• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi fauna burung sebagai objek interpretasi di Pulau Kapota

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

2. Deskripsi fauna burung sebagai objek interpretasi di Pulau Kapota

Cangak laut memiliki panjang tubuh total kira-kira 100-115 cm, memiliki warna coklat abu-abu, paruhnya kokoh dan kakinya yang panjang berwarna kekuningan (Coates & Bishop 2000). Perilaku umum yang dapat menarik untuk dilihat dari burung ini adalah saat mencari mangsadi tepi pantai. Biasanya burung ini lebih banyak diam dan akan bergerak sangat lambat agar makanan yang diincarnya tidak melarikan diri. Saat berdiam diri lehernya akan terlihat berbentuk huruf S. Burung ini termasuk diurnal dan soliter, sehingga bila dijumpai sering 1 ekor saja.

Cangak Laut (Ardea purpurea)

Penyebarannya di Pulau Kapota tidak banyak, selama penelitian berlangsung burung ini selalu dapat ditemukan di pantai yang menghadap ke Pulau Wangi-wangi atau di Jalur I. Burung cangak laut dapat ditemukan disiang hari saat air laut surut (terjadi kente). Cara melihatnya dengan cara mengendap-endap di atas pasir dan berjalan sepelan mungkin agar dia tidak pergi. Tapi biasanya satwa ini toleran terhadap manusia yang ada disekitarnya sehingga terkadang dia tidak lari meskipun pengamat berada dalam radius 10-15 m.

2) Kokokan Laut (Butorides striatus)

Kokokan laut memiliki panjang tubuh 43-48 cm, umumnya memperlihatkan postur horizontal yang seperti merunduk (Coates & Bishop 2000). Burung ini dapat dikenali dari warnanya yang keabu-abuan bertudung kehitaman sampai hijau tua, tungkai kekuningan, berwarna keputihan dibagian dada, dan ada garis hitam di sisi dada. Terdapat jambul kecil yang sulit untuk dilihat dari kejauhan. Perilaku umum yang dapat menarik untuk dilihat dari burung ini adalah saat mencari makanan ketika air laut surut dan dalam mencari mangsa biasanya berkelompok, burung ini tidak selalu berjalan tapi kadang melompat-lompat untuk mengejar ikan-ikan kecil.

Kokokan Laut (Butorides striatus)

Penyebarannya di Pulau Kapota cukup merata, biasanya banyak di temui di pesisir pantai Pulau Kapota dan lebih banyak jumlahnya di bagian selatan Pulau Kapota yaitu di pesisir pantai Aowolio. Burung ini biasa dijumpai di sore hari dan cara melihatnya sama dengan pengamatan burung pantai pada umumnya yaitu dengan cara mengendap-endap di atas pasir dan berjalan sepelan mungkin agar dia tidak terbang atau berlari dengan sangat cepat menghindari pengamat. Usahakan posisi pengamat dengan target tidak terlalu dekat karena burung ini tidak menyukai kehadiran pengamat.

3) Trinil Pantai (Actitis hypoleucos)

Trinil pantai memiliki panjang tubuh 20 cm, lingkaran mata putih, terdapat bercak coklat pada sisi dada, dada bagian bawah sampai lengkungan saya berwarna putih, sayap yang berwarna coklat dihiasi oleh palang putih dan ekor bertepi putih, paruh pendek dan tidak meruncing (Coates & Bishop 2000). Beda trinil pantai dengan trinil lainnya adalah adanya palang putih pada sisi dada yang terlihat jelas meskipun dari kejauhan. Perilaku umumnya yang bisa dilihat adalah sering menggerakkan naik turun ekornya, dan biasa mencari makan sambil berjalan dengan cepat di pantai saat terjadi air surut. Bila ada pengamat yang mendekati burung ini akan berlari dengan kencang kemudian baru terbang.

Burung ini dapat ditemukan disetiap pesisir pantai di Pulau Kapota terutama saat surut air laut. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut adalah di siang hari dan lebih banyak pada sore hari. Cara untuk melihatnya dengan menggunakan binokuler dan mengendap- endap di pasir karena burung ini sangat tanggap terhadap kedatangan pengamat.

4) Gajahan Penggala (Nunenius phaeopus)

Gajahan penggala memiliki panjang tubuh 38-46 cm, paruhnya panjang, melengkung ke bawah, dibagian kepala ada garis lurus memanjang dari pangkal paruh sampai leher berwarna hitam dan putih. Punggung bagian bawah sampai tunggir memiliki variasi warna putih dan coklat (Coates & Bishop 2000).

Gajahan Penggala (Nunenius phaeopus)

Perilaku umumnya belum diketahui untuk itu sebaiknya ada pengamatan lebih lanjut. Burung ini dapat ditemukan di bagian selatan Pulau Kapota. Waktu perjumpaan atau untuk melihat satwa tersebut adalah pagi hari atau sore hari saat air laut surut.

5) Gajahan Timur (Numenius madagascariensis)

Gajahan timur memiliki panjang tubuh 51-60 cm.. Perilaku umumnya belum banyak diketahui untuk itu sebaiknya ada pengamatan lebih lanjut. Posisi pada tapak, dapat ditemukan di bagian selatan Pulau Kapota dengan waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut adalah pagi hari atau sore hari saat air laut surut.

Gajahan timur yang ditemukan sedang terbang : a. (Sumber : http://orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=1223), b. Foto pribadi

6) Cekakak Sungai (Halcyon chloris)

Cekakak sungai memiliki panjang tubuhnya kira-kira 24-26 cm, burung ini sangat mudah dikenali dari warna bulu punggung berwarna biru hingga hijau biru dan ada strip putih yang melingkari leher dan mulai dari bagian bawah paruh hingga bagian bawah tunggir berwarna putih, kaki berwarna hitam (Coates & Bishop 2000). Bentuk paruhnya panjang dan melengkung pada bagian bawah serta terdapat warna cream dibagian bawah paruh. Perilaku umum, biasa terbang dan bertengger di berbagai ranting pohon dan melihat-lihat sekitar kawasan. Tidak ada perilaku khusus yang ditimbulkan, saat bertengger burung ini hanya terlihat seperti mengamati lingkungan sekitar.

Cekakak sungai (Halcyon chloris) sedang bertengger

Penyebaran dan posisi pada tapak, cekakak sungai tersebar di seluruh Pulau Kapota dan mudah ditemui. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. Dapat ditemui dari pagi hari hingga sore hari. Caranya sangat mudah karena burung ini dapat dilihat diberbagai tempat terutama di pantai saat terjadi surut air laut.

7) Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis)

Tekukur biasa atau dalam bahasa kapota sering disebut burung bokuru memiliki panjang tubuh sekitar 30-32 cm. bentuknya besar dan bulat. Leher bagian belakang berbintik-bintik putih dan hitam, penutup sayap dan punggung pucat dan bertotol gelap, bulu ekor luar kehitaman, bagian kaki berwarna merah muda (Coates & Bishop 2000).

Perilaku umum yang dapat dilihat yaitu sering bersuara dan nyaring. Meskipun dari jarak jauhpun suaranya masih didengar dan mudah dikenali. Posisi pada tapak, biasa menghuni lahan budidaya, semak, dan mangrove. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut, dapat ditemukan dan didengar suaranya pada siang hari hingga malam hari. Sulit untuk dilihat karena menyukai bertengger ditempat yang rimbun dan tersembunyi.

8) Uncal Ambon (Macropygia amboinensis)

Uncal Ambon atau dalan bahasa kapota sering disebut burung Iku melangka memiliki ciri warna dominan coklat, dan coklatnya bermacam-macam yaitu coklat muda hingga coklat tua. Bagian paruh berwarna hitam, kepala berwarna agak abu-abu pucat bercampur dengan putih bagian leher putih sampai kecoklatan, bagian dada sampai bagian bawah tunggir berwarna coklat tua dan bergaris-garis coklat muda, sedangkan punggung sampai ekor berwarna coklat tua.

Uncal Ambon (Macropygia amboinensis)

Perilaku umum berdasarkan catatan yang sudah ada, burung ini akan menimbulkan suara „wu-up‟ berirama meninggi yang diulang-ulang denganjarak kira-kira 5 kali dalam 10 detik. Posisi pada tapak, dapat ditemui terbang sore hari menuju bagian selatan Pulau Kapota disore hari, dan di hutan sara, jarang terlihat saat bertengger. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut yaitu dapat ditemukan secara langsung saat terbang di sore hari, biasanya bertengger di pohon-pohon yang rimbun sehingga jarang ditemukan saat bertengger.

9) Delimukan Timur (Chalcophaps stephani)

Delimukan timur atau dalam bahasa kapota disebut burung lembuko memiliki panjang tubuh 25 cm, kedua sayap berwarna hijau, punggung coklat, dua garis pucat pada punggung bawah terlihat dengan jelas, dan bagian dahi terdapat warna abu-abu pada betina dan putih pada jantan. Perilaku umum, biasanya mencari makan diatas tanah dan cepat tanggap terhadap kedatangan pengamat, sebelum pengamat mendekat burung ini sudah terbang. Burung ini jarang terlihat, selama pengamatan berlangsung hanya tercatat satu kali perjumpaan saat burung ini terbang. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. dapat dijumpai pada saat siang hari.

Delimukan timur (Chalcophaps stephani)

Sumber:http://orientalbirdimages.org/search.php?p=3&Bird_ID=674&Bird_Family_ID=&pagesize=1

10) Walik Molomiti (Ptilinopus subgularis)

Walik molomiti atau dalam bahasa kapota sering disebut hune kepala putih memiliki ciri morfologi pada bagian iris mata berwarna merah melingkar, dagu berwarna merah manggis dan bagian depan berwarna abu-abu pucat tidak terlalu jelas, bagian dada berbintik warna kekuningan, mulai dari tengkuk sampai ekor berwarna hijau dan bagian bawah tunggir berwarna kemerahan, dan kaki berwarna orange. Perilaku umum, jarang mengeluarkan suara yang keras dan sepeerti jenis lainnya menyukai bertengger ditempat pohon yang tinggi dan bertengger dalam bentuk berpasangan dalam kelompok-kelompok yang kecil. Burung ini biasa bertengger lebih lama dan jarang terbang berpindah-pindah.

Walik molomiti (Ptilinopus subgularis)

Posisi pada tapak, dapat ditemui ditempat-tempat terbuka yang memiliki pohon-pohon yang tinggi seperti cemara, bayur dan pohon beringin. Untuk bertengger burung ini menyukai pohon yang daunnya tidak rimbun. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. Dapat dijumpai pada siang hari karena satwa diurnal. Cara untuk melihatnya dapat menggunakan teropong karena akan lebih terlihat perbedaannya dengan jenis yang lain. Usahakan tidak bersuara dan jangan berada di radius yang terlalu dekat, bisa diamati dalam radius 10 m.

11) Pergam Hijau (Ducula aenea)

Pergam hijau dalam bahasa kapota sering disebut burung kenari merupakan jenis yang endemik daratan Sulawesi(Coates & Bishop 2000).Ciri morfologinya memiliki kepala dan tubuh bagian bawah keabu-abuan dan mantelnya keperungguan. Perilaku umumnya, sering bertengger di dahan-dahan yang pohonnya tinggi. Biasanya berpasangan dalam kelompok-kelompok kecil. Jarang terbang berpindah-pindah, biasa bertengger lebih lama terutama di pohon yang memiliki buah untuk dimakan.

Pergam Hijau (Ducula radiata)

Penyebaran dan posisi pada tapak, dapat ditemui ditempat-tempat terbuka yang memiliki pohon-pohon yang tinggi seperti cemara, bayur dan pohon beringin. Posisi pada tapak dapat dijumpai disekitar Hutan Sara, jalur menuju goa. Dapat dijumpai pada siang hari karena satwa diurnal. Cara untuk melihatnya dapat menggunakan teropong karena akan lebih terlihat perbedaannya dengan jenis yang lain. Usahakan tidak bersuara dan jangan berada di radius yang terlalu dekat, bisa diamati dalam radius 10 m.

12) Kekep Babi (Artamus leucorynchus)

Kekep Babi memiliki ciri morfologi dengan panjang tubuh sekitar 20 cm, memiliki ciri warna abu-abu tua dengan bagian bawah putih dan mata merah. Untuk jantan bagian tenggorokan hitam, sedangkan betina abu-abu. Perilaku umum, biasa bertengger pada ranting kayu dan lebih sering ditemui di atas daun kelapa. Biasanya dapat ditemukan berpasangan.

Posisi pada tapak, penyebaran diPulau Kapota berada di pesisir pantai terutama lahan terbuka yang ditumbuhi oleh kelapa. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. dapat ditemukan siang hari.

13) Betet-kelapa Punggung-biru (Tanygnathus sumatranus)

Betet kelapa punggung biru atau dalam bahasa kapota disebut burung karenga memiliki bentuk paruh bengkok, jantan memiliki paruh merah yang besar, sedangkan betina seluruhnya berwarna hijau dengan warna paruh putih. Perilaku umumnya senang berterbangan dilahan perkebunan masyarakat karena memakan hasil perkebunan terutama di malam hari. Suaranya terdengar parau dan setiap terbang biasanya akan menimbulkan suara.

Betet-kelapa Punggung-biru (Tanygnathus sumatranus)

Sumber : http://orientalbirdimages.org/search.php?p=2&Bird_ID=533&Bird_Family_ID=&pagesize=1 Posisi pada tapak, dapat ditemui di perkebunan jambu mete masyarakat. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut, dapat dijumpai disinang hari dan malam hari. Tetapi dimalam hari sulit terlihat karena gerakannya yang pelan dan akan berhenti makan jika terdengar gerakan-gerakan. Disiang hari pengamat harus lebih sabar menunggu di pohon jambu mete yang sedang berbuah karena jika burung ini mengetahui ada ancaman dia akan langsung terbang berpindah kepohon lain yang sulit terlihat. Saat pengamatan berlangsung diusahakan tidak bersuara.

14) Srigunting-jambul rambut (Dicrurus hottentottus)

Srigunting-jambul rambut dalam bahasa kapotanya burung ekor ikan memiliki ciri yang paling mudah untuk dikenali yaitu bentuk ekornya seperti ekor ikan dan bentuk badannya gemuk dan pendek. Dapat dikenali juga dengan warna punggung, tunggir, ekor, dan bagian perut hitam mengkilap bahkan dapat dikatakan semua bagian tubuhnya berwarna hitam. Burung ini saat ditempa oleh sinar matahari warna bulu-bulunya akan berkilauan dan membentuk warna-warna seperti hijau kehitaman yang bercahaya. Perilaku umum, menyukai terbang membumbung mengikuti aliran udara panas, menyukai bertengger rapat pada sebuah dahan terutama saat pagi

hari. Merupakan satwa diurnal dan umumnya berada dalam kelompok kecil yang lepas, dapat ditemui dalam jumlah 4-5 ekor.

a. b.

Srigunting-jambul rambut (Dicrurus hottentottus) a. (Foto pribadi) b. (Sumber: http://www.pbase.com/ingotkfr/image/103048462)

Penyebaran dan posisi pada tapak, burung ekor ikan dapat ditemui di kebun-kebun masyarakat, hutan lebat seperti di hutan sara. Posisi pada tapak yaitu di sepanjang jalur menuju objek togo molengo dan dibagian hutan sara yang telah terbuka atau bekas tebangan kayu. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. Dapat ditemui sepanjang hari mulai dari pagi hingga sore hari. Untuk spot-spot tertentu seperti jalur menuju objek togo molengo sudah dapat ditemui mulai jam 7 pagi. Burung-burung ini akan mengeluarkan suara bising dibagian pepohonan dan saling sahut menyahut. Saat pengamat melakukan gerakan satwa ini tidak langsung terbang tetapi matanya akan terus mengawasi gerak-gerik pengamat dan pada radius yang terlalu dekat burung ini akan terbang ke dahan lain yang tidak terlalu jauh sehingga masih bisa diikuti. Cara untuk melihat burung kekep sebaiknya berada pada radius yang tidak terlalu dekat atau sebaiknya kira-kira 5 meter, dan diusahakan jangan menimbulkan suara.

15) Kepudang Kuduk-hitam (Oriolus chinensis)

Kepudang kuduk hitam atau dalam bahasa kapotanya burung kalirihu sangat mudah dikenali dari warna bulunya yang kuning keemasan, ada garis hitam lebar melalui wajah dan sekeliling tengkuk, sayap dan ekor tidak sepenuhnya berwarna hitam tapi bercampur dengan warna kuning, warna kaki hitam dengan paruh yang tidak terlalu panjang dan tidak meruncing. Perilaku umum, tidak menyukai bertengger terlalu lama dan tempat bertengger biasanya dipohon-pohon yang tinggi seperti cermara, kayu besi dan beringin. Disaat bertenggerpun selalu berpindah antara dahan ke dahan dalam satu pohon. Kicauannya seperti bunyi seruling tetapi burung ini jarang sekali mengeluarkan suara.

Kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis)

Jenis ini tersebar diseluruh Pulau Kapota dan jenis ini hanya dapat ditemui di Sulawesi dan sangat umum dijumpai. Menyukai tempat-tempat yang terbuka sampai hutan, terutama dikebun-kebun masyarakat. Hanya dapat dijumpai disiang hari dan untuk melakukan pengamatan diperlukan kehati-hatian, jangan menimbulkan suara karena burung ini biasanya hanya bertengger dalam waktu yang singkat terutama jika dianggapnya ada gerakan-gerakan yang mengancam.

16) Burung Gagak hutan (Corvus enca)

Gagak enca dalam bahasa kapotanya kongka, berdasarkan catatan yang telah ada burung ini memiliki panjang tubuh 46-53 cm. busur paruh agak melengkung, dan irisnya gelap. Secara keseluruhan warna paruh, tubuh, ekor dan kaki berwarna hitam mengkilat. Perilaku umum, biasa mencari makanan sisa manusia terutama ikan. Burung ini akan mengendap-endap untuk mendapatkan makanan tersebut meskipun dia tahu ada ancaman. Burung gagagk akan terbang sebentar saat diusir dan tidak berapa lama kemudian dia akan kembali mengendap-endap untuk mencuri makanan tersebut

Gagak hutan (Corvus enca)

Posisi pada tapak, banyak ditemui di perkebunan kelapa sawit, dan di perkampungan. Dapat dijumpai disiang hari hingga sore hari. Cara untuk melihatnya sangat mudah karena saat tercium bau makanan seperti ikan atau daging-daging di perkebunan kelapa maka burung ini akan

segera muncul dan dapat dilihat. Usahakan pengamat pura-pura tidak melihat kemunculannya karena jika burung gagak merasa terlihat oleh pengamat burung ini akan terbang kembali.

17) Burung-madu sriganti (Cinnyris jugularis plateni)

Burung madu hitam atau dalam bahasa kapotanya burung cui dapat dikenali dari warna bagian punggung hijau muda dan sayap berwarna hijau lebih tua , bagian kepala keabu-abuan dan tidak ada warna pada iris mata, disekitar tenggorokan berwarna putih, paruh berwarna hitam dan bentuknya lebih meruncing dari burung madu lainnya, bagian dada sampai bagian dibawah tunggir berwarna kuning zaitun, ekor berwarna hitam,dan bagian kaki berwarna hitam. Perilaku umum, biasanya burung ini dapat dikenali dengan suaranya yang pendek bernada tinggi dan sering berpindah-pindah diantara semak-semak dan ranting-ranting kayu. Burung cui memiliki sifat awas terhadap setiap gerakan-gerakan yang ada disekelilingnya, sehingga membuat burung ini menyukai terbang berpindah-pindah dalam jarak dekat.

Burung-madu sriganti (Cinnyris jugularis plateni) Sumber:

http://orientalbirdimages.org/search.php?Bird_ID=2123&Bird_Image_ID=32390&Bird_Family_ID=&p=46 Burung cui dapat ditemukan di kebun-kebun masyarakat seperti kebun singkong dan jagung, dilahan yang terbuka, dan dibagian-bagian semak belukar di dataran rendah. Burung cui termasuk burung yang diurnal sehingga dapat dilihat sepanjang hari mulai dari pagi hingga sore hari. Cara untuk melihatnya dengan menggunakan binokuler agar terlihat lebih jelas. Saat pengamatan berlangsung usahakan tidak ada suara karena sifatnya yang awas terhadap gerakan- gerakan terutama dari manusia yang dianggapnya sebagai ancaman.

18) Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum)

Cabai gunung memiliki panjang tubuh 9-9,5 cm. burung jantan ciri-cirinya yaitu pada bagian atas berwarna hitam biru mengkilap, tenggorokan dan dada merah, ada setrip kehitaman dibagian perut dan warna putih di bagian sisi sayap perut sampai bawah tunggir. Kakinya berwarna hitam. Perilaku umum, berkicau dengan nyaring dan selalu bergerak di antara ranting- ranting pada pohon yang sama. Belum diketahui secara pasti karena hanya ditemukan 1 kali. Waktu perjumpaan dan cara untuk melihat satwa tersebut. dapat ditemui saat pagi hari hinga sore hari karena sangat ini termasuk diurnal.

Lampiran 3 Beberapa jenis tumbuhan mangrove yang dapat dijumpai di Pulau

Dokumen terkait