• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melakukan Kajian Teoritis dan Merumuskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Melakukan Kajian Teoritis dan Merumuskan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori pada hakikatnya tidak praktis, “impractical” (Beauchamp), 1975). Dunia praktis terbentuk dalam kumpulan – kumpulan pristiwa khusus, sedang dunia teori berkembang dari generalisasi, hukum, aksioma dan teorema yang menjelaskan pristiwa – pristiwa khusus dan hubungan antara peristiwa tersebut.1

Posisi teori dalam penelitian merupakan rujukan dan acuan dari kegiatan penelitian. Peneliti diperbolehkan untuk mengutip pemikiran para ahli dengan batasan tertentu dan tidak mengutip secara berlebihan. Karena peneliti juga harus memiliki konsep sendiri tentang masalah – masalah yang akan dia teliti sehingga kerangka pikir dalam mengkaji teori merupakan konstruksi teoritis peneliti tentang masalah - masalah penelitian yang akan diteliti.

Penggunaan teori bidang ilmu digunakan untuk menyusun sebuah hipotesis. Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara atau dugaan sementara tentang hunbungan dua variabel atau lebih. Hipotesis akan dibuat ketika peneliti telah mengumpulkan data dan mengolahnya sebelum melakukan analisis lanjutan terhadap data tersebut.

Kajian teori akan memudahkan peneliti untuk dapat menentukan bagaimana dia akan mengolah data dan membuat suatu hipotesis. Kajian teori telah ada berdasarkan pemikiran para ahli dibidangnya masing-masing. Kajian teori ini akan dijadikan landasan atau pendekatan bagi para peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.

Peneliti memerlukan berbagai aktifitas penelitian sebelum dapat menyimpulkan atau memecahkan masalah yang sedang ditelitinya.

Misalnya pada penelitian mengapa di SMP 2 Bandar Lampung Kelas 7 banyak nilainya kurang dari KKM pada Materi Bahasa Arab. Ini bisa saja terjadi tentunya peneliti akan mengumpulkan data-data yang terkait dengan permasalahan tersebut, peniliti akan menggunakan kajian teori tertentu sebagai landasan atau pendekatannya, kemudian peneliti akan menentukan hipotesis untuk melakukan

(2)

analisa data lanjutan sebelum akhirnya akan lahir sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian tersebut.

B. Masalah

Adapun permasalah yang akan dibahas dalam makalah kami ini adalah tentang pengertian kerangka teori.

1. Apa yang dimaksud dengan teori dan fungsi nya ? 2. Apa pengertian hipotesis?

3. Apa saja kegunaan hipotesis? 4. Apa saja karakteristik hipotesis?

5. Apa saja tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum? 6. Bagaimana jenis-jenis hipotesis?

7. Apakah menguji berhipotesis?

C. Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990).

Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupkan ciri bahwa penelitian itu merupkan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :

1. Teori yang deduktif : Memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan

2. Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data kearah teori.

3. Teori yang Fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut:

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu Hukum-hukum menunjukan hubungan antara Variabel-Variabel empiris dan dapat diramal sebelumnya

2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang diperoleh dan itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif)

(4)

Berdasarkan data tersebut diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau system pengertian ini dapat diperoleh melalui jalan yang sistematis, suatu teori dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka dia bukan teori.

Kerangka teori sering kali diartikan senada dengan kerangka pikir, Apa yang dimaksud dengan kerangka pikir ?, Kerangka pikir adalah proses yang sangat penting dalam menyusun suatu penelitian, karena dalam proses ini pembaca dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dan bagaimana urutan penelitian itu dilakukan.

Kerangka pikir penelitian merupakan urut-urutan logis dari pemikiran peneliti untuk memecahkan suatu masalah penelitian, yang dituangkan dalam bentuk bagan dengan penjelasannya. Beberapa ahli memberi definisi sebagai berikut:

Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004:25) Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel.

Selanjutnya menurut Sekaran (1992:72) kerangka berpikir yang baik adalah memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Variabel penelitian diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama

2. Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu dengan lainnya

3. Jika sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal ini seharusnya menjadi dasar dalam uraian kerangka berfikir apakah hubungan itu positif atau negatif

4. Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antara variabel itu ada.

(5)

6. Pada analisis kuantitatif, kerangka pikir ini memuat latar belakang masalah, kemudian masalah yang diteliti, dan dilanjutkan dengan metode serta variabel penelitian. Terakhir kerangka ini biasanya memuat tujuan penelitian, saran atau kesimpulan penelitian. Sebelum ataupun setelah dibuat bagan kerangka pikir penelitian, maka biasanya peneliti membuat penjelasan runtut dan sistematis terkait dengan bagan yang akan / telah dibuatnya tersebut

Kerangka teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun oleh peneliti sebagai kerangka acuan memecahkan masalah dan untuk merumuskan hipotesis (jika hipotesis dipandang perlu dicantumkan)

Hasil kajian pustaka adalah dukungan teori (apa yang dikenal dengan “kerangka teori” dan “kerangka berpikir”. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat bagi peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.

Berikut ini adalah contoh penelitian, yaitu:

“Kualitas Pengelolaan Kelas Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar Guru Sekolah Dasar”

Untuk dapat menyusun kerangka teori dari judul diatas, maka peneliti terlebih dahulu harus menentukan pengertian-pengertian yang terkandung dalam judul tersebut:

a. Kualitas pengelolaan kelas b. Latar belakang pendidikan guru c. Pengalaman mengajar guru

d. Pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap kualitas pengelolaan kelas e. Pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap kualitas pengelolaan kelas. B. Fungsi Teori

Ada dua pendapat yang menerangkan tentang fungsi teori yang pertama, Snelbecker (1974:28-31) menyatakan ada empat fungsi suatu teori, yaitu :

1. Mensistematiskan penemuan – penemuan penelitian

2. Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban.

(6)

4. Dalam hal ini, untuk menjawab pertanyaan mengapa.

Menurut Glaser dan Strauss (1967:3) ada 5 fungsi teori yang mengkhususkan pada sosiologi yaitu :

1. Memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan prilaku kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan prilaku.

2. Bermanfaat dalam menemukan teori dalam sosiologi.

3. Digunakan dalam aplikasi praktis peramalan dan penjelasannya harus memberikan pengertian kepada para praktisi dan beberapa pengawasan terhadap situasi.

4. Memberikan perspektif bagi prilaku, yaitu pandangan yang harus dijaring dari data, dan

5. Membimbing serta menyajikan gaya bagi penelitian dalam beberapa bidang prilaku.

Jika dikaji, ternyata keduanya mempunyai persamaan dalam fungsi teori guna menjelaskan dan meramalkan fenomena. Selain itu, rumusan Glaser dan Strauss dilengkapi dengan fungsi praktis dalam gaya penelitian. Perbedaan keduanya terletak pada anggapan tentang hipotesis. Snelbecker memandang hipotesis itu sebagai bagian pariferi sesuatu teori yang menghubungkan teori dengan fenomena, sedangkan Glaser dan Strauss memandang hipotesis merupakan inti teori yang diperbolehkan dari data.2

C. Merumuskan Hipotesis

1. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah ;thesis = pendirian,

pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah

ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah

berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.3

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Op Cit,. hlm. 58

(7)

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.4

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis,

peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala.

Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji

kebenarannya disebut teori.5

Contoh:

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada

hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya

sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.6

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang

melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis

ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan

bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.7 2. Kegunaan Hipotesis

Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:8

4 Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008, Hal.10

5 Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition,

New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, Hal. 7-19

6Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005, Hal. 156-209

7 Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod Ibid., hlm.

(8)

1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. 2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:9

1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada. 2. Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.

3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti. 4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti. 3. Karakteristik Hipotesis

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.[8] Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.10

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:11

1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan

masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis

merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.

2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara

operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus

9Badriah, Dewi L, http://www.kopertis4.or.id/Pages/data

%202006/kelembagaan/studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc, diakses 01 November 2010 pukul 13.00 WIB

(9)

mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.

3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis

deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau

distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai

yang mempunyai makna.

4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.

5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel

yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode

observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.

(10)

7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit

4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:12

1. Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian,

hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot

yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

(11)

5. Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat

diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila

hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

6. Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi

ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok

dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta. 5. Jenis-Jenis Hipotesis13

a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan

Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian

korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.

b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol

Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :

1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.

(12)

2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y, untuk “H0” dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha” / “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.

c) Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)

Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.

6. Menguji Hipotesis

Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang hubungan

tentative antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian.

Untuk menguji hipotesis diperlukan :

a) Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data

b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian yang digunakan.

(13)

A. Kesimpulan

Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaidah dalam meneliti. Tahapan awal dari suatu penelitian adalah menciptakan pertanyaan mengenai suatu fenomena yang dipilih untuk diteliti. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan definisi, fakta dan nilai suatu objek kajian.

Teori yang deduktif : Memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan, Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Teori yang Fungsional : disini tampak satu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.

Sebagai pedoman kerja, peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian.

Ada 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) (hipotesis nihil) yang juga disebut hipotesis statistik. Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat:

a. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha ( ). ɑ

b. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β). B. Saran

Dengan segenap kelemahan selaku insan yang tak berdaya, kami sadar akan kelemahan kami, tugas yang diharapkan belumlah mencapai kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna kami berbuat yang lebih baik lagi.

(14)

ilmu. Dengan berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan masa.

(15)

Badriah, Dewi L, http://www.kopertis4.or.id/Pages/data

%202006/kelembagaan/studi_kepustakaan_DR%5B1%5D._Dewi.Doc, diakses 01 November 2010 pukul 13.00 WIB

Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition, California : Sage Publication, 2003.

Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005.

Nasehuddien, Toto Syatori. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.

Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010).

Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993

Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.

Mahsun,Prof. Dr. M.S. Metode Penelitian Bahasa, terhadap strategi, metode dan tekniknya, Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2007

Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2009

Referensi

Dokumen terkait

sebagai Anggota Komisi Pembimbing.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang merah ( Allium cepa var. Hasil penelitian

Salah satu dari program yang biasa kita gunakan adalah game dimana 2 game yang “sama”, menggunakan hardware yang sama, tetapi menggunakan algoritma yang berbeda, bisa

Pencapaian tujuan ini menyangkut aspek masukan, proses, keluaran serta nilai derajat kebaikan, keutamaan, dan kesempurnaan (degree of excellence). Pencapaian tujuan

Sedangkan untuk mengukur radioaktivitas gamma latar rendah digunakan alat spektrometer gamma supresi compton yang memiliki detektor utama HPGe, dan dilengkapi dengan detektor

Anggaran yuran keseluruhan program akademik KUIS dan juga anggaran jumlah pinjaman PTPTN (untuk Warganegara Malaysia sahaja) atau Tabung Tajaan Khas KUIS (TKK) dalam

Dari pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA.. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN

Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak