• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM

PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

DI PT. IDEA CONSULTANT

FIKA WIDYA NASTITI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DI PT. IDEA CONSULTANT.

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2012

FIKA WIDYA NASTITI A44070061

(3)

Abstract

Nowadays tourism is a basic requirement for society, specifically to eliminate impact of the routine works. Indonesia has a high richness and diversity in a variety of natural formations, historical structures, cultural practices, and other resources related to tourism development. One of the tourism development is nature tourism, where the activity of nature tourism industry cause minimum impact to damage the existence and preservation of natural resources. Ujung Kulon National Park (TNUK) is one of nature tourism destination in Indonesia. TNUK as a conservation area requires landscape planning and design for the development of nature tourism activities. Therefore it is necessary to study the landscape design for the development of nature tourism in TNUK. A qualified nature tourism areas could be created with a good design through the right process. PT. Idea Consultant is a company engaged in the field of landscape planning and design, especially in conservation areas. By doing an internship program at PT. Idea Consultant, student learned about landscape design process by working on a project about study the landscape design for the development of nature tourism in Peucang Island, TNUK.

(4)

RINGKASAN

FIKA WIDYA NASTITI. A44070061. Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT Idea Consultant. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan VERA DIAN DAMAYANTI.

Indonesia mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Salah satunya pengembangan wisata alam, dimana kegiatan wisata alam merupakan suatu bentuk industri yang minimal dalam mengeksploitasi atau merusak keberadaan serta kelestarian sumber daya alam. Salah satu kawasan wisata alam di Indonesia adalah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). TNUK sebagai kawasan konservasi membutuhkan perencanaan dan perancangan lanskap untuk pengembangan kegiatan wisata alam.

PT. Idea Consultant sebagai konsultan lanskap memiliki pengalaman yang banyak dalam pengerjaan proyek-proyek lanskap di Indonesia terutama pada pengembangan kawasan-kawasan konservasi. Oleh karena itu kegiatan magang kali ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam proses pengerjaan suatu proyek pengembangan wisata alam serta menjadi bahan perbandingan teori yang didapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan kerja. Kajian terapan desain tapak Pulau Peucang TNUK ini merupakan salah satu proyek desain lanskap yang dikerjakan oleh PT. Idea Consultant. Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan proses Kajian terapan desain tapak Pulau Peucang TNUK pada lingkup kegiatan studio dan lapang di PT. Idea Consultant. Pelaksanaan magang mengikuti jadwal dari proses pengerjaan proyek PT. Idea Consultant. Kegiatan magang yang dilakukan meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan studio yang ada di perusahaan sesuai dengan jadwal kegiatan proyek yang sedang berlangsung, memahami sistem kerja, dan memahami struktur organisasi yang ada di PT. Idea Consultant.

Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK ini merupakan proses pengkajian penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional yang akan

(5)

digunakan sebagai suatu bentuk percontohan proses pengerjaan desain tapak. Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang TNUK dilakukan melalui beberapa tahapan yang berbeda dengan prosedur standar yang telah ditetapkan perusahaan, karena tahapan pengerjaan proyek ini merupakan kesepakatan antara pihak PT. Idea Consultant dengan klien. Pengerjaan proyek Kajian Terapan Desain Tapak ini hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain (design development).

Tahapan pertama adalah perusahaan mempersiapkan kebutuhan teknis proyek, mengurus administrasi dan berdiskusi dengan klien, membuat jadwal serta pembagian kerja sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan proyek.. Tahap kedua adalah survei lapang dan melakukan analisis lebih lanjut menggunakan data primer yang didapat dan juga aturan-aturan yang harus diterapkan pada pengerjaan proyek ini. Hasil pengumpulan data tersebut dianalisis dan dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan konsep desain. Tahap ketiga merupakan tahap pembuatan konsep dan rencana tata ruang. Konsep desain untuk proyek ini adalah The Windows To The Last Home Of The Javan Rhinos. Untuk konsep ruang proyek ini terdiri dari area penerimaan, area gedung multifungsi, area chalet dan ecotoilet, area multifungsi dan area danau. Tahap terakhir yang merupakan tahap keempat adalah tahap pengembangan desain, dimana pada tahap ini dilakukan pembuatan site plan untuk setiap area yang direncanakan serta sarana dan prasarana yang akan dibangun pada setiap area tersebut.

Desain dan material sarana dan prasarana pada proyek ini sejalan dengan prinsip “the law of the similar” menurut Simonds (1983). Terdapat dua prinsip similar yang terlihat dalam proses pengerjaan proyek ini yaitu similar dalam material dan similar dalam tekstur. Produk (output) yang dihasilkan dari pengerjaan proyek ini berupa arahan serta rekomendasi desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk kegiatan wisata alam di zona pemanfaatan pulau Peucang TNUK.

(6)

® Hak Cipta IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(7)

KAJIAN PROSES DESAIN LANSKAP WISATA ALAM

PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

DI PT. IDEA CONSULTANT

FIKA WIDYA NASTITI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan Magang : Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant

Nama Mahasiswa : Fika Widya Nastiti

NRP : A44070061

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Aris Munandar, MS. Vera Dian Damayanti, SP, MLA. NIP. 19561228 198303 1 003 NIP. 19740716 200604 2 004

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP. 19480912 197412 2 001

(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas kesehatan, kekuatan, dan kemauan, serta berkat rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Proses Desain Lanskap Wisata Alam Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon di PT. Idea Consultant”. Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Mama, Budi Widodo (alm) dan Nevo Angkasawati, adik-adik tersayang, Tasya Dewi Parastika dan Wyne Mitha Triana, yang merupakan anugrah terindah yang pernah penulis miliki atas kasih sayang, doa, perhatian, serta dukungan materil kepada penulis selama penulis berkuliah dan menyelesaikan skripsi.

2. Dr. Ir. Aris Munandar MS dan Vera Dian Damayanti SP, MLA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama masa akademik terutama dalam penyelesaian skripsi.

3. Ir. Qodarian Pramukanto MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan masukan selama kegiatan akademik berlangsung.

4. Dr. Ir. Andi Gunawan M.Agr.Sc selaku dosen penguji atas kritik, saran dan masukannya.

5. Keluarga besar Ayah dan Mama atas kasih sayang, doa, perhatian, serta dukungan materil kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan ARL 44 dan pengurus Himaskap 2010 semoga kita semua selalu diberi rahmat den berkah.

7. PT. Idea Consultant (Ir. Soehartini Sekartjakrarini M.Sc, Ph.D beserta semua staf) atas kerjasama yang baik dalam kegiatan magang.

(10)

8. Teman-teman magang Caroline Puspita (ARL 44), Faizol Hatzri (UPM), dan Gusti Putri (UPM) atas kerjasama yang baik saat kegiatan magang berlangsung.

9. Staf pegawai Balai Taman Nasional Ujung Kulon yaitu Bapak I Putu Garjita dan Bapak Haryono, serta staf pegawai PJLKKHL yaitu Bapak Sumaedi atas bantuan dan kerjasamanya pada penulis selama enam hari berada di Pulau Peucang TNUK.

10. Teman-teman ARL lainnya dari angkatan 41, 42, 43, 45, 46, dan 47.

11. Pihak-pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat dan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan bagi pihak PT. Idea Consultant, Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan pihak lain yang memerlukan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang bersifat membangun agar penulis dapat melakukan hal yang lebih baik lagi.

Bogor, April 2012

Fika Widya Nastiti A44070061

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 17 Februari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Budi Widodo (alm) dan Nevo Angkasawati.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1995 dan menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Sawitri Jakarta Timur pada tahun 1996. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SD Negri 01 Duren Sawit, Jakarta Tmur. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 255 Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 61 Jakarta. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian pada tahun 2008.

Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan-kegiatan di luar akademik. Penulis pernah menjabat sebagai anggota Divisi Keprofesian dan Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) periode 2008-2010. Penulis bersama tim basket ARL pernah mewakili Departemen Arsitektur Lanskap dalam menjuarai kompetisi olahraga Fakultas Pertanian (Seri-A) tahun 2008, 2010, dan 2011 cabang olahraga bola basket. Penulis juga pernah mewakili tim basket Fakultas Pertanian dalam mengikuti Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2009-2011.

Penulis aktif mengikuti kepanitiaan berbagai pelatihan dan seminar yang mendukung kegiatan akademis (MPD dan Filedtrip ARL 2009, Pelatihan Sketch Up dan Expo Lanskap 2009, Workshop Nasional Mahasiswa Arsitektur Lanskap 2010). Penulis pernah menjadi asisten Mata Kuliah Dasar-dasar Arsitektur Lanskap tahun 2011.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Lanskap ... 4 2.2. Taman Nasional ... 4 2.3. Wisata Alam... 6 2.4. Perancangan Lanskap... 7 2.5. Konsultan Lanskap... 9 2.6. Manajemen Proyek ... 11 III. METODOLOGI ... 13

3.1. Tempat dan Waktu ... 13

3.2. Metode ... 13

3.3. Data ... 14

3.4. Tahapan Kegiatan Magang ... 15

3.5. Batasan Magang ... 16

IV. HASIL KEGIATAN MAGANG ... 18

4.1. Kondisi Umum Perusahaan... 18

4.1.1. Profil Perusahaan ... 18

4.1.2. Struktur Organisasi ... 19

4.1.3. Pengelolaan Proyek Lanskap... 21

4.1.3.1. Fasilitas Peralatan Kerja Perusahaan ... 21

4.1.3.2. Cara Mendapat Proyek ... 23

4.1.3.3. Prosedur dan Sistem Kerja Perusahaan ... 25

4.2. Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang TNUK ... 28

(13)

4.2.2. Kondisi Umum TNUK ... 30

4.2.1.1. Batas Geografis dan Administratif ... 30

4.2.1.2. Iklim ... 32

4.2.1.3. Flora dan Fauna ... 32

4.2.1.4. Aksesibilitas ... 34

4.2.3. Kondisi Umum Pulau Peucang ... 35

4.2.4. Proses Pengerjaan Proyek... 40

4.2.4.1. Persiapan ... 40

4.2.4.2. Inventarisasi dan Analisis ... 40

4.2.4.3. Konsep dan Rencana Tata Ruang ... 52

4.2.4.4. Pengembangan Desain (Design Development) ... 55

V. PEMBAHASAN ... 73

5.1. Pengelolaan Perusahaan ... 73

5.1.1. Fasilitas Perusahaan... 74

5.1.2. Prosedur Pengerjaan Proyek Perusahaan... 75

5.2. Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam ... 77

5.2.1. Pengelolaan Proyek ... 77

5.2.1.1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia ... 77

5.2.1.2. Pengelolaan Waktu (Jadwal) ... 78

5.2.1.3. Pengelolaan Biaya ... 81

5.2.1.4. Pengelolaan Komunikasi ... 81

5.2.2. Tahapan Pengerjaan Proyek ... 81

5.2.2.1. Tahap Persiapan ... 82

5.2.2.2. Tahap Inventarisasi dan Analisis ... 82

5.2.2.3. Tahap Konsep dan Rencana Tata Ruang ... 84

5.2.2.4. Tahap Pengembangan Desain ... 85

5.3. Posisi Mahasiswa Magang ... 89

5.4. Perusahaan Konsultan sebagai Penyedia Jasa... 90

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 92

6.1. Simpulan ... 92

6.2. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang ... 13

2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Magang ... 15

3. Peralatan gambar yang digunakan Perusahaan ... 22

4. Fasilitas yang digunakan Perusahaan ... 22

5. Aplikasi software yang digunakan Perusahaan ... 23

6. Jenis dan Nilai Kontrak lelang ... 24

7. Jadwal Pengerjaan Proyek Kajian Terapan Desain Tapak ... 79

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Tahapan Perancangan Lanskap dan Batasan Magang Proyek Kajian

Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang ... 16

2. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ... 20

3. Kondisi studio proyek perusahaan ... 21

4. Struktur Tim Proyek Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon ... 29

5. Peta Taman Nasional Ujung Kulon ... 31

6. Satwa-satwa di TNUK ... 33

7. Jenis-jenis ikan yang menarik di TNUK ... 33

8. Peta Aksesibilitas Menuju TNUK ... 35

9. Orientasi Pulau Peucang ... 36

10. Kondisi perairan di Pulau Peucang ... 36

11. Lokasi Proyek ... 37

12. Lokasi Sarana dan Prasarana di Pulau Peucang ... 38

13. Signage yang terdapat di Pulau Peucang ... 39

14. Wisatawan sedang mengambil foto rusa ... 39

15. Rumah tinggal Suku Baduy ... 45

16. Kondisi rawa pada tapak ... 46

17. Letak dan Luasan Tapak ... 47

18. Tata Guna Lahan disekitar tapak... 48

19. Beberapa view yang terdapat pada tapak ... 49

20. Ekosistem Hutan Pantai ... 50

21. Jenis-jenis vegetasi yang terdapat pada tapak ... 51

22. Jenis-jenis satwa yang terdapat pada tapak ... 52

23. Konsep The Windows ... 52

24. Salah satu vista yang terbentuk pada tapak ... 53

25. Pembagian ruang pada tapak ... 54

26. Lokasi mooring buoy area ... 55

27. Ilustrasi tampak atas mooring buoy... 56

(16)

29. Kondisi eksisting jetty area ... 57

30. Ilustrasi tampak atas jetty area ... 57

31. Rekomendasi desain jetty ... 58

32. Kondisi eksisting area gedung multifungsi ... 58

33. Ilustrasi tampak atas area gedung multifungsi ... 59

34. Information centre dan canteen yang dilengkapi dengan ecotoilet ... 59

35. Rekomendasi desain bangunan pada area gedung multifungsi ... 60

36. Ilustrasi tampak atas area chalet 1 dan 2 ... 61

37. Kondisi eksisting area chalet 1 ... 61

38. Kondisi eksisting area chalet 2 ... 62

39. Kondisi eksisting area chalet 3 ... 62

40. Kondisi eksisting area chalet 4 ... 62

41. Ilustrasi tampak atas area chalet 3 dan 4 ... 63

42. Kasa transparan yang digunakan sebagai material untuk jendela ... 64

43. Gambar detail chalet dan ecotoilet ... 65

44. Sistem pemasangan septic tank biofil pada ecotoilet ... 66

45. Kondisi eksisting area danau ... 66

46. Ilustrasi tampak atas area danau ... 67

47. Ilustrasi area danau ... 67

48. Rekomendasi desain shelter ... 68

49. Kondisi eksisting area multifungsi ... 68

50. Imagery Boards untuk area multifungsi ... 69

51. Rekomendasi desain signage di beberapa lokasi ... 70

52. Imagery Boards untuk education signage... 71

53. Rekomendasi desain boardwalk dan light walkway... 72

54. Imagery Boards untuk boardwalk ... 72

55. Kesesuaian prosedur standar tahap pengerjaan proyek perusahaan dengan proses perancangan menurut Booth (1983) ... 76

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Keterangan Pembagian Tugas untuk Pengerjaan Proyek ... 96

2. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Chalets dan Ecotoilet ... 100

3. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Pedestrian Circulation... 101

4. Sketsa Rekomendasi Desain untuk Jetty ... 102

5. Sketsa Rekomendasi Desain untuk area Gedung Multifungsi ... 103

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata sekarang ini merupakan suatu kebutuhan dasar bagi masyarakat, yakni untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas pekerjaan. Permintaan pasar untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata di Indonesia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun (Nirwandar, 2006). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata, maka dewasa ini kegiatan pariwisata lebih ditingkatkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, kegiatan pariwisata juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Indonesia mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Salah satunya pengembangan wisata alam, dimana kegiatan wisata alam merupakan suatu bentuk industri yang minimal dalam mengeksploitasi atau merusak keberadaan serta kelestarian sumber daya alam. Selain itu juga minimal dalam menghasilkan bahan – bahan yang mencemari lingkungan, sehingga peluang pengembangannya akan menduduki prioritas yang tinggi (Nurisjah, 2001).

Salah satu kawasan wisata alam di Indonesia adalah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Keanekaragaman hayati laut dan karakter bentang alam kawasan Ujung Kulon telah mengundang tidak hanya para peneliti, namun juga peminat perjalanan wisata alam. Kawasan Ujung Kulon ditetapkan sebagai taman nasional dan pengelolaannya dibawah Balai Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992. Wilayah pengelolaanya TNUK meliputi Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Gunung Honje (BTNUK, 2010). TNUK adalah salah satu taman nasional yang ada di Indonesia yang mewakili ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. TNUK merupakan kawasan konservasi dan merupakan habitat terakhir bagi kelangsungan hidup satwa langka badak jawa (Rhinoceros sondanicus). TNUK sebagai kawasan

(19)

konservasi membutuhkan perencanaan dan perancangan lanskap untuk pengembangan kegiatan wisata alam. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian perancangan lanskap mengenai pengembangan wisata alam di TNUK. Kajian ini dilakukan oleh PT. Innovative Development for Eco Awareness (Idea) Consultant yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap khususnya dalam perencanaan dan perancangan kawasan-kawasan konservasi.

Perencanaan dan perancangan kawasan konservasi termasuk dalam bidang ilmu arsitektur lanskap. Sikap profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dapat diwujudkan melalui pemahaman dan aplikasi teori keilmuan dalam praktek di lapang. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan praktek kerja lapang pada suatu perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap. PT. Idea Consultant sebagai perusahaan dengan berbagai pengalaman dalam perencanaan dan perancangan kawasan-kawasan konservasi menjadi pilihan sebagai tempat kegiatan magang ini.

Kegiatan magang pada PT. Idea Consultant merupakan suatu upaya dalam mempelajari proses pengerjaan proyek di bidang lanskap khususnya dalam pengembangan kawasan konservasi. Tahapan proses tersebut, baik dalam kegiatan studio maupun di lapang sangat penting untuk dipelajari dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan calon arsitek lanskap.

1.2. Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan beragam pengetahuan praktis, pengalaman, dan keterampilan dalam bidang arsitektur lanskap, mempelajari dan meningkatkan soft skill serta kemampuan dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada proyek kajian desain lanskap wisata alam. Secara spesifik, tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapang sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh PT. Idea Consultant.

2. Mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumberdaya yang digunakan oleh PT. Idea Consultant dalam pengerjaan proyek.

(20)

3. Menganalisis sistem dan teknik serta proses kajian desain lanskap pengembangan wisata alam Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant.

1.3. Manfaat

Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Idea Consultant bermanfaat untuk:

1. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja.

2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengerjaan suatu proyek pengembangan wisata alam.

3. Meningkatkan keterampilan teknik perencanaan dan perancangan lanskap serta menambah pengalaman sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa, Departemen Arsitektur Lanskap IPB dan perusahaan tempat magang.

4. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan staf dan manajemen pada perusahaan tempat magang.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanskap

Menurut Simonds dan Starke (2006) Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami terdiri dari hutan, sungai, kolam, rawa, bukit pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, lembah dan padang pasir. Sedangkan lanskap buatan merupakan suatu lanskap alami yang telah dimodifikasi oleh manusia untuk menunjang aktivitas manusia tanpa merusak lanskap tersebut.

Major feature (fitur lanskap mayor) merupakan bentukan-bentukan penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti bentukan pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan minor feature (fitur lanskap minor) yaitu elemen lanskap yang dapat diubah yaitu bukit-bukit, semak belukar, dan parit, dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds dan Starke, 2006).

2.2. Taman Nasional

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (Pasal 1 Butir 14 UU No. 5 Tahun 1990).

Dalam Pasal 32 disebutkan bahwa kawasan taman nasional dikelola dengan sistem yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluannya. Zona inti adalah bagian dari kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Zona pemanfaatan adalan bagian dari kawasan taman nasional yang dijadikan pusat rekreasi dan kunjungan wisata. Zona lain adalah diluar zona tersebut, karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu seperti zona rimba, zona pemanfaatan tradisional, zona rehabilitasi dan sebagainya.

(22)

Kemudian dalam Pasal 34 Ayat 1 dinyatakan bahwa, pengelolaan taman nasional dilakukan oleh pemerintah dengan penjelasannya, yaitu pada dasarnya pengelolaan kawasan pelestarian alam merupakan kewajiban dari pemerintah sebagai konsekuensi pengusahaan oleh negara atas sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 UUD 1945. Dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan atas zona pemanfaatan taman nasional pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan kepada koperasi, badan usaha milik negara, perusahaan swasta, dan perorangan.

Selanjutnya, dalam pasal 35 UU No. 5 tahun 1990 dinyatakan bahwa dalam keadaan tertentu dan sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memulihkan kelestarian sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya, pemerintah dapat menghentikan kegiatan pemanfaatan, dan menutup taman nasional sebagian atau seluruhnya untuk waktu tertentu. Yang dimaksud adalah karena bencana alam seperti gunung meletus, keluar gas beracun, bahaya kebakaran, dan kerusakan akibat pemanfaatan terus menerus yang dapat membahayakan pengunjung atau kehidupan flora dan faunanya

Menurut Arief (2001), taman nasional adalah lanskap pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Lanskap ini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budi daya, pariwisata, dan rekreasi. Ketetapan pembagian zonasi diberikan batasan atau kriteria berdasarkan kandungan jenis tumbuhan dengan kerapatan tertentu, ciri khas habitat beserta satwanya ataupun yang endemik. Kriteria batasan dalam penetapan zonasi taman nasional adalah sebagai berikut :

1. Zona Inti, yaitu mengandung jenis tumbuhan > 200 jenis spesies/1.000 hektar, mengandung jenis tumbuhan endemik, mengandung ekosistem khas, merupakan habitat/daerah jelajah satwa yang dilindungi, dan mengandung tumbuhan langka/dilindungi.

2. Zona Rimba, yaitu mengandung jenis tumbuhan 200 spesies/1.000 hektar, mengandung tegakan dan rapatan > 100 batang/hektar, dan merupakan habitat/daerah jelajah satwa liar.

3. Zona Pemanfaatan, yaitu mengandung objek wisata yang menarik dan memungkinkan dikembangkan sebagai pusat kunjungan.

(23)

4. Zona Pemanfaatan tradisional, yaitu lebih dari 25 % kebutuhan pokok warga desa setempat tergantung pada lanskap taman nasional, berdekatan dengan wilayah desa, dan mempunyai ekosistem yang tidak asli.

5. Zona Rehabilitasi, yaitu kandungan tegakan < 100 batang/hektar, merupakan daerah tangkapan air potensial, merupakan koridor satwa liar, dan mempunyai ekosistem yang asli.

Pembentukan zonasi dalam taman nasional tersebut tidak semua sesuai dengan kriteria, sehingga hanya beberapa saja yang memenuhi kriteria. Kelima manfaat dan fungsi zona tersebut merupakan zonasi yang tidak baku sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lanskap taman nasional. Manfaat dan fungsi zonasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Zona Inti, yaitu zona secara khusus diperuntukkan bagi upaya perlindungan dan pelestarian, maka dalam zona ini tidak diperbolehkan adanya kegiatan pengunjung kecuali kegiatan penelitian. Kedudukan zona ini sama dengan cagar alam ata suaka margasatwa.

2. Zona Rimba, yaitu zona yang dapat dikunjungi dengan berbagai kegiatan rekreasi, tetapi dalam batas-batas tertentu. Kegiatan yang ada umumnya suatu pengelolaan habitat dan pembuatan jalan setapak atau paling sedikit wisata alam terbatas.

3. Zona Pemanfaatan Intensif, yaitu zona yang dialokasikan untuk menampung bentuk kegiatan rekreasi dan penyediaan sarana untuk pengelolaan, misalnya kantor dan stasiun penelitian, bumi perkemahan, tempat parkir, dan lain-lain. Zona ini mudah dicapai oleh pengunjung dan memiliki manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut. Zona ini sama dengan hutan wisata/taman wisata atau wana wisata.

2.3. Wisata Alam

Nurisyah dan Pramukanto (2008) berpendapat bahwa wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan diluar dari lingkungan tempat tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk mencari nafkah tetap.

(24)

Merencanakan suatu kawasan wisata adalah upaya untuk menata dan mengembangkan suatu areal dan jalur pergerakan pendukung kegiatan wisata sehingga kerusakan lingkungan akibat pembangunannya dapat diminimumkan tetapi pada saat yang bersamaan kepuasan wisatawan dapat terwujudkan.

Gunn (1994) menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kawasan wisata adalah ketersediaan obyek dan atraksi wisata, pelayanan wisata, dan transportasi pendukung. Obyek dan atraksi wisata merupakan andalan utama untuk mengembangkan kawasan wisata.

Lebih lanjut Gunn (1994) menyatakan wisata alam merupakan kegiatan wisata dengan atraksi utamanya adalah sumber daya alam yang terdiri dari lima bentukan dasar alam, yaitu air, perubahan topografi, flora, fauna, dan iklim. Bentuk sumberdaya alam yang sangat umum untuk dikembangkan adalah air seperti telaga, danau, laut, air terjun, dan sebagainya. Selain itu potensi alam seperti daerah yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu dan modifikasi lanskap serta flora dan fauna endemik yang sangat bervariatif akan sangat menarik bagi pengunjung. Sedangkan menurut Departemen Kehutanan (2001) wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

2.4. Perancangan Lanskap

Rogers (2011) menyatakan bahwa, arsitek lanskap merupakan profesi yang menerapkan seni dan prinsip ilmu pengetahuan untuk penelitian, perencanaan, perancangan, dan manajemen lingkungan. Praktisi profesi ini menerapkan keterampilan yang kreatif dan kemampuan teknis serta pengetahuan, budaya, dan politik dalam menyusun unsur-unsur alam yang direncanakan dan dibangun diatas tanah dengan kepedulian terhadap pengelolaan dan konservasi alam, konstruksi dan sumberdaya manusia. Lingkungan yang dihasilkan harus melayani pengguna, estetik, aman, dan menyenangkan.

Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan tapak dan termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, struktur, tumbuh-tumbuhan, dan

(25)

kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan masalah terhadap kendala-kendala di dalam tapak (Laurie, 1986).

Perancangan menurut Simonds (1983) merupakan sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, dan aspek psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna dan ruang hasil pemikiran yang saling berhubungan. Perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume mempunyai bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna dan kualitas lain yang dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai.

Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Proses desain menurut Booth (1983) yaitu:

1. Penerimaan proyek (Project acceptance) 2. Riset dan Analisis (Research and analysis)

a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembagian program 3. Desain/perancangan (Design)

a. Diagram fungsi

b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan

d. Studi bentuk perancangan e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan

h. Design development

4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan

(26)

c. Planting plan d. Construction details 5. Pelaksanaan (Implementation)

6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Construction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Management)

Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa dalam merancang sebuah lanskap terdapat sebuah prinsip, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan mengekspos elemen-elemen yang baik. Dalam merancang lanskap resort, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya akan menjadi kesatuan yang harmonis. Dalam perancangan terdapat proses yang memiliki beberapa tahapan. Menurut Simonds (2006), proses perencanaan/perancangan terdiri dari enam tahapan, yaitu:

1. Comission merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.

2. Research merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi.

3. Analysis pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan penentuan kendala serta potensi.

4. Syntesis merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan.

5. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi, dan pengecekan pelaksanaan.

6. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi tapak.

2.5. Konsultan Lanskap

Sharky (1994) menyatakan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan

(27)

aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek.

Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Lebih lanjut Gold (1980) menyatakan, konsultan memiliki beberapa kelebihan di antaranya: 1. Kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa

kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan.

2. Penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.

3. Kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 4. Kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai

beban kerja yang dibutuhkan.

5. Memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam.

6. Hasil kerja yang obyektif dan profesional.

7. Sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.

Dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang dan jasa, dijelaskan bahwa penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa. Sedangkan jasa konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan

(28)

konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa.

Dalam hal ini konsultan merupakan penyedia jasa, oleh karena itu konsultan yang baik haruslah memenuhi persyaratan sebagai penyedia jasa. Lebih lanjut dalam Kepres No. 80 Tahun 2003 disebutkan bahwa persyaratan sebagai penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi perundang-undangan untuk menjalankan usaha.

2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial. 3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit.

4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk menandatangani kontrak. 5. Memenuhi kewajiban pajak.

6. Dalam waktu kurun waktu 4 tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan (termasuk pengalaman memperoleh pekerjaan sub-kontrak), kecuali bagi perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun.

7. Memiliki SDM (termasuk tenaga ahli yang kompeten), modal, peralatan dan fasilitas.

8. Tidak termasuk dalam daftar hitam (black list). 9. Memiliki alamat tetap.

2.6. Manajemen Proyek

Stoner and Freeman (1992) menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang telah ditetapkan. Proses manajemen mencakup empat fungsi utama yaitu:

1. Perencanaan (planning), merupakan konsep dasar dari suatu proses manajemen, dimana tugas-tugas manajemen disusun dan tujuan serta sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat, dan perumusan perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang.

2. Pengorganisasian (organizing), adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumberdaya dikalangan anggota

(29)

organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara optimum.

3. Pengarahan (directing), merupakan tahap yang mencakup hal yang mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan menjalankan tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian (controlling), adalah fungsi pengendalian manajemen yang mencakup penetapan standar kerja, mengukur kinerja yang sedang berjalan, membandingkan kinerja ini dengan standar kerja yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan.

Manajemen proyek menurut Soeharto (1999) adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan yaitu:

1. Pengelolaan sumber daya manusia, bertujuan untuk mengupayakan secara efektif sumber daya manusia untuk melaksanakan proyek. Pengelolaan ini meliputi penyusunan organisasi, pembentukan tim, serta mempraktekan cara kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan kegiatan proyek.

2. Pengelolaan waktu (jadwal), meliputi identifikasi kegiatan, penyusunan urutan kegiatan, perkiraan kurun waktu dan penyusunan jadwal.

3. Pengelolaan biaya, meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek.

4. Pengelolaan komunikasi, merupakan proses yang diperlukan agar mereka yang terlibat dalam proyek, memperoleh informasi yang diperlukan pada waktu yang tepat.

(30)

III. METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilakukan di PT. Idea Consultant yang beralamat di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Kabupaten Bogor. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada awal Maret 2011 sampai pertengahan Juni 2011. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin-Jumat, pukul 09.00-17.00 WIB. Jadwal pelaksanaan kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

3.2. Metode

Metode magang untuk kegiatan perancangan di PT. Idea Consultant dilakukan dengan cara:

No Jenis Pekerjaan Bulan Maret Bulan April Bulan Mei Bulan Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan 2 Kegiatan Administrasi 3 Kegiatan Studio a. Rencana Pengelolaan Hutan Diklat Bogor di Rumpin b. The Bintangur Eco Camp c. The Halfway to The Wilderness d. The Tasik Betung e. Kajian Terapan Desain Tapak Pulau Peucang

(31)

1. Partisipasi aktif dalam pengerjaan proyek utama yaitu Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, TNUK, dilakukan baik dalam kegiatan pengamatan (survey) lapang secara langsung maupun kegiatan studio.

2. Partisipasi aktif juga dilakukan pada proses perancangan di studio untuk beberapa proyek yang dikerjakan oleh perusahaan selama kegiatan magang berlangsung. Proyek-proyek tersebut adalah:

a. “The Bintangur Eco Camp”, Riau (Sinar Mas Forestry Project). b. “The Halfway to The Wilderness”, Riau (Sinar Mas Forestry Project). c. “The Tasik Betung”, Riau (Sinar Mas Forestry Project).

d. Rencana Pengelolaan Hutan Diklat Bogor di Rumpin.

Selain berpartisipasi aktif dalam proyek-proyek yang dikerjakan perusahaan, kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan selama magang yaitu:

1. Melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses pengerjaan proyek yang sedang berlangsung, baik melalui buku maupun website yang terkait.

2. Wawancara dengan Direktur Utama, Manager Pengelola, Manager Produksi (Perencanaan dan Perancangan), serta pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek yaitu penanggung jawab dari pihak balai TNUK dan penanggung jawab dari pihak Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL).

3.3. Data

Jenis data magang yang dikumpulkan terbagi menjadi dua yaitu meliputi data kelembagaan perusahaan dan data untuk keperluan proyek. Data kelembagaan perusahaan meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jadwal kerja, bahan, alat, dan metode kerja. Data keperluan proyek meliputi lokasi proyek, tujuan proyek, inventarisasi dan analisis tapak, konsep dan rencana tata ruang, serta pengembangan desain pada tapak. Masing-masing data tersebut dibedakan berdasarkan bentuk data yaitu data deskriptif dan data spasial (Tabel 2).

(32)

Tabel 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Magang

3.4. Tahapan Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilakukan pada perusahaan PT. Idea Consultant. dengan melalui tahapan kegiatan magang sebagai berikut:

1. Persiapan

Meliputi pembuatan proposal usulan magang dan mengurus administrasi dengan PT. Idea Consultant.

2. Pengenalan Kelembagaan Perusahaan

Kegiatan ini merupakan orientasi mahasiswa magang dengan staf yang ada di PT. Idea Consultant selain itu juga dilakukan pengenalan struktur organisasi, pembagian kerja dan prosedur pengerjaan proyek. Pengenalan Kelembagaan dilakukan pada awal kegiatan magang.

3. Kegiatan di studio

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan saat melakukan kegiatan magang yaitu mempelajari seluruh proses pengerjaan pada proyek yang dilaksanakan perusahaan. Mahasiswa magang melakukan pengumpulan data dan studi pustaka mengenai perusahaan dan proyek yang dikerjakan.

No Jenis Data Bentuk Sumber

1. Kelembagaan

a. Profil Perusahaan b. Struktur organisasi c. Sistem kerja d. Bahan, alat dan

metode kerja Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Studi pustaka Wawancara Wawancara Wawancara, dokumentasi 2. Proyek a. Lokasi b. Tujuan c. Inventarisasi dan analisis tapak d. Konsep dan rencana

tata ruang e. Pengembangan Desain Deskriptif, spasial Deskriptif Deskriptif, spasial Deskriptif, spasial Deskriptif, spasial Perusahaan, BTNUK, wawancara, studi pustaka, tinjauan lapang

(33)

Persiapan

Pelaksanaan

Pembuatan gambar kerja Inventarisasi dan analisis

Desain Konsep

Pengembangan desain

Sumber data berasal dari klien, pihak perusahaan, semua pihak yang terkait dengan proyek dan studi pustaka.

3.5. Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pembelajaran terhadap sistem manajemen serta mekanisme kerja studio di PT. Idea Consultant. Selain itu juga pemahaman terhadap proses selama pengerjaan proyek yang dilakukan di perusahaan. Tahapan perancangan lanskap yang dilakukan perusahaan meliputi tahap persiapan, inventarisasi dan analisis, desain konsep, pengembangan desain, pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan (Gambar 1).

Tahap 1 – Persiapan

Tahap 2 – Pengumpulan data

dan Penilaian Tapak

Tahap 3 – Pembuatan konsep

dan rencana tata ruang

Tahap 4 – Design Development

(Planning Application)

Gambar 1. Tahapan Perancangan Lanskap perusahaan dan Batasan Magang Proyek Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang

Pada setiap proyek yang dikerjakan perusahaan selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa magang hanya mengikuti sampai pada tahap

BATASAN MAGANG Tahapan Perancangan Lanskap

Perusahaan

Tahapan Pengerjaan Proyek Pulau Peucang TNUK

(34)

pengembangan desain. Untuk tahap pembuatan gambar kerja dilakukan oleh tim teknis perusahaan, sedangkan tahap pelaksanaan perusahaan bisa bertindak sebagai pengawas maupun pelaksana.

Untuk pengerjaan proyek Kajian Terapan Desain Tapak di Pulau Peucang TNUK, lingkup pekerjaan proyek yaitu berupa pembuatan rencana tata ruang dan planning application. Tahapan yang dilakukan untuk proyek ini meliputi tahap persiapan, pengumpulan data dan penilaian tapak, pembuatan konsep dan rencana tata ruang, serta pengembangan desain (planning application) (Gambar 1).

Kegiatan studio yang dilakukan untuk proyek Pulau Peucang TNUK berupa kegiatan drafting gambar teknis. Pekerjaan tersebut meliputi pembuatan gambar tampak atas, detil potongan, gambar perspektif dan gambar ilustrasi dengan gambar dalam bentuk CAD, SketchUp dan Photoshop. Output yang dihasilkan pada proyek ini berupa rekomendasi desain untuk setiap sarana dan prasarana yang akan diterapkan pada tapak.

(35)

IV. HASIL KEGIATAN MAGANG

4.1. Kondisi Umum Perusahaan 4.1.1. Profil Perusahaan

PT. Innovative Development for Eco Awareness (Idea) Consultant merupakan perusahaan konsultan perencanaan dan perancangan lanskap yang berbasis lingkungan dan ekologis bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Perusahaan konsultan ini beralamat di Kompleks Perumahan Dosen Kampus IPB Dramaga, Jalan Cempaka No.3 Bogor. PT. Idea Consultant menyediakan pelayanan untuk klien swasta dan umum dengan cakupan layanan yaitu land planning dan master planning. Dalam perencanaannya PT. Idea tidak hanya melibatkan detail studi mengenai kawasan, tetapi juga melibatkan pemahaman aspek ekologis kawasan tersebut berdasarkan pemetaan lingkungan.

PT. Idea Consultant mencari metode baru dan unggul dalam setiap pengembangan kawasan untuk memenuhi kebutuhan setiap pengguna dengan cara yang terbaik. PT. Idea Consultant menerapkan konsep “eco” yaitu eco-perencanaan, eco-desain, eco-teknologi, dan eco-aktivitas untuk menciptakan pengembangan kawasan yang berbasis ekologis dan ramah lingkungan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup alam dan penggunanya serta masa depan yang berkelanjutan.

PT. Idea Consultant menitikberatkan pada pelayanan bidang desain, master plan, perencanaan lingkungan dan ekologi, untuk hasil yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya. Layanan bidang arsitektur lanskap yang dimiliki PT. Idea Consultant memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memandu suatu proyek dari langkah yang paling awal yaitu tahap konseptual desain hingga tahap administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi konstruksi.

PT. Idea Consultant telah menangani beberapa proyek sejak tahun 2004. Beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh perusahaan antara lain:

1. Kajian Lanskap Prospektif Kota Lama Sawahlunto pada tahun 2009

(36)

3. Rencana Pemanfaatan Pariwisata Taman Nasional Kelimutu pada tahun 2006 4. Perancangan Zona Pemanfaatan intensif Sukamade dan Bande Alit, Taman

Nasional Meru Betiri pada tahun 2006

5. Master Plan Kebun Raya Kuningan pada tahun 2006

6. Perancangan Area Parkir Baru Taman Safari Indonesia, Cisarua pada tahun 2005

7. Master Plan Pengembangan Pariwisata Alam dan jasa lingkungan Taman Nasional Berbak, Jambi pada tahun 2004

PT. Idea Consultant juga turut berperan aktif dalam beberapa kompetisi desain lanskap dan memperoleh beberapa penghargaan desain. Penghargaan yang pernah didapat perusahan ini antara lain:

1. Memenangkan Juara Pertama pada Sayembara Desain Kebun Raya Kuningan yang diadakan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asosiasi Arsitek Indonesia pada tahun 2006. 2. Mengembangkan Caravan Camping Ground Pertama di Asia Untuk Taman

Safari Indonesia pada tahun 2005.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam kinerja para karyawan dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi ini berfungsi untuk mengatur hubungan kerja dan juga efisiensi kerja sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berkembang dengan baik serta meningkatkan kinerja para karyawan. PT. Idea Consultant memiliki struktur organisasi yang sederhana untuk menjalankan perusahaannya. Perusahaan memiliki direktur yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan.

Terdapat tiga divisi di dalam perusahaan, yaitu divisi Produksi, Manajemen, Pemasaran dan Sumber Daya Manusia. Divisi produksi merupakan bagian perencanaan dan perancangan. Divisi ini mengerjakan pekerjaan-pekerjaan teknis yang berhubungan dengan proses perencanaan dan perancangan lanskap. Mulai dari kegiatan awal seperti pengumpulan data, analisis, sintesis, pemmbuatan konsep, sampai mempresentasikan produk akhir. Divisi ini memiliki beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh manajer produksi.

(37)

Divisi manajemen merupakan merupakan divisi yang bertugas mengelola studio proyek perusahaan. Selain itu, manajer pengelola juga mengerjakan kegiatan yang berhubungan dengan perpajakan dan administrasi seperti menyiapkan dan membuat kontrak proyek. Divisi Pemasaran dan SDM merupakan divisi yang bertugas mengelola sumber daya manusia yang terdapat di dalam perusahaan serta mencari proyek-proyek yang dapat dikerjakan oleh perusahaan melalui kegiatan lelang/tender. Jumlah seluruh sumber daya manusia yang terdapat di perusahaan saat kegiatan magang berlangsung adalah 10 orang, yang terdiri dari 4 orang staf tetap, 4 orang mahasiswa magang dan 2 orang pekerja lepas (freelance). Bagan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan : Alur komunikasi langsung

Alur komunikasi tidak langsung (Sumber : Idea, 2011)

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur Eksekutif PT. Idea Consultant

Ir. Soehartini Sekartjakrarini M.Sc, Ph.D

Produksi Manajemen Pemasaran & SDM

Manajer Produksi Manajer Pengelola Manajer Pemasaran & SDM Tenaga Ahli : - Regional and Urban Planner - Tourism Planner - Landscape Architect Studio : - Drafter - GIS Operator - Perpajakan & Administrasi

(38)

Direktur Eksekutif perusahaan memberikan pengarahan kepada setiap divisi serta melakukan diskusi dalam mengerjakan proyek agar menghasilkan produk yang baik dan maksimal. Produk yang dihasilkan yaitu produk yang fungsional, estetik, tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitarnya, dan juga sesuai dengan keinginan klien. Komunikasi dua arah yang dilakukan semua staf perusahaan bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan, tercapainya efisiensi waktu pada proses perancangan, pelaksananaan dan penanganan proyek.

4.1.3. Pengelolaan Proyek Lanskap

4.1.3.1. Fasilitas Peralatan Kerja Perusahaan

PT. Idea Consultant memiliki fasilitas peralatan kerja yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan proyek-proyek yang dikerjakan. Beberapa fasilitas yang dimiliki perusahaan dapat dilihat melalui kondisi studio proyek perusahaan pada Gambar 3.

(Sumber : Idea, 2011)

Gambar 3. Kondisi studio proyek perusahaan

Peralatan kerja yang digunakan perusahaan meliputi peralatan gambar secara manual serta fasilitas lainnya. Peralatan gambar yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.

(39)

Tabel 3. Peralatan gambar yang digunakan Perusahaan

No. Jenis alat gambar Kegunaan

1. Alat gambar (spidol, drawing pen, penggaris, rapido dengan berbagai ukuran ketebalan, serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan).

Pembuatan gambar secara manual

2. Tracing paper dan kertas kalkir Pembuatan gambar secara manual serta untuk menjiplak gambar

3. Kertas HVS ukuran A3 dan A4 Pembuatan gambar secara manual, mencetak laporan serta gambar-gambar kerja

4. Meja kerja panjang (2 unit) dan kursi kerja (8 unit)

Pengerjaan proyek

Selain peralatan gambar seperti yang telah disebutkan, terdapat juga fasilitas seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Fasilitas yang digunakan Perusahaan

No. Fasilitas Jumlah Kegunaan

1. PC, komputer 3 unit Pelaksanaan pekerjaan proyek, pembuatan gambar, pembuatan laporan, pencarian data. 2. Printer A3

dan A4

Masing-masing 1 unit

Mencetak laporan serta gambar-gambar kerja

3. Scanner A4 1 unit Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy.

4. Mesin Fax dan Telepon

Masing-masing 1 unit

Berkomunikasi dengan klien ataupun kontraktor, memudahkan dalam hal pengiriman data atupun informasi

5. Harddisk 2 unit Penyimpanan data

6. Wifi Memudahkan dalam penyelesaian suatu

proyek, searching materi yang berhubungan dengan proyek(ide,konsep,dll) serta cara berkomunikasi dengan klien.

7. Berbagai buku sumber (perencanaan, perancangan)

Referensi materi untuk mendukung pengerjaan proyek

(40)

Dalam kegiatan studio perusahaan didukung dengan berbagai perangkat lunak (software) dan aplikasi seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Aplikasi software yang digunakan Perusahaan

No. Software Kegunaan

1. AutoCAD 2004, 2007 CAD Drawing 2. Google Sketch Up 7 3D Rendering 3. Adobe Photoshop CS3 3D Rendering

4. 3D Studio Max Animasi dan 3D Rendering

5. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan dan juga untuk mengetahui lokasi proyek yang berlangsung, kondisi fisik. 6. MS. Office 2007 Terkait untuk presentasi kepada klien,

daftar RAB, list material. (Document Publishing)

4.1.3.2. Cara Mendapat Proyek

Proyek yang ditangani oleh PT. Idea Consultant baik proyek mengenai perencanaan, perancangan, maupun pengelolaan lanskap diperoleh melalui tiga cara, yaitu :

1. Permintaan langsung dari klien

PT. Idea Consultant mendapatkan proyek tanpa harus mengajukan penawaran pada pihak lain, melainkan permintaan langsung dari klien. Klien merupakan individu ataupun suatu perusahaan ataupun suatu lembaga pemerintahan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan finansial dari proyek tersebut. Klien yang dimaksud adalah klien yang baru ataupun klien yang sudah berlangganan menggunakan jasa perusahaan.

2. Mengikuti tender/lelang

Cara lain yang digunakan PT. Idea Consultant dalam memperoleh sebuah proyek adalah dengan mengajukan penawaran tender pada klien baik klien swasta maupun dari lembaga pemerintahan. Tahap proses lelang untuk proyek pemerintah dijelaskan sebagai berikut:

(41)

a. Tahap awal penetapan proyek

Sebelum proses lelang dilakukan, telah terdapat Judul Proyek yang telah ditetapkan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) serta produk yang akan dihasilkan dari proyek tersebut. Anggaran yang ditetapkan untuk suatu proyek berasal dari dana APBD atau APBN. Setelah penetapan judul dan anggaran proyek, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memutuskan untuk dilakukan proses lelang. Setelah itu pihak panitia lelang membuat Term of Reference (TOR) untuk lelang tersebut.

b. Tanggapan terhadap TOR

Dalam proses lelang tersebut, setiap perusahaan yang mengikuti kegiatan lelang membuat usulan teknis sesuai dengan TOR yang telah dibuat panitia lelang. Dalam proses TOR perusahaan membuat usulan teknis dari proyek tersebut yang anggarannya kurang dari anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Usulan teknis berisi tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh perusahaan serta hasil produk yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Dalam proses lelang, masing-masing perusahaan membuat anggaran untuk pelaksanaan proyek tersebut.

c. Proses lelang

Peraturan lelang perusahaan swasta tidak mengikuti peraturan lelang yang dilakukan oleh pemerintah. Peraturan lelang pemerintah hanya berlaku untuk kalangan lembaga pemerintahan, BUMN dan BUMD. Jenis pengadaan jasa sesuai dengan nilai kontrak diuraikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Nilai Kontrak lelang

Nilai Kontrak (rupiah) Metode Pengadaan Jasa

0 – 50 juta Penunjukan langsung

50 – 125 juta Lelang diikuti oleh tiga perusahaan Lebih dari 125 juta Lelang diikuti oleh lima perusahaan (Sumber : Idea, 2011)

Penggunaan jasa pada proyek pemerintah yang bernilai lebih dari 125 juta rupiah dilakukan dengan perbandingan 70 : 30, yang dijelaskan sebagai berikut:

(42)

- Biaya sebesar 70% merupakan biaya yang digunakan langsung dalam pengerjaan proyek seperti membayar tenaga ahli untuk pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut.

- Biaya sebesar 30% merupakan biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan survey, meeting ataupun kegiatan FGD (Focused Group Discusion) lainnya.

3. Kerjasama dengan lembaga

Dalam mendapatkan proyek, PT. Idea Consultant juga melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintahan maupun swasta. Dinas pemerintahan yang dimaksud contohnya Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Kehutanan dan lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor non pemerintah. Contoh kerjasama PT. Idea Consultant dengan Dinas pemerintahan yaitu kerjasama dengan Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Departemen Kehutanan dalam proyek Rencana Penyusunan (Site Plan) Taman Nasional Bukit Dua Belas. Sedangkan kerjasama PT. Idea Consultant dengan pihak swasta yaitu kerjasama dengan Taman Safari Indonesia dalam proyek Penyusunan Rencana Tapak (Site Plan) dan Rancangan Arsitektur Parkir Baru Taman Safari Indonesia Cisarua.

4.1.3.3. Prosedur dan Sistem Kerja Perusahaan

1. Prosedur Kerja Perusahaan

PT. Idea Consultant memiliki prosedur standar dalam mengerjakan proyek lanskap. Prosedur pengerjaan setiap proyek memiliki tahapan yang berbeda-beda tergantung kesepakatan awal dari klien. Prosedur standar pengerjaan proyek yang telah ditetapkan oleh perusahaan meliputi tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konsep, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. a. Tahap persiapan

Tahap pertama yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant pada semua proyek yang ditangani melalui tahap persiapan. Tahap ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan berbagai teknis kebutuhan proyek

(43)

dan juga urusan administrasi proyek. Pada tahap ini terjadi pertemuan pertama dengan klien. Pada pertemuan ini klien membicarakan mengenai keinginannnya dan harapannya akan proyek yang ditangani, konsep yang ingin dicapai dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Selanjutnya pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih detail yang mencakup pelayanan, bentuk produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Pada tahap ini dilakukan penerimaan proyek.

b. Tahap inventarisasi dan analisis

Tahap inventarisasi merupakan tahap awal pada proses perancangan. Tujuan dari tahap ini adalah melakukan pengumpulan data mengenai proyek serta mempelajari kondisi tapak. Tahap ini dilakukan secara langsung ke lokasi proyek untuk melihat kondisi awal tapak dengan survei lapang oleh staf perusahaan. Data untuk keperluan proyek diperoleh melalui data primer dan sekunder. Data primer merupakan data eksisting yang ada pada tapak seperti letak dan luas, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi serta merekamnya dalam gambar berupa foto. Data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan tapak dan lingkungannya. Pencarian data sekunder dilakukan melalui internet atau melalui buku-buku yang berkaitan dengan tapak. Data ini diperlukan juga untuk proses analisis.

Selanjutnya dilakukan proses analisis, yang bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada proses inventarisasi serta mempelajari potensi dan kendala dalam tapak. Pada tahap ini dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk mendapatkan sintesis setelah analisis dilakukan. Pada semua proyek yang dikerjakan, tahapan analisis dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama (singkat), karena staf perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lain yang sudah ditangani.

c. Tahap desain konsep (concept design)

Tahap ini bertujuan untuk membuat arahan mengenai rancangan yang akan dibuat selanjutnya pada proyek. Pada tahap ini juga terdapat

(44)

proses pembuatan rencana tata ruang jika klien belum memiliki masterplan dari tapak yang akan dirancang. Desain konsep merupakan tahap awal untuk membuat perancangan lanskap secara konseptual dengan memasukan semua ide untuk menciptakan sebuah tema dan karakter yang sesuai dengan keinginan klien. Untuk pembuatan konsep awal ini dilakukan diskusi tim proyek untuk mempertimbangkan keinginan dari klien.

d. Tahap pengembangan desain (design development)

Tahap pengembangan desain merupakan pengembangan dari desain konsep. Tahap ini bertujuan untuk mengaplikasikan perencanaan tapak (planning application) pada tiap zona tapak. Pada tahap ini juga dibuat gambar-gambar ilustrasi yang mendukung konsep, gambar potongan, serta imagery boards untuk memberikan gambaran kepada klien mengenai desain yang diusulkan.

e. Tahap pembuatan gambar kerja

Tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk menghasilkan gambar-gambar kerja detail seperti detail rancangan, detail zonasi, detail material, detail konstruksi, RAB dan informasi lainnya yang mendukung. Produk dari tahap ini digunakan sebagai acuan dalam proses pelaksanaan.

f. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan memiliki tujuan untuk mewujudkan atau membangun rancangan pada tapak. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap tetap bisa memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan.

2. Sistem Kerja Perusahaan

Selain prosedur standar pengerjaan proyek, perusahaan juga memiliki sistem kerja. Sistem kerja perusahaan merupakan suatu bentuk pengorganisasian proyek dalam perusahaan. Sistem kerja perusahaan ini dalam pengerjaan proyek diketahui oleh seluruh staf dengan dilakukannya briefing terlebih dahulu dan mendapatkan penjelasan dari owner (direktur). Suatu proyek dikerjakan dengan cara teamwork. Setiap proyek memiliki

(45)

struktur tim proyek yang dibentuk pada tahap persiapan. Tim proyek dipimpin oleh project leader. Direktur atau owner menjelaskan mengenai proyek tersebut kepada project leader kemudian project leader menyampaikan, berdisikusi dan mengerjakan bersama dengan tim.

Struktur tim proyek yang ditetapkan perusahaan terdiri dari project leader, main designer, dan tim teknis. Project leader bertanggung jawab untuk mengatur dalam pelaksanaan proses pembagian kerja dalam tim. Main designer bertugas membuat konsep dan desain awal untuk proyek yang dikerjakan. Tim teknis pada proyek bertanggung jawab dalam pengamatan lapang serta pengerjaan pengembangan desain dan gambar kerja.

4.2. Kajian Terapan Desain Tapak Wisata Alam Pulau Peucang TNUK 4.2.1. Deskripsi Proyek

Proyek ini mengkaji penerapan desain sarana dan prasarana yang sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata alam di kawasan taman nasional. Proyek yang terletak di Pulau Peucang ini, termasuk ke dalam wilayah Provinsi Banten, Indonesia. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk ke dalam TNUK dan berbatasan langsung dengan Selat Panaitan. Pada pulau ini terdapat 100 ha zona pemanfaatan taman nasional yang terletak di bagian timur pulau ini.

Proyek dengan judul Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, TNUK adalah proyek yang dimintakan langsung kepada PT. Idea Consultant oleh Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKKHL) yang berada langsung dibawah Departemen Kehutanan. Proyek ini merupakan proyek kajian terapan desain tapak sebagai suatu bentuk percontohan proses pengerjaan desain tapak yang akan digunakan pihak balai taman nasional lainnya dalam mengembangkan kawasan wisata alam. Maksud dari kajian tersebut adalah untuk mengkaji kesesuaian lingkungan dari zona pemanfaatan yang tersisa di Pulau Peucang dengan aktifitas dan fasilitas yang akan diterapkan pada tapak sebagai kawasan wisata alam. Rentang waktu proses pengerjaan proyek adalah satu bulan. Struktur tim yang terlibat dalam pengerjaan proyek ini seperti terlihat pada Gambar 4.

(46)

Gambar 4.Struktur Tim Proyek Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon

Dari 100 ha zona pemanfaatan di kawasan Pulau Peucang ini, 50 ha sebelumnya sudah dimanfaatkan untuk pengembangan beberapa fasilitas penginapan bagi wisatawan yang berkunjung dibawah pengelolaan pihak Wana Wisata Alam Hayati (WWAH). Pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Idea Consultant ini adalah melakukan kajian terapan desain tapak pada 50 ha zona pemanfaatan yang tersisa. Zona pemanfaatan ini dikelola pihak balai TNUK untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata alam. Dari kawasan seluas 50 ha ini akan

CLIENT

Dinas Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung

Balai Taman Nasional Ujung Kulon

MAIN DESIGNER Puspita Galih Resi LANDSCAPE ARCHITECT PT. Innovative Development for Eco

Awareness (Idea) Consultant

PROJECT LEADER Soehartini Sekartjakrarini Penanggungjawab Sumaedi Penanggungjawab I Putu Garjita MAPPING Haryono INTERN STUDENT

Fika Widya Nastiti (IPB) INTERN STUDENT

(47)

diletakan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan wisata alam dimulai dari kawasan pantai hingga kawasan dalam hutan. Dalam proyek ini PT. Idea Consultant terlibat dari awal proyek dan berperan dalam penentuan tata ruang pada tapak. Sebagian besar data awal untuk proyek merupakan data sekunder yang di dapat dari pihak Balai TNUK. Disamping itu dilakukan survei langsung ke lokasi tapak serta dilakukan juga studi pustaka untuk pengerjaan proyek ini.

4.2.2. Kondisi Umum TNUK

Kawasan Ujung Kulon dinyatakan sebagai calon Taman Nasional pada tahun 1982, dari fungsi awalnya sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 736/Kpts/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 pada saat kongres III taman nasional sedunia di Bali. Kemudian, tahun 1992 kawasan Ujung Kulon ditetapkan sebagai taman nasional dan pengelolaannya dibawah Balai Taman Nasional Ujung Kulon berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 (BTNUK, 2010).

Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan aset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia (World Heritage) oleh UNESCO pada tahun 1991. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis. TNUK merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang Ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan (BTNUK, 2010).

4.2.1.1. Batas Geografis dan Administratif

Secara geografis kawasan ini terletak antara 6q30’43”-6q52’17” LU dan 102q2’32”-105q37’37” BT. Secara administratif TNUK terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. TNUK memiliki batas wilayah sebagai berikut (BTNUK, 2010):

(48)

1. Sebelah Barat dan Utara, berbatasan dengan Selat Sunda dan Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.

2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Teluk Selamat Datang dan Kecamatan Cimanggu, Kab. Pandeglang.

3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia.

TNUK yang terdiri dari daratan dan perairan merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya. TNUK merupakan hutan tropis dataran rendah dengan luas wilayah 122.956 ha, yang terdiri dari 78.619 ha daratan dan 44.337 ha perairan laut. Ditetapkannya taman nasional ini bertujuan untuk pelestarian sumber daya alam serta memberikan dukungan dalam kesejahteraan masyarakat setempat. Bagian-bagian penting dalam kawasan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu, Semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, Pulau Handeleum, Pulau Pecang, dan Pulau Panaitan (Gambar 5).

(Sumber : BTNUK, 2010)

Gambar

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan  Direktur Eksekutif PT. Idea Consultant
Tabel 3. Peralatan gambar yang digunakan Perusahaan  No.  Jenis alat gambar  Kegunaan  1
Tabel 5. Aplikasi software yang digunakan Perusahaan
Gambar 4.Struktur Tim Proyek Kajian terapan Desain Tapak Wisata Alam di  Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon
+7

Referensi

Dokumen terkait