BSD City tahap dua. Perencanaan BSD City tahap dua ini merupakan pengembangan perumahan dengan menempatkan

Botanical Park sebagai salah satu kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan rekreasi yang berorientasi alam dan sebagai pusat pembelajaran bagi pengembangan perumahan di BSD City. Batas tapak BSD City Botanical Park

adalah sebagai berikut:

Utara : Lahan untuk perumahan BSD City tahap dua

Timur : Sungai Cisadane dan perumahan BSD City tahap satu Barat : Lahan untukperumahan BSD City tahap dua

Selatan : Lahan untuk perumahan BSD City tahap dua

Topografi

(55)

pelebaran lereng Sungai Cisadane secara alamiah. Sehingga pada saat volume air meningkat air akan meluap ke samping kanan dan kiri sungai (Gambar 8).

Topografi tapak untuk pengembangan BSD City tahap dua bervariasi dari level 15 m dpl sampai 50 m dpl dan merupakan daerah yang relatif datar (Gambar 9). Secara alami tapak pada bagian selatan lebih tinggi. Pada tapak di sekitar sempadan sungai mempunyai kemiringan yang bervariasi mulai dari 5% - 30% menuju ke arah Sungai Cisadane (Gambar 10). Pada tapak bagian utara sampai tapak bagian tengah kemiringan sempadan sungai rata-rata 5% - 20% sedangkan tapak bagian selatan mempunyai kemiringan 20%-30%. Pada tapak bagian tengah terdapat 2 lembah yang menjadi daerah tangkapan air ketika terjadi banjir pada saat air Sungai Cisadane meluap dan membentuk saluran drainase tapak menuju Sungai Cisadane. Pada pinggir kanan dan kiri sungai telah terjadi pelebaran lereng Sungai Cisadane.

Gambar 8. Kondisi Topografi Tapak Drainase

Sungai Cisadane mengalir dari selatan ke utara yang mana hulunya terdapat di Gunung Pangrango dan bermuara di Laut Jawa. Panjang Sungai Cisadane adalah 80 km, dengan luas tangkapannya adalah 1100 km², debit air terendah adalah 25,93 m3/ m3 dan debit air tertinggi adalah 973,25 km3/m3.

(56)
(57)
(58)

Kondisi hidrologi tapak sangat dipengaruhi oleh tingkat kecuraman lereng sungai. Pada bagian sungai yang kelerengannya curam akan membatasi dimensi bantaran banjir secara alamiah dan pada bagian sungai yang kelerengannya relatif datar akan memperluas dimensi bantaran banjir (Gambar 11).

Berdasarkan pemantauan di Stasiun Pengamat Serpong level aliran sungai normal berada pada level 13 m dpl (Gambar 12). Banjir yang pada dasarnya bersifat temporer, memiliki level maksimum muka air banjir yang berbeda-beda tergantung cuaca, curah hujan dan musim pada saat itu. Berkaitan dengan perencanaan perumahan BSD City tahap dua, diperlukan studi banjir 50 tahunan dan 100 tahunan agar kemungkinan dampak banjir terhadap kawasan perumahan dapat dihindari sedini mengkin.

Dari studi banjir tersebut, didapatkan hasil bahwa ketika level maksimum muka air banjir berada pada level 19 m dpl, disebut banjir 50 tahunan karena diprediksi 50 tahun kedepan level muka air normal Sungai Cisadane berada pada level 19 m dpl. Sedangkan hasil studi banjir 100 tahunan didapatkan hasil bahwa level maksimum muka air banjir berada pada level 21 m dpl. Prediksi tersebut dihitung berdasarkan sejarah sungai pada umumnya (Gambar 13)

(59)
(60)

Gambar 13. Sejarah Umum Sungai

1. Baby River

2. Young River

3. Mature River

(61)

Vegetasi

Tapak didominasi oleh tanaman bambu, pisang dan palem. Tanaman bambu mencirikan tanaman eksisting sedangkan tanaman pisang mencermimkan tanaman introduksi hasil penanaman manusia. Vegetasi pada daerah gully sedikit dan hampir tidak ada, sehingga perlu penanaman vegetasi di sekitar gully untuk mengkonservasi daerah gully (Gambar 14). Secara umum vegetasi eksisting diabaikan karena semua vegetasi yang akan direncanakan merupakan vegetasi ex-situ.

Gambar 14. Kondisi Vegetasi Tapak

Potensi

Tapak yang merupakan daerah sempadan sungai sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan rekreasi alam yang bernuansa air. Untuk menggali potensi tersebut maka view kearah sungai dapat dimaksimalkan dengan menempatkan stoping-stoping area yang viewnya mengarah ke sungai dan penempatan viewing deck sebagai fasiltas penunjang kegiatan rekreasi. Karena vegetasi eksisting secara umum diabaikan maka penempatan vegetasi yang disajikan secara dominan membentuk hutan akan menambah kesan alami dan suasana nyaman bagi pengunjung.

Kendala

(62)

tahap dua. Pada awalnya tim SFA menentukan lebar sempadan sungai yang diambil 100 m dari muka air normal Sungai Cisadane yang mengacu kepada Kepres No.32/1990 dan PP No.47/1997 (Gambar 15). Namun ketika dikaitkan dengan studi banjir 50 tahunan dan 100 tahunan yang di-overlay dengan peta topografi, dimensi bantaran banjirnya menjadi sangat luas dan mempersempit kebutuhan ruang untuk daerah longsoran, daerah ekologi dan daerah keamanan (Gambar 16). Untuk itu, diperlukan penambahan lebar sempadan sungai, sehingga lebar sempadan sungai diambil 100 m dari muka air banjir 100 tahunan (Gambar 17). Ketika di-overlay dengan masterplan BSD City tahap dua, kavling-kavling yang direncanakan oleh BSD City sebagian berada pada daerah banjir 100 tahunan tersebut (Gambar 18).

(63)
(64)

Gambar 10. Analisis Penentuan Sempadan (2)

(65)
(66)
(67)

Gambar 19. Garis Sempadan Sungai 100 m dari Level Banjir 100 Tahunan

(68)

Desain Konsep (Concept Design)

Tahap ini merupakan tahap pematangan ide terkait dengan desain yang akan direncanakan. Pada tahap ini tim SFA mencari elemen-elemen yang khas, yang akan membuat proyek ini spesial dan unik dengan karakter yang kuat. Produknya adalah berupa sketsa kasar dan gambar atau terkadang dapat berupa model atau media lainnya. Tim SFA fokus dalam menghasilkan ide-ide kreatif yang akan memberikan inspirasi, mengarahkan dan mempengaruhi respon SFA terhadap lanskap dan bentuk dari desain yang nantinya akan dibuat. Kemudian tim SFA akan mempresentasikan desain konsep awal untuk ditelaah lebih lanjut oleh tim klien sehingga konsep lanskap yang akan diinginkan dapat dipilih untuk pengembangan lebih lanjut.

(69)

Tahap persiapan

Tahap inti

Tahap revisi

Gambar 20. Proses Kerja pada Tahap Desain Konsep

Sebelum desain konsep dibuat, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk menentukan konsep yang akan diangkat ke dalam tapak. Pada studi pendahuluan konsep ini dihasilkan beberapa materi sketsa yang nanti digunakan sebagai acuan dasar dalam pembuatan konsep (Gambar 20). Setelah studi pendahuluan konsep ini dilakukan, tim SFA kemudian mempersiapkan gambar-gambar yang digunakan untuk keperluan pembuatan desain konsep. Gambar yang dihasilkan pada tahap ini adalah berupa gambar-gambar desain skematik yang digunakan oleh tim SFA untuk presentasi kepada klien. Gambar-gambar tersebut terdiri dari Gambar-gambar site plan, Gambar-gambar potongan dan Gambar- gambar-gambar ilustrasi.

(70)

Tabel 5. Tugas dan Hasil dari Tahap Desain Konsep

Tugas Hasil 1. Memfasilitasi brainstorming workshop

dengan klien untuk memperjelas analisa yang dilakukan pada tahap sebelumnya.

• Gambar sketsa desain konsep

2. Mengembangkan desain konsep yang diinginkan untuk dipresentasikan kepada rapat tim desain. Desain konsep yang dipresentasikan terdiri atas beberapa alternatif desain.

• Site plan desain konsep tahap awal dalam bentuk CAD dengan skala 1: 2000

• Gambar potongan dan tampak dengan skala 1: 200

• Gambar ilustrasi 3D 3. Memberi instruksi kepada Quantity

Surveyor untuk Rancangan Anggaran Biaya (RAB) awal untuk dijadikan patokan dalam pengembangan desain pada tahap berikutnya. Biaya-biaya dalam RAB ini akan selalu diperbaharui dan diperjelas sesuai dengan kemajuan desainnya.

Planting schedule (Draft)

4. Menyiapkan gambar final desain konsep. • Site plan keseluruhan desain konsep final dalam bentuk CAD dengan skala 1: 7500

• Site plan per area yang dikembangkan dalam skala 1 : 1000.

• Gambar potongan dan tampak untuk skala 1: 200

5. Menghadiri dua kali pertemuan proyek di Serpong.

• Presentasi kepada klien menggunakan

Power Point.

Hasil Desain Konsep

Tapak merupakan lahan milik BSD City yang merupakan bagian dari perencanaan BSD City tahap dua. Perencanaan BSD City tahap dua ini adalah pengembangan perumahan dengan menempatkan Botanical Park sebagai salah satu tempat rekreasi dan pusat pembelajaran bagi pengembangan perumahan di BSD.

(71)

karakter vegetasi yang mengacu kepada konservasi dan menghadirkan taman-taman atau area-area publik sebagai tempat rekreasi yang menarik. Secara umum vegetasi yang dihadirkan merupakan vegetasi ex-situ yang berasal dari hutan dataran rendah, mengingat kondisi vegetasi pada tapak didominasi oleh tanaman pisang, palem dan bambu. Menghadirkan vegetasi ex-situ yang berasal dari hutan dataran rendah merupakan konsep awal dari pembangunan Botanical Park ini, yang ditujukan untuk mengkonservasi tumbuhan-tumbuhan asli Indonesia. Penempatan vegetasi ini, disusun sesuai dengan karakter lanskapnya yang dipengaruhi oleh kondisi topografi dan hidrologi tapak. Penempatan vegetasi yang disajikan berkelompok membentuk hutan akan ditempatkan pada daerah ekologi dan daerah keamanan sempadan sungai yang berfungsi untuk menjaga keberlanjutan sistem ekologi sempadan sungai dan sebagai zona penyanggah. Pada daerah bantaran banjir akan ditempatkan tanaman riparian untuk mengurangi kecepatan air sungai dan longsoran tebing sempadan sungai.

Hasil tahapan penyusunan konsep lanskap BSD City Botanical Park ini, didiskusikan bersama staff lainnya dalam satu tim SFA menggunakan gambar sketsa desain konsep (Gambar 21). Setelah disepakati, tim SFA mempresentasikannya kepada klien untuk bertukar pikiran (brainstorming) dan menerima masukan dari klien maupun konsultan yang lain. Setelah dilakukan revisi tim SFA mengembangkan gambar sketsa desain konsep berupa site plan desain konsep awal ke dalam bentuk gambar CAD yang dilengkapi dengan gambar potongan atau tampak (Gambar 22, Gambar 23 dan Gambar 24). Gambar ini menjelaskan konsep dari BSD City Botanical Park yang dikembangkan dalam beberapa konsep seperti: konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep vegetasi, konsep aktivitas, konsep fasilitas dan konsep utilitas.

(72)

akses yang terbuka bagi pengguna pada titik-titik tertentu karena pada bagian tersebut akan disajikan riparian garden sebagai habitat baru bagi satwa sehingga pengguna dapat melihat dan menikmati aktivitas dari satwa tersebut. Pada open space akan disajikan open grass land yang merupakan area untuk event space,

children playground, dan thematic garden.

(73)

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Kegiatan Magang (PT Sheils Flynn Asia)
Gambar 3. Proses Perancangan BSD City Botanical Park di PT Sheils Flynn Asia
Tabel 2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data
Gambar 4. Struktur Organisasi PT SFA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode magang yang digunakan berupa partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan perancangan ruang

Tabel 6 Pencapaian kriteria taman ekologis Eco-Art Park Sentul City

Faktor penunjang kegiatan perancangan lanskap secara umum yaitu struktur organisasi perusahaan yang cukup komplek dengan adanya berbagai multi disiplin ilmu di

Penulis mengangkat topik “Perancangan Kantor dan Pusat Penelitian Teknologi Digital di BSD City dengan Pendekatan Green Building” sebagai judul dari skripsi. Penulis

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012.. Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS METROPOLITAN JAKARTA MELALUI KEGIATAN MAGANG DI