BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Sistem manajemen dalam PT IdeA dapat terus dipertahankan dan terus ditingkatkan. Bentuk manajemen tersebut seperti sistem komunikasi yang sudah ada dalam perusahaan sebaiknya tetap dipertahankan untuk menjaga hubungan internal dan hubungan dengan klien, bahkan pihak-pihak yang berkaitan dengan arsitektur lanskap untuk meminimalisir kesalahpahaman dalam proyek dan mengembangkan jaringan kerja. Sehingga kepercayaan klien dan kualitas produk dapat terus meningkat. Eksistensi perusahaan diharapkan dapat terus dipertahankan dengan cara tersebut.
Dalam pengerjaan proyek ini tidak dibuat siteplan detail secara keseluruhan. Hal ini perlu dievaluasi oleh perusahaan, karena pembuatan siteplan secara detail keseluruhan sangat diperlukan untuk membantu klien dalam memahami desain dari tapak yang dibuat perusahaan. Selain itu perhatian terhadap kesesuaian dengan budaya dan standar penyediaan fasilitas di sekitar kawasan juga perlu menjadi perhatian sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih baik lagi.
Fasilitas studio berupa komputer perlu ditambahkan sehingga dapat menambah produktivitas kerja pegawai dalam pengerjaan proyek. Fasilitas lainnya berupa ruang kerja studio perlu diperluas untuk menambah kenyamanan dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aniaty, Y. 1995. Perencanaan Tapak Bumi Perkemahan Selabintana di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa barat. [Thesis]. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 102p. Tidak dipublikasikan.
Arifin, H.S. Studi Potensi Pengembangan Bumi Perkemahan di Taman Nasional Gunnung Gede Pangrango dan Sekitarnya. [Thesis]. Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 185p. Tidak dipublikasikan.
Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architecture Design. Waveland Press. New York.
Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. McGraw-Hill Company. New York.
Hardjowigeno, S. 1985. Kesesuaian Lahan Bagi Pengembangan Pertanian dan Non Pertanian. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 146p. Tidak dipublikasikan.
Ingles, J.E. 2004. Landscaping Principles & Practices 6th Edition. New York: Delmar Learning, Inc.Thomson Learning™.
Kohdyat, H. 1997. Hakekat dan Perkembangan Wisata Alternatif. Di dalam : Gunawan, MP,editor. Proceedings Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Bandung : ITB.
Knudson, D.M.1980. Outdoor Recreation. Macmillan. University of Minnesota. McHarg, Ian L. 1995. Design with Nature. San Veil, Inc. New York.
Nurisjah, S dan Pramukanto, Q. 1995. Pengantar Praktikum Perencanaan Lanskap. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
[PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2011. Kawasan Konservasi Indonesia. Kerjasama Dephut-Lestari Hutan Indonesia-JICA. Bogor : PIKA.
[PHPA] Dirjen Perlindungan dan Pengawetan Alam. 1986. Pedoman Bumi Perkemahan Taman Nasional. Proyek Pembangunan Taman Nasional Pusat 1985-1986. Departemen Kehutanan. Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata. Bogor : PIKA
[PIKA] Pusat Informasi Konservasi Alam. Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Periode 2007-2026. Bogor : PIKA Bogor.
Oberlender, GD. 1993. Project Management for Engineering and Construction. McGraw-Hill Book Company. New York.
Sekartjakrarini, S dan Legoh, N.K. 2004. Rencana Strategis Ekowisata Nasional. Penerbit : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta.
Simonds, J. O. 1983. Landskcape Architecture : A Manual of Site Planning and Design. McGraw-Hill Company. New York.
Stoner, J. A and Freeman, R.E. 1992. Management. Prentice Hall-International. Sukandi, T. 2000. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Pariwisata Alam yang berkelanjutan. Di dalam : Santoso O, editor. Pariwisata Indonesia Menghadapi Abad XII. Bandung : Pusat Penelitian Kepariwisataan Lembaga Penelitian IPB.
Soemarno. 2002. Sumber Daya Lahan : Karakteristik dan Implikasi Pengelolaannya. [Disertasi]. Departemen Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18. 1994. Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Sriyanto, A., T. Fathoni, T. Darsono, dan M. Munandar.1988. Pedoman Umum Pengelolaan Taman Nasional. Proyek Pembangunan Taman Nasional Pusat 1987-1988. Departemen Kehutanan. Dirjen PHPA. Direktorat taman Nasional dan Hutan Wisata. Bogor : PIKA
Walker, S. 2008. Extant Objects : Designing Thing As they Are. International Journal of Sustainable Design Vol.1, No.1. P : 4-12.
[WJPAL] Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2003. Pedoman Rencana Pengembangan Pariwisata Alam Nasional di Kawasan Hutan. Jakarta : Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Lampiran 1 Proses Tender
Tahap proses lelang untuk proyek pemerintah dijelaskan sebagai berikut: a. Tahap awal penetapan proyek
Judul proyek yang telah ditetapkan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) serta produk yang akan dihasilkan dari proyek tersebut dikeluarkan sebelum proses lelang dimulai. Anggaran yang ditetapkan untuk suatu proyek berasal dari dana APBD atau APBN. Setelah penetapan judul dan anggaran proyek, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memutuskan untuk dilakukan proses lelang. Setelah itu pihak panitia lelang membuat Term of Reference (TOR) untuk lelang tersebut.
b. Tanggapan terhadap TOR
Dalam proses lelang tersebut, setiap perusahaan yang mengikuti kegiatan lelang membuat usulan teknis sesuai dengan TOR yang telah dibuat panitia lelang. Usulan teknis dari proyek tersebut yang diajukan perusahaan berisi tawaran yang logis dan obyektif, biasanya dengan penajuan anggaran lebih rendah dari anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Usulan teknis berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh perusahaan serta hasil produk yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Setiap perusahaan membuat anggaran untuk pelaksanaan proyek tersebut.
c. Proses lelang
Peraturan lelang perusahaan swasta tidak mengikuti peraturan lelang yang dilakukan oleh pemerintah. Peraturan lelang pemerintah hanya berlaku untuk kalangan lembaga pemerintahan, BUMN dan BUMD. Setiap perusahaan yang mengikuti proses lelang berkewajiban memenuhi syarat administrasi dari klien.
Tabel 1. Jenis dan Nilai Kontrak Lelang
Nilai Kontrak (rupiah) Metode Pengadaan Jasa
0 – 50 juta Penunjukan langsung
50 – 125 juta Lelang diikuti oleh tiga perusahaan Lebih dari 125 juta Lelang diikuti oleh lima perusahaan
Sumber : PT IdeA (2011)
Penggunaan jasa pada proyek pemerintah yang bernilai lebih dari 125 juta rupiah dilakukan dengan perbandingan 70 : 30, yang dijelaskan sebagai berikut:
- Biaya sebesar 70% merupakan biaya yang digunakan langsung dalam pengerjaan proyek seperti membayar tenaga ahli untuk pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut.
- Biaya sebesar 30% merupakan biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan survey, meeting ataupun kegiatan FGD (Forum Group Discusion) lainnya
Lampiran 2 Spesifikasi dan Penggunaan GPS
Spesifikasi Fisik Ukuran : 6,1”Hx2.4”Wx13D
Berat : 7,5 ons (213 g) w/ baterai terpasang
Tampilan : 1.5 “W x 2.2” H, 256 warna resolusi tinggi
Transreflective (160 x 240 piksel) dengan cahaya latar belakang Rentang temperatur : 5-158qF (-15-70qC)
Kekuatan baterai : Hingga 18 jam (penggunaan khusus) Akurasi ketepatan : GPS <10 meter (33 kaki) 95%
Pengorepasian Dasar
GPSMAP 60CSX dapat menciptakan dan menggunakan titik arah dengan cara membuat trek atau rute.
1. Hidupkan alat dengan menekan tombol Power, lalu alat akan mengumpulkan sinyal-sinyal satelit. Setelah itu akan muncul layar MAIN MENU yang akan menampilkan sejumlah menu pilihan fungsi yang akan digunakan. Untuk membuat rute atau WAYPOINT arahkan kursor pada menu ROUTES dan tekan ENTER yang akan menampilkan sejumlah keterangan tentang posisi saat itu.
2. Untuk menyimpan data selanjutnya adalah membuat WAYPOINT. Gunakan tombol MARK untuk menagkap dengan cepat lokasi penguna yang berarti menjadi lokasi waypoint yang baru. Setelah menerima waypoint dan memasukkan nama pada posisi tersebut (misal WF untuk Water Fall) dan telah menjadi default informasi pilih OK, dan tekan ENTER. Cara ini dilanjutkan pada titik-titik lokasi selanjutnya.
3. Setelah semua titik disimpan maka dapat juga menampilkan gambar berupa jalur trek yang telah dilalui.
Lampiran 3 Tabel Hubungan Ruang, Aktivitas, dan Fasilitas dalam Hutan Diklat Jampang Tengah
Area Pengembangan
Lingkup Area Kegiatan yang Dipertahankan dan DIkembangkan
Fasilitas yang Dibutuhkan Zona
penyangga
Di sekeliling kawasan Pengelolaan vegetasi dan utilitas yang ada
Penanaman rimbunan vegetasi terutama cendana sebagai border kawasan
Pagar sebagai border denganl tinggi 1,75 m dilengkapi tanaman merambat sebagai rekayasa pagar Area Penerimaan (Gerbang Utama)
Datang dan perginya pengunjung, peserta diklat, masyarakat, dan pengelola
Penerimaan pengguna kawasan
Tempat parkir untuk truk dan kendaraan
pribadi,papan informasi, gerbang utama dilengkapi penanda kawasan
Area Sarana Kampus dan Administrasi
Pengunjung dan pengguna tapak lainnya datang dan pergi ke dalam kawasan
Pemberian informasi dan bimbingan mengenai hutan diklat dan wisata alam kepada pengguna kawasan
Aktivitas administrasi pengelola kawasan KHDTK Jampang Tengah Aktivitas peserta diklat dalam
belajar dan mengajar
Kantor pengelola dan perpustakaan, uang sebaguna untuk kelas, information cente, papan interpretasi, ruang tunggu, entrance, eksplorasi kawasan, penunjang : toilet umum dan area parkir, lapangan olahraga
Petak Contoh Teras Gulud
Penanaman tanaman palawija dan kehutanan oleh pengunjung Bekerja sama dengan masyarakat untuk mengelola dan
memanfaatkannya
Pengawasan dan pengontrolan kegiatan yang berlangsung Konservasi tanah dan air
Petak teras gulud, tumpuan batuan dan bambu untuk membentuk dan memperkuat tanah, saluran irigasi (sumber air). saluran pembuangan, bangunan pengawas dengan etika eco-design, sirkulasi dalam tapak yang tidak licin dan dilengkapi dengan railing
Petak Contoh Teras Bangku
Penanaman tanaman palawija dan kehutanan oleh pengunjung Bekerja sama dengan masyarakat
untuk mengelola dan memanfaatkannya
Pengawasan dan pengontrolan kegiatan yang berlangsung Konservasi tanah dan air
Petak teras bangku, tumpuan batuan dan bambu untuk membentuk dan memperkuat tanah, saluran irigasi (sumber air), saluran pembuangan, bangunan pengawas dengan etika eco-design,
sirkulasi dalam tapak yang
tidak licin dan dilengkapi dengan railing
Petak Contoh Hutan Rakyat
Penanaman tanaman palawija dan kehutanan oleh pengunjung Bekerja sama dengan masyarakat
untuk mengelola dan memanfaatkannya
Pengawasan dan pengontrolan kegiatan yang berlangsung Pemanfaatan tanaman hutan
dengan melakukan penebangan ramah lingkungan
Saluran irigasi (sumber air), saluran pembuangan, bangunan pengawas dengan etika eco-design, sirkulasi dalam tapak yang tidak licin dan dilengkapi dengan railin, akses langsung dari jalan utama oleh masyarakat dengan pengontrolan masyarakat Petak Contoh
Persemaian
Penanaman tanaman palawija dan kehutanan oleh pengunjung Bekerja sama dengan masyarakat
untuk mengelola dan memanfaatkannya
Pengawasan dan pengontrolan kegiatan yang berlangsung
Saluran irigasi (sumber air), saluran pembuangan, bangunan pengawas dengan etika eco-design,
sirkulasi dalam tapak yang
tidak licin dan dilengkapi dengan railing, pembuatan bedengan yang eco-design dan memiliki daya tahan yang lama
Area Kebun Benih
Pengenalan tanaman hutan dan tanaman hortikultura kepada pengunjung dan peserta diklat Penanaman tanaman hortikultur
dan tanaman hutan sebagai sample Pemberian papan nama pada
tanaman yang ada untuk pembelajaran
Memepelajari budidaya tanaman hutan melalui budidaya benih
Saluran irigasi (sumber air)
Saluran pembuangan Bangunan pengawas dengan etika eco-design Sirkulasi dalam tapak yang tidak licin dan dilengkapi dengan railing
Bangunan penyimpanan benih
Area Kebun Koleksi
Pengenalan tanaman hutan dan tanaman hortikultura kepada pengunjung dan peserta diklat Penanaman tanaman hortikultur
dan tanaman hutan sebagai sample Pemberian papan nama pada
tanaman yang ada untuk pembelajaran
Identifikasi tumbuhan yang ada oleh pengunjung
Konservasi dan preservasi tanaman hutan dan hortikultur
Saluran irigasi (sumber air)
Saluran pembuangan Bangunan pengawas dengan etika eco-design sirkulasi dalam tapak yang tidak licin dan dilengkapi dengan railing
Papan nama untuk tanaman yang ada Kebijakan mengenai konservasi
Area Penelitian Pengenalan tanaman hutan dan tanaman hortikultura kepada pengunjung dan peserta diklat Penanaman tanaman hortikultur
dan tanaman hutan sebagai sample Konservasi dan preservasi tanaman
hutan dan hortikultur
Penelitian pengembangan tanaman hutan untuk pembelajaran Pengunjung dapat melakukan
eksperimen-eksperimen biologi kecil dengan fasilitas lab
Kebijakan konservasi Jalur sirkulasi yang jelas dallam tapak, tidak licin dan dilengkapi railing Mini Lab dan fasilitas penunjangnya
Wilayah perlindungan mata air
Konservasi tanah dan air Preservasi sumber mata air yang
ada Treking
Perbaikan menara pengawas Pengunjung dapat beristirahat dan
melakukan interpretasi alam di menara pengawas
Saluran pembuangan SaLuran penampang untuk mata air
Modifikasi menara pengawas hutan dengan rest area dengan etika
eco-design
Jalur sirkulasi yang mengelilingi vegetasi Lahan Praktek
Peserta DIklat
Pembelajaran terhadap konservasi kepada pengunjung dan peserta diklat
Pengenalan tanaman hutan kepada pengunjung dan peserta diklat Pesera diklat menanam tanaman
hutan dalam kelompok
Lahan luas untuk praktek Gudang peralatan Bangunan pengawas
Jalur Interpretasi
Identifikasi tumbuhan dan satwa dengan mengelilingi jalur interpretasi kawasan Untuk siswa sekolah dapat
dilakukan pemberian papan nama pada tumbuhan, pengamatan burung dan kupu-kupu, penelitian umur tumbuhan, dan sebagainya Kegiatan dilakukan dalam
kelompok dan diarahkan oleh pembimbing
Papan nama Jalur Sirkulasi yang mengelilingi kawasan dan melalui berbagai vegetasi semaksimal mungkin Pos-pos pengamatan. Beberapa pos dapat berupa rumah pohon
Camp Area dan Shelter
Pengunjung dapat melakukan wisata alam berupa camping Pengunjung dapat langsung
melakukan interpretasi alam Pengunjung dapat beristirahat di
area ini
Pengunjung dapat melakukan aktivitas seni, seperti menggambar, menempel, atau handicrat
Lahan terbuka yang cukup Saluran pembuangan
Shelter untuk beristirahat
Ruang serbaguna untuk workshop
Lampiran 4 Rapat Non Formal Bersama Seluruh Tim Proyek Resort PTNW Kawah Ratu
Lampiran 5 Arahan Teknis Dari Main Designer, Lembar Jadwal dan Pembagian Tugas Proyek Resort PTNW Kawah Ratu
Lampiran 6 Hasil Arahan Pada Tahap Analisis Sampai Pengembangan Konsep Pada Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin
Gambar 41 Hasil Analisis Lokasi Hutan Diklat Jampang Tengah Dengan Teknik Hand Drawing
Gambar 42 Konsep Pembagian Ruang dan Sirkulasi Hutan Diklat Jampang Tengah Dengan Teknik Hand Drawing
Lampiran 6. Lanjutan
Gambar 43 Konsep Pembagian Ruang Hutan Diklat Rumpin Dengan Teknik Hand Drawing
Gambar 44 Konsep Pembagian Sirkulasi Hutan Diklat Rumpin Dengan Teknik Hand Drawing
Lampiran 7 Sketsa Alternatif Desain Fasilitas di Hutan Diklat Jampang Tengah dan Hutan Diklat Rumpin
Gambar 45 Sketsa Pagar Sebagai Border Kawasan yang Ditumbuhi Tanaman Rambat
Gambar 46 Sketsa Chalet Dari Bambu Untuk Hutan Diklat Rumpin
Gambar 47 Sketsa Rumah Penangkaran Kupu-Kupu dan Bangku dari Elemen Bambu Hutan Diklat Rumpin